PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS MAJASARI Jl. Stadion Badak Kuranten Saruni pandeglang Email :
[email protected] :
[email protected],, telp, (0253) 205401
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MAJASARI Nomor
: 087/SK/PKM-MJS/I/2017 TENTANG
PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSKESMAS MAJASARI, Menimbang
:
a.
bahwa untuk menunjang layanan klinis di puskesmas, maka perlu didukung oleh pelayanan obat yang baik;
b.
bahwa untuk menunjang pelayanan klinis di puskesmas diperlukan adanya kebijakan tentang penyediaan obat
yang menjamin
ketersediaan obat yang dibutuhkan puskesmas; c.
bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu menetapkan
keputusan
kepala
puskesmas
Majasari
tentang
penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat;
Mengingat
:
1.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.922 tahun 2008 tentang Obat dan Perbekalan Kesehatan;
2.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3.
Peraturan Pemerintah
No.51 No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian; 4.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
5.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;
MEMUTUSKAN
Menetapkan
:
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MAJASARI TENTANG PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT
Kesatu
:
Menentukan penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat sebagaimana terlampir dalam keputusan ini.
Kedua
:
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya;
Ditetapkan di
:
Majasari
pada tanggal
:
2 Januari 2017
KEPALA PUSKESMAS MAJASARI,
EUIS JUBAEDAH
Lampiran I
:
Keputusan Kepala Puskesmas Majasari
Nomor
:
087/SK/PKM-MJS/I/2017
Tentang
:
Penyediaan Obat yang Menjamin Ketersediaan Obat
PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT
Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat diwujudkan dalam kegiatan pengendalian obat. Tujuan kegiatan pengendalian obat agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar, yang terdiri dari: 1. Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu di puskesmas dan seluruh unit pelayanan. 2. Menentukan:
- Stok optimum - Stok pengaman/penyangga (buffer stock ) 3. Menentukan waktu tunggu.
Pengendalian obat terdiri dari: 1. Pengendalian Persediaan. 2. Pengendalian Penggunaan. 3. Penanganan Obat Hilang.
1. Pengendalian Persediaan
Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan terhadap stok kerja, stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok. Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan perlu diperhitungkan keadaan stok yang seharusnya ada pada waktu kedatangan obat atau jika dimungkinkan memesan, maka dapat dihitung jumlah obat yang dapat dipesan dengan rumus:
SO = SK + SWK + SWT + SP
Sedangkan untuk menghitung permintaan obat dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: Permintaan = SO - SS
Keterangan: SO
= Stok Optimum
SK
= Stok Kerja (stok pad periode berjalan)
SWK
= Jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan obat
SWT
= Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu ( Lead Time)
SP
= Stok Penyangga
SS
= Sisa Stok
Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal – hal yang perlu diperhatikan adalah: 1. Mencantumkan jumlah stok optimum pada LPLPO. 2. Melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang apabila terdapat pemakaian yang melebihi rencana. 3. Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada Kepala Puskesmas tentang pemakaian obat tertentu yang banyak dan obat lainnya yang masih mempunyai persediaan banyak.
Pemeriksaan Stock Opname Obat dilakukan setiap akhir bulan, dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan antara kartu stok obat dengan fisik obat, yaitu jumlah setiap jenis obat. 2. Pengendalian Penggunaan
Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga kualitas pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat. Pengendalian penggunaan meliputi: a. Prosentase penggunaan antibiotik pada kasus ISPA non Pneumonia dan Diare non Spesifik. b. Prosentase penggunaan injeksi pada kasus Myalgia. c. Prosentase rata – rata jumlah R/. d. Kesesuaian dengan Pedoman.
3. Penanganan Obat Hilang, Obat Rusak dan Kadaluwarsa a. Penanganan Obat Hilang
Tujuan
dilaksanakan
penanganan
obat
hilang
adalah
sebagai
bukti
pertanggungjawaban Kepala Puskesmas sehingga diketahui persediaan obat saat itu.
Obat
juga
dinyatakan
hilang
apabila
jumlah
obat
dalam
tempat
penyimpanannya ditemukan kurang dari catatan sisa stok pada kartu stok. Pengujian silang antara jumlah obat dalam tempat penyimpanan dengan catatan sisa stok dilakukan secara berkala satu tahun sekali oleh Kepala Puskesmas. Dalam menangani obat hilang, maka langkah – langkah yang harus dilakukan adalah: 1. Petugas pengelola obat menyusun daftar jenis dan jumlah obat yang hilang untuk dilaporkan kepada Kepala Puskesmas. 2. Kepala Puskesmas memeriksa dan memastikan kejadian tersebut kemudian menerbitkan Berita Acara Obat Hilang. 3. Kepala Puskesmas menyampaikan laporan kejadian tersebut kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang disertai Berita Acara Obat Hilang. 4. Petugas pengelola obat mencatat jenis dan jumlah obat yang hilang pada Kartu Stok. 5. Apabila jumlah obat yang tersisa tidak mencukupi kebutuhan pelayanan, maka petugas pengelola obat segera mengajukan permintaan obat kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang dengan menggunakan LPLPO. 6. Apabila hilangnya obat karena pencurian, maka dilaporkan kepada Kepolisian.
b. Penanganan Obat Rusak/Kadaluwarsa
Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk melindungi pasien dari efek samping penggunaan obat rusak/kadaluwarsa. Dalam menangani obat rusak/kadaluwarsa, maka langkah – langkah yang harus dilakukan adalah: 1. Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak dan di simpan terpisah dalam gudang obat. 2. Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada Kartu Stok oleh petugas pengelola obat. 3. Petugas pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluwarsa kepada Kepala Puskesmas.
4. Kepala
Puskesmas
melaporkan
dan
mengirimkan
kembali
obat
rusak/kadaluwarsa kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang.
KEPALA PUSKESMAS MAJASARI,
EUIS JUBAEDAH