PEMERINTAH KOTA BATAM DINAS KESEHATAN PUSKESMAS BULANG Jln.Zakaria Ahmad Kel.Pulau Buluh Kec Bulang Tlp: 0811 7756 988 Email :
[email protected]
KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS BULANG NOMOR : ........./............/........./2017 TENTANG PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT KEPALA UPTD PUSKESMAS BULANG
Menimbang
:
a.
Bahwa untuk menunjang layanan klinis di Puskesmas, maka perlu didukung oleh pelayanan obat yang baik.
b.
Bahwa untuk menunjang pelayanan klinis di UPT Puskesmas Bulang diperlukan adanya kebijakan tentang penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat yang dibutuhkan Puskesmas. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu
c.
menetapkan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Bulang tentang Penyediaan Obat Yang Menjamin Ketersediaan Obat.
Mengingat
:
a.
UU Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan;
b.
Peraturan Pemerintah No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian;
c.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Men.Kes/SK/II/ 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas;
d.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.922 tahun 2008 tentang Obat dan Perbekalan Kesehatan;
e.
Peraturan Menteri Kesehatan No.1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
:
KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS BULANG TENTANG PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT.
Menentukan penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat :
Pertama
Kedua
sebagaimana terlampir dalam keputusan ini. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
:
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di pada tanggal
: Batam :
KEPALA PUSKESMAS BULANG
Dr.Desi Atry NIP: 19710526 201001 2 001
2017
Daftar Lampiran
PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT
Nomor Tanggal
: Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Bulang Batam : / / /2017 :
Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat diwujudkan dalam kegiatan pengendalian obat. Tujuan kegiatan pengendalian obat agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar, yang terdiri dari: 1. Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu di Puskesmas dan seluruh unit pelayanan. 2. Menentukan: - Stok optimum - Stok pengaman/penyangga (buffer stock) 3. Menentukan waktu tunggu. Pengendalian obat terdiri dari: 1. Pengendalian Persediaan. 2. Pengendalian Penggunaan. 3. Penanganan Obat Hilang.
1. Pengendalian Persediaan Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan terhadap stok kerja, stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok. Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan perlu diperhitungkan keadaan stok yang seharusnya ada pada waktu kedatangan obat atau jika dimungkinkan memesan, maka dapat dihitung jumlah obat yang dapat dipesan dengan rumus:
Q = SK + SP (WT x D) – SS Keterangan: Q = jumlah obat yang dipesan SK = stok kerja SP = stok pengaman WT = waktu tunggu SS = sisa stok D = pemakaian rata – rata per minggu/ per bulan Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal – hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Mencantumkan jumlah stok optimum pada kartu stok. 2. Melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung apabila terdapat pemakaian yang melebihi rencana. 3. Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada Kepala Puskesmas tentang pemakaian obat tertentu yang banyak dan obat lainnya masih mempunyai persediaan banyak. Pemeriksaan Besar (pencacahan) dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan antara kartu stok obat dengan fisik obat, yaitu jumlah setiap jenis obat. Pemeriksaan ini dilakukan setiap bulan. 2. Pengendalian Penggunaan Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga kualitas pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat. Pengendalian penggunaan meliputi: a. Prosentase penggunaan antibiotik. b. Prosentase penggunaan injeksi. c. Prosentase rata – rata jumlah R/. d. Prosentase Obat penggunaan obat generik. e. Kesesuaian dengan Pedoman. 3. Penanganan Obat Hilang, Obat Rusak dan Kadaluwarsa a. Penanganan Obat Hilang Tujuan dilaksanakan penanganan obat hilang adalah sebagai bukti pertanggungjawaban Kepala Puskesmas sehingga diketahui persediaan obat saat itu. Obat juga dinyatakan hilang apabila jumlah obat dalam tempat penyimpanannya ditemukan kurang dari catatan sisa stok pada kartu stok. Pengujian silang antara jumlah obat dalam tempat penyimpanan dengan catatan sisa stok dilakukan secara berkala satu tahun sekali oleh Kepala Puskesmas. Dalam menangani obat hilang, maka langkah – langkah yang harus dilakukan adalah: 1. Petugas pengelola obat menyusun daftar jenis dan jumlah obat yang hilang untuk dilaporkan kepada Kepala Puskesmas. 2. Kepala Puskesmas memeriksa dan memastikan kejadian tersebut kemudian menerbitkan Berita Acara Obat Hilang. 3. Kepala Puskesmas menyampaikan laporan kejadian tersebut kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung disertai Berita Acara Obat Hilang. 4. Petugas pengelola obat mencatat jenis dan jumlah obat yang hilang pada Kartu Stok. 5. Apabila jumlah obat yang tersisa tidak mencukupi kebutuhan pelayanan, maka petugas pengelola obat segera mengajukan permintaan obat kepada Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dengan menggunakan LPLPO. 6. Apabila hilangnya obat karena pencurian, maka dilaporkan kepada Kepolisian. b. Penanganan Obat Rusak/Kadaluwarsa Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk melindungi pasien dari efek samping penggunaan obat rusak/kadaluwarsa.
Dalam menangani obat rusak/kadaluwarsa, maka langkah – langkah yang harus dilakukan adalah: 1. Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak dalam gudang obat. 2. Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada Kartu Stok oleh petugas pengelola obat. 3. Petugas pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluwarsa kepada Kepala Puskesmas. 4. Kepala Puskesmas melaporkan dan mengirimkan kembali obat rusak/kadaluwarsa kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam.
Batam Kepala UPT Puskesmas Bulang
Dr.Desi Atry NIP: 19710526 201001 2 001