PRAKTIKUM SISTEM VIDEO “TELEVISI KABEL” PERCOBAAN 4
Oleh: KELOMPOK 2 - JTD 3C Dic! E" C"#$%"
&34&&'((')*('
PRO+RAM STUDI JARIN+AN TELEKOMUNIKASI DI+ITAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NE+ERI MALAN+ Mei, 2(&'
PERCOBAAN 4 TELEVISI KABEL && T./."# : 1. Menentukan atenuasi keluaran modulator sebelum didistribusikan ke pelanggan. 2. Menentukan besarnya atenuasi sepanjang saluran. 3. Mengetahui penguatan pada penguat televisi kabel
&2 Pe%"l"0"# !"#1 $i1.#""# :
NO
Keterangan
1.
1 pe!trum Analy"er # $% &nstek $' ( )2* 2+* $,"
2.
1 Modulator 3 kanal : Winerset WR – 582
3.
1
Konektor N male to N male
Alat dan Bahan
-.
1 'o%er plitter # / Antena model 0 ( **3 1 ( 1- M,"4
.
1 Ampli5ier # 6inersat 6A ( )7 - ( )7 M," + - dB $ain4
7.
1 Kabel koaksial 8$9: *
Ω
± 1- m4 # Belden 6ire
*.
1 Konektor N male to BN; 5emale
).
2 Konektor mat!hing impedan!e * Ω
:.
1 Kabel penghubung *
Ω ± 2
m4
-
&3 Di"1%" R"#1"i"#
+""% & Di"1%" R"#1"i"# Telei5i K"el
&4 PENDA6ULUAN &4& U/.#1 6e"$ 7 Head End 8
dalam daerah 5rekuensi super dari => kabel. Akan tetapi+ kehilangan9kehilangan pada saluran diimbangi dengan menggunakan penguat 5rekuensi radio 8? ampli5ier4 dengan bidang 5rekuensi yang lebar yang ditempatkan sepanjang jaringan kabel seperti pada gambar 2.3. 'ada sistem distribusi+ saluran utamanya adalah trunk. ari saluran utama ini+ kabel9kabel !abang diperpanjang ke kelompok pelanggan. aluran untuk masing9 masing pelanggan disebut drop. etiap penguat saluran trunk mempunyai penguatan yang sama dengan kerugian saluran untuk jarak antara penguat. Nilai khasnya adalah - dB+ atau suatu penguatan tegangan sebesar 1.
+""% 2 Di"1%" l9 5i50e $i50%i.5i 0elei5i "el
&43 PERCOBAAN
ebelum dilakukan pengujian+ terlebih dahulu dilakukan pengkalibrasian pada pe!trum Analy"er. etelah itu pengujian pada output modulator dapat dimulai. C"0"0"# #
lebih baik jika digunakan matching impedance dari *
Ω ke
Ω atenuasi
*+) dB4.
A/V1
A/V2 A/V3
MODULATOR
3.
-.
$ambar pengujian pada =' *
.
Ke0e%"#1"# : tart # ," top # :2). M," Marker 2 # 3.-:7 M,"+ 9)2.3 dBm
pan # :2). M," Marker 1 # -:+2327 M,"+ 9*+3 dBm Marker 3 # 11+2*-3 M,"+ 9-:+ dBm TP &B
Ke0e%"#1"# : tart # -:3.-:7 M," top # 13.-:7 M," Marker 2 # 3.23)3 M,"+ 92.1 dBm
pan # 2. M," Marker 1 # -:+2327 M,"+ 93+3 dBm Marker 3 # 11+2*-3 M,"+ 9-)+- dBm
TP 2
383
Ke0e%"#1"# : tart # -:3.-:7 ," top # 13.-:7 M," Marker 2 # 3.23)3 M,"+ 9*. dBm
pan # 2. M," Marker 1 # -:+2327 M,"+ 9)1+ dBm Marker 3 # 11+2*-3 M,"+ 9)-+2 dBm TP 3
Ke0e%"#1"# : tart # -:3.-:7 ," top # 13.-:7 M," Marker 2 # 3.23)3 M,"+ 9*+- dBm
pan # 2. M," Marker 1 # -:+2327 M,"+ 977+* dBm Marker 3 # 11+2*-3 M,"+ 971+3 dBm
TP 4
Ke0e%"#1"# : tart # -:3.-:7 ," top # 13.-:7 M," Marker 2 # 3.23)3 M,"+ 9*3.* dBm
pan # 2. M," Marker 1 # -:+2327 M,"+ 9)3+- dBm Marker 3 # 11+2*-3 M,"+ 9**+2 dBm TP)
Ke0e%"#1"# : tart # -:3.-:7 ," top # 13.-:7 M," Marker 2 # 3.23)3 M,"+ 9*7+7 dBm
pan # 2. M," Marker 1 # -:+2327 M,"+ 9*3+ dBm Marker 3 # 11+2*-3 M,"+ 9*-+* dBm
TP'
Ke0e%"#1"# : tart # -:3.-:7 ," top # 13.-:7 M," Marker 2 # 3.23)3 M,"+ 9*:+7 dBm
pan # 2. M," Marker 1 # -:+2327 M,"+ 9)2+ dBm Marker 3 # 11+2*-3 M,"+ 9*)+* dBm TP
Ke0e%"#1"# : tart # -:3.-:7 ," top # 13.-:7 M," Marker 2 # 3.23)3 M,"+ 9)1. dBm
pan # 2. M," Marker 1 # -:+2327 M,"+ 9*-+) dBm Marker 3 # 11+2*-3 M,"+ 9*-+) dBm
&) A#"li5" 6"5il Pe%c9""# ari data yang diperoleh pada ?rekuensi modulator sebesar 3.23)3 Mh" • ari ='1 ke ='2 mengalami pelemahan amplitude hal ini dapat dilihat dari
amplitude pada ='1 yang sebesar 92+1 dBm menjadi 9* dBm pada ='2 yang disebabkan penambahan saluran transimi rangkaian Kabel sepanjang 1m.
•
A # 9*( 9 2+14 9 22+: dBm ari ='2 ke ='3 mengalami penguatan amplitude dari amplitude a%al pada ='2 sebesar 9* dBm menjadi sebesar 9*+- dBm pada ='3 yang disebabkan
•
penambahan Ampli5ier pada rangkaian. $ # 9 * +- ( 9*4 17+7 dBm ari ='3 ke ='- mengalami penurunan amplitude pelemahan4 dari amplitude a%al pada ='3 sebesar 9*+- menjadi sebesar 9*3+* dBm pada ='- + hal ini terjadi karena selain ada penambahan ampli5ier juga terdapat penambahan kabel
•
roll sepanjang 1. A # 9 *3+* ( 9 *+- 4 9 1+: dBm ari ='- ke =' mengalami penurunan amplitude pelemahan4 dari amplitude a%al pada ='- sebesar 9*3+* menjadi sebesar 9*7+7 dBm. isebabkan karena ada penambahan po%er splitter dan tidak digunakan dummy load saat pengukuran.
•
=idak adanya ummy oad memepengaruhi penurunan a mplitude. A # 9 *7+7 ( 9 *3+* 4 9 2+: dBm ari ='- ke ='7 mengalami penurunan amplitude pelemahan4 dari amplitude a%al pada ='- sebesar 9*3+* menjadi sebesar 9*:+7 dBm pada ='7. isebabkan karena ada penambahan po%er splitter dan tidak digunakan dummy load saat
•
pengukuran. =idak adanya ummy oad memepengaruhi penurunan amplitude. A # 9 *:+7 ( 9 *3+* 4 9 +: dBm ari ='- ke ='* mengalami penurunan amplitude pelemahan4 dari amplitude a%al pada ='- sebesar 9*3+3 menjadi sebesar 9)1+) dBm pada ='* + isebabkan karena ada penambahan po%er splitter dan tidak digunakan dummy load saat
pengukuran. =idak adanya ummy oad memepengaruhi penurunan amplitude. A # 9 )1+) ( 9 *3+* 4 9 )+1 dBm • 'elemahan terjadi saat ada penambahan kabel dan penambahan po%er splitter. A total 9 22+: C 91+:4 C 92+:4 C 9+:4 C 9)+14 9 +* dBm &' Ke5i;.l"# • inyal yang di ukur berada pada range 291 dengan video !arrier sebesar 3+23)3+ sehingga dapat diketahui jika sinyal ini berada pada !hannel 2 •
dengan standar 'A. ari hasil analisa dapat disimpulkan + saat ='1 ( ='2 mengalami pelemahan hal ini terjadi karena terdapat penambahan kabel roll sepanjang 1 m. edangkan pada ='2 ( ='3 + terjadi penguatan karena terdapat penambahan ampli5ier. 'ada =' 3 ( =' - kembali mengalami pelemahan + karena kabel roll yang berupa kabel koaksial menyebabkan terjadinya rugi9rugi 5rekuensi. Karena terjadi penambahan po%er splitter atau pembagian daya dan tidak menggunakan
Dummy Load untuk =' + =' 7 dan ='* mengalami pelemahan. Karena Dummy •
•
Load menyebabkan pembuangan daya yang besar. Belum di dapatkan gambar yang baik karena sinyal masih berada di ba%ah noise. ari analisa dapat diketahui nilai $ain dan $ain negati5 $ainnya yaitu sebesar 17+7 dBm + ehingga total gain negati5 yaitu sebesar 9+* dBm.
& S"%"#
ebelum 'er!obaan sebaiknya periksa apakah setiap kabel dalam kondisi baik dengan menggunakan multimeter karena dengan mengetahui kondisi kabel sebelum per!obaan dapat membuat per!obaan lebih e5ekti5. elain itu !ek konektor yang menan!ap pada masing9masing ='+ apakah sudah benar9benar tertan!ap dengan erat atau belum+ karena kurang rapatnya konektor dapat mempengaruhi hasil per!obaan. Agar didapatkan sinyal yang baik maka harus ditambahkan daya sebesar # $ 1 log ' 9*+- dBm 1 log ' 9*+- dBm @ 1 log ' 9*+- dBm log ' og 9+*- dBm ' ' 1)1:+* D6 1+)1:* m6 esuai dengan teori <,? )e)iliki keluaran da+a 5 sa),ai 5( kW&< D"=0"% P.50"" • •
EOB,00= =00>&& KAB0 Koesmarijanto+ .=+ M.=+ MO< AEA8 &=0M >&0O ANAO$.212. 'oliteknik Negeri Malang