1
MAKALAH MANAJEMEN PASTURA DAN PENGGEMBALAAN TERNAK “Grassland and Grazing”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Pastura dan Penggembalaan Ternak
Oleh : Kelas A Kelompok 1
MUHAMMAD YUNIZAR H YUSINTA NURHANIFAH FAZRIA INSANI ZAHRA EGA ERLANGGA RISMAYANTI
200110130111 200110140007 200110140111 200110140178 200110140179
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2017
2
I PENDAHULUAN
11L!"!# B$%!&!'(
Peternakan merupakan salah bidang yang banyak ditekuni oleh oleh masya masyara raka katt Indone Indonesia sia,, kar karena meliha melihatt terdap terdapat at banyak banyak potensi potensi untuk untuk mengembang mengembangkan kan usaha usaha tersebut tersebut..
Hasil Hasil sensus
pertanian pada tahun 2013, jumlah rumah tangga peternakan adalah
sekitar
12.969.210
rumah
tangga
.0!".9!9 .0!".9!9 rumah rumah tangga usaha usaha sapi potong,
dengan
2.!2".#"! 2.!2".#"! rumah rumah
tangga usaha kambing dan 6.620.#10 rumah tangga usaha ayam lokal. $amun, jumlah peternakan yang %ukup luar biasa ini, tidak diikuti diikuti dengan dengan manajeme manajemen n pemelihar pemeliharaan aan yang baik sehingga, sehingga, dapa dapatt meng mengha hasil silka kan n hasi hasill yang yang maks maksim imal al untu untuk k meme memenu nuhi hi kebutuh ebutuhan an prote protein in he&ani he&ani rakyat rakyat Indone Indonesia sia.. Hal ini, ini, terbuk terbukti ti dengan
adanya
krisis
daging
sapi
khususnya
dan
sulit
ter%apainya s&sembada s&sembada daging bagi rakyat Indonesia. 'elihat potensi yang luar biasa mengenai populasi rumah tangga usaha ternak yang %ukup banyak, sebenarnya peternakan peternakan rak rakyat yat di Indo Indone nesi sia a dapa dapatt dik dikemba embang ngk kan se%a se%ara ra baik baik dan dan s&asemb s&asembada ada daging daging di Indonesia Indonesia dapat dapat terealis terealisasik asikan. an. Potensi Potensi lain
yang
peme pemeli liha hara raan an
dimilik liki adal adalah ah
Indonesia
supaya
dapat
menunjang
luas luasny nya a
dara darata tan n
Indo Indone nesi sia a
apal apalag agii
Indo Indone nesi sia a bagi bagian an timu timur, r, masih asih ter terdapa dapatt laha lahan n yang yang dapa dapatt dija dijadi dik kan pada padang ng peng pengge gemb mbal alan an bagi bagi keter eterse sedi diaa aan n
hijau hijauan an
3
makanan ternak. $amun, (eberapa tahun terakhir ini, terdapat ke%enderungan
menurunnya
produkti)itas
padang
penggembalaan sebagai penyedia pakan hijauan dan basis ekologi untuk ternak khususnya ternak ruminansia akibat tata laksana padang penggembalaan yang buruk serta beberapa *a%tor lainnya seperti perubahan *ungsi lahan. +leh karena itu perlu adanya upaya perbaikan terhadap tata laksana padang penggembalaan yang ada serta melakukan perluasan areal padang penggembalaan
baru terhadap
diman*aatkan sehingga dapat
lahan
yang belum
memenuhi kebutuhan pakan
populasi ternak ruminansia di Indonesia
demi ter%apainya
s&asembada daging di Indonesia. 12I)$'"*+*&!,* M!,!%!-
1.
(agaimana
%ara
pengaturan
de*oliasi
atau
penggembalaan. 2.
(agaiman
%ara
penentuan
daya
tampung
dan
tata
lakasana penggembalaan. 13M!&,.) )!' T./.!'
1. 'engetahui
%ara
pengaturan
de*oliasi
atau
penggembalaan. 2. 'engetahui %ara penentuan daya tampung dan tata lakasana penggembalaan.
#
II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1
Pengertian Padang Penggembalaan ( Pasture) eksohadiprodjo
-199#,
menyatakan
bah&a
padang
penggembalaan adalah suatu daerah padangan dimana tumbuh tanaman makanan ternak yang tersedia bagi ternak yang dapat merenggutnya menurut kebutuhannya dalam &aktu singkat. Padang
penggembalaan
adalah
tempat
atau
lahan
yang
ditanami rumput unggul dan atau legume -jenis rumput/ legume yang tahan terhadap injakan ternak yang digunakan untuk menggembalakan ternak -unus, 199!. Pasture adalah suatu lapangan terpagar yang ditumbuhi hijauan dengan kualitas unggul
dan
digunakan
untuk
menggembalakan
ternak
ruminansia -Parakkasi, 1999. 'enurut eksohadiprodjo -199#, pasture -padang penggembalaan terdiri dari beberapa ma%am, yaitu 1.
Padang Penggembalaan -Pasture lam Padangan yang terdiri dari tanaman dominan yang berupa
rumput perennial, sedikit atau tidak ada sama sekali belukar gulma
-&eed,
tidak ada
pohon,
sering
disebut
padang
penggembalaan permanen, tidak ada %ampur tangan manusia terhadap susunan oranya, tetapi hanya menga&asi ternak yang digembalakan.
6
2.
Padang Penggembalaan -Pasture lam ang 4udah 5itingkatkan Padangan yang terdiri dari spesies spesies hijauan
makanan ternak alami, namun komposisi botaninya telah diubah oleh manusia sehingga didapat spesies hijauan yang produkti* dan menguntungkan dengan jalan mengatur pemotongan -de*oliasi. 3.
Padang Penggembalaan -Pasture (uatan/7emporer Padangan yang )egetasinya sudah dipilih/ditentukan
dari )arietas tanaman yang unggul. 7anaman makanan ternak
dalam
padangan
telah
ditanam,
disebar
dan
dikembangkan oleh manusia. Padangan buatan/temporer dapat menjadi padangan permanen atau diseling dengan tanaman pertanian. #.
Padang Penggembalaan -Pasture 5engan Irigasi Padangan yang biasanya terdapat di daerah sepanjang
sungai atau dekat sumber air. Penggembalaan dijalankan setelah padangan menerima pengairan selama 2 sampai # hari. Pemilihan jenis rumput dan legume yang akan ditanam pada
padang
penggembalaan
- pasture
bergantung
kepada jenis ternak, keadaan topogra8 dan jenis tanah, kegunaan -disengut langsung oleh ternak / dipotong, metode penggembalaan yang akan digunakan. 2.2
Ciri – Ciri Padang Penggembalaan ( Pasture) Yang Baik
!
4etyati
-1991,
menyatakan
bah&a
%iri%iri
padang
penggembalaan - pasture yang baik antara lain 1.
Produksi bahan kering tinggi
2.
:andungan nutrisi tinggi, terutama kandungan protein kasar
3.
7ahan renggutan dan injakan serta tahan dari musim kemarau
#.
'udah dalam pemeliharaan; 7ingkat daya tumbuh %epat
.
$isbah daun dan batang tinggi
6.
'udah
dikembangkan
bila
dikombinasikan
dengan
tanaman legume !.
2.3
Tata Laksana Pengelolaan Padang Penggembalaan (Pasture) Padang penggembalaan - pasture memiliki kegunaan yang
sangat e*esien, oleh sebab itu padang penggembalaan harus dikelola sebaik mungkin, sehingga hasilnya mampu menyediakan pakan hijauan se%ara optimal sepanjang &aktu -eksohadiprodjo, 199#. (eberapa %ara pengelolaan padang penggembalaan yang perlu diperhatikan agar bisa diperoleh produksi pakan hijauan optimal dan kontinu adalah sebagai berikut 1.
Pemotongan 7ahun Pertama Pemotongan pada tahun pertama harus hatihati, %ukup
dilakukan se%ara ringan atau tidak dipotong sama sekali. Hal ini
"
dimaksudkan
agar
pertumbuhan
a&al
hijauan
pada
penggembalaan bisa terjamin. pabila hijauan hendak dipotong, haruslah dilakukan dengan %ara meninggalkan pangkal batang = !, %m dari tanah, dimana hasil potongan tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan silage atau hay. 2.
Pemotongan (ergilir -lternate >ra?ing atau 4istem otasi 4istem ini biasanya dilakukan dengan %ara membagibagi
areal padang penggembalaan menjadi petakpetak yang lebih sempit -paddo%k sesuai dengan maksud peternak, sehubungan dengan
jumlah
hijauan
serta
ternak
yang
kelebatannya.
digembalakan, Pada
pertumbuhan
umumnya
padang
penggembalaan itu dibagi menjadi dua atau empat areal. 3.
7idak 'elakukan Penggembalaan (erat -+)er>ra?ing Pelaksanaan penggembalaan berat yang tidak terkontrol
akan merugikan, akibat daya tampung pada penggembalaan yang tak sesuai. Hal ini akan memba&a akibat produksi berikutnya rendah, pertumbuhan kembali lemah, yang akhirnya banyak tumbuh rumput liar -&eed bahkan bisa menimbulkan erosi tanah. #.
'enghindari 5e*oliasi ang 7erlalu ingan -@nder>ra?ing Praktekpraktek de*oliasi sema%am ini pun juga akan
merugikan, maka hal tersebut harus dihindarkan. 4ebab hijauan menjadi terlalu tua, serat kasar tinggi dan kurang palatable dan nilai gi?inaa sangat rendah.
9
10
III PEMBAHASAN
31
P!,".#!
Pastura atau padang penggembalaan adalah lahan yang digunakan untuk penggembalaan dan sumber hijauan segar bagi ternak. Menurut Parakkasi 1!!!"# pastura adalah suatu lapangan terpagar yang ditumbuhi hijauan dengan kualitas unggul dan digunakan untuk menggembalakan ternak ruminansia. $iri%&iri pastura yang baik yaitu
produksi bahan kering tinggi# memiliki kandungan nutrien
terutama protein kasar yang tinggi# tahan renggutan dan injakan serta kekeringan saat musim kemarau# pemeliharaannya mudah# daya tumbuh &epat# nisbah daun dan batang tinggi# mudah dikembangkan jika dikombinasikan dengan tanaman legume# ekonomis dan mempunyai palatabilitas yang tinggi. Menurut 'eksohadiprodjo 1!()"# pasture atau padang penggembalaan dapat digolongkan menjadi empat# yaitu padang penggembalaan alam# padang penggembalaan alam yang sudah ditingkatkan# padang penggembalaan buatan# dan padang penggembalaan dengan irigasi. 1.
Padang pengembalaan alam Padang penggembalaan alam permanen" terdiri dari tanaman dominan yang berupa rumput# sedikit atau tidak ada sama sekali belukar gulma# tidak ada pohon# tidak ada &ur tangan manusia terhadap susunan *loranya# manusia hanya menga+asi ternak yang digembalakan. Dapat dilihat pada gambar 1 diba+ah ini.
11
,ambar. 1 -.
Padang penggembalaan alam yang sudah ditingkatkan Padang
penggembalaan
alam
yang
sudah
ditingkatkan
memiliki
karakteristik spesies hijauan makanan ternak dalam padangan belum ditanam oleh manusia# tetapi manusia telah mengubah komposisi botaninya sehingga didapat spesies hijauan yang produkti* dan menguntungkan dengan &ara mengatur pemotongan de*oliasi". .
Padang penggembalaan buatan temporer" Padang penggembalaan buatan temporer" memiliki karakteristik yaitu tanaman makanan ternak dalam padangan telah ditanam# disebar dan dikembangkan oleh manusia# dapat menjadi permanen atau diselingi dengan tanaman pertanian.
/.
Padang penggembalaan dengan irigasi Padang penggembalaan dengan irigasi biasanya terdapat di daerah sepanjang sungai atau dekat sumber air# penggembalaan dijalankan setelah padangan menerima pengairan selama - sampai / hari. Dapat dilihat pada gambar - diba+ah ini.
12
,ambar. 32
P$'(!".#!' D$+%*!,* !"!. P$'(($!%!!'
De*oliasi mempunyai arti pemotongan daun# yang se&ara luas dapat diartikan pemotongan bagian%bagian tanaman yang berada di atas permukaan tanah bagian aerial" baik dengan sistem cut and carry atau dengan perenggutan oleh ternak yang digembalakan grazing ". 0aktu pemanenan hijauan perlu mendapatkan perhatian karena +aktu pemanenan identik dengan umur tanaman dalam sistem penggembalaan. mumnya kadar protein akan turun sesuai dengan meningkatnya umur tanaman tetapi kadar serat kasar menunjukkan perilaku sebaliknya. Selain pengaruhnya terhadap kandungan nutrisi protein dan serat"# maka saat pemotongan hijauan sangat erat hubungannya dengan daya &erna dan konsumsi oleh ternak yang memakannya. Tiga *aktor tersebut yaitu kandungan nutrisi# daya &erna serta jumlah konsumsi sangat menentukan produksi ternak serta pada umumnya menurun sehubungan dengan meningkatnya umur tanaman pada kelompok rumput dan leguminosa. 2amun demikian# antar spesies dalam kelompok tanaman tersebut juga menunjukan 3ariasi. Oleh karena itu dapat disimpulkan bah+a kualitas hijauan di pastura selain dipengaruhi oleh perlakuan juga dipengaruhi pula oleh *aktor genetik tanaman.
13
Pelaksanaan dalam praktek berarti hijauan harus lebih sering dipotong de*oliasi" agar pertanaman selalu dalam keadaan muda untuk mendapatkan kualitas hijauan yang tinggi. Menurut Susetyo 1!4(" pengaruh inter3al de*oliasi baik pada leguminosa maupun rumput berpengaruh terhadap produksi bahan kering. Ternyata bah+a makin pendek inter3al pemotongan produksi tanaman per hektar menurun bahkan nampak timbulnya gangguan oleh tumbuh%tumbuhan pengganggu. De*oliasi yang berat *rekuensi dan intensitas" akan memperlemah pertumbuhannya dan pada pertanaman &uran antara leguminosa dan rumput akan dapat menyebabkan kemusnahannya. Mempertahankan pertanamanan dalam kondisi muda untuk mendapatkan nilai gi5i yang tinggi dengan jalan mengatur inter3al de*oliasi pendek akan menurunkan produksi bahan kering# sebagai akibatnya jumlah ternak yang dapat dipelihara juga menurun. mumnya karakteristik tanaman pastura mempunyai si*at kualitas berbanding terbalik dengan produksi. Artinya bila mengharapkan kualitas tinggi# maka sebagai konsekuensinya produksi menjadi rendah# Oleh karena itu# sebaiknya de*oliasi dilakukan pada akhir *ase 3egetati* perpindahan dari *ase 3egetati* ke generati*" agar tanaman mempunyai &ukup &adangan makanan berupa karbohidrat didalam akar6 rhyzoma yang ditinggalkan. Setelah dilakukan de*oliasi# karbohidrat ini dirombak oleh en5im%en5im tertentu menjadi energi yang akan digunakan untuk tumbuh kembali regrowth". Regrowth merupakan si*at *isiologis suatu tanaman makanan ternak perrenial untuk tumbuh kembali setelah mengalami de*oliasi# dimana dalam sistem penggembalaan hal ini dipengaruhi oleh :
1#
1.
7nter3al Pemanenan 7nter3al pemanenen yang mengandung pengertian +aktu atau umur tanaman adalah ulangan perenggutan hijauan didalam pastura. Apabila jumlah ternak yang merenggut hijauan di padangan terlalu besar dan tidak seimbang dengan luas padangan yang tersedia# maka semakin besar ulangan perenggutan yang terjadi. 8al ini akan menghambat regrowth hijauan untuk berassimilasi guna membentuk &adangan makanan.
-.
7ntensitas Pemanenan 7ntensitas pemanenan adalah tinggi rendahnya perenggutan hijauan di pastura akibat penggembalan ternak. Apabila bagian tanaman yang ditinggalkan di atas permukaan tanah semakin pendek# maka pertumbuhan kembali semakin terhambat karena &adangan makanan yang terbentuk sedikit mengingat tempat &adangan makanan berkurang sehingga kesempatan untuk berassimilasi juga menjadi berkurang. 2amun demikian# *enomena ini tidak berlaku untuk semua spesies# karena ada beberapa spe&ies seperti Setaria anceps yang menunjukkan perilaku semakin pendek pemotongan maka jumlah anakan yang ditimbulkan semakin banyak. 2amun ketegaran tanaman ini pada umur muda bekurang karena anakan%anakan tersebut tidak tahan terhadap injakan ternak. Kedua *aktor tersebut hendaknya perlu dipertimbangkan karena de*oliasi yang dilakukan se&ara terus%menerus tanpa adanya pengaturan rotasi dan pemberian +aktu yang &ukup bagi tanaman untuk regrowth# maka akan terjadi kondisi dimana tanaman%tanaman primer kurang dominan# sebaliknya padangan akan didominasi oleh tanaman pengganggu sehingga kulitas pastura menjadi rendah. Meskipun regrowth tanaman dipengaruhi oleh kedua *aktor tersebut# namun &urah hujan atau ketersediaan air tanah mempunyai pengaruh yang besar
1
pula pada akti*itas regrowth. 7nter3al pemotongan yang pendek tidak menimbulkan pengaruh saat musim hujan. 2amun# saat kemarau inter3al pemotongan pendek menjadi masalah untuk akti*itas regrowth. Dengan demikian pelaksanaan di lapangan# pada musim hujan pemanenen dapat dilakukan pada umur muda sedangkan pada musim kemarau umur panen harus ditunda lebih lama. 33
P$'$'".!' J.%!- T$#'!& !'( )*($!%!&!' K!5!,*"!, T!5.'(6
Peman*aatan pastura yang optimal dapat dilakukan dengan mengatur imbangan yang serasi antara kuantitas hijauan yang tersedia dengan jumlah ternak yang digembalakan. Suatu pengetahuan untuk memperkirakan produksi suatu padangan diperlukan untuk men&apai tujuan tersebut# sehingga se&ara tepat dapat memperkirakan jumlah ternak yang dapat dimasukkan ke dalam pastura. Kemampuan masing%masing pastura dalam menampung ternak berbeda% beda karena adanya perbedaan%perbedaan dalam hal%hal produkti3itas tanah# &urah hujan dan penyebarannya# topogra*i dan hal%hal lain. Oleh karena itu# setiap pastura sebaiknya digembalai menurut kemampuan masing%masing. Taksiran daya tampung menurut 8alls dkk. 1!9/" dapat didekati dengan jumlah hijauan tersedia di pastura tersebut. 2amun demikian untuk mengamati setiap bagian dari pastura tersebut sangat sulit dan bahkan tidak mungkin dapat dikerjakan# sehingga &ara pengambilan &uplikan sebagai &ontoh sample" memegang peranan penting dalam pengukuran produksi hijauan. Ada beberapa metoda untuk menentukan letak petak%petak &uplikan agar produksi hijauan dapat ditaksir dengan benar. Metoda%metoda yang mungkin dapat dipilih adalah sebagai berikut:
16
1. Dengan penga&akan. -. Dengan strati*ikasi. .
Se&ara sistematik dimulai dari titik yang telah ditentukan dan kemudian &uplikan%&uplikan diambil pada jarak%jarak tertentu sepanjang garis yang memotong padang rumput". Setiap metoda pengambilan &uplikan tersebut mempunyai kebaikan dan keburukan tetapi bila dilakukan dengan baik dan penuh komitmen tinggi maka dapat memberikan gambaran yang &ukup obyekti*. $ara yang baik dalam
pengambilan &uplikan misalnya dengan menggunakan dua angka dari da*tar angka random sebagai koordinat tempat &uplikan. Koordinat tersebut tidak perlu dimulai dari sudut pastura sebagai titik nol tetapi dapat dimulai dari letak &uplikan yang sebelumnya. umlah &uplikan yang diperlukan tergantung dari ketidak seragaman pastura# alat%alat yang digunakan# tujuan pengambilan data# tingkat ketelitian yang dikehendaki serta biaya atau *asilitas yang tersedia. Menurut 8alls dkk. 1!9/" mengukur daya tampung pastura sebagai berikut: petak &uplikan pertama ditentukan se&ara a&ak seluas 1 m- bujur sangkar atau dalam bentuk lingkaran dengan garis tengah 1 m. Petak &uplikan kedua diambil pada jarak lurus 1; langkah ke kanan dari petak &uplikan pertama dengan luas yang sama. Kedua petak &uplikan yang berturut%turut tersebut membentuk satu kumpulan cluster ". Cluster selanjutnya diambil pada jarak lurus 1-) m dari &luster sebelumnya. 9) ha" diperlukan paling sedikit ); cluster .
1!
Setelah petak &uplikan ditentukan semua hijauan yang terdapat didalam petak tersebut dipotong sedekat mungkin dengan tanah termasuk dipotong juga bagai tanaman pohon%pohonan yang mungkin dapat dimakan ternak sampai setingggi 1#) m. 8ijauan tersebut kemudian dimasukkan kedalam kantung% kantung dan ditimbang bobot segarnya. Apabila petak &uplikan jatuh pada batu% batu atau pohon%pohon besar usahakan jangan menghindar# dan petak yang kosong tersebut nantinya juga digunakan pembagi untuk mendapatkan nilai rata% rata.
1"
. enis dan jumlah ternak Dasarnya semakin banyak atau semakin besar jenis ternak yang dipelihara maka semakin banyak pula tanaman yang terinjak# sehingga tidak semua hijauan yang dipanen dapat diman*aatkan untuk ternak. mumnya tanaman yang sudah terinjak%injak akan dikonsumsi belakangan setelah tidak ada hijauan lain yang disukai# tetapi pada tanaman yang sudah terkena kotoran *eses dan urin" maka hijauan tersebut tidak akan dikonsumsi ternak dalam +aktu yang &ukup lama.
yang
ditimbulkan
merupakan
&ekaman
bagi tanaman.
Selanjutnya setelah kotoran tersebut mengalami pelapukan# maka terlihat tanaman tersebut tumbuh subur dibandingkan tanaman lainnya. Oleh karena itu di pastura sering terlihat tanaman yang bergerumpul rimbun yang dari kejauhan seperti titik%titik hijau# hal ini adalah kelompok tanaman yang subur akibat terkena kotoran ternak dan ternak tidak mau mengkonsumsinya. /. Keadaan musim6ketersediaan pengairan Pertimbangan
regrowth
tetap
menjadi
*aktor
dominan
terhadap
peman*aatan hijauan. Seperti telah diketahui sebelumnya bah+a pada musim kemarau dimana air merupakan *aktor pembatas pertumbuhan tanaman# maka regrowth tanaman akan lamban. Oleh karena itu peman*aatan hijauan yang ada juga perlu disisakan untuk menjamin kepentingan regrowth tanaman. Dasarnya makin besar kemungkinan terjadinya erosi atau *aktor%*aktor yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman pada suatu pastura# maka P? semakin ke&il. Penggunaan pastura yang ringan besarnya P? adalah -)%;# penggunaan medium /;%/)# sedang untuk penggunaan yang berat 9;%4;.
19
Sebagai &ontoh penentuan kapasitas tampung: Suatu misal produksi hijauan segar hasil &uplikan rata%rata per m - B - kg# maka produksi hijauan dalam pastura per 8a itu ditaksair - C 1;.;;; B -;.;;; kg B -; ton# dengan menggunakan P? /; maka jumlah hijauan yang tersedia untuk ternak per 8a /; C -; ton B ( ton6ha.. Apabila kebutuhan hijauan /; kg segar6ekor6hari maka /; x.; (;;;
kebutuhan luas tanah per bulan ; hari" B ha6ekor6bulan.
ha6ekor6bulan B ;.1)
diperoleh: y B
B #. 2ilai y B # serta diketahuinya kebutuhan luas
pastura per bulan ;#1) ha# maka kebutuhan luas padangan yang diperlukan per tahun adalah # C ;#1) ha B ;#/!) hektar untuk per ekor sapi.
20
adalah - ekor 6 ha# dengan &atatan sapi de+asa yang tiap hari mengkonsumsi hijauan segar /; kg. Satuan kapasitas tampung pastura yang dinyatakan dengan ekor6ha belum operasional# dengan demikian memerlukan suatu standar yang memadai dan mudah dioperasionalkan. Satuan kapasitas tampung se&ara internasional dinyatakan dalam Animal Unit (AU) atau Satuan Ternak ST". Adapun pengertian dari Satuan Ternak adalah kemampuan ternak dalam mengkonsumsi hijauan yang perlu distandarisasi. Se&ara umum 1 Satuan Ternak adalah ternak yang dapat mengkonsumsi hijauan segar /; sampai /) kg atau ( sampai ! kg bahan kering per hari. ariasi ini tergantung pada rata%rata ternak de+asa dalam suatu +ilayah. Daerah tropis seperti 7ndonesia# 1 ST setara dengan sapi de+asa yang dapat mengkonsumsi hijauan ( kg6ekor6hari. Dengan demikian bila kemampuan konsumsi bahan kering sapi sekitar -#4) persen dari bobot badan ternak# maka 1 ST setara dengan sapi yang mempunyai bobot badan -!; kg. Satuan ini lebih operasional# karena bila nantinya ditemui kapasitas tampung suatu pastura adalah -#) ST# artinya dalam pastura tersebut dapat digembalai ternak yang total berat badannya -#) C -!; kg B 4-) kg yang bisa terdiri dari ekor sapi besar atau / sampai ) sapi ke&il# yang terpenting adalah total jumlah berat badan semua ternak yang digembalakan sekitar 4-) kg. Pendekatan satuan ternak ini juga berlaku untuk jenis ternak lain baik ternak ruminansia ke&il domba# kambing" atau kerbau dan kuda. 34 M!!!! S*,"$ P!)!'( P$'($!%!!'
Dalam tatalaksana pengembalaan ternak di pastura dikenal beberapa ma&am sistem# diantaranya adalah sebagai berikut:
21
a"
Penggembalaan Kontinyu $ara penggembalaan kontinyu adalah menempatkan ternak dalam pastura
yang sama untuk dalam jangka +aktu yang lama. $ara ini biasanya dikatagorikan sebagai ekstensip total yang umumnya dilakukan pada pastura alam. umlah ternak yang digembalakan relati* rendah# hal ini disebabkan karena sumbangan nutrisi dari rumput alam kurang memadai apabila dilakukan penggembalaan berat. Pada musim penghujan sistem penggembalaan sema&am ini akan menampilkan produksi ternak yang lebih baik dibandingkan dengan sistem penggembalaan
bergilir.
Sebaliknya#
pada
musim
kemarau
terjadi
ketidakseimbangan antara ternak yang digembalakan dengan ketersediaan hijauan. Tingkat produkti3itas ternak biasanya nampak ber3ariasi pada masing% masing ternak dibandingkan dengan sistem penggembalaan yang lain. 8al ini disebabkan karena adanya tingkat selekti3itas ternak yang tinggi dan kompetisi antar ternak untuk memenuhi kebutuhannya. b"
Penggembalaan bergilir. Penggembalaan bergilir adalah &ara penggembalaan ternak dengan &ara
membagi areal pastura menjadi beberapa bagian paddock " kemudian ternak digembalakan se&ara bergantian dari satu bagian ke bagian yang lain. Tujuan dari sistem ini adalah memberikan kesempatan pada ternak untuk mendapatkan hijauan pada saat nilai nutrisi hijauan tinggi# serta memberikan +aktu istirahat yang &ukup bagi tanaman untuk dapat tumbuh kembali. Dengan &ara penggembalaan seperti ini ternak dibatasi ruang geraknya sehingga peman*aatan hijauan e*isien dan ternak tidak mengeluarkan energi yang banyak untuk
22
men&ari hijauan. $ara ini juga menekan seleksi ternak terhadap hijauan# sehingga peman*aatan hijauan dalam suatu areal merata. Pada pastura buatan umumnya &ara penggembalaan ini dilakukan pengelompokan ternak berdasarkan umur dan tingkat produksi# misalnya kelompok ternak berproduksi tinggi sapi perah dan penggemukan" dan ternak berproduksi rendah sapi kering dan ternak yang dipelihara sekadarnya". Ternak% ternak berproduksi tinggi diberi kesempatan pertama untuk merenggut hijauan yang berkualitas baik# kemudian diikuti oleh kelompok ternak yang lain. ?luktuasi produksi hijauan akibat musim akan menyebabkan perubahan jumlah ternak yang digembalakan# sehingga untuk menjaga agar pemasokan hijauan tetap kontinyu sepanjang +aktu# diperlukan pertimbangan dalam hal usaha penga+etan hijauan pada saat produksi berlimpah. &"
Penggembalaan berpantang Penggembalaan berpantang adalah suatu &ara untuk mengistirahatkan
pastura sekaligus merupakan suatu upaya untuk mempersiapkan persediaan pakan# artinya pada suatu saat pastura tidak digembalai ternak# pada saat produksi sudah tinggi areal dipaksa dikeringkan sehingga tanaman kering. Areal pastura ini nantinya digembalai ternak atau dipotong untuk disimpan dalam bentuk kering guna mengantisipasi situasi kekurangan hijauan. 8ijauan yang dipaksa kering di pastura ini disebut dengan standing hay. Standing hay ini berbeda dengan rumput yang sudah mengering karena tua# karena standing hay ini rumput dipaksa kering pada saat kualitasnya tinggi dengan &ara menghentikan proses biologis melalui pengeringan lahan. Dengan melakukan penggembalaan berpantang ini diharapkan tanaman menjadi tegar saat tumbuh
23
kembali nantinya# karena perakaran berkembang bebas tanpa ada injakan ternak# sehingga produkti*itas tanaman berikutnya menjadi tinggi.
2#
IV KESIMPULAN
2
DAFTAR PUSTAKA
8alls# =.K.# '.8. hughes# '.=. 'ummel and <.=. South+el1!9/. Forage and Cattle anagement in !ongleaf"Slaash #ine forest$ Farmer%s &ulletin# -1!!# 0ashington#. ones# '.. and '.=. Sandland# 1!4/. 'he Relation etween Animal ain and Stocking Rate. .Agri&.S&i.# (# )%)-. Parakkasi# A. 1!!!$ *lmu +utrisi dan akanan 'ernak Ruminansia . 7 Press: akarta. 'eksohadiprojo# S. 1!!/. #roduksi 'anaman ,i-auan akanan 'ernak 'ropik . ?@: Hogyakarta. Sensus Pertanian. -;1. Sensus #ertanian su sektor peternakan. https:66st-;1.bps.go.id6de3-6indeC.php diakses tanggal - Maret -;14 Pukul ;(.;; 07<". Setyati. 1!!1. #engantar Agronomi. $etakan ke%/. PT. ,ramedia: akarta. Susetyo# S# 1!4(. #engelolaan dan #otensi ,i-auan akanan 'erak untuk #roduksi 'ernak .aging . ?akultas Peternakan. 7nstitut Pertanian