BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG
Occupational health health) meru Kese Keseha hata tan n kerj kerjaa (Occupational merupa pakan kan bagia bagian n dari dari kese keseha hata tan n masyarakat yang berkaitan dengan semua pekerjaan yang berhubungan dengan faktor potensial yang mempengaruhi kesehatan pekerja (dalam hal ini Dosen, Mahasiswa dan Karyawan). Bahaya pekerjaan (akibat kerja), Seperti halnya masalah kesehatan lingku lingkungan ngan lain, lain, bersif bersifat at akut akut atau atau khroni khroniss (semen (sementar taraa atau atau berkel berkelanj anjuta utan) n) dan efeknya mungkin segera terjadi atau perlu waktu lama. Efek terhadap kesehatan dapat seca secara ra lang langsu sung ng maupu maupun n tida tidak k lang langsu sung. ng. Kese Keseha hata tan n masy masyar arak akat at kerj kerjaa perl perlu u diperhatikan, oleh karena selain dapat menimbulkan gangguan tingkat produktifitas, keseha kesehatan tan masyar masyarakat akat kerja kerja terseb tersebut ut dapat dapat timbul timbul akibat akibat pekerja pekerjaany anya. a. Sasara Sasaran n kesehatan kerja khususnya adalah para pekerja dan peralatan kerja di lingkungan perusahaan. Melalui usaha kesehatan pencegahan di lingkungan kerja masing-masing dapat dicegah adanya penyakit akibat dampak pencemaran lingkungan maupun akibat aktivitas aktivitas dan produk perusahaan perusahaan terhadap terhadap masyarakat masyarakat konsumen baik di lingkungan lingkungan perusahaan maupun masyarakat luas. Tujuan kesehatan kerja adalah: 1. Memeli Memelihar haraa dan mening meningkat katkan kan deraja derajatt kesehat kesehatan an masyar masyaraka akatt pekerja pekerja di semua semua lapangan pekerjaan ketingkat yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun kesehatan sosial.
2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh tindakan/kondisi lingkungan kerjanya. 3. Member Memberika ikan n perlin perlindung dungan an bagi bagi pekerja pekerja dalam dalam pekerj pekerjaany aanyaa dari dari kemung kemungkin kinan an bahaya yang disebabkan olek faktor-faktor yang membahayakan kesehatan. 4. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya. Kesehatan kerja mempengaruhi manusia manusia dalam hubunganya hubunganya dengan pekerjaan dan lingkungan lingkungan kerjanya, baik secara fisik maupun psikis yang meliputi, antara lain: metode bekerja, kondisi kerja kerja dan lingku lingkungan ngan kerja kerja yang yang mungki mungkin n dapat dapat menyeb menyebabk abkan an kecela kecelakaan kaan,, penyakit penyakit ataupun perubahan perubahan dari kesehatan seseorang. seseorang. Pada hakekatnya hakekatnya ilmu kesehatan kerja mempelajari dinamika, akibat dan problematika yang ditimbulkan akibat akibat hubungan interaktif interaktif tiga komponen utama yang mempengaruhi mempengaruhi seseorang seseorang bila bekerja yaitu: a. Kapasitas kerja: Status kesehatan kerja, gizi kerja, dan lain-lain. b. Beban kerja: fisik maupun mental. c. Beban tambahan yang berasal dari lingkungan kerja antara lain:bising, lain:bising, panas, debu, parasit, dan lain-lain. Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicap dicapai ai suat suatu u kese keseha hata tan n kerja kerja yang yang opti optima mal. l. Seba Sebali likn knya ya bila bila terd terdapa apatt ketidakserasian dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja berupa penyakit ataup ataupun un kece kecela lakaa kaan n akib akibat at kerj kerjaa yang yang pada pada akhir akhirny nyaa akan akan menur menurunk unkan an produktifitas kerja.
I.2 RUANG LINGKUP
Berdasarkan latar belakang di atas maka ruang lingkup kegiatan K3 di Perusahaan menc mencak akup up kegi kegiat atan an K3 di ruan ruang g kerj kerjaa dan dan Labo Labora rato tori rium um (rua (ruang ng prak prakti tiku kum m mahasi mahasiswa swa,, lab basah, basah, lab pelaya pelayanan) nan).. Pedoma Pedoman n K3 di perusa perusahaa haan n meneta menetapkan pkan persyaratan untuk SMK3, sehingga perusahaan dapat : a. Mengend Mengendali alikan kan resiko resiko K3 dan mening meningkat katkan kan kinerja kinerjanya nya.. b.
Menetapkan SMK3 untuk mengurangi resiko bagi pekerja, masyarakat dan karyawan serta pihak lain yang berkepentingan yang mungkin mengalami bahaya K3 akibat kegiatannya.
c. Menerapkan, an,
memelihar hara
dan
melakukan
perbaikan
SMK3
s eca ra
berkelanjut berkelanjutan. an. Tingkat Tingkat penerapannya penerapannya akan bergantung bergantung pada beberapa beberapa faktor, faktor, seperti kebijakan organisasi K3, sifat kegiatan dan resiko serta kerumitan dalam pekerjaan.
I.3 RUMUSAN MASALAH
Berdsarkan ruang lingkup diatas,permasalahan makala ini dan dapat dirumuskan: a. Bagaim Bagaimana ana mengendal mengendalika ikan n resiko resiko K3 dan meningka meningkatka tkan n kinerj kinerjany anyaa disuat disuatu u Perusahaan? b.
Bagai Bagaima mana na menet menetap apkan kan SMK3 SMK3 untuk untuk mengu mengura rang ngii resi resiko ko bagi bagi peker pekerja ja,, masyarakat dan karyawan serta pihak lain yang berkepentingan yang mungkin mengalami bahaya K3 akibat kegiatannya?
c.
Menerapka pkan, n, memeli memeliha hara ra dan melaku melakukan kan perbai perbaikan kan SMK3 SMK3 secara secara Bagaimana Menera berkelanjutan. Tingkat penerapannya akan bergantung pada beberapa faktor, seperti kebijakan organisasi K3, sifat kegiatan dan resiko serta kerumitan dalam pekerjaan.
I.4 MAKSUD DAN TUJUAN TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas,maka makalah ini disusun dengan tujuan untu untuk k mema memast stik ikan an agar agar komi komitm tmen en peru perusa saha haan an dala dalam m hal hal pene penera rapa pan n K3 bisa bisa terlaksana secara rutin dan berkelanjutan dengan cara: a.
Mendes Mendeskre krepsi psikan kan pengend pengendali alikan kan resiko resiko K3 dan mening meningkat katkan kan kinerja kinerjanya nya disuatu Perusahaan.
b.
Mendeskrepsi Mendeskrepsikan kan penetapkan penetapkan SMK3 untuk mengurangi mengurangi resiko bagi pekerja, masyarakat dan karyawan serta pihak lain yang berkepentingan yang mungkin mengalami bahaya K3 akibat kegiatannya.
c.
Mendeskrepsikan penerapkan, memelihara dan melakukan perbaikan SMK3 secara berkelanjutan. Tingkat penerapannya akan bergantung pada beberapa faktor, seperti kebijakan organisasi K3, sifat kegiatan dan resiko serta kerumitan dalam pekerjaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI PERUSAHAAN
III.1 Program Pelayanan Kesehatan Kerja.
Sebagaimana Sebagaimana pelayanan pelayanan kesehatan kesehatan masyarakat masyarakat pada umumnya, umumnya, pelayanan pelayanan kese keseha hata tan n masy masyar arak akat at peker pekerja ja di perus perusah ahaan aan dila dilaks ksan anak akan an denga dengan n pende pendeka kata tan n menyeluruh (komprehensif) yaitu meliputi pelayanan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.
III.1.1 Pelayanan Preventif.
Pelaya Pelayanan nan ini diberi diberikan kan guna mencega mencegah h terjad terjadiny inyaa penyak penyakit it akibat akibat kerja, kerja, penyakit menular dilingkungan kerja dengan menciptakan kondisi pekerja dan mesin atau tempat kerja agar ergonomis, menjaga kondisi fisik maupun lingkungan kerja yang memadai dan tidak menyebabkan sakit atau mebahayakan pekerja serta menjaga pekerja tetap sehat. Kegiatannya antara lain meliputi: 1. Pemeriksaan kesehatan yang terdiri atas: a. Pemeriksaan awal/sebelum kerja. b. Pemeriksaan berkala. c. Pemeriksaan khusus. 2. Imunisasi. 3. Kesehatan lingkungan kerja. 4. Perlindungan diri terhadap bahaya dari d ari pekerjaan.
5. Penyerasian manusia dengan mesin dan alat kerja. 6. Penge Pengend ndal alia ian n baha bahaya ya ling lingkun kunga gan n kerj kerjaa agar agar ada ada dala dalam m kondi kondisi si aman aman (pengenalan, pengukuran dan evaluasi).
III.1.2 Pelayanan Promotif.
Peningkatan kesehatan (promotif) pada pekerja dimaksudkan agar keadaan fisik dan mental pekerja senantiasa dalam kondisi baik. Pelayanan ini diberikan kepada tenag tenagaa kerj kerjaa yang yang seha sehatt deng dengan an tuju tujuan an untuk untuk meni mening ngkat katkan kan kegai kegaira raha han n kerja kerja,, memp memper erti tingg nggii efis efisie iens nsii dan dan
daya daya prod produkt uktif ifit itas as tena tenaga ga kerj kerjaa di lingk lingkung ungan an
Laboratorium Teknik Kesehatan Gigi. Kegiatannya antara lain meliputi: 1. Pendidikan dan penerangan tentang kesehatan kerja. 2. Pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja yang sehat. 3. Peningkatan status kesehatan (bebas penyakit) pada umumnya. 4. Perbaikan status gizi. 5. Konsultasi psikologi. 6. Olah raga dan rekreasi.
III.1.3 Pelayanan Kuratif.
Pelayanan Pelayanan pengobatan terhadap tenaga kerja yang menderita menderita sakit akibat kerja dengan dengan pengobat pengobatan an spesif spesifik ik berkai berkaitan tan dengan dengan pekerj pekerjaann aannya ya maupun maupun pengoba pengobatan tan umumny umumnyaa serta serta upaya upaya pengoba pengobatan tan untuk untuk menceg mencegah ah meluas meluas penyak penyakit it menula menular r dilingkunga dilingkungan n pekerjaan. pekerjaan. Pelayanan Pelayanan ini diberikan diberikan kepada tenaga kerja yang sudah
memperliha memperlihatkan tkan gangguan kesehatan/g kesehatan/gejala ejala dini dengan mengobati mengobati penyakitny penyakitnyaa supaya cepat sembuh dan mencegah komplikasi atau penularan terhadap keluarganya ataupun teman kerjanya. Kegiatannya antara lain meliputi: 1. Pengobatan terhadap penyakit umum. 2. Pengobatan terhadap penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
III.1.4 Pelayanan Rehabilitatif.
Pelayanan Pelayanan ini diberikan diberikan kepada pekerja pekerja karena penyakit parah atau kecelakaan kecelakaan parah yang telah mengakibatkan mengakibatkan cacat, sehingga menyebabkan menyebabkan ketidakmamp ketidakmampuan uan beker bekerja ja secara secara perman permanen, en, baik baik sebagi sebagian an atau atau seluru seluruh h kemamp kemampuan uan bekerj bekerjaa yang yang baisanya mampu dilakukan sehari-hari. Kegiatannya antara lain meliputi: 1. Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuannya yang masih ada secara maksimal. 2. Pene Penemp mpat atan an kembal kembalii tenag tenagaa kerj kerjaa yang yang caca cacatt seca secara ra sele selekt ktif if sesu sesuai ai kemampuannya. 3. Penyuluhan pada masyarakat dan pengusulan agar mau menerima tenaga kerja yang cacat akibat kerja.
III.2 Bahaya Potensial Di perusahaan
Bahaya potensial potensial di perusahaan perusahaan dibagi menjadi menjadi lima perantara perantara diantarany diantaranya: a: Chemical agent, Physical agent, Biological agent, Psycological agent, Ergonomical agent/Mecanical agent.
III.2.1 Chemical agent .
Bahan kimia yang berpotensi menimbulkan bahaya di perusahaan adalah: Gypsum: Kalsium sulfat hemihidrat (CaSO4)2H2O. 1. Gypsum: metacrylate. 2. Acrylic 2. Acrylic (polimer dan monomer): Methyl metacrylate. Ceramic: Feldspar (K 2OAl2O3.6SiO2), Silica (SiO2), Alumina (Al2O3). 3. Ceramic: 4. Logam: NiCr, CoCr, Orden (CuAl), Silver alloy, Paladium (Pd), Titanium (TiAlV), (TiAlV), Berilium Berilium (Be), (Be), Platinum Platinum (Pt), Cuprum (Cu), Argentum (Ag), dan lain-lain. Wax: Parafin (Ceresin), Getah karet/getah resin (resin alami). 5. Wax: 6. Bahan tanam: Fosfat bonded investmen (NH4MgPO4.6H2O), Silica bonded investmen (SiCOH)4+4C2H5OH). 7. Bahan abrasive: Al2O3 (alumina Oksida), Kapur/calcium carbonat (CaCO2), Silica dari alumina, Besi, cobalt, magnesim, dan lain-lain. 8. Cairan electrolit (H2SO4). 9. Asap dari burn out manual. out manual.
III.2.2 Physical III.2.2 Physical agent .
A. Debu.
Debu merupakan salah satu sumber gangguan yang tidak dapat diabaikan. Dalam kondisi tertentu debu merupakan bahaya yang dapat menimbulkan kerugian besar besar.. Tempat Tempat kerja kerja yang yang proses prosesnya nya mengel mengeluar uarkan kan debu, debu, dapat dapat menyeb menyebabka abkan n pengurangan pengurangan kenyamanan kerja, gangguan gangguan penglihatan, penglihatan, gangguan fungsi faal paru paru, bahkan dapat menimbulkan keracunan umum. Contoh debu di Perusahaan: –
Debu Debu metal: metal: debu debu hasil hasil gerind gerindaa logam: logam: NiCr, NiCr, CoCr, CoCr, dan dan lain-l lain-lain ain..
– Debu mineral: bahan abrasive, akrilik, gypsum, debu proses sandblasting, dan lain
lain. Pengontrolan debu dalam ruang kerja:
1. Metode pencegahan terhadap transmisi ialah: a. Memakai metode basah: Lantai disiram air supaya debu tak berterbangan di wet drilling ) untuk mengurangi debu yang ada di udara. Pengeboran basah ((wet udara. Debu jika di semprot dengan uap air akan berflocculasi lalu mengendap. b. Dengan alat: Scrubber , Elektropresipitator , Ventilasi umum. 2. Pencegahan terhadap sumber: diusahakan debu tidak keluar dari sumber yaitu dengan pemasangan local exhauster. 3. Perlindungan diri terhadap pekerja antara lain berupa tutup hidung atau masker.
B. Kebisingan.
Bising dapat diartikan sebagai suara yang timbul dari getaran-getaran yang tidak tidak teratu teraturr dan period periodik, ik, kebisi kebisinga ngan n merupak merupakan an suara suara yang yang tidak tidak dikehan dikehandak daki. i. Manusia masih mampu mendengar bunyi dengan frekwensi antara 16-20.000 Hz, dan intens intensit itas as dengan dengan nilai nilai ambang ambang batas batas (NAB) (NAB) 85 dB (A) (A) secara secara terus terus meneru menerus. s. Intens Intensita itass lebih lebih dari dari 85 dB dapat dapat menimb menimbulka ulkan n ganggua gangguan n dan batas batas ini disebu disebutt critical level of intensity. intensity . Kebisingan merupakan masalah kesehatan kerja yang timbul di suatu Perusahaan. Perusahaan. Sumber kebisingan kebisingan berasal berasal dari suara mesin gerinda gerinda dan suara kompresor pada proses sandblasting proses sandblasting , suara mesin trimer, dan lain-lain. Gangguan Kebisingan di tempat Kerja.
Pengaruh Pengaruh utama dari kebisingan kebisingan terhadap kesehatan adalah kerusakan kerusakan pada inderaindera pendengar, yang menyebabkan ketulian progresif. Gangguan kebisingan ditempat kerja dapat dikelompokkan sebagai berikut 1. Gangguan Fisiologis. Gangguan fisiologis adalah gangguan yang mula-mula timbul akibat bising. Denga Dengan n kata kata lain lain fungs fungsii pende pendeng ngar aran an seca secara ra fisi fisiol olog ogis is dapat dapat terg tergan anggu ggu.. Pembicaraan Pembicaraan atau instruksi instruksi dalam pekerjaan tidak dapat didengar secara jelas sehingga sehingga dapat menimbulkan menimbulkan kecelakaan kerja. kerja. Pembicara Pembicara terpaksa terpaksa berteriakberteriakteriak, selain memerlukan tenaga ekstra juga menimbulkan kebisingan. Kebisingan juga dapat mengganggu cardiac out put dan put dan tekanan darah.
2. Gangguan Psikologis.
Gangguan Gangguan fisiologi fisiologiss lama-lama lama-lama bisa menimbulkan menimbulkan gangguan psikologis. psikologis. Suara yang tidak dikehendaki dikehendaki dapat menimbulkan menimbulkan stress, gangguan jiwa, sulit konsentras konsentrasii dan berfikir, dan lain-lain. 3. Gangguan Patologis Organis. Gangguan kebisingan yang paling menonjol adalah pengaruhnya terhadap alat pendengaran atau telinga, yang dapat menimbulkan ketulian yang bersifat sementara hingga permanent. Pengendalian Kebisingan dilingkungan kerja.
1. Menghilangkan transmisi kebisingan terhadap pekerja. Untuk Untuk menghi menghilan langkan gkan atau atau mengur mengurangi angi trans transmis misii kebisin kebisingan gan terhada terhadap p pekerj pekerjaa dapat dapat dilaku dilakukan kan dengan dengan isolas isolasii tenaga tenaga kerja kerja atau atau mesin mesin yaitu yaitu dengan dengan menutup atau menyekat mesin atau alat yang yang mengeluarkan bising. Pada dasarnya untuk menutup mesinmesin yang bising adalah sebagai berikut: a. Menutup mesin serapat mungkin. b. Mengolah pintu-pintu dan semua lobang secara akustik. c. Bila perlu mengisolasi mesin dari lantai untuk mengurangi penjalaran getaran. 2. Menghilangkan kebisingan dari sumber suara. Mengh Menghil ilang angka kan n kebi kebisi singa ngan n dari dari sumb sumber er suar suaraa dapa dapatt dila dilakuk kukan an denga dengan n menempatkan perendam dalam sumber getaran.
3. Mengadakan perlindungan terhadap karyawan.
Usaha Usaha melind melindung ungii karyaw karyawan an dari dari kebisin kebisingan gan diling dilingkung kungan an kerja kerja dengan dengan memakai alat pelindung telinga atau atau personal protective device yaitu berupa ear plugs dan ear muffs. muffs. C. Getaran.
Pemaparan Pemaparan terhadap getaran pada umumnya umumnya berasosias berasosiasii dengan pemaparan . sumber yang sama. Getaran dapat diartikan sebagai gerakan suatu sistem bolak balik, gerakan gerakan tersebut tersebut dapat berupa gerakan yang harmonis sederhana dapat pula sangat steady atau transient , kontinyu kompleks yang sifatnya dapat periodik atau random, random, steady atau intermittent . Sistem tersebut dapat berupa gas (udara), cairan (liquid (liquid ), ), dan padat solid ). ( solid ) . Part Partik ikel el-pa -part rtik ikel el dari dari suat suatu u sist sistem em (gas (gas,, cair cair dan padat padat)) memp mempun unya yaii karakteristik sebagai berikut yaitu mempuanyai amplitudo, kecepatan dan percepatan (akselerasi). Getaran dapat menimbulkan gangguan pada jaringan secara mekanik dan gangguan rangsangan reseptor syaraf didalam jaringan. Pada efek mekanis, sel-sel jaringan mungkin rusak atau metabolismenya terganggu. Sedangkan pada rangsangan reseptor, gangguan terjadi mungkin melalui syarap sentral atau langsung pada sistem autonom. Kedua mekanisme ini terjadi secara bersama-sama.
Pengaruh Getaran terhadap Manusia.
Damp Dampak ak geta getara ran n terh terhad adap ap tubu tubuh h manu manusi siaa sanga sangatt terg tergan antu tung ng pada pada sifa sifatt pem pemap apar aran an,, yait yaitu u bagi bagian an tubuh tubuh yang yang kont kontak ak denga dengan n sumb sumber er getar getaran an.. Bent Bentuk uk pemaparan dapat dibagi dalam dua katagori yaitu: 1. Pemaparan seluruh tubuh.
2. Pemapar Pemaparan an yang yang bersif bersifat at segmen segmental tal yaitu yaitu hanya hanya bagian bagian tubuh tubuh terten tertentu tu (misal (misalnya nya:: lengan lengan dan bahu) bahu) yang yang mengal mengalami ami kontak kontak dengan dengan sumber sumber getaran. Dua gejala terutama ditemukan sehubungan dengan akibat-akibat getaran mekanis pada lengan adalah kelainan pada peredaran darah dan persyaraf persyarafan an serta kerusakan kerusakan pada persendian dan tulang. tulang. Contoh yang terjadi di Laboratorium teknik Kesehatan Gigi:
Getaran Handpiece saat menggerinda. Getaran vibrator saat pengadukan atau pengecoran bahan tanam atau gypsum.
Mengontrol Getaran:
Bebera Beberapa pa cara cara untuk untuk mengon mengontro troll atau atau mengur mengurangi angi getara getaran n adala adala sebagai sebagai berikut: 1. Isolasi sumber getaran. Mempergunakan bahan isolator yang mempunyai kemampuan yang baik untuk meredam getaran yang ditransmisikan sumber (mesin) terhadap isolator. Isolator yang baik untuk meredam getaran tersebut dari material yang mempunyai frekwensi resonansi lebih kecil dari frekwensi sumber, biasanya biasanya dipergunakan dipergunakan bahan yang tidak kaku, frekwensi frekwensi isolator isolator akan saling meredam dengan frekwensi sumber.
2. Damping (meredam getaran).
Damping adalah suatu mekanisme untuk meredam getaran dengan cara menempelkan suatu sistem resonan pada sumbu getaran. Dengan sistem resonan ini getaran dapat dikurangi atau dihilangkan sama sekali. Beberapa cara damping dapat dilakukan sebagaimberikut: a. Dengan cara interface damping. b. Dengan cara penerapan suatu lapisan material: dapat dilakukan dengan memp memper ergu guna naka kan n
baha bahan n
yang yang
luna lunak k
misa misaln lnya ya
asph asphal alt. t.
Asph Asphal altt
mempunyai mempunyai frekwensi resonansi yang sangat rendah, rendah, sehingga sehingga dapat meredam getaran yang ditimbulkan oleh mesin. sandwich" sebagai pengganti bahan utama c. Dengan cara memakai bahan " sandwich" pada sumber gataran. Sandwich material adalah suatu lapisan material yang disisipkan diantara dua lapisan plat yang dipakai sebagai sistem resonan resonan.. Perbeda Perbedaan an frekwen frekwensi si resonan resonansi si dari dari dua macam macam materi material al tersebut dapat meredam getaran yang dikeluarkan oleh mesin. 3. Meng Mengur uran angi gi/m /men enghi ghila lang ngkan kan gang ganggua guan n meka mekani nik k
yang yang meny menyeb ebab abkan kan
getaran. getaran. Gangguan Gangguan mekanik mekanik yang ditimbulkan ditimbulkan getaran getaran dapat dikontrol dengan mengurangi pengaruh gesekan pada roda-roda dudukan mesin atau keseimbangan/pemantapan dudukan mesin dan lain-lain. Seringkali getara getaran n mesin mesin dapat dapat dikura dikurangi ngi dengan dengan cara cara mengat mengatur ur keseim keseimbang bangan an putaran mesin dan lain-lain
D. Suhu Udara
Suhu tubuh manusia yang dapat kita raba/rasakan tidak hanya didapat dari metabolisme, tetapi juga dipengaruhi oleh panas lingkungan. Makin tinggi panas lingkungan, lingkungan, semakin besar pula pengaruhnya pengaruhnya terhadap terhadap suhu tubuh. Sebaliknya Sebaliknya semakin rendah suhu lingkungan, makin banyak pula pans tubuh akan hilang. Dengan kata lain, terjadi pertukaran panas antara tubuh manusia yang didapat dari metabo metabolis lisme me dengan dengan tekana tekanan n panas panas yang yang dirasa dirasakan kan sebaga sebagaii kondisi kondisi panas panas lingkungan. Selama pertukaran ini serasi dan seimbang, tidak akan menimbulkan gangguan, baik penampilan kerja maupun kesehatan kerja. Tekanan panas yang berle berlebih bihan an akan merupa merupakan kan beban beban tambaha tambahan n yang yang harus harus diperh diperhati atikan kan dan diperhitungkan. Beban tambahan berupa panas lingkungan dapat menyebabkan beban fisiologis fisiologis misalnya kerja jantung jantung menjadi menjadi bertambah. bertambah. Nilai ambang batas untuk cuaca (iklim) kerja adalah 21º-30ºC suhu basah. Suhu efektif efektif bagi pekerja pekerja di daerah tropis adalah 22º - 27ºC. Yang dimaksud dengan tempertur efektif adalah adalah suatu suatu beban beban panas panas yang yang dapat dapat diteri diterima ma oleh oleh rtubuh rtubuh dalam dalam ruanga ruangan. n. Temperatur Temperatur efektif efektif akan memberikan memberikan efek yang nyaman nyaman bagi orang yang berada diluar ruagan. Cuaca kerja yang diusahakan dapat mendorong produktifitas antara lain dengan air conditioning di tempat kerja. Kesalahan-ke Kesalahan-kesalaha salahan n sering sering dibuat dengan membuat suhu terlalu rendah yang berakibat keluhankeluhan dan kadang diikut diikutii mening meningkat katnya nya penyaki penyakitt pernaf pernafasa asan. n. Sebaik Sebaiknya nya diperh diperhati atikan kan halhal halhal sebagaqi berikut: a. Suhu distel pada 25º-26ºC.
b. Penggun Penggunaan aan AC di tempat tempat kerja kerja perlu perlu disert disertai ai pemiki pemikiran ran tentan tentang g keadaan keadaan pengaturan suhu di rumah. c. Bila perbedaan suhu di dalam dan luar lebih 5ºC, perlu adanya suatu kamar adapta adaptasi. si. Contoh Contoh:: suhu suhu panas panas dari dari kompor kompor,, preheat preheating ing furnac furnace, e, porcel porcelain ain furnace, pengecoran logam, dan lain-lain.
E. Kelembaban Udara.
Kelemb Kelembaba aban n adalah: adalah: banyak banyaknya nya air yang yang terkan terkandung dung dalam dalam udara, udara, biasa biasa dinyatakan dalam persentase. Kelembaban ini berhubungan atau dipengaruhi oleh temper temperatu aturr udara, udara, dan secara secara bersam bersama-s a-sama ama antara antara temper temperatu atur, r, kelemb kelembaba aban, n, kece kecepa pata tan n
udar udaraa
berg berger erak ak dan dan
radi radias asii
pana panass
dari dari udar udaraa
ters terseb ebut ut akan akan
mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat menerima atau melepaskan panas dari dari tubun tubunya ya.. Suat Suatu u keada keadaan an denga dengan n temp temper erat atur ur udara udara sanga sangatt panas panas dan dan kelembaban tinggi, akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar besara besaran n karena karena sistem sistem peguapa peguapan. n. Pengar Pengaruh uh lain lain adalah adalah makin makin cepatn cepatnya ya denyut denyut jantu jantung ng karena karena makin makin aktifn aktifnya ya peredar peredaran an darah darah untuk untuk memenuh memenuhii kebutuh kebutuhan an oksigen, dan tubuh manusia selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan antara panas tubuh dengan suhu disekitarnya. F. Pencahayaan. Pada Pada umumny umumnyaa pekerja pekerjaan an memerl memerlukan ukan upaya upaya pengli penglihat hatan. an. Untuk Untuk melihat melihat manu manusi siaa memb membut utuh uhkan kan penca pencaha haya yaan. an. Oleh Oleh seba sebab b itu itu sala salah h satu satu masa masala lah h ling lingkun kunga gan n di temp tempat at kerj kerjaa yang yang haru haruss dipe diperh rhat atik ikan an adal adalah ah penca pencaha haya yaan an..
Pencahayaan Pencahayaan yang kurang memadai merupakan merupakan beban tambahan bagi pekerja, pekerja, sehingga sehingga dapat menimbulkan menimbulkan gangguan performance (penampilan (penampilan)) kerja yang akhirnya akhirnya dapat memberikan memberikan pengaruh pengaruh terhadap terhadap kesehatan kesehatan dan keselamata keselamatan n kerja. kerja. Hal ini sangat erat kaitannya dan mutlak harus ada karena berhubungan dengan fungsi indera penglihatan, penglihatan, yang dapat mempengaruhi mempengaruhi produktifita produktifitass bagi tenaga kerja. kerja. Berdas Berdasark arkan an baku mutu mutu lingku lingkungan ngan kerja, kerja, standar standar pencah pencahaya ayaan an untuk untuk ruangan yang dipakai untuk melakukan pekerjaan yang memerlukan ketelitian adalah 500 - 1000 Lux. G. Radiasi.
Sumber radiasi dapat berasal dari alam dan buatan. Dampak radiasi terhadap kesehatan tergantung pada: lamanya terpapar, jumlah yang diserap, tipe dan lebih spesifik lagi adalah panjang gelombang. Pancaran yang paling berbahaya adalah gelombang pendek, termasuk ionisasi dan radiasi sinar ultraviolet. Akibat radiasi ultraviolet pada umumnya mengenai mata dan kulit, bila mengenai mata dapat menyebabkan conjuctivitis. Contoh radiasi yang terjadi di perusahaan: Sinar mesin Light Cure, Pengecoran logam, dan lain-lain. Biological agent.
Faktor Faktor biologi biologi dapat berupa bakteri, jamur dan mikroorgani mikroorganisme sme lain yang dibu dibutu tuhk hkan an atau atau diha dihasi silk lkan an dari dari baha bahan n baku, baku, pros proses es prod produks uksii dan pros proses es penyimpanan hasil produksi. Contoh paparan biologi di Perusahaan adalah: 1. Sumber infeksi: terpapar mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, dan lain-lain.). misalnya:
a. Model cetakan cetakan yang belum didesinfeksi didesinfeksi (bila menerima model cetakan dari dokter gigi harus harus direndam dalam larutan desinfektan terlebih dulu sebelum dikerjakan). b. Repair Repair dentur denture: e: sebelu sebelum m denture denture direpi direpirr harus harus direnda direndam m dalam dalam laruta larutan n desinfektan, karena base akrilik muadah ditumbuhi jamur terutama candida albicans. albicans. c. Penyi Penyimpa mpanan nan model model harus harus ditemp ditempat at yang yang kering kering atau atau tempat tempat yang yang tahan tahan kelembaban untuk menghindari tumbuhnya jamur. d. Model stone/gypsum setelah dilepas dari cetakan lebih baik direndam dulu dalam cairan desinfektan. 2. Baha Bahan n irit iritan an:: papa papara ran n bahan bahan yang yang bisa bisa meni menimb mbul ulka kan n irit iritas asii pada pada kuli kulit. t.,, misalnya: polimer misalnya: polimer akrilik, akrilik, larutan electropolishing, dan lain-lain.
Psycological agent .
Psycological Psycological agent meliputi: meliputi: tanggung jawab pekerjaan terhadap orang lain, beban kerja, kerja, ketrampil ketrampilan, an, dan lain-lain.m lain-lain.mContoh Contoh:: perasaan perasaan was-was was-was saat menunggu hasil setelah proses praktikum, dan lain-lain.
Ergonomical agent .
Ergonomi adalah penerapan ilmu-ilmu biologis tentang manusia bersamasama dengan ilmu-ilmu teknik dan teknologi untuk mencapai penyesuaian satu sama lain secara optimal dari menusia terhadap terhadap pekerjaannya pekerjaannya,, yang manfaat dari padanya diukur dengan efisiensi dan kesejahteraan kerja. Ergonomi merupakan pertemuan dari berbagai lapangan ilmu seperti antropologi, biometrika, faal kerja, higeine higeine perusahaan perusahaan dan kesehatan kesehatan kerja, perencanaan perencanaan kerja, riset terpakai, terpakai, dan cybernetika. cybernetika. Namun kekhususan utamanya adalah perencanaan dari cara bekerja yang lebih baik meliputi tata kerja dan peralatannya. Ergonomi dapat mengurangi beban kerja. Dengan evaluasi fisiologis, psikologis atau caracara tak langsung, beban kerja dapat diukur dan dinjurkan modifikasi yang sesuai antara kapasitas kerja kerja dengan dengan beban beban kerja kerja dan beban beban tambah tambahan. an. Tujuan Tujuan utaman utamanya ya adalah adalah untuk untuk menjamin kesehatan kerja dan meningkatkan produktivitas. 1. Disain Disain tempat tempat kerja: kerja: gambar gambaran an dasar dasar untuk untuk kenyam kenyamanan anan,, produk produktif tifit itas as dan keamanan. a. Rancangan dan arus lalulintas. b. Pencahayaan. c. Temperatur, kelembaban dan ventilasi d. Mobilisasi (aktifitas kerja). e. Fasilitas sanitasi dan drainase (tempat pembuangan limbah cair dan padat). 2. Proses dan disain perlengkapan: untuk fungsi dan keamanan.
3. Disain tempat dan alat kerja akan mempengaruhi kenyamanan, keamanan dan produktifitas dalam bekerja. Misalnya:
Posisi duduk pada saat membuat klamer, menekuk kawat, menggerinda, melakukan sand blasting, melakukan pemolesan, dan lain-lain.
Posisi saat melakukan pengepresan, saat mengangkat handpress dan kuvet, saat mengangkat panci, dan lain-lain.
4. Fungsi Fungsi dan tugas: tugas: fungsi dan tugas tugas orang orang dengan dengan pekerj pekerjaan aan yang yang pantas pantas.. Misalnya: Karyawan dibagian pengecoran logam, pengepressan harus punya spesifikasi tertentu misalnya berat dan tinggi badan ideal, dan lain-lain.
III.3 Alat Pelindung Diri (APD).
Menuru Menurutt hirark hirarkii upaya upaya pengend pengendali alian an diri diri (controling ), ), alat alat pelind pelindung ung diri diri merupakan hirarki terakhir dalam melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dari potensi bahaya yang kemungkinan terjadi pada saat melakukan pekerjaan, setelah pengendalian teknik dan administratif tidak mungkin lagi diterapkan. Ada beberapa jenis jenis alat alat pelind pelindung ung diri diri yang yang mutlak mutlak diguna digunakan kan oleh oleh tenaga tenaga kerja kerja pada pada waktu waktu melakukan pekerjaan dan saat menghadapi potensi bahaya karena pekerjaanya, antara lain seperti topi keselamatan keselamatan,, safety safety shoes, shoes, sarung tangan, pelindung pernafasan, pernafasan, pakaian pelindung, dan sabuk keselamatan. Jenis alat pelindung diri yang digunakan harus sesuai dengan potensi bahaya yang dihadapi serta sesuai denga bagian tubuh yang perlu dilindungi. Sebagaimana tercantum dalam undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, pasal 12 mengatur mengenai hak dan kewajiban
tenaga kerja untuk mamakai alat pelindung diri. Pada pasal 14 menyebutkan bahwa pengusaha pengusaha wajib wajib menyediakan menyediakan secara cuma-cuma cuma-cuma sesuai sesuai alat pelindung diri yang diwajibkan diwajibkan pada tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya pimpinannya dan menyediakan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk yag diperlukan. Potensi bahaya yang kemugkinan terjadi di tempat kerja, dan yang bisa dikendalikan dengan alat pelindung diri adalah: a. Terjatuh, terpeleset, kejatuhan benda, terantuk. b. Terpapar sinar dan gelombang elektromaknetik. c. Kontak dengan bahan kimia baik padat maupun cair. d. Terpapar kebisingan dan getaran. e. Terhirup gas, uap, d ebu, mist, fume, partikel cair. f. Kemasukan benda asing, kaki tertusuk, terinjak benda tajam. Bagian badan yang perlu dilindungi adalah kepala, alat pernafasan, alat pendengaran, alat penglihatan, kulit, kaki maupun tubuh pada umumnya.
III.3.1 Alat Pelindung Mata (kaca mata pengaman) dan Muka. 1. Fungsi.
Fungsi kaca mata pengaman adalah untuk melindungi mata dari: a. Percikan bahan bahan korosif. b. Kemasukan debu atau partikel-partikel yang melayang di udara. c. Lemparan benda-benda kecil. d. Panas dan pancaran cahaya
e. Pancaran gas atau uap kimia yang dapat menyebabkan iritasi mata. f. Radiasi gelombang elekromaknetik yang mengion maupun yang tidak mengion g. Benturan atau pukulan benda keras atau benda tajam. 2. Jenis.
Menurut jenis atau bentuknya alat pelindung mata dibedakan menjadi: a. Kaca mata (Spectacles/Goggles (Spectacles/Goggles). ). Face Shield ). b. Tameng muka ( Face ). 3. Spesifikasi.
1. Alat pelindung mata mempunyai ketentuan sebagai berikut: a. Tahan terhadap api. b. Tahan terhadap lemparan atau percikan benda kecil. c. Lensa tidak boleh mempunyai efek destorsi. d. Mamp Mampu u mena menaha han n radi radias asii gelo gelomb mban ang g elek elektr trom omag agne neti tik k pada pada panj panjan ang g gelombang tertentu. 2. Alat pelindung muka mempunyai ketentuan sebagai berikut: a. Tahan api b. Terbuat dari bahan :
Gelas atau gelas yang dicampur dengan laminasi alumunium, yang bila
pecah tidak menimbulkan bagian-bagian yang tajam.
Plastik, dengan bahan dasar selulosa asetat, akrilik, policarbonat atau alil diglikol karbonat.
4. Cara Pemakaian. a. Kaca mata pengaman.
large. Pilihan kaca mata yang sesuai, small, sesuai, small, medium, atau large. Buka tangkai kaca mata lekatkan bagian tengah kacamata pada punggung hidung.
Tempelkan lensa kaca mata.
Kaitkan tangkai kaca mata pada daun telinga.
Usahakan agar mata dan sekitar betul-betul tertutup oleh kacamata.
b. Penutup muka (Face (Face Shield )
Penutu Penutup p muka muka yang yang benar benar adalah adalah yang yang dapat dapat dikena dikenakan kan tanpa tanpa dipega dipegang ng dengan tangan pekerja. Biasanya penutup muka ini dirancang dirancang menjadi menjadi satu dengan topi pengaman atau penutup rambut.
Pili Pilih h ukur ukuran an penut penutup up muka, muka, sesu sesuai ai denga dengan n besa besarn rnya ya ling lingka karr kepa kepala la (kecil/ small small , sedang/medium sedang/medium,atau ,atau besar/large besar/large). ).
Peri Periks ksaa bagia bagian n luar luar dan dan dalam dalam penu penutu tup p muka muka,, apaka apakah h sesu sesuai ai denga dengan n spesifikasinya, apakah tudung dalam keadaaan baik, tidak rusak dan bersih.
Kendorkan klep pengatur untuk mempererat kedudukan topi pengaman tudung atau penutup rambut.
Pakai Pakai topi topi pengam pengaman an (tudun (tudung g atau atau penutu penutup p rambut rambut), ), eratka eratkan n di kepala kepala sehingga terasa pas dengan cara mengatur klep pengatur.
Atur posisi penutup muka sehingga menutupi seluruh permukaan wajah.
Kencangkan kembali klep pengatur.
III.3.2 Pelindung pendengaran. 1. Fungsi.
Untuk Untuk meli melindu ndung ngii alat alat pende pendeng ngar aran an (tel (telin inga) ga) akiba akibatt kebi kebisi sing ngan, an, dan dan melindungi telinga dari percikan api atau logam-logam yang panas. 2. Jenis.
Secara umum pelindungi telinga 2 (dua) jenis, yaitu: ear plug plug , yait a. Sumb Sumbat at teli teling ngaa atau atau ear yaitu u alat alat peli pelind ndun ung g teli teling ngaa yang yang cara cara penggunaannya dimasukkan pada liang telinga b. Tutup Tutup teling telingaa atau atau ear muff , yaitu alat pelindung telinga yang penggunaanya ditutupkan pada seluruh daun telinga. 3. Spesifikasi. a. Sumbat Telinga atau ear plug .
Sumbatan telinga yang baik adalah yang bisa menahan atau mengabsorbsi bunyi atau suara dengan frekuensi tertentu saja, sedangkan bunyi atau suara dengan frekwensi untuk pembicaraan (komunikasi) tetap tidak terganggu.
Biasanya terbuat dari karet, platik ,lilin atau kapas.
Harus bisa mereduksi suara frekwensi tinggi (4000 dba) yang masuk lubang telinga, minimal sebesar x-85 dba, dimana x adalah intensitas suara atau kebisingan di tempat kerja yang diterima oleh tanaga kerja.
b. Penutup Telinga atau Ear atau Ear Muff .
Terdiri dari sepasang (2 buah, kiri dan kanan) cawan atau cup, dan sebuah sabuk kepala (head (head band )
(foam) yang Cawa Cawan n atau atau cup cup beris berisii cair cairan an atau atau busa busa foam) yang berfun berfungsi gsi untuk untuk menyerap suara yang frekwensinya tinggi
Pada umumnya tutup telinga bisa meriduksi suara frekwensi 2800-4000 hz sebesar 35-45 dba
Tutup teling harus mereduksi suara yang masuk ke lubang telinga minimal sebesar x- 85 dba, dimana x adalah intensitas suara atau kebisingan di tempat kerja yang diterima oleh tenaga kerja.
4. Cara Pemakaian. a. Sumbat Telinga atau Ear atau Ear Plug.
Pilih ear plug yang terbuat dari bahan yang bisa menyesuaikan dengan bentuk telinga. Biasanya terbuat dari karet atau plastik lunak.
Pilih bentuk dan ukuran yang sesuai dengan bentuk dan ukuran dari seluruh telinga si pemakai
Cek sumbat telinga, apakah secara fisik dalam keadaan baik (tidak rusak) dan bersih.
Tarik daun telinga ke belakang, kemudian masukkan sumbat telinga ke dalam lubang telinga hingga benar-benar menutup semua lubang telinga.
Gera Gerakk-ge gera rakk kkan an kepa kepala la ke atas atas,, ke bawa bawah, h, ke samp sampin ing, g, ke kiri kiri dan ke samping kanan, buka dan tutup mulut, untuk memastikan bahwa sumbat telinga terpakai secara sempurna.
b. Penutup Telinga atau Ear atau Ear Muff .
Pilih penutup telinga yang ukurannya sesuai dengan diameter/lebar daun telinga
Pastikan ahwa posisi cawan atau mangkuk penutup benar benar melingkupi daun telinga, baik kiri maupun kanan. Bola belum pas (masih ada bagian yang terbuka), sesuaikan sesuaikan dengan pengatur panjang dan pendeknya pendeknya pengikat pengikat kepala (head (head band )
Gerak-gerakkan kepala, ke atas, ke bawah, ke samping kiri dan ke samping kanan kanan,, buka buka dan tutu tutup p mulu mulutt untuk untuk mema memast stik ikan an bahw bahwaa sumb sumbat at teli teling ngaa terpakai secara sempurna.
5. Pemeliharaan.
a. Sumbat telinga yang telah di selesai digunakan dibersihkan dengan kain lap yang bersih, basah dan hangat. b. Kemudian keringkan dengan kain lap yang bersih dan kering. c. Setelah bersih dan kering simpan alam kotaknya. d. Simpan kotak tersebut di atas di almari atau tempat penyimpanan yang lain. e. Penutup telinga yang telah selesai digunakan dibersihkan dengan cara diseka dengan kain lap yang bersih.
f. Setelah bersih simpan kembali di dalam kotaknya. g. Simpan kotak di almari atau tempat penyimpanan yang lain. III.3.3 Pelindung Pernafasan ( Respirator Respirator ). ). 1. Fungsi.
Alat Alat pelind pelindung ung pernaf pernafasa asan n berfun berfungsi gsi memebe memeberik rikan an perlin perlindung dungan an organ organ pernafasan akibat pencemaran udara oleh faktor kimia seperti debu, uap, gas, fume, asap, mist, kabut, kekurangan oksigen, dan sebagainya. 2. Jenis.
Berdasarkan fungsinya, dibedakan menjadi : a. Respirator yang berfungsi memurnikan udara (air (air purifying respirator ). ). air supplyi supplying ng b. Resp Respir irat ator or yang yang berf berfun ungs gsii mema memaso sok k oksi oksigen gen atau atau udara udara (air respirator ). ). 3. Spesifikasi. a. Respirator Yang Memurnikan Udara.
Respirator jenis ini dipakai bila pekerja terpajan bahan pencemar di udara (debu, gas, uap, fume, mist, asap, fog) yang kadar toksisitasnya rendah. Prinsip kerja respirator respirator ini adalah adalah membersihkan membersihkan udara terkontami terkontaminasi nasi dengan cara filtrasi, adsorbsi, atau absorbsi. Menurut cara kerjanya dibedakan menjadi : 1. Respirator yang mengandung bahan kimia (cemical (cemical respirators). respirators). 2. Respirator dengan katrid (cartridge (cartridge)) bahan kimia.
–
Prin Prinsi sip p cara cara kerj kerjan anya ya adal adalah ah menga mengads dsor orps psii baha bahan n pence pencema marr di udara udara pernafasan.
– Bahan kimia yang digunakan untuk mengadsorbs mengadsorbsii biasanya biasanya karbon aktif
atau silica gel. – Biasan Biasanya ya penutup penutup sebagi sebagian an muka muka dengan dengan satu satu atau atau dua katrid katrid yang yang
mengandung bahan kimia tertentu. –
Tidak Tidak bisa bisa diguna digunakan kan untuk untuk kead keadaaa aaan n darur darurat. at.
– Hanya mampu memurnikan satu macam atau satu golongan bahan kimia
(gas, uap) saja. 3. Respirator dengan kanister yang berisi bahan kimia. a. Prinsi Prinsip p cara cara kerjan kerjanya ya adalah adalah mengad mengadsor sorbsi bsi bahan bahan pencema pencemarr di udara udara pernafasan b. Bahan Bahan kimia kimia yang yang digunak digunakan an untuk untuk mengads mengadsorb orbsi si adalah adalah yang yang sesuai sesuai dengan bahan-bahan kima tertentu saja. Misal kanister untuk uap asam klorida (hcl dan asam sulfat (h2so4) harus menggunakan kanister yang berisi soda. c. Bahan kimia kanister mempuyai batas waktu kedaluwarsa. Batas waktu kedaluwarsa ini tergantung pada isi kanister, konsentrasi bahan pencemar, dan akifitas pemakainya. d. Bisa menutup sebagian muka atau seluruh muka
e. Tida Tidak k bisa bisa digu diguna naka kan n dala dalam m kead keadaa aaan an udar udaraa di ling lingku kung ngan an kerj kerjaa menggandung menggandung bahan kimia gas atau uap toksik dengan kadar yang cukup tinggi. f. Satu Satu tipe tipe kanis kaniste terr hany hanyaa bisa bisa digu digunak nakan an untuk untuk memu memurn rnia iakan kan udara udara terkontaminasi satu macam atau satu golongan bahan kimia (gas, uap) saja. 4. Respirator mekanik (Mechanical (Mechanical Respirator ). ). a. Digunak Digunakan an untuk untuk melind melindungi ungi si pemaka pemakaii akibat akibat pemaja pemajanan nan parti partikel kel- partikel di lingkungan kerja seperti debu, asap, fume, mist dan fog. b. Prinsi Prinsip p kerja kerja respir respirato atorr ini adalah adalah memurn memurnika ikan n udara udara terkont terkontami aminas nasii melalui proses filtrasi memakai bermacam tipe filter. c. Efisiensi filter tergantung kepada ukuran partikel dan diameter pori-pori filter. 5. Respirator kombinasi filter dan bahan kimia. a. Respir Respirato atorr jenis jenis ini dileng dilengkapi kapi dengan dengan filter filter untuk untuk menyar menyaring ing udara udara terkontami terkontaminasi nasi partikel (debu) dan aktrid aktrid (catridge) catridge) atau atau kanist kanister er yan mengandung bahan kimia. b. Resp Respir irat ator or jeni jeniss ini ini bias biasan anya ya digu diguna nakan kan oleh oleh peker pekerja ja pada pada wakt waktu u melakukan pengecatan dengan cara semprot spray ( spray painting ). ). b. Respirator dengan pemasok udara atau oksigen.
a. Alat pelindung pernafasan ini tidak dilengkapi dengan filter, ataupun katrid dan kanister yang mengandung bahan kimia.
b. Pasokan udara bersih atau oksigen, melindungi pekerja dari pemajanan bahan bahan kimia yang sangat toksit. Konsentarinya tinggi, mampu melindungi pekerja dari kekurangan oksigen. c. Pasokan udara ataupun oksigen dapat melalui silinder, tangki, atau kompresor yang dilengkapi dengan regulator (pengukur tekanan) d. Respirator dengan pasokan udara atau oksigen dibedakan menjadi : Airline respirator.
Air hose mask respirator.
Self-contained brathing apparatus.
4. Cara Pemakaian.
1. Pilih ukuran respirator yang sesuai dengan ukuran antropometri tubuh pemakai. Ukuran antropometri tubuh yang berkaitan adalah : a. Panjang muka. b. Panjang dagu. c. Lebar muka. d. Lebar mulut. e. Panjang tulang hidung. f. Tonjolan hidung. 2. Periksa lebih dahulu dengan teliti, teliti, apakah respirator respirator dalam keadaan baik, tidak rusak, dan komponen-komponennya juga dalam keadaan masih baik. 3. Jika terdapat komponen yang sudah tidak berfungsi maka perlu diganti lebih dahulu dengan yang baru dan baik.
4. Pilih jenis filter atau catrid atau kanister dengan seksama, agar tidak terjadi kebocoran. 5. Singkirkan rambut yang menutupi bagian muka. 6. Potong cambang dan jenggot sependek mungkin. 7. Pasang atau kenakan gigi palsu, bila pekerja menggunakan gigi palsu. Pakailah instruction manual ) respirator dengan cara sesuai dengan petunjuk operasional ((instruction yang harus ada pada setiap respirator. 8. Gerak gerakkan kepala, untuk memastikan memastikan bahwa tidak akan terjadi kebocoran apabila pekerja bekerja sambil bergerak-gerak. 5. Pemeliharaan.
Agar respirator dapat berfungsi denngan baik dan benar serta dapat digunakan dalam waktu yang relatif lama, maka respirator perlu pemeliharaan atau perawatan secara teratur, sebagai berikut: a. Setiap Setiap kali kali setela setelah h dipaka dipakai, i, respir respirato atorr harus harus di bersih bersihkan kan (dicuci (dicuci)) kemudi kemudian an dikeringkan. c. Apabil Apabilaa suatu suatu respir respirato atorr terpak terpaksa sa diguna digunakan kan oleh oleh orang orang lain, lain, maka maka harus harus dicucihamakan terlebih dahulu. d. Beri tanda setiap respirator dengan nama pemakainya. e. Setelah respirator bersih dan kering, simpan dalam loker yang bersih, kering dan tertutup.
f. Tangki Tangki-ta -tangki ngki atau atau silind silinderer-sil silend ender er udara udara atau atau oksige oksigen n harus harus dicek dicek secara secara ber berka kala la,, untuk untuk meng menget etah ahui ui bahwa bahwa pers persed edia iaan an udara udara atau atau oksi oksigen gen masi masih h mencukupi. g. Klep-klep, regulator dan komponen-komponen lainnya perlu juga dicek secara berkala. Jika tidak berfungsi harus segera diganti dengan yang baru. III.3.4 Pelindung Tangan. 1. Fungsi.
Untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api, panas, dingin, radias radiasii elekto elektomagn magneti etik, k, radias radiasii mengio mengion, n, listri listrik, k, bahan bahan kimia, kimia, bentur benturan an dan pukulan, tergores, terinfeksi. Alat pelindung tangan biasa disebut dengan sarung tangan. 2. Jenis.
Menurut bentuknya, alat pelindung tangan dibedakan menjadi : a. Sarung tangan biasa atau gloves. atau gloves. b. Mitten, Mitten, yaitu sarung tangan dengan ibu jari terpisah, sedangkan empat jari lainya menjadi satu. c. Hand c. Hand pad , yaitu alat pelindung tangan yang hanya melindungi telapak tangan. d. Sleeve, Sleeve, yaitu alat pelindung dari pergelangan tangan sampai lengan. Biasanya digabung dengan sarung tangan. 3. Spesifikasi.
Alat pelindung tangan harus sesuai antara potensi bahaya dengan bahansarung tangan yang dikenakan pekerja.
Potensi bahaya dan bahan sarung tangan yang sesuai, disajikan pada tabel berikut: Potensi Bahaya
Listrik Radiasi mengion
Jenis Bahan Sarung Tangan
Karet Karet atau kulit yang dilapisi dengan timbal (Pb)
Benda-benda ta tajam at atau ka kasar
Kulit at atau PV PVC, ku kulit ya yang di dilapisi dengan logam kromium
Asam dan alkali yang korosif
Karet
Pelarut organik ( solvent )
Karet sintetis
Benda-benda panas
Kulit atau asbes
4. Cara Pemakaian.
a. Pilih jenis alat pelindung tangan yang sesuai dengan potensi bahaya b. Pilih ukuran sesuai dengan ukuran tangan pemakai. c. Masukkan tangan yang bagian pergelangan tangannya bermanset atau berkerut, ujung ujung lengen baju pekerja masuk ke dalam manset atau kerutan sarung tangan, kemudian manset dikancingkan atau kerutan dirapikan. d. Sarung tangan tanpa manset atau tanpa kerutan, ujung lengan baju panjang peker pekerja ja harus harus berman bermanset set,, dan bagian bagian lengan lengan sarung sarung tangan tangan berda berda di dalam dalam manset atau di dalam kerutan. Tidak disarankan memasukkan ujung lengan baju panjang kedalam sarung tangan. 5. Pemeliharaan.
a. Alat pelindung tangan yang telah selesai dipakai, harus dibersihkan, dicuci dengan air, bagian luar maupun dalam kemudian dikeringkan. b. Simpan di dalam kantong yang bersih dan letakkan di dalam loker atau rak lemari. III.3.5 Pakaian Pelindung. 1. Fungsi.
Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi sebagain atau seluruh tubuh dari kotoran, debu, bahaya percikan bahan kimia, radiasi, panas, bunga api maupun api. 2. Jenis.
a. Apron, Apron, yang yang menutu menutupi pi hanya hanya sebagi sebagian an tubuh tubuh pemaka pemakainy inya, a, mulai mulai dari dari dada sampai lutut. b. Overalls, yang menutupi seluruh bagian tubuh. 3. Spesifikasi.
Macam-macam pakaian pelindung adalah: a. Pakaian pelindung dari kulit, untuk tenaga kerja yang mengerjakan pengelasan. b. Pakaian pelindung untuk pemadam kebakaran. c. Pakaian pelindung untuk pekerja yang terpajan radiasi tidak mengion. d. Pakaian pelindung untuk pekerja yang terpajan radiasi mengion. e. Pakaian Pakaian pelindung terbuat dari plastik, plastik, untuk tenaga kerja yang bekerja bekerja kontak dengan bahan kimia. 4. Cara pemakaian.
a. Pilih jenis pakaian pelindung yang sesuai dengan potensi bahaya yang dihadapi. b. Pilih ukurannya yang sesuai dengan ukuran tubuh pemakainya. c. Cek Cek kead keadaa aan n fisik isikny nya, a, apak apakah ah dal dalam kead keadaa aan n rusa rusak k , dan dan lengk engkap ap komponenkomponennya. d. Kenakan pakaian pelindung dan kacingkan dengan seksama. e. Gerak-g Gerak-gera erakkan kkan anggot anggotaa badan badan (kaki, (kaki, tangan tangan), ), untuk untuk memast memastika ikan n apakah apakah pakaian pelindung telah terpakai dengan nyaman. 5. Cara pemeliharaan.
a. Pakaian pelindung yang disposable (sekali (sekali pakai dibuang), dibuang), setelah setelah habis pakai dimasukkan ke dalam kantong kertas yang semula untuk membungkus pakaian pelindung baru, kemudian dibuang di tempat yang telah disediakan. disposable, sehabis dikenakan dicuci, setelah b. Pakaian pelindung yang tidak tidak disposable, dikeringkan diseterika, dilipat dan disimpan ditempat yang bersih. III.4 Persyaratan Kesehatan Kerja Di Perkantoran. 1. Air Bersih.
a. Persyaratan. Memenu Memenuhi hi persya persyarat ratan an fisika fisika,, kimia, kimia, mikrob mikrobiol iologi ogi dan radioa radioakti ktiff sesuai sesuai dengan kepmenkes no. 907/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum. b. Pengertian.
Air bersih bersih adalah adalah air yang yang diperg dipergunak unakan an untuk untuk keperlu keperluan an sehari sehari-ha -hari ri dan kualit kualitasn asnya ya memenuh memenuhii persya persyarat ratan an keseha kesehatan tan air bersih bersih sesuai sesuai dengan dengan peratu peraturan ran perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak. c. Tata cara pelaksanaan.
Air bersih dapat diperoleh dari PAM, sumber air tanah atau sumber lain yang telah diolah sehingga memenuhi persyaratan.
Distribusi harus menggunakan perpipaan. Sumber air bersih dan saran distribusinya harus bebas dari pencemaran fisik, kimia, dan bakteriologis.
Samp Sampel el air air bers bersih ih untu untuk k pemer pemerik iksa saan an lab lab diam diambi bill dari dari sumb sumber er atau atau bak bak
penampungan dan dari kran terjauh, diperiksa minimal 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun. 2. Udara Ruangan.
Peny Penyeh ehat atan an udar udaraa ruan ruanga gan n adala adalah h upay upayaa yang yang dila dilaku kuka kan n agar agar suhu suhu dan dan kelembaban, debu, pertukaran udara, bahan pencemar dan mikroba di ruang kerja memenuhi persyaratan kesehatan. a. Suhu dan Kelembaban. Agar ruang kerja perkantoran memenuhi persyaratan kesehatan perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:
Tinggi langit-langit dari lantai minimal 2,5 m.
Bila suhu > 280C perlu menggunakan alat penata udara seperti Air seperti Air Conditioner (AC), kipas angin, dan lain-lain.
Bila suhu udara luar < 180C perlu menggunkan pemanas ruangan.
Bila kelembaban ruang kerja : - > 60% perlu menggunakan alat dehumidifier . - < 40% 40% perl perlu u mengg menggun unaka akan n alat alat humidifier (misalnya (misalnya:: mesin mesin pembentuk pembentuk aerosol ). ).
b. Debu. Agar Agar kand kandun unga gan n debu debu di dala dalam m ruan ruang g kerj kerjaa perk perkan anto tora ran n meme memenu nuhi hi persyaratan kesehatan maka perlu dilakukan upaya sebagai berikut:
Kegiatan membersihkan ruang kerja perkantoran dilakukan pada pagi dan sore pump). hari dengan menggunakan kain pel basah atau pompa hampa (vacuum (vacuum pump).
Pembersihan dinding dilakukan secara periodik 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun dan dicat 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
Sistem ventilasi yang memenuhi syarat.
c. Pertukaran Udara. Agar pertukaran udara ruang perkantoran dapat berjalan dengan baik, perlu dilakukan upaya sebagai berikut:
Untuk ruangan kerja yang ber AC harus memiliki lubang ventilasi minimal 15% dari luas lantai.
Ruang Ruang ber AC secara secara period periodik ik harus harus dimati dimatikan kan dan diupay diupayakan akan mendap mendapat at
perga perganti ntian an udara udara secara secara alamia alamiah h dengan dengan cara cara membuk membukaa seluru seluruh h pintu pintu dan jendela atau dengan kipas angin.
Membersihkan saringan atau filter udara AC secara periodek sesuai ketentuan
pabrik. d. Gas Pencemar. Agar Agar kand kandung ungan an gas gas penc pencem emar ar dala dalam m ruan ruangan gan kerja kerja perka perkant ntor oran an tida tidak k melebihi konsentrasi maksimal, maka perlu dilakukan tindakan sebagai berikut:
Pertukaran udara ruang diupayakan dapat berjalan dengan baik.
Ruang kerja tidak berhubungan langsung dengan dapur.
Dilarang merokok di dalam ruang kerja. k erja.
Tidak menggunakan bahan bangunan yang mengeluarkan bau yang menyengat.
e. Mikroba. Agar angka kuman di dalam ruang tdak melebihi batas persyaratan, perlu dilakukan beberapa tindakan sebagai berikut:
Keryaw Keryawan an yang yang mender menderita ita penyaki penyakitt yang yang ditula ditularka rkan n melalu melaluii udara udara untuk untuk sementara waktu tidak boleh bekerja.
Lantai dibersihkan dengan antiseptik.
Memelihara sistem ventilasi agar berfungsi dengan baik.
Memelihara sistem AC sentral.
3. Limbah
a. Limbah padat/sampah.
Adalah sebuah buangan yang berbentuk berbentuk padat termasuk termasuk buangna yang berasal dari kegiatan perkantoran.
Setiap perkantoran harus dilengkapi dengan tempat sampah yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya serta dilengkapi dengan penutup.
Sampah kering dan sampah basah ditampung dalam tempat yang terpisah.
Tersedia tempat pengumpulan sampah sementara yang memenuhi syarat.
Membersihkan ruang dan lingkungan perkantoran minimal 2 (dua) kali sehari.
Mengumpulkan sampah kering dan basah pada tempat yang berlainan dengan menggunakan kantong plastik warna hitam.
Mengamankan limbah padat sisa kegiatan perkantoran.
b. Limbah cair. Adalah buangan yang berbentuk cair termasuk tinja. Kualitas effluen
haru haruss
meme memenu nuhi hi syar syarat at sesu sesuai ai keten ketentu tuan an pera peratu tura ran n
perundangan yang berlaku. Salura Saluran n limbah limbah cair cair harus harus kedap kedap air, air, tertut tertutup, up, limbah limbah cair cair dapat dapat mengal mengalir ir
dengan lancar dan tidak menimbulkan bau.
Semua limbah cair harus dilakukan pengolahan lebih dahulu sebelum dibuang
kelingkungan minimal dengan septik tank.
4. Pencahayaan.
a. Jumlah Jumlah penyina penyinaran ran pada bidang bidang kerja kerja yang yang diperl diperluka ukan n untuk untuk melaks melaksanak anakan an kegiatan secara efektif. b. Intensitas cahaya di ruang kerja minimal 100 lux. c. Agar memenuhi persyaratan kesehatan, perlu dilakukan tindakan sebagai berikut:
Pencahayaan Pencahayaan alam atau buatan diupayakan diupayakan tidak menimbulkan menimbulkan kesilauan kesilauan dan memiliki intensitas sesuai dengan peruntukannya.
Penempatan bola lampu dapat menghasilkan penyinaran yang optimum dan
bola lampu harus sering dibersihkan.
Bola lampu yang tidak berfungsi dengan baik segera diganti.
5. Vektor penyakit.
a. Pengertian:
Vektor penyakit adalah binatang yang dapat menjadi perantara penular berbagai
penyakit tetentu (misalnya: serangga).
Reservoar (pejamu) penyakit adalah binatang yang didalam tubuhnya terdapat kuman penyakit yang dapat ditularkan kepada manusia (misalnya: tikus)
b. Tata cara pelaksanaan: 1. Pengendalian secara fisika.
Konstruksi Konstruksi bangunan tidak memungkinkan memungkinkan masuk dan berkembangbi berkembangbiaknya aknya vektor reservoar vektor reservoar penyakit penyakit kedalam ruang kerja dengan memasang alat yang dapat mencegah masuknya serangga dan tikus.
Menjag Menjagaa kebersi kebersihan han lingku lingkungan ngan,, sehing sehingga ga tidak tidak terjad terjadii penumpu penumpukan kan
sampah dan sisa makanan.
Pengaturan peralatan dan arsip secara teratur.
Meniadakan tempat perindukan serangga dan tikus.
2. Pengendalian dengan bahan kimia. Yaitu dengan melakukan:
Penyemprotan.
Pengasapan.
Memasang umpan.
Abatesasi pada penampungan air bersih.
6. Ruang dan Bangunan.
a. Bangunan kuat, terpelihara, bersih, dan tidak memungkinkan terjadinya gangguan kesehatan dan kecelakaan. b. Lantai terbuat dari bahan ang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin, dan bersih. c. Setiap orang mendapatkan ruang udara minimal 10 m3 / karyawan. d. Dindin Dinding g bersih bersih dan berwar berwarna na terang, terang, permuk permukaan aan dindin dinding g yang yang selalu selalu terkena terkena percikan air terbuat dari bahan yang kedap air. e. Langit-langit kuat, bersih, berwarna terang, ketinggian minimal 2,50 m dari lantai. f. Atap kuat dan tidak bocor. g. Luas jendela, kisi-kisi atau dinding gelas kaca untuk masuknya cahaya minimal 1/6 kali luas lantai. 7. Toilet.
Toilet karyawan wanita dan pria terpisah. Setiap kantor harus memiliki toilet dengan jumlah wastafel, jamban, dan peratusan sesuai dengan jumlah karyawan. Toilet wanita Σ Karyawan
Σ Kamar Mandi
Σ Jamban
Σ Wastafel
s/d 20
1
1
2
21-40
2
2
3
41-70
3
3
5
71-100
4
4
6
101-140
5
5
7
141-180
6
6
8
Toilet pria Σ Karyawan
Σ
Σ Peturasan
Σ Jamban
Kamar Mandi
Σ Wastafel
s/d 25
1
2
1
2
26-50
2
3
2
3
51-100
3
5
3
5
8. Instalasi.
a. Pengertian. Instalasi adalah penjaringan pipa/kabel untuk fasilitas listrik, air limbah, air bersih, telepon dan lain-lain yang diperlukan untuk menunjang kegiata industri.
b. Persyaratan. 1. Instalasi listrik, pemadam kebakaran, air bersih, air kotor, air limbah, air hujan harus dapat menjamin keamanan sesuai dengan ketentuan teknis berlaku. 2. Bangunan kantor yang lebih tinggi dari 10 m atau lebih tinggi dari bangunan lain disekitarnya harus dilengkapi dengan penangkal petir. c. Tata cara pelaksanaan. 1. Instalasi untuk masing-masing peruntukan sebaiknya menggunakan kode warna dan label. 2. Diupayakan Diupayakan agar tidak terjadi terjadi hubungan silang dan aliran aliran balik antara jaringan distribusi air limbah dengan menggunakan air bersih sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. Jaringan instalasi agar ditata sedemikian rupa agar memenuhi syarat estetika. 4. Jaringan instalasi tidak menjadi tempat perindukan serangga dan tikus. 9. Food safety.
Diluar dari kepmenkes no. 1405/MenKes/SK/XI/2002, maka ada aspek lain yang patut menjadi perhatian kita yaitu food yaitu food safety, safety, karena: a. Keamanan pangan menjadi issue yang cukup penting di perkantoran, karena semua pekerja setidaknya makan siang di kantor, dengan membeli dari food dari food court yang court yang ada. b. Kemudian adanya petugas cleaning services yang sekaligus bertugas menyediakan makanan dan minuman bagi pekerja, sudah dikatagorikan sebagai foohandler sebagai foohandler .
office hygiene hygiene tadi, c. Kare Karena na itu itu seir seirin ing g deng dengan an tuga tugass tim tim office tadi, maka maka penera penerapan pan kepmenkes kepmenkes no. 715/MENKES/ 715/MENKES/SK/V/ SK/V/2003 2003 tentang tentang persyarata persyaratan n hygiene sanitasi jasab jasaboga oga perlu perlu mendap mendapatk atkan an perhat perhatian ian,, salah salah satuny satunyaa adalah adalah pelati pelatihan han bagi foodhandler dan foodhandler dan supervisor kantin.