ASUHAN ASUH AN KEPERAW KEPE RAWA ATAN NEONATUS NE ONATUS PADA BY.N DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERBILIRUBIN DI RUANG PERINATOLOGI PERINATOLOGI RSUD KOTA SEMARANG
Disusun Oleh : Andi Put! Ei!nt"
#$%&'&$$(
Aies Su)i!nt"
#$%&'&$%(
B!*u D. P!t!+!
#$%&'&$,(
N!ni S. I*!ni
#$%&'&--(
Rin!!ti
#$%&'$/$(
PROGRAM STUDI PRO0ESI NERS STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG /&
%$ BAB I PENDAHULUAN
A. L!t! L!t! B Bel el!1 !1!n !n) )
Tingkat kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu indikator di suatu negara. Angka Angka kematian kematian Maternal dan Neonatal masih tinggi, tinggi, salah satu satu fakto faktorr pent pentin ing g dala dalam m upay upayaa penu penuru runa nan n angk angkaa terse tersebu butt deng dengan an memberikan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas kepa kepada da masy masyara araka katt yang yang belu belum m terla terlaks ksan ana. a. Saat Saat ini ini angk angkaa kema kemati tian an perinatal di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 40!000 kelahiran hidup. "anyak faktor yang mempengaruhi angka kematian tersebut antara lain penyakit dan semua hal yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan baik langsung maupun tidak langsung. #aktor yang berhubungan langsung pada bayi baru lahir adalah penyakit. $enyakit tersebut sangat beresiko tinggi pada bayi, oleh karenanya perlu mendapat penatalaksanaan yang cepat sehingga angka kematian dan kesakitan dapat diturunkan. %iperbilirubinemia merupakan salah satu fenomena klinis yang paling sering ditemukan pada bayi baru lahir. Sekitar &' ( '0) bayi baru lahir menderita
ikterus
pada
minggu
pertama.
Angka
ke*adian
hiperbilirubinemia lebih tinggi pada bayi kurang bulan, dimana ter*adi +0) pada bayi cukup bulan dan pada bayi kurang bulan ter*adi sekitar 0). 0). %iperb %iperbilir ilirubi ubinem nemia ia adalah adalah pening peningkata katan n kadar kadar plasma plasma biliru bilirubin bin & standar de-iasi atau lebih dari kadar yang diharapkan berdasarkan umur bayi atau lebih dari persentil 0. "ilirubin ada & *enis yaitu bilirubin direk dan bilirubin indirek. $eningkatan bilirubin indirek ter*adi akibat produksi bilirubin yang berlebihan, gangguan pengambilan bilirubin oleh hati, atau kelain kelainan an kon*ug kon*ugasi asi biliru bilirubin bin.. Setiap Setiap bayi bayi dengan dengan ikteru ikteruss harus harus dapat dapat perhatian, terutama apabila ikterus ditemukan dalam &4 *am pertama kehidupan bayi atau bila kadar bilirubin meningkat /' mgd dalam &4 *am. $roses hemolisis darah, infeksi berat, ikterus yang berlangsung lebih dari satu minggu minggu serta bilirubin direk /! mgd *uga *uga merupakan merupakan keadaan yang ang
men menunn* unn*uk ukka kan n
kemu kemung ngk kinan inan
adan adanny nyaa
ikte ikteru russ
patol atolo ogis gis
BAB I PENDAHULUAN
A. L!t! L!t! B Bel el!1 !1!n !n) )
Tingkat kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu indikator di suatu negara. Angka Angka kematian kematian Maternal dan Neonatal masih tinggi, tinggi, salah satu satu fakto faktorr pent pentin ing g dala dalam m upay upayaa penu penuru runa nan n angk angkaa terse tersebu butt deng dengan an memberikan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas kepa kepada da masy masyara araka katt yang yang belu belum m terla terlaks ksan ana. a. Saat Saat ini ini angk angkaa kema kemati tian an perinatal di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 40!000 kelahiran hidup. "anyak faktor yang mempengaruhi angka kematian tersebut antara lain penyakit dan semua hal yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan baik langsung maupun tidak langsung. #aktor yang berhubungan langsung pada bayi baru lahir adalah penyakit. $enyakit tersebut sangat beresiko tinggi pada bayi, oleh karenanya perlu mendapat penatalaksanaan yang cepat sehingga angka kematian dan kesakitan dapat diturunkan. %iperbilirubinemia merupakan salah satu fenomena klinis yang paling sering ditemukan pada bayi baru lahir. Sekitar &' ( '0) bayi baru lahir menderita
ikterus
pada
minggu
pertama.
Angka
ke*adian
hiperbilirubinemia lebih tinggi pada bayi kurang bulan, dimana ter*adi +0) pada bayi cukup bulan dan pada bayi kurang bulan ter*adi sekitar 0). 0). %iperb %iperbilir ilirubi ubinem nemia ia adalah adalah pening peningkata katan n kadar kadar plasma plasma biliru bilirubin bin & standar de-iasi atau lebih dari kadar yang diharapkan berdasarkan umur bayi atau lebih dari persentil 0. "ilirubin ada & *enis yaitu bilirubin direk dan bilirubin indirek. $eningkatan bilirubin indirek ter*adi akibat produksi bilirubin yang berlebihan, gangguan pengambilan bilirubin oleh hati, atau kelain kelainan an kon*ug kon*ugasi asi biliru bilirubin bin.. Setiap Setiap bayi bayi dengan dengan ikteru ikteruss harus harus dapat dapat perhatian, terutama apabila ikterus ditemukan dalam &4 *am pertama kehidupan bayi atau bila kadar bilirubin meningkat /' mgd dalam &4 *am. $roses hemolisis darah, infeksi berat, ikterus yang berlangsung lebih dari satu minggu minggu serta bilirubin direk /! mgd *uga *uga merupakan merupakan keadaan yang ang
men menunn* unn*uk ukka kan n
kemu kemung ngk kinan inan
adan adanny nyaa
ikte ikteru russ
patol atolo ogis gis
1hiperbiliru 1hiperbilirubinemi binemia2. a2. 3e*ala paling mudah diidentifika diidentifikasi si adalah ikterus, yang didefinisikan sebagai kulit dan selaput lendir men*adi kuning. Ikterus merupakan suatu ge*ala yang sering ditemukan pada "ayi "aru ahir 1""2. Ikterus ter*adi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah. darah. $ada $ada sebagi sebagian an neonat neonatus, us, ikteru ikteruss akan akan ditemu ditemukan kan dalam dalam minggu minggu pertama kehidupannya. ikemukakan bah5a angka ke*adian ikterus terdapat pada +0) bayi cukup bulan dan pada 0) bayi kurang bulan. Menurut beberapa penulis ke*adian ikterus pada "" berkisar '0 ) pada bayi cukup bulan dan 6' ) pada bayi kurang bulan. Ikterus pada sebagian penderita dapat bersifat fisiologis dan sebagian lagi mungkin bersifat patologis. %iperbilirubinemia dianggap patologis apabila 5aktu muncul, lama, atau kadar bilirubin serum yang ditentukan berbeda secara bermakna dari ikterus fisiologis. #ototerapi merupakan terapi dengan menggunakan sinar yang dapat dilihat untuk pengobatan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir. 7eefektifan suatu fototerapi ditentukan oleh intensitas sinar. Adapun Adapun faktor yang mempengaruhi mempengaruhi intensitas sinar ini adalah *enis sinar, pan*ang gelombang sinar, *arak sinar ke pasien yang disinari, luas permukaan tubuh yang terpapar dengan sinar serta penggunaan media pemantulan sinar. Ikterus ter*adi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah. $ada seba sebagi gian an neon neonat atus us,, ikte ikteru russ akan akan ditem ditemuk ukan an dalam dalam ming minggu gu perta pertama ma kehidupannya. ikemukakan bah5a angka ke*adian ikterus terdapat pada +0) +0) bayi bayi cuku cukup p bulan bulan dan dan pada pada 0) 0) bayi bayi kura kurang ng bulan bulan.. i 8akart 8akartaa dilapo dilaporka rkan n 9&,!) 9&,!) mender menderita ita ikterus ikterus.. Ikteru Ikteruss ini pada pada sebagia sebagian n lagi lagi mungki mungkin n bersifa bersifatt patolo patologik gik yang yang dapat dapat menimb menimbulk ulkan an ganggu gangguan an yang yang menetap menetap atau menyeb menyebabk abkan an kematia kematian, n, karena karenany nyaa setiap setiap bayi bayi dengan dengan ikteru ikteruss harus harus mendap mendapat at perhat perhatian ian terutama terutama apabil apabilaa ikteru ikteruss ditemu ditemukan kan dalam &4 *am pertama kehidupan bayi atau kadar bilirubin meningkat lebih dari ' mgdl dalam &4 *am. $roses hemolisis darah, infeksi berat, ikterus yang berlangsung lebih dari ! minggu serta bilirubin direk lebih dari ! mgdl *uga merupakan keadaan yang menun*ukkan kemungkinan adanya ikterus patologik. alam keadaan tersebut penatalaksanaan ikterus
harus
dilakukan
sebaik:baiknya
agar akibat buruk
ikterus
dapat
dihindarkan.
B. Tu2u!n
!. Tu*uan umum Mahasis5a
mampu memberikan asuhan kepera5atan
pada pasien
hiperbilirubin. &. Tu*uan khusus a. Mahasis5a mampu
melakukan pengka*ian pada klien dengan
hiperbilirubin b. Mahasis5a mampu menegakan diagnosa kepera5atan pada klien hiperbilirubin c. Mahasis5a mampu membuat rencana tindakan kepera5atan pada klien hiperbilirubin d. Mahasis5a mampu melaksanakan tindakan kepera5atan pada klien hiperbilirubin e. Mahasis5a mampu melakukan e-aluasi pada klien hiperbilirubin.
BAB II TIN3AUAN TEORI
A. Pen)eti!n
%iperbilirubin adalah meningkatnya kadar bilirubin dalam darah yang kadar nilainya lebih dari normal. Nilai normal bilirubin indirek 0: 0,9 mgdl, bilirubin direk 0( 0,& mgdl. %iperbilirubinemia 1ikterus bayi baru lahir2 adalah meningginya kadar bilirubin di dalam *aringan ekstra-askuler, sehingga kulit, kon*ungti-a, mukosa dan alat tubuh lainnya ber5arna kuning. $ada bayi prematur kadar billirubin lebih dari !0 mgdl dan bayi cukup bulan kadar billirubin !& mgdl merupakan keadaan yang tidak fisiologis.
B. Eti"l")i
!. $eningkatan produksi ; a. %emolisis, misal pada Inkompatibilitas yang ter*adi bila terdapat ketidaksesuaian golongan darah dan anak pada penggolongan
n?im 3lukoronil Transeferase, sehingga kadar "ilirubin Indirek meningkat misalnya pada berat lahir rendah g. 7elainan kongenital 1
9. 3angguan fungsi %ati yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme atau toksion yang dapat langsung merusak sel hati dan darah merah seperti Infeksi, Toksoplasmosis, Siphilis. 4. 3angguan ekskresi yang ter*adi intra atau ekstra %epatik. '. $eningkatan sirkulasi >nterohepatik misalnya pada Ileus =bstruktif
4. Kl!si5i1!si
a. Ikterus prehepatik isebabkan oleh produksi bilirubin yang berlebihan akibat hemolisis sel darah merah. 7emampuan hati untuk melaksanakan kon*ugasi terbatas terutama pada disfungsi hati sehingga menyebabkan kenaikan bilirubin yang tidak terkon*ugasi. b. Ikterus hepatik isebabkan karena adanya kerusakan sel parenkim hati. Akibat kerusakan hati maka ter*adi gangguan bilirubin tidak terkon*ugasi masuk ke dalam hati serta gangguan akibat kon*ugasi bilirubin yang tidak sempurna dikeluarkan ke dalam doktus hepatikus karena ter*adi retensi dan regurgitasi. c. Ikterus kolestatik isebabkan oleh bendungan dalam saluran empedu sehingga empedu dan bilirubin terkon*ugasi tidak dapat dialirkan ke dalam usus halus. Akibatnya adalah peningkatan bilirubin terkon*ugasi dalam serum dan bilirubin dalam urin, tetapi tidak didaptkan urobilirubin dalam tin*a dan urin. d. Ikterus neonatus fisiologi Ter*adi pada &:4 hari setelah bayi baru lahir dan akan sembuh pada hari ke:6. penyebabnya organ hati yang belum matang dalam memproses bilirubin. e. Ikterus neonatus patologis Ter*adi karena factor penyakit atau infeksi. "iasanya disertai suhu badan yang tinggi dan berat badan tidak bertambah.
f.
7ern Ikterus Suatu kerusakan otak akibat perlengketan "ilirubin Indirek pada otak terutama pada 7orpus Striatum, Talamus, Nukleus Subtalamus, %ipokampus, Nukleus merah , dan Nukleus pada dasar @entrikulus I@.
D. P!t"5isi"l")i
$eningkatan kadar bilirubin tubuh dapat ter*adi pada beberapa keadaan. 7eadaan yang sering ditemukan adalah apabila terdapat penambahan beban bilirubin pada sel hepar yang berlebihan. %al ini dapat ditemukan bila terd apat peningkatan penghancuran eritrosit, polisitemia. 3angguan pemecahan bilirubin plasma *uga dapat menimbulkan peningkatan kadar bilirubin tubuh. %al ini dapat ter*adi apabila kadar protein dan B berkurang, atau pada bayi hipoksia, asidosis. 7eadaan lain yang memperlihatkan peningkatan kadar bilirubin adalah apabila ditemukan gangguan kon*ugasi hepar atau neonatus yang mengalami gangguan ekskresi misalnya sumbatan saluran empedu. $ada dera*at tertentu bilirubin ini akan bersifat toksik dan merusak *aringan tubuh. Toksisitas terutama ditemukan ada bilirubin indirek yang bersifat sukar larut dalam air tapi mudah larut dalam lemak. Sifat ini memungkinkan ter*adinya efek patologis pada sel otak apabila bilirubin tadi dapat menembus darah otak. 7elainan yang ter*adi pada otak disebut 7ernikterus. $ada umumnya dianggap bah5a kelainan pada syaraf pusat tersebut mungkin akan timbul apabila kadar bilirubin indirek lebih dari &0 mgdl. Mudah tidaknya kadar bilirubin mele5ati darah otak ternyata tidak hanya tergantung pada keadaan neonatus. "ilirubin indirek akan mudah mele5ati darah otak apabila bayi terdapat keadaan "erat "adan ahir
E. M!ni5est!si 1lini1
Tanda dan ge*ala yang pada penderita hiperbilirubin adalahC !. Tampak ikterus pada sklera, kuku atau kulit dan membran mukosa.
&.
8aundice yang tampak dalam &4 *am pertama disebabkan oleh penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, sepsis, atau ibu dengan diabetik atau
infeksi. 9. 8aundice yang tampak pada hari ke dua atau hari ke tiga, dan mencapai puncak pada hari ke tiga sampai hari ke empat dan menurun pada hari ke lima sampai hari ke tu*uh yang biasanya merupakan *aundice fisiologis. 4. Ikterus adalah akibat pengendapan bilirubin indirek pada kulit yang cenderung tampak kuning terang atau orange, ikterus pada tipe obstruksi 1bilirubin direk2 kulit tampak ber5arna kuning kehi*auan atau keruh. $erbedaan ini hanya dapat dilihat pada ikterus yang berat. '. Muntah, anoksia, fatigue, 5arna urin gelap dan 5arna tin*a pucat, seperti dempul +. $erut membuncit dan pembesaran pada hati 6. $ada permulaan tidak *elas, yang tampak mata berputar:putar . etargik 1lemas2, ke*ang, tidak mau menghisap . apat tuli, gangguan bicara dan retardasi mental !0. "ila bayi hidup pada umur lebih lan*ut dapat disertai spasme otot, epistotonus, ke*ang, stenosis yang disertai ketegangan otot.
0. K"+6li1!si
!. "ilirubin enchepalopathy 1komplikasi serius2 &. 7ernikterusC kerusakan neurologis, cerebral palsy, retardasi mental, hiperaktif, bicara lambat, tidak ada koordinasi otot dan tangisan yang melengking G. Pen!t!l!1s!n!!n
!. $enga5asan antenatal dengan baik dan pemberian makanan se*ak dini 1pemberian ASI2. &. Menghindari obat yang meningkatakan ikterus pada masa kelahiran, misalnya sulfa furokolin. 9. $encegahan dan pengobatan hipoksin pada neonatus dan *anin. 4. #enobarbital #enobarbital dapat mengeksresi billirubin dalam hati dan memperbesar kon*ugasi. Meningkatkan sintesis hepatik glukoronil transferase yang mana dapat meningkatkan billirubin kon*ugasi dan clereance hepatik pigmen dalam empedu. #enobarbital tidak begitu sering digunakan. '. Antibiotik, bila terkait dengan infeksi.
+. #ototerapi #ototerapi dilakukan apabila telah ditegakkan hiperbillirubin patologis dan berfungsi untuk menurunkan billirubin dikulit melalui tin*a dan urine dengan oksidasi foto pada billirubin dari billi-erdin. 6. Transfusi tukar. Transfusi tukar dilakukan bila sudah tidak dapat ditangani dengan foto terapi.
H. Pe+ei1s!!n 6enun2!n)
!. aboratorium 1$emeriksan arah2 a. $emeriksaan billirubin serum. $ada bayi prematur kadar billirubin lebih dari !0 mgdl dan bayi cukup bulan kadar billirubin !& mgdl merupakan keadaan yang tidak fisiologis. b. %b, %DT, %itung arah engkap. &. ES3, untuk menge-aluasi anatomi cabang kantong empedu. 9.
I. Pen)1!2i!n 0"1us
!.
metabolisme hepar obstruksi saluran pencernaan ibu
menderita M. &.
Seperti ketidak cocokan darah ibu dan anak $olycythenia, gangguan saluran cerna dan hati 1hepatitis2 +.
3. Di!)n"s! d!n inte7ensi 1e6e!!t!n
!. 7ekurangan -olume cairan berhubungan dengan tidak adekuatnya intake cairan, fototherapi, dan diare. Tu*uan ; Setelah dilakukan tindakan kepera5atan selama 9G&4 *am diharapkan kebutuhan cairan terpenuhi 7riteria hasil ; ter*adi keseimbangan cairan Inter-ensi ; a. Datat *umlah dan kualitas feses b. pantau turgor kulit c. pantau intake output cairan d. Monitor status dehidrasi e. Monitor TT@ f. 7olaborasi pemberian I@ &. %ipertermi berhubungan dengan efek fototerapi
Tu*uan ; Setelah dilakukan tindakan kepera5atan selama 9G&4 *am diharapkan suhu dalam batas normal 7riteria hasil ; Nadi dalam batas normal Suhu dalam batas normal Intervensi ; g. "eri suhu lingkungan yang netral h. Monitor suhu sesering mungkin i.
Monitor H"D,%b,%ct
*.
Monitor 5arna dan suhu kulit
k. 7olaborasi pemberian cairan intra-ena dan antipiretik *ika diperlukan l.
Monitor tanda:tanda -ital tiap & *am.
9. 3angguan integritas kulit berhubungan denganhiperbilirubinemia dan diare Tu*uan ; Setelah dilakukan tindakan kepera5atan selama 9G&4 *am diharapkan kerusakan kulit terataso 7riteria hasil ; kulit men*adi lembab "erbaikan kulit meningkat Intervensi ; m. 7a*i 5arna kulit tiap 4 *am n. pantau bilirubin direk dan indirek o. ubah posisi setiap & *am p. masase daerah yang menon*ol . *aga kebersihan kulit dan kelembabannya.
$AT%HAS >ritrosit %emoglobin
%>M "esi#e
3lobin "iliruin Indirek 1tidak larut air2
ter*adi pada limpa makrofag
"ilirubn berkaitan dengan albumin
ter*adi dalam plasma darah
Melalui hati "ilirubin berikatan dengan glukoronat gula residu bilirubin direk 1larut dalam air2
ter*adi dalam hati
"ilirubin direk di ekskresi ke kandung empedu
7andung empedu ke duodenum
melalui duktus biliaris
"ilirubin direk di ekskresi melalui urine an fesses
$eningkatan destruksi eritrosit 13angguan kon*ugasi bilirubingangguan transport bilirubinpeningkatan siklus entero hepatik2
Suplay bilirubin melebihi kemampuan hepar
%epar tidak dapat melakukan kon*ugasi
$eningkatan bilirubin dalam darah
Ikhterus pada schlera leher dan badan
Indikasi fototerapi
$emecahan bilirubin meningkatkan pengeluaran cairan empedu ke organ usus Gangguan integritas kulit
3erakan peristaltik usus meningkat
iare
Kekurangan volume cairan
Hipertermi
BAB III TIN3AUAN KASUS
A. DATA BAYI
Nama bayi
; "y. M.S
8enis kelamin
; aki:laki
Tanggal lahirusia
; 9! esember &0!4 hari
Tanggal masuk
; esember &0!'
Alamat
; 8l.Ampel Sari
Nama orang tua
; Tn.S Ny.M
$endidikan ayahibu ; SMASMA $eker*aan ayahibu
; S5asta:
Esia ayahibu
; 9'9! tahun
iagnosa medis
; %iperbilirubinemia
B. RIWAYAT BAYI
Apgar score
;:
Esia gestasi
; 9 minggu
"erat badan
; 4000 gram
pan*ang badan ; ' DM
Tidak ada komplikasi dalam persalinan, antara lain aspirasi mekonium, denyut *antung *anin abnormal, tidak ter*adi prolaps tali pusatlilitan tali pusat, dan tidak te*adi ketuban pecah dini.
4. RIWAYAT IBU
Esia 9!
!.
8enis $ersalinan
3ra-ida !
$artus !
Abnormal 0
$ersalian spontan, tidak ada komplikasi kehamilan serta tdak ada ruptur &.
plasenta, preeklampsia, suspect sepsis, persalinan, prematurpostmatus. $era5atan Antenatal ; :
PENGKA3IAN 0ISIK NEONATUS
A. $>N37A8IAN !.
&. Tonusakti-itas Tonus otot ;aktif dan klien menagis keras 9. 7epalaleher a. Inspeksi ;
; Tidak ada nyeri tekan, teraba kenyal. ;ubang hidung kanan dan kiri simetris, bersih,
terdapat bulu:bulu halus di dalam lubang hidung, tidak tampak napas cuping hidung dan sinusitis. b. $alpasi ;Tidak ada nyeri tekan +. Telinga a. Inspeksi ;aun telinga kanan dan kiri simetris, lubang telinga baik kanan maupun kiri bersih, klien mampu mendengar orang berbicara tanpa harus mengeraskan -olume suara. b. $alpasi ; Tidak ada nyeri tekan 6. Abdomen a. Inspeksi ;Tidak tampak pembesaran umbilikus,J tidak ada hiperhipopigmentasi, tidak ada distensi abdomen. b. Auskultasi ; $eristaltik usus kuadran kanan ba5ah 9Fmenit, kuadran kanan atas &Fmenit, kuadran kiri atas &Fmenit, kuadran kiri ba5ah !Fmenit. c. $erkusi ; Timpani d. $alpasi; lunak, li-e tidak teraba, tidak ada nyeri tekan, lingkar perut 4& cm.
. Toraks Inspeksi
;ada
kanan
dan
kiri
simetris,
tidak
ada
hiper
hipopigmentasi, konfigurasi !; &, tidak tampak penggunaan otot bantu pernapasan, ekspansi dada bebas, kla-ikula normal, retraksi dera*at 0. . $aru:paru a. Inspeksi ;
;Ictus cordis tidak teraba. ;Terdengar pekak sampai daerah mid aFila anterior
sinistra. !!. >kstremitas Inspeksi ; a. >kstremitas Atas ; Tidak ada keterbatasan rentang gerak sendi, capilary refill K 9 detik, b. >kstremitas "a5ah ; Tidak ada keterbatasan rentang gerak sendi, tidak tampak edema, tidak tampak ada luka. !&. Embilikus Inspeksi ;Normal, kering, dan tidak ada inflamasi.
!9. 3enital Inspeksi ; aki:laki normal, penis berlubang, testis turun, rugae *elas !4. Anus Inspeksi ; $aten , berlubang. !'. 7ulit Inspeksi ; Harna kulit *aundice, turgor elastis dan kulit teraba hangat. !+. Suhu
a. ingkungan "oks fototerapi
b. Suhu kulit ; 9+ 60 D
".
X
7eterangan ; ; laki:laki ; perempuan L ; meninggal ......... ; tinggal serumah ; pasien b. Antisipasi @S pengalaman nyata kelahiran ; Ibu klien mengatakan ini kelahiran anak pertama dengan kondisi nya sekarang sudah membaik dan sering menemani di ruangan
c. d. e. f. g. h. i. *. k. l.
untuk menyusui atau memberikan ASI . "udaya ; *a5a Suku ; *a5a Agama ; islam "ahasa utama ; *a5a $erencanaan makanan bayi; ASI Masalah sosial yang penting ; : %ubungan orang tua dan bayi ; baik =rang terdekat yang dapat dihubungi ; saudara =rang tua berespon terhadap penyakit ; ya 1F2 tidak 1:2 "erespon; kha5atir dengan keadaan anaknya =rang tua berespon terhadap hospitalisasi ; ya 1F2tidak 1:2 "erespon; tiap kali *am kun*ung selalu berkun*ung dan memberikan stok asi
D.
. $<=S>E< IA3N=STI7 AN A"=
al
Indikasi
iagnostiklaboratorium
pemer
dan tu*uan
"ilirubin total
iksaan 8an
Entuk
!6,!4 mgdl
"ilirubin direk
&0!'
mengetahu
0,9! mgdl
0:0,&
i bilirubin
!+,9 mgdl
0:!0
"ilirubin indirek
%asil
"ilirubin total
!0 8an
Entuk
+,&4 mgdl
"ilirubin direk
&0!'
mengetahu
0,&' mgdl
"ilirubin indirek
i bilirubin
', mgdl
Nilai normal
Analisa
%igh
%igh 0:0,& 0:!0
>. ANAISA ATA N o !.
Tanda dan ge*ala
$roblem
>tiologi
s ; ibu klien mengatakan bayinya
$eningkatan kadar
7ondisi
kekuningan o ; ikterus, *aundice disekitar
bilirubin dalam darah
fisiologispatologis
>fek samping
suhu tubuh;
fototerapi
5a*ah dan badan, bilirubin total &.
!6,!4 mgdl s ;: o; Mendapatkan terapi fototerapy "ayi mendapat ASI dan $ASI o S;9+,6 c
%ipertermi
9. s; : o ; alam boks terbuka, difototerapi 8aundice "A" dan "A7 menggunakan pempers
>fek samping fototerapi
#. MASAA% 7>$>SEAI >N3AN INT><@>NSI2
No !.
Tgl*am
iagnosa kepera5atan
ditemukan 8an &0!'
$eningkatan kadar
!!.90
bilirubin dalam darah bd kondisi
&.
fisiologispatologis. !0 8an &0!' !4.00
9. !0 8an &0!'!4.00
fototerapi
paraf
tgl*am teratasi
paraf
3. <>NDANA ASE%AN 7>$>
F kepera5atan $eningkatan kadar bilirubin darah bd kondisi fisiologispatologi s
Tu*uan, kriteria
inter-ensi
e-aluasi Tu*uan dan
kepera5atan tindakan a.Monitor tanda: a.Mengetahui
kriteria hasil; Tidak ada
tanda
-ital
serum
fisiologis
peningkatan
klien b.Monitor bilirubin hiperbilirubinemi b.Entuk megethui a ditandai
adanya
dengan; %asil
peningkatan atau
bilirubun
penurunan
menun*ukan
hiperbilirubin c.Monitor bila ada c.$eningkatan
normal Tanda dan ge*ala hiperbilirubi
&.
muntah,
kaku
hiperbilirubin
kuduk
atau
mengakibatka
tremor
n seperti
keadaan
n
adanya
gangguan
*aundice dan
pada
ikterik hilang
sistem
syaraf
%ipertermi bd a.Monitor tanda:
efek samping fototerapi
Tu*uan dan
tanda -ital
kriteria hasil; suhu tubuh normal
b.$erhatikan suhu lingkungan dan gunakan isolasi
a.Mengetahui keadaan fisiologis klien b.Suhu lingkungan disesuaikan
c."erikan minum tambahan
agar
terlalu kontras c.ASI
9.
tidak
dapat
membantu penurunan
hiperbilirubin dan metabolisme
tubuh
gangguan
bayi
terhadap
integritas kulit bd
ter*adinya
efek samping
hipertermi
fototerapi a. =bser-asi a.$era5atan kulit
keadaan keutuhan kulit
yang
kurang
dapat
dan 5arnanya Tu*uan dan
meningkatkan
kriteria hasil;
ter*adinya
selama dalam
gangguan
pera5atan kulit bayi tidak mengalami
b."ersihkan segera bila bayi "A" atau "A7
integritas kulit.
b.8angan biarkan
gangguan kulit
"A"
atau
"A7
bayi
lembab
pada
pempers, dapat c.3unakan
lotion
pada
daerah
bokong
d.8aga
resiko gangguan integritas
alat tenun
dalam keadaan bersih
ter*adi
dan
kulit.. c. Agar lembab tidak
tidak dan ter*adi
iritasi d.Entuk
kering
kenyamanan e.akukan
alih
dan
baring
dan
pemi*atan
keefektifan higiene bayi e.Mengurangi penekanan pada satu sisi tubuh
%. $>A7SANAAN ASE%AN 7>$>
F kepera5atan
Tgl*a m
Implementasi
respon S;: = ; Suhu
$eningkatan kadar
9+,6oD
bilirubin dalam darah bd kondisi Mengka*i TT@ klien
fisiologispatologis.
S;: =;
8an &0!' .!
!!.90:
suhu tubuh bd efek !4.00
klienmenan Melakukan fototerapi gis sesuai ad-is dokter S;: =;
samping fototerapi
klienminu Memberikan ASI dan resiko ter*adi
mbanyak
$ASI melalui dot Menggantipopokklien
gangguan integritas kulit bd efek
S;: = ; 7lien
samping fototerapi
"A7 dan "A" &.
$eningkatan kadar
8an
Mengukur suhuklien
S;: =;
paraf
Suhuklien 9+,6 oD
Melakukanfototerapis
bilirubin dalam
esuai ad-is dokter
darah bd kondisi
samping fototerapi resiko ter*adi
diberikan foto terapi
fisiologispatologis resiko perubahan suhu tubuh bd efek
S;: = ; klien
karena kadar &0!'
bilirubin
!4.00:
Mengganti popok
&!.00
klien
gangguan integritas kulit bd efek
!6! mgdl S;: = ; 7lien "A7 dan
samping fototerapi
"A" Memberikan ASI dan $ASI melalui dot
S;: =; klienminu mbanyak
9.
8an resiko perubahan suhu tubuh bd efek
Mengukur suhu klien
&0!' &!.00:
Melakukanfototerapis
S;: =; Suhuklien
resiko ter*adi
96 oD S;: =;
gangguan integritas
klienmenan
samping fototerapi
kulit bd efek samping fototerapi
06.00
esuai ad-is dokter
Menggantipopokklien gis Memberikan ASI dan $ASI melalui dot
Melakukanfototerapis esuaiad-isdokter Memberikanin*eksise
S;: = ; 7lien "A7 dan "A" S;: =;
suaiad-isdokter Menggantipopokklien Memberikan ASI dan
klienminu mbanyak
$ASI melalui dot
No !.
F kepera5atan
Tgl*a
$eningkatan kadar
m !0 8an
bilirubin dalam darah
&0!'
bd kondisi fisiologispatologis.
06.00: !4.00
Implementasi Mengka*i TT@ klien
respon S;: = ; Suhu 9+oD
Melakukan fototerapi
S; : =; klien diberikan
Memberikan ASI dan
$ASI melalui dot
suhu tubuh bd efek
foto terapi S;: = ; klien menangis
samping fototerapi
keras,reflek Mengganti popok klien resiko ter*adi gangguan integritas kulit bd efek samping fototerapi
Memberikan ASI Mengobser-asi refleks bayi Memonitor suhu tubuh.
hisap baik, S; =; 7len "A" dan "A7 S;: = ; klien minum "anyak,refle
mengobser-asi keadaan
k hisab
keutuhan kulit dan
baik,aktif, S;
5arnanya.
9+,6oc S; : =;5arna
Miringkan bayi setelah
kulit sudah
tidak diberi ASI
*oundice
"erikan kenyamanan
S;: = ; bayi
pada lingkungan bayi
diberikan ASI oleh ibunya S; "ayi nampak tenang
$eningkatan kadar bilirubin dalam darah Mengganti popok klien
bd kondisi fisiologispatologis resiko perubahan suhu
S;: = ; klien nampak menangis saat diganti
tubuh bd efek
!0 8an
samping fototerapi
&0!' !4.00:
"erikan kenyamanan
popok S;: = ; bayi tidur
&!.00
pada lingkungan bayi
engan tenang
&. Mengganti popok klien
S;: = ; 7lien "A7 dan
gangguan integritas
Memberikan ASI dan
"A" S;: =;
kulit bd efek samping
$ASI melalui dot
klienminumb
resiko ter*adi
fototerapi
9.
anyak
$eningkatan kadar
!0 8an
bilirubin dalam darah
&0!'
bd kondisi
&!.00:
fisiologispatologis resiko perubahan suhu
06.00
Mengukursuhuklien
Melakukanfototerapisesu aiad-isdokter Memberikanin*eksisesuai
S;: =; Suhuklien 9+,+ oD S;: =;
klienmenangis S;: =; 7lienmenan ad-isdokter
tubuh bd efek
gisketika di
samping fototerapi
suntik Menggantipopokklien
resiko ter*adi
S;: = ; 7lien
gangguan integritas kulit bd efek samping
Memberikan ASI dan
fototerapi
$ASI melalui dot
"A7 dan "A" S;: =; klienminumb anyak
No !.
F
kepera5atan $eningkatan kadar !!8an
bilirubin dalam darah
Tgl*am
Implementasi
Mengka*i TT@ klien
&0!'
bd kondisi
!!.90:
fisiologispatologis.
!4.00
respon S;: = ; Suhu 9+oD
Memberikan ASI dan $ASI melalui dot Menggantipopokklien
S;: = ; klien menangis
Memberikan ASI dan
suhu tubuh bd efek
$ASI melalui dot
samping fototerapi
klienminum mengobser-asi keadaan keutuhan kulit dan
resiko ter*adi gangguan integritas kulit bd efek samping fototerapi
S;: =;
5arnanya.
banyak S;: = ; 5arna kulit normal %asil lab menun*ukan kadar bilirubin +,&4 mgdl
I. >@AEASI No !.
tgl*am *an &0!'
F .kepera5atan peningkatan kadar bilirubin dalam darah
$erkembangan
paraf
S; =;7lien tampak ikterik,*aundice. 7E sadar, aktif,
bd kondisi fisiologis
t
9+,60D "ilirubin !6,!4 mgdl A; masalah belum teratasi $;optimalkan inter-ensi
&.
resiko perubahan suhu tubuh bd efek samping fototerapi
S; =;7lien tampak tenang, aktif tidak re5el, t9+,60D A; sebagian masalah teratasi $; optimalkan inter-ensi
9. resiko ter*adi ganggua n integritas kulit bd efek samping
S; =; Tak ada tanda:tanda kerusakan integritas kulit A; masalah teratasi $; optimalkan inter-ensi
fototerapi
!0 8an &0!'
S; =;.7E sadar, aktif, t 9+ 60D
!. peningkatan kadar
A; masalah teratasi sebagian
bilirubin dalam darah bd kondisi fisiologis
$;optimalkan inter-ensi S;
&. resiko perubahan suhu tubuh bd efek samping fototerapi
=;7lien tampak tenang, aktif tidak re5el, t9+ D A; sebagian masalah teratasi $; optimalkan inter-ensi
S; =; Tak ada tanda:tanda
9
!! 8an &0!'
kerusakan integritas kulit A; masalah teratasi
!.
fototerapi
S; mengerti tentang hiperbilirubin =; =rang tua klien
peningkatan kadar bilirubin dalam darah bd kondisi fisiologis
mendengarkan pen*elasan dan mengerti tentang hal hal yang perlu dilakukan pada bayi hiperbilirubinemia 7adar bilirubin +,!4 mgdl A; masalah teratasi sebagian $; optimalkan inter-ensi
&. S; =;.7E sadar, aktif, t 96 &0D, resiko perubahan suhu tubuh bd efek samping fototerapi
kadar bilirubin total +,&4 mgdl A; sebagian masalah teratasi $;optimalkan inter-ensi
9. S; =; Tak ada tanda:tanda resiko ter*adi ganggua n integritas kulit bd efek samping fototerapi
kerusakan integritas kulit A; masalah teratasi optimalkan inter-ensi
BAB I8 PEMBAHASAN alam pembahasan asuhan kepera5atan pada kasus bayi dengan hiperbilirubin pada bayi Ny. M S di
Manuaba 1&00&2, masalah yang sering di*umpai pada bayi adalah gangguan sistem pernafasan, reflek hisap dan menelan minuman, kesadaran menurun atau sering tidur, kebutuhan yang harus diberikan pada bayi dengan hiperbilirubin pemberian cairan yang cukup, mengobser-asi keadaan umum secara intensif dan kolaborasi dengan dr. Sp.A. $ada langkah ini penulis tidak ada kesen*angan antara teori dan kasus dilahan praktek. 9. iagnosa $otensial Masalah potensial pada bayi dengan hiperbilirubin 7 III yaitu potensial ter*adi hiperbilirubin 7 I@. Menurut @arney 1&0062, diagnosa potensial pada bayi dengan hiperbilirubin 7 I@ akan muncul apabila kadar bilirubin semakin meningkat lebih dari !0 ( !4 mg). $ada kasus ini tidak ditemukan adanya kesen*angan antara teori dan kasus yang ada dilahan praktek. 4. Antisipasi angkah antisipasi yang dilakukan antara lain ; kolaborasi dengan dokter spesialis anak, untuk pemberian ; #oto terapi dengan program penyinaran selama selama + *am dan istirahat & *am. $ada teori Antisipasi menurut @arney 1&0062, Antisipasi untuk tanda hiperbilirubin 7 I@ pada kasus ini antara lain ; perhatikan hasil darahbilirubin ; *ika hasilnya 6 mg ) atau lebih segera hubungi dokter spesialis anak, bayi perlu terapi. Sehingga pada langkah ini tidak ter*adi kesen*angan antara teori dan kasus di lapangan. '. -aluasi
>-aluasi pada bayi dengan hiperbilirubin 7 III menurut Saifuddin 1&00&2, yaitu ; 7E dan kesadaran bayi kembali normal, kebutuhan cairan terpenuhi, 5arna kuning pada kepala, badan, paha sampai lutut sudah tidak terlihat atau sudah berkurang, berat badan bayi naik, "A" & F sehari ber5arna kuning dan "A7 9 atau 4 F ber5arna kuning *ernih terpantau dengan baik setelah dilakukan asuhan kepera5atan selama 9 hari didapatkan hasil keadaan umum baik, pada kepala sampai leher masih ber5arna kuning, reflek hisap bayi kuat, bayi nampak bersih, ASI sudah diberikan 0 cc, "ayi sudah "A" & kali ber5arna kuning kecoklatan 1konsistensi lembek2 dan "A7 kurang lebih 4:' kali ber5arna kuning *ernih, "ayi nampak nyaman.
BAB 8 PENUTUP
A. Kesi+6ul!n %asil dari asuhan kepera5atan pada kasus bayi dengan %iperbilirubin 7 III pada bayi Ny. M.S di
6. >-aluasi yaitu setelah dilakukan asuhan selama 9 hari didapatkan hasil keadaan umum baik, reflek hisap bayi kuat, bayi nampak bersih, bayi sudah diberi ASI, "ayi sudah "A" 9 kali ber5arna kuning kecoklatan 1konsistensi lembek2 dan "A7 6 kali ber5arna kuning *ernih, "ayi nampak nyaman,kepala sampai leher masih kelihatan kuning,berat badan naik !00 gram. . $enulis menemukan adanya kesen*angan antara teori dan praktek yaitu pada pengka*ian. pengka*ian hasil dari pemeriksaan dikasus keadaan umum sedang dan diteori lemah, dikasus perut tidak ada pembesaran hati sedangkan diteori ada pembesaran hati, dikasus reflek morro dan gasping kuat sedangkan diteori lemah, dikasus "A7 ber5arna kuning *ernih dan "A" kuning kecoklatan sedangkan diteori "A" ber5arna dempul dan "A7 ber5arna gelap karena pada saat pengka*ian hasil yang diperoleh pada bayi Ny. M.S baik. . Alternatif pemecahan masalah pada bayi Ny. M.S pada pengka*ian diperoleh hasil bayi Ny. M.S dalam keadaan baik, sehingga tidak semua bayi hiperbilirubin dalam keadaan buruk. Maka diperlukan untuk lebih memperhatikan terhadap bayi agar tidak ter*adi komplikasi. B. S!!n ari kesimpulan tersebut di atas, penulis ingin memberikan sedikit saran supaya peningkatan mutu pelayanan asuhan kepera5atan men*adi lebih baik, diantaranya sebagai berikut ; !. "agi