KATAPENGANTAR PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karuni karunia-Ny a-Nyalah alah,, kami kami dapat dapat meyeles meyelesaik aikan an Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Penyakit ISPA. ISPA.
Tak lupa terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman satu kelompok dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanaat bagi kita semua terutama bagi para pembaca. Tentu Tentu saja makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna untuk menjadikan lebih baik kedepannya nanti.
Gresik, 10 Mei 2016
BAB I TINJAUAN TEORI 1.1 KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS Menurut !ontjaraningrat "#$$%& !omunitas adalah, sekumpulan manusia yang saling
bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi. 'etty Neuman "#$($& berpendapat bah)a, komunitas juga dipandang sebagai klien * +lient is an interacting open system in total
interace )ith both internal and eternal orces or stressors *. Sedangkan ogan dan a)kin "#$(/& menuliskan bah)a pengertian kepera)atan komunitas adalah pelayanan kepera)atan proesional yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perenca naan, pelaksanaan dan e0aluasi pelayanan kepea)atan. Pernyataan lain menurut Soerjono Soekanto "#$(1& komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu )ilayah "dalam arti geograi& dengan batas-batas tertentu, dimana yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari anggota-anggotanya, dibandingkan dengan penduduk diluar batas )ilayahnya. 2dapun menurut 345 "#$/6& komunitas adalah kelompok sosial yang di tentukan oleh batas-batas )ilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama serta adanya saling mengenal dan interaksi antar anggota masyarakat. !epera)atan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan utama yang ditujukan pada masyarakat pada prakteknya memerlukan acuan atau landasan teoritis untuk menyelesaikan penyimpangan dalam kebutuhan dasar komunitas. Salah satunya adalah konsep menurut "+hristine 7brahim, #$(8& kepera)atan dikarakteristikkan oleh 6 "empat& konsep pokok, yang meliputi konsep manusia, kesehatan, masyarakat dan kepera)atan. Paradigma kepera)atan ini menggambarkan hubungan teori-teori yang membentuk susunan yang mengatur teori-teori itu berhubungan satu dengan yang lain sehingga menimbulkan halhal yang perlu di selidiki "+hristine 7brahim, 9$(8&. Model teori Neuman menggambarkan bah)a komunitas adalah sistem terbuka yang mempunyai sumber energi "inra struktur& dan mempunyai
: 0ariabel yang saling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya dalam komunitas yaitu; 'iologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual. Model teori Neuman dilandasi oleh teori sistem dimana terdiri dari indi0idu, keluarga atau kelompok dan komunitas yang merupakan target pelayanan kesehatan. !esehatan masyarakat ditentukan oleh hasil interaksi yang dinamis antara komunitas dan lingkungan serta tenaga kesehatan untuk melakukan tiga tingkat pencegahan yaitu; pencegahan primer, sekunder dan tersier. 1. Pencegahan Primer Pencegahan primer dari arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau diaplikasikan ke populasi yang sehat pada umumnya. Pencegahan primer ini mencakup kegiatan mengidentiikasi aktor resiko yang terjadinya penyakit, mengkaji kegiatan-kegiatan promosi
kesehatan dan pendidikan dalam komunitas. Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan pada umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit. 2. Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder adalah inter0ensi yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya masalah kesehatan. Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosa dini inter0ensi yang tepat, memperpendek )aktu sakit dan tingkat keparahan atau keseriusan penyakit. 3. Pencegahan Tersier Tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan kesehatan setelah terjadi gangguan beberapa sistem tubuh.
kepera)atan karena ketidakmampuan mera)at dirinya sendiri oleh sesuatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara isik, mental maupun sosial. 1. !eluarga !eluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perka)inan atau adopsi, satu dengan yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi. 'ila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan > kepera)atan, maka akan berpengaruh terhadap anggota-anggota keluarga lain, dan keluarga-keluarga yang ada disekitar nya. ?. !elompok khusus !elompok khusus adalah kumpulan indi0idu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat ra)an terhadap masalah kesehatan, dan termasuk diantaranya adalah = #. !elompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat perkembangan dan pertumbuhannya seperti ; 7bu hamil, bayi baru lahir, anak balita, anak usia sekolah, usia lanjut. 1. !elompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan penga)asan dan bimbingan serta asuhan kepera)atan, diantaranya adalah = Penderita penyakit menular seperti; T'+, 27S, penyakit kelamin dan lainnya.
Penderita yang menderita penyakit tidak menular, seperti; iabetes melitus, jantung koroner, cacat isik, gangguan mental dan lainnya. #. !elompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya = 3TS, pengguna narkoba, pekerja tertentu, dan lainnya 1. embaga sosial, pera)atan dan rehabilitasi, diantaranya adalah= Panti 3erdha, panti asuhan, pusat rehabilitasi "cacat isik, mental, sosial dan lainnya&, penitipan anak balita. 6. Tingkat !omunitas Pelayanan asuhan kepera)atan berorientasi pada indi0idu, keluarga dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. 2suhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakat )ilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan kepera)atan komunitas diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien.
PERAN PERAWAT KOMUNITAS (PROVIDR O! "#RSI"$ %AR& 'anyak peranan yang dapat dilakukan oleh pera)at kesehatan mas yarakat diantaranya
adalah = #. Sebagai Pendidik "4ealth Education& Memberikan pendidikan kesehatan kepada indi0idu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisirdalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. 1. Sebagai Pengamat !esehatan "4ealth Monitor& Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada indi0idu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan kepera)atan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, obser0asi dan pengumpulan data. ?.!oordinator Pelayanan !esehatan "+oordinator o Ser0ises& Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan team kesehatan lainnya sehingga tercipta keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan. engan demikianpelayanan kesehatan yang diberikan merupakan suatu kegiatan yang menyeluruh dan tidak terpisah-pisah antara satu dengan yang lainnya. 6. Sebagai Pembaharuan "7no0ator&
Pera)at kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharu terhadap indi0idu, keluarga, kelompok dan masyarakat terutama dalam merubah perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan. :. Pengorganisir Pelayanan !esehatan "5rganisator& Pera)at kesehatan masyarakat dapat berperan serta dalam memberikan moti0asi dalam meningkatkan keikutsertaan masyarakat indi0idu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam setiap upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh masyarakat misalnya= kegiatan posyandu, dana sehat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai dengan tahap penilaian, sehingga ikut dalam berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan pengorganisasian masyarakat dalam bidang kesehatan. 8. Sebagai Panutan "
BAB II PEMBAHASAN
#. Pengertian 7neksi saluran pernaasan adalah suatu keadaan dimana saluran pernaasan "hidung, pharing dan laring& mengalami inlamasi yang menyebabkan terjadinya obstruksi jalan naas dan akan menyebabkan retraksi dinding dada pada saat melakukan pernaasan "Pincus +atAel B 7an kuman. isamping itu terdapat beberapa aktor yang turut mempengaruhi yaitu; usia dari bayi> neonatus, ukuran dari saluran pernaasan, daya tahan tubuh anak tersebut terhadap penyakit serta keadaan cuaca "3haley and 3ong; #$$#; #6#$&.
1. Eti!"i
Etiologi 7SP2 terdiri dari lebih dari ?%% jenis bakteri, 0irus dan richetsia. 'akteri penyebab 7SP2 antara lain adalah dari genus Streptococcus, Staphylococcus, Pneumococcus, Haemophylus, Bordetella dan Corinebacterium. Cirus penyebab 7SP2 antara lain adalah golongan Miksovirus, Adenovirus, Coronavirus, Picornavirus, Micoplasma, Herpesvirus dan lain-lain. Etiologi Pneumonia pada 'alita sukar untuk ditetapkan karena dahak biasanya sukar diperoleh. Penetapan etiologi Pneumonia di 7ndonesia masih didasarkan pada hasil penelitian di luar 7ndonesia. Menurut publikasi 345, penelitian di berbagai negara menunjukkan bah)a di negara berkembang streptococcus pneumonia dan haemophylus influena merupakan bakteri yang selalu ditemukan pada dua per tiga dari hasil isolasi, yakni /?, $D aspirat paru dan 8$, #D hasil isolasi dari spesimen darah. Sedangkan di negara maju, de)asa ini Pneumonia pada anak umumnya disebabkan oleh 0irus. #. $#ktr Pe%&et's ISPA #. sia
2nak yang usianya lebih muda, kemungkinan untuk menderita atau terkena penyakit 7SP2 lebih besar bila dibandingkan dengan anak yang usianya lebih tua karena daya tahan tubuhnya lebih rendah. 1. Status 7munisasi 2nak dengan status imunisasi yang lengkap, daya tahan tubuhnya lebih baik dibandingkan dengan anak yang status imunisasinya tidak lengkap. ?. ingkungan ingkungan yang udaranya tidak baik, seperti polusi udara di kota-kota besar dan asap rokok dapat menyebabkan timbulnya penyakit 7SP2 pada anak.
(. $#ktr Pe%)'k'%" ter*#)i%+# ISPA #. !ondisi Ekonomi
!eadaan ekonomi yang belum pulih dari krisis ekonomi yang berkepanjangan berdampak peningkatan penduduk miskin disertai dengan kemampuannya menyediakan lingkungan pemukiman yang sehat mendorong peningkatan jumlah 'alita yang rentan terhadap serangan berbagai penyakit menular termasuk 7SP2. Pada akhirnya akan mendorong meningkatnya penyakit 7SP2 dan Pneumonia pada 'alita.
1. !ependudukan Fumlah penduduk yang besar mendorong peningkatan jumlah populasi 'alita yang besar pula. itambah lagi dengan status kesehatan masyarakat yang masih rendah, akan menambah berat beban kegiatan pemberantasan penyakit 7SP2. ?. Geograi Sebagai daerah tropis, 7ndonesia memiliki potensi daerah endemis beberapa penyakit ineksi yang setiap saat dapat menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat. Pengaruh geograis dapat mendorong terjadinya peningkatan kaus maupun kemaian penderita akibat 7SP2. engan demikian pendekatan dalam pemberantasan 7SP2 perlu dilakukan dengan mengatasi semua aktor risiko dan aktor-aktor lain yang mempengaruhinya.
&. Peri!#k' Hi)' Bersi- )#% Se-#t PHBS/
P4'S merupakan modal utama bagi pencegahan penyakit 7SP2. Perilaku bersih dan sehat tersebut sangat dipengaruhi oleh budaya dan tingkat pendidikan penduduk. engan makin meningkatnya tingkat pendidikan di masyarakat diperkirakan akan berpengaruh positi terhadap pemahaman masyarakat dalam menjaga kesehatan 'alita agar tidak terkena penyakit 7SP2 yaitu melalui upaya memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat. #. ingkungan dan 7klim Global Pencemaran lingkungan seperti asap karena kebakaran hutan, gas buang sarana transportasi dan polusi udara dalam rumah merupakan ancaman kesehatan terutama penyakit 7SP2. emikian pula perubahan iklim gobal terutama suhu, kelembapan, curah hujan, merupakan beban ganda dalam pemberantasan penyakit 7SP2. 2gen ineksi adalah 0irus atau kuman yang merupakan penyebab dari terjadinya ineksi saluran pernaasan. 2da beberapa jenis kuman yang merupakan penyebab utama yakni golongan 2 -hemolityc streptococus, clamydia trachomatis, mycoplasma danβstaphylococus, haemophylus inluenAae, pneumokokus. sia bayi atau neonatus, pada anak yang mendapatkan air susu ibu angka kejadian pada usia diba)ah ? bulan rendah karena mendapatkan imunitas dari air susu ibu. kuran dari lebar penampang dari saluran pernaasan turut berpengaruh didalam derajat keparahan penyakit. !arena dengan lobang yang semakin sempit maka dengan adanya edematosa maka akan tertutup secara keseluruhan dari jalan naas.
!ondisi klinis secara umum turut berpengaruh dalam proses terjadinya ineksi antara lain malnutrisi, anemia, kelelahan. !eadaan yang terjadi secara langsung mempengaruhi saluran pernaasan yaitu alergi, asthma serta kongesti paru. 7neksi saluran pernaasan biasanya terjadi pada saat terjadi perubahan musim, tetapi juga biasa terjadi pada musim dingin "3haley and 3ong; #$$#; #61%&.
2. P#tisi!"i
Perjalanan alamiah penyakit 7SP2 dibagi ? tahap yaitu = -
Tahap prepatogenesis = penyuebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi apa-
-
apa. Tahap inkubasi = 0irus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh menjadi
-
lemah apalagi bila keadaan giAi dan daya tahan sebelumnya rendah. Tahap dini penyakit = dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul gejala demam dan batuk.
Tahap lanjut penyaklit, dibagi menjadi empat yaitu = a& b& c& d&
apat sembuh sempurna. Sembuh dengan atelektasis. Menjadi kronos. Meninggal akibat pneumonia.
Saluran pernaasan selama hidup selalu terpapar dengan dunia luar sehingga untuk mengatasinya dibutuhkan suatu sistem pertahanan yang eekti dan eisien. !etahanan saluran pernaasan tehadap ineksi maupun partikel dan gas yang ada di udara amat tergantung pada tiga unsur alami yang selalu terdapat pada orang sehat yaitu keutuhan epitel mukosa dan gerak mukosilia, makroag al0eoli, dan antibodi. 2ntibodi setempat yang ada di saluran naas ialah 7g 2. 2ntibodi ini banyak ditemukan di mukosa. !ekurangan antibodi ini akan memudahkan terjadinya ineksi saluran naas, seperti yang terjadi pada anak. Penderita yang rentan "imunokompkromis& mudah terkena ineksi ini seperti pada pasien keganasan yang mendapat terapi sitostatika atau radiasi.Penyebaran ineksi pada 7SP2 dapat melalui jalan hematogen, limogen, perkontinuitatum dan udara naas. 7neksi bakteri mudah terjadi pada saluran naas yang sel-sel epitel mukosanya telah rusak akibat ineksi yang terdahulu. Selain hal itu, hal-hal yang dapat mengganggu keutuhan lapisan mukosa dan gerak silia adalah asap rokok dan gas S51 "polutan utama dalam pencemaran udara&, sindroma imotil, pengobatan dengan 51 konsentrasi tinggi "1: D atau lebih&.
3. M#%iest#si K!i%is - 'atuk, pilek dengan naas cepat atau sesak naas - Pada umur kurang dari 1 bulan, naas cepat lebih dari 8% > mnt.
Penyakit ini biasanya dimaniestasikan dalam bentuk adanya demam, adanya obstruksi hidung dengan sekret yang encer sampai dengan membuntu saluran pernaasan, bayi menjadi gelisah dan susah atau bahkan sama sekali tidak mau minum "Pincus +atAel B 7an
emam. Pada neonatus mungkin jarang terjadi tetapi gejala demam muncul jika anak sudah
mencaapai usia 8 bulan sampai dengan ? tahun. Seringkali demam muncul sebagai tanda pertama terjadinya ineksi. Suhu tubuh bisa mencapai ?$,:5+-6%,:5+. -
Meningismus.
2dalah tanda meningeal tanpa adanya ineksi pada meningens, biasanya terjadi selama periodik bayi mengalami panas, gejalanya adalah nyeri kepala, kaku dan nyeri pada punggung serta kuduk, terdapatnya tanda kernig dan brudAinski. -
2noreia.
'iasa terjadi pada semua bayi yang mengalami sakit. 'ayi akan menjadi susah minum dan bhkan tidak mau minum. -
Comiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa selama bayi tersebut
-
mengalami sakit. iare "mild transient diare&, seringkali terjadi mengiringi ineksi saluran pernaasan
-
akibat ineksi 0irus. 2bdominal pain, nyeri pada abdomen mungkin disebabkan karena adanya
-
lymphadenitis mesenteric. Sumbatan pada jalan naas> Nasal, pada saluran naas yang sempit akan lebih mudah
-
tersumbat oleh karena banyaknya sekret. 'atuk, merupakan tanda umum dari tejadinya ineksi saluran pernaasan, mungkin
-
tanda ini merupakan tanda akut dari terjadinya ineksi saluran pernaasan. Suara naas, biasa terdapat )heeAing, stridor, crackless, dan tidak terdapatnya suara pernaasan "3haley and 3ong; #$$#; #6#$&.
.
Peeriks##% i#"%stik
iagnosis 7SP2 oleh karena 0irus dapat ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium terhadap jasad renik itu sendiri. Pemeriksaan yang dilakukan adalah = #. 'iakan 0irus
1. Serologis ?. iagnostik 0irus secara langsung. Sedangkan diagnosis 7SP2 oleh karena bakteri dilakukan dengan pemeriksaan sputum, biakan darah, biakan cairan pleura. @okus utama pada pengkajian pernaasan ini adalah pola, kedalaman, usaha serta irama dari pernaasan. #. Pola, cepat "tachynea& atau normal. 1. !edalaman, naas normal, dangkal atau terlalu dalam yang biasanya dapat kita amati melalui pergerakan rongga dada dan pergerakan abdomen. ?. saha, kontinyu, terputus-putus, atau tiba-tiba berhenti disertai dengan adanya bersin. 6. 7rama pernaasan, ber0ariasi tergantung pada pola dan kedalaman pernaasan. :. 5bser0asi lainya adalah terjadinya ineksi yang biasanya ditandai dengan peningkatan suhu tubuh, adanya batuk, suara naas )heeAing. 'isa juga didapati adanya cyanosis, nyeri pada rongga dada dan peningkatan produksi dari sputum.
4. Ri5#+#t kese-#t#%
a. !eluhan utama "demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan& b.
7nspeksi #& Membran mukosa hidung-aring tampak kemerahan 1& Tonsil tampak kemerahan dan edema ?& Tampak batuk tidak produkti 6& Tidak ada jaringan parut pada leher :& Tidak tampak penggunaan otot-otot pernaasan tambahan, pernaasan cuping
hidung. b. Palpasi #& 2danya demam 1& Teraba adanya pembesaran kelenjar lime pada daerah leher>nyeri tekan pada nodus lime ser0ikalisI ?& Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid c. Perkusi = Suara paru normal "resonance& d. 2uskultasi = Suara naas 0esikuler>tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru 8. Pe%#t#!#ks#%##%
Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus yang benar merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program "turunnya kematian karena pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik dan obat batuk yang kurang tepat pada pengobatan penyakit 7SP2& . Pedoman penatalaksanaan kasus 7SP2 akan memberikan petunjuk standar pengobatan penyakit 7SP2 yang akan berdampak mengurangi penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang bermanaat. Strategi penatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan penunjang yang penting bagi pederita 7SP2. Penatalaksanaan 7SP2 meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut = 1.
U#+# e%&e"#-#%
Pencegahan dapat dilakukan dengan = a. b. c. d. 2.
Menjaga keadaan giAi agar tetap baik. 7mmunisasi. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan. Mencegah anak berhubungan dengan penderita 7SP2. Pe%"(#t#% )#% er#5#t#%
Prinsip pera)atan 7SP2 antara lain = a. b. c. d.
Menigkatkan istirahat minimal ( jam perhari Meningkatkan makanan bergiAi 'ila demam beri kompres dan banyak minum 'ila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan
yang bersih e. 'ila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat. . 'ila terserang pada anak tetap berikan makanan dan 2S7 bila anak tersebut masih menetek Pengobatan antara lain = -
Mengatasi panas "demam& dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi diba)ah 1 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 6 kali tiap 8 jam untuk )aktu 1 hari. +ara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres,
-
dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air "tidak perlu air es&. Mengatasi batuk. ianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis J sendok teh dicampur dengan kecap atau madu J sendok teh , diberikan tiga kali sehari.
BAB III TINJAUAN KASUS ASKEP KOMUNITAS ENGAN MASA7AH ISPA I RT 04 KE7URAHAN WIKORA KE8 MEAN HE79ETIA
2suhan kepera)atan komunitas yang telah dilaksanakan oleh mahasis)a @akultas 7lmu !epera)atan " @i!es & Sari Mutiara Medan dalam praktek dimasyarakat berlangsung mulai tanggal #/ Fanuari
K #/ Maret 1%#6 di
4el0etia. 2.1 T#-# Persi##% !egiatan praktek kepera)atan komunitas dia)ali dengan kegiatan penerimaan
mahasis)a yang dilaksanakan pada tanggal #% @ebruari 1%#6 di 'alai !ecamatan !elurahan )ikora !ec Medan 4el0etia. alam acara serah terima tersebut , mahasis)a mendapatkan penjelasan dari 'apak +amat, Pihak Pendidikan , Puskesmas dan !elurahan, 2cara tersebut
dilanjutkan dengan orientasi ke )ilayah !elurahan )ikora !ec Medan 4el0etia pada
#& ata emograi
sia
@rekuensi
Persentasi
o # 1 ? 6 :
%-: tahun 8-#1 tahun #?-1% tahun 1#-?: ?:-6:
:% 8% (% (% ?%
#6,1(D #/, #6D 11,(: D 11,(:D (,:/ D
8
L6: :% #6,1(D Total ?:% #%%D 'erdasarkan tabel di atas, jumlah penduduk
No # 1
2gama @rek)ensi Persentasi !risten 6( 6( D Muslim :1 :1 D Total #%% #%%D 'erdasarkan tabel diatas, jumlah penduduk yang berdominan adalah agama muslim sebanyak :1 D
c. Tabel 6 = istribusi @rekuensi Penduduk "usia #?-1% tahun& 'erdasarkan Pendidikan No # 1 ? 6 :
Pendidikan @rek)ensi Persentasi SMP ?% ?/,: D SM 1( ?: D Mahasis)a #1 #: D Tidak Sekolah : 81,: D Petani : 81,:D Total (% #%%D 'erdasarkan tabel di atas, sebagian besar penduduk yang berusia #?-#( tahun pekerjaan adalah sebagai SMP sebesar ?/,: D ). Tabel # = istribusi @rekuensi 'erdasarkan Pembuangan Sampah
No #
Sistem Pembuangan Tempat Pembuangan
@rek)ensi 1
Persentasi 1D
mum 1 i Sungai % ?. itimbun ?% 6. ibakar #% :. isembarang Tempat :( Total #%% 'erdasarkan tabel diatas, rekuensi berdasarkan pembuangan sampah tempat sebesar :(D e. !ondisi !esehatan berdasarkan usia #?-1% tahun
% ?%D #%D :(D #%%D adalah disembarang
a. !eluhan No # 1
!eluhan @rekuensi Persentasi Ya /% (/,: D Tidak #% #1,:D Total (% #%%D 'erdasarkan tabel diatas, maka kebanyakan penduduk usia #?-1% tahun mengalami keluhan sebesar (/,:D
b. Fenis Penyakit yang dialami penduduk usia #?-1% tahun pada 8 bulan terakhir No # 1 ? 6 :
Fenis Penyakit @rekuensi Persentasi Thypoid 8 /,: D Tbc : 8,1: D 7spa 8% /: D ' : 8,1: D iare 6 :D Total (% #%%D 'erdasarkan tabel diatas, penyakit tertnggi dialami oleh usia #?-1% tahun pada 8 bulan terakhir adalah 7spa sebesar /: D c. Sering mengalami sesak No # 1
Sesak @rekuensi Persentasi Ya :% 81,: D Tidak ?% ?/,: D Total (% #%%D 'erdasarkan tabel diatas, sebagian besar usia #?-1% tahun dmemiliki pola makan lebih dari # piring setiap makan 81,: D d. @rekuensi pola makan lebih dari # piring setiap makan No
Pola Makan ebih dari #
@rekuensi
Persentasi
piring # Ya 8% /: D 1 Tidak 1% 1: D Total (% #%%D 'erdasarkan tabel diatas, sebagian besar usia #?-1% tahun dmemiliki pola makan lebih dari # piring setiap makan /: D
A%#!is# #t#
N 1
S+t s = masyarakat mengatakan bah)a 8
bulan terakhir penyakit yang paling banyak adalah 7SP2 " ineksi saluran pernaasan
Eti!"i
Pola
>gaya
yang buruk
Pr(!e
hidup
Peningkatan angka
kejadian
7SP2 di
atas& 5 = #. 'erpendidikan SMP sebanyak ?/,: D 1. Pembuangan sampah adalah
)ikora
!ec.
Medan 4el0etia
disembarang tempat sebesar :(D ?. Sering mengalami sesak sebanyak 81,:D 6. Memiliki pola makan lebih dari # piring setiap makan /:D :. jumlah penduduk dengan usia #?-1% tahun yang mengalami 7SP2 sebesar /:D.
$.
i#"%s# Keer#5#t#%
1. Peningkatan angka kejadian 7SP2 di d
Pola >gaya hidup yang buruk d.>d
S = Masyarakat mengatakan bah)a 8 bulan terakhir penyakit yang paling banyak adalah 7SP2 " ineksi saluran pernaasan atas& 5 = #. 1. ?. 6. :.
Tidak berpendidikan S sebanyak ?/,: D pembuangan sampah adalah disembarang tempat sebesar :(D Sering mengalami sesak sebanyak 81,:D Memiliki pola makan lebih dari # piring setiap makan /:D jumlah penduduk dengan usia #?-1% tahun yang mengalami 7SP2 sebesar /:D.
G. Pere%%##% Keer#5#t#% K'%it#s
N
: Ke.
T'*'#%
S#s#r#%
K'%it#s
#
Str#te"
I%ter;e%si
H#ri, t"!
Te#t
i
Peningkatan
Setelah
7bu-
angka
dilakukan
kejadian
tindakan
7SP2 di
selama # kali
Medan
pertemuan
4el0etia b>d diharapkan Pola
gaya masyarakat
hidup
yang %: !ec Medan
buruk
4el0etia mampu = a.Mengenali tanda
dan
gejala 7SP2 b.Menggunaka n pelayanan
Kriteri#
#.'erikan
Sabtu,
dan
penyuluhan
@ebruari
'apak-
tentang
bapak
ibu !.7.E
E;#!'#si
#: 'alai
Penyakit 1%#?, Fam #6.%%7SP2 pada 7bu dan #:.?% 37' 'apak-bapak
%:
St#%)#r
a.Pengertian 7neksi saluran pernapasan atas b. Tanda dan gejala 7spa c.Tindakan yang dapat dilakukan bila anggota keluarga sakit
kesehatan yang ada di lingkungan c.Memodiikasi lingkungan yang sehat d.apat mera)at anggota keluarga.
H. Pe!#ks#%##% Keer#5#t#% K'%it#s N #
i#"%s# Pen ing katan angka
T"!
kejad ian #:
I!ee%t#si Penyuluhan pada masyarakat E0aluasi struktur =
e;#!'#si
7SP2 di kelurahan
tentang 7SP2 7bu- ibu dan 'apak-
a.
Medan 4el0etia b>d Pola gaya
bapak di kelurahan
sebelum acara dilakukan. b. ndangan penyuluhan disebarkan ? hari sebelum
hidup yang buruk..
1%#6
4el0etia
acara dilaksanakan. E0aluasi proses = a. Peserta yang hadir sebanyak 8% orang b. ?%D perserta akti bertanya terhadap materi penyuluhan. c. Penyuluhan dilaksanakan di balai
BAB I9 PENUTUP
Kesi'!#%
2suhan kepera)atan keluarga merupakan salah
satu bentuk dari asuhan
kepera)atan komunitas yang bersiat komprehensi karena yang dikaji adalah semua masyarakat yang ada dalam )ilayah yang dikaji. Fadi apabila ada keluarga ri)ayat keluarga ini,keluarga harus mera)atnya dengan baik seperti melakukan pengontrolan kesehatan di rumah sakit>puskesmas agar penyakit ini bisa di sembuhkan.
A$TAR PUSTAKA
#. 3ahit 7bal Mubarak,'ambang 2di Santoso,!hoirul
!epera)atan !omunitas 1.jakarta 1%%: iankarima)ati,1%#?.2skep komunitas."online&. http=>>diankarima)ati.)ordpress.com>1%#?>%/>18>askep-komunitas.iakses 18 juli 1%#?