PEDOMAN TEKNIK
PEDOMAN PERENCANAAN BUBUR ASPAL EMULSI (SLURRY SEAL)
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA A L A M A T : J A L A N P A T T I M U R A N O . 2 0 T E L P . 7 2 2 1 9 6 0 - 7 2 0 3 1 6 5 - 7 2 2 2 8 0 6 F A X 7 3 9 3 9 3 8 K E B A Y O RA R A N B A R U - J A K A R T A S E L A T A N K O D E P OS OS 1 2 1 1 0
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA NOMO NOMOR R : 76/KPTS/Db/1999
TENTANG PENGESAHAN LIMA LI MA BELAS PEDOMAN PEDOMAN TEKNIK TEKNIK DIREKTORAT DIREKTORAT JENDERAL JENDERAL BINA MARGA
DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA,
Menimbang :
a.
bahwa bahwa dal dalam am rang rangka ka menun menunja jang ng pemb pembang anguna unan n nasio nasional nal di bidan bidang g kebi kebina nama marg rgaa aan n dan dan kebij kebijak aksan sanaa aan n pemeri pem erinta ntah h untuk un tuk mening men ingkat katkan kan pen dayagu day agunaa naan n sumbe su mberr daya da ya manus man usia ia dan sumbe su mberr day a alam, ala m, dip erluk erl ukan an pedoman-pedo pedoma n-pedoman man teknik tek nik bid ang jalan; jal an;
b.
bahwa pedoman teknik
termaktub termaktu b dalam Lampir
Keputus
ini telah disusu
berdasark berd asark
kons
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA A L A M A T : J A L A N P A T T I M U R A N O . 2 0 T E L P . 7 2 2 1 9 6 0 - 7 2 0 3 1 6 5 - 7 2 2 2 8 0 6 F A X 7 3 9 3 9 3 8 K E B A Y O RA R A N B A R U - J A K A R T A S E L A T A N K O D E P OS OS 1 2 1 1 0
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA NOMO NOMOR R : 76/KPTS/Db/1999
TENTANG PENGESAHAN LIMA LI MA BELAS PEDOMAN PEDOMAN TEKNIK TEKNIK DIREKTORAT DIREKTORAT JENDERAL JENDERAL BINA MARGA
DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA,
Menimbang :
a.
bahwa bahwa dal dalam am rang rangka ka menun menunja jang ng pemb pembang anguna unan n nasio nasional nal di bidan bidang g kebi kebina nama marg rgaa aan n dan dan kebij kebijak aksan sanaa aan n pemeri pem erinta ntah h untuk un tuk mening men ingkat katkan kan pen dayagu day agunaa naan n sumbe su mberr daya da ya manus man usia ia dan sumbe su mberr day a alam, ala m, dip erluk erl ukan an pedoman-pedo pedoma n-pedoman man teknik tek nik bid ang jalan; jal an;
b.
bahwa pedoman teknik
termaktub termaktu b dalam Lampir
Keputus
ini telah disusu
berdasark berd asark
kons
MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KEPUTUSAN DIREKTUR DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA TENTANG TENTANG PENGESAHAN PENGESAHAN LIMA BELAS BELAS PEDOMAN TEKNIK DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
Kes Kesatu atu
:
Meng Menges esah ahka kan n lim limaa bel belas as Pedom edoman an Tekn Teknik ik Dire Direk ktora toratt Jen Jend deral eral Bina Bina Mar Marga, ga, seb sebag agai aim mana ana tercantum tercantum dalam dalam Lampiran Lampiran Keputus Keputusan an ini yang yang merupaka merupakan n bagian bagian yang yang tak terpisah terpisahkan kan dari dari ketetapan ini.
Kedu Keduaa
:
Pedo Pedom man Teni Tenik k ter terse sebu butt pad padaa dik diktu tum m kesa kesatu tu berl berlak aku u bag bagii uns unsur ur apar aparat atur ur peme pemeri rint ntah ah bida bidang ng kebinamargaan dan dapat digunakan dalam perjanjian kerja antar pihak-pihak yang bersangkutan dengan bidang konstruksi.
Keem Keempa patt
:
Menu Menuga gask skan an kepa kepada da Dire Direkt ktur ur Bina Bina Tekn Teknik ik,, Dir Direk ekto tora ratt Jend Jender eral al Bina Bina Marg Margaa unt untuk uk:: a. menyeb menyebarl arluas uaskan kan Pedo Pedoman man Tekn Teknik ik Direkt Direktora oratt Jender Jenderal al Bina Bina Marga; Marga; b. memberikan bimbingan Teknik Teknik kepada unsur pemerintah dan unsur unsur masyarakat yang bergerak dalam bidang kebinamargaan; c. meng menghi himp mpun un masu masuka kan n seba sebaga gaii akib akibat at dari dari pene penera rapa pan n Pedo Pedoma man n Tekn Teknik ik ini ini untu untuk k peyempurnaannya di kemudian hari.
Keti Ketiga ga
:
Kepu Keputu tusa san n ini ini berl berlak aku u sej sejak ak tang tangga gall dit ditet etap apka kan n den denga gan n ket keten entu tuan an bahw bahwa, a, jika jika terd terdap apat at kesa kesala laha han n dalam penetapan ini, segala sesuatunya akan akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
'I'embusan Keputusan ini disampaikan kepada Yth. :
Lampiran KeputusanDirekturJenderalBinaMarga Nomor : 76/KPTS/Db/1999 Tanggal : 20 Desember 1999
PEDOMAN TEKNIK DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
Nomor Urut
JUDUL PEDOMAN TEKNIK
NOMOR P'EDOMAN TEKNIK
(1) 1
(2) Pedoman Pelaksanaan Campuran Beraspal Dingin untuk Pemeliharaan
(3) 023/T/BM/I999
2 3
Pedoman Pembuatan Aspal Emulsi Jenis Pedoman Perencanaan Campuran Beraspal Panas dengan Pendekatan Kepadatan Mutlak Pedoman Perencanaan Bubur Aspal Emulsi Jembatan untuk Lalu Lintas Ringan dengan Gelagar Baja Tipe Kabel, Tipe Simetris,
024/T/BM/1999 025/T/BM/1999
6
Pedoman Penanggulangan Korosi Komponen Baja Jembatan dengan Cara Pcngecatan
028/T/BM/1999_
7
Tata Cara Pelaksanaan Pondasi Cerucuk Kayu di Atas Tanah Lembek dan Tanah Gambut
029/T/BM/1999
4 5
026/T/BM/1999 027/T/BM/1999
DAFTAR I S I
Halaman Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga N. 76/KPTS/Db/1999 Tanggal 20 Desember 1999 DAFTAR ISI
i
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Ruang Lingkup 1.2 Pengertian
1 1
BA B II KETENTUAN
2.1 Umu n 2.1.1 2.1.2
Bahan Campuran
3 3 3 4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Ruang Lingkup
Pedoman mencakup perencanaan campuran bubur Aspal Emulsi (Slurry Seal) yang meliputi proporsi campuran agregat, kadar residu perkiraan Aspal Emulsi mantap lambat, penentuan kadar air untuk mencapai konsistensi optimum, pengujian waktu pemantapan dan perawatan dan pengujian keausan cara basah Wet Track Abrasion)
1.2 Pengertian
1)
Slurry Seal adalah campuran merata yang terdiri atas agregat halus bergradasi menerus air, bahan pengisi, dan Aspal Emulsi yang
8)
Waktu Pemantapan adalah waktu yang diperlukan Aspal Emulsi sejak dicampur dengan agregat sampai butiran aspal menyatu dalam bentuk padat serta melapisi agregat secara kontinyu.
9)
Waktu Merawat adalah waktu yang diperlukan oleh campuran bubur Aspal Emulsi sejak pencampuran sampai bubur Aspal E mulsi seles ai dihampar, cukup mantap dan kering untuk dapat dilalui lalu lintas.
BAB II KETENTUAN
2.1 Umum 2.1.1 Bahan
Bahan untuk perencanaan harus sesuai dengan yang akan digunakan di lapangan dan diambil sesuai dengan tata cara pengambilan contoh yang benar (AASHTO T-2 "Sampling Agregates" da AASHTO T-40 "Sampling Bituminuous Materials"). Bahan hanya boleh digunakan apabila telah dilakukan pengujian dan memenuhi persyaratan. Sebelum memulai pekerjaan, terlebih dahulu harus disiapkan bahan dalam jumlah yang cukup untuk menjamin kesinambungan pekerjaan. Untuk menjamin keseragaman campuran, sebaiknya menggunakan bahan dari sumber yang tetap.
5)
Bahan Tambah Bahan tambah, misalnya anti pengelupasan dan yang lainnya dapat digunakan jika diperlukan.
2.1.2 Campuran
Campuran bubur Aspal Emulsi terdirl atas agregat bergradasi menerus, Aspal Emulsi, air, dan bahan pengisi/bahan tambah bila diperlukan. 2.1.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan harus sudah dikallbrasi sesuai dengu1 ketent ian.
5.
Soundness Na2SO4
6.
Nilai Polished Stone (PSV)
SNI 03-2417-91
Maks. 12
Maks. 12
BS 812 Part 114-89
Mill 50
Min 60
Umumnya spesifikasi bubur Aspal Emulsi mesyaratkan agregat atau campuran agregat mengandung sedikitnya 50% volume batu pecah. Untuk jalan dengan LHR lebih besar dari 500 disyaratkan 100 % batu pecah. 2)
Aspal Emulsi
Tabel 2. Karakteristik Jenis Campuran Bubur Aspal Emulsi jenis Campuran
Karakteristik Campuran
Gradasi agregat, % lolos: Ukunui saringr: 9,5 mm (3/8") 4,75 mm # 4 2,36 mm (# 8) 1,18 mm (# 16) 600 micron (# 30) 300 micron (# 50)
1
2
3
-
100
100
100 90 - 100 65 - 90 40 - 60 25 - 42
90 - 100 65 - 90 45 - 70 30 - 50 18 - 30
70 - 90 45 - 70 28 - 50 19 - 34 12 - 25
bawah 12,7 mm pada tangkai motor (Gambar C-1 Lampiran B). (iii) Piringan logam 3 mm berdiameter 330 mm dengm dasar rata dengan dinding vertikal 51 mm (20 gauge or heavier) memiliki empat jepitan sekrup yang berjarak sama yang dapat menjepit contoh berdiameter 285 mm ke dasar piringan (Gambar C-2 Lampiran B). (iv) Mangkuk logam bundar dengan ukuran yang cocok untuk menampung contoh selama pencunpuran. (v) Sendok bergagang panjnang, dengan panjang yang cukup untuk menjangkan 100 mm atau lebih di Iuar mangkuk selama pengadukan.
(xi) Balok kayu atau yang sejenisnya untuk menyangga alat pada posisinya selama pengujian. (xii) Alternatif mesin-mesin abrasi, waktu uji dan faktor hasil untuk mengubah nilai sebanding hilang berat disajikan pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Alternatif Mesin-mesin Abrasi Mesin
Hobart C-100 Hobart N-50 Hobart A-120
Waktu Uji
5 menit ± 2 detik 5,15 menit ± 2 detik 6,7 menit ± 2 detik
Faktor Hasil
32,9 34,9 29,25
BAB III PROSEDUR PERENCANAAN
3.1 Bagan A1ir
3.2 Cara Perencanaan 3.2.1 Penentuan Proporsi Campuran Agregat
Tentukan proporsi campuran agregat, termasuk bahan pengisi, secara grafis sedemikian rupa sehingga menghasilkan gradasi yang sesuai dengnn persyaratan pada Tabel 2. Apabila digunakan semen portland sebagai baha n pengisi, juml,ilunya berkisar antara satu sainpai tiga persen. 3.2.2 Penentuan Kadar Aspal Emulsi Perkiraan
Tentukan kadar residu Aspal Emulsi perkiraan berdasarkan gradasi agregat canpura n dengui formula (1) berikut: P
=
(0,05A+O,1B+0,5C)x0,7…………………………………………(1)
Keterangan: p
= persen residu Aspal Emulsi perkiraan terhadap berat keying agregit,
R
= persen residu Aspal Emulsi yang digunakan (basil pengujian).
3.2.3 Penentuan Kadar Air untuk Mencapai Konsistensi Optimum Campuran
1)
Tentukan kadar air perkiraan dengan cara menambahkan sejumlah air kedalam agregat sampai agregat tersebut cukup basah namun air tidak mengalir atau tampak berlebihan.
2)
Tentukan kadar air campuran yang sesungguhnya, yaitu kadar air yang memberikan nilai konsistensi optimum campuran, dengan melakukan pengujian konsistensi camp uran sebagai berikut: a)
Siapkan peralatan berikut: i)
Sebuah cetakan logam atau plastik yang berbentuk kerucut terpotong dengan diameter dalam bagian atas 38 mm, diameter dalam bagian bawah 89 mm diberi dengan tinggi 76 mm. ii) Sebuah plat logam yang rata dengan ukuran 225 mm x 225 mm dengan tebal 3 mm dan diberi tanda seperti ditunjukkan pada Gambar A-1
e)
Catat jarak aliran yang ditunjukkan pada plat logam sebagai nilai konsistensi campuran dalam satuan cm.
f)
Apabila hasil pengujian konsistensi tidak sesuai dengan yang disyaratkan pada Tabel 2, kurangi atau tambah kadar air dalam campuran bubur Aspal Emulsi untuk mengurangi atau menambah konsistensinya dan kemudian pengujian diulangi.
3.2.4 Pengujian Waktu Pemantapan (Setting Time) dan Waktu Perawatan (Curing Time) 1)
Waktu Pemantapan
a)
Buat campuran bubur Aspal Emulsi dengan konsistensi optimum, sesuai dengan hasil uji konsistensi, untuk ditentukan karakteristik mantapnya.
b)
Campuran tersebut dituangkan pada papan plywood berukuran minimum 152 mm x 152 mm dan diratakan dengan menggunakan perata yang sesuai hingga dicapai ketebalan maksimum penghamparan pada Tabel 2.
Catalan
: Apabila waktu pengeringan tidak memenuhi persyaratan, kadar bahan pengisi yang aktif secara kimia mungkin perlu ditambahkan atau dikurangi untuk mempercepat atau memperlambat waktu pemantapan campuran bubur Aspal Emulsi. Apabila demikian, maka pengujian konsistensi dan waktu pemantapan harus diulangi.
2 ) Waktu Perawatan
a)
Siapkan satu set alat penguji kohesi (lihat Gambar B2 pad a Lampira n B) yang dapat diatur untuk memberikan tekanan yang berbeda-beda pada benda uji slurry. Tekanan dapat diberikan dengan menggunakan tekanan udara dari kompresor portable atau pompa ban sepeda.
b) Tuan gkan ca mpur an slurry dengan konsistensi optimum pada papan plywood. c)
Ratakan campuran tersebut dengan menggunakan perata yang sesuai hingga mencapai ketebalan tidak lebih dari ukurun partikel agregat maksimum campuran tersebut.
yang diperlukan untuk mencapai torque maksimum yang konstan, atau, hingga piringan karet berjalan bebas di atas lapisan slurry tanpa ada partikel agregat yang terlepas.
3.2.5 Pengujian Abrasi Cara Basah a)
Penyiapan Benda Uji
(i)
Timbang 800 gram agregat dalam mangkuk pencampur. Dengan menggunakan sendok, campurkan mineral pengisi ke dalam agregat dalam kondisi kering selama satu menit atau hingga tersebar merata. Tambahkan sejumlah tertentu air yang telah diukur sebelumnnya dan canpurkan lagi selama satu menit atau hingga semua partikel agregat terbasahi merata. Akhirnya tambahkan sejumlah tertentu emulsi yang telah diukur sebelumnya dan campurkan selama periode tidak kurang dari satu menit dan tidak lebih dari tiga menit.
(ii)
Tempatkan piringan di atas alas plywood berdiameter 286 mm dan
b) Prosedur
(i)
Keluarkan benda uji kering dari oven. Biarkan dingin hingg a suh u ruang dan timbang. Tempatkan benda uji pada penangas air 29 oC selama 60 hingga 75 menit.
(ii)
Keluarkan benda uji dari penangas daun tempatkan di atas pan berdiameter 330 mm. Jepitkan benda uji ke dasar pan dengan mengencangkan keempat sekrup. Rendam benda uji dalam air dengan kedalaman tidak kurang dari 6 mm (temperatur ruang).
(iii)
Jepitkan piringan yang berisi benda uji pada dasar alat (Gambar B3 Lampiran B). Kuncilah kepala pipa karet abrasi pada tangkai mesin tersebut. Naikkan plat dasar tadi hingga pipa karet mengarah pada permukaan contoh. Gunakan balok yang sesuai untuk menyangga pasangan plat dasar selama pengujian.
(iv)
Jalankan mesin dengan kecepatan rendah (kira-kira 144 rpm pada 61
Catatan
(viii)
:
Faktor 32,9 digunakan untuk mengoreksi luas abrasi sesungguhnya hingga menjadi 1 m2. Nilai ini hanya digunakan untuk mesin Hobart C-100 yang dipasangkan dengan pipa karet sepanjang 127 mm.
Laporkan nilai tutup (WTAT loss) dalam gram/m 2.
BAB IV PELAPORAN
Pelaporan hasil Perencanaan Carnpuran Bubur Aspal Emulsi berisi: 1. Komposisi campuran optimum 2. Gradasi agregat 3. Hasil pengujian campuran: Kadar air optimum campuran Waktu pemantapan Waktu perawatan Abrasi cara basah
LAMPIRAN B LAIN-LAIN
Gambar B-1.
Gambar B-3. Alat Penguji Kohesi (Tampak Depan)
GambarB-4. BendaUjidalamPiring siapuntukDiuji(AlatModelC
GambarB-5. DiagramPiring (Ukuran Untuk Model C-100)