ini tentang hasil dan pembahasan dari praktikum modul pencampuran (mixing).Deskripsi lengkap
bab 2Deskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
nbhvgctfxDeskripsi lengkap
berbagiDeskripsi lengkap
Full description
Full description
BGSFull description
It is a presentation for beginners who want to learn about Well Stimulation and Selection criteria of different acid system used in Oil industry.
Laporan KP (kerja praktek)Full description
Deskripsi lengkap
lFull description
DPLH Kota BogorFull description
strokeDeskripsi lengkap
aFull description
51616516Deskripsi lengkap
KTI LUKA BAKAR GRADE IIDeskripsi lengkap
BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini akan membahas secara singkat mengenai bagaimana implementasi harware, implementasi software, dan hasil pengujian sistem dari alat yang dibuat atau dira...
ivFull description
bab V
fgffgkjhfdDeskripsi lengkap
56
BAB IV EVALUASI KEBERHASILAN ACID WASH PADA SUMUR X-1 LAPANGAN PANASBUMI WAYANG WINDU
4.1. Latar Belakang Acid Wash
Dalam proses produksi uap pada Sumur X-1 telah mengalami penurunan produksi seiring berjalannya waktu. Sumur X-1 merupakan sumur dengan jenis fasa uap. Penurunan produksi terjadi karena terbentuknya scaling pada lubang sumur yang menyebabkan berkurangnya suplai uap menuju power plant sehingga produksi menurun. Salah satu cara untuk menanggulangi permasalahan scaling pada Sumur X-1 yaitu dengan menggunakan metode acid wash. wash.
4.2. Persiapan Data Awal
Adapun data yang perlu dipersiapkan untuk menganalisa permasalahan yang terjadi pada sumur X-1 seperti sejarah produksi Sumur X-1, komposisi batuan (Bab ( Bab II), analisa fluida kimia anion dan kation, serta survei data tekanan dan temperatur plot terhadap kedalaman (Bab III).
4.2.1. Permasalahan
Pada lapangan Panas Bumi Wayang Windu khususnya pada Sumur X-1 yang berada pada bagian utara merupakan sumur uap, pada sumur tersebut mengalami penurunan produksi. Sehingga perlu dilakukan penanganan untuk mengatasi masalah tersebut. Penurunan ini diperkirakan akibat terbentuknya scaling didalam lubang bor sehingga perlu dilakukan
acid wash wash untuk
menanggulangi masalah tersebut. Gambar 4.1 menunjukkan penurunan produksi pada Sumur X-1.
57
Produksi Sumur X-1
70.0
initial produksi
60.0 ) s / 50.0 g k ( 40.0 e t a R30.0 s s a 20.0 M 10.0 0.0 22-Feb-08
natural decline 6.9%/thn aktual decline 18%/thn
6-Jul-09
18-Nov-10 1-Apr-12 14-Aug-13 27-Dec-14
Date
Gambar 4.1. Profil Produksi Sumur X-1
4.2.2. Identifikasi Jenis Scale
Identifikasi jenis scale melalui jenis anion dan kation pada Sumur X-1.
Tabel 4.1. Jenis Anion dan Kation Sumur X-1 Anion
Konsentrasi
Kation
Konsentrasi
Cl-
31.04
Na+
14700
HCO3-
227.62
K +
3370
Sio2-
172
Ca ++
1200
SO4-
171.2
Mg++
0.549
NH4-
-
B
939
F-
-
As+++
-
Li+
-
Fe++ (Besi Total)
0.57
Perhitungan Scaling Index (SI) dengan menggunakan metode Stiff and Davis untuk CaCO 3 Pengukuran SI Diketahui : T pengukuran = 150 0C (1167m) pH sistem = 7.2
Dari perhitugan harga scaling index yang diperoleh adalah +2.85 (SI>0) menunjukkan air jenuh dengan CaCO 3 sehingga scale calcium carbonate cenderung terbentuk.
59
4.2.3. Desain Operasional Acid Wash Pada Sumur X-1
Diketahui Data Lapangan : Temperatur
: 240 0C
Tekanan Reservoir (Pres)
: 1785 psi (123 bar)
Gradien Rekah
: 0.766 psi/ft
Depth (D)
: 1512 mTVD (4961 ft)
Depth (D)
: 1712 mMD (5616 ft)
Porositas Sekunder(ϕ)
: 75%
Faktor Skin (S)
:2
Jari-Jari Sumur (rw)
: 0.136 m (0.477 ft)
Permeabilitas Thickness (kh)
: 3.97 Darcy m (3970 mD)
Gradient Hidrostatik Asam (Gha)
: 0.499 psi/ft
Visikositas Asam HCl 20% (µa)
: 0.96 cp
Penentuan Tekanan Rekah Formasi
Prekah = Gf x D Prekah = 0.766 x 4961 Prekah = 3819 psi (263.31 bar)
Penentuan Tekanan Injeksi Maksimu di Permukaan
Pmax = (Gf-Gha) x Depth (TVD) Pmax = (0.766 – 0.499) x 3812 Pmax = 1325 psi (91.3 bar)
Persamaan yang digunakan untuk menentukan kapsitas volume asam pada casing : Tahapan Pre-Flush jumlah volume asam yang dibutuhkan dari kedalaman 1151-1573 mMD casing 10 ¾ dan 1573-1709 mMD casing 7 inch : Casing 10 ¾” :
Tahapan Post-Flush meiliki volume yang sama dengan Main Flush sehingga didapat volume total 408 ft 3 atau sama dengan 72 barel.
4.2.4. Komposisi Fluida Injeksi Pada Acid Wash
Setelah mengetahui jenis scale yang terbentuk dari sub bab sebelumnya maka asam pun dapat disusun. Untuk mengatasi pengendapan calsite dan meminimalisir pengendapan garam-garam mineral, pengasaman yang dilakukan pada sumur X-1 dengan 3 tahap, Pada Tabel 4.2 menjelasakan tentang rangkuman pekerjaan acid wash.
Tabel 4.2. Rangkuman Pekerjaan Acid Wash
Acid Recipes
Sumur X-1
Pre-Flush
Main-Flush
Post-Flush
20% HCL
20%HCL-9% HF
6%HCL
1. Tahap Pre-flush, menggunakan HCl 20%, yang menggantikan air formasi dan melarutkan bahan karbonat. Tabel 4.7 menunjukkan komposisi additive.
Tabel 4.3. Komposisi Asam Pre-Flush Sumur X-1 ADDITVE
KONSENTRASI
Fresh Water
528 GPT
CI-27
15 GPT
Hy Temp-O
20 GPT
FERROTROL 210*
15 PPTG
FERROTROL 810*
433 PPTG
HCL 20%
433 GPT
FRW-14
4 GPT
63
2. Tahap Main-Flush, campuran 20%HCl- 9%HF yang bereaksi dengan batuan untuk membersihkan calsite yang terdapat pada pipa produksi. Tabel 4.8 menunjukkan komposisi additive.
Menghitung Di ssolvin g Power (massa mineral yang di larutkan oleh
sejumlah massa asam
min eral MW min eral asam MW asam Untuk reaksi antara 100% HCl dengan CaCO 3
2HCL + CaCO 3
CaCl2 + CO2 + H2O
MW CaC03 = 100.1 MW HCl = 36.5 100
110 0.1 2 36.5
1.37
lbmCaCO3 lbmHCl
Karna menggunakan HCl 20% maka : ß20 = 0.20 (ß100 )= 0.274 lbCaCo3/lbm HCl
3. Tahapan Post-Flush menggunakan HCl 6%, digunakan untuk mendorong fluida treatment yang masih ada di dalam casing agar seluruh asam masuk ke dalam formasi dan mengurangi waktu kontak dengan casing. Disamping untuk menjauhkan asam yang sudah terpakai jauh dari lubang sumur sehingga presipitasi yang terbentuk tidak akan banyak merusak.
4.2.5. Target Acid Wash
Sumur X-1 merupakan sumur miring dengan sudut kemiringan 35 0. Dapat dilihat pada Gambar 4.3 proyeksi target pengasaman pada Sumur X-1.
30” CONDUCTOR @ 48 mMD KOP 79 mMD BOTTOM OF TIE BACK @
BTC SHOE @ 410 mMD / 404 10-3/4” TOL @ 800 mMD
26” HOLE TO @ 412 Mmd / 17-1/2” HOLE TO @ 822 mMD / 806 mTVD
20” CASING K55 133 ppf, BTC SHOE @ 410 mMD / 404
Scaling kalsium karbonat (CaCO3) terbentuk pada kedalaman 1167 m. Target pengasaman pada kedalanan 1167 m kebawah dengan suhu maksimum 7” TOL @ 1573 mMD
Berikut adalah tahap pelaksanaan Acid Wash di Sumur X-1:
Asam yang digunakan yaitu 20% HCL dan 9% HF.
Sebelum Asam diinjeksikan pompa di hentikan selama 2 menit.
10 bbl HCL 20% dipompakan melalui CT (Coiled Tubing) selama 2 menit lalu diikuti dengan menginjeksikan air 5-10 bbl juga melalui CT untuk mendorong asam menuju formasi dan mengurangi kontak asam dengan liner. Lalu pompakan air melalui annulus 60 l/s selama 15-20 menit untuk mendinginkan suhu < 150 0C. Ulangi prosedur ini hingga target interval terpenuhi dengan HCL 20%.
HF 9% dipompa melalui Coiled Tubing (CT) selama 2 menit diikuti dengan menginjeksikan air 5- 10 bbl melalui Coiled Tubing untuk mendorong asam menuju formasi dan mengurangi kontak asam dengan liner. Lalu pompakan air melalui annulus 60 l/s selama 15-20 menit untuk mendinginkan suhu < 150 0C. Ulangi prosedur ini hingga target interval terpenuhi dengan HF 9%.
Setelah injeksi di hentikan diperoleh waktu 7 menit suhu telah mencapai 150 0
C.
Total Acid volume Preflush HCl 20% = 200 bbls Main flush HF 9% = 100 bbls Post Flush 6% HCl
67
Gambar 4.4. Pelaksanaan Acid Wash Sumur X-1
4.3. Pembuatan Model Homogenous
Tahapan selanjutnya adalah pembuatan model matematis kehilangan tekanan. Model homogeneous yang dibuat dilakukan dengan metode bottom to up mulai dari dasar sumur hingga ke kepala sumur setiap interval tiga meter. Segmentasi ukuran 3 meter memberikan hasil yang lebih akurat dan baik, dalam perhitungan maju ( forward calculation) maupun perhitungan iterative.. Hasil yang diperoleh dari pemodelan kehilangan tekanan dalam lubang sumur antara lain:
Profil tekanan vs kedalaman
Profil temperatur vs kedalaman
4.3.1. Penyelarasan Tekanan dan Temperatur Sebelum Acid Wash
Proses penyelarasan tekanan dan temperatur pada dua kondisi yaitu sebelum dilakukan pekerjaan acid wash dan juga sesudah dilakukan pekerjaan acid wash. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar efektif pekerjaan acid wash terhadap sumur X-1. Untuk penyelarasan tekanan dan temperatur bahwa perubahan ukuran diameter lubang sumur memegang peranan penting terhadap proses penyelarasan tekanan dan temperatur pada sumur X-1. Maka hal pertama yang diubah adalah nilai dari ukuran casing pada sumur X-1. Data kondisi awal lubang sumur X-1 adalah sebagai berikut: Tabel 4.5. Geometri Sumur Sebelum Acid Wash
Kedalaman
Casing ID
Roughness
Casing ID
(m)
(m)
(m)
0
0
0.345
0.000045
13.583
821
821
0.255
0
10.039
1167
1167
0.196
0
7.717
1512
1512
68
Kendala yang dihadapai adalah kedalaman lubang sumur tersebut tertutup endapan sehingga alat ukur hanya mampu menembus kedalaman 1167. Lalu dibuat asumsi untuk dapat melakukan penyelarasan tekanan dan temperatur yaitu:
Zona produksi dianggap hanya satu ( single feedzone)
Lokasi feedzone berada pada kedalaman terdalam terukur
Perubahan diameter dianggap mewakili endapan yang terjadi di lubang sumur
Dari asumsi yang digunakan tersebut maka hasil dari proses penyelarasan dapat dilihat pada Tabel 4.6 dengan mengubah nilai diameter lubang sumur.
Tabel 4.6. Geometri sumur X-1 yang sudah dimodifikasi
Kedalaman
Casing ID
Roughness
Casing ID
(m)
(m)
(m)
0
0
0.342
0.000045
13.465
821
821
0.230
0
9.055
1167
1167
0.189
0
7.441
1512
1512
69
10
Pressure bara 20
15
25
30
35
0 200 D
400
e
600
p
800
t 1000 h 1200 , 1400 m 1600 1800 2000 Data_LD1
Model
Data_LU1
Gambar 4.5. Matching Tekanan Model Terhadap Data Aktual Sumur X-1
Gambar 4.6. Matching Temperatur Model Terhadap Data Aktual Sumur X-1
Dari hasil penyelarasan tersebut, melakukan kembali proses tersebut pada kondisi setelah dilakukan acid wash.
70
4.3.2. Proses Penyelarasan Tekanan dan Temperatur Sesudah Acid Wash
Sama seperti yang dilakukan pada kondisi sebelum dilakukan acid wash. Survei tekanan temperatur dilakukan karena keterbatasan data sehingga digunakan data survey sebelumnya dengan memasukkan data laju alir yang sebesar 40 kg/s hasil setelah acid wash.
Tabel 4.7. Geometri sumur X-1 yang sudah dimodifikasi
Kedalaman (m)
Casing ID
Roughness
Casing ID
(m)
(m)
(m)
0
0
0.335
0.000045
13.189
800
800
0.255
0
10.039
1167
1167
0.196
0
7.717
1512
1512
Pada Tabel 4.8 dapat dilihat dengan mengubah parameter diameter casing untuk proses matching, prosesnya sama dengan saat melakukan matching pre acid wash.
Pressure bar 10
15
20
25
30
0 200
D 400 e 600 p 800 t 1000 h, 1200 m 1400 1600 1800 2000 Data_LD1
Model
Data_LU1
Gambar 4.7. Matching Tekanan Model Terhadap Data Aktual Sumur X-1
Gambar 4.8. Matching Temperatur Model Terhadap Data Aktual Sumur X-1
4.4. Evaluasi Keberhasilan Berdasarkan Laju Produksi
Pada saat awal diproduksikan, Sumur X-1 berproduksi sebesar 30 kg/s uap dengan tekanan kepala sumur sebesar 13 barg. Setelah dilakukan pekerjaan acid wash, sumur produksi X-1 mengalami kenaikan sebesar 10 kg/s sehingga menambah laju alir sebesar 40 kg/s.
70.0
improvement
60.0 ) s / 50.0 g k ( 40.0 e t a R30.0 s s a 20.0 M 10.0
sebesar 10 kg/s Kondisi Initial Natural Decline
0.0 22-Feb-08
6-Jul-09
18-Nov-10
1-Apr-12
14-Aug-13
Date
Gambar 4.9. Improvement Laju Produksi Sumur X-1 Setelah Acid Wash
72
Tabel 4.8. Produksi Sumur X-1 Sebelum Aci d Wash
Data Produksi Parameter
Satuan
Nilai
Steam
kg/s
30
WHP
barg
13
Tabel 4.9. Produksi Sumur X-1 Sesudah Aci d Wash
Data Produksi Parameter
Satuan
Nilai
Steam
kg/s
40
WHP
barg
13
4.5. Hasil Output Curve Pre dan Post Acid Wash
Berikut adalah hasil output curve pada Sumur X-1 sebelum dan sesudah acid wash :
Tabel 4.10. Harga Q Sebelum dan Sesudah Acid Wash Pada Berbagai Tekanan Whp
Q1
Q2
40
0
0
35
8
15
30
15
22
25
21
29
15
28
37
13
30
40
73
Output Curve 45 40 35 g r 30 a b25 H20 W P15 10 5 0