ANDAL
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
BAB IV EVALUASISECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN Evaluasi Evaluasi dampak dampak penting penting dilakukan dilakukan secara secara holist holistik, ik, dengan mengevaluasi mengevaluasi keterkaitan keterkaitan antar berbagai dampak yang diprakirakan akan terjadi. Hasil evaluasi digunakan sebagai dasar penentuan kelayakan lingkungan dari rencana kegiatan dan sebagai acuan untuk menentukan menentukan komponen komponen lingkung lingkungan an yang akan akan dikelola dikelola dan dipantau dipantau,, sehingga sehingga efisien efisien dan efekti efektiff dalam dalam menang menanggul gulangi angi dampak dampak lingkun lingkungan gan yang yang diprak diprakira irakan kan akan akan terjadi terjadi.. Metoda yang digunakan untuk evaluasi dampak ini adalah metoda bagan alir yang dapat memperlihatkan hubungan antara dampak penting yang satu dengan dampak penting lai lainny nnya (dam (dampa pak k lanju anjuta tan) n).. Pen Penggun ggunaa aan n baga bagan n alir alir dapa dapatt memp memper erli liha hattkan kan seca ecara holi holis stik tik kaitan antara satu jenis dampak yang timbul dengan berbagai komponen kegiatan yang menjadi penyebab penyebab timbulnya timbulnya dampak dampak tersebu tersebut, t, dan/atau dan/atau memperlih memperlihatkan atkan satu satu jenis jenis komponen komponen kegiatan yang dapat menimbulka menimbulkan n berbagai jenis dampak. dampak. Dari aliran dampak penting dapat diketahui dampak primer menuju dampak lanjutannya, sehingga tindakan pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak positif dapat dilakukan dengan tepat.Hasil evaluasi dampak dengan menggunakan bagan alir dapat dilihat pada Gambar 4.1.
4.1. Bentuk Bentuk Hubungan Keterkaitan Keterkaitan dan Interaksi Interaksi Dampak Penting Penting Hipotetik Hipotetik beserta Karakteristiknya 4.1.1. 4.1.1.
Komponen Komponen Geo Fisik Fisik Kimia Kimia
4.1.1. 4.1.1.1. 1.
Kualit Kualitas as Udara Udara
Hasil prakiraan prakiraan dampak dampak penting penting menyebutkan menyebutkan bahwa, bahwa, dampak penurunan penurunan kualitas kualitas udara udara dari kegiata kegiatan n pada pada tahap tahap operas operasi, i, yaitu yaitu pada pada saat saat opera operasio sional nal sara sarana na penun penunjan jang g kebun seluruhnya seluruhnya dikatego dikategorikan rikan sebagai sebagai dampak dampak negatif negatif pentin penting g (-TP). Pada Pada kegiatan kegiatan ini akan menghasilka menghasilkan n limbah gas yang potensial potensial di pabrik pengolahan pengolahan kelapa sawit sawit (PKS), berupa asap dan debu hasil pembakaran pada unit Boiler. Tindakan pengolahan atau penanganan
terhadap
limbah
gas
untuk
mengurangi
pelepasan
partikel
debu
di
udaradilakukan dengan memasang cerobong asap setinggi di atas 20 meter yang di dalamnya dilengkapi dengan alat penangkap debu (dust collector) untuk mengendapkan partikel partikel debu. Asap yang relatif relatif bebas debu ini dikeluarkan dikeluarkan melalui melalui cerobong (Chimney) (Chimney),, kemudian kemudian dibuang dibuang ke udara udara lepas lepas dan selanjutny selanjutnya a dinetrali dinetralisir sir oleh atmosfer atmosfer bebas. bebas.
PT. ARJUNA UTAMA SAWIT
IV-1
ANDAL
4.1.1.2.
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
Kualitas Air Permukaan
Hasil prakiraan dampak penting menyebutkan bahwa, dampak penurunan kualitas air dari kegiatan pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM) dan pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) dikategorikan sebagai dampak negatif penting (-P), sehingga perlu dikelola lebih lanjut. Sungai Raman sebagai sumber kebutuhan air harus menjadi perhatian khusus PT. Arjuna Utama Sawit. Karena itu, pengelolaan lingkungan yang baik untuk mencegah, meminimalkan dan mengendalikan dampak dari berbagai kegiatan yang berpotensi menurunkan kualitas air sungai harus dioptimalkan, Pendekatan-pendekatan yang dilakukan antara lain pembukaan lahan secara bertahap sesuai dengan kemajuan blok; menjaga sempadan Sungai Raman; dan melakukan pemupukan yang tepat. Dengan pembukaan lahan secara bertahap, maka besarnya laju erosi dan sidementasi tidak akan menyebabkan penurunan kualitas air permukaan secara cepat dalam waktu yang singkat. Melalui pemeliharaan sempadan, maka paparan dari dampak aplikasi pupuk yang dilakukan akibat leaching atau pencucian oleh air hujan, tidak langsung masuk ke badan air. Selain itu, penerapan konsep pemupukan yang tepat jenis, dosis, waktu, dan cara pemupukan juga berperan dalam meminimalkan dampak buruk terhadap kualitas air.
PT. ARJUNA UTAMA SAWIT
IV-2
ANDAL
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
Gambar 4.1. Bagan Alir Dampak PT. ARJUNA UTAMA SAWIT
IV-3
ANDAL 4.1.1.3.
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
Kerusakan Tanah
Kerusakan tanah sebagian besar bersumber dari kegiatan pembukaan lahan, pemeliharaan TBM dan TM, merupakan dampak lanjutan atau sekunder akibat erosi.Aliran permukaan yang berasal dari curah hujan akan mengikis lapisan permukaan yang merupakan bagian tersubur dari tanah. Fraksi tanah yang terlebih dahulu diangkut adalah yang halus dan ringan, yaitu liat dan humus.Kedua fraksi ini sangat berperan dalam menentukan kesuburan tanah, karena merupakan kompleks petukaran ion dan penahan unsur hara.Dalam sedimen yang terangkut pada peristiwa erosi terdapat juga berbagai unsur hara dan bahan organik. Oleh karena itu, tanah yang mengalami erosi akan menurun produktivitasnya menjadi tanah marjinal. Bila erosi selanjutnya tidak dikendalikan, maka tanah tersebut akan menjadi lahan kritis. Walaupun erosi yang terjadi sangat kecil karena tingkat kelerengan di wilayah lokasi studi di bawah <2%, namun demikian akan terjadi dampak terhadap kualitas tanah akibat dari kegiatan pembukaan lahan yang terakumulasi. Pada tahap kegiatan pemeliharaan TBM dan TM, kerusakan tanah secara fisik dapat diakibatkan karena kerusakan struktur tanah yang dapat menimbulkan pemadatan tanah. Kerusakan struktur tanah ini dapat terjadi akibat pengolahan tanah yang salah, atau penggunaan pupuk kimia secara terus menerus. Kerusakan biologi ditandai oleh penyusutan populasi maupun berkurangnya biodiversitas organisme tanah. Kerusakan ini biasanya terjadi bukan karena kerusakan sendiri, melainkan akibat dari kerusakan lain (fisik dan atau kimia). Penggunaan pupuk nitrogen (N) dalam bentuk Ammonium Sulfat dan Sulfur Coated Urea yang terus menerus selama 20 tahun dapat menyebabkan pemasaman tanah, sehingga populasi cacing tanah akan turun dengan drastis (Ma et al., 1990). Pestisida, seperti herbisida dan insektisida, bila digunakan secara berlebihan dapat menimbulkan pencemaran tanah, merubah sifat fisis, kimia dan biologis tanah, sehingga mengganggu pertumbuhan tumbuh-tumbuhan. Penyemprotan insektisida sintetis secara rutin untuk mengendalikan ulat (hama primer) dapat membunuh serangga lain yang berguna. Walang sembah merupakan predator kutu daun (hama sekunder) dan lebah sangat berguna untuk proses penyerbukan. Kematian walang sembah dapat mengakibatkan terjadinya serangan kutu daun; sedangkan kematian lebah dapat mengakibatkan terhambatnya proses penyerbukan pada tanaman. Berdasarkan hasil prakiraan dampak penting disebutkan bahwa, seluruh kegiatankegiatan yang berpotensi menyebabkan kerusakan tanah dikategorikan dampak negatif penting (-TP), sehingga tidak perlu dikaji lebih lanjut, namun tetap perlu dilakukan PT. ARJUNA UTAMA SAWIT
IV-4
ANDAL
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
pengelolaan. Pengelolaan bertujuan untuk mencegah dan meminimalkan kerusakan tanah, sehingga tidak melampaui ambang kritis yang dipersyaratkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 150 Tahun 2000.
4.1.2.
Komponen Biologi
4.1.2.1.
Flora dan Fauna
Penurunan flora dan fauna akibat pembukaan lahan merupakan salah satu konsekuensi yang harus terjadi akibat perubahan lahan menjadi tanaman monokultur. Berdasarkan hasil prakiraan dampak menunjukkan bahwa, dampak terhadap flora dan fauna merupakan dampak negatif penting (-P), sehingga perlu dilakukan pengelolaan lebih lanjut. 4.1.2.2.
Biota Perairan
Dampak terhadap biota perairan merupakan dampak lanjutan akibat terjadinya penurunan kualitas air sungai. Dampak ini terjadi mulai dari tahap konstruksi hingga tahap operasi. Pada tahap konstruksi, dampak berasal dari kegiatan pembukaan lahan; dan pada tahap operasi berasal dari kegiatan penanaman dan pemeliharaan TBM dan TM. Tingginya kadar kekeruhan akan menghambat proses penetrasi cahaya matahari ke kolom air dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap proses fotosintesis di perairan. Kekeruhan akan mempengaruhi tingkat fotosintesis dalam air dan menurunkan kemampuan ikan untuk bernafas, karena proses penyaringan air oleh insang terhambat. Selain dari erosi, dampak terhadap biota perairan juga berasal dari penggunaan pupuk yang tidak tepat, karena berpotensi menyebabkan eutrofikasi pada perairan. Eutrofikasi adalah proses pengayaan nutrien dan bahan organik dalam jasad air. Hal ini merupakan masalah yang dihadapi di seluruh dunia yang terjadi di ekosistem air tawarmaupunmarin. Eutrofikasi memberi kesan kepada ekologi dan pengurusan sistem akuatik yang selalu disebabkan masuknya nutrient berlebih terutama pada buangan pertanian dan buangan limbah rumah tangga. (Tusseau-Vuilleman, M.H.2001). Emisi nutrien dari perkebunan kelapa sawitmerupakan penyebab utama eutrofikasi di berbagai tempat. Menurut Morse et. al. (1993), sumber Phosfor (P) penyebab eutrofikasi, 10% berasal dari proses alamiah di lingkungan air itu sendiri (background source), 7% dari industri, 11% dari detergen, 17% dari pupuk pertanian, 23% dari limbah manusia, dan yang terbesar, 32 %, dari limbah peternakan. Paparan statistik ini menunjukkan bagaimana besarnya jumlah populasi dan beragamanya aktivitas masyarakat modern menjadi penyumbang yang sangat besar bagi lepasnya fosfor ke lingkungan air. Sisa pupuk terlarut mengandung unsur hara P dan Nitrogen (N) yang akan merangsang pertumbuhan phytoplankton atau alga, sehingga meningkatkan produktivitas PT. ARJUNA UTAMA SAWIT
IV-5
ANDAL
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
perairan. Namun dalam keadaan berlebihan, akan memicu timbulnya blooming alga yang justru merugikan kehidupan organisme yang ada dalam badan air. Pestisida, obat-obatan dan pakan ternak merupakan sumber elemen P yang dapat menyebabkan eutrofikasi. Pestisida dapat hilang selama penggunaan melalui penyemprotan yang tidak terarah dan penguapan. Pestisida lepas dari tanah melalui leaching ataupun aliran air. Pola reaksi pelepasan pestisida sangat tergantung pada afinitas bahan kimia yang digunakan terhadap tanah dan air. Jumlah dan kecepatan hilangnya pestisida dipengaruhi oleh waktu dan kecepatan curah hujan, penggunaan, jenis tanah dan sifat dari pestisidanya. Pestisida dapat mencapai badan air jika tumpahan yang terjadi selama proses pengisian, pencampuran, pencucian dan penggunaan melalui aliran air, atau melalui pelepasan (leaching) ke dalam air permukaan. Karena itu, penggunaan pestisida harus dilakukan dengan hati-hati, karena bila masuk ke badan air, dapat mencemari perairan. Selain P, senyawa lain yang harus di perhatikan adalah N. Penggunaan pupuk N terus meningkat dari tahun ke tahun. Unsur N sangat mudah larut dan mudah berpindah di dalam tanah, namun tanaman kurang mampu menyerap semua pupuk N. Sebagai akibatnya, rembesan N yang berasal dari pupuk yang masuk ke dalam tanah semakin meluas, tidak terbatas pada area sandy soil saja. Sejumlah kelebihan Nakan berakhir di air tanah, sehingga konsentrasi N dalam bentuk nitrat secara bertahap meningkat di beberapa mata air di areal pertanian. Keadaan ini akan menyebabkan terganggunya kesehatan manusia yang mengkonsumsi air tersebut sebagai air minum. Dalam tanah, pupuk N akan dengan cepat melepas Amonium dan Nitrat. Nitrat sangat mudah larut (kelarutan nya tinggi), sehingga mudah hilang melalui pelepasan. Hampir 30% N hilang melalui leaching (pencucian). Nitrat masuk ke dalam air permukaan melalui aliran air di bawah permukaan atau drainase dan masuk ke dalam air tanah melalui penapisan lapisan tanah sebelah bawah. Pada umumnya konsentrasi N di perairan meningkat pada saat pemupukan, terutama setelah hujan.N dapat pula hilang sebagai Amonia dari penggunaan sumber-sumber nutrien organik seperti pupuk cair (slury). Adanya Amonia di perairan dapat menjadi indikasi terjadinya kontaminasi oleh pemupukan yang berasal dari material organik. Efek dari eutrofikasi moderat pada perairan yang miskin nutrien tidak bersifat negatif. Peningkatan pertumbuhan alga dan berbagai vegetasi dapat menguntungkan bagi kehidupan fauna akuatik. Salah satu contoh adalah produksi ikan meningkat. Jika eutrofikasi terus berlanjut, pertumbuhan plankton menjadi sangat lebat, sehingga menutupi perairan. Proses ini akan mengakibatkan gelap di bawah permukaan air, sehingga berbahaya bagi vegetasi bentik. Problem yang serius akibat eutrofikasi ditimbulkan oleh pertumbuhan alga sel tunggal secara hebat. Proses dekomposisi dari sel yang mati akan mengurangi Oksigen (O2) terlarut. PT. ARJUNA UTAMA SAWIT
IV-6
ANDAL
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
Tanaman akuatik (termasuk alga) akan mempengaruhi konsentrasi O2 dan potential of Hidrogen (pH) perairan di sekitarnya. Pertumbuhan alga yang pesat akan menyebabkan fluktuasi pH dan O2 terlarut menjadi besar pula. Hal ini akan menyebabkan terganggunya proses metabolik dalam organisme, yang akhirnya dapat menyebabkan kematian. Di perairan yang sangat kaya akan nutrien, produksi plankton dapat menjadi sangat berlebihan. Spesies plankton tertentu muncul secara berkala dalam kuantitas yang sangat besar, yang sering dikenal sebagai “algal bloom”.Beberapa alga tertentu dapat menimbulkan bau dan rasa yang tidak sedap di perairan. Konsekuensi yang sama juga dapat terjadi jika perairan menerima material organik dari sumber-sumber pencemar, di mana sejumlah besar O2 dalam air terkonsumsi pada saat sejumlah besar plankton yang mati berpindah ke dasar perairan dan terdegradasi. Defisiensi O2 dapat mengurangi kehidupan bentik dan ikan. Jika perairan bentik mengalami de-oksigenasi, Hidrogen Sulfida (H2S) akan meracuni semua bentuk kehidupan di perairan. Akhirnya eutrofikasi berat dapat menimbulkan pengurangan sejumlah spesies tanaman dan hewan di perairan. Secara singkat dampak eutrofiaksi di perairan dapat dirangkum sebagai berikut: •
Rusaknya habitat untuk kehidupan berbagai spesiesikandan invertebrata.
•
Kerusakan habitat akan menyebabkan berkurangnya biodiversitas di habitat akuatik dan spesies lain dalam rantai makanan.
•
Konsentrasi O2 terlarut turun, sehingga beberapa spesies ikan dan kerang tidak toleran untuk hidup.
•
Rusaknya kualitas areal yang mempunyai nilai konservasi/cagar alam margasatwa.
•
Terjadinya “algabloom” dan dihasilkannya senyawa toksik yang akan meracuni ikan. Berdasarkan hasil prakiraan menunjukkan bahwa, dampak terhadap biota perairan
dari seluruh kegiatan pada tahap konstruksi hingga operasi merupakan dampak negatif penting (-P), sehingga perlu dilakukan pengelolaan lebih lanjut.
4.1.3.
Komponen Sosial Ekonomi Budaya
4.1.3.1.
Keresahan Masyarakat
Dampak munculnya keresahan di masyarakat sudah dimulai dari tahap pra konstruksi, konstruksi hingga tahap operasi. Keresahan masyarakat pada tahap pra konstruksi, terutama dari kegiatan sosialisasi dan pembebasan lahan antara lain: •
Masyarakat khawatir akan timbul konflik sosial antara perusahaan dan masyarakat terkait dengan proses penyelesaian terhadap status kepemilikan lahan.
PT. ARJUNA UTAMA SAWIT
IV-7
ANDAL •
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
Masyarakat merasa bahwa, program plasma yang merupakan kewajiban perusahaan tidak dapat berjalan optimal. Hal ini didasarkan pada pengalaman masyarakat terhadap perusahaan lain yang telah beroperasi di wilayah mereka.
•
Masyarakat merasa khawatir rencana pendirian PKS akan menyebabkan pencemaran air di Sungai Raman yang berdampak terhadap Sungai Klaru sebagai muara-nya. Keresahan masyarakat pada tahap konstruksi dan operasi merupakan dampak
lanjutan atau dampak sekunder akibat terjadinya pencemaran lingkungan, terutama penurunan kualitas air permukaan. Penurunan kualitas ini dapat terjadi sebagai akibat adanya aktifitas pembukaan lahan, pemeliharaan TBM dan TM serta operasional PKS. Seluruh kegiatan yang berpotensi menimbulkan keresahan masyarakat dari hasil prakiraan dikategorikan sebagai dampak negatif penting (-P), sehingga perlu dilakukan pengelolaan lebih lanjut.
4.1.3.2.
Kesempatan Kerja dan Berusaha
Dampak positif terhadap peningkatan kesempatan kerja berasal dari kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi dan operasional. Penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi
untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit dan PKS. Untuk
pembangunan perkebunan kelapa sawit, tenaga kerja dibutuhkan untuk pembukaan lahan dan pembangunan infrastruktur lain yang dibutuhkan untuk kelancaran operasional kebun; dan untuk pembangunan PKS, tenaga kerja dibutuhkan untuk tukang bangunan, tukang las dan lain-lain. Penerimaan tenaga kerja untuk pembangunan PKS akan dilakukan pada Tahun ke-2 umur tanam kelapa sawit, sehingga pada saat tanaman siap panen, PKS sudah siap untuk mengolah TBS hasil panen dari kebun sendiri. Jumlah tenaga kerja untuk perkebunan kelapa sawit pada tahap konstruksi ini diperkirakan berjumlah ± 150 orang dan tahap operasional berjumlah ± 1.080 orang, sehingga jumlah keseluruhan tenaga kerja yang d ibutuhkan
± 1,230
orang. Untuk
pembangunan PKS akan digunakan tenaga kerja kontraktor hingga PKS siap untuk dioperasikan; sedangkan
jumlah
tenaga kerja untuk PKS pada tahap
operasional
diperkirakan berjumlah ± 140 orang. Tenaga kerja diutamakan berasal dari desa-desa sekitar perkebunan dan PKS. Sebagian besar masyarakat menyatakan berkeinginan bekerja di PT. Arjuna Utama Sawit bila telah beroperasi.Hal ini memberikan dampak positif bagi terbukanya kesempatan kerja, terutama bagi masyarakat yang belum memiliki pekerjaan tetap.
PT. ARJUNA UTAMA SAWIT
IV-8
ANDAL
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
Dari hasil prakiraan dampak menunjukkan bahwa, dampak terbukanya kesempatan kerja merupakan dampak positif penting (+P) yang perlu di kembangkan atau dikelola lebih lanjut guna memberikan dampak terhadap kesejahteraan masyarakat. Pada tahap konstruksi, kesempatan kerja dari kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit dan PKS berasal dari kegiatan pembangunan infrastruktur dan sarana pendukung. Pada tahap operasional, peluang usaha berasal dari kegiatan pengangkutan TBS dan pemberdayaan masyarakat. Pada kegiatan pembangunan infrastruktur dan jaringan pendukung akan diperlukan tenaga kerja untuk pekerjaan pembangunan perumahan, kantor, gudang dan prasarana lainnya. Pada umumnya perusahaan perkebunan kelapa sawit akan melakukan kontrak dengan pihak ketiga untuk proses pembangunan infrastruktur dan sarana pendukungnya. Untuk
itu,
dalam
syarat-syarat
kontrak
dengan
pihak
ketiga
tersebut
diwajibkan
menggunakan tenaga kerja lokal yang memiliki keahlian dibidang pertukangan baik tukang kayu maupun tukang batu. Hal ini tentunya akan memberikan peluang kerja bagi masyarakat di desa-desa yang ada di sekitar wilayah studi yang memiliki keahlian dibidang pertukangan. Diprakirakan jumlah tenaga kerja lepas yang memiliki keahlian di bidang pertukangan yang dibutuhkan sebanyak 50-75 orang. Kesempatan kerja dan berusaha dari kegiatan pengangkutan TBS adalah tenaga kerja supir, kernek dan bengkel, serta penyedian kebutuhan truk untuk pengangkutan TBS dan usaha perbengkelan. Dari hasil prakiraan dampak menunjukkan bahwa, dampak terbukanya kesempatan kerja dan berusaha merupakan dampak positif penting (+P) yang perlu di kembangkan atau dikelola lebih lanjut guna memberikan dampak terhadap kesejahteraan masyarakat.
4.1.4.
Komponen Kesehatan Masyarakat
4.1.4.1.
Potensi Pemajanan
Potensi pemajanan merupakan dampak dari terpaparnya bahan-bahan pencemar ke lingkungan, sehingga dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Potensi pemajanan merupakan dampak lanjutan akibat penurunan kualitas air. Pada saat kegiatan pembukaan lahan, potensi pemajaman terjadi akibat dari aktifitas alat berat, antara lain debu serta tumpahan bahan bakar dan oli yang berdampak terhadap kerusakan tanah dan kualitas air permukaan. Bila hal ini terjadi, akan berdampak buruk terhadap kualitas air Sungai Raman. Padahal hingga saat ini, sungai itu masih digunakan oleh masyarakat desa sekitar wilayah studi sebagai tempat mencari ikan.
PT. ARJUNA UTAMA SAWIT
IV-9
ANDAL
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
Hasil prakiraan dampak dapat dikemukakan bahwa, potensi pemajanan merupakan dampak negatif penting (-P), sehingga perlu dilakukan pengelolaan lebih lanjut. 4.2. Komponen-komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Paling Banyak Menimbulkan Dampak Lingkungan Berdasarkan gambar bagan alir evaluasi dampak, kegiatan yang paling banyak menimbulkan dampak terhadap lingkungan adalah: •
Pembukaan lahan, menimbulkan dampak pada 8 komponen lingkungan, yaitu kualitas air permukaan; kerusakan tanah; gangguan terhadap flora dan fauna; gangguan terhadap biota air; keresahan masyarakat; kesempatan kerja dan berusaha; potensi pemajanan; dan gangguan kesehatan.
•
Penerimaan tenaga kerja memberikan dampak positif dan negatif terhadap komponen lingkungan. Dampak positif terhadap kesempatan kerja dan berusaha; dan dampak negatif terhadap timbulnya keresahan di masyarakat.
•
Pembangunan infrastruktur dan sarana pendukung menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan, yaitu kesempatan kerja dan berusaha.
4.3. Area-area yang Perlu Mendapat Perhatian Penting Area-area yang perlu mendapat perhatian penting yang berpotensi terkena dampak dari kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit dan PKS untuk masing-masing komponen lingkungan adalah: 1. Dampak penurunan kualitas air. Area yang berpotensi terkena dampak adalah Sungai Raman yang bermuara pada Sungai Klaru. 2. Dampak keresahan masyarakat dan munculnya konflik sosial dari kegiatan pembebasan lahan berpotensi terjadi pada masyarakat Desa Asem Kumbang, Baun Bango, Tumbang Runen, Jahanjang, Keruing, Parupuk, Telaga dan Tampelas. 3. Dampak keresahan masyarakat, munculnya konflik sosial dan gangguan kesehatan akibat penurunan kualitas air berpotensi terjadi di Desa Telaga dan Tampelas. 4. Dampak kesempatan kerja dan berusaha dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di Desa Asem Kumbang, Baun Bango, Tumbang Runen, Jahanjang, Keruing, Parupuk, Telaga dan Tampelas. 4.4. Arahan Pengelolaan Lingkungan Berbagai dampak penting yang bersifat positif dan negatif harus dikelola dengan baik dengan mengutamakan pengendalian pada sumber dampak. Untuk dampak bersifat positif, pengelolaannya ditujukan untuk mempertahankan status dampak dan jika memungkinkan PT. ARJUNA UTAMA SAWIT
IV - 10
ANDAL
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
perlu dikembangkan semaksimal mungkin; sedangkan bagi dampak yang bersifat negatif, diupayakan untuk dicegah atau diminimalkan dan ditanggulangi. Dalam sub bab ini diuraikan secara garis besar pengelolaan/penanganan dampak secara umum atau lebih bersifat arahan; sedangkan kajian penanganan dampak yang lebih terinci disajikan dalam dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL).
4.4.1.
Peningkatan Aliran Permukaan Arahan pengelolaan lingkungan yang dilakukan untuk mencegah, meminimalkan dan
mengendalikan peningkatan aliran permukaan (run off) adalah: •
Mengatur jadwal pembukaan lahan dan pembangunan infrastruktur kebun dengan memprioritaskan pekerjaan pada saat musim kemarau.
•
Memelihara dan menjaga kawasan sempadan sungai dan sempadan anak- anak sungai.
•
Mengatur pembangunan saluran drainase, sehingga air yang melimpas dari Blok kebun dapat tertampung dan tidak mengalir ke sungai dan anak-anak sungai.
4.4.2.
Penurunan Kualitas Air Arahan pengelolaan lingkungan untuk mencegah, meminimalkan dan mengendalikan
dampak penurunan kualitas air adalah: •
Meningkatkan
efisiensi
penggunaan
pupuk
dan
pestisida
(obat-obatan)
dalam
pemeliharaan tanaman untuk mengurangi efek residu pupuk dan pestisida secara minimal yang mungkin masuk pada badan air sungai dengan mengacu kepada ketentuan yang berlaku. •
Menyusun dan menerapkan Standart Operating Procedure (SOP) pemeliharaan tanaman yang ramah lingkungan, terutama dalam hal pengujian, aplikasi dan monitoring penggunaan pupuk kimiawi dan pestisida dalam kegiatan pemeliharaan kebun.
•
Memperhatikan pemupukan dengan sistem 4 tepat, yaitu tepat waktu/frekuensi, tepat dosis, tepat jenis dan tepat cara.
•
Melakukan pengelolaan air limbah dari proses pengolahan TBS dengan baik, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada areal tanam kelapa sawit (land application).
•
Menjaga dan memelihara kawasan sempadan sungai dan anak sungai.
PT. ARJUNA UTAMA SAWIT
IV - 11
ANDAL 4.4.3.
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
Kerusakan Tanah Kerusakan tanah berasal dari kegiatan pembukaan lahan, pemeliharaan TBM dan
TM.Beberapa arahan pengelolaan lingkungan yang perlu dilakukan antara lain: •
Melakukan penanaman kacangan penutup tanah (LCC) pada seluruh areal tanam yang telah dibuka.
•
Meningkatkan
efisiensi
penggunaan
pupuk
dan
pestisida
(obat-obatan)
dalam
pemeliharaan tanaman untuk mengurangi efek residu pupuk dan pestisida secara minimal yang mungkin masuk pada badan air sungai dengan mengacu kepada ketentuan yang berlaku. •
Menyusun dan menerapkan SOP pemeliharaan tanaman yang ramah lingkungan, terutama dalam hal pengujian, aplikasi dan monitoring penggunaan pupuk kimiawi dan pestisida dalam kegiatan pemeliharaan kebun.
•
Memperhatikan pemupukan dengan sistem 4 tepat, yaitu tepat waktu/frekuensi, tepat dosis, tepat jenis dan tepat cara.
4.4.4.
Flora dan Fauna Arahan pengelolaan lingkungan untuk meminimalkan dan mengendalikan dampak
penurunan populasi flora dan fauna adalah: •
Melakukan identifikasi kawasan yang bernilai konservasi tinggi.
•
Memelihara dan menjaga sempadan sungai.
•
Membuat kantong-kantong satwa dan kawasan konservasi di dalam areal kebun.
•
Melakukan penanaman pohon-pohon yang merupakan habitat satwa yang dilindungi.
•
Memelihara dan merawat pohon-pohon yang dilindungi yang ditemukan pada saat pembukaan lahan.
4.4.5.
Biota Perairan Arahan pengelolaan lingkungan untuk mencegah, meminimalkan dan mengendalikan
dampak terhadap biota perairan adalah: •
Mengoptimalkan pengelolaan lingkungan untuk mencegah penurunan kualitas airsungai.
•
Melakukan kerjasama dengan Dinas Perikanan Kabupaten Katingan dalam rangka penyuluhan budidaya perikanan.
•
Melakukan kontrol terhadap pertumbuhan alga atau enceng gondok yang ada di sungai.
PT. ARJUNA UTAMA SAWIT
IV - 12
ANDAL 4.4.6.
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
Keresahan Masyarakat Arahan pengelolaan lingkungan untuk mencegah, meminimalkan dan mengendalikan
dampak timbulnya keresahan di masyarakat adalah: •
Melakukan sosialisasi kepada seluruh masyarakat sebelum melakukan kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit dan PKS.
•
Melakukan sosialisasi terkait dengan rencana pengelolaan limbah yang dihasilkan dari PKS.
•
Melakukan inventarisasi lahan-lahan milik dan/atau yang telah diusahakan oleh masyarakat bersama dengan pemilik lahan, kepala desa dan perusahaan.
•
Melakukan proses pendataan lahan-lahan yang akan dijadikan areal plasma bersama dengan aparat desa dan kecamatan.
•
Melaksanakan pembangunan kebun plasma bersamaan dengan kebun inti.
•
Menanggapi dan menindaklanjuti secepat mungkin setiap adanya laporan/pengaduan dari masyarakat terkait dengan pencemaran lingkungan ataupermasalahan penyelesaian lahan.
•
Mengoptimalkan dan memprioritaskan tenaga kerja dari desa-desa sekitar lokasi usaha/kegiatan.
•
Mencegah dan meminimalkan pencemaran lingkungan selama proses pembangunan dan operasional perkebunan kelapa sawit dan PKS.
4.4.7.
Kesempatan Kerja dan Berusaha Arahan pengelolaan lingkungan untuk mengoptimalkan dampak positif terbukanya
kesempatan kerja adalah: •
Mengutamakan tenaga kerja lokal dengan tetap memperhatikan kualifikasi pendidikannya.
•
Mengoptimalkan pemilik lahan plasma sebagai tenaga kerja dalam mengelola kebun plasma yang telah dibangun oleh perusahaan.
•
Mengutamakan masyarakat dari desa sekitar kebun untuk terlibat dalam proses pengangkutan TBS.
•
Mengutamakan masyarakat dari desa sekitar kebun yang memiliki keahlian dalam pertukangan untuk terlibat dalam pembangunan infrastruktur dan sarana kebun.
•
Memberikan peluang usaha bagi masyarakat untuk memasarkan hasil tangkapan ikan dari Sungai Raman dan Sungai Klaru.
•
Memberikan peluang usaha bagi masyarakat sebagai penyedia bahan makanan bagi pekerja di perusahaan.
PT. ARJUNA UTAMA SAWIT
IV - 13
ANDAL 4.4.8.
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
Potensi Pemajanan Arahan pengelolaan lingkungan untuk mencegah dan meminimalkan dampak potensi
pemajanan adalah: •
Mengoptimalkan pengelolaan dampak dalam rangka mencegahdan mengendalikan dampak pengendalian pencemaran air.
•
Melaksanakan seluruh upaya mitigasi dampak yang telah direncanakan, dalam rangka pengendalian pencemaran dari kegiatan operasional pengolahan TBS, seperti penyediaan sarana pengendalian pencemaran udara, kebisingan dan limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3).
4.4.9.
Gangguan Kesehatan Arahan pengelolaan lingkungan untuk mencegah dan meminimalkan dampak
gangguan kesehatan masyarakat adalah: •
Menjalin kerjasama dengan petugas kesehatan di desa dan kecamatan dalam meningkatkan pemahaman masyarakat atas pola hidup sehat.
•
Melakukan kerjasama dengan Dinas Kesehatan dan PU Kabupaten Katingan dalam penyediaan air bersih untuk masyarakat.
•
Memfasilitasi pembangunan sarana buang air besar yang higienis.
4.5. Rekomendasi Kelayakan Lingkungan Berdasarkan hasil evaluasi dampak yang dilakukan secara holistik pada masingmasing komponen lingkungan hidup dan komponen kegiatan dapat diketahui bahwa, rencana kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit dan PKS PT. Arjuna Utama Sawit berpotensi menimbulkan dampak penting, baik bersifat positif maupun negatif. Sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH) No.16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup,maka pertimbangan kelayakan lingkungan hidup atas rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit dan PKS PT. Arjuna Utama Sawit adalah sebagai berikut: 1.
Rencana usaha dan atau kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit dan PKS yang akan dilaksanakan oleh PT. Arjuna Utama Sawit telah sesuai dengan rencana tata ruang yang menjadi acuan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan (SK Menhut) No. 529/Menhut-II/2012 dan No. 794/Menhut-II/2012, sehingga ditinjau dari aspek tata ruang, maka kegiatan ini dapat dinyatakan layak.
PT. ARJUNA UTAMA SAWIT
IV - 14
ANDAL 2.
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
Rencana usaha dan atau kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit dan PKS yang akan dilaksanakan oleh PT. Arjuna Utama Sawit tidak bertentangan dengan kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta sumber daya alam yang diatur dalam peraturan perundang-undangan, sehingga ditinjau dari aspek kebijakan peraturan perundang-undangan, maka kegiatan ini dapat dinyatakan layak.
3.
Rencana usaha dan atau kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit dan PKS yang akan dilaksanakan oleh PT. Arjuna Utama Sawit tidak akan menggangu pertanahan dan keamanan Negara. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa, rencana lokasi usaha/kegiatan bukan merupakan daerah perbatasan dan lokasi latihan militer, sehingga ditinjau dari segi gangguan terhadap aspek pertahanan dan keamanan Negara, maka kegiatan ini dapat dinyatakan layak.
4.
Dampak-dampak negatif penting yang ditimbulkan dari rencana usaha dan atau kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit dan PKS yang akan dilaksanakan oleh PT. Arjuna Utama Sawit dapat ditanggulangi dengan pendekatan teknologi yang ada saat ini, pendekatan sosial budaya dan pendekatan ekonomi, sehingga ditinjau dari aspek pengendalian dampak lingkungan, maka kegiatan ini dinyatakan layak.
5.
Rencana usaha dan atau kegiatan pembangunanperkebunan kelapa sawit dan PKS yang akan dilaksanakan oleh PT. Arjuna Utama Sawit, selain menimbulkan dampak negatif yang dapat ditanggulangi, juga berdampak positif bagi masyarakat di sekitar dengan
terbukanya kesempatan kerja, kesempatan
berusaha
dan
terbukanya
aksesibilitas, yang pada akhirnya akan menumbuhkan perekonomian masyarakat, sehingga kegiatan ini dapat dinyatakan layak. 6.
Bahwa dampak-dampak negatif yang muncul dari rencana usaha dan atau kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit dan PKS yang akan dilaksanakan oleh PT. Arjuna Utama Sawit mampu ditanggulangi oleh pemrakarsa bersama-sama dengan pemerintah daerah sesuai dengan arahan pengelolaan lingkungan, sehingga ditinjau dari aspek kemampuan pemrakarsa dan pihak lain dalam menanggulangi dampak, maka kegiatan ini dapat dinyatakan layak.
7.
Rencana usaha dan atau kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit dan PKS yang akan dilaksanakan oleh PT. Arjuna Utama Sawit tidak akan mengganggu nilai-nilai sosial atau pandangan masyarakat (emic view). Hal ini ditunjukkan dari kondisi masyarakat yang mendukung atas rencana kegiatan ini, sehingga kegiatan ini dapat dinyatakan layak.
8.
Rencana usaha dan atau kegiatan pembangunanperkebunan kelapa sawit dan PKS yang akan dilaksanakan oleh PT. Arjuna Utama Sawit tidak akan mempengaruhi
PT. ARJUNA UTAMA SAWIT
IV - 15
ANDAL
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
dan/atau mengganggu entitas ekologis. Hal ini disebabkan karena di lokasi kegiatan tidak diketemukan kawasan situs-situs yang dilindungi, cagar budaya dan atau spesies langka, sehingga kegiatan ini dapat dinyatakan layak 9.
Rencana usaha dan atau kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit dan PKS yang akan dilaksanakan oleh PT. Arjuna Utama Sawittidak menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah berada di sekitarrencana lokasi usaha dan/atau kegiatan. Hal ini didasarkan atas tidak adanya tumpang tindih dengan perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat dinyatakan layak.
10. Pemerintah Kabupaten Katingan belum menetapkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup di wilayah lokasi kegiatan, sehingga kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit dan PKS PT. Arjuna Utama Sawit di Desa Asem Kumbang, Baun Bango, Tumbang Runen, Jahanjang, Keruing, Parupuk, Telaga dan Tampelas Kecamatan Kamipang, Kabupaten Katingan tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit dan PKS yang akan dilaksanakan oleh PT. Arjuna Utama Sawit di Kecamatan Kamipang, Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah dapat dinyatakan L a y a k L i n g k u n g a n , dengan syarat perusahaan wajib melakukan segala persyaratan dan kewajiban yang terdapat pada pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
PT. ARJUNA UTAMA SAWIT
IV - 16