MENGELOLA MENGELO LA KESELAMATAN PERTAMBANGAN
DIKLAT PEMBEKALAN DAN PEMENUHAN UJI KOMPETENSI
PENGAWAS OPERASIONAL MADYA (POM) BAGI PERTAMBANGAN
Mencari timba si anak dara, Di bawah sarang burung tempua; Salam sembah pembuka bicara, Darisemua Padang membawa Selamat datang untuk rendang, Pergi Pergi ke Medan mencari durian; Tak kenal maka tak sayang, Sebelumnya marilah kita
BIODATA NAMA
: RUSNOVIANDI LUBIS,S.T.,M.M. LUBIS,S.T., M.M.
TTL
: PADANG / 11-11-1981
PENDIDIKAN
: S1. TEKNIK PERTAMBANGAN PERTAMBANGA N S2. MAGISTER MANAJEMEN MANAJEMEN
JABATAN DIKLAT DIKLAT :
: INSPEKTUR TAMBANG KESDM RI (recent) (rece nt) Pengajar PPSDM GEOMINERBA (now) 1. Juru Ledak Kelas II 2. Teknisi Tambang Bawah Tanah 3. Pengawasan Eksplorasi Pertambangan 4. Evaluasi AMDAL 5. Evaluasi RKAB/RKTTL RKAB/RKTTL 6. Training of Trainer
HP: 0813 9495 6711 WA : 0812 2245 6090 e-mail:
[email protected]
APA YANG SAUDARA HARAPKAN DARI MENGIKUTI POM INI ?
Ingin Tahu …. Ingin Paham … Ingin bisa … Ingin….
No
Kode Unit
Judul Unit
1 PMB.P0 PMB.P002 02.00 .009.0 9.01 1 Melaksanakan Tugas Tugas dan dan Tanggun Tanggung g Jawab Jawab sebagai sebagai Pengawas Operasional Operasional Madya Madya 2 PMB.P0 PMB.P00 02.01 .010.01 .01 Mengelola Keselamatan Keselamatan Pertamba Pertambanga ngan n 3 PMB.P0 PMB.P00 02.01 .011.01 .01 Mengelola Lingkung Lingkungan an Pertamba Pertambanga ngan n 4 PMB.P0 PMB.P00 02.01 .012.01 .01 Mengelola Keadaa Keadaan n Dar Darura uratt Pertam Pertamban bangan gan 5 PMB.P0 PMB.P00 02.01 .013.01 .01 Melaksanak elaksanakan an Upaya Upaya Penerapan Penerapan Konserva Konservasi si Mineral Mineral dan Batuba Batubara ra 6 PMB.P0 PMB.P00 02.01 .014.01 .01 Mengelola Penerapan Penerapan Kaidah Teknis Teknis Pertamban Pertambangan gan Mineral Mineral dan Batuba Batubara ra 7 PMB.P0 PMB.P002 02.01 .015.0 5.01 1 Mengawasi Kegiatan Kegiatan Usaha Usaha Jasa Pertambangan Pertambangan Mineral dan Batubara Batubara 8 PMB.P0 PMB.P00 02.01 .016.01 .01 Mengawasi engawasi Standar Standarisasi isasi Pertamban Pertambangan gan Mineral Mineral dan Batubar Batubara a
Lambang K3 Arti (Makna) Tanda Palang Bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK).
Arti (Makna) Roda Gigi Bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani.
Arti (Makna) Warna Putih Bersih dan suci.
Arti (Makna) Warna Hijau Bentuk lambang berupa palang berwarna hijau dengan roda bergerigi sebelas dengan warna dasar putih
Selamat, sehat dan sejahtera.
Arti (Makna) 11 (sebelas) Gerigi Roda Sebelas Bab Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Kenapa
Pertambangan harus diatur ?
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan bahwa : Pasal 33 Ayat (3)
“bumi,
air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat ”
DASAR HUKUM KESEL KESELAMA AMAT TAN PERTAMBANGA PERTAMBANGAN N:
A. UNDANG UNDANG –
NO.
1 Tahun Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
NO.
13 Tahun Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan
NO.
4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
NO. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
DASAR HUKUM KESEL KESELAMA AMAT TAN PERTAMBANGA PERTAMBANGAN N:
B. PERA PERATUR TURAN AN PEMER PEMERINT INTAH AH NO.
23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
NO.
55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
NO.
50 Tahun 2012 Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
DASAR DASA R HUKUM KESELA KESELAMA MAT TAN PERTAMBANGA PERTAMBANGAN N:
D. PERA PERATURAN TURAN MENTERI
Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.08/ MEN/VII/2010 tentang Alat Pelidung Diri.
ESDM RI No. 26 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara
DASAR HUKUM KESELA KESELAMA MAT TAN PERTAMBANGA PERTAMBANGAN N:
C. KEPUTUSAN MENTERI ESDM
RI No. 1827/K/30/MEM/2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik
URUTAN PERUNDANGAN UUD UUD 1945 Undang-Undang: UU 4 TAHUN 2009 Peraturan Pemerintah (PP): 23/2010: Pelaksanaan Kegiatan Pertambangan Mineral dan Batubara 55/2010: Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan PERMEN: 26/2018: Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Pe rtambangan Yang Yang Baik Dan Pengawasan Pertambangan Mineral Dan Batubara KEPMEN: 1827K/2018
Peraturan yang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
Permen ESDM
1
Permen ESDM
No 2 Tahun 2013 Pengawasan
2
Penyelenggaraan
Permen ESDM
3
No 7 Tahun 2014 Pelaksanaan
Reklamasi
Pengelolaan Usaha Pertambangan
Pascatambang
yang Dilaksanakan oleh Pemerintah
Usaha Pertambangan Mineral dan
Provinsi
Batubara
dan
Pemerintah
pada
dan
No 38 Tahun 2014 Penerapan Sistem Manajemen
Kegiatan
Keselamatan
Pertambangan
Mineral dan Batubara
Kabupaten/Kota
4
No 555.K/26/M.PE/1995
Kepmen ESDM
Kepmen Tamben
Kepmen Tamben
5
No 1211.K/008/M.PE/1995
6
No 1457.K/28/MEM/2000
Keselamatan dan Kesehatan
Pencegahan dan
Pedoman Teknis Pengelolaan
Kerja Pertambangan Umum
Penanggulangan Perusakan dan
Lingkungan di Bidang
Pencemaran Lingkungan pada
Pertambangan dan Energi
Usaha Pertambangan Umum
UU NO. 1 TH 1970
bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional;
bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu
terjamin pula keselamatannya;
bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan effisien;
bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam Undangundang yang memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik dan teknologi.
UU NO.1 TH 1970, Lanjutan Pasal 8 1. Pemerik Pemeriksaa saan n Keseha Kesehatan tan,, akan akan dilaku dilakukan kan pada pada karyawan yang baru diterima/dipindahkan 2. Berkala Berkala pada pada Dokt Dokter er yang yang ditunj ditunjuk uk Pengus Pengusaha aha 3. Diteta Ditetapka pkan n dengan dengan pera peratur turan an perun perundan dangan gan Pasal 9 Wajib Menunjukan & Menjelaskan: •
Kondisi dan bahaya
•
Semua alat-alat pelindung
•
APD bagi pekerja itu sendiri
•
Cara-cara & sikap aman
UU NO.1 TH 1970, Lanjutan
•
Memberi Keterangan yg benar
Memakai & Mentaati Semua Syarat K3
•
Memenuhi & Mentaati Semua Syarat K3
•
Meminta Semua Semua Syarat K3 Dilaksanakan
•
Menyatakan Keberatan Kerja apabila;
•
Syarat K3 & APD APD diragukan, kecuali Hal Khusus Oleh Pengawas, & Dapat dipertanggung jawabkan
Wajib mentaati semua petunjuk K2 & memakai APD yang
UU NO.1 TH 1970, Lanjutan Pasal 14 Kewajiban Pengurus Menempatkan : Syarat Keselamatan, UU No.1 th 1970 serta Peraturan Pelaksanaan yang Berlaku, pada Tempat yang Strategis Memasang
: Gambar K2 dan bahan pembinaan, pada Tempat yang Strategis
Menyediakan : APD APD bagi karyawan & Tamu disertai petunjuk yang diperlukan
Sesuai Petunjuk Pengawas/Ahli Keselamatan Kerja
UU NO. 4 TH 2009 Pasal 96 Dalam penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik, pemegang IUP dan IUP
wajib melaksanakan : a. Ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan ; b. Kese Kesela lama mata tann opera operasi si pert pertam amba bang ngan an;; c. Dst.
UU NO. 23 TH 2014
Lampiran CC huruf k : Pengelolaan inspektur tambang dan pejabat pengawas pertambangan diurus oleh Pemerintah Pusat
PP No. 55 Tahun 2010 Pasal 26 : 1)
Pengawa Pengawasan san kesel keselama amatan tan dan dan keseh kesehata atann kerj kerjaa pert pertamb amban angan gan …terdiri atas : a. Keselamatan kerja; b. Kesehatan kerja; c. Lingkungan kerja; dan d. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
2)
Pengawasan sebagaimana sebagaimana ayat (1) pelaksanaannya pelaksanaannya dilakukan oleh Inspektur Tambang
PP No. 50 Tahun 2012 Pasal 2 : Penerapan SMK3 bertujuan untuk : a. Menin Meningk gkatk atkan an efekt efektif ifit itas as perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi; b. Mencegah dan mengurangi mengurangi kecelakaan kecelakaan kerja dan penyakit penyakit akibat kerja dengan dengan melibatkan melibatkan unsur unsur manajemen, manajemen, pekerja/buruh, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh; serta c. Menciptakan tempat tempat kerja yang yang aman, aman, nyaman, nyaman, dan efisien untuk mendorong mendorong produktivitas. produktivitas.
Permen ESDM No. 26 Tahun 2018
9 BAB
BAB I KETENTUAN UMUM
BAB II PELAKSANAAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG Y ANG BAIK
BAB III PELAKSANAAN TATA KELOLA PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
BAB IV PENGAWASAN PENYELENGGARAAN
PENGELOLAAN USAHA PERTAMBANGAN
Permen ESDM No 26 Tahun 2018 Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara
BAB V PENGAWASAN TERHADAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN
BAB VI SANKSI ADMINISTRATIF
BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN
BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN
BAB IX KETENTUAN PENUTUP
II. STRUKTUR I.
BAB BA B I
II. BAB II
: KE KETE TENT NTUA UAN N UM UMUM UM : PELAKSANAAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG BAIK
a.Bagian Kesatu
: Umum
b.Bagian Kedua
: Teknis Pertambangan
c.Bagian Ketiga
: Pengelolaan Keselamatan Pertambangan dan Keselamatan Pengolahan dan/atau Pemurnian Mineral dan Batubara
d.Bagian Keempat : Pengelolaan Lingkungan Hidup Pertambangan, Reklamasi, dan Pasca Tambang, serta Pascaoperasi e.Bagian Kelima
: Konservasi Mineral dan Batubara
f.Bagian Keenam
: Pemanfaatan Pemanfaatan Teknologi, Kemampuan Rekayasa, Rancang Bangun, Pengembangan, dan Penerapan Teknologi Pertambangan
g.Bagian Ketujuh Ketujuh : Standar Kompetensi Kerja Kerja Khusus, Khusus, Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, serta Standar Nasional Indonesia
II. STRUKTUR III.
BAB III
: PELAKSAN PELAKSANAAN AAN TATA KELOLA PENGUS PENGUSAHAAN AHAAN PERTAM PERTAMBANGAN BANGAN MINERAL DAN BATUBARA
a. Ba Bagi gian an Ke Kesa satu tu
: Um Umum um
b. Ba Bagi gian an Ke Kedu dua a
: Pem Pemas asar aran an
c. Ba Bagi gian an Ke Keti tiga ga
: Ke Keua uang ngan an
d. Bag Bagian ian Keem Keempat pat
: Pen Pengel gelol olaan aan
Data e. Bag Bagian ian Kel Kelima ima
: Peng Penguta utamaa maan n Pema Pemanfa nfaat atan an
Barang, Jasa, dan Teknologi f.
dalam Negeri
Bagi Ba gian an Ke Keen enam am
: Pe Peng ngem emba bang ngan an
Tenaga Kerja Teknis Pertambangan g. Bag Bagian ian Ket Ketuju ujuh h
: Pen Pengem gemban bangan gan
dan Pemberdayaan Masyarakat Setempat serta Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan h. Bagia Bagian n Kedela Kedelapan pan Pertambangan Menyangkut
: Kegia Kegiatan tan lain di Bidang Usaha Kepentingan
II. STRUKTUR IV.
BAB IV
: PEN PENGAW GAWASA ASAN N PEN PENYEL YELENG ENGGAR GARAAN AAN PEN PENGEL GELOLA OLAAN AN USA USAHA HA
PERTAMBANGAN
V.
BAB V
a. Ba Bagi gian an Ke Kesa satu tu
:
Umum Um um
b. Bagi Bagian an Kedua
:
Ruang Ruan g Lingk Lingkup up Pengaw Pengawasan asan
: PEN PENGAW GAWASA ASAN N TER TERHAD HADAP AP KEG KEGIAT IATAN AN USA USAHA HA PER PERTAM TAMBAN BANGAN GAN
a. Bagi Bagian an Kesat Kesatu u
:
pelaksanaan Kaidah Teknik b. Bagi Bagian an Kedua
Pertambangan yang baik :
Pelaksanaan Tata Kelola Pengusahaan
VI.
BAB BA B VI
VII. BAB VII
: SA SANK NKSI SI AD ADMI MINI NIST STRA RATI TIF F : KET KETENT ENTUAN UAN LAI LAINN-LAI LAIN N
VIII. BAB VIII VIII : KETEN KETENTUAN TUAN PERAL PERALIHAN IHAN
Pengawasan Pengaw asan terha terhadap dap
Pengawasan Pengaw asan terha terhadap dap Pertambangan
PERMEN ESDM NO. 26 TAHUN 2018 2 018
Kepala Teknik Tambang yang selanjutnya disingkat KTT adalah seseorang yang memiliki posisi tertinggi dalam struktur organisasi lapangan pertambangan yang memimpin dan bertanggung jawab atas terlaksananya operasional pertambangan sesuai pertambangan sesuai dengan kaidah teknik pertambangan per tambangan yang baik.
Kepala Tambang Bawah Tanah yang selanjutnya disingkat KTBT adalah seseorang yang memiliki posisi tertinggi dalam struktur tambang bawah tanah yang bertugas memimpin dan bertanggung jawab atas terlaksananya operasional tambang bawah tanah sesuai dengan kaidah teknik pertambangan perta mbangan yang baik.
Penanggungjawab Teknik dan Lingkungan yang selanjutnya disingkat PTL adalah seseorang yang memiliki posisi tertinggi dalam struktur organisasi lapangan yang bertugas memimpin dan bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan operasional Pengolahan dan/atau Pemurnian Pemurnian sesuai dengan kaidah teknik Pengolahan dan/atau Pemurnian.
Kewajiban Penerapan untuk IUP
Pasal 3 ayat (1) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK Operasi Produksi dalam setiap tahapan kegiatan Usaha Pertambangan wajib melaksanakan Kaidah pertambangan yang baik.
Kaidah Teknik Pertambangan yang yang baik meliputi: P asal 3 ayat ayat (3) Keselamatan Operasi
Teknis Pertambangan
Pertambangan
Konservasi Mineral dan Batubara
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Good Mining Practice
Pertambangan, Reklamasi, dan Pascatambang, serta Pascaoperasi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan
Pemanfaatan Teknologi, Teknologi, Kemampuan Rekayasa, Rancang Bangun, Pengembangan dan Penerapan Teknologi Teknologi
Kewajiban Penerapan untuk IUP Olah Murni
Pasal 4 ayat (1) Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian dalam kegiatan Pengolahan dan/atau Pemurnian wajib melaksanakan Kaidah Pertambangan yang baik.
Kewajiban Penerapan untuk IUJP Pasal 5
(1) Pemegang
(2) IUJP
wajib
melaksanakan
kaidah pertambangan yang baik sesuai dengan bidang usahanya
Kaidah Pertambangan yang baik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Kaidah tekni teknik k usaha usaha jasa jasa pertamb pertambangan angan yan yang g baik, dan b. Tata Kelola Kelola Pengusahaa Pengusahaan n Jasa Pertam Pertambangan bangan
Kewajiban Penerapan untuk IUJP P as al 5
a. Pengutamaa Pengutamaan n produk produk dalam negeri a.
Upaya Upa ya
pengelo peng elolaa laan n
keselamatan mineral
b.
lingkungan lingkun gan
pertambangan,
dan
batubara,
hidup, hidu p,
konservasi dan
teknis
b. Pengutamaa Pengutamaan n subkontraktor subkontraktor lokal lokal sesuai sesuai dengan kompetensinya
pertambangan sesuai dengan bidang usahanya
c. Pengutamaa Pengutamaan n tenaga tenaga kerja lokal
Kewajib Kew ajiban an
d. Pengoptimala Pengoptimalan n pembelanjaan pembelanjaan lokal baik baik barang barang
untuk untu k
mengang meng angka katt
penanggung
RESUME ASPEK PELAKSANAAN PENERAPAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG BAIK IUP Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, IUPK Ekplorasi dan IUPK Operasi Produksi 1. tekn teknis is perta pertambang mbangan; an; 2. konservasi sumber daya daya Mineral dan Batubara; 3. keselamat keselamatan an dan kesehatan kesehatan kerja Pertambangan; 4. keselamat keselamatan an operasi Pertambangan; Pertambangan; 5. pengelo pengelolaan laan lingkungan lingkungan hidup pertambangan, reklamasi, dan pascatambang serta pascaoperasi; dan 6. pemanfaatan teknologi, kemampuan kemampuan rekayasa, rancang bangun, pengembangan dan penerapan
IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian
IUJP
1. teknis teknis kegia kegiata tan n Pengo Pengolaha lahan n 1. upa upaya ya peng pengelol elolaan aan ling lingku kunga ngan n dan/atau Pemurnian; hidup, keselamatan 2. ke kesela selama mata tan n Pengo Pe ngolaha lahan n pertambangan, konservasi dan/atau Pemurnian; Mineral dan Batubara, dan 3. peng pengelol elolaan aan ling lingkun kunga gan n hidup hidup teknis pertambangan sesuai dan pascaoperasi; dan dengan bidang usahanya; dan 4. kon onse serva rvasi si Mineral Miner al dan 2. kew dan ewajib ajiban an untuk untuk meng mengang angka katt Batubara penanggung jawab operasional sebagai pemimpin tertinggi di lapangan.
BAB II BAGIAN KESATU UMUM
Dalam pelaksanaan kaidah teknik
Dalam
pertambangan yang baik, Pemegang
Operasi Produksi atau IUPK
IUP wajib
Operasi
•
•
Mengangkat
KTT KTT
sebagai
hal
pemegang
Produksi
IUP
melakukan
Penambangan dengan metode
pemimpin tertinggi di lapangan
Penambangan
untuk mendapatkan pengesahan
Pemegang
dari KaIT
Produksi atau IUPK Operasi
Memiliki
tenaga
pertambangan berkompeten
teknis yang
sesuai
dengan
ketentuan perundang-undangan
Produksi Kepala Tanah
bawah IUP
wajib
tanah, Operasi
menunjuk
Tambang
Bawah
(KTBT) (KTBT)
untuk
mendapatkan pengesahan dari KaIT
Dalam pelaksanaan kaidah teknik pengolahan dan./atau pemurnian, Pemegang IUP OPK Pengolahan dan/atau Pemurnian wajib Mengangkat PTL sebagai pemimpin tertinggi di lapangan untuk mendapatkan pengesahan dari KaIT Memiliki tenaga teknis pertambangan yang berkompeten sesuai dengan ketentuan perundang-undangan •
•
PJO dan Tenaga teknis harus IUJP wajib wajib Mengangkat Mengangkat PJO
memiliki kompetensi teknis Sesuai bidang usaha IUJP
Memiliki tenaga teknis yang kompeten sesuai ketentuan peraturan per-UU-an
USAHA JASA? PASAL 9
RESUME PEMIMPIN TERTINGGI DI LAPANGAN PENERAPAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG Y ANG BAIK BAIK IUP Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, IUPK Ekplorasi dan IUPK Operasi Produksi
Kepala (KTT)
Teknik
Pemegang IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi yang melakukan penambangan bawah tanah
Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian
IUJP
Tambang Kepala Tambang Bawah Penanggung Jawab Penanggung Jawab Tanah (KTBT) yang Teknik dan Lingkungan Operasional lapangan bertanggung jawab kepada (PTL) KTT
Mendapat Pengesahan dari Mendapat Pengesahan dari Mendapat Pengesahan Mendapat Pengesahan Kepala Inspektur Tambang Kepala Inspektur Tambang dari Kepala Inspektur dari Kepala Teknik (KaIT) (KaIT) Tambang (KaIT) (KaIT ) Tambang Ta mbang (KTT) (KTT )
BAGIAN KETIGA PENGELOLAAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN DAN KESELAMATAN PENGOLAHAN DAN/ATAU PEMURNIAN MINERAL DAN BATUBARA
Paragraf 1
Paragraf 2
Paragraf 3
Keselamatan dan Kesehatan
Pengelolaan Keselamatan
Sistem Manajemen
Kerja dan Keselamatan
Pengolahan dan/atau
Keselamatan
Operasi Pertambangan
Pemurnian
Pertambangan
Mineral dan Batubara
Pasal 16 dan Pasal 17
Pasal 18 dan Pasal 19
SMKP MINERBA ELEMEN III ELEMEN VI DOKUMENTASI
ORGANISASI ELEMEN I
DAN
KEBIJAKAN
PERSONEL
ELEMEN II PERENCANAAN
•
ELEMEN IV IMPLEMENTASI
ELEMEN VII
ELEMEN V PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN TINDAK LANJUT
SMKP Minerba tetap meliputi 7 elemen dengan sedikit penambahan nama pada Elemen IV dan Elemen VII
TINJAUAN MANAJEMEN DAN PENINGKATAN KINERJA
BAB IV Pengawasan Terhadap Terhadap Kegiatan Usaha Pertambangan Pasal 45
1) Me Ment nter erii dan dan Gube Gubern rnur ur sesuai dengan kewenangannya melakukan pengawasan pelaksanaan kaidah teknik pertambangan yang baik,
pelaksanaan kaidah teknik pengolahan dan/atau pemurnian, dan pelaksanaan kaidah teknik usaha jasa pertambangan yang baik. 2) Pen Pengaw gawasa asan n dila dilakuk kukan an ole oleh h Inspektur Tambang melalui: a. Evalu Evaluasi asi terhadap terhadap laporan laporan berkala berkala dan laporan khusus khusus b. Pemerik Pemeriksaan saan berkala berkala atau sewa sewaktu-w ktu-waktu aktu apabila diperlukan diperlukan c. Penila Penilaian ian atas keberahsi keberahsilan lan program program dan kegiatan kegiatan 3) Dal Dalam am
melakuka melak ukan n
pengawasa pengaw asan, n,
Inspektur
Tambang
melakukan
kegiatan inspeksi, penyelidikan, dan pengujian 4) Ins Inspe pekt ktur ur Tamb Tamban ang g menyusun dan menyampaikan laporan hasil
inspeksi, penyelidikan, dan pengujian kepada KaIT 5) Lapor Laporan an memuat memuat perintah, perintah, larangan, larangan, dan petunju petunjuk k yang harus harus segera segera
ditindaklanjuti oleh pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi Khusus pengolahan dan/atau pemurnian dan IUJP
BAB IV Pengawasan Terhadap Terhadap Kegiatan Usaha Pertambangan Pasal 46
Dalam
melakukan
inspeksi,
penyelidikan,
dan
pengujian, Inspektur Tambang Tambang berwenang: be rwenang: a. Mem Memasuki asuki tempat tempat kegiat kegiatan an Usaha Usaha Pertam Pertambangan bangan setiap saat b. Meng Menghentik hentikan an sementara, sementara, sebagi sebagian, an, atau atau seluruh seluruh kegiatan pertambangan Mineral dan Batubara apabila
kegiatan
membahayakan
pertambangan
dinilai
dapat
keselamatan
pekerja/buruh
tambang, keselamatan umum, atau menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan; dan c. Me Mengu ngusulk sulkan an
penghentia penghen tian n
sementara sementar a
sebagaimana dimaksud dalam huruf b menjadi penghentian secara tetap kegiatan pertambangan
BAB VI Sanksi Administratif Administratif Pasal 50
Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Ekplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK Operasi Produksi, Pemegang IUJP, Pemegang IPR yang tidak mematuhi atau melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dikenakan sanksi administratif
Sanksi Administratif dapat berupa: •
Peringatan tertulis
•
Penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan usaha
•
Pencabutan izin
Sanksi Administratif diberikan oleh Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya.
Kepmen 1827 K/30/MEM/2018
Kepmen 1827 K/30/MEM/2018 Lampiran I
Lampiran II
Pedoman Permohonan,
Pedoman Pengelo laan Teknis Teknis
Pedoman Pelaksanaan
Evaluasi dan/atau Pengesahan
Pertambangan
Keselamatan Pertambangan
Lampiran III
Kepala Teknik Tambang,
dan Keselamatan Pengolahan
Penanggung Jawab Teknik dan
dan/atau Pemurnian Minerba
Lampiran IV Pedoman Penerapan SMKP Minerba
Lingkungan, Kepala Tambang Bawah Tanah, Pengawas Operasional, Pengawas Teknis,
dan/atau Penanggung Jawab Operasional
Lampiran V Pedoman Pelaksanaan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Pertambangan Minerba
Lampiran VI Pedoman Pelaksanaan Reklamasi dan
Pascatambang serta Pascaoperasi pada Kegiatan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara
Lampiran VII Pedoman Pelaksanaan Konservasi Mineral dan Batubara
Lampiran VIII Pedoman Kaidah Teknik Usaha Jasa Pertambangan dan Evaluasi Kaidah Teknik
Usaha Jasa Pertambangan
LAMPIRAN I LORUM
Kriteria KTT KTT Kelas IV KTT Kelas III KTT Kelas II KTT Kelas I • • • •
Pedoman Permohonan, Evaluasi, dan/Atau Pengesahan KTT KTT,, PTL, KTBT KTBT,, Pengawas Operasional, Pengawas Teknis, dan/atau PJO
IPSUM DOLOR
Kriteria PTL PTL Kelas III PTL Kelas II PTL Kelas I • • •
KTT Kelas IV • •
Untuk Pemegang IPR Mempunyai sertifikat kualifikasi yang diakui d iakui KAIT
KTT Kelas III a. Tahap Eksplorasi, Eksplorasi, Tahap OP dengan dengan metode Tambang Tambang Semprot, Bor, Bor, Terbuka Terbuka Berjenjang Berjenjang Tunggal, Kuari, Kuari, dan Kapal Keruk dan/atau Kapal Isap b. Jum Jumlah lah Pro Produ duks ksii Rata-R Rata-Rat ata: a: 1)
Tambang terbuka berjenjang tunggal, untuk untuk batubar batubara a kurang kurang dari dari atau sama dengan dengan 150 metrik ton per per hari
2)
Mine Mi nerral lo loga gam m me meli lipu puti ti i.
Tamb ambang ang sem sempr prot ot kura kurang ng dari dari ata atau u sama sama deng dengan an 1 ton ton bijih bijih per per hari hari
ii. 3)
Kapal Keruk Kapal Keruk dan/ata dan/atau u Kapal Kapal Isap dengan dengan menggu menggunak nakan an ponton ponton kurang kurang dari dari atau sama sama denga dengan n 1 ton bijih per hari Miner Min eral al batua batuan n dan mine minera rall bukan bukan loga logam m melip meliputi uti::
i.
Kuari Ku ari kur kurang ang dari dari at atau au sama sama den denga gan n 250 ton ba batua tuan n
ii. Mine Minera rall bukan bukan logam deng dengan an produks produksii kurang kurang dari dari atau sama sama denga dengan n 250 ton/hari ton/hari c. Tanp anpa a menggu mengguna naka kan n bahan bahan peledak peledak d. Jumla Jumlah h pekerja pekerja kur kurang ang dari dari atau sama sama denga dengan n 50 orang orang
KTT Kelas II
KTT Kelas I a.
a. Tahap Eksplorasi Eksplorasi,, Tahap OP dengan metode Tambang Semprot (hidrolis), Tambang Terbuka, Terbuka, Kuari, dan Kapal Keruk dan/atau Kapal Isap b. Jum Jumlah lah Pro Produk duksi si Rat Rata-R a-Rat ata: a:
Tahap Eksplo Eksplorasi rasi,, Tahap Tahap OP dengan dengan metode metode Tamban Tambang g Semprot Semprot (hidrolis), Tambang Terbuka, Tambang Bawah Tanah, Kuari, dan Kapal Keruk dan/atau Kapal Isap b. Jum Jumlah lah Pro Produ duksi ksi Ra Ratata-Ra Rata: ta: 1)
Tamb ambang ang te terbu rbuka ka untuk untuk bat batuba ubara ra lebi lebih h dari dari 500 metr metrik ik ton per hari
1)
Tamba ambang ng terb terbuka uka bat batuba ubara ra kura kurang ng dari dari at atau au sama sama dengan 500 metrik ton per hari
2)
Tamb ambang ang baw bawah ah tan tanah ah unt untuk uk bat batuba ubara ra pada pada sem semua ua kapasitas produksi
2)
Min iner eral al log logam am mel melip iput utii
3)
Min Mi neral lo logam me meli lipu puti ti
3)
i.
Tam amba bang ng te terb rbuk uka a untu untuk k mine minera rall log logam am kur kuran ang g dari atau sama dengan 1500 ton bijih per hari
i.
Tam amba bang ng se semp mpro rott lebi lebih h dari dari den denga gan n 5 ton ton bij bijih ih per hari
ii.. ii
Tam amba bang ng se semp mpro rott kur kuran ang g dar darii atau atau sama sama dengan 5 ton bijih per hari
ii.
Tamb ambang ang te terbu rbuka ka unt untuk uk mine mineral ral log logam am leb lebih ih dari dari 1500 ton bijih per hari
iii.. iii
Kapal Ke Kapal Keruk ruk dan dan/a /atau tau Kap Kapal al Isap Isap den dengan gan menggunakan ponton kurang dari atau sama dengan 5 ton bijih per hari
iii.. iii
Tamb ambang ang baw bawah ah tana tanah h untuk untuk mine mineral ral log logam am pada pada semua kapasitas produksi
iv.
Kapal Kap al Ker Keruk uk dan/ dan/at atau au Kap Kapal al Isap Isap leb lebih ih dari dari 5 ton ton bijih per hari
Minera Min erall batu batuan an dan dan mine mineral ral buk bukan an log logam am meli meliput puti: i: i. ii.
Kuar Ku arii kur kuran ang g dari dari ata atau u sama sama den denga gan n 500 500 ton ton
Minerall bukan Minera bukan log logam am deng dengan an produ produksi ksi kura kurang ng dari atau sama dengan 500 ton/hari c. Jumlah pek pekerja erja kurang kurang dari atau atau sama sama dengan dengan 200 orang orang d. Memil Memiliki iki sertifika sertifikatt POM atau kuali kualifikasi fikasi yang diakui diakui KAIT
4)
Miner Min eral al bat batuan uan dan min miner eral al buk bukan an loga logam m meli meliput puti: i: i.
Miner Min eral al batu batuan an atau atau buk bukan an log logam am deng dengan an pro produk duksi si lebih dari 500 ton/hari
ii.
Tamb ambang ang baw bawah ah tana tanah h miner mineral al bukan bukan log logam am pada pada semua kapasitas produksi
PTL KELAS III
PTL KELAS II
PTL KELAS I
PTL Kelas III memenuhi kriteria
PTL Kelas II memenuhi kriteria sebagai berikut:
PTL Kelas I memenuhi kriteria sebagai
sebagai berikut:
•
•
Bekerja
pada
mineral
bukan
pengolahan logam
dan
batuan •
Memiliki Sertifikat Kompetensi POP
Pengolahan
Pemurnian
atau
•
dan/atau sertifikat
•
kualifikasi yang diakui oleh KAIT
•
Bekerja dan/atau logam batubara
pada pengolahan pemurnian mineral atau pengolahan
•
atau
Jumlah produksi sama dengan atau
Jumlah pekerja sama dengan atau lebih dari 1.000 orang
dari
Kriteria PTL
logam
lebih dari 100.000 ton per tahun •
Memiliki Sertifikat POM Pengolahan dan/atau Pemurnian atau sertifikat kualifikasi yang diakui oleh KAIT
mineral
pengolahan batubara
bawah
kurang
Bekerja pada pengolahan dan/atau pemurnian
•
Jumlah produksi di 100.000 ton per tahun Jumlah pekerja 1.000 orang
berikut:
•
Memiliki Sertifikat POU Pengolahan dan/atau Pemurnian atau sertifikat kualifikasi yang diakui oleh KAIT
Bagaimana Persyaratan KTT untuk Warga Negara Asing? •
Memiliki
sertifikat
kompetensi
sesuai
dengan kelas KTT yang diajukan atau memiliki Mine Manager Certificate atau sertifikat sejenis yang diterbitkan oleh negara asal dan diakui oleh KaIT; dan •
Telah memiliki pendidikan dan pelatihan terkait peraturan perundang-undangan dan kebijakan mengenai penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik
Bila WNA yang sudah disahkan sebagai KTT maka dilanjutkan dengan lulus Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia dengan predikat paling kurang madya dalam jangka 6 (enam) bulan).
KAIT dapat membatalkan kembali pengesahan KTT tersebut apabila KTT tersebut belum lulus Uji
LAMPIRAN IIII Pedoman Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan dan Keselamatan Pengolahan dan/atau Pemurnian
Bagian A: K3
Bagian B; KO
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan dan Pengolahan dan/atau Pemurnian Mineral dan Batubara
Pelaksanaan Keselamatan Operasi Pertambangan dan Pengolahan dan/atau Pemurnian Mineral dan Batubara
KESELAMATAN
KESEHATAN KERJA
LINGKUNGAN KERJA
KERJA
PERTAMBANGAN
PERTAMBANGAN
PERTAMBANGAN
Pelaksanaan Keselamatan Kerja Pertambangan Meliputi
Manajemen Risiko
Program
Pendidikan dan Pelatihan
Keselamatan IPSUM LOREM Keselamatan Kerja Kerja DOLOR
Kampanye
consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua
Administrasi
Manajemen
Inspeksi
Keselamatan
Keadaan
Keselamatan
Kerja
Darurat
Kerja
Penyelidikan Kecelakaan dan Kejadian Berbahaya
Kriteria Kecelakaan Tambang akibat kegiatan usaha pertambangan atau pengolahan dan/atau pemurnian atau akibat kegiatan penunjang lainnya
mengakibatkan cidera pekerja tambang atau orang yang diberi izin oleh KTT atau PTL
benar-benar terjadi, yaitu tidak diinginkan, tidak direncanakan, dan tanpa
terjadi pada jam kerja pekerja tambang yang mendapat cidera atau setiap saat orang yang diberi izin; dan terjadi di dalam wilayah kegiatan usaha pertambangan atau wilayah proyek
Kriteria Cidera Akibat Kecelakaan Tambang
Cidera Ringan Cidera akibat kecelakaan tambang yang
menyebabkan
Cidera Berat •
pekerja
tambang tidak mampu melakukan tugas semula lebih dari 1 (satu) hari dan kurang dari 3 (tiga) minggu, termasuk hari minggu dan hari libur.
•
•
cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja tambang tidak mampu melakukan tugas semula selama sama dengan atau lebih dari 3 (tiga) minggu termasuk hari minggu dan hari libur; cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja tambang cacat tetap (invalid); dan cidera akibat kecelakaan tambang tidak tergantung dari lamanya pekerja tambang tidak mampu melakukan tugas semula, tetapi mengalami seperti salah satu di bawah ini: punggung, pinggul, lengan bawah sampai ruas jari, lengan atas, paha sampai ruas jari kaki, dan lepasnya tengkorak bagian, pendarahan di dalam atau pingsan disebabkan kekurangan oksigen, luka berat atau luka terbuka/terkoyak yang dapat mengakibatkan
Mati Kecelakaan
yang pekerja akibat tersebut
tambang
mengakibatkan tambang
mati
kecelakaan
Pengelolaan Kesehatan Kerja Program Kesehatan Kerja
Higiene dan Sanitasi
Pengelolaan Ergonomi
Pengelolaan Makanan, Minuman, dan Gizi Pekerja Tambang
Diagnosis dan Pemeriksaan Penyakit Akibat Kerja
pengelolaan debu;
pengelolaan kebisingan;
pengelolaan getaran
pengelolaan pengelolaan kuantitas dan pencahayaan kualitas udara kerja
Pengelolaan Lingkungan Kerja
pengelolaan iklim kerja
pengelolaan radiasi
pengelolaan faktor kimia
pengelolaan faktor biologi
pengelolaan kebersihan lingkungan kerja
Pengelolaan Keselamatan Operasi Pertambangan 1
SISTEM DAN PELAKSANAAN PEMELIHARAAN/PERAWATAN SARANA,PRASARANA, INSTALASI DAN PERALATAN PERTAMBANGAN
2
PENGAMANAN INSTALASI
3
TENAGA TEKNIS PERTAMBANGAN YANG BERKOMPETEN DI BIDANG KESELAMATAN OPERASI
4
KELAYAKAN SARANA,PRASARANA, INSTALASI DAN PERALAT PER ALATAN AN PERTAMBANGAN
5
EVALUASI HASIL KAJIAN TEKNIS PERTAMBANGAN
6
KESELAMATAN BAHAN PELEDAK DAN PELEDAKAN
7
KESELAMATAN KESELAMAT AN FASILIT FASILITAS AS PERT PERTAMBANGAN AMBANGAN
8
KESELAMATAN KESELAMAT AN EXPLORASI EXPLORAS I
9
KESELAMATAN KESELAMAT AN TAMBANG PERMUKAAN PERMUKA AN
10
KESELAMATAN KESELAMAT AN TAMBANG BAWAH TANAH
11
KESELAMATAN KESELAMAT AN KAP KA PAL KERUK/KAPAL KERU K/KAPAL ISAP
LOREM IPSUM
LAMPIRAN IV
UU Keselamatan Kerja UU No.1/1970
SMKP Minerba UUD 1945 Pasal 27 (2)
UUD 1945 Pasall 33 (2 & 3) Pasa
UU Ketenagakerjaan UU No.13 /2003 Pasall 86 & 87 Pasa
UU Minerba UU No.4 /2009 Pasall 96 & 141 Pasa
PP Penerapan SMK3 PP No. 50 / 2012
PP Binwas Minerba PP No.55 /2010 Pasall 16, 26 & 27 Pasa
Pasal 4 (2) & 19 PP Keselamatan Kerja Tambang PP No.19/1973
SMKP Minerba Kaidah Pertambangan Yg Baik & Pengawasan Minerba Permen ESDM No. 26/2018
Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yg Baik Kepmen ESDM 1827 1827.K/2018 .K/2018 Lamp. IV
LAMPIRAN IV
SMKP Minerba Permen ESDM No. 26 Th. 2018, Pasal 18 Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan pertambangan. Kepmen ESDM No. 1827.K/30/MEM/2018 (Lampiran IV) Elemen SMKP Minerba: 1.Kebijakan 2.Perencanaan 3.Organisasi dan Personel 4.Implementasi 5.Pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut 6.Dokumentasi 7.Tinjauan manajemen dan peningkatan kinerja Audit Audit Internal wajib 1x dalam 1 Tahun Audit Eksternal apabila diperlukan oleh Lembaga Audit yang • •
KEPMEN ESDM RI No. 1827/K/30 1827/K/30/MEM/2018 /MEM/2018 LAMPIRAN I TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KTT/PTL 1. Membuat peraturan peraturan internal internal perusahan mengenai mengenai penerapan penerapan kaidah kaidah teknik pertambangan yang baik 2. Mengangkat Mengangkat Pengawas Operasional Operasional dan Pengawa P engawass Teknik Teknik 3. Mengesyahkan Mengesyahkan PJO 4. Mengevaluasi Mengevaluasi kinerja kinerja PJO 5. Menerapkan Menerapkan standar sesuai dengan ketentuan ketentuan 6. Menyampaikan laporan kegiatan kepada kepada KAIT 7. Memiliki Memiliki tenagan teknis teknis yang kompeten kompeten 8. Melaksanakan Melaksanakan manajemen manajemen resiko
KEPMEN ESDM RI No. 1827/K/30 1827/K/30/MEM/2018 /MEM/2018 LAMPIRAN I TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KTT/PTL 9. Menerapkan SM SMKP 10.Melaporkan penerapan pelaksanaan kaidah teknik kepada KAIT KA IT 11. Melaporkan Melaporkan B3 12.Melaporkan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan 13.Melaporkan adanya gejala pencemaran 14.Menyampaikan laporan kasus lingkungan paling lambat 1 x 24 jam 15.Menyampaikan pemberitahuan awal dan mealporkan kecelakaan tambang, kejadian berbahaya, penyakit akibat kerja 16.Menetapkan tata cara baku penanggulangan pencemaran, tata cara baku penerapan kaidah teknik dst ,
……
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGAWAS OPERASIONAL
1. Bertanggung jawab kepada KTT/PTL untuk keselamatan dan kesehatan semua pekerja tambang yang menjadi bawahannya; baw ahannya; Melaksanakan inspeksi, inspeksi, pemeriksaan, dan pengujian; 2. Melaksanakan 3. Bertanggung jawab kepada KTT/PTL atas keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan dari semua orang yang ditugaskan di tugaskan kepadanya; dan
4. Membuat dan menandatangani laporan pemeriksaan, inspeksi, dan pengujian;
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGAWAS TEKNIS
1. Bertanggung jawab kepada KTT/PTL untuk keselamatan pemasangan dan pekerjaan serta pemeliharan yang benar semua sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan yang menjadi tugasnya;
2. Merencanakan dan menekankan
dilaksanakannya jadwal pemeliharaan yang telah direncanakan serta semua perbaikan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan yang dipergunakan.
3. Mengawasi dan memeriksa semua sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan dalam ruang lingkup yang menjadi tanggung jawabnya;
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGAWAS TEKNIS
4. Menjamin bahwa selalu dilaksanakan dilaksanakan penyelidikan, pemeriksaan, pemeriksaan, dan dan pengujian sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan; pe rtambangan;
5. Melaksanakan penyelidikan, penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan sebelum digunakan, setelah dipasang kembali, dan/atau diperbaiki; dan
6. Membuat dan menandatangani laporan dari penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan; pe rtambangan;
Keselamatan
Pertambangan
adalah segala kegiatan yang meliputi
pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan dan keselamatan operasional pertambangan
Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Pertambangan adalah segala
kegiatan yang menjamin dan melindungi pekerja tambang agar selamat dan sehat melalui upaya pengelolaan keselamatan kerja, kesehatan kerja, lingkungan kerja, dan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
Keselamatan
Operasi Pertambangan adalah
segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi operasional tambang yang aman, efisien dan produktif melalui
upaya,
antara
lain
pengelolaan
sistem
dan
pelaksanaan
pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan, pengamanan instalasi, kelayakan sarana, kompetensi tenaga teknik dan evaluasi laporan hasil kajian teknis pertambangan
ORGANISASI MANAGEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN External & Internal Audit Audit
Komite K3
Kepala Teknik Tambang
Pengawas Teknis
Pengawas Operasional
Manager K3
Program K3
NO No
Manager K3
YES Zero Accident
Zero Accident
Yes Y es
Bahaya
Resiko
Resiko dikelola
Resiko TIDAK dikelola
KECELAKAAN ………………... !!!
Tujuan IBPR (
)
disetiap aktivitas pekerjaan agar tenaga kerja mampu mengenali bahaya tersebut sebelum terjadi kecelakaan atau penyakit akibat kerja untuk menciptakan kondisi lingkungan kerja yang aman dan sehat dengan meminimalisasi kondisi tidak aman ( unsafe condition ) dan tindakan tidak aman ( unsafe action )
IDENTIFIKASI SELURUH OPERASI
IDENTIFIKASI SELURUH TUGAS
IDENTIFIKASI BAHAYA
IDENTIFIKASI PENGARUH POTENSIAL PADA PERSONIL
IDENTIFIKASI PENGENDA LIAN SAAT INI
PENETAPAN/ PENENTUAN EXISTING CONTROLS MEMADAI
PENGENDALIAN LANJUT
ACTION PLAN UNTUK IMPLEMENTASI
RISK SCORE (NILAI RISIKO)
R = P x S x F DIMANA: R = RISK SCORE P = PROBABILITY SCORE S = SEVERITY SCORE ATAU CONSEQUENCES F = FREQUENCY SCORE
NILAI KEMUNGKINAN (PROBABILITY) NILAI DESKRIPSI
1,0
Hampir selalu terjadi (certaintly)
0,6
Sangat mungkin (significant chance)
0,3
Mungkin terjadi (possible)
0,1
Jarang terjadi (possible but unlikely)
0,05 Sangat tidak mungkin/ sangat jarang terjadi (extremely unlikely)
NILAI KEP KEPARAHAN ARAHAN (SEVERITY) NILAI
DESKRIPSI
20
Meninggal dunia/ kebutaan kebutaan (Fatal)
10
Cacat tetap yang mengakibatkan mengakibat kan terganggunya pekerjaan
5
Kehilangan waktu kerja
2
Perlu penanganan medis
1
Tidak ada waktu yang hilang, P3K
TINGKAT KEKERAPAN (FREQUENCY) NILAI
DESKRIPSI
10
Sangat sering terjadi
6
Dua atau tiga kali seminggu
3
Satu kali per bulan
2
Satu kali atau dua kali per tahun
1
Jarang/ hampir tidak pernah
SCORE DAN
TINGKAT RISIKO (P XSXF)
SCORE KA KATEGORI TEGORI TIND TINDAKAN AKAN PENGEND PENGENDALIAN ALIAN
>20
EKSTREM
Langkah perbaikan harus dilakukan tanpa penundaan, proses berhenti sampai perbaikan dilakukan
>10
TINGGI
Membutuhkan langkah perbaikan secepatnya, secepatnya, pemberian peringatan, dan pemberitahuan, dan penggunaan APD sebagai upaya upaya pengendalian sementara
3 – 10 MODERAT MODERAT
Membutuhkan sedikit upaya upaya pengendalian dan perbaikan
<3
Tingkat risiko yang bisa ditoleransi/ diterima
RENDAH
IDENT IFIKASI IDENTIFIKA SI BAHA BAHAYYA DAN DAN PENGENDALIAN PENGEND ALIAN RISIK RISIKO O (IBPR) (I BPR) N o
Tugas/ Pekerjaan
Identifikasi Bahaya
Risik o
Nilai Risiko
P
S
F
R
Kategori
Pengendalian
Rekomendasi
Semakin dibutuhkan pengawasan dan partisipasi seseorang
HIERARKI PENGENDALIAN BAHAYA Eliminasi Substitusi Rekayasa/ Engineering Administrative Meningkatkan efektivitas dan keberlangsungkan
APD
Mengeliminasi Mengeliminasi proses
Substitusi peralatan Isolasi, ventilasi, pelindung Rotasi/ penempatan kerja, diklat, jadwal kerja, perawatan berkala, revisi prosedur kerja Metode pengendalian terakhir
HIERARKI PENGENDALIAN BAHAYA (PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA)
• Substitusi dengan
proses dengan risiko lebih kecil • Memasang peredam, ventilasi,penyanggaan, dll
Rekayasa/ Engineering Control
Administrative control • Membatasi akses
masuk ke wilayah dengan risiko yang tinggi • Memberikan pelatihan
• Merevisi langkah kerja • Mengurangi tenaga
fisik pada tenaga kerja
Tertiary Control/ work practice
Alat Pelindung Diri • Sebagai langkah
terakhir dalam pengendalian bahaya bahaya
STA ST ATISTIK KECELAKA KECELAKAAN AN TAMBANG
1)
Diteta Dite tapk pkan an seti setiap ap tahu tahunn berd berdas asar arka kann keke kekera rapa pann dan dan keparahan kecelakaan yang dihitung dari : a.Jumlah korban kecelakaan dibagi jumlah jam kerja x 1.000.000 b.Jumlah hari yang hilang dibagi jumlah jam kerja x 1.000.000 2) Statistik dikirim kepada KAIT
Contoh : Sebuah tempat kerja bekerja selama 365.000 jam kerja orang, selama setahun telah terjadi 5 kasus kecelakaan kerja yang menyebabkan 175 hari kerja hilang. Berapa nilai tingkat keker kekerapan apan (FR) and tingkat keparahan keparahan (SR) ?
FR = (5/365.000) x 1.000.000 = 13.7 SR = (175/365.000) x 1.000.000 = 479
Nilai SR 479 mengindikasikan bahwa selama tahun tersebut telah terjadi hilangnya waktu kerja sebesar 479 hari per sejuta jam kerja orang
PENYEBAB KECELAKAAN
PENYEBAB LANGSUNG atau “ pekerja yang terhadap pekerja.” pekerja.”
dari
atau terjadinya kecelakaan
“Kondisi di lingkungan kerja baik alat, material atau lingkungan yang tidak aman dan membahayakan .”
Apa saja tindakan tindakan tidak aman ?
MENGOPERASIKAN ALAT TANPA TANPA IJIN
MENGOPERASIKAN ALAT DILUAR BATAS KECEPATAN MAX MENGGUNAKAN ALAT YANG TIDAK LENGKAP MENGGUNAKAN ALAT YANG RUSAK TIDAK MEMAKAI APD MEROKOK DI TEMP T EMPAT AT TERLARANG BEKERJA DENGAN POSISI TIDAK BENAR BEKERJA DI BAWAH PENGARUH ALKOHOL
PENGGUNA AN ALAT YANG TIDAK TEPA T EPAT T PENGGUNAAN TERLALU MEMFORSIR TENAGA TIDAK MENGIKUTI PROSEDUR KERJA MENGABAIKAN PERINTAH/PERATURAN/LARANGAN, DLL
Kondisi tidak tidak aman seperti seperti apa ?
PERKAKAS ATAU PERALATAN RUSAK
PENGAMAN/PELINDUNG
MESIN TIDAK LENGKAP
PERINGATAN/RAMBU-RAMBU TIDAK LENGKAP HOUSEKEEPING
TIDAK BAIK
BATU MENGGANTUNG TIDAK DIGUGURKAN PENERANGAN
KURANG
KEBISINGAN TINGGI VENTILASI TIDAK MEMADAI TEMPERATUR RENDAH/TINGGI BAGIAN
BENDA/MATERIAL YANG YANG TAJAM
BERDEBU/BERASAP PENYANGGAN TIDAK MEMADAI
KERUGIAN KECELAKAAN Kerugian kecelakaan kerja diilustrasikan sebagaimana gunung es di permukaan laut, dimana es yang terlihat di permukaan laut lebih kecil dari pada ukuran es sesungguhnya secara keseluruhan. Begitu pula kerugian kecelakaan kerja kerugian yang "tampak/terlihat" lebih kecil dari pada kerugian keseluruhan.
•
Ada pada setiap tambang yang ada KTT
•
Disyahkan oleh KAIT
•
Diberi nomor
•
Media intraksi IT dan KTT
•
Disimpan di kantor KTT
•
Duplikatnya di Kantor KAIT