BAB I PENDAHULUAN I.1
Latar Be Belakang
I.2 I.2
Maks Maksud ud dan dan Tu Tujuan juan Perc Percob obaa aan n
I.2.1 I.2.1 Maksud Maksud Perco Percobaa baan n
Meget Megetahu ahuii dan memaha memahami mi cara cara penen penentua tuan n kelar kelarut utan an padat padat pada pada berbagai suhu dan koefisien distribusi zat padat dalam pelarut yang tidak saling bercampur. I.2.2 I.2.2 Tujuan ujuan Percob Percobaan aan
Menentukan perbandingan kelarutan asam borat dalam pelarut air pada suhu 45oC dan pada suhu kamar serta serta koefisien distribusi dari asam salisilat dalam pelarut yang tidak saling bercampur yaitu minyak dan air. I.
Pr!ns r!ns!" !" Percoba obaan
Penentuan kelarutan dari asam salisilat pada suhu kamar dan suhu 45oC, dengan cara melarutkan, menyaring, mengeringkan dan menimbang residu zat yang tidak larut dan penentuan koefisien distribusi asam salisilat dalam pelarut air dan paraffin cair berdasarkan perbandingan kelarutan suatu zat dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur yang dititrasi dengan larutan baku NaO !," N yang ditandai dengan perubahan #arna dari tidak ber#arna men$adi merah muda dengan deng an bantuan indikator fenoftalein.
"%
"%
"%
BAB II TIN#AUAN PU$TA%A II.1
%elarutan
&elarutan suatu zat didefinisikan sebagai $umlah solut yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu larutan $enuh dalam se$umlah sol'en. Pada suatu temperatur tertentu suatu larutan $enuh yang bercampur dengan solut
yang
tidak
terlarut
merupakan
contoh
lain
dari
keadaan
kesetimbangan dinamik (Moechtar, ")*)+. &arena suatu larutan $enuh yang berhubungan dengan kelebihan solut membentuk kesetimbangan dinamik, maka bilamana sistem tersebut diganggu, efek gangguan tersebut dapat diramalkan berdasarkan kaidah e Chatelier. &ita tahu bah#a kenaikan temperatur menyebabkan posisi kesetimbangan bergeser ke arah yang akan mengabsorbsi panas. &arena, $ika solut tambahan yang ingin melarut dalam larutan $enuh harus mengabsorbsi energi, maka larutan zat tersebut akan bertambah $ika temperatur dinaikkan. -ebaliknya, $ika solut tambahan yang dimasukkan ke dalam larutan $enuh menimbulkan proses eksotermik, maka solut akan men$adi kurang larut $ika temperatur dinaikkan (Moechtar, ")*)+. Pada umumnya, kelarutan kebanyakan zat padat dan zat cair dalam sol'en cair bertambah dengan naiknya temperatur. ntuk gas dalam zat cair, kelakuan yang sebaliknya ter$adi. Proses larut untuk gas dalam zat cair hampir selalu bersifat eksotermik, sebab partikel/partikel solut telah terpisah satu sama lain dan efek panas yang dominan akan timbul akibat sol'asi yang ter$adi bilamana gas larut. &aidah e Chatelier meramalkan bah#a kenaikan temperatur akan mengakibatkan perubahan endotermik, yang untuk gas ter$adi bilamana ia meninggalkan larutan. Oleh karena itu, gas/gas men$adi kurang larut $ika temperatur zat cair di mana gas dilarutkan men$adi lebih tinggi. -ebagai contoh, mendidihkan air. 0elembung/gelembung kecil tampak pada permukaan panci sebelum pendidihan ter$adi. 0elembung/gelembung tersebut mengandung udara
"%
yang diusir dari larutan $ika air men$adi panas. &ita $uga menggunakan kelakukan kelarutan gas yang umum bilamana kita menyimpan botol yang berisi minuman yang diberi CO1 dalam lemari es dalam keadaan terbuka. Cairan tersebut akan menahan CO1 yang terlarut lebih lama bilamana ia di$aga tetap dingin, sebab CO1 lebih larut pada temperatur/temperatur rendah. Contoh lain dari phenomenon ini adalah gas/gas yang terlarut dalam air mengalir dalam telaga/telaga dan dalam sungai/sungai. &adar oksigen yang terlarut, yang merupakan keharusan bagi kehidupan marine, berkurang dalam bulan/bulan dimusim panas, dibanding dengan kadar oksigen selama musim dingin (Moechtar, ")*)+. 2ksi pelarut dari cairan nonpolar, seperti hidrokarbon berbeda dengan zat polar. Pelarut non polar tidak dapat mengurangi gaya tarik/menarik antara ion/ion elektrolit lemah dan kuat, karena tetapan dilektrtik pelarut yang rendah. -edangkan pelarut polar dapat melarutkan zat terlarut nonpolar dengan tekanan yang sama melalui inter aski dipol induksi (Martin , "))3+. arutan ter$adi apabila suatu zat padat bersinggungan dengan suatu cairan, maka zat padat tadi terbagi secara molecular dalam cairan tersebut. &elarutan suatu zat tergantung atas dua factor, yaitu luasnya permukaan dan kecepatan difusi. mumnya zat dengan molekul besar, kecepatan kecil dibanding dengan zat yang molekulnya. engan penggerusan kristal sampai halus, akan memperluas permukaan sedangkan dengan pemanasan tidak hanya kelarutanya bertambah tetapi $uga menaikkan kecepatan difusi (Martin, "))3+. ika suatu larutan ditempatkan terpisah dari suatu contoh pelarut murni yang digunakan dalam larutan itu hanya oleh suatu dinding berpori yang dapat dile#ati oleh molekul pelarut tetapi tidak oleh molekul zat terlarut, maka molekul/molekul pelarut akan berpindah ke dalam larutan kearah menyamakan konsentrasi larutan pada kedua sisi dinding pemisah.
"%
inding pemisah yang bersifat seperti itu disebut membran semi permeabel (semi permeable membran+ (Martin, "))!+. &ekuatan
tarik
menarik
antara
atom/atom
menyebabkan
pembentukan molekul ion. &ekuatan dari suatu intramolekuler yang berkembang diantara molekul/molekul seperti itu, menentukan keadaan fisik bahan (yaitu padat, cair atau gas+ pada kondisi tertentu seperti suhu dan tekanan. Pada kondisi biasa kebanyakan senya#a organik, $adi $uga kebanyakan zat obat, berbentuk molekul suatu zat padat (o#ard, "))!+. 2pabila molekul/molekul saling mempengaruhi maka ter$adi gaya tarik menarik. Menyebabkan molekul/molekul bersatu, sedangkan gaya tolak
menolak
mencegah
ter$adinya
interpenetrasi
dan
dekstruksi
molekuler. 6ila gaya tarik menarik dan tolak menolak sama maka energi potensial diantara dua molekul adalah minimum dan sistem itu paling stabil (o#ard, "))!+. &elarutan suatu bahan dalam suatu pelarut tertentu menun$ukkan konsentrasi maksimum larutan yang dapat dibuat dari bahan dan pelarut tersebut. 6ila suatu pelarut pada suhu tertentu melarutkan semua zat terlarut sampai batas daya melarutkannya, larutan ini disebut larutan $enuh. 2gar supaya diperhatikan berbagai akan kemungkinan kelarutan diantara dua macam bahan kimia yang menentukan $umlah masing/masing yang diperlukan untuk membuat larutan $enuh, disebutkan dua contoh bahan sediaan resmi larutan $enuh dalam air, yaitu larutan 7ropikal &alsium idroksida, -P (Calcium ydro8ide 7ropical -olution, -P+, dan larutan Oral &alium 9odida, -P (Potasium 9odide -olution, -P+ (2nsel, ")*)+. -uatu zat dapat melarut dalam pelarut tertentu, tetapi $umlahnya selalu terbatas, batas itu disebut kelarutan. &elarutan adalah $umlah zat terlarut yang dapat larut dalam se$umlah pelarut pada suhu tertentu sampai membentuk larutan $enuh (:steien ;, 1!!5+. &elarutan untuk menyatakan kelarutan zat kimia, istilah kelarutan dalam
pengertian
umum
kadang/kadang
"%
perlu
digunakan
tanpa
memindahkan perubahan kimia yang mungkin ter$adi pada pelarutan tersebut. Pernyataan kelarutan zat dalam bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada suhu 1!! dan kecuali dinyatakan lain menun$ukkan bah#a, " bagian bobot zat padat atau satu bagian 'olume zat cair larut dalam bagian tertentu 'olume pelarut. Pernyataan kelarutan yang tidak disertai angka adalah kelarutan pada suhu kamar. &ecuali dinyatakan lain, zat $ika dilarutkan boleh menun$ukkan sedikit kotoran mekanik seperti bagian kertas saring , serat dan butiran debu. Pernyataan bagian dalam kelarutan berarti bah#a " g zat padat atau "ml zat cair dalam se$umlah ml pelarut. ika kelarutan suatu zaat tidak diketahui dengan pasti, kelarutannya dapat ditun$ukkan dengan istilah (ir$en POM, ")<)+. 7erdapat istilah dalam kelarutan, yakni (-yamsuni, 1!!%+ = -angat mudah larut
&urang dari "
Mudah larut
" > "!
arut
"! > 3!
2gak sukar larut
3! > "!!
-ukar larut
"!! > "!!!
-angat sukar larut
"!!! > "!!!!
Praktis tidak larut
ebih dari "!!!!
II.1.1 ?aktor/faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan suatu zat adalah
". -ifat dari solut dan sol'ent -ubstansi polar cenderung lebih miscible atau soluble dengan substansi polar lainnya. -ubstansi nonpolar cenderung untuk miscible dengan substansi nonpolar lainnya, dan tidak miscible dengan substansi polar lainnya aifat pelarut (-ukard$o, "))<+ 1. p -uatu zat asam lemah atau basa lemah akan sukar terlarut, karena tidak mudah terionisasi. -emakin kecil p&anya maka suatu zat semakin
"%
sukar larut, sedangkan semakin besar p&a maka suatu zat akan mudah larut (und, "))4+ 3. -uhu &enaikan temperatur akan meningkatkan kelarutan zat yang proses melarutnya melalui penyerapan panas@kalor (reaksi endotermik+ dan akan menurunkan kelarutan zat yang proses melarutnya dengan pengeluaran panas@kalor (reaksi eksotermik+ (und, "))4 +. 4. -olution aditif. 2dditi'ies baik dapat meningkatkan atau mengurangi kelarutan zat terlarut dalam pelarut tertentu (und, "))4+. 5. Pengaruh bentuk dan ukuran partikel &elarutan suatu zat akan naik dengan berkurangnya ukuran partikel suatu zat. &onfigurasi molekul dan bentuk susunan kristal $uga berpengaruh terhadap kelarutan zat. Partikel yang bentuknya tidak simetris lebih mudah larut bila dibandingkan dengan partikel yang bentuknya simetris (2stuti, 1!!*+. %. Pengaruh konstanta dielektrik &elarutan suatu zat sangat dipengaruhi oleh polaritas pelarut. Pelarut polar mempunyai konstanta dielektrik yang tinggi dapat melarutkan zat/zat non polar sukar larut di dalamnya, begitu pula sebaliknya. 6esarnya tetapan dielektrik ini menurut Moore, dapat diatur dengan penambahan pelarut lain. 7etapan dielektrik sutu campuran pelarut merupakan hasil pen$umlahan dari tetapan dielektrik masing/ masing yang sudah dikalikan dengan dengan A 'olume masing/masing komponen (2stuti, 1!!*+. II.2
%oe&!s!en D!str!bus!
"%
Pengetahuan tentang koefisien partisi atau koefisien distribusi sangat penting diketahui oleh seorang farmasis. Prinsip dari koefisien ini sangat banyak berhubungan dengan ilmu farmasetik, termasuk disini adalah penga#etan sistem minyak/air, ker$a obat di tempat yang tidak spesifik, absorbsi dan distribusi obat ke seluruh tubuh (Martin,"))3+. -ebagai molekul terdisosiasi dalam ion/ion salah satu dari fase tersebut.
ukum
distribusi
digunakan
hanya
untuk
yang
umum
konsentrasinya pada kedua fase, yaitu monomer atau molekul sederhana dari zat tersebut (Martin,"))3+. 2pabila ditin$au dari suatu zat tunggal yang tidak bercampur dalam suatu corong pisah maka dalam sistem tersebut akan ter$adi suatu keseimbangan sebagai suatu zat terlarut dalam fase ba#ah dan zat terlarut dalam fase atas. Menurut hukum 7ermodinamika, pada keadaan seimbang dan rasio akti'itas species terlarut dalam kedua fase itu merupakan suatu ketetapan atau konstanta. al ini disebut sebagai ukum istribusi Nerst. Nilai & tergantung pada suhu, bukan merupakan fungsi konstanta absolut zat atau 'olume kedua fase itu (Bunate,"))%+. &er$a penga#etan dari asam lemah dalam system air. arutan, makanan dan kosmetik merupakan sasaran kerusakan oleh enzim mikroorganisme, yang beker$a sebagai katalis dalam reaksi penguraian. :nzim/enzim yang dihasilkan oleh ragi, kapang dan bakteri harus dimatikan atau dihambat pertumbuhannya untuk mencegah pengrusakan. -terilisasi dan penambahan zat kimia penga#et adalah hal umum digunakan dalam bidang farmasi untuk menga#etkan larutan obat dari serangan berbagai mikroorganisme. 2sam benzoat dalam bentuk garam larut yaitu Natrium benzoat, kadang/kadang digunakan untuk tu$uan ini karena efeknya yang tidak membahayakan untuk manusia $ika dimakan dalam $umlah kecil (Martin,"))3+.
"%
99.1." 2da beberapa faktor yang dapat mempengaruhi distribusi zat dalam larutan, yaitu = (Cammarata,"))5+. ". 7emperatur &ecepatan berbagai reaksi bertambah kira/kira 1 atau 3 tiap kenaikan suhu "!oC. 1. &ekuatan 9on -emakin kecil konsentrasi suatu larutan maka la$u distribusi makin kecil. 3. &onstanta ielektrik :fek konstanta dielektrik terhadap konstanta la$u reaksi ionik diekstrapolarkan sampai pengenceran tak terbatas, yang pengaruh kekuatan ionnya !. ntuk reaktan ion yang kekuatannya bermuatan berla#anan maka la$u distribusi reaktan tersebut adalah positif dan untuk reaktan yang muatannya sama maka la$u distribusinya negatif. 4. &atalisis &atalisis dapat menurunkan la$u / la$u distribusi (&atalis negatif+. &atalis dapat $uga menurunkan energi akti'itas dengan mengubah mekanisme reaksi sehingga kecepatan bertambah. 5. &atalis 2sam 6asa -pesifik a$u distribusi dapat dipercepat dengan penambahan asam atau basa. ika la$u peruraian ini terdapat bagian yang mengandung konsentrasi ion hidrogen atau hidroksi. %. Cahaya :nergi Cahaya seperti panas dapat memberikan keaktifan yang diperlukan untuk ter$adi reaksi. Badiasi dengan frekuensi yang sesuai dengan energi yang cukup akan diabsorbsi untuk mengaktifkan molekul > molekul.
"%
Mekanisme ker$a dari penga#et atau bakteriostatik dari asam benzoat dan asam/asam lainnya disebabkan hampir seluruhnya atau oleh asam yang terdisosiasi dan tidak dalam bentuk ionik. Para peneliti menemukan bah#a ragi saccaromyces ellipsoideus yang tumbuh secara normal pada p 1.5 > < dengan adanya asam atau garam organik kuat, ditahan pertumbuhannya apabila konsentrasi asam sampai 15 mg@"!!ml. &er$a penga#etan dari asam benzoat tidak terdisosiasi $ika dibandingkan dengan efekti'itas dari ion asam benzoat diduga disebabkan oleh mudahnya molekul tidak terionisasi relatif menembus membran hidup dan sebaliknya, sulitnya ion melakukan hal itu. Molekul tidak terdisosiasi, yang terdiri dari bagian non polar yang besar, larutan dalam membran lipid dari mikroorganisme dan menembus membran ini dengan cepat (Martin, "))3+ Bumus = og P
imana =
II.2
C 2 C 1
og P &oefisien distribusi C"
Persen kadar tanpa minyak
C1
Persen kadar dengan minyak
Ura!an Ba'an
99.1." 2lkohol (ir$en POM, ")<)+ Nama resmi Nama ain Bumus molekul 6erat molekul Bumus -tuktur
= 2ethanolum = :tanol = C15O =4%,!< g@mol =
Pemerian &elarutan
= Cairan tidak ber#arna,mudah menguap, bau khas. = 6ercampur dengan a ir, praktis bercampur dengan
Penyimpanan
pelarut organik. = alam #adah tertutup rapat.
&hasiat
= Dat tambahan
"%
99.1.1 2Eua estilata (ir$en POM, ")<)+ Nama resmi
= 2Eua destilata
Nama ain Bumus molekul 6erat molekul
= 2ir suling = 1O = "*,!1
Bumus -truktur
=
Pemerian
= Cairan $ernih tidak ber#arna, tidak berbauF tidak
Penyimpanan
mempunyai rasa. = alam #adah tertutup baik.
&hasiat
= Dat tambahan
99.1.3 2sam 6orat (ir$en POM, ")<)+ Nama resmi
= 2cid 6oricum
Nama lain
=2sam 6orat
Bumus molekul
=36O3
6erat molekul
= %,"*3
Bumus sturktur
=
Pemerian
= ablur, serbuk hablur putih atau sisik mengkilap
OH OHB OH
tidak ber#arna, kasar, tidak berbau, rasa agak asam dan pahit kemudian manis. &elarutan
= arut dalam 1! bahan air, dalam 3 bagian air mendidih, dalam "% bagian etanol ()5A+ p dan dalam 5 bagian gliserol.
&hasiat
= 2ntiseptikum ekstern (obat yang digunakan untuk meniadakan atau mencegah keadaan septis+
&egunaan
= -ebagai sampel
Penyimpanan
= alam #adah tertutup baik
99.1.4 2sam -alisilat (ir$en POM, "))5+
"%
Nama resmi
= 2cidium salicylum
Nama lain
= 2sam salisilat
Bumus molekul
= C<%O3
6erat molekul
= "3*,"1
Bumus sturktur
=
Pemerian
= ablur, ringan tidak ber#arna atau serbuk ber#arna
COCH CH
putih, hampir tidak berbau. &elarutan
= arut dalam 55! bagian luar dan dalam 4 bagian etanol ()5A+ mudah larut dalam &loroform P dan dalam :ter P, arut dalam larutan 2milum 2setat P, inatrium idrogen ?osfat P, kalium sitrat P, dan Nartrium sitrat P.
&hasiat
= 2ntimikroba
&egunaan
= -ebagai sampel
Penyimpanan
= alam #adah tertutup baik
99.1.5 ?enolftalein (ir$en POM, ")<)+ Nama latin -inonim Bumus Molekul 6erat molekul Bumus -truktur
= ?enolftaleinum = ?enoftalein = C1! "4O4 = 3"*,33 =
Pemerian
= Membentuk
=
larutan
tidak ber#arna
dalam
suasana asam dan alkali lemah danmemberikan
"%
#arna merah dalam larutan alkali kuat (trayek p *,3 sampai "!+. &elarutan
= ?enolftalein
P,
larutan
larutkan 1!!
mg
fenolftalein P dalam %! ml etanol ()5A+, tambahkan air secukupnya hingga "!!,! ml. &egunaan
= 9ndikator
99.1.% Natrium idroksida (ir$en POM, "))5+ Nama resmi
= Natrii ydro8ydum
Nama lain
= Natrium idroksida
Bumus molekul
= NaO
6erat molekul
= 4!,!!
Bumus -truktur
=
Pemerian
= Putih atau praktis putih, massa melebur, berbentuk
Na/O
pelet, serpihan atau batang atau bentuk lain. &eras, rapuh
dan
menun$ukan pecahan
hablur. 6ila
dibiarkan diudarah akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab. &elarutan
= Mudah larutdalam air dan etanol.
&hasiat
= Pelarut
&egunaan
= Dat tambahan
Penyimpanan
= alam #adah tertutup rapat.
99.1.< Parafin Cair (ir$en POM, "))5+ Nama resmi
= Paraffiunum iEuidum
Nama lain
= Parafin Cair
Bumus molekul
= C3*O1
6erat molekul
= <%""!
Bumus -truktur
=
Pemerian
= Cairan kental, transparan, tidak ber#arna atau
C3/C(O+/(C1O+
putih, tidak berbau, tidak berasa, agak berminyak
"%
&elarutan
= 7idak larut dalam air dan dalam etanol )5A, mudah larut dalm kloroform
&egunaan
= Dat tambahan
Penyimpanan
= alam #adah tertutup rapat.
"%
BAB III MET(DE P)A%TI%UM III.1 Alat dan Ba'an 999."." 2lat
No
Nama 2lat
0ambar
?ungsi ntuk mengaduk
"
6atang peganduk
saat melarutkan sampel
1
ntuk meneteskan
6uret
reagen ntuk memisahkan dua
3
Corong pisah
pelarut yang tidak saling bercampur Gadah untuk
4
memanaskan
0elas beker
larutan dan melarutkan zat
5
ntuk mengukur
0elas ukur
'olume cairan
"%
untuk meletakkan kertas saring %
&aca arlo$i
yang berisi residu sampel pada o'en ntuk
<
Neraca analitik
menimbang sampel
ntuk *
O'en
mengeringkan sampel
)
ntuk
Penangas air
memanaskan air
ntuk memindahkan ""
Pipet tetes
cairan dalam 'olume yang kecil ntuk
"1
mengambil
-endok tanduk
sampel yang berbentuk serbuk
"%
ntuk men$epit "3
-tatif dan klem
buret dalam proses titrasi
"4
ntuk mengukur
7ermometer
suhu cairan
ntuk "5
mengangkat
ap halus
gelas beker yang dipanaskan
999.".1 6ahan No
"
1
3
Nama 6ahan
0ambar
?ungsi
ntuk
2lkohol
mensterilkan alat
-ebagai pelarut
2ir
2sam benzoat
-ebagai sampel
"%
4
5
%
2sam salisilat
-ebagai sampel
-ebagai reagen
9ndikator
dalam proses
fenoftalein (PP+
titrasi
ntuk menyaring
&ertas saring
<
NaO !,!)<) N
*
Paraffin cair
residu sampel
-ebagai larutan baku
-ebagai pelarut
ntuk )
Tissue
membersihkan alat
III.2
*ara %erja
"%
999.1." &elarutan ". isiapkan alat dan bahan yang akan digunakan 1. ibersihkan alat menggunakan alkohol
"%
*. itambahkan 15 m paraffin cair, kemudian dikocok hingga asam salisilat terdistribusi dalam dua pelarut berbeda (sebagai larutan akhir+ ). idiamkan selama beberapa menit sampai larutan membentuk dua lapisan yang $elas "!. iambil lapisan air dan dibuang lapisan minyak "". itambahkan 3 tetes indikator fenoftalein ke dalam lapisan air, lalu dititrasi dengan larutan NaO !,!)<) N "1. icatat 'olume titrasi
BAB I+ HA$IL DAN PEMBAHA$AN
"%
I+.1
Has!l Penga,atan
9H."." Perhitungan a. &oefisien istribusi 7abel asil Pengamatan Pelarut 7anpa minyak engan minyak
Holume titran ",) m 1," m
Persen &adar •
Minyak N titran× V titran × BE A &adar
Berat Sampel
× 100
0,1 N × 1,9 g × 138,12 g / mol
0,1 g
× 100
1%141,* A 1)!!5,1 A •
7anpa Minyak N titran× V titran × BE A &adar
Berat Sampel
× 100
0,1 N × 2,1 g × 138,12 g / mol
0,1 g
× 100
1)!!5,1 A
&oefisien fase minyak A &adar tanpa minyak > A kadar minyak 1)!!5,1 A / 1%141,* A 1<%1,4A
&oefisien istribusi og P
C 2
26242,8
C 1
29005,2 !,)!4 → lebih larut ke air
b. &elarutan 7abel asil Pengamatan
"%
-ampel
-uhu
&ertas saring
&ertas saring I
kosong
Besidu
!,%54< g
1,1<"! g
!,%53) g
1,13*! g
-uhu 2sam
&amar
6enzoat 1 g
45oC
Besidu •
-uhu kamar Besidu
(&ertas saring I residu+ > &ertas saring kosong 1,1<"! g > !,%54< g ",%"%3g
•
-uhu 45oC Besidu
(&ertas saring I residu+ > &ertas saring kosong 1,13*! g > !,%53) g ",5*4" g
Dat terlarut •
-uhu kamar Dat terlarut
6erat sampel > residu 1 g > ",%"%3 g !,3*3< g
•
-uhu 45oC Dat terlarut
6erat sampel > residu 1 g > ",5*4" g !,4"5) g
&onsentrasi •
-uhu kamar &osentrasi
Zat terlarut Volume pelarut
"%
0,3837 g
I+.2
Pe,ba'asan
9H.1."
&elarutan
50 ml
&elarutan diartikan sebagai konsentrasi bahan terlarut dalam suatu larutan $enuh pada suatu suhu tertentu. &elarutan suatu senya#a bergantung pada sifat fisika dan kimia zat terlarut dan pelarut, $uga bergantung pada faktor temperatur suhu, tekanan, p, larutan dan untuk $umlah yang lebih kecil, bergantung pada hal terbaginya zat terlarut. -emakin tinggi temperatur maka akan mempercepat kelarutan zat, semakin kecil ukuran partikel zat maka akan mempercepat kelarutan zat (Martin, ")))+. Pada percobaan ini akan ditentukan kelarutan asam benzoat dalam pelarut air pada suhu kamar dan suhu 45!. angkah a#al yang dilakukan pada percobaan ini adalah dengan menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian membersihkan alat yang akan digunakan dengan menggunakan alkohol
"%
penyaringan, dilakukan pen$enuhan pada kertas saring. al ini dilakukan untuk
menghilangkan
penghalang yang dapat mengganggu proses
penyaringan. -elain itu, untuk menghilangkan udara atau partikel pengganggu lain pada saat proses penyaringan. &emudian kertas saring yang telah di$enuhkan diletakkan ke dalam corong. 7u$uan penyaringan yaitu untuk menyaring atau memisahkan residu/residu yang terdapat dalam larutan asam benzoat tersebut (Bi'ai, "))5+. &emudian residu sampel dimasukkan kedalam o'en hingga kering. Proses pengeringan sampel ini dilakukan untuk menghilangkan kadar air pada residu sampel. angkah terakhir adalah menimbang residu sampel, kemudian dihitung residunya dengan mengurangi kertas saring berisi residu sampel dengan kertas saring kosong. ari percobaan kelarutan ini, diperoleh data untuk kelarutan asam benzoat pada suhu kamar adalah !,3*3< g dan pada suhu 45!C adalah !,4"5) g. ata menun$ukkan bah#a kelarutan yang diperoleh pada kedua larutan dalam suhu yang berbeda tersebut tidak akurat. Makin tinggi konsentrasi dan temperatur suatu zat yang terlarut makin besar pula harga kelarutan (-ugianto 2, 1!"3+. &esalahan data yang diperoleh dari percobaan ini dapat dipastikan karena tidak akuratnya penimbangan sampel pada neraca analitik dan sampel yang digunakan adalah sampel yang telah kadaluarsa, serta pengadukan yang tidak konstan pada larutan. 9H.1."
&oefisien distribusi Percobaan selan$utnya adalah penentuan koefisien distribusi dengan menggunakan pelarut polar dan pelarut non polar. ukum distribusi merupakan hukum yang mempela$ari pembagian $umlah molekul menurut tingkatan energinya. ukum distribusi dapat dinyatakan apabila suatu zat terlarut terdistribusi antara dua zat pelarut yang tidak dapat campur, maka pada temperatur yang konstan untuk setiap spesi molekul terdapat angka banding distribusi yang konstan antara kedua pelarut. Nilai banding akan
"%
berubah dengan sifat dasar pelarut, sifat dasar terlarut, dan temperatur (Pud$aatmaka, 1!!1 F Hogel, "))!+. 2dapun sampel yang digunakan pada percobaan ini yaitu asam salisilat sedangkan pelarutnya yaitu air dan paraffin cair. &edua pelarut ini tidak saling bercampur tetapi sampel dapat larut ke dalam dua pelarut tersebut. al ini disebabkan air merupakan pelarut polar sedangkan paraffin cair merupakan pelarut non polar. angkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. -elan$utnya menimbang asam salisilat sebanyak !," g dan dilarutkan dengan "!! m air. iambil 15 m larutan tersebut lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer. &emudian larutan tersebut ditambahkan 3 tetes indikator fenoftalein
lalu dititrasi dengan larutan NaO !,!)<) N.
Penggunaan indikator fenoftalein bertu$uan untuk sebagai indikator yang menun$ukkan titik akhir titrasi. 7itrasi dihentikan hingga ter$adi perubahan #arna pada indikator dari bening men$adi #arna merah muda. Perubahan #arna pada indikator fenoftalein ter$adi karena indikator fenoftalein dan zat yang digunakan berdisosiasi men$adi suatu bentuk tak ber#arna dan kemudian men$adi ion dengan sistem kon$ugasi, sehingga timbullah #arna merah (ay dan nder#ood, ")*!+. angkah selan$utnya adalah
mengambil 15 m dari larutan stok
dengan pipet 'olume, dimasukkan kedalam erlenmeyer dan ditambahkan 15 m paraffin cair. &emudian dikocok hingga larut. 7u$uan pengocokan sampel adalah agar larutan dapat terdistribusi dalam 1 frasa. -etelah itu, sampel didiamkan selama beberapa menit hingga terbentuk dua lapisan yang terpisah. ari dua lapisan tersebut, diambil lapisan air dan lapisan minyak dibuang. 6ila lapisan minyak yang dititrasi maka akan ter$adi saponifikasi (penyabunan+ yang akan mengganggu proses titrasi Oleh karena itu, hanya lapisan lapisan air dari pegocokanlah yang akan dititrasi (9ndra, 1!"1+.
"%
-elan$utnya, ke dalam lapisan air ditambahkan 3 tetes indikator fenoftalein lalu dititrasi dengan larutan NaO !,!)<) N. Penggunaan larutan baku NaO dikarenakan NaO merupakan senya#a anorganik yang bersifat basa kuat yang telah diketahui konsentrasinya tidak dapat diketahui berfungsi sebagai titran dengan metode titrimetri (6asset, "))4+. angkah terakhir adalah mencatat 'olume titrasi dan menghitung nilai koefisien distibusi dari kedua larutan. ari percobaan ini, diperoleh hasil koefisien distribusi pada pelarut air (tanpa minyak+ dan paraffin cair (minyak+ adalah !,)!4 yang menun$ukkan bah#a asam salisilat lebih larut dalam air. Menurut -ub$adi (")*%+, semakin besar nilai koefisien distribusi (& + maka pemisahan yang ter$adi akan semakin sempurna. alam percobaan ini ter$adi suatu keadaan dimana sampel yang digunakan yaitu asam salisilat mempunyai kecenderungan untuk menu$u ke salah satu fase yaitu fasa air. imana hal ini tidak sesuai dengan dengan teori yang ada, yaitu asam salisilat mempunyai sifat sukar larut dalam air. Pada percobaan ini didapatkan hasil yang tidak sesuai dengan lieratur. al ini dapat ter$adi karena terdapat kemungkinan kesalahan se#aktu melaksanakan praktikum, yaitu pada saat pemisahan larutan minyak dan air pada corong pisah, larutan tersebut belum berpisah dengan baik saat pengambilan fase air.&esalahan dalam menimbang sampel.-elain itu, ketidak pahaman praktikan yang belum paham tentang cara ker$a pada percobaan ini.
"%
BAB + PENUTUP +.1
%es!,"ulan
ari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bah#a kelarutan suatu zat dapat dipengaruhi oleh suhu. -emakin tinggi suhu maka kelarutannya $uga semakin meningkat. al ini dibuktikan dengan data hasil perbandingan kelarutan dari asam benzoat pada suhu kamar dan suhu 45oC masing/masing adalah !,!!<%<4 g@ml dan !,!!*3"* g@ml. +.2
$aran
H.1."
aboratorium Peningkatan mutu dan kualitas laboratorium perlu di perhatikan. 7erlebih mengenai kelengkapan alat dan bahan yang akan digunakan selama pelaksanaan praktikum.
H.1.1 2sisten ntuk
asisten
diharapkan
lebih
menga#asi
praktikan
dan
memberikan masukan agar pelaksaan praktikum dapat lebih baik dan kemungkinan kesalahan yang ter$adi selama praktikum dapat diminimalisir. H.1.3 Praktikan ntuk praktikan diharapkan dapat lebih serius, sehingga
praktikan
dapat
memanfaatkan
disediakan dengan esien.
"%
waktu
yang
telah
"%