1.2.3. PROGRAM DAN BESARAN RUANG a. Program Progr am Ruang P emrogram emrograman an dalam arsitekt arsitektur ur dapat dikatakan sebagai sebagai proses proses menggali menggali fakta-fakta fakta-fakta hingga menetapkan kebutuhan-kebutuhan klien. Didalam proses ini terdapat sejumlah pertimbanganpertimbangan-pertim pertimbangan bangan seperti seperti fungsi (ruang termasuk didalamnya), bentuk ,
ekonom i hingga waktu (Pena,Will (P ena,William iam,, 1977) 1977) Berbicara Berbicara mengenai mengenai pertimbangan pertimbangan fungsi, berarti berarti secara secara tidak tidak langsung berkenaan berkenaan dengan masalah asalah ruang. ruang. Maka Maka program program ruang pada dasarnya adalah menetapkan kebutuhan ruang yang dapat dapat memenuhi kebutuhan dan tuntut tuntutan an klien. klien. Tahapan T ahapan P emrograman emrograman ruang berturut-tur berturut-turut ut adalah : a. Menetapkan Kebutuhan ebutuhan Ruang b. Menetapkan Besaran Besaran Ruang c. Menetapkan P ola Hubungan Ruang d. Menetapkan Zoning/pengelom Zoning/pengelompokkan pokkan F ungsi Ruang e. Menetapkan Kualitas Ruang
b. Kebutuh an Ruang Ruang Kebutuhan ruang ruang menetapkan maca macam m fungsi ruang yang dibutuhkan dibutuhkan untuk memenuhi emenuhi tuntutan dan kebutuhan klien. Tahapan-tahapan menetapkan kebutuhan ruang adalah : a. Menetapk Menetapkan an P elaku b. Menetapk Menetapkan an J enis P elaku elaku c. J umlah umlah P elaku elaku d. Menetapkan Aktifitas Aktifitas Pelaku P elaku yang yang Akan Diakomodir Diakomodir e. P engelompokkan engelompokkan P ola Aktifitas Aktifitas yang yang seragam f. Menetapkan Kebutuhan ebutuhan Ruang
b.1. Menetapk Menetapkan an Pelaku Pelaku,, Jenis Jeni s Dan Dan Juml Ju mlahny ahnya a Tah Tahap palin ling awal dari ari proses oses menetapkan kebutuhan ruang ang adal adalah ah penet enetap apan an akan pelaku . P elaku dapat dibagi dibagi dalam dua dua jenis yaitu : a. Pelaku Pelaku int ernal (privat) P elaku internal/privat internal/privat adalah pelaku individu maupun kelompok yang berhubungan langsung dengan dengan aktifitas, aktifitas, pemilikan pemilikan serta pengelolaan suatu ruang. Kelompok elompok ini pula yang secara legalitas formal berhak menggunakan ruangan tersebut.Pelaku internal/privat inipun dapat dibagi atas hirarki/tingkatan privasinya, dari suatu tingkat privasi rendah hingga tinggi. b. Pelaku Pelaku ekstern ekstern al (publik ) P elaku eksternal/publik eksternal/publik adal adalah ah pelaku individu maupun maupun kelompok kelompok yang berhubungan langsung dengan aktifitas suatu ruang, namun tidak secara langsung berhubungan dengan kepemilikan maupun pengelolaan ruang tersebut.
P enetapan pelaku mengandung mengandung makna makna bahwa hanya pelaku-pelaku pelaku-pelaku inilah inilah yang nantinya nantinya akan menggu menggunakan nakan ruang ruang yang yang direncana. J enis pelaku, disis disis lain lain adalah penggolongan penggolongan pelaku-pelaku pelaku-pelaku yang telah ditetapkan dalam 2 kelompok (internal/privat (internal/privat dan eksternal/publik) yang telah disebutkan diatas. Selain itu, jumlah masing-masing pelakupun harus pula ditetapkan, ditetapkan, karena akan mempengaruhi empengaruhi besar area ruang yang akan direncanakan.
b.2. b.2. Mene Menetapkan tapkan Pola Akt ifi tas Pelaku Pelaku Yang Ak an Diakom Diakomodi odir r
Pola aktifitas adalah seluruh kegiatan pelaku dalam satu waktu (hari, minggu, bulan, tahun dst.) yang memiliki suatu keteraturan di dalam ruang yang direncana. pola aktifitas ini dapat dirumuskan melalui pembuatan skenario aktifitas pelaku yang mungkin terjadi. Skenario aktifitas dapat dilakukan melalui kegiatan pengamatan (observasi) terhadap aktifitas-aktifitas pelaku yang ada pada ruang yang akan direncanakan atau dengan mengamati pola aktifitas pada ruang dengan fungsi yang serupa dengan ruang yang akan direncana.
b.3. Pengelompokkan Pola Aktifitas Yang Serupa Tahapan berikutnya setelah pola aktifitas didapatkan, adalah mengelompokkan pola-pola yang memiliki kesamaan. Perlu untuk dicermati adalah pola-pola yang membutuhkan suatu ruang khusus dan yang dapat digabungkan dengan ruang lainnya. Hal ini sangat penting karena tidak seluruh pola aktifitas menuntut suatu ruang yang mandiri.
b.4. Menetapkan Kebutuhan Ruang Tahap akhir dari proses ini adalah dengan menetapkan ruang-ruang yang dibutuhkan. Mengingat bahwa terdapat pola-pola aktifitas yang serupa namun tidak diakomodir dalam sebuah ruangan, maka perlu pula dicatatkan akan jumlah ruang yang akan dibuat. Untuk memudahkan proses menetapkan kebutuhan ruang ini, dapat dibuat sebuah tabel yang menggambarkan seluruh data yang telah didapatkan. No. Pelaku J enis Pelaku
J umlah Pelaku
Skenario Aktifitas Pelaku Kebutuhan Ruang
b. BESARAN RUANG Pada dasarnya ruang adalah tempat aktifitas manusia, oleh karena itu untuk dapat menghitung besaran suatu ruang, terdapat sejumlah pertimbangan. P ertimbanganpertimbangan dalam menghitung besarnya suatu ruang adalah : a. Pelaku (menyangkut besaran antropormorfik dan jumlah pelaku) b. Aktifitas (jenis ,karakteristik dan macam aktifitas) c. Furniture (peralatan yang mendukung suatu aktifitas)
b.1. Besaran Pelaku Pelaku dalam hal ini adalah orang atau sekelompok orang yang akan beraktifitas dan menggunakan suatu ruangan. Besaran pelaku dapat diprediksikan besarnya dengan melihat besaran antropomorfik dan jumlah pelaku yang akan menggunakan suatu ruang. Besaran antropomorfik menunjuk pada besaran tubuh seorang pelaku. Besaran ini dapat berbeda untuk satu orang terhadap lainnya. Namun untuk dapat memudahkan perhitungan, umumnya dapat digunakan standar besaran antropomorfik yang telah distandarisasikan. Besaran ini dapat mengacu pada besaran antropomorfik yang pada buku Data Arsitektur (standar Eropa) ataupun Time Saver Standart (Standar Amerika).
Pada besaran antropomorfik ini, dapat dilihat luasan area seorang pelaku pada kondisi berdiri, berjalan, duduk hingga tidur. J umlah Pelaku umumnya dapat diperhitungkan dengan membandingkan jumlah pelaku suatu ruang dengan ruang lainnya yang memiliki fungsi dan aktifitas yang serupa. Selain itu jumlah pelaku dapat pula dihitung besarnya melalui suatu prediksi aktifitas ruang kedepan (lihat penjelasan mengenai pola aktifitas pada bagian sebelumnya). Proses ini membutuhkan kejelian dan ketelitian di dalam melakukannya. Karena tidak jarang suatu ruang ternyata dinyatakan gagal dikarenakan kesalahan perencana didalam melakukan prediksi jumlah pelaku.
b.2. Besaran Aktifitas Aktifitas suatu ruangan berarti seluruh kegiatan yang dilakukan di dalam ruangan tersebut. J enis aktifitas dapat digolongkan atas 2 macam yaitu aktifitas kelompok dan individu. Karakteristik suatu aktifitas terbagi atas aktifitas formal dan informal. Sedangkan macam aktifitas dapat berupa aktifitas bekerja, bermain, ibadah, istirahat, dan sebagainya. Besar area aktifitas yang dapat ditampung dalam suatu ruang dapat dihitung sebesar 20 – 30 % dari luas ruang yang digunakan untuk pelaku dan furniture. Dalam nilai ini tercakup pula besarnya sirkulasi (pergerakan) yang terjadi dalam ruangan tersebut. Nilai 20 – 30% ini didasrkan atas efisiensi ruang terhadap faktor ekonomi kontruksi bangunan. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa besarnya aktifitas dapat mencapai lebih dari nilai 20 – 30% ini. Hal tersebut dapat dikarenakan faktor ekonomi tidak menjadi prioritas utamanya.
b.3. Besaran Furniture Furniture atau perlengkapan ruang, ditetapkan sesuai dengan macam aktifitas serta jumlah pelaku yang menggunakannya. Sebagai acuan guna memudahkan mendapatkan besar luasan area yang akan digunakan untuk suatu furniture, dapat digunakan standarstandar besaran yang telah ada (data Arsitektur, Neufert). No.
Nama Ruang
J umlah Pelaku orang
Besar area Pelaku (A)
Besaran Furniture (B)
2
M
2
M
Besaran Aktifitas 20 – 30% (A+B) 2 M
Contoh : Sebuah rumah direncanakan akan dibangun. Rumah ini diharapkan akan dapat menampung sebuah keluarga kecil (bapak : pekerja kantor, ibu : ibu rumah tangga dan anak : pelajar smp), dan tamutamu yang akan berkunjung. Rencanakan ruang-ruang yang harus disediakan untuk rumah tersebut!
1. Kebutuhan Ruang No.
Pelaku
Skenario Aktifitas Pelaku
Bapak
J enis J umlah Pelaku Pelaku Privat 1
1.
2.
Makan, Tidur, mandi/wc, bekerja, istirahat, mandi, bercengkerama dengan keluarga, makan malam, Menerima tamu, mengerjakan tugas kantor, menonton tv/musik, tidur
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Ibu
Privat
Menyiapkan Makan malam, makan malam, membersihkan bekas
1. R. Dapur 2. R. Makan
1
Kebutuhan Ruang R. Makan R. Tidur K. Mandi/lavatori R. Istirahat R. Tamu R. Audio Visual R. Kerja
3.
Anak
Privat
1
4.
Tamu
Publik
1-4
makan malam tidur, menyiapkan sarapan, membersihkan rumah, mandi, belanja, menerima tamu, menyiapkan makan siang, mencuci dan, menyeterika pakaian istirahat, mandi, bercengkerama dengan keluarga, menyiapkan makanmalam, makan malam, istirahat, tidur, dll Makan Malam,membersihkan bekas makan malam, Belajar, Tidur, mandi, sarapan, sekolah, istirahat, makan siang, ekskul/sekolah, istirahat, mandi,makan malam, mengerjakan tugas, istirahat, tidur Berbincang-bincang, menonton tv, mengerjakan tugas
3. 4. 5. 6.
R. Cuci R. Tidur K. Mandi/lavatori R. Cuci baju seterika pakaian 7. R. Tamu 8. R. Istirahat 9. R. Audio Visual 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4.
dan
R. Tidur K. Mandi/lavatori R. Makan R. Cuci R. Belajar R. Audio Visual R. Istirahat R. Tamu R. Tamu R. Audio Visual R. Belajar R. Bekerja
Dari daftar kebutuhan ruang yang telah didapatkan, dapat dibuat penyederhanaan ruang dengan cara menggabungkan ruang-ruang yang memiliki fungsi dan karakteristik yang sama. Namun harus dicermati bahwa tidak seluruh ruang ynag memilik kesamaan harus disatukan, karena dimungkinkan pula untuk dipisahkan seperti kamar mandi untuk bapak dan ibu terhadap anak, ruang tidur bapak dan ibu terhadap anak dsb. Sehingga total kebutuhan ruang yang harus disediakan adalah : a. R. Tidur Bapak/Ibu b. R. Tidur Anak c. R. Makan d. R. Cuci pakaian dan seterika e. R. Dapur dan cuci f. R. Istirahat/keluarga g. R. Audio Visual h. R. Tamu i. R. Kerja dan Belajar j. Kamar Mandi/lavatori khusus Bapak/Ibu k. Kamar mandi/lavatori 2. Besaran Ruang a. Terhadap Pelaku No.
Nama Ruang
1.
R. Tidur Bapak/Ibu
2.
R. Tidur Anak
3.
R. Makan
4. 5.
R. Cuci dan Setrika R. Dapur dan Cuci
6.
R. Istirahat
7.
R. Audio Visual
1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 1. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2.
Pelaku (jumlah) 2 @ 0,8 M Bapak Ibu Anak Anak Ibu Bapak Tamu (1) Ibu Bapak Anak Ibu Ibu Bapak Anak Bapak Ibu Anak Bapak Ibu
Luas 2 (M ) 3 X 0,8 =2,4
4 X 0.8 =3,2
3 X 0,8 =2,4
1 X 0,8 =0,8 3 X 0,8 =2,4
3 X 0,8 =2,4
5 X 0,8 =4,0
8.
R. Tamu
9.
R. Kerja dan Belajar
10.
Kamar Mandi/lavatori Khusus Bapak dan Ibu
11.
Kamar Mandi/lavatori
3. 4. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 1. 2.
Anak Tamu (2) Bapak Ibu Anak Tamu (2) Bapak Anak Tamu (1) Bapak Ibu
5 X 0,8 =4,0
3 X 0,8 =2,4
2 X 0,8 =1,6
1. Bapak/Ibu/Anak/Tamu
1 X 0,8 =0,8
b. Terhadap Furniture No. 1.
Ruang R. Tidur Bapak/Ibu
2.
R. Tidur Anak
3.
R. Makan
4.
R. Cuci dan Setrika
5.
R. Dapur dan Cuci
6.
R. Istirahat
7.
R. Audio Visual
8.
R. Tamu
9.
R. Kerja dan Belajar
10.
Kamar Mandi/lavatori Khusus Bapak dan Ibu
11.
Kamar Mandi/lavatori
Furnit ure ( juml ah) 1. Tempat Tidur (1) 2. Lemari Pakaian (1) 3. Meja Rias/Toalet (1) 1. Tempat Tidur (1) 2. Lemari Pakaian (1) 3. Meja belajar (1) 4. Lemari buku (1) 1. Meja makan (1) 2. Kursi Makan (5) 3. Lemari Perabot Makan (1) 4. Wastafel (1) 1. Meja Seterika (1) 2. Kursi (1) 3. Lemari Pakaian (1) 1. Meja Pantry (1) 2. Meja Cuci (1) 3. Rak Piring (1) 1. Kursi (3) 2. Meja (1) 1. Perlengkapan Audio Visual (1) 2. Sofa (4) 3. Meja (1) 1. Kursi (5) 2. Meja (1) 3. Rak (1) 1. Meja kerja (2) 2. Kursi (3) 3. Lemari Buku (2) 1. Bathub (1) 2. Closet (1) 3. Wastafel (1) 1. Bak Mandi (1) 2. Closet (1)
2
Luas (M ) 1. 1 X 2X1 =2 2. 1 X 1 X 0,5 =0,5 3. 1 X 0,5 X 0,5 =0,25
1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4.
1 X 2X0,5 =1 1 X 1 X 0,5 =0,5 1 X 0,5 X 1 =0,5 1 X 0,5 X 0,5 =0,25 1 X 1 X 1,5 =1,5 5 X 0,5 X 0,5 =1,25 1 X 1 X 0,5 =0,5 1 X 0,5 X 0,5 =0,25
1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 1.
1 X 0,5 X 1 =0,5 1 X 0,5 X 0,5 =0,25 1 X 1 X 0,5 =0,5 1 X 0,5 X 1 =0,5 1 X 0,5 X 1 =0,5 1 X 0,25 X 0,5 =1,25 3 X 0,5 X 0,5 =0,75 1 X 0,5 X 0,5 =0,25 0,5 X 1 =0,5
2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2.
4 X 0,5 X 0, 5 =1 1 X 0,5 X 0,5 =0,25 5 X 0,5 X 0,5 =1,25 1 X 0,5 X 0,5 =0,25 1 X 1 X 0,5 +0,5 2 X 0,5 X 1 =1 3 X 0,5 X 0,5 =0,75 2 X 0,5 X1 =1 1 X 0,5 X 2 =1 1 X 0,5 X 1 =0,5 1 X 0,5 X 0,5 =0,25 1 X 0,5 X 0,5 =0,25 1 X 0,5 X 1 =0,5
C. Terhadap Aktifitas No.
Ruang
1. 2. 3. 4. 5.
R. Tidur Bapak/Ibu R. Tidur Anak R. Makan R. Cuci dan Setrika R. Dapur dan Cuci
Furnit ure + Pelaku (A) 2 M 2,4 +2,75 = 5,15 2,25 +3,2 =5,45 3,5 +2,4 =5,9 1,25 +0,8 =2,05 2,25 +2,4 =4,65
Luas = 20% A 2 M 1,03 1,09 1,18 0,41 0,93
6. 7. 8. 9. 10. 11.
R. Istirahat R. Audio Visual R. Tamu R. Kerja dan Belajar Kamar Mandi/lavatori Khusus Bapak dan Ibu Kamar Mandi/lavatori
1 +2,4 =3,4 1,75 +4 =5,75 2 +4 =6 2,75 +2,4 =5,15 1,75 +1,6 =2,35
0,68 1,15 1,2 1,03 0,47
0,75 +0,8 =1,55
0,311
Maka luas total untuk setiap ruang adalah : No. Ruang Furnit ure + Pelaku (A) + Akt ifi tas 2 M 1. R. Tidur Bapak/Ibu 2,4 +2,75 +1,03 2. R. Tidur Anak 2,25 +3,2 +1,09 3. R. Makan 3,5 +2,4 +1,18 4. R. Cuci dan Setrika 1,25 +0,8 +0,41 5. R. Dapur dan Cuci 2,25 +2,4 +0,93 6. R. Istirahat 1 +2,4 +0,68 7. R. Audio Visual 1,75 +4 +1,15 8. R. Tamu 2 +4 +1,2 9. R. Kerja dan Belajar 2,75 +2,4 +1,03 10. Kamar Mandi/lavatori 1,75 +1,6 +0,47 Khusus Bapak dan Ibu 11. Kamar Mandi/lavatori 0,75 +0,8 +0,311 12. Luas Total
Luas 2 M 6,18 6,54 7,08 2,46 5,58 4,08 6,9 7,2 6,18 2,82
1,86 56,88