Laporan Nota Desain Perencanaan Pembangunan Embung di Kabupaten Bulungan
5
1 KONSTRUKSI BANGUNAN
Berpedoman pada “Buku Kriteria Desain Bendungan Kecil” yang diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum maka kemiri kemiringan ngan lereng urugan homogen dengan tinggi 15,0 m dapat diambil 1 : 2 dibagian udik dan dibagian hilir. Berdasarkan data laboratorium dari masing-masing bahan urugan ditiap lokasi rencana bendungan maka dapat diperiksa faktor keamanan berdasarkan angka Stabilitas Taylor. Berdasarkan pertimbangan kondisi geologi permukaan as rencana bendungan dan sekitarnya dimana berupa tanah hasil pelapukan batuan breksi vulkanik dan material yang ada di lokasi maka maka ditetapkan bahwa bahwa Embung Kuala Kuala Pos berupa bendungan type type urugan tanah (Earth Dam). Konstruksi bendungan yang direncanakan direncanakan terdiri dari :
Inti lempung (Claycore) tegak. Tinggi inti 17.5 m, lebar atas 5 m, lebar bawah 8.5 m. Kemiringan lerengnya 1 H : 5 V. Materialnya diambil dari sekitar areal genangan berupa lanau kelempungan kelempungan berwarna berwarna coklat dengan nilai koefisien koefisien permeabilitas k = 8.64 E-06 m/hari.
Tanah pengisi bendungan dan bendungan elak (cover dam) berupa material lanau kelempungan yang borrow areanya berada dalam daerah genangan yaitu lokasi-lokasi lokasi-lo kasi di dekat as rencana embung, dengan nilai koefisien permeabilitas permeabilitas terburuk k = 8.64 E -03 m/hari. Kemiringan lerengnya lerengnya 1 V : 2H di bagiaan bag iaan hulunya dan 1 V : 3 H di bagian hilirnya. Elevasi mercu bendungan +285 m, elevasi mercu cover dam +275 m, dimana elevasi dasar sungai pada as rencana bendungan +270 m.
Lapisan drainase, ditempatkan pada bagian hilir claycore dan disambung secara mendatar pada bagian dasar bendungan dengan ukuran tebal 1 m. Nilai koefisien permeabilitas k = 8.64 E-01 m/hari. Material berupa tumpukan padat Pasir kasar kerikilan (Gravelly Coarse Sand) dengan gradasi tertentu.
Tanah pendukung dasar bendungan paling bawah berupa lapisan tanah eksisting, antara lain berupa gravelly clay dengan plastisitas rendah dan berwarna abu-abu kecoklatan. Ketebalan bervariasi antara 2 sampai 5
5-
Laporan Nota Desain Perencanaan Pembangunan Embung di Kabupaten Bulungan
meter. Hasil penyelidikan lapangan menggunakan SPT mendapatkan nilai NSPT sebesar 50.
Drainase sejajar as bendungan ditempatkan di kaki bendungan sisi hilir dengan dimensi yang memadai (lebar 2 m).
Tinggi jagaan adalah jarak vertikal antara muka air kolam pada waktu banjir desain (Q50) dan puncak tubuh bendungan. Tinggi jagaan pada tubuh bendungan dimaksudkan untuk memberikan keamanan tubuh bendung terhadap luapan air banjir. Besarnya tinggi jagaan tergantung dari tipe tubuh bendungan dan berdasarkan Kriteria Desain Bendungan Kecil untuk urugan homogen adalah 0,5 m. Disamping itu diperlukan cadangan untuk penurunan yang secara praktis diambil 0,25 m. Jadi tinggi jagaan ≥ 0,5 + 0,25 ≥ 0,75 m. Tinggi bendungan harus ditambah 0,75 m diatas muka air banjir. Didalam perencanaan ini diambil tinggi bendungan 1,5 m diatas mercu pelimpah atau tinggi air banjir tidak boleh melebihi 0,75 m diatas mercu pelimpah. Pemilihan bentuk mercu pelimpah dan lebar pelimpah menentukan tinggi muka air banjir diatas mercu.
Lebar puncak tubuh bendungan diambil berdasarkan “Pedoman Kriteria Desain Bendungan Kecil” adalah 6,00 m karena akan digunakan untuk lalu -lintas umum.
. Tipe pelimpah yang dapat diterapkan pada b endungan adalah :
Pelimpah tipe saluran terbuka
Pelimpah tipe Ogee.
Bendungan yang direncanakan menggunakan pelimpah tipe saluran terbuka karena cocok untuk tubuh bendungan bertipe urugan. Pelimpah ini diletakan terpisah dengan tubuh bendungan dan dibangun diatas bukit tanah atau batu.
Pelimpah yang umum digunakan berdasarkan pertimbangan ekonomisnya adalah pelimpah tipe saluran terbuka yang digali pada tempat satuan tanah dibukit tumpu dan dipilih pada tempat dimana alirannya tidak akan menyebabkan erosi pada kaki hilir tubuh bendung.
5-
Laporan Nota Desain Perencanaan Pembangunan Embung di Kabupaten Bulungan
Bagian saluran pemasukan pelimpah dapat dibuat datar atau dengan kemiringan yang landai. Sebagai patokan tetap bagi ketinggian dasar pelimpah, perlu dibuat pa sangan batu kali panjang 1,0 m diudik saluran pemasukan. Dimensi pelimpah tipe saluran terbuka menggunakan rumus :
V
=
Q
=
1 n
2
. R 3 . S 0,5
V . A
dimana : Q `= puncak banjir desain yang melalui pelimpah (m3/det) V = kecepatan aliran (m/det) A = potongan melintang basah (m2) P = keliling basah (m)
A R=
p
= jari-jari hidrolik (m)
n = koefisien kekasaran Manning S = kemiringan saluran. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas diperoleh dimensi saluran pelimpah adalah seperti pada gambar di bawah ini.
EL.280.10 +35.00
+34.80 EL.280.00
+34.80 EL.280.00
MUK A AIR
EL.279.10 +31.00
Gambar 5.1 Penampang Melintang Saluran Pelimpah Perhitungan dimensi saluran pelimpah rencana bendungan selengkapnya disajikan pada Nota Desain.
5-
Laporan Nota Desain Perencanaan Pembangunan Embung di Kabupaten Bulungan
Penentuan dimensi kolam olak ditentukan oleh bilangan Froude, tinggi muka air diakhir peluncuran dan tinggi muka air diakhir olakan. Perbedaan elevasi muka air diatas mercu pada saat banjir dan diujung dinding hilir pelimpah kemudian menyebabkan kecepatan aliran di kolam olak relatif tinggi sehingga dibutuhkan peredam energi di ruang olak. Yang paling umum digunakan adalah “kolam olakan datar”. Kolam olakan datar mempunyai beberapa tipe dan untuk perencanaan ini menggunakan tipe III yang cocok dengan hidrolika alirannya. Peredam energi yang terkandung didalam aliran adalah akibat gesekan diantara molekul-molekul air didalam kolam dan dibantu oleh perlengkapan-perlengkapan yang dibuat berupa gigi-gigi pemencar aliran ditepi udik dasar kolam, gigi penghadang aliran (gigi benturan) pada dasar kolam olakan. Kolam olakan datar tipe III lebih sesuai untuk mengalirkan air dengan tekanan hidrolis yang rendah dan debit yang agak kecil (q < 35 m3/det/m, V < 18,0 m/det dan bilangan Froude > 4,5). Rumus-rumus yang digunakan :
(2 g d h) .
v =
dimana : v
= kecepatan pada ujung terjunan
dh = tinggi jatuh
= koefisien, diambil 0,83
Q q = B dimana : q = debit perunit lebar (m3/det/m), merupakan debit satuan pada bendunganbendungan kecil. Q = debit banjir B = lebar mercu
v Fr =
g . D1
Dimana Fr = bilangan Froude.
5-
Laporan Nota Desain Perencanaan Pembangunan Embung di Kabupaten Bulungan
Gambar 5.2 Isometrik Kolam Olakan
D2 D1
=
1 2
(1 + 8 F
r
2
)
1
L
Mencari L, menggunakan grafik hubungan antara
D2
dengan bilangan Froude.
h3
Mencari h3, menggunakan grafik hubungan antara
D1
dengan bilangan Froude.
h4
Mencari h4, menggunakan grafik hubungan antara
D1
dengan bilangan Froude.
(grafik-grafik tersebut berdasarkan pedoman “Bendungan Type Urugan”, Suyono)
Gambar 5.3 Sketsa Potongan Kolam Olakan
5-
Laporan Nota Desain Perencanaan Pembangunan Embung di Kabupaten Bulungan
Hasil analisis diperoleh dimensi kolam olakan sebagai berikut: d1 d2 h3 h4 L L'
= = = = = =
0.142 2.798 0.431 0.255 7.637 2.238
m m m m m m
Perhitungan dan analisis mengenai bangunan olakan diuraikan lebih lanjut pada Laporan Nota Desain.
Pada bendungan kecil penggunaan pipa penyalur lebih efektif dan ekonomis. Keuntungan lain adalah pondasi yang d isajikan dapat diteliti secara langsung sehingga kemampuan daya dukung dapat diketahui. Selain itu pembuatan pipa beserta dinding pencegah aliran filtrasi dapat dikerjakan lebih mudah, karena pelaksanaannya diruang terbuka. Untuk rencana Embung Kuala Pos, menggunakan pipa penyalur dengan pintu pengatur aliran air diletakan disebelah hilir, sedangkan disebelah hulu pada permukaan lereng hulu perlu dipasang pintu sederhana sebagai pintu darurat. Didepan pintu darurat dipasang saringan untuk menyaring sampah-sampah yang akan masuk ke pipa penyalur. Pintu darurat ini bermanfaat apabila perlu perbaikan-perbaikan pada pipa penyalur atau pada pintu pengatur aliran.
Apabila penurunan tidak merata sehingga terjadi kerusakan pada pipa penyalur dan air filtrasi didalam tubuh bendungan mengalir masuk ke pipa tersebut melalui retaka nretakan pada dinding pipa maka akan mengakibatkan bahaya jebol bendungan tersebut. Untuk itu maka pipa penyalur diusahakan diletakan diatas pondasi tanah asli. . Untuk rencana Embung Kuala Pos, pipa penyalur terbuat dari pipa baja galvanis diameter 50 cm yang ditopang oleh struktur pasangan batu yang menerus. . Pintu pengatur aliran dipasang di sebelah hilir pipa penyalur berupa keran air (valve) yang dimensinya sesuai dengan diameter pipa penyalur.
5-
Laporan Nota Desain Perencanaan Pembangunan Embung di Kabupaten Bulungan
Simulasi Embung di Kuala Pos dilakukan terhadap ketersediaan, kebutuhan serta tampungan air pada embung rencana dalam waktu 1 tahun. Ada beberapa hal yang dipertimbangkan dalam simulasi embung ini, diantaranya adalah sebagai berikut:
Fungsi utama embung adalah untuk konservasi air dan memenuhi kebutuhan air baku untuk DMI dan bila memungkinkan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan air irigasi.
Ketersediaan air di embung Kuala Pos direncanakan berdasarkan debit dengan keandalan 80% (Q80%), pada DAS Kuala Pos seluas 1.46 hektar.
Kebutuhan air yang digunakan untuk simulasi tersebut adalah: kebutuhan air untuk irigasi pada sawah, ladang dan kebun; dan kebutuhan air untuk Rumah Tangga, Perkotaan dan Industri (RKI) dimana Desa Werdhi Agung adalah sebagai penerima manfaat langsung dari adanya embung rencana ini.
Di Desa Werdhi Agung terdapat lahan sawah seluas 40.86 hekta r, ladang seluas 81.82 hektar dan kebun seluas 42.82 hektar, dengan aliran balik (return flow sebesar 15%)
Volume tampungan efektif embung direncanakan sebesar 33,343 m3 dengan luas tampungan sebesar 7,033 m2.
Evapotranspirasi diperoleh dari data dan resapan sebesar 25%
Berikut ini adalah hasil simulasi embung di Kuala Pos:
Kebutuhan air baku DMI dapat dicukupi seluruhnya (terpenuhi 100%)
Areal irigasi sawah tidak mendapatkan suplai air dari embung rencana (terpenuhi 0%)
Areal ladang sebagian besar terpenuhi kebutuhan airnya (75%)
Areal kebun sebagian besar terpenuhi kebutuhan airnya (75%)
Keandalan Embung Kuala Pos untuk memenuhi 100% kebutuhan DMI, 0% irigasi sawah, 75% irigasi ladang dan 75% irigasi kebun adalah sebesar 66.7%.
Bulan-bulan tidak terpenuhinya kebutuhan air adalah antara awal bulan Agustus sampai dengan akhir bulan Nopember
5-
Laporan Nota Desain Perencanaan Pembangunan Embung di Kabupaten Bulungan
5-
Laporan Nota Desain Perencanaan Pembangunan Embung di Kabupaten Bulungan
Laporan Nota Desain Perencanaan Pembangunan Embung di Kabupaten Bulungan
5-
Error! Bookmark not defined. 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PEKERJAAN 1.3 SASARAN PEKERJAAN 1.4 INFORMASI PEKERJAAN 1.4.1 Nama Pekerjaan 1.4.2 Sumber Dana 1.4.4 Pengguna Jasa 1.4.5 Penyedia Jasa 1.5 REFERENSI HUKUM 1.6 STANDAR TEKNIS 1.7 LINGKUP KEGIATAN 1.8 KELUARAN 1.9 SISTEMATIKA PELAPORAN
1