BAB I PENDAHULUAN
A. L atar Bel akang akan g
Dunia pelayaran saat ini semakin berkembang, seiring dengan kebutuhan-kebutuhan untuk pengiriman barang atau alat transportasi di laut. Explorasi laut salah satu hal yang sangat berkembang saat ini sehingga dibutuhkan alat transportasi khusus yang didesign sesuai kebutuhan untuk pengerjaan yang di lakukan di lepas pantai. Kapal AHTS MV. SMIT LAISA adalah kapal Anchor Handling Tug Supply yang
dirancang
khusus
untuk
menunjang
kegiatan
pekerjaan
pengeboran lepas pantai ataupun ladang-ladang minyak dan gas yang sudah dan belum berproduksi. Bekerja di atas kapal AHTS terutama yang dilengkapi peralatan Anchor Handling dan towing yang yang sangat perlu diperhatikan adalah perawatan
sistem hidrolik dan
perawatan alat-alat yang berkaitan dengan pekerjaan anchor job ataupun rig move. Kurangnya perawatan sistem dan peralatan tersebut diatas dapat mengakibatkan terganggunya
kerja Anchor
Handling
Towing Wiinch. Wiinch. Kapal AHTS pada umumnya bekerja secara time charter di offshore dan beroperasi di lokasi explorasi pengeboran minyak dan gas lepas pantai yang sedang ataupun yang sudah berproduksi dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati antara pemilik kapal dengan pencharter kapal. Dalam pengoperasian kapal AHTS terutama pada jenis Anchor Handling, rig move, towing dibutuhkan personil-personil yang telah terampil
serta
berpengalaman
dalam
melaksanakan
pekerjaan
tersebut sebab ada beberapa hal yang cukup penting memerlukan perhatian seperti alat alat dan perlengkapan dalam penanganan buoy, 1
jangkar, asisting tanker dan pemindahan rig serta pengetahuan dan kecakapan dari seorang Master dalam kondisi mengolah gerak kapal pada saat order job anchor handling, rig move, barge towing maupun job yang lain misalnya seperti pipe lay, lay, serta dalam kondisi seperti ini sangat dibutuhkan koordinasi yang baik dari setiap Anak Buah Kapal ( ABK) ABK) di atas deck deck maupun di engine pada saat bekerja, dengan harapan misi dari pekerjaan ini dapat terlaksana dengan baik secara tepat dan aman guna memperlancar memperlancar pengoperasian kapal. Kemampuan serta keterampilan dari Anak Buah Kapal (ABK) yang profesional dalam pengoperasian Towing winch dalam melakukan pekerjaan anchor handling, handling, rig move atau pekerjaan towing lainnya sangat dibutuhkan, meskipun pada dasarnya ABK tersebut sudah terampil, tetapi dengan adanya pengalaman yang cukup juga merupakan faktor yang penting untuk mendapatkan keterampilan personil yang profesional dalam pekerjaan yang sudah disebutkan. disebutkan. Bila Nakhoda dan para ABK terampil serta profesional dalam menjalankan tugas kerja maka kemungkinan resiko kecelakaan yang mengancam keselamatan
personil
menjadi
lebih
kecil
pada
saat proses
pekerjaan berlangsung.Ketika penulis bekerja di atas kapal AHTS MV. Smit Laisa, Laisa, penulis mengalami masalah yang cukup mengganggu dan menghambat pekerjaan, dimana pada saat proses mengangkat / menarik jangkar dari dasar laut, pipa hydraulic pada Anchor Handling Winch pecah. Melihat kejadian tersebut maka penulis tertarik untuk menulis makalah yang berjudul: ““Upaya Upaya Peningkatan Perawatan Anchor Handling Towing Winch untuk Kelancaran Pengoperasian Kapal Suppl ay Vesse Vessell Smit Laisa” .
2
B. Tujuan dan Manfaat Manfaat Penul Penul isan
1. Tujuan Tuju an Penu Penulilisan san a. Untuk mengetahui mengetahui bagaimana perawatan Anchor Handling mengoperasikan dengan benar . Towing Winch, dan mengoperasikan b.
Untuk
mengetahui
bagaimana
mengatasi
permasalahan
yang terjadi, pada Anchor Handling Towing Winch terutama pada perawatannya .
2. Manfaat Penu Penulilisan san
a. Manfaat bagi dunia akademik Dari hasil analisa diharapkan akan menambah pengetahuan bagi pelaut yang akan bekerja di atas kapal jenis AHTS, untuk menangani masalah ataupun perawatan Anchor Handling Towing Winch yang dituangkan dalam bentuk makalah. Bagi lembaga BP3IP sebagai bahan pedoman makalah untuk kelengkapan kelengkapan perpustakaan sehingga berguna untuk rekanrekan Pasis.
b. Manfaat bagi dunia praktis Diharapkan
dapat
memberikan
sumbang
saran
kepada
perusahaan pelayaran dan seluruh pelaut yang akan bekerja di atas kapal AHTS dalam melaksanakan Maintenance
System
(BCMS)
dalam
Base Condition
perawatan
anchor
handling towing winch.
C. Ruang Ruang Ling kup
Permasalahan yang terjadi pada Anchor pada Anchor Handling Towing Winch sangatlah banyak, seperti durm yang berputar terlalu lamban, 3
kebocoran pada pipa hyudrolik dan lain sebagainya. Mengingat luasnya ruang lingkup permasalahan tentang anchor handling towing winch ini, maka penulis membatasi ruang lingkup hanya pada : Perawatan kapal AHTS MV. Smit Laisa Towing Winch Anchor Handling pada kapal AHTS
D. Metode Penul Penul isan is an
Dalam penulisan makalah ini metode pendekatan yang digunakan adalah:
1. Metode Pengumpulan Data
a.
Studi Lapangan Penulis mengamati secara langsung terhadap perawatan Anchor Handling Towing Winch di atas kapal AHTS MV. Smit Laisa serta Melakukan observasi tentang dokumendokumen, buku petunjuk tentang perawatan Anchor Handling Towing winch yang ada di atas kapal AHTS MV. Smit Laisa.
b.
Studi Kepustakaan Kepustakaan Dengan melakukan pengkajian terhadap buku-buku yang berhubungan dengan dengan Anchor Anchor Handling Towing Winch yang ada di perpustakaan BP3IP Jakarta. Selain itu, penulis juga menggunakan teori-teori, ketentuan-ketentuan prosedur kerja, manual-manual book yang relevan tentang perawatan Anchor Handling Towing Winch. Winch.
2. Metod Metod e Anlisi s Data Data Metode yang digunakan yaitu metode analisa kerjadian. Penulis menganalisa
kejadian
masalahan
diatas
kapal
kemudian
membandingkan dengan penyebabnya dan memechakan masalah tersebut dengan membandingkan membandingkan permasalahanya. permasalahanya. 4
BAB II FAKTA DAN PERMASALAHAN
A. Fakta Fakt a
1. Objek Penelit ian Sebagai objek
penelitian penulis mengidentifikasi
Anchor
Handling Winch Winch yang digunakan pada saat penulis bekerja, berikut ini data kapal yang di jadikan obyek penelitian :
Nama kapal
: MV. Smit Laisa
Bendera
: Singapore
Kode panggilan
: 9VBS6
Pemilik
: SMIT Singapore
Tahun dibangun
: 2008
IMO No.
: 9380180
LOA / BP
: 59.25 m / 14.95 m
Gross tonnage
: 1678 tonnes
Full load displacement
: 1400 tonnes
Towing / anchor handling : 1 x double drum drum waterfall type electrohydraulic winch Pembuat
: Plimsoll
Kapasitas
: 150 tonnes line pull and 200 tonnes brake holding capacity
Upper & lower drum wire : 1000 m (L) x 56 mm diameter diameter SWR @ 10 Layers Capacity Rated pull (1st layer)
: 150 tonnes @ 0-6 m/min (1st speed), 75 tonnes @ 0-12 m/min (2nd speed) 25 tonnes @ 0-36 m/min (3rd speed)
Brake Holding
: 200 tonnes static @ 1st layer 5
Pada saat melakukan pekerjaan Anchor Job, Anchor
Handling
Winch secara tiba – tiba mengalami kerusakan yaitu bocornya pipa hydrolik , kerusakan kerusakan tersebut disebabkan karena kurangnya upaya perawatan perawat an pada Anchor Handling Towing Winch.
2. Fakta Fakta Kond isi
a.
Kondisi Towing Winch Kurang Terawat Terawat
Pada hari pertama penulis naik kapal AHTS MV.SMIT LAISA
tepatnya pada tanggal 10 10 november november 2012. Penulis
langsung melakukan familiarisasi pada semua peralatan yang ada di kapal. Pada saat mengecek kondisi Anchor Handling Towing Winch penulis melihat kondisi Towing Winch kurang terawat. Penulis menemukan kertas laporan yang dikerjakan tetapi tidak sesuai dengan laporan Base Condition Maintenace System (BCMS). Jika pengerjaan perawatan seperti hal tersebut
diatas
dan
berlangsung
mengakibatkan terjadinya
terus
menerus
masalah pada saat
akan
Anchor
Handling Winch di gunakan. Pemeliharaan serta perawatan yang baik terhadap alatalat yang akan digunakan dalam pelaksanaan proses Anchor sangat
Handling
penting
dilakukan
untuk
menghindari
kerugian yang timbul, baik kerugian material ataupun yang berkaitan dengan keselamatan para ABK maupun untuk kapal itu sendiri. Kesiapan akan alat-alat yang akan digunakan berikut dengan
faktor
manusia
itu
sendiri
dalam
menangani
pengoperasian sangatlah berkaitan yaitu agar dapat tercapai penanganan Anchor Handling dengan sukses dan aman. 6
Faktor pengalamlan berperan penting untuk mendukung pemahaman dalam perawatan dan pengoperasian pada saat pekerjaan dilaksanakan.
b. Ancho r
Handl Handl ing
Towing
Winch
Bekerja/Berput Bekerja/Berput ar
Sang Sang at Pelan
Pada tanggal 16 november 2012 di Dammam anchorage area.
Penulis
mendapat
order
dari
anjungan
untuk
menjalankan Anchor Handling Towing Winch. Winch. Pada saat itu Anchor Handling Towing Winch bekerja tidak maksimal, banyak factor yang menyebabkan tidak maksimalnya kinerja Anchor Handling Towing Winch salah satunya
disebabkan
kotornya filter oli yang ada pada sistem hidrolik sehingga sehingga tekanan oli kedalam sistim menurun yang seharusnya pada keadaan normal 80 bar menjadi 50 bar dan menimbulkan terjadinya
alarm
low
pressure
oil
dan mengakibatkan
melemahnya kinerja mesin mesin hidrolik sehingga sehingga putaran putaran towing winch menjadi lambat
dan tidak
maksimal.
Lemahnya
tekanan oli berakibat berakibat menurunnya aliran oli pada pada Dengan lambtanya aliran kurang
maksimalnya
sehingga oli
cooler.
oli pada cooler menyebabkan
penyerapan
hydroik balik lagi
panas
oleh
air
laut
ke system masih dalam
kondisi panas sehingga akan timbul ti mbul over heating pada oli hydrolik. Tekanan yang kurang juga bisa mengakibatkan susahnya clutch dan dan break untuk
bekerja, baik baik pada pada saat
clutch in/out maupun pada saat break on/off. Untuk itu dalam dal am perawatan perawat an filter fi lter oli harus benar– benar dikerjakan secara berkala. Dalam hal ini perawatan filter oli yaitu dengan mengikuti plan maintenance system (PMS ) harus dijalankan secara benar ataupun dengan 7
melakukan observasi langsung kondisi dari filter oli tersebut apabila sudah kotor lakukan penggantian sesegera mungkin sebelum melaksanakan pekerjaan Anchor job atapun Towing untuk menghindari kegagalan operasional kapal.
c. Sambu Sambu ngan Pipa Hidrol ik Boco r
Pada tanggal 18 november 2012
MV Smit Laisa
mendapat order support charter untuk assist rig move Naga.1 di teluk persi. Sebelum pelaksanaan anchor job, job, penulis mengecek kondisi Anchor Handling Towing Winch terutama pada system pipa hydroik. Dalam penataan dan penyusunan pipa hydroik disusun sedemikian rupa
sehingga ruang yang
sempit dapat digunakan secara efisien. Terdapat banyak sambungan satu sama lain untuk memudahkan dalam instalasi
dan
perawatan
pipa
-
pipa
tersebut
serta
penghematan tempat pada sambungan pipa hidrolik, tepatnya diatara
dua
sambungan
pipa
terdapat o’ring untuk
mencegah kebocoran pada sambungan pipa. Apabila mesin winch bekerja terdapat getaran, getaran juga di timbukan dari
Main Engine yang bekerja dengan
putaran maksimal yaitu constan RPM. Getaran yang besar berakibat pada pipa hidrolik yang ikut bergetar, akibatnya baut pada sambungan / flange kendor. Akibat kendornya baut pengikat diantara diantara sambungan dan o’ring, sambungan menjadi menjadi begeser pada pada posisinya , sehingga mengakibatkan oli hidrolik bocor
pada
perawatan
sambungan terhadap
pipa
tersebut.
sambungan
pipa
Perhatian tersebut
dan harus
senantiasa diperhatikan dan dicek ulang, baut - baut pengikat agar ikatannya selalu kuat dan tidak kendor.
Peristiwa
bocornya pipa hidrolik dapat mengakibatkan kinerja mesin 8
winch turun, pada saat digunakan putaran menjadi lambat dan
oli hidrolik terbuang terbuang percumah. Akibat kebocoran oli
tersebut operasional terganggu dan harus dihentikan guna perbaikan sambungan pipa hidrolik yang bocor.
B. Permasalahan
1. Identifi kasi Masalah Masalah Berdasarkan fakta dan kondisi kondisi diatas kapal MV.Smit MV.Smit Laisa seperti hal yang diuraikan diuraik an diatas, maka ada beberapa masalah yang muncul dengan identifikasi sebagai berikut :
a. Kur angnya
Perawatan Perawatan
Ancho re
Handl Handl ing
Towing
Winch
Pada saat kapal
belum mendapatkan charter untuk
Anchor job ataupun towing, Anchor Handing Towiing Winch tidak dioprasikan. Walaupun lama tidak di gunakan jadwal perawatan atau plan
maintenance system
harus tetap di
kerjakan, misalnya sekali waktu Anchor Handling Winch dicoba untuk di hidupkan, semua instrument yang berkaitan dioprasikan, gear – gear ataupu ataupu bagian bagian lain lain yang berputar perlu digrease segera dikasih grease. Untuk menjaga agar pipa hydrolik tidak mudah keropos dan tidak mudah bocor maka pipa hydrolik harus selalu dilapisi cat, hydrolik hoses juga harus di lapisi dengan corrosion tape terutama pada bagian elbownya. Filter oli hidrolik juga harus di jaga kebersihanya yaitu dengan melihat jam kerjanya atau melihat pada tekanannya bila tekananya
sudah
turun segera
bersihkan.
Pada
pendingin air laut juga harus sering dibersihkan, sebab bila 9
cooler
kotor maka
maka oli hydrolik
akan
panas dan
viscositas oli turun sehingga tekanan oli juga turun, bila tekanan turun maka winch berputar pelan dan alarm high temperature berkedip merah, maka Anchor handling Winch akan mati.
Pada saat
penulis
berada di kapal
MV.Smit Laisa penulis penulis menemukan menemukan adanya check list
yang
tidak dikerjakan,
AHTS
point pada pada
bila hal
tersebut
berlangsung lama bisa menyebabkan masalah pada saat dioprasikan.
b. Jadwal Perawatan Perawatan dan perbaikan yang Serin Serin g diabaikan
Perawatan berkala atau sering disebut plan maintenance system
sudah
disiapkan
di
kamar
mesin.
Prosedur
perawatan dan pengujian penguj ian yang harus dilaksanakan dil aksanakan sudah tertera
dalam
suatu
check
list
yang
sederhana
dan
melaksanakanya. Untuk menutupi seolah - olah jadwal perawatan telah dilaksanakan,
maka
lembaran
tanpa mengerjakan mengerjak an
check
list
dengan
masinis
mengisi yang
sebenarnya, tetapi ditulis di log book mesin. Dan dalam log book tersebut dibuat sesuai dengan laporan yang lampau, juga tertera
indicator yang
menyatakan berapa lama
percobaan dilakukan, sehingga pada saat pengecekan dari surveyor ataupun ataupun dari perusahaan dapt diperlihatkan dengan data – data
tersebut.
Anchor handling memerlukan
Winch
ABK dan masinis
beranggapan
tidak di gunakan sehingga
perawatan yang maksimal,
tidak
abk dan masinis
tidak menyadari menyadari alat tersebut akan akan di pakai suatu suatu saat nanti.
10
c.
Persediaan Persediaan Suku Cadang Cadang Ku rang Tersedia
Lokasi operasi kapal sangat mempengaruhi proses pengiriman spare parts yang sangat dibutuhkan, sehingga ini juga sangat mempengaruhi operasi kapal pada saat kapal sedang berada di tengah atau di daerah operasi. Kapal AHTS MV. Smit Laisa adalah salah satu kapal yang di charter perusahaan minyak Aramco yang berada di Saudi Arabia dimana fungsi kapal kapal ini untuk
melayani pengeboran lepas
pantai dan sangat jauh dari perkotaan yang terkadang menimbulkan masalah apabila menyangkut persediaan suku cadang di atas kapal. Sehingga dengan masalah tersebut, apabila
terjadi
suatu
masalah
saat
operasi
sedang
berlangsung tidak dapat dilakukan perbaikan dengan cepat. Demikian
juga
untuk
pelaksanaan
perawatan,
dalam
melakukan perawatan terdapat bagian-bagian suku cadang yang seharusnya diganti karena masa kerjanya yang sudah lama, hal ini sangat mempengaruhi kinerja awak kapal dalam melaksanakan hal tersebut .
d. Kuw alitas spare part/suku cadang kurang baik atau atau tid ak asli
Saat dilakukan perbaikan dan perawatan terhadap hydrolik hose yang bocor , hose tersebut kemudian
crew
pada minggu
hose tersebut
yang
bocor
kapal sudah lampau, lagi,
mengganti satu
penulis
miggu
meyakini
kuwalitas bahan dari hydrolik hose tersebut sangat buruk, penulis menyadari bahwa perusahaan memerlukan cost serendah mungkin untuk
membiayai
oprasional kapal.
Suku cadang dengan kuwalitas rendah juga merupakan 11
upaya penghematan yang
di lakukan
oleh perusahaan
dengan cara membeli suku cadang yang murah. Padahal hal ini akan menyebabkan biaya perawatan yang semakin membengkak menyebabkan menyebabkan
karena kebijakan ini akan
terjainya perawtan insidensial yang tentu tentu
saja biayanya akan jauh lebih mahal. Yang tentu saja dengan kurang
baiknya
kuwalitas kuwalit as suku cadang
maka
perawatan insidensial sering dilakukan dan akan menghambat kelancaran operasional kapal.
e. Padatn Padatn ya Jadw al Opr Oprasi asi Kapal
Ketika kapal sudah berada dibawah pencarter
maka
jadwal kapal akan sangat sangat padat. Hal tersebut berdampak berdampak pada plane maintenance system yang kurang berjalan dengan baik, dengan tidak berjalanya plane maintenance system maka performa peralatan – peralatan kurang maksimal. Karena performa peralatan kurang maksimal maksimal maka maka lama lama kelamaan kelamaan oprasional kapal akan terganggu, untuk mengatasi hal tersebut crew kamar mesin, mencuri waktu pada saat kapal berlayar kelokasi atau pada saat kapal standbye floating di lokasi, waktu tersebut dapat digunakan untuk melaksanakan plane maintenance system.
f.
Kurangn ya Pengetahuan Pengetahuan dan Kurang nya Pengawasan Pengawasan Perawatan Perawatan Ancho r Handl Handl ing Towing Winch Winch
Selain
perawatan
langsung
yang
dilakukan
oleh
masinis yang bekerja sama denga ABK A BK mesin, perawatan per awatan Anchor Handling Towing Winch juga harus dipantau agar dalam
pelaksanan perawatanya
selalu berjalan
dengan 12
lancar. Dalam melakukan
monitoring
atau
pengawasan
khususnya di kamar mesin di lakukan oleh Chief Engineer. Kebocoran
pada
sambungan
pipa
hydrolik
terkadang
disebabkan karena terjepitnya O’ring. Pada Pada saat kedua sisi flange,
mengikat
kedua flange yang diikat tidak rata dan
bisa mengakibatkan flange bergeser maka oli hydrolik akan
dan
O’ring
terjepit,
bocor. Walaupun
terlihat
sepele
namun masalah kebocoran pada pipa hydrolik bisa berakibat fatal dan oprasional kapal terganggu. Dengan kurangnya pengawasan pengawasan dari Chief Engineer mengakibatkan abk mesin tidak menggunakan kegiatan perawatan
sesuai dengan
setandart oprasi perawatan, namun abk mesin menggunakan caranya sendiri sehingga berakibat pada Anchor Handling Winch mengalami
masalah
yang
karenakan
kurangnya
perawatan yang benar.
2. Masalah Utama
Dari hasil keenam permasalahan tersebut di atas, penulis memilih dua masalah utama untuk dibahas lebih lanjut pada bab berikutnya sebagai berikut :
1. Kurangn ya Perawatan Perawatan Anchor Handl Handl ing Towing Winch 2. Kurangnya
Pengetahuan
dan
Kurangnya
Pengawasan
Perawatan Perawatan Anchor Handli Handli ng Towing Winch Winch
13
BAB III PEMBAHASAN
A. L and asan Teor i
Pada saat mengoperasikan Anchor Handling Towing Winch terutama pada saat anchor anchor job, ABK mesin bertanggung jawab untuk untuk mengawasi power pack di kamar mesin dan winch yang ada di deck, sedangkan perwira mesin/Chief Engineer
diberi tanggung jawab
langsung untuk memegang handle Anchor handle Anchor Handling Towing Winch. Dibutuhkan kerjasama yang baik dengan dengan Master pada saat saat anchor job. job. Master akan memberi aba – aba disamping
itu
operator Anchor
have-up have-up maupun slect, slect, Winch Winch juga
Handling
memperhatikan work wire didrum maupun maupun
harus
di main deck, dengan dengan
memperhatikan wire maka perwira mesin juga dapat mengira – ngira kapan have-up, slect, clutch in/out, break on/off. Anchor Handling Towing Winch bekerja dengan sistem hidrolik. Perinsip dasar dari sistem hidrolik adalah memanfaatkan sifat bahwa zat cair tidak mempunyai bentuk yang tetap, namun menyesuaikan dengan yang ditempatinya, dan tekanan yang di terima diteruskan ke segala arah. zat cair yang dimaksud yaitu oli hidrolik. Minyak hidrolik diisap pompa dari tanki lalu di tekan sampai 80 bar ke distributor atau pengatur tekanan. Dari distributor tekanan hidrolik di bagi – bagi menuju ke actuaktor maupun ke unit pengatur. Sistem hidrolik ini didukung oleh 3 unit komponen utama, utama, yaitu: 1. Unit Tenaga, dengan liquid/minyak liquid/minyak hidrolik Pada sistem ini sebagai sumber tenaga, unit tenaga terdiri atas: a. Penggerak awal awal berupa berupa motor listrik atau atau motor motor bakar b. Pompa hidrolik, putaran putaran dari poros penggerak penggerak mula memutar pompa hidrolik sehingga pompa hidrolik bekerja 14
c. Tangki hidrolik, berfungsi sebagai wadah atau penampang cairan hidrolik d. Kelengkapan (accessories ( accessories), ), seperti : pressure gauge, gelas penduga, dll 2. Unit Penggerak ( Actuator ), berfungsi untuk mengubah tenaga fluida Actuator ), menjadi tenaga mekanik. Hidrolik
actuator dapat dibedakan
menjadi dua macam yakni: a. Penggerak lurus (linier Actuator ) : silinder hidrolik b. Penggerak putar : motor motor hidrolik hidrolik,, rotary actuator 3. Unit Pengatur, berfungsi sebagai pengatur gerak sistem hidrolik. Unit ini biasanya diwujudkan dalam bentuk katup atau valve. valve. Berikut ini macam-macam katup yang di gunakan sebagai pengatur gerak sistem hidrolik a. Check Valve Valve adalah katup satu arah, berfungsi sebagai pengarah aliran dan juga sebagai pressure control control (pengontrol tekanan) b. Pilot Operated Check Valve, Valve, Katup ini dirancang untuk aliran cairan hidrolik yang dapat mengalir bebas pada satu arah dan menutup pada arah lawannya, kecuali ada tekanan cairan yang dapat membukanya. c. Relief Valve, Valve, digunakan untuk mengatur tekanan yang bekerja pada sistem dan juga mencegah terjadinya beban lebih atau tekanan yang melebihi kemampuan rangkaian hidrolik. d. Sequence Valve, Valve, berfungsi untuk mengatur tekanan untuk mengurutkan pekerjaan yaitu menggerakkan silinder hidrolik yang satu kemudian baru yang lain. e. Pressure reducing valve, valve, berfungsi untuk menurunkan tekanan fluida yang mengalir pada saluran kerja karena penggerak yang akan menerimanya didesain dengan tekanan yang lebih rendah. 15
f. Flow Control Valve, Valve, katup ini digunakan untuk mengatur volume aliran yang berarti mengatur kecepatan gerak actuator (piston). (piston). Fungsi
katup
ini
adalah
sebagai
pembatas
kecepatan
maksimum gerakan piston atau motor hidrolik, untuk membatasi daya yang bekerja pada sistem dan Untuk menyeimbangkan aliran yang mengalir pada cabang-cabang rangkaian.
B. Analisi s Penyebab Penyebab Masalah Masalah
Dari permasalahan seperti yang penulis utarakan pada bab II, ditemui masalah – masalah sebagai berikut :
1. Kurangn ya Perawatan Perawatan Anchor Hand Hand ling Towing Winch
Penyebabnya Penyebabnya adalah :
a. Persediaan Persediaan Suku Cada Cadang ng Kurang Lengkap
Persediaan suku cadang yang lengkap adalah salah satu suksesnya pelaksanaan perawatan di atas kapal, karena dengan kelengkapan suku cadang di atas kapal sangat membantu awak kapal dalam melaksanakan tugas rutin yaitu perawatan permesinan dalam hal ini Anchor Handling Towing Winch. Penempatan-penempatan suku cadang di atas kapal sangat perlu diperhatikan dengan mengorganisir jenis-jenis suku cadang yang akan di simpan di store sehingga akan sangat mudah untuk mengetahui suku cadang apa saja yang belum
lengkap
kelengkapan
dan
suku
apasaja
cadang,
yang
dibutuhkan.
perusahaan
harus
Untuk sangat
memperhatikan hal ini, karena bagaimanapun kelengkapan suku cadang adalah salah satu faktor suksesnya suatu 16
pengoperasian kapal. Di atas kapal AHTS Smit Laisa suku cadang yang tersedia dikatagorikan menjadi 3 bagian dan waktu permintaan ditentukan oleh perusahaan perusahaan yaitu :
1) Suku cadang utama ((critical critical spare part) part) yaitu suku cadang yang harus ada di atas kapal yang sangat vital dan penting sekali dalam operasional kapal atau minimal standar suku cadang yang harus ada sesuai persaratan klas kapal baik yang berada dikamar mesin maupun yang berada diluar kamar mesin. Contohnya : linier actuactor, rotary actuactor, solenoid valve dan lain sebagainya. Permintaan kekantor diperbolehkan apabila barang yang di atas kapal sudah dipergunakan dengan disertakan rincian laporan penggunakan suku cadang tersebut. 2) Suku cadang konsumsi ( consumable spare part ) yaitu suku cadang yang digunakan di atas kapal sebagai konsumsi
habis
dugunakan
maupun
penggantian
baik
dalam
berdasarkan
perawatan
jam kerja suku
cadang tersebut harus dilakukan penggantian dan tidak bisa digunakan lagi. Contohnya: Grease, filter hidrolik, o’ring minyak hidrolik dan lain sebagainya. 3) Suku cadang jangka pendek ( moving spare part ) yaitu suku cadang yang diberikan digunakan segera dalam jangka waktu pendek sesuai dengan
Planed
Maintenace System (PMS) untuk setiap semester atau mengikuti dari jumlah running hours peralatan. Contohnya : dezo tape, kabel kawat baja winch ,selang hidrolik, dan lain sebagainya. sebagainya. 17
Permintaan suku cadang ini sesuai dengan kebutuhan apabila sudah hampir mendekati penggantian yang dijadwalkan.
Dalam diminta
hal
sering
ini
keterlambatan
terjadi
suku
keterlambatan
cadang
datang
yang
kekapal
dikarenakan tempat operasional yang tidak mendukung seperti didaerah Afrika, sehingga suku cadang di atas kapal sangat kurang untuk mendukung opersional opersional kapal dalam dala m perawatan
peralatan
kurang
optimal.Contohnya optimal.Contohnya suku
cadang selang hidrolik tidak tersedia di atas kapal dan permintaan terhadap suku cadang tersebut terlambat datang kekapal
padahal
selang
hidrolik
pada
sistem Anchor
Handling Towing Winch kondisinya sudah tidak baik dan harus segera dilakukan penggantian penggantian sehingga sehingga pada kapal melakukan operasional dan menggunakan Anchor
Handling
Towing
saat mesin
winch terjadi kebocoran pada
selang hidrolik dan berakibat terhentinya t erhentinya operasional kapal.
b. Jadw al Pengoperasi an Kapal Sangat Sangat Padat. Padat.
Pada waktu-waktu tertentu memang sering dialami hal demikian, yaitu jadwal kerja kapal sangat sibuk, seperti menanggulangi kebutuhan akan kekurangan armada kapal untuk ladang minyak lain, hal ini tentu berimbas ke kapal yang sedang beroperasi sehingga dengan demikian beberapa kapal mendapat
kerja
mengganggu
tambahan
dan
rencana-rencana
tidak
jarang
perawatan
yang
hal
ini
sudah
ditentukan di atas kapal. Ladang minyak Aramco memiliki ladang minyak yang cukup luas dan banyak, sehingga sangat dibutuhkan armada yang cukup untuk melayani setiap 18
pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan disana. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengorganisasian kebutuhan armada yang cukup untuk melayani setiap ladang minyak yang ada disana, dengan demikian dengan armada yang cukup maka rencanarencana perawatan dari setiap kapal tidak terganggu karena setiap-kapal memiliki jadwal kerja yang teratur dan ini akan mempengaruhi
kinerja
awak
kapal
untuk
melakukan
perawatan-perawatan perawatan-perawatan di atas kapal.
2. Kurangn ya
Pengetahuan
dan
Kurangn ya
Pengawasan Pengawasan
Perawatan Perawatan Anchor Handl Handl ing Towing Winch Winch
Penyebabnya Penyebabnya adalah :
a. Kurangn ya
Pengetahuan Pengetahuan
ABK
tentang
Perawatan Perawatan
Anch An ch or e Handl Hand l in g Tow in g Win ch
Pada dasarnya perawatan Anchor Handling Winch
sama saja dengan
perawatan
sistem hidrolik,
kurangnya pengetahuan ABK tentang perawatan handling Towing
winch
pada saat di oprasikan,
Towing
Anchor
menyebabkan terjadinya masalah berikut ini daftar
perawatan yang
kurang diketahui diketahui ABK pada saat melakukan perawatan
1) Periksa aktuator hidrolik. 2) Bersihkan bagian dalam dari suatu reservoir hidrolik. 3) Bersihkan bagian bagian luar luar dari suatu reservoir reservoir hidrolik. 4) Periksa dan dan merekam tekanan hidrolik. 5) Periksa dan dan merekam aliran pompa. pompa. 6) Periksa selang selang hidrolik, hidrolik, tubing dan fitting
19
7) Periksa
dan catat
pembacaan
tegangan ke k e katup
proporsional atau servo 8) Periksa dan dan merekam vakum pada pada sisi hisap hisap pompa. 9) Periksa dan catat ampere pada motor pompa Dengan
pengetahuan dan kecakapan dalam merawat
sistem Anchor sistem Anchor Handling Towing Winch diharapkan kapal dapat beroprasi dengan lancar.
b. Awak Kapal Kurang Pedul Pedul i Terhadap Terhadap Perawatan Perawatan Anchor e Handling Towing Winch
Bekerja di kapal AHTS yang beroperaasi di ladang minyak dibutuhkan kordinasi dan kedisiplinan yang tinggi, dengan
kedisipinan
dan kordinasi
maka
semua
jenis
pekerjaan akan dapat dikerjakan dikerjak an dengan baik dan benar. Dalam merawat Anchore merawat Anchore Handling Towing Winch diperlukan kordinasi atau kerjasama anatara crew mesin mesin dan crew deck. deck. Crew mesin
merawat
system mekanik yang
berkaitan
dengan Anchore dengan Anchore Handling Towing Winch, Winch, sedangkan crew deck merawat
sebagian
peralatan
atau instalasi dari
dan Anchore Handling Towing Winch misalnya wire – wire dan rooler. Agar Anchore Agar Anchore Handling Towing Winch dapat bekerja dengan maksimal maksimal crew mesin mesin harus disiplin dalam melakukan perawatan, yaitu dengan melaksanakan
plane maintenance
didalamn ya. system sesuai dengan point – point yang ada didalamnya. Kepedulian crew mesin sangat
dibutuhkan, terutama
untuk menjaga kinerja Anchore Handling agar dalam
pelaksanaan
pengoprasianya
Towing
Winch
bisa berjaan
lancar. Pada saat bekerja diatas kapal AHTS MV.SMIT LAISA penulis
masih menemukan
crew mesin
dan crew deck 20
kurang
peduli
terhadap
perawatan Anchore
Handling
Towing Winch. Pada wire mestinya selalu di lumuri grease. Penulis melihat wire didrum terkadang greasenya sudah kering, hal tersebut terjadi karena kurangnya kepedulian crew deck pada mesin,
tugasnya.
terkadang
power pack
Demikian halnya dengan crew
zink yang
ada di dalam cover
cooler
tidak ada atau tidak dipasang, kelihatanya
masalah sepele namun bisa berakibat pada kinerja system.
Kepedulian
menjadi
terganggunya
kunci pokok
dan
kewajiban bagi setiap crew untuk menjaga agar Anchore Handling
Towing
Wiinch
dapat
dioprasikan secara
maksimal.
C. Anali sis Pemecahan Masalah
1. Kurangn ya Perawatan Perawatan Anchor Hand Hand ling Towing Winch
Pemecahannya Pemecahannya adalah :
a. Perusahaan Perusahaan Harus Harus dapat dapat Memenuhi Memenuhi Mini Mini mum Tersedianya Suku Cadang Cadang Sesuai Sesuai Class Rekomendasi. Rekomendasi.
Dalam hal ini program perawatan Anchor Handling Towing Winch Winch dapat terprogram dengan baik walau dengan standard minimum pengadaan alat-alat suku cadang karena dengan tersedianya hanya untuk suku cadang yang memang sangat
dibutuhkan.
Oleh
sebab
itu
perusahaan
dapat
meminimalisir pengeluaran anggaran kalau memang itu harus dilakukan.
21
b. Laksanakan Koordinasi Antara Perusahaan dan Pihak Kapal dalam Memenuhi Waktu Perawatan.
Didalam perawatan peralatan towing winch sangat berguna bagi kapal ( AHTS) terkadang para crew kapal sering tidak melaksanakan Base Condition Maintenance System (BCMS) yang sesungguhnya. Ini biasanya disiapkan oleh perusahaan dan dengan menggunakan software khusus kemudian di instal di komputer yang ada di atas kapal, sehingga
bagi
perwira
di
kapal
dapat
dengan
mudah
melakukan perawatan secara teratur atau secara berkala berikut dengan laporannya dan selanjutnya dikirim melaui email ke kantor pusat, sesampainya di kantor pusat akan diperiksa oleh port engineer . Dengan melihat sistim kerja demikian terdapat saling koordinasi antara pihak kapal dan kantor perusahaan yang berujung adanya suatu kerja sama yang baik dalam menjalankan perusahaan sehingga apa yang menjadi target dari tujuan perawatan akan mencapai sasaran.
2. Kurangn ya
Pengetahuan
dan
Kurangn ya
Pengawasan Pengawasan
Perawatan Perawatan Anchor Handl Handl ing Towing Winch Winch
Pemecahannya adalah :
a. Diharapkan Diharapkan
Awak Kapal Diberi Bimb ing an Pengetahuan Pengetahuan
Tentang Tentang Kerja Dan Dan Pera Perawatan watan
Anchor Handl Handl ing Towi Towi ng
Winch.
Para Anak Buah Kapal baru ( nonpengalaman ) yang diterima tidak mempunyai kemampuan secara penuh untuk melaksanakan tugas–tugas pekerjaan mereka. Bahkan Anak 22
Buah Kapal yang sudah berpengalaman pun perlu belajar dan menyesuaikan
dengan
kondisi
kapal,
orang–orangnya,
kebijaksanaan–kebijaksanaannya dan prosedur–prosedurnya. Mereka juga memerlukan latihan dan pengembangan lebih lanjut untuk mengerjakan tugas – tugas secara baik. Ada dua tujuan utama program pendidikan dan pelatihan Anak Buah Kapal. Pertama, pendidikan dan pelatihan dilakukan untuk
menutup
perbedaan
antara
kecakapan
atau kemampuan Anak Buah Kapal dengan permintaan jabatan. Kedua, program–program tersebut diharapkan dapat meningkatkan efesiensi dan efektifitas kerja Anak Buah Kapal dalam mencapai sasaran–sasaran kerja yang telah ditetapkan. Sekali lagi meskipun usaha–usaha tersebut memakan waktu, tetapi akan mengurangi perputaran tenaga kerja dan membuat Anak Buah Kapal Kapal menjadi lebih produktif. Lebih lanjut, pendidikan dan pelatihan membantu mereka dalam menghindarkan diri dari ketertinggalan dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik Meskipun ABK baru telah menjalani orientasi dengan baik, mereka jarang melaksanakan pekerjaan dengan memuaskan. Mereka harus terus dilatih dan dikembangkan dalam bidang tugas–tugas mereka. Begitu pula ABK lama yang telah berpengalaman memerlukan juga latihan – latihan untuk mengurangi atau menghilangkan kebiasaan–kebiasaan kebiasaan–kebiasaan yang buruk. Pendidikan dan pelatihan mempunyai berbagai manfaat jangka panjang yang membantu ABK untuk bertanggung bertanggung jawab lebih besar diwaktu yang akan datang. Program latihan tidak hanya penting untuk individu tetapi juga organisasi dan hubungan manusiawi dalam kelompok kerja, dan bahkan bagi negara. Latihan
dapat
juga
digunakan
apabila
tingkat
kecelakaan kerja atau pemborosan tinggi, semangat kerja dan 23
motivasi rendah atau masalah–masalah operasional lainnya. Program berupaya untuk mengajarkan berbagai keterampilan tertentu, menyampaikan pengetahuan yang dibutuhkan atau mengubah sikap. Agar program efektif, prinsip – prinsip belajar harus diperhatikan. Prinsip–prinsip ini adalah bahwa program bersifat partisipasif, relevan, pengulangan dan memberikan
umpan
balik
mengenai
kemajuan
peserta
pelatihan. Semakin terpenuhi prinsip prinsip prinsip tersebut tersebut latihan latihan akan semakin efektif. Disamping itu perancangan program juga perlu menyadari perbedaan individual, karena pada hakekatnya para ABK mempunyai kemampuan, sifat dan sebagainya yang berbeda satu dengan yang lainnya.
b. Awak Kapal perlu Latihan dan Familiarisasi di darat sebelum sebelum bertug as di kapal
Sesuai dengan ISM Code yang diberlakukan oleh IMO “ The company should establish procedures to ensure that the new personnel transferred to new assignment, related to safety and protection of the environment are given proper familiarization with their duties”.3 Bahwa salah satu dari peraturan yang diwajibkan adalah familiarisasi bagi personil yang baru ditempatkan untuk memahami benar tugas dan tanggung jawabnya di atas kapal yang berhubungan dengan operasional,
keselamatan
dan
perlindungan
Iingkungan.
”Organisasi harus menata keahlian dan pengetahuan yang diperlukan oleh karyawan untuk mendapatkan kegiatan yang dapat mempengaruhi mutu dan dapat dipenuhi oleh pelatihan tersebut, sebagai bukti rekaman pelatihan perlu dipelihara”.4 Jelas disini disini bahwa kewajiban seluruh seluruh crew dalam hal ini ABK harus dibekali prosedur tersebut melalui familiarisasi dan 24
dapat didokumentasikan. Dengan implementasi prosedur ini maka perusahaan menjamin bahwa seluruh personil yang terlibat di dalam Safety Management System (SMS),memiliki (SMS),memiliki pengetahuan yang standar dan bisa dipertanggungjawabk dipertang gungjawabkan. an. Dalam sesuai dengan
familiarisasi,
bagi
seorang
bidangnya
secara
umum
ABK dan
mesin khusus,
proses pengenalan akan memakan waktu yang agak lama karena proses ini juga mencakup aspek artinya
harus
menyesuaikan
dengan
operasi yang
jadwal
kerja
dari
pencharter, dimana ABK akan diberikan praktek secara langsung terjun terjun pada operasi operasi yang sesungguhnya.Diharapkan sesungguhnya.Diharapkan dalam proses tersebut ABK akan dapat meningkatkan pengetahuannya pengetahuannya akan alat – alat alat kerja kapal kapal AHTS. Khusus bagi ABK yang baru pertama kali ditempatkan di kapal AHTS, Nahkoda atau Mualim 1 mempunyai tugas tambahan untuk mendidik ABK tersebut, oleh karena pembiasaan Anak Buah Kapal
dengan
tugas
baru
mutlak
diperlukan
demi
mempertahankan standar sesuai dengan Safety Management kinerja yang yang System secara terus-menerus dengan tingkat kinerja efektif, baik dalam operasi normal maupun dalam keadaan darurat. Dalam hal iniharuslah dipilih metode yang paling sesuai dan yang sedapat mungkin didasarkan atas latihanlatihan pada jadwal pembiasaan yang ada dan berpedoman pada prosedur prosedur standar operasi dari perusahaan. perusahaan.
25
BAB IV PENUTUP
A. Kesi Kes i mp ul an Dari
hasil
analisa – analisa
pada
bab
terdahulu
penulis
menyimpulkan sebagai berikut :
1. Jadwal perawatan atau planed maintenance system (pms) tidak dapat dilaksanakan dilaksanak an sesuai dengan rencana kerja yang telah di susun. 2. Suku cadang cadang yang yang tersedia tersedia di atas atas kapal kapal jumlahnya sangat minim minim sehingga pelaksanaan perawatan tidak dapat dilaksanakan dengan optimal. 3. Suku cadang cadang yang yang dikirim dikirim ke kapal kapal berkuwalitas berkuwalitas rendah sehingga sering terjadi terjadi kerusakan dan dan mengakibatkan mengakibatkan pengoprasian pengoprasian kapal kapal menjadi terganggu. 4. Kordinasi antara pihak pencharter dan perusahaan sebagai pemilik kapal kurang berjalan dengan baik sehingga sering terjadi kesalahan komunikasi yang yang mengakibatkan mengakibatkan perencanaan perencanaan jadwal perawatan tidak berjalan dengan maksimal.
B. Saran-saran Untuk itu penulis menyarankan hal – hal sebagai berikut :
1
Kepala
kamar
mesin
hendaknya
melakukan
pengawasan
terhadap pelaksanaan perawatan dan perbaikan sesuai dengan planed maintenance system. system. 2
Owner sebagai pemilik kapal harusnya cadang
sesuai
dengan
menyediakan suku
permintaan yang
diajukan
oleh
Kepala kamar mesin. 26
3
Perusahaan Perusahaan sebagai sebagai pemilik pemilik kapal hendaknya menyediakan suku cadang
dengan
kuwalitas
yang
baik
dan terjamin terjami n
keaslianya. 4
Kordinasi dan komunikasi yang antara owner dan pencharter hendaknya terjalin dengan baik, terutama yang brerkaitan dengan
jadwal
pengoprasian
kapal.
Hal
tersebut
sangat
membantu menata planed maintenance system (pms) yang akan di kerjakan oleh crew kapal.
27
DAFTAR PUSTAKA
Daniel H.MacElrevey, (1995), Shiphandling for Mariner , Cornell Maritime Press, Maryland. KretsMamondole, MM. (2008), An ch or Handl Hand l in g, Marihot Tua Efendi Hariandja, Drs., M.Si, (2009) Manajemen Sumber Daya Daya Manusi a. Michael Haneox, (1990), An (1990), An ch or Handl Hand l i ng Oil fi eld Seaman Shi p, Vol-3. Sammy Rosadhi, MM. (1995), Implementasi ISM Code, Code, Sekolah Tinggi llmu Pelayaran. ……………(1991), The Departement of Transport, Transport , Code Of Safe Workin g Practic e For Marchant Marchant Seaman Seaman,, London. ……………(2008),
Pedoman
Peraturan
Internasional
tentang
Pencegahan Pencegahan Tubrukan di Laut. Laut . .................(1996), International Maritime Organization. Organization. STCW 1995 London. ..................(2000), International (ISM Code), Code), Penerbit Yayasan Bina Cipta Samudera, Jakarta.
28