ANTI HEMOSTATIK
DISUSUN OLEH Nama
Program Studi Dosen Pengasuh
:Vitri f :Wulan s :Lanjar ramadhani :Sukma wati : S1 farmasi : Devi octarina S. Farm, Apt
FAKULTAS S1 FARMASI UNIVERSITAS KADER BANGSA TAHUN AKADEMIK 2104/2015
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Anti Hemostatik ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Devy Octarina, S.farm, Apt selaku Dosen mata kuliah Farmakologi II yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga menambah pengetahuan terhadap mahasiswa farmasi Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai obat untuk anti pendarahan serta penggolongan dan pengaruhnya terhadap tubuh. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Palembang,
April 2016
Tim kelompok 7
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................1 DAFTAR ISI.......................................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang....................................................................................................3 1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................3 1.3 Tujuan ................................................................................................................3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian...........................................................................................................4 2.2 Golongan Obat...................................................................................................5 2.3 Mekanisme ketja Obat........................................................................................6 2.3 Contoh Obat Anti Hemostatik............................................................................8 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan...........................................................................................................9 3.2 Saran……………………………………………………………………………..9 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................10
3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Hemostasis merupakan peristiwa penghentian perdarahan akibat putusnya atau robeknya pembuluh darah, sedangkan thrombosis terjadi ketika endothelium yang melapisi pembuluh darah rusak atau hilang. Proses ini mencakup pembekuan darah (koagulasi ) dan melibatkan pembuluh darah, agregasi trombosit serta protein plasma baik yang menyebabkan pembekuan maupun yang melarutkan bekuan. Pada hemostasis terjadi vasokonstriksi inisial pada pembuluh darah yang cedera sehingga aliran darah di sebelah distal cedera terganggu. Kemudian hemostasis dan thrombosis memiliki 3 fase yang sama. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan masalah dalam makalah ini : 1. 2. 3. 4.
Apa itu Anti Hemostatik ? Apa saja golongan Anti Hemostatik ? Bagaimana mekanisme kerja dari obat Anti Hemostatik ? Berikan contoh dari obat Anti Hemostatik ?
1.3 Tujuan 1. Agar mahasiwa mengetahui Apa itu Anti hemostatik 2. Agar mahasiswa mengetahui mekanisme kerja dan obat golongan Anti Hemostatik
4
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Hemostasis merupakan peristiwa penghentian pendarahan akibat putusnya atau robeknya pembuluh darah, sedangkan thrombosis terjadi ketika endothelium yang melapisi pembuluh darah rusak atau hilang. Proses ini mencakup pembekuan darah (koagulasi ) dan melibatkan pembuluh darah, agregasi trombosit serta protein plasma baik yang menyebabkan pembekuan maupun yang melarutkan bekuan. .
Fase hemostasis tediri dari 3 komponen : a. Fase vascular Terjadi karena akibat dari adanya trauma pada pembuluh darah maka respon yang pertama kali adalah respon dari vaskuler/kapiler yaitu terjadinya kontraksi dari kapiler disertai dengan extra-vasasi dari pembuluh darah, akibat dari extra vasasi ini akan memberikan tekanan pada kapiler tersebut (adanya timbunan darah disekitar kapiler). b. Fase Platelet/trombosit Pada saat terjadinya pengecilan lumen kapiler (vasokontriksi) dan extra vasasi ada darah yang melalui permukaan asar (jaringan kolagen) dengan akibatnya trombosit. Akibat dari bertemunya trombosit dengan permukaan kasar maka trombosit tersebut akan mengalami adhesi serta agregasi Setelah terjadinya adhesi maka dengan pengaruh ATP akan terjadilah agregasi yaitu saling melekat dan desintegrasi sehingga terbentuklah suatu massa yang melekat. Peristiwa trombosit yang mulai pecah/lepas- lepas hingga menjadi suatu massa yang melekat disebut Viscous metamorphosis. Akibat dari terjadinya semua proses ini maka terjadilah gumpalan plug (sumbatan) baru kemudian terjadi fase yang ketiga. c. Fase koagulasi Fase ini terdiri dari tiga tahapan yaitu : a.Pembentukan prothrombinase/prothrombin activator. b.Perubahan prothrombine menjadi trombone. c.Perubahan fibrinogen menjadi fibrin.
5
2.2 Penggolongan Obat Anti Pendarahan
Obat hemostatik golongan sistemik : a. Aprotinin, sebagai antihemostatik diindikasikan untuk : Pengobatan pasien dengan resiko tinggi kehilangan banyak darah selama bedah buka jantung dengan sirkulasi ekstrakorporal. Pengobatan pasien yang konservasi darah optimal selama bedah buka jantung merupakan prioritas absolut. b.Ethamsylate Adalah senyawa yang dapat menstabilkan membran yang menghambat enzim spesifik postglandin dalam proses sintesanya. Obat hemostatik ini juga digunakan pada waktu operasi melahirkan sebaik operasi lain dengan kondisi hemoragik lainnya. c. Carbazochrome , merupakan obat hemostatik yang diindikasikan untuk : Perdarahan karena penurunan resistensi kapiler dan meningkatnya permeabilitas kapiler. Perdarahan dari kulit, membran mukosa dan internal. Perdarahan sekitar mata, perdarahan nefrotik dan metroragia. Perdarahan abnormal selama dan setelah pembedahan karena menurunnya resistensi kapiler. d. Asam Traneksamat Merupakan obat hemostatik yang merupakan penghambat bersaing dari aktivator plasminogen dan penghambat plasmin. Oleh karena itu dapat membantu mengatasi perdarahan berat akibat fibrinolisis yang berlebihan. Obat ini menpunyai indikasi dan mekanisme kerja yang sama dengan asam aminokoproat tetapi 10 kali lebih poten dengan efek samping yang lebih ringan. Asam traneksamat cepat diabsorsi dari saluran cerna, sampai 40% dari 1 dosis oral dan 90% dari 1 dosis IV diekresi melalui urin dalam 24 jam. Obat ini dapat melalui sawar ur i.
6
2.3. Obat hemostatik lokal
Yang termasuk dalam golongan ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan mekanisme hemostatiknya. a.
Hemostatik serap
1. Mekanisme kerja Hemostatik serap ( absorbable hemostatik )proses menghentikan perdarahan dengan pembentukan suatu bekuan buatan atau memberikan jala serat-serat yang mempermudah bila diletakkan langsung pada pembekuan yang berdarah. Dengan kontak pada permukaan asing trombosit akan pecah dan membebaskan factor yang memulai proses pembekuan darah. 2.
Indikasi golongan ini berguna untuk mengatasi perdarahan yang berasal dari pemubuluh darah
kecil saja Misalnya kapiler dan tidak efektif untuk menghentikan perdarahn arteri atau vena yang tekanan intra vaskularnya cukup besar. 3.
Contoh obat Antara lain spon, gelatin, oksi sel ( seluloisa oksida ) dan busa fibrin insani (Kuman
fibrin foam ). Spon, gelatih, dan oksisel dapat digunakan sebagai penutup luka yang akhirnya akan diabsorpsi. Hal ini menguntungkan karena tidsk memerlukan penyingkiran yang memungkinkan perdarahan ulang seperti yang terjadi pada penggunaaan kain kasa. Untuk absorpsi yang sempurna pada kedua zat diperlukan waktu 1- 6 jam. Selulosa oksida dapat memperngaruhi regenerasi tulang dan dapat mengakibatkan pembentuksan kista bila digunakan jangka panjang pada patah tulang. Selain itu karena dapat menghambat epitelisasi, selulosa oksida tidak dianjurkan intuk digunakan dalam jangka panjang. Busa fibrin insani yang berbentuk spon, setah dibasahi, dengan tekanan sedikit dapta menutup permukaan yang berdarah. b.
Astrigen 1.
Mekanisme kerja :
Zat ini bekerja local dengan mengedepankan protein darah sehingga perdarahan dapat dihentikan sehubungan dengan cara penggunaanya, zat ini dinamakan juga styptic. 2. Indikasi : Kelompok ini Digunakan untuk menghentikan perdarahan kapiler tetapi kurang efektif b ila dibandinbgkan dengan vasokontriktor yang digunakan local. 3. .
Contoh Obat :Antara lain feri klorida, nitras argenti, asam tanat.
7
c.
Koagulan
1.
Mekanisme kerja Kelompok ini pada penggunaan lokal menimbulkan hemostatid dengan 2cara yaitu dengan mempercepat perubahan protrombin menjadi trombin dan secara langsung menggumpalkan fibrinogen. Aktifitor protrombin,ekstrak yang mengandung aktifator protrombin dapat dibuat antara laindari jaringan ortak yang diolah secara kering dengan asetat. Beberapa racun ular memiliki pula aktifitas tromboplastin yang dapat menimbulkan pembekuan darah. Salah satu contoh adalah russell’s viper venomnyang sangat efektif sebagai hemostatik local dan dapat digunakan umpamanya untuk alveolkus gigi yang berdarah pada pasien hemofilia.
2.
Cara pemakaian Untuk tujuan ini kapas dibasahi dengan larutan segar 0,1% dan ditekankan pada alveolus sehabis ekstrasi gigi. Trombin zat ini tersedia dalam bentuk bubuk atau larutan untuk penggunaaan lokal. Sediaan ini tidak boleh disuntikkan IV, sebab segara menimbulkan bahaya emboli.
d.
Vasokonstriktor
1.
Indikasi Epinetrin dan norepinetrin berefek vasokontriksi , dapat digunakan untuk menghentikan perdarahan kapiler suatu permukaan.
2.
Carapemakaian Cara penggunaanya ialah dengan mengoleskan kapas yangtelah dibasahi dengan larutan 1: 1000 tersebut pada permukaan yangberdarah. Vasopresin, yang dihasilkn oleh hipofisis,
pernah
digunakan
untuk
mengatasi
perdarahan
pasca
bedah
perslinan.
Perkembangan terahir menunjukkan kemungkinan kegunaanya kembali bila disuntikkan langsung ke dalam korpus uteri untuk mencegah perdarahan yang berlebihan selama operasi korektif
8
DOSIS, KADARTERAPI DAN SEDIAAN OBAT ANTI HEMOSTATIK YANG BEREDAR DI INDONESIA
NO
1
NAMA GENERIK DAN LATIN OBAT
Carbazochrome
NAMA DAGANG
Adona (AC-17)
SEDIAAN
PABRIK
10 mg, 30mg/tablet, 10mg/2ml, 25mg/25ml, 50mg/10ml injeksi
Tanabe Abadi
2
Tranexamic Acid
Transamin
250mg, 500mg/kapsul 250mg/5ml ampul
Otto
3
Ethamsylate
Dycinone
500/tablet 100mg/ml ampul
Corsa
4
Anti Hemophilik factor 7
Koate HP 10-40
300IU, 520 IU, 540 IU/vial
Bayer
5
Phytonadion ( Vit K-1)
Kay wan
5mg/ tablet
Eisei
6
Menadion ( Vit K-3 )
10mg/ dragee 10mg/ ml ampul
Kimia farma
Vitamin K
9
BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Anti hemostatika adalah obat yangdigunakan untuk menghentikan proses pendarahan. Obat golongan ini terbagi menjadi 2 golongan yakni golongan hemostatik yg bekerja secara local (Hemostatik serap, adstringen, koagulan dan vasokonstiktor) maupun hemostatik yang bekerja secara sistemik (Aprotinin, ethamsylate, carbazochrome, asam traneksamat) 3.2 Saran
Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan menambah ilmu pengetahuan dalam bidang farmakologi yang membahas Anti Hemostatika.
10
DAFTAR PUSTAKA Ganiswara,S.B. 1995. F armakologi dan terapi.Ed.IV. Jakarta:Bagian Farmakologi FKUI. ISO INDONESIA VOL.49 TAHUN 2014 s/d 2015.
11