REKTIFIKASI
I. Tujuan Percobaan
Menjelaskan pengertian kurva baku dan kurva kesetimbangan k esetimbangan
Membuat campuran biner untuk kurva baku
Menggambarkan kurva kesetimbangan berdasarkan hasil perhitungan
Menjelaskan pengertian rektifikasi
Menghitung jumlah pelat teoritis
II. Alat dan Bahan yang digunakan :
III.
Gelas kimia
Tabung reaksi
Refraktometer
Seperangkat alat rektifikasi
Aquadest
Etanol air
Dasar teori
Pengolahan reaksi campuran dengan metoda pemisahan termal merupakan suatu teknologi produksi kimia yang krusial, karena energy yang dibutuhkan sangat mahal dan tinggi. Hampir 80% total kebutuhan energy dalam industry kimia diperlukan pengolahan produk secara termal. Meskipun kebutuhan energy tinggi, rektifikasi (countercurrent distillation) adalah suatu metoda pemisahan yang sering digunakan. Pelat teoritis adalah suatu ukuran untuk konsentrasi maksimum yang diharapkan pada pelat dari suatu kolom rektifikasi pada kondisi ideal. Pelat teoritis harus memenuhi kondisi sebagai berikut : 1. Cairan pada pelat tercampur secara ideal 2. Fraksi mol dari fase gas dan cairan konstan 3. Perubahan panas dan zat diantara fase gas dan cairan adalah ideal 4. Kedua fase dalam keadaan setimbang 5. Uap tidak membawa tetesan cairan
a. Penentuan jumlah pelat teoritis pada refluks total McCabe and Thiele Overall mass flux melalui kolom memberikan persamaan : G=L+D G = aliran gas, L = jumlah refluk konstan, D = discharge current Pada kondisi diatas overall flow komponen mudah menguap (volatile) adalah : G . yi = L . xi + 1 E . xe yi
= fraksi mol komponen dalam fase gas pada pelat i
xi + 1 xe
= fraksi mol komponen mudah menguap dalam cairan pada pelat (I + 1)
= fraksi mol komponen mudah menguap dalam produk
subtitusi persamaan 1, diperoleh garis aggregate ataub kurva khusus y1 =
.+ . + + .
dengan reflux ratio VR VR =
Didapatkan persamaan 5 Y1 =
. xi + 1 . xe + +
Mengerti tentang fase kesetimbangan adlah dasar teori dan praktek pokok – pokok Pemisahan panas. Tanpa mengenal hukum dasar untuk pemisahan campuran biner, maka tidak akan mungkin mengerti rektifikasi atau distilasai azeotrop. Bila campuran dipisahkan dengan menggunakan proses termal, panas dan zat biasanya dipindahkan diantara fase yang saling kontak satu sama sa ma lain. l ain. Suatu fase ditentukan sebagai bagian darin suatu system dengan sifat – sifat macroscopic homogeneous yang dipisahkan dari bagian lain oleh lapisan fase. Suatu system dikatakan setimbang bila tidak ada perubahan yang terjadi pada kondisi eksternal. Semua perpindahan zat dan ebergi melalui lapisan reversible phase. Fase dari suatu campuran heterogeneous dikatakan setimbang bila tidak ada perbedaan tekanan maupun temperature.
b. Skema gambaran dari fase kesetimbangan Fase kesetimbangan biasanya sifat – sifat dari komposisi fase kesetimbangan oleh sejumlah zat (fraksi mol) dengan titik rendah. Pada waktu ti, nilai Xi, Yi, Ti dan Pi berubah diperoleh, tergantung kesetimbangan .
Xi = Yi=
ℎ ℎ ℎ ℎ
ℎ ℎ ℎ ℎ
c. Percobaan penentuan data kesetimbangan Bila suatu campuran bersifat ideal, Yi bisa dihitung jika kurva tekanan uap komponen murni Xi diketahui. Penggunaan hukum Raoult untuk campuran gas iseal adalah : P1 = P1,0 . X1 P2 = P2,0 . X2 = P2,0 . (1 – X1) P1, P2
= tekanan partial
P1,0 , P2,0
= tekanan uap saturasi
X1, X2
= fraksi mole dari liquid
Dengan menggunakan hukum Dalton P tot = P1 + P2 ……………………………….. (3) Subtitusi persamaan 1 dan 2 ke dalam persamaan (3) P tot = P1,0 . X1 + P2,0 . (1- X1)………….(4) P tot = (P1,0 – P2,0) . X1 + P2,0…………(5) Susun kembali persamaan 4, maka diperoleh X1 =
−, ,−,
Dengan mengambil tekanan partial P1,0 dalam perhitungan didapatkan Y1 Y1 =
−,
Untuk menghitung tekanan uap P1,0 menggunakan persamaan Clausius – Clapeyron, selanjutnya dientegrasikan pada kondisi tertentu , () = [ - ] , ()
IV.
Langkah Kerja
Mengisi bejana dengan campuran air dan etanol sampai memenuhi tabung (175 ml)
Menghidupkan cooler, mengatur temperature cooler pada 200C
Menyalakan computer dan CASSY board
Memanggil program CASSY dengan doble klik pada icon CASSY LAB pada desktop computer
Mengaktifkan CASSY dan OK kemudian close
Memilih COMP 1, mengklik keluar menu CASSY
Menekan F3 kemudian memilih etanol-air
Menuliskan file name dan memilih open
Mengklik merah keempat dari sensor
Memilih display measuring parameter dan memilih 5 menit, 20 number, dan 100 menit dan close
Memulai percobaan dengan menekan icon clock sekaligus mencatat perubahan suhu selama proses
Mengamati proses rektifikasi pada semua kolom fraksionasi
Mengambil hasil rektifikasi dan mengukur indekbiasnya
Rektifikasi dianggap selesai bila tidak ada perubahan gas dan cair pada semua kolom rektifikasi
Menyimpan hasil percobaan dengan menekan tombol F2 atau icon dengan menggunakan nama file yang berbeda
Bila percobaan telah selesai, mematikan pemanas, lalu menjauhkan pemanas dari bejana
Mematikan cooler setelah 15 menit pemanas dimatikan
Mematikan seluruh peralatan
V. DATA PENGAMATAN Volume
Volume Air
Etanol (mL)
(mL)
0
5
1,33067
0
0,5
4,5
1,3345015
0,645
1
4
1,33904
0,803
1,5
3,5
1,34206
0,875
2
3
1,348165
0,916
2,5
2,5
1,35213
0,942
3
2
1,3515
0,961
3,5
1,5
1,35613
0,974
4
1
1,358165
0,985
4,5
0,5
1,35917
0,993
5
0
1,35917
1
Indeks Bias
Fraksi Mol Etanol
VI. PERHITUNGAN
= =
% × 1000 ×
% . ., ⁄ , ⁄
= 16,44 ⁄ = 16,44 ⁄
1) netanol = M x V
naquadest = M x V
= 16,44 mol/ml x 0 ml
= 1 mol/ml x 5 ml
= 0 mol
= 5 mol
=
mol
= (+) mol
=
2) netanol = M x V
naquadest = M x V
= 16,44 mol/ml x 0,5ml
= 1 mol/ml x 4,5 ml
= 48,22 mol
= 4,5 mol
=
=
8,22 (822 4,5) = 0,6465
3) netanol = M x V
naquadest = M x V
= 16,44 mol/ml x 1ml
= 1 mol/ml x 4 ml
= 16,44 mol
= 4 mol
=
16,44 (16,44 4)
=
= 0,8043
4) netanol = M x V
naquadest = M x V
= 16,44 mol/ml x 1,5 ml
= 1 mol/ml x 3,5ml
= 24,66 mol
= 3,5 mol
=
=
24,66 (24,66 3,5) = 0,8757
5) netanol = M x V
naquadest = M x V
= 16,44 mol/ml x 1,2 ml
= 1 mol/ml x 3 ml
= 32,88 mol
= 3 mol
=
=
32,88 (32,88,3) = 0,9163
6) netanol = M x V
naquadest = M x V
= 16,44 mol/ml x 2,5 ml
= 1 mol/ml x 2,5 ml
= 41,1 mol
= 2,5 mol
=
=
41,1 (41,1 2,5) = 0,9426
7) netanol = M x V
naquadest = M x V
= 16,44 mol/ml x 1,8 ml
= 1 mol/ml x 3 ml
= 49,32 mol
= 3 mol
= =
49,32 (49,32 2) = 0,9610
8) netanol = M x V
naquadest = M x V
= 16,44 mol/ml x 3,5 ml
= 1 mol/ml x 1,5 ml
= 57,54 mol
= 1,5mol
=
=
57,54 (57,54 1,5) = 0,9829
9) netanol = M x V
naquadest = M x V
= 16,44 mol/ml x 4 ml
= 1 mol/ml x 1 ml
= 65,76 mol
= 1 mol
=
=
65,76 (65,76 1) = 0,9850
10) netanol = M x V
naquadest = M x V
= 16,44 mol/ml x 4,5 ml
= 1 mol/ml x 0,5 ml
= 73,98 mol
= 0,5 mol
= =
73,98 (73,98 0,5) = 0,9932
11) netanol = M x V
naquadest = M x V
= 16,44 mol/ml x 5 ml
= 1 mol/ml x 0 ml
= 82,2 mol
= 0 mol
=
=
82,2 (82,20) = 1
- Slope dan Intercept (Secara Teoritis) X 0 0,645 0,804 0,875 0,916 0,942 0,961 0,974 0,985 0,993 1 ∑X = 9,096
Y 1,33067 1,335015 1,33904 1,34206 1,348165 1,35213 1,3515 1,35613 1,358165 1,35917 1,35917 ∑Y = 14,8307
slope (a)
= =
∑. ∑ .∑ ∑ (∑ )
11 (12,2873) 9,096 . 14,8307 11 (8,38142) (9,096)
= 0,02742 Intercept (b)
=
=
∑ ∑ 14,8307
9,096 (0,02742)
= 1,3255
Maka, y = ax + b y = ,02742+ 1,3255
X.Y 0 0,8620 1,0765 1,1743 1,2349 1,2737 1,2987 1,3208 1,3377 1,3496 1,35917 ∑X.Y = 12,2873
X2 0 0,473 0,6464 0,7656 0,8390 0,8873 0,9235 0,9486 0,9702 0,9860 1 ∑X2 = 8,38142
Fraksi Volume
Indeks Bias
Etanol (X)
(Y)
0 0,645 0,804 0,875 0,916 0,942 0,961 0,974 0,985 0,993 1
1,33067 1,335015 1,33904 1,34206 1,348165 1,35213 1,3515 1,35613 1,358165 1,35917 1,35917
VII. ANALISA DATA
Percobaan kali ini yaitu percobaan mengenai Rektifikasi. Rektifikasi adalah suatu pemisahan komponen dari suatu campuran yang mudah menguap berdasarkan titik didihnya. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah etanol 96% dan aquadest. Pada percobaan minggu pertama ini terlebih dahulu membuat kurva baku sebagai acuan untuk pratikum minggu selanjutnya (fasa kesetimbangan). Kurva baku yang dibuat yaitu fraksi mol etanol dari fraksi mol aquadest terhadap indeks bias. Dimana dari masing-masing campuran yang dibuat indeks biasnya diukur dengan menggunakan Refraktometer. Indeks bias adalah percepatan cahaya dalam zat tersebut. Refraktometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar atau konsentrasi bahan terlarut misalnya gula,garam,protein dan lain sebagainya. Prinsip kerja dari refraktometer ini yaitu sesuai dengan namanya adalah dengan memanfaatkan refraksi cahaya. Komponen-komponen yang terdapat pada refraktometer antara lain yaitu sumber cahaya,sumber cahaya berfungsi sebagai sumber cahaya polikromatis yang pada nantinya menyinari day light plate dan sampel. Berikutnya day light plate ini fungsinya melindungi prisma dari goresan,debu dan benda asing yang dapat mempengaruhi pengukuran,day light plate juga berfungsi menjaga sampel yang diteteskan pada prisma tidak jatuh dan tumpah,day light plate biasanya terbuat dari bahan kaca. Komponen selanjutnya adalah prisma,prisma merupakan komponen yang sensitif terhadap goresan dan pengganggu cahaya yang masuk ke prisma contohnya debu. Prisma mengubah cahaya polikromatis menjadi monokromatis. Berikutnya lensa,lensa itu fungsinya untuk memfokuskan
cahayadan
berada
dalam
bagian
handle,yang
kelima
bromaterial-
skip,merupakan komponen yang berfungsi untuk menstabilkan suhu dengan range20-25
℃.
Berikunya lensa pembesar,yang befungsi untuk melihat dan mempermudah ketajaman pembacaaan skala dengan detektor mata. Selanjutnya yaitu knop pengatur skala berfungsi untuk mengkalibrasi alat dengan menggunakan aquadest. Selanjutnya skala berfungsi sebagai pembacaan indeks bias suatu zat yang dianalisis dan trakhir handle yang fungsinya untuk memegang refraktometer (area genggaman) ini biasaya terbuat dari bahan karet yang tidak licin dan bersifat isolator. Dari data yang didapatkan terlihat bahwa semakin besar fraksi mol etanol,maka semakin besar indeks bias yang di hasilkan. Dari kurva baku dapat menentukan fraksi mol uap dan cair yang akan mempengaruhi konstanta kesetimbangan (K) akan semakin kecil,dan dari kurva baku ini kita bisa membuat kurva kesetimbangan.
Pada percobaan ini terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dalam pengambilan
data
diantaranya,temperatur
operasi,komposisi
etanol
dalam
umpan,ketelitihan dalam membaca skala indek bias dan sifat etanol dalam umpan dan udara bebas. Temperatur juga mempengaruhi indeks bias dari suatu campuran,apabila semakin besar konsentrasi etanol dalam suatu umpan maka akan menyebabkan penurunan temperatur kesetimbangan hal ini dikarenakan titik didih etanol lebih rendah dari pada titik didih air sehingga temperatu kesetimbangan semakin rendah. Terdapar dua jenis refraktometer yaitu refraktometer abbe dan refraktometer brix/hand. Kelebihan datri refraktometer abbe adalah dapat diguanakan untuk mengukur bermacam-macam indeks bias suatu larutan. Namun kelemahan jenis ini adalah karena dimensi dan ukuranya besar sehingga tidak praktis untuk dibawah,dan juga untuk mengetahui kadar larutan harus membuat kurva standartterlebih dahulu sedangkan pada jenis refraktometer hand mempunyai kelebihan berdimensi dan ukurannya yang kecil. Jenis refraktometer ini prtaktis untuk dibawa dan nilai indeks bias sudah di konversikan hingga dapat langsung dibaca kadarnya tanpa membuat kurva standart. Namun jenis ini juga mempunyai kelemahan salah satunya terbatasnya pengukuran untuk zat tertentu dan juga jika larutan terlalu pekat maka harus diencerkan terlebih dahulu.
VIII. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan, dapat disimpulkan bahwa :
Kurva baku merupakan perbandingan antara fraksi mol etanol dan indeks bias.
Persamaan yang diperoleh dari kurva baku, yaitu : y = 0,02742 X + 1,3255
Indeks bias sebanding dengan fraksi mol, semakin besar indeks bias dari maka semakin besar pula fraksi mol etanolnya.
campuran
Semakin besar volume etanol dalam campuran etanol-air maka indeks bias yang diperoleh semakin besar pula. Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi dalam pengambilan data, yaitu : temperatur operasi, ketelitian dalam pembacaan indeks bias, komposisi umpan dan sifat etanol yang mudah menguap dalam udara bebas.
V. DATA PENGAMATAN
Bilangan Antoine A
B
C
Etanol
16,68
3674,49
266,45
Air
16,262
3799,89
226,35
Kolom / tray rektifikasi Kolom (Tray)
Suhu (°C)
Indeks Bias
X1 (Fraksi Mol
Y1 Teoritis
Tray) A12
80,2
1,32907
0,130
0,190
B12
81,3
1,33165
0,224
0,310
A11
87,5
1,33401
0,309
0,403
A21
88,5
1,33502
0,3471
0,445
A22
95,2
1,3373
0,430
0,525
B22
96,7
1,3363
0,393
0,486
Data Untuk perhitungan Hasil
Suhu (°C)
X1 (Fraksi Mol
Y1 Teoritis
Tray) Bottom/Residu
102,4
0,02
0,028
Distilat
81.6
0,90
0,933
Hasil
Suhu (°C)
Indeks Bias
Fraksi Mol
Bottom/Residu
102,4
1,3341
0,313
Distilat
81.6
NA
NA
Data Secara Praktek
VI. PERHITUNGAN
Diketahui :
Etanol
= 500 ml
Aquades
= 1000 ml
-
Penentuan Fraksi mol Pada Tray (praktek)
-
y = 0,02742 x + 1,3255
Tray A12 y
= 0,02742 x + 1,3255
1,32907
= 0,02742 x + 1,3255
1,32907 - 1,3255
= 0,02742 x
x
Tray B12 y
= 0,02742 x + 1,3255
1,33165
= 0,02742 x + 1,3255
1,33165 - 1,3255
= 0,02742 x
x
= 0,224
Tray A11 y
= 0,02742 x + 1,3255
1,33401
= 0,02742 x + 1,3255
1,33401 - 1,3255
= 0,02742 x
x
= 0,130
= 0,309
Tray A21 y
= 0,02742 x + 1,3255
1,33502
= 0,02742 x + 1,3255
1,33502 - 1,3255
= 0,02742 x
x
= 0,347
Tray A22 y
= 0,02742 x + 1,3255
1,33730
= 0,02742 x + 1,3255
1,33730 - 1,3255
= 0,02742 x
x
Tray B22 y
= 0,02742 x + 1,3255
1,33630
= 0,02742 x + 1,3255
1,33630 - 1,3255
= 0,02742 x
x
-
= 0,430
= 0,393
Penentuan Fraksi mol (teori)
Tray A12 T = 80,2 °C
3674,49 = 16,68 = 6,08 266,45 80,2 3799,89 = = 16,262 = 3,86 226,35 80,2
=
Ptot = P2sat + (P1sat - P2sat) . X1 = 3,86 + (6,08-3,86) . 0.130 = 4,148
. = 6,08 . 0.130 = 4,148 = 0,190
Tray B12 T = 81,3 °C
3674,49 = 16,68 = 6,11 266,45 81,3 3799,89 = = 16,262 = 3,91 226,35 81,3
=
Ptot = P2sat + (P1sat - P2sat) . X1 = 3,91+ (6,11-3,91) . 0.224 = 4,402
. = 6,11 . 0.224 = 4,402 = 0,310
Tray A11 T = 87,5 °C
3674,49 = 16,68 = 6,29 266,45 87,5 3799,89 = = 16,262 = 4,15 226,35 87,5
=
Ptot = P2sat + (P1sat - P2sat) . X1 = 4,15+ (6,29-4,15) . 0.309 = 4,811
. = 6,29 . 0.309 = 4,811 = 0,403
Tray A21 T = 88,5 °C
3674,49 = 16,68 = 6,32 266,45 88,5 3799,89 = = 16,262 = 4,19 226,35 88,5
=
Ptot = P2sat + (P1sat - P2sat) . X1 = 4,19+ (6,32-4,19) . 0.3471 = 4,929
. = 6,32 . 0.3471 = 4,929 = 0,445
Tray A22 T = 95,2 °C
3674,49 = 16,68 = 6,51 266,45 95,2 3799,89 = = 16,262 = 4,44 226,35 95,2
=
Ptot = P2sat + (P1sat - P2sat) . X1 = 4,44+ (6,51-4,44) . 0.430 = 5,330
. = 6,51 . 0.430 = 5,330 = 0,525
Tray B22 T = 96,7 °C
3674,49 = 16,68 = 6,56 266,45 96,7 3799,89 = = 16,262 = 4,49 226,35 96,7
=
Ptot = P2sat + (P1sat - P2sat) . X1 = 4,49+ (6,56-4,49) . 0.393 = 5,303
. = 6,56 . 0.393 = 5,303 = 0,486
Tray B21(Residu/Bottom) T = 102,4 °C
3674,49 = 16,68 = 6,71 266,45 102,4 3799,89 = = 16,262 = 4,70 226,35 102,4
=
Ptot = P2sat + (P1sat - P2sat) . X1 = 4,70+ (6,71-4,70) . 0.02 = 4,74
. = 6,71 . 0.02 = 4,74 = 0,028
Tray B11(Distilat) T = 81,6 °C
3674,49 = 16,68 = 6,12 266,45 81,6 3799,89 = = 16,262 = 3,92 226,35 81,6
=
Ptot = P2sat + (P1sat - P2sat) . X1 = 3,92+ (6,12-3,92) . 0.9 = 3,92
. = 6,12 .0.9 = 3,92 = 0.933
-
Penentuan Fraksi mol Umpan (Xf)
Diketahui :
Etanol
= 500 ml
Aquades
= 1000 ml
500 = 500 1000 0,78 / 500 46,07/ = 0,78 / 0,998 / 500 46,07/ 1000 18 / = 0,132 -
Penentuan Fraksi mol Distilat (Xd) Dimana didapatkan nilai fraksi mol distilat yaitu 0,90
-
Penentuan harga (Xd’)
1 0,90 ′ = 21 ′ = 0,3 ′ =
-
Penentuan Fraksi mol residu /bottom (XB) Dimana didapatkan nilai fraksi mol residu /bottom yaitu 0,02
VII. ANALISA PERCOBAAN
Pada praktikum rektifikasi minggu ke 2 ini dilakuka dengan membuat canpuran biner antara etanol 96% sebanyak 500 ml dan aquadest sebanyak 1000 ml menggunakkan alat rektifikasi unit. Adapun rektifikasi merupakan pemisahan suatu komponen yang mudah menguap dai suatu campuran dengan cara penguapan dan kondensasi berulang-ulang dengan perpindahan panas massa tetap panas melalui refluks yang terkendali dan terkondensasi. Pada praktikum rektifikasi ini uap naik sedapat mungkin dikontakkan dengan baik dengan caira mengalir kembali (refluks) dalam arah yang berlawanan cairan dari satu stage aliran uap yang meninggalkan stage itu dalam keadaan yang berkesetimbangan. Pengukuran temperature tiap tray atau stage dilakukan setiap 5 menit dengan menggunakan alat rektifikasi otomatis .dalam rektifikasi ini digunakan refluks rasio sebesar 2:1. Refluks rasio merupakan perbandingan antra jumlah uap yang kembali sebagai cairan yang telah di refluks melalui kolom bertingkat dengan jumlah destilat persatuan waktu. Dari
percobaan
yang
telah
dilakukan
dapat
digambarakan
kurva
kesetimbangan antara etanol dan air dimana sumbu x berupa fraksi etanol fase cair yang di plotkan dengan sumbu y berupa fraksi mol etanol teoritis.dari kurva kesetimbangan tersebut dapat diketahui bahwa kolom rektifikasi memiliki jumlah stage teoritis sebanyak 23 stage dimana jumlah stage teoritis ini berbeda dengan jumlah stage actual yaitu sebanyak 6 stage. Pada pengukuran indeks bias residu/bottom hasil yang didapatkan tidak sesuai atau melebihi dikarenakan kemungkinan factor kesalahan pembacaan dengan refraktometer dan sifat etanol yang mudah menguap mengakibatkan indeks bias yang didapatkan tidak sesuai atau salah.
VIII. KESIMPULAN
Berdasaran percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. Rektifikasi merupakan pemisahan suatu komponen yang mudah menguap dai suatu campuran dengan cara penguapan dan kondensasi berulang-ulang den gan perpindahan panas massa tetap panas melalui refluks yang terkendali dan terkondensasi
2. Dari kurva kesetimbangan tersebut dapat diketahui bahwa kolom rektifikasi memiliki jumlah stage teoritis sebanyak 23 stage dimana jumlah stage teoritis ini berbeda dengan jumlah stage actual yaitu sebanyak 6 stage.
3. Refluks rasio merupakan perbandingan antra jumlah uap yang kembali sebagai cairan yang telah di refluks melalui kolom bertingkat dengan jumlah destilat persatuan waktu.
4. Etanol yang memiliki titik didih rendah daripada air akan menguap dan naik .uap naik tersebut akan kontak dengan refluks dalam arah yang berlawanan. Sehingga terjadi perpindahana fase dan perpindahan panas.
DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet, ” Petunjuk Praktikum Teknologi Minyak dan Gas Bumi” 2016. Politeknik Negeri Sriwijaya : Palembang. Destrina, Zefrina. 2016. Laporan Tetap Rektifikasi, (online), (https://zefdes.blogspot.com/2015/laporan-tetap-fasa-kesetimbangan.html).
GAMBAR ALAT
Refraktometer
Pipet Ukur
Tabung Reaksi dan Rak
Bola Karet
Pipet Tetes
Seperangkat unit Rektifikasi
Teknologi Minyak dan Gas Bumi REKTIFIKASI
Diajukan sebagai Persyaratan untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Energi Teknologi Minyak dan Gas Bumi
INSTRUKTUR
: Indah Purnamasari, S.T.,M.Eng
Oleh
: Kelompok I
Alexander Zulkarnain
0614 4041 1717
Indah Amalia
0614 4041 1725
Irliandi
0614 4041 1727
Leni Desi Susanti
0614 4041 1730
M. Ihsan Kamil
0614 4041 1731
Muhammad Aditya
0614 4041 1736
Yoga Suprayogi
0614 4041 1740
PROGRAM STUDI D4 TEKNIK ENERGI JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 2017