INTRODUKSI VAKSIN DPT INTRODUKSI DPT-HB-Hi -HB-Hib b (Pentavalent ) Disampaikan pada: Pertemuan Sosialisasi Introduksi I ntroduksi Vaksin Vaksin Baru kepada Petugas Kesehatan di Puskesmas Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan
Seksi PP, Imun & Kesma, Bidang PP & PL Dinkes Provinsi Kalsel
Lima perlindungan dalam satu kemasan
INTRODUKSI VAKSIN DPT-HB-Hib ( pentavalent pentavalent )
Dasar: Kepmenkes RI Nomor: 23/MENKES/SK/I/2013 23/MENKES/SK/I/2013 Tanggal 15 Januari 2013
PENCANANGAN PENTABIO OLEH KEMENKES DI KARAWANG 22 AGUST US 2013
Up stream
TUJUAN Tujuan Umum Umum:: Terselenggaranya pelayanan imunisasi DPT-HB-Hib pada bayi dan imunisasi lanjutan pada anak batita sesuai prosedur. prosedur. Tujuan Khusus Khusus::
Dipahaminya tahapan kegiatan imunisasi DPT-HB-Hib pada bayi, dan imunisasi lanjutan pada batita
Meningkatnya pengetahuan petugas pada pemberian imunisasi DPT-HB-Hib pada bayi, dan imunisasi lanjutan pada batita
Terlaksananya pencatatan dan pelaporan imunisasi DPT-HBHib pada bayi, dan imunisasi lanjutan pada batita
Terpantaunya pelaksanaan imunisasi DPT-HB-Hib pada bayi, dan imunisasi lanjutan pada batita
Terpantaunya KIPI dan tatalaksananya ta talaksananya sesuai standar sta ndar
Latar belakang
Penyebab Meningitis: virus, bakteri, dan jamur. jamur.
Meningitis akibat bakteri umumnya sangat parah dan dapat menyebabkan kerusakan otak dan kematian.
Laporan CDC (2000); Hib dapat menyebabkan: - meningitis (50%) - epiglotitis (17%) - pneumonia (15%) - arthritis (8%) - selulitis (6%) - osteomyelitis (2%), dan - bakteriemia (2%)
Latar belakang
15% pneumonia yang serius pada anak disebabkan oleh Haemophillus Influenzae tipe b (Hib). Penyebab lain adalah pneumococcus adalah pneumococcus,, staphilococcus, staphilococcus, streptococcus, streptococcus, virus, dan jamur
Pneumonia menyebabkan kematian terbesar pada anak
Hib dan streptococcus pneumonia juga pneumonia juga menyebabkan meningitis yg dpt menimbulkan kecacatan dan kematian pd anak
Meningitis radang pada selaput otak dan korda spinalis (bagian dari sistem saraf pusat) sebesar 50% pada anak.
Gejala: demam, kaku kuduk, penurunan kesadaran dan kejang.
Upaya penanggulangan yg efektif bagi bayi dan balita dilakukan melalui imunisasi Hib.
Epidemiologi Haemophillus Influenzae Influenzae type b (Hib)
Haemophilus Influenzae type b (Hib) merupakan bakteri gram negatif
Hib terbagi atas jenis: berkapsul dan tidak berkapsul.
Tipe yg tidak berkapsul umumnya tidak ganas dan hanya menyebabkan infeksi ringan, misalnya faringitis atau otitis media. media.
Tipe yg berkapsul yg paling ganas dan salah satu penyebab yg paling sering dari kesakitan dan kematian pada bayi dan anak kurang dari 5 tahun
Kelompok usia paling rentan terhadap infeksi Hib adalah usia 4 – 8 bulan
Epidemiologi Haemophillus Influenzae Influenzae type b (Hib)
Hib hanya ditemukan pada manusia
Penyebaran melalui percikan ludah (droplet) dari individu yg sakit kepada orang lain ketika batuk atau bersin
Sebagian besar orang yg mengalami infeksi tidak menjadi sakit, tetapi menjadi pembawa kuman karena Hib menetap di tenggorokan (kolonisasi) (kolonisasi)
Prevalensi karier > 3% menunjukkan angka yg cukup tinggi. Penelitian di Pulau Lombok menunjukkan prevalensi carrier rate rate sebesar 4,6%. Bila prevalensi pembawa kuman cukup banyak, kemungkinan kejadian meningitis dan pneumonia akibat Hib, biasanya juga tinggi.
Epidemiologi Haemophillus Influenzae type b (Hib) Upaya penanggulangan infeksi Hib yg dianggap efektif Imunisasi Hib. Penelitian di Pulau Lombok 1998 – 2002 – 2002 menunjukkan bahwa Imunisasi Hib:
dapat mencegah sebagian besar dari meningitis klinis
dapat mencegah salah satu penyebab pneumoni penyebab pneumonia a
PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL 7-28 HARI DI 12 DAERAH PENGEMBANGAN COD TAHUN 2010, 2011 & 2012
No 2010 (n=194)
%
2011 (n=280)
%
2012 (n=197)
1 Pneumonia
15,5 Pneumonia
2 Premature
14,4 Sepsis Neonatorum 11,1 PenyebabPerinatal
3
Sepsis Neonatorum
13,4
Congenital malformation
15,0 Pneumonia
%
34.5
13.7
10,7 Sepsis Neonatorum
10.2
4 Asphyxia
6,7 Diarrhoea
2,5
Congenital malformations
8.6
5 Diarrhoea
6,2 Tetanus
1,8
Infection and Parasitic
7.1
PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN BAYI 29 hari - 11 bulan DAERAH PENGEMBANGAN COD TAHUN 2010, 2011 DAN 2012
No
2010 (n=1508)
%
2011 (n=700)
%
2012 (n=482)
%
1 Asphyxia
16,7 Pneumonia
23,3 Pneumonia
29.5
2 Premature
12,8 Diarrhoea
17,4 Diarrhoe
11.2
3 Pneumonia
12,4
Congenital malformation
6,3
Remainder of diseases of the nervous system
9.1
Congenital malformations
5.4
4 Diarrhoea
8,0 Symptom sand Signs
5,9
5 Septicaemia
6,9Meningitis 6,9 Meningitis
5,4 Sepsticaemia
4.1
PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN BALITA 1- 4 TAHUN DAERAH PENGEMBANGAN COD TAHUN 2010, 2011 DAN 2012
No
2010 (n=541)
1 Diarrhoea
2 Pneumonia
3
Dengue Haemorrhage fever
4 Meningitis 5
Accidental drowning
%
2011 (n=473)
%
2012 (n=332)
17,9Pneumonia 17,9 Pneumonia
20,5Pneumonia 20,5 Pneumonia
15,7 Diarrhoea
Remainder of 13,3 diseases of the nervous system
% 12.3
9.9
7,0 Accidental drowning
4,9 Diarrhoe
8.7
4,6Meningitis 4,6 Meningitis
4,7 Symtonand sign
5.4
4,2 DHF
3,6Meningitis 3,6 Meningitis
4.5
Angka Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Berdasarkan SDKI 120 120 97
p u90 d i h 68 n a r i h a60 l e k 0 32 0 0 . 130 r e p n a i t a 0 m e K 1991
81
57
MDG 2015
58 46
46 30
35
44
RPJMN
34
26 20
19
32
24
19 94
1997
2000
20 03
2006
2009
Penyebab Kematian -Masalah Neonatal : Asfiksia, BBLR & Infeksi Neonatus -Masalah Infeksi : Pneumonia, Diare -Masalah Gizi kurang & Gizi Buruk
20 12
23
2015
Meningitis bayi ≤1 tahun dapat
menimbulkan :
•Lumpuh, •Kejang, tanpa
pengobatan > 90% meninggal, meninggal,
dengan
pengobatan adekuat 3-20% meninggal
gangguan
saraf lainnya (30-40% (30-40% kecacatan kecacatan))
Pneumonia • Peradangan pada parenkim paru • Pembunuh no. 2 balita di Indonesia (Riskesdas 2007). • 1/3 etiologi pneumonia disebabkan oleh bakteri Hib. • Gejala: sesak napas, batuk, demam tinggi, leukositosis
EPIGLOTITIS • Peradangan pada epiglotis • Hib penyebab utama epiglotitis pada bayi • Dapat menimbulkan : oStridor oSesak napas oKematian
Rekomendasi Hasil kajian Regional Review Meeting on Immunization WHO/ SEARO di New Delhi dan Komite Ahli Penasihat Imunisasi Nasional/ ITAGI ITAGI th 2010, merekomendasikan:
“Agar “Agar Vaksin Hib diintegrasikan ke dalam program imunisasi nasional untuk menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan bayi dan balita akibat pneumonia dan meningitis” Hal ini selaras dengan rencana introduksi vaksin baru yg terdapat dalam Comprehensive Multi Years Plan (cMYP) 2010-2014 mempercepat pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) Goals (MDGs) 4.
VAKS AKSINAS INASII HIB Mencegah kematian 403.000 anak per tahun (Bellagio Child Survival Study Group, Lancet 2003)
Vaksin DTP/HB/H DTP/HB/Hib ib Cair Vaksinasi Hib sudah dilakukan di 177 negara, Th. 2011
Profil angka kematian akibat Hib di seluruh dunia
••3 ••3 juta kasus penyakit serius ••386.000 kematian anak per tahun
LIMA KEUNGGULAN 1. PERPADUAN ISTIMEWA 2. PERLINDUNGA PERLINDUNGAN N TERUJI DAN LEBIH LAMA 3. PRAKTIS PRAKTIS DALAM PENGGUNA PENGGUNAAN AN 4. PENANDA PENANDA SUHU YANG PRESISI 5. PRODUK PRODUK INDONESIA
Pola penyakit pertusis pada anak dengan pemberian vaksin Pertusis 3x sebelum usia 1 tahun di Oregon selama April 1997-Juli 2012
JenisvaksinPertusis
Whole cell (DTP)
Acellular(DTaP)
Vaksin Pertusis
Kasus
Pertama
Pertusis
%*
Insidensi per 100.000
24569
23
0.09 %
93.6
120712
243
0.2 %
201.3
*persentase kasus pertusis terhadap populasi anak yang divaksin berdasarkan jenis vaksin
Tutup flip off Memudahkan membuka kemasan
Segel Alumunium: melindungi isi vaksin dengan aman
Vaccine Vial Monitor (VVM) Jaminan mutu penyimpanan Vaksin terhadap paparan panas
PENGGUNAAN
LIKUID Tidak
perlu dilarutkan
terlebih dahulu Hemat
waktu
Sangat praktis
Mengekspor ke lebih dari 123 negara (52 negara Islam) Berpengalaman ratusan tahun
Vaksin DPT-HB-Hib
Berupa suspensi homogen yg berisikan difteri murni, toxoid tetanus, bakteri pertusis inaktif, antigen permukaan hepatitis B (HBsAg) murni yang tidak infeksius, dan komponen Hib sebagai vaksin bakteri sub unit berupa kapsul polisakarida Haemophilus Influenzae type b (Hib) tidak infeksius yg dikonjugasikan kepada protein toksoid tetanus.
Vaksin ini dikemas dalam vial 5 dosis.
Vaksin DPT-HB-Hib Kandungan perdosis vaksin (0,5 ml): Zat aktif : - toxoid difteri murni 20 Lf (≥ 30 IU) (≥ 60 IU) - toxoid tetanus murni 5 Lf - bordetella pertussis pertu ssis inaktif 12 OU (≥ 4 IU) - HbsAg 10 µg - Konjugat Hib 10 µg Zat tambahan: - Al³+ sebagai Aluminium phosphate: 0,33 mg - Thimerosal : 0,025 mg Vaksin disimpan dan didistribusikan pada suhu 2 s.d 8ºC 8ºC
PENYIMPANAN •Disimpan dan ditransportasikan pada suhu +2 0C hingga +8 0C. •TIDAK BOLEH DIBEKUKAN. DIBEKUKAN. •Jika sudah dibuka, dapat digunakan maksimal sampai 4 minggu, dengan syarat: syarat: o
tidak melewati batas kadaluarsa
o
disimpan dalam kondisi rantai dingin yang tepat
o
tutup vial tidak terendam air
o
semua dosis diambil secara aseptis
o
jika VVM tidak tidak mencapai mencapai discard point
Keamanan Vaksin
Penggabungan berbagai antigen menjadi satu suntikan telah dibuktikan melalui uji klinik bahwa kombinasi tsb scr materi tdk mengurangi keamanan dan tingkat perlindungan.
Beberapa penelitian yg dilakukan menunjukkan respon antibodi untuk Hepatitis B yg lebih tinggi pada vaksin kombinasi dari pada pemberian secara terpisah.
Sedangkan respon imun untuk difteri, pertusis dan tetanus yg dihasilkan vaksin kombinasi dibandingkan dengan bila diberikan secara terpisah tidak menunjukkan perbedaan bermakna dan berada di atas titer proteksi.
Untuk difteria dan tetanus > 0,01 IU/mL, untuk Hepatitis B > 10mIU/mL, untuk pertusis kenaikan > 4x, dan Hib > 0,15ug/mL. Di mana semua persentase proteksi untuk masing-masing antigen > 98%
Keamanan Vaksin
Dari segi keamanan; reaksi KIPI sistemik dan lokal secara umum tdk terdapat perbedaan bermakna antara pemberian secara kombinasi dan terpisah
Reaksi Reaksi lokal dialami oleh 14,9% subjek dengan gejala terbanyak adalah nyeri
Reaksi Reaksi sistemik dialami oleh 28% subjek dengan gejala terbanyak adalah demam
Keuntungan Pentavalent • Preparat tunggal (DPT-HB-Hib) rekomendasi SAGE tentang kombinasi vaksin Hib dengan DPT-HB menjadi vaksin DPT-HB-Hib tidak menambah jumlah suntikan. • Efikasi vaksin: 90-99% • Tingkat kekebalan yg protektif terbentuk stlh pemberian DPT-HB-Hib 3 dosis, namun antibodi ini menurun pd usia 15 s.d18 bulan. • perlu booster untuk untuk mempertahankan tingkat kekebalan dg pemberian imunisasi lanjutan DPT-HBHib pada usia 18 bulan * bulan *WHO Position paper on Hib vaccine, 2006. Note: SAGE (Strategic (Strategic Advisory Group of Experts on Immunization Immunization))
•Disuntikkan Disuntikkan intra muskular di antero lateral paha atas. •Tidak dianjurkan pada: Bagian bokong anak dapat menyebabkan luka syaraf siatik. Pemberian intrakutan meningkatkan reaksi lokal. •Satu dosis anak adalah 0,5 mL. • Aman dan efektif diberikan bersamaan vaksin BCG, campak, polio (OPV atau IPV),yellow fever dan suplemen vitamin A. • Lokasi penyuntikan harus berbeda. • Tidak boleh dicampur dengan vaksin lain dalam satu vial atau syringe.
Posisi penyuntikan DPT/HB/Hib
Indikasi dan Kontra Indikasi Indikasi : •
Pencegahan terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis B dan infeksi Hib secara simultan.
Kontra indikasi •
Hipersensitif thdp komponen vaksin, atau reaksi berat thdp vaksin kombinasi sebelumnya atau bentuk-bentuk reaksi sejenis lainnya mrpkn kontra indikasi absolut thdp dosis berikutnya.
•
Kejang atau gejala kelainan otak pd bayi baru lahir atau kelainan saraf serius lainnya kontraindikasi thdp komponen pertusis.
•
Dalam hal ini vaksin tidak boleh diberikan scr kombinasi, tetapi vaksin DT diberikan sebagai pengganti DPT, vaksin Hepatitis B dan Hib diberikan scr terpisah. Vaksin tidak akan membahayakan individu sebelumnya telah terinfeksi virus hepatitis B.
yg sedang atau
EFEK SAMPING Jenis dan angka kejadian reaksi simpang yang berat tidak berbeda secara bermakna dengan vaksin DTP, Hepatitis B dan Hib yang diberikan secara terpisah. Pemberian asetaminofen pada saat dan 4-8 jam setelah imunisasi mengurangi terjadinya demam.
Efek Simpang •
Beberapa reaksi lokal sementara spt bengkak, nyeri dan kemerahan pada lokasi suntikan disertai demam dapat timbul dalam sejumlah besar kasus.
•
Kadang-kadang reaksi berat spt demam tinggi, irritabilitas (rewel), dan menangis dg nada tinggi, dapat terjadi dalam 24 jam setelah pemberian.
•
Episode hypotonic-hyporesponsive hypotonic-hyporesponsive pernah pernah dilaporkan. Kejang demam telah dilaporkan dg angka kejadian 1 kasus per 12.500 dosis pemberian.
•
Studi United States Institute of Medicine, Medicine , The Advisory Committee on Immunization Practices , dan asosiasi dokter spesialis anak di Australia, Kanada, Inggris Inggris dan Amerika, menyimpulkan tidak ada hub kausal antara DPT dan disfungsi sistem saraf kronis pada anak.
•
Tidak ada bukti ilmiah bahwa reaksi tersebut mempunyai dampak permanen pada anak.
Efek simpang • Vaksin hepatitis B dapat ditoleransi dengan baik. • Dalam studi menggunakan plasebo sebagai kontrol, selain nyeri lokal, dilaporkan kejadian seperti myalgia dan demam ringan tidak lebih sering dibandingkan dibandingkan dengan kelompok plasebo. • Laporan mengenai reaksi anafilaksis berat sangat jarang. • Data yg ada tidak menunjukkan adanya hubungan kausalitas antara vaksin hepatitis B dan sindroma Guillain-Barré, atau kerusakan demyelinasi termasuk gangguan sklerosis multipel, dan juga tidak ada data epidemiologi untuk menunjang hubungan kausal antara vaksinasi hepatitis B dan sindroma fatigue kronis, fatigue kronis, artritis, kelainan autoimun, asma, sindroma kematian mendadak pada bayi, atau diabetes.
Efek simpang • Vaksin Hib ditoleransi dengan baik. • Reaksi lokal dapat terjadi dalam 24 jam setelah vaksinasi dimana penerima vaksin dapat merasakan nyeri pada lokasi penyuntikan. • Reaksi ini biasanya bersifat ringan dan sementara. • Pada umumnya, akan sembuh dengan sendirinya dalam dua atau tiga hari, dan tidak memerlukan tindakan medis lebih lanjut. • Reaksi sistemik ringan, termasuk demam, jarang terjadi setelah penyuntikkan vaksin Hib. • Reaksi berat lainnya sangat jarang; hub kausalitas antara reaksi berat lainnya dan vaksin belum pernah ditegakkan.
Sasaran dan Jadual Pemberian Sasaran
Imunisasi dasar
: Bayi
Imunisasi lanjutan : Batita
Jadual Pemberian (imunisasi dasar) Umur
Jenis Imunisasi
0-7 hari 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan 9 bulan
Hepatitis B 0 BCG, Polio 1 DPT-HB-Hib DPT-HB-Hib 1, Polio 2 DPT-HB-Hib DPT-HB-Hib 2, Polio 3 DPT-HB-Hib DPT-HB-Hib 3, Polio 4 Campak
- Imunisasi DPT-HB-Hib DPT-HB-Hib diberikan pd bayi baru lahir - Bayi Bayi yg yg sdh imuni imunisas sasii DPT-HB DPT-HB 1, atau atau DPT DPT-HB -HB 2, maka maka dilanjutkan dg pemberian DPT DPT-HB -HB 2 atau DPT-HB DPT-HB 3
Sasaran dan Jadual Pemberian Jadual Pemberian (imunisasi lanjutan) Umur
Jenis Imunisasi Interval minimun stlh imunisasi dasar
1,5 tahun
DPT-HB-Hib
12 bulan dari DPT-HB-Hib 3
2 tahun
Campak
6 bulan dari Campak dosis pertama
- Imunisasi Imunisasi lanjutan lanjutan diberikan diberikan pd pd batita batita yg tlh tlh mendap mendapat at imunisa imunisasi si Campak, dan DPT-HB/ DPT-HB/ DPT-HB-Hib DPT-HB-Hib 3 (lengkap) pd masa bayi - Jika semasa semasa bayi, bayi, belum belum mendap mendapat at imunisas imunisasii Campak, Campak, dan atau atau DPTDPTHB/ DPT-HB-Hib DPT-HB-Hib 3 (belum lengkap), maka harus dilengkapi sebelum pemberian imunisasi lanjutan - Upaya Upaya melengka melengkapiny pinya a diupay diupayakan akan bersamaan bersamaan dengan dengan Bulan Bulan Vitamin Vitamin A atau kegiatan lainnya
Kegiatan 1. Penyiapan Logistik vaccine carrier , coolpack , vaksin dan pelarut, ADS (0,5 ml dan 5 ml), safety box (5 liter untuk 100 sasaran atau 2,5 liter untuk un tuk 50 sasaran, serta format pencatatan dan pelaporan) 2. Penyiapan Sasaran
- identifikasi usia sasaran - identifikasi jenis dan jumlah dosis imunisasi yang sudah diterima - menentukan jenis vaksin yang akan diberikan - kontra indikasi
Kegiatan Pemberian Imunisasi
Pastikan vaksin masih baik, dengan indikator: - VVM A atau B - belum kadaluarsa - label kemasan vaksin masih ada, dan terbaca - vaksin DPT-HB-Hib DPT-HB-Hib tidak pernah beku - belum melewati masa pakai
Gunakan alat suntik sekali pakai ( Auto Disable Disable Syringe / Syringe / ADS)
Kegiatan Dosis dan Cara Pemberian Imunisasi DPT-HBHib - Dosis pemberian; 0,5 ml - Cara penyuntikan; intramuskular pada paha anterolateral - Bayi/ anak dipangku menghadap ke depan - Pegang lokasi suntikan dengan ibu jari dan jari telunjuk - Suntikkan dg posisi jarum suntik 90º terhadap permukaan kulit - Tekan Tekan seluruh jarum j arum sehingga masuk ke dalam otot - Suntikkan pelan-pelan untuk mengurangi rasa sakit
Kegiatan Langkah-langkah Penyuntikan - Bersihkan kulit dg kapas yg sdh dibasahi air matang - Tunggu Tunggu hingga hin gga kering - Penyuntikan diberikan di lokasi yg sdh dibersihkan - Setelah vaksin masuk, jarum dicabut - ADS bekas pakai, dimasukkan ke safety box (tanpa ditutup) - Pada lokasi suntikan , ditekan dengan kapas baru yg kering (jangan memijat daerah bekas suntikan) - Jika terjadi perdarahan, kapas tetap ditekan pada lokasi bekas suntikan, sampai darah berhenti
Kegiatan Penyuluhan - Dapat dilakukan sebelum/ sesudah pelayanan imunisasi - Materi tentang imunisasi yang akan diberikan serta manfaatnya serta manfaatnya,, keluhan/ akibat yang akibat yang mungkin terjadi dan cara penanggulangannya,, serta jadual penanggulangannya serta jadual pemberian imunisasi berikutnya/ berikutnya/ pentingnya KMS disimpan secara aman dan dibawa pada saat kunjungan berikutnya (minimal 5 kali kontak untuk menyelesaikan semua vaksinasi sebelum HUT 1 tahun)
I N G A T ! !! ! ! ! 4 p e s a n p e n t i n g y g p e r lu lu d i s am a m p a i k an a n k e p a d a o r an an g t u a • Manfaat dari vaksin yang diberikan (contoh: BCG untuk mencegah TBC) • Tanggal imunisasi dan pentingnya KMS disimpan secara aman dan bawa pada saat kunjungan berikut • Apa akibat ringan dapat dialami, cara mengatasi dan tidak perlu khawatir. • Tujuan: minimal 5 kali kontak untuk menyelesaikan semua vaksinasi sebelum HUT 1 tahun. 49
Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Untuk
menilai apakah pelaksanaannya sudah sesuai dengan prosedur
Pemantauan
secara rutin dilakukan dengan instrumen pencatatan dan pelaporan cakupan imunisasi dan logistik, PWS, Surveilans KIPI
Pemantauan
secara periodik dengan instrumen DQS, EVM, dan Supervisi Suportif
Peran Serta Masyarakat (Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 42 Tahutn Tahutn 2013, tanggal10 Juni 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi)
Masyarakat termasuk swasta diharapkan berperan serta dalam pelaksanaan imunisasi bekerja sama dengan Pemerintah Daerah, melalui: penggerakkan masyarakat; sosialisasi imunisasi; dukungan fasilitasi penyelenggaraan imunisasi; relawan sebagai kader; dan/ atau turut serta melakukan pemantauan penyelenggaraan imunisasi.. imunisasi
Pencatatan dan Pelaporan Komitmen dalam Pencatatan dan Pelaporan: Pelaporan : Pencatatan
dan Pelaporan imunisasi di tingkat pelayanan dilaksanakan secara terpadu dengan program lain
Puskesmas
merupakan pusat pengiriman laporan dari unit pelayanan
Hasil
imunisasi dapat menggambarkan data riil pencapaian UCI Desa/ Kelurahan
Alur
pengiriman pelaporan disesuaikan disesuaikan menurut jenjang adminitrasi yang ada
KESIMPULAN • Imunisasi merupakan upaya penanggulangan infeksi Hib yang efektif sehingga dapat menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan bayi dan balita akibat pneumonia dan meningitis, • Vaksin Hib memiliki efikasi yang baik dan aman, • Diperlukan dukungan semua pihak untuk menyukseskan pelaksanaan introduksi vaksin baru DPT-HB-Hib.
Vaksinasi...untuk Indonesia yang lebih sehat Vaksinasi