Upaya-upaya Pelestarian Flora dan Fauna
Mei 10, 2013 raffiozil8 3 Komentar
Beberapa jenis flora dan fauna kini semakin sulit ditemui karena banyak
diburu untuk tujuan tertentu (dimakan, untuk obat, perhiasan) maupun tempat
hidupnya dirusak manusia misalnya untuk dijadikan lahan pertanian,
perumahan, industri, dan sebagainya. Flora dan fauna yang jumlahnya sangat
terbatas tersebut dinyatakan sebagai flora dan fauna langka. Untuk mencegah
semakin punahnya flora dan fauna ini maka dilakukan upaya-upaya sebagai
berikut:
Ditetapkan tempat perlindungan bagi flora dan fauna agar
perkembangbiakannya tidak terganggu. Tempat-tempat perlindungan ini berupa
cagar alam bagi flora dan suaka margasatwa bagi fauna.
Membangun beberapa pusat rehabilitasi dan tempat-tempat penangkaran bagi
hewan-hewan tertentu, seperti:
Pusat rehabilitasi orang utan di Bohorok dan Tanjung Putting di Sumatera.
Daerah hutan Wanariset Samboja di Kutai, Kalimantan Timur.
Pusat rehabilitasi babi rusa dan anoa di Sulawesi.
Pembangunan yang berwawasan lingkungan, berarti pembangunan harus
memperhatikan keseimbangan yang sehat antara manusia dengan lingkungannya.
Menetapkan beberapa jenis binatang yang perlu dilindungi seperti: Soa-soa
(biawak), Komodo, Landak Semut Irian, Kanguru Pohon, Bekantan, Orang Utan
(Mawas), Kelinci liar, bajing terbang, bajing tanah, Siamang, macan
Kumbang, beruang madu, macan dahan kuwuk, Pesut, ikan Duyung, gajah, tapir,
badak, anoa, menjangan, banteng, kambing hutan, Sarudung, owa, Sing Puar,
Peusing.
Melakukan usaha pelestarian hutan, antara lain:
mencegah pencurian kayu dan penebangan hutan secara liar.
perbaikan kondisi lingkungan hutan.
menanam kembali di tempat tumbuhan yang pohonnya di tebang.
sistem tebang pilih.
Melakukan usaha pelestarian hewan, antara lain:
melindungi hewan dari perburuan dan pembunuhan liar.
mengembalikan hewan piaraan ke kawasan habitatnya.
mengawasi pengeluaran hewan ke luar negeri.
Melakukan usaha pelestarian biota perairan, antara lain:
mencegah perusakan wilayah perairan.
melarang cara-cara penangkapan yang dapat mematikan ikan dan biota
lainnya, misalnya dengan bahan peledak.
melindungi anak ikan dari gangguan dan penangkapan.
Banyak sekali ulah manusia yang dapat menyebabkan kepunahan terhadap Flora
dan Fauna di Indonesia juga di seluruh dunia.Tetapi,bukan hanya ulah
manusia saja,berikut beberapa penyebab kepunahan flora dan fauna di
Indonesia:
Berikut beberapa penyebab kepunahan hewan dan tumbuhan:
1. Bencana Alam
Gempa yang dahsyat, tsunami, gunung meletus bisa mengurangi jumlah
komunitas hewan dan tumbuhan. Adanya bencana super dahsyat seperti tumbukan
meteor seperti yang terjadi ketika jaman dinosaurus memungkinkan banyak
spesies yang mati dan punah tanpa ada satu pun yang selamat untuk
meneruskan keturunan di bumi. Sama halnya dengan jika habitat spesies
tertentu yang hidup di lokasi yang sempit terkena bencana besar seperti
banjir, kebakaran, tanah longsor, tsunami, tumbukan meteor, dan lain
sebagainya maka kepunahan mungkin tidak akan terelakkan lagi.
Kebakaran Hutan
Terbakarnya Hutan pada setiap musim kemarau baik yang terjadi secara alami
maupun akibat aktivitas pembukaan lahan oleh manusia, sangat merusak
habitat satwa liar tersebut. bahkan tak jarang satwa-satwa liar tersebut
yang ikut mati terbakar.
Kebakaran Hutan
2. Didesak Populasi Lain Yang Kuat
Kompetisi antar predator seperti macan tutul dengan harimau mampu membuat
pesaing yang lemah akan terdesak ke wilayah lain atau bahkan bisa mati
kelaparan secara masal yang menyebabkan kepunahan.
Singa (Panthera leo) memangsa zebra (Equus quagga)
3. Aktivitas Manusia
Adanya manusia terkadang menjadi malapetaka bagi keseimbangan makhluk hidup
di suatu tempat. Manusia kadang untuk mendapatkan sesuatu yang berharga
rela membunuh secara membabi buta tanpa memikirkan regenerasi hewan atau
tumbuhan tersebut. Gajah misalnya dibunuhi para pemburu hanya untuk diambil
gadingnya, harimau untuk kulitnya, monyet untuk dijadikan binatang
peliharaan, dan lain sebagainya.
Perubahan areal hutan menjadi pemukiman, pertanian dan perkebunan juga
menjadi salah satu penyebab percepatan kepunahan spesies tertentu. Mungkin
di jakarta jaman dulu terdapat banyak spesies lokal, namun seiring
terjadinya perubahan banyak spesies itu hilang atau pindah ke daerah
wilayah lain yang lebih aman.
a. Perburuan Satwa Liar / Satwa Langka
Perburuan terhadap satwa liar sebenarnya telah dimulai dari jaman nenek
moyang kita. Namun pada jaman itu nenek moyang kita berburu binatang untuk
dikomsumsi. Berbeda dengan jaman sekarang, berburu binatang liar tujuan
utamanya tidak lagi untuk di komsumsi, tapi untuk di ambil bagian tubuhnya
untuk dibuat kerajinan seperti kerajinan kulit dan lain-lain. dan yang
lebih parah lagi ada juga yang berburu satwa liar hanya untuk hobi.
b. Perdanganya Satwa Liar / Satwa Langka
Besarnya potensi keuntungan yang diperoleh dari perdangan satwa liar
khusunya satwa langka telah mendorong meningkatnya aktivitas perdagangan
satwa. Semakin langka satwa tersebut maka harganya akan semakin mahal. Ini
merupakan ancaman yang sangat serius bagi kelestarian satwa liar terutama
satwa-satwa yang sudah langka.
Perdagangan hewan langka kakatua jambul kuning (Cacatua galerita)
c. Pembalakan Hutan
Hutan merupakan tempat tinggal (habitat alami) bagi sebagian besar satwa
liar, khusunya di daerah tropis seperti Indonesia. Tingginya aktivitas
pemalakan hutan (pembalakan liar) yan terjadi, telah menggangu dan merusak
serta menghilangkan habitat para satwa liar tersebut.
Pembalakan liar/ilegal logging
Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis)
c. Pembangunan Pemukiman
Semakin bertambahnya jumlah penduduk dan semakin sempitnya lahan pemukiman
yang tersedia maka sebagai konsekuensinya hutanlah satu-satunya pilihan
untuk disulap menjadi pemukiman. dengan begitu satwa liar akan semakin
tergusur dan terdesak dari habitatnya.
USAHA - USAHA PELESTARIAN FLORA DAN FAUNA
wildan berlian 12:30 pm 3 comments
0
inShare
USAHA - USAHA PELESTARIAN FLORA DAN FAUNA
" "Pemanfaatan Flora "
" "dan Fauna "
Keberadaan flora dan fauna tak dapat dipisahkan didalam kehidupan manusia.
Tumbuhan dan hewan mempunyai manfaatnya yang besar bagi kehidupan manusia.
Ada saling ketergantungan antara tumbuhan, hewan dan manusia untuk
kelangsungan hidup mereka masing-masing. Sebagian hewan mempunyai andil
bagi pertumbuhan dan persebaran tumbuhan. Binatangpun hidup dari tetumbuhan
juga. Bahkan binatang karnivora, seperti harimau misalnya, sesungguhnya
bergantung pada tumbuhan karena makanannya terdiri dari binatang herbivora
yang hidupnya dari tetumbuhan Ketergantungan flora dan fauna pada manusia
adalah dalam upaya perkembangbiakan, persebaran, dan pelestariannya.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia memanfaatkan flora
dan fauna untuk berbagai tujuan. Pemanfaatan flora dan fauna oleh manusia
antara lain adalah untuk :
"a."Dikonsumsi "
" "Manusia membutuhkan makanan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan untuk keperluan "
" "tubuhnya agar tetap hidup dan sehat. Oleh sebab itu beberapa jenis tumbuhan dan "
" "hewan tertentu dikonsumsi oleh manusia. "
"b."Tujuan pendidikan dan penelitian "
" "Suaka margasatwa dan cagar alam merupakan tempat yang sangat ideal untuk tujuan "
" "pendidikan dan penelitian karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan jenis-jenis "
" "tumbuhan, hewan dan ekosistemnya. "
"c."Sarana rekreasi "
" "Keanekaragaman flora dan fauna digunakan pula untuk tujuan rekreasi sehingga "
" "dapat menghasilkan devisa bagi pemerintah. Contohnya Kebon Raya Bogor dan Kebon "
" "Raya Cibodas, di Jawa Barat, Pulau Komodo di P. Komodo, Tanjung Puting di "
" "Kalimantan, dan Ujung Kulon di Jawa Barat dijadikan tempat wisata dan banyak "
" "diminati oleh turis domestik dan luar negeri. Apakah di daerah Anda ada cagar "
" "alam atau suaka margasatwa yang dijadikan tempat wisata? Pernahkah Anda "
" "mengunjunginya dan manfaat apa yang Anda peroleh di sana? "
Fungsi Suaka Margasatwa dan Cagar Alam
Sebelum membicarakan tentang fungsi suaka margasatwa dan cagar alam,
terlebih dahulu Anda harus mengerti apa yang dimaksud dengan suaka alam,
suaka margasatwa, dan cagar alam.
Suaka alam merupakan kawasan di daratan dan perairan yang mempunyai fungsi
utama sebagai kawasan perlindungan dan pengawetan keanekaragaman tumbuhan
dan hewan serta tata lingkungannya. Suaka alam merupakan usaha konservasi
flora dan fauna yang mencakup cagar alam dan suaka margasatwa.
Suaka margasatwa adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ekosistem asli,
memiliki ciri khas berupa keanekaragaman dan keunikan jenis satwanya. Suaka
margasatwa bertujuan untuk melindungi dan melestarikan kelangsungan hidup
satwa tertentu agar tidak punah. Selain itu dimanfaatkan untuk tujuan
penelitian, ilmu pengetahuan,pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata,
dan rekreasi.
Cagar alam merupakan kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya
mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan tata lingkungannya. Kawasan ini
untuk melindungi dan melestarikan flora dan fauna yang hidup di dalamnya
yang mempunyai nilai tertentu agar dapat berkembang sesuai dengan kondisi
aslinya. Selain itu cagar alam juga dipergunakan untuk kepentingan ilmu
pengetahuan, pendidikan, dan rekreasi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi dari suaka margasatwa
dan cagar alam adalah sebagai berikut:
melindungi flora dan fauna dari ancaman kepunahan.
menjaga kesuburan tanah.
mengatur tata air.
menjadi tempat/obyek wisata.
menambah sumber devisa negara.
menjadi tempat belajar di lapangan (praktek).
menjadi tempat penelitian.
Upaya-Upaya Pelestarian Flora dan Fauna
Beberapa jenis flora dan fauna kini semakin sulit ditemui karena banyak
diburu untuk tujuan tertentu (dimakan, untuk obat, perhiasan) maupun tempat
hidupnya dirusak manusia misalnya unntuk dijadikan lahan pertanian,
perumahan, industri, dan sebagainya. Flora dan fauna yang jumlahnya sangat
terbatas tersebut dinyatakan sebagai flora dan fauna langka. Untuk mencegah
semakin punahnya flora dan fauna ini maka dilakukan upaya-upaya sebagai
berikut:
a. Ditetapkan tempat perlindungan bagi flora dan fauna agar
perkembangbiakannya tidak terganggu. Tempat-tempat perlindungan ini
berupa cagar alam bagi flora dan suaka margasatwa bagi fauna.
b. Membangun beberapa pusat rehabilitasi dan tempat-tempat penangkaran
bagi hewan-hewan tertentu, seperti:
Pusat rehabilitasi orang utan di Bohorok dan Tanjung Putting di
Sumatera.
Daerah hutan Wanariset Samboja di Kutai, Kalimantan Timur.
Pusat rehabilitasi babi rusa dan anoa di Sulawesi.
c. Pembangunan yang berwawasan lingkungan, berarti pembangunan harus
memperhatikan keseimbangan yang sehat antara manusia dengan
lingkungannya.
d. Menetapkan beberapa jenis binatang yang perlu dilindungi seperti: Soa-
soa (biawak), Komodo, Landak Semut Irian, Kanguru Pohon, Bekantan,
Orang Utan (Mawas), Kelinci liar, bajing terbang, bajing tanah,
Siamang, macan Kumbang, beruang madu, macan dahan kuwuk, Pesut, ikan
Duyung, gajah, tapir, badak, anoa, menjangan, banteng, kambing hutan,
Sarudung, owa, Sing Puar, Peusing.
e. Melakukan usaha pelestarian hutan, antara lain:
mencegah pencurian kayu dan penebangan hutan secara liar.
perbaikan kondisi lingkungan hutan.
menanam kembali di tempat tumbuhan yang pohonnya di tebang.
sistem tebang pilih.
f. Melakukan usaha pelestarian hewan, antara lain:
melindungi hewan dari perburuan dan pembunuhan liar.
mengembalikan hewan piaraan ke kawasan habitatnya.
mengawasi pengeluaran hewan ke luar negeri.
g. Melakukan usaha pelestarian biota perairan, antara lain:
mencegah perusakan wilayah perairan.
melarang cara-cara penangkapan yang dapat mematikan ikan dan biota
lainnya, misalnya dengan bahan peledak.
melindungi anak ikan dari gangguan dan penangkapan.
Daerah-daerah Suaka Margasatwa dan Cagar Alam
Kenyataan menunjukkan bahwa jumlah tumbuhan dan hewan yang dinyatakan
langka semakin bertambah. Coba Anda lihat bagan di bawah ini.
Sumber: Buku Geografi , Tim MGMP Geografi SMU.
Data di atas belum termasuk flora langkanya atau yang dinyatakan langka.
Berarti semakin banyak fauna dan flora di negeri kita yang terancam punah.
Sejak tahun 1980, beberapa kawasan cagar alam atau suaka margasatwa telah
diubah statusnya menjadi Taman Nasional. Dewasa ini terdapat 320 tempat
untuk Taman Nasional dan Hutan Lindung, antara lain di Sumatera, Irian
Jaya, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Taman nasional dan hutan lindung
mempunyai fungsi sebagai:
perlindungan sistem penyangga kehidupan.
pengawetan jenis tumbuhan dan hewan.
pelestarian pemanfaatan sumber daya hayati dan tata lingkungan.
Di bawah ini tabel beberapa taman nasional, suaka alam, dan margasatwa di
Indonesia.
1. PULAU SUMATRA
a. Taman Nasional Gunung Leuser (Aceh & Sumatra Utara)
b. Taman Nasional Siberut (Sumatra Barat)
c. Taman Nasional Kerinci Seblat
d. Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (Riau)
e. Taman Nasional Berbak (Jambi)
f. Taman Nasional Bukit Duabelas (Jambi)
g. Taman Nasional Bukit Barisan (Bengkulu & Lampung)
h. Taman Nasional Way Kambas (Lampung)
2. PULAU JAWA
a. Taman Nasional Ujung Kulon (Banten)
b. Taman Nasional Kepulauan Seribu (DKI Jakarta)
c. Taman Nasional Gunung Halimun (Jawa Barat)
d. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (Jawa Barat)
e. Taman Nasional Laut Karimu Jawa (Jawa Tengah)
f. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (Jawa Timur)
g. Taman Nasional Meru Betiri (Jawa Timur)
h. Taman Nasional Baluran (Jawa Timur)
i. Taman Nasional Alas Purwo (Jawa Timur)
3. Bali dan Nusa Tenggara
a. Taman Nasional Bali Barat (Bali)
b. Taman Nasional Gunung Rinjani (Nusa Tenggara Barat)
c. Taman Nasional Komodo (Nusa Tenggara Timur)
d. Taman Nasional Kelimutu (Nusa Tenggara Timur)
4. KALIMANTAN
a. Taman Nasional Gunung Palung (Kalimantan Barat)
b. Taman Nasional Tanjung Puting (Kalimantan Tengah)
c. Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (Kalbar & Kalteng)
d. Taman Nasional Betung Karihun (Kalimantan Barat)
e. Taman Nasional Kayan Mentarang (Kalimantan Timur)
f. Taman Nasional Kutai (Kalimantan Timur)
5. PULAU SULAWESI
a. Taman Nasional Laut Bunaken Manado Tua (Sulawesi Utara)
b.Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (Sulawesi Utara)
c.Taman Nasional Lore Lindu (Sulawesi Tengah)
d.Taman Nasional Laut Taka Bonerate (Sulawesi Selatan)
e.Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (Sulawesi Tenggara)
f.Taman Nasional Laut Wakatobi (Sulawesi Tenggara)
6. MALUKU dan PAPUA
a. Taman Nasional Manusel (Maluku)
b. Taman Nasional Laut Teluk Cendrawasih (Papua)
c. Taman Nasional Wasur (Papua)
d. Taman Nasional Gunung Lorentz (Papua)
Upaya Pelestarian Flora dan Fauna
Upaya-Upaya Pelestarian Flora dan Fauna
Beberapa jenis flora dan fauna kini semakin sulit ditemui karena banyak
diburu untuk tujuan tertentu (dimakan, untuk obat, perhiasan) maupun tempat
hidupnya dirusak manusia misalnya unntuk dijadikan lahan pertanian,
perumahan, industri, dan sebagainya. Flora dan fauna yang jumlahnya sangat
terbatas tersebut dinyatakan sebagai flora dan fauna langka. Untuk mencegah
semakin punahnya flora dan fauna ini maka dilakukan upaya-upaya sebagai
berikut:
a. Ditetapkan tempat perlindungan bagi flora dan fauna agar
perkembangbiakannya tidak terganggu. Tempat-tempat perlindungan ini berupa
cagar alam bagi flora dan suaka margasatwa bagi fauna.
b. Membangun beberapa pusat rehabilitasi dan tempat-tempat penangkaran bagi
hewan-hewan tertentu, seperti:
Pusat rehabilitasi orang utan di Bohorok dan Tanjung Putting di Sumatera.
Daerah hutan Wanariset Samboja di Kutai, Kalimantan Timur.
Pusat rehabilitasi babi rusa dan anoa di Sulawesi.
c. Pembangunan yang berwawasan lingkungan, berarti pembangunan harus
memperhatikan keseimbangan yang sehat antara manusia dengan lingkungannya.
d. Menetapkan beberapa jenis binatang yang perlu dilindungi seperti: Soa-
soa (biawak), Komodo, Landak Semut Irian, Kanguru Pohon, Bekantan, Orang
Utan (Mawas), Kelinci liar, bajing terbang, bajing tanah, Siamang, macan
Kumbang, beruang madu, macan dahan kuwuk, Pesut, ikan Duyung, gajah, tapir,
badak, anoa, menjangan, banteng, kambing hutan, Sarudung, owa, Sing Puar,
Peusing.
e. Melakukan usaha pelestarian hutan, antara lain:
mencegah pencurian kayu dan penebangan hutan secara liar.
perbaikan kondisi lingkungan hutan.
menanam kembali di tempat tumbuhan yang pohonnya di tebang.
sistem tebang pilih.
f. Melakukan usaha pelestarian hewan, antara lain:
melindungi hewan dari perburuan dan pembunuhan liar.
mengembalikan hewan piaraan ke kawasan habitatnya.
mengawasi pengeluaran hewan ke luar negeri.
g. Melakukan usaha pelestarian biota perairan, antara lain:
mencegah perusakan wilayah perairan.
melarang cara-cara penangkapan yang dapat mematikan ikan dan biota
lainnya, misalnya dengan bahan peledak.
melindungi anak ikan dari gangguan dan penangkapan.
Cara Melestarikan Flora dan Fauna yang Menghadapi Kepunahan
A Jenis Hewan dan Tumbuhan yang Mendekati Kepunahan
Setiap makhluk hidup mempunyai ciri-ciri tubuh yang sangat menarik jika
kita perhatikan, mengapa demikian? Karena alat-alat tubuh baik luar atau
organ tubuh bagian dalam disesuaikan dengan tempat hidupnya. Lingkungan
yang ditempati makhluk hidup untuk melakukankegiatan disebut habitat. Untuk
dapat melangsungkan hidupnya, setiap makhluk hidup memerlukan habitat yang
sesuai. Perubahan lingkungan dapat menyebabkan perubahan habitat sehingga
tidak cocok/sesuai lagi dengan makhluk hidupnya. Perubahan lingkungan dapat
terjadi secara alamiah. Misalnya gunung meletus, musim, pergantian siang
dan malam dan perubahan lingkungan akibat perbuatan manusia, misalnya
perburuan hewan, penebangan hutan, pembangunan jalan, pembangunan
bendungan. Karena perubahan lingkungan ini maka terjadi perubahan jumlah
individu yang menempati suatu daerah tertentu. Maka sekarang dikenal adanya
istilah hewan dan tumbuhan langka atau mendekati kepunahan. Hewan dan
tumbuhan langka dan mendekati kepunahan biasanya dilindungi oleh pemerintah
dalam suatu tempat perlindungan karena jumlahnya di alam bebas sedikit.
1. Hewan yang Mendekati Kepunahan
a. Badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) dan badak bercula dua
(Dicerorhinus sumatrensis).
Badak merupakan hewan paling langka dan paling terancam punah. Mempunyai
masa hidup 33 tahun dengan panjang kira-kira 2,5 m dan tinggi 1,3 m. Badak
termasuk hewan mamalia yang mengalami perkembangbiakan yang lama, dalam
satu tahun hanya dapat melahirkan anak 1-2 individu. Perkembangbiakannya
pun dapat berlangsung jika kondisi lingkungannya stabil. Badak bercula satu
ditemukan didaerah ujung kulon Banten sedangkan Badak bercula dua habitat
aslinya di Taman Nasional Kerinci Seblat Sumatera. Populasi Badak kian hari
semakin menurun karena banyaknya pemburuan liar untuk mengambil culanya.
b. Cendrawasih
Burung Cendrawasih terkenal karena keindahan bulunya yang berwarna-warni.
Umumnya bulu-bulunya sangat cerah dengan kombinasi hitam, coklat kemerahan,
oranye, kuning, putih, biru, hijau, bahkan juga ungu. Burung ini hidup
menyendiri di lembahlembah pegunungan hutan tropis dan biasa bersarang di
atas kanopi pohon yang tinggi besar. Cendrawasih betina biasanya bertelur
dua butir, mengerami dan membesarkan anaknya sendiri. Bulu burung betina
dan anak-anaknya berwarna pucat dan mereka berkumpul dalam suatu kawanan
agar tidak diganggu musuh. Burung ini merupakan ciri khas dari papua karena
hidup di daerah pedalamam papua. Dengan maraknya penangkapan, penebangan
hutan, perkebunan sawit, dan pencarian kayu gaharu hutan di pegunungan dan
pedalaman Papua menyebabkan perubahan lingkungan tempat hidup cendrawasih
sehingga jumlahnya kian menurun dari tahun ketahun, selain itu penurunan
populasi Cendrawasih dikarenakan sifat reproduksi hewan tersebut sangat
lamban.
c. Komodo (Varanus komodoensis)
Komodo termasuk reptil yang bentuknya menyerupai biawak. Penyebaran hewan
ini tidak luas hanya terdapat di Pulau Komodo Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Jumlah komodo di alam bebas semakin sedikit karena jumlah makanannya yang
sedikit yaitu daging dan bangkai hewan ternak, oleh karena itu oleh
Pemerintah ditetapkan sebagai hewan yang dilindungi.
d. Jalak Bali (Leucopsar rothschildi)
Jalak bali termasuk burung yang memiliki bulu yang indah, karena
keindahannya burung ini banyak di tangkap oleh pemburu liar untuk di jual
atau di peliharan sendiri. Sehingga sekarang jumlah burung ini di alam
bebas semakin berkurang. Penurunan jumlah jalak bali disebabkan karena
habitat tempat burung ini berlindung dan berkembang biak mulai menyempit
seiring dengan semakin meningkatnya penebangan hutan.
2. Tumbuhan yang Mendekati Kepunahan
a. Raflesia Arnoldi
Bunga Rafflesia hidup di Taman Nasional Bengkulu, mempunyai ukuran dengan
diameter bunga yang hampir mencapai 1 meter. Bunga ini terkenal dengan
sebutan bunga bangkai karena mengeluarkan bau busuk yang menyengat. Bau
busuk yang dikeluarkan oleh bunga digunakan untuk menarik lalat yang
hinggap dan membantu penyerbukan. Raflesia Arnoldi merupakan tumbuhan
parasit yang memerlukan inang untuk hidupnya. Saat ini kondisi habitat
Raflesia Arnoldi sangat memprihatinkan sehingga jumlahnya menurun drastis
dari tahun ke tahun. Menyusutnya habitat bunga tersebut di antaranya
disebabkan kegiatan manusia seperti pembukaan wilayah hutan baik untuk
kegiatan pertambangan, pertanian,
maupun permukiman.
b. Pohon Cendana (Sanlallum album)
Pohon cendana termasuk tumbuhan berkayu yang dapat menghasilkan bau harum
pada batang dan akarnya. Karena keharumannya pohon ini menjadi sangat
berharga. Kayu cendana dipakai sebagai bahan dasar parfum dan sabun. Sifat
kayunya yang halus digunakan untuk membuat hiasan. Pohon cendana merupakan
tumbuhan kebanggaan dan ciri khas provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pohon
cendana sekarang jumlahnya semakin berkurang sehingga digolongkan tumbuhan
langka.
Kebijaksanaan pemerintah yang menetapkan seluruh kayu cendana dimiliki
pemerintah baik yang tumbuh alami atau di taman warga menyebabkan
masyarakat tidak terdorong untuk melestarikannya. Namun sekarang masyarakat
dipersilakan menanam sebanyak-banyaknya dan hasilnya sepenuhnya milik
mereka.
B. Usaha yang Dilakukan untuk Mencegah Kepunahan Hewan
dan Tumbuhan
Agar tidak terjadi kepunahan maka pemerintah beserta instansi terkait
melakukan
usaha untuk mencegah terjadinya kepunahan dengan beberapa cara, antara
lain:
1. Menetapkan suakamargasatwa sebagai tempat untuk melindungi hewan
tertentu terutama yang sudah langka.
2. Membuat cagar alam sebagai tempat perlindungan dan pelestarian hewan,
tumbuhan, tanah dan air.
3. Membuat hutan lindung sebagai tempat untuk melindungi air/daerah resapan
air karena dihutan dengan tumbuhan yang menutupinya jika terjadi hujan maka
air akan tertahan dan diserap tanah
4. Inseminasi Buatan
Inseminasi buatan adalah perkembangbiakan pada hewan dengan cara
menyuntikkan sperma dari hewan jantan pada hewan betina. Inseminasi buatan
ini biasa dilakukan pada hewan mamalia terutama yang hampir punah karena
jumlahnya di alam bebas yang semakin sedikit. Tidak semua orang dapat
melakukan inseminasi buatan, biasanya dilakukan oleh dokter hewan di suatu
lembaga pelestarian, misalnya kebun binatang.
5. Kultur Jaringan
Kultur jaringan adalah perkembangbiakan tumbuhan dengan cara
memperbanyak sel tumbuh (jaringan) menjadi tumbuhan baru. Media tempat
menumbuhkan sel tumbuh (jaringan) dikenal dengan media agar-agar yang telah
ditambahkan beberapa unsur hara yang diperlukan tumbuhan.
6. Berpartisipasi dalam pelestarian makhluk hidup
Pelestarian makhluk hidup bukan tanggung jawab pemerintah saja namun
kita sebagai manusia dan makhluk Tuhan harus ikut menjaga kelestarian
makhluk hidup dan lingkungannya. Apa saja yang kita dapat lakukan untuk
melestarikan lingkungan dan makhluk hidup? Kita mulai dari lingkungan
terkecil, misalnya rumah dan tempat tinggal kita
dengan cara tidak membuang sampah sembarangan. Pemeliharaan hewan tertentu
oleh pribadi misalnya memelihara orang utan, burung yang termasuk langka
sebaiknya tidak dilakukan melainkan kita serahkan kepada lembaga yang
bertugas menjaga kelestarian lingkungan misalnya kebun binatang.
Memperbanyak jenis hewan tertentu yang biasa kita gunakan sebagai sumber
makanan misalnya dengan berternak ayam, sapi. Kesadaran manusia akan
pentingnya keseimbangan alam diharapkan sekali dalam usaha pelestarian
makhluk hidup. Pemburuan liar yang dilakukan untuk menangkap hewan harus di
hindari dan didukung dengan cara tidak membeli hewan langka dan
bagianbagian hewan tersebut. Dengan demikian usaha penjualan hewan langka
menjadi terhenti.
1. Hewan dan tumbuhan yang dilindungi pemerintah karena jumlahnya sedikit,
diantaranya badak, komodo, cendrawasih, jalak bali, raflesia arboldi, dan
pohon cendana.
2. Untuk mencegah kepunahan hewan, pemerintah menetapkan cagar alam dan
suaka margasatwa untuk melindungi hewan dan tumbuhan dari kepunahan.
3. Berbagai teknologi dalam ilmu pengetahuan dikembangkan untuk mencegah
kepunahan dan mengembangbiakan hewan dan tumbuhan.
4. Beberapa langkah yang telah dilakukan adalah dengan inseminasi buatan
pada hewan dan kultur jaringan pada tumbuhan.
5. Keberhasilan dalam mencegah kepunahan bukan tugas pemerintah semata,
namun kita juga ikut berpartisipasi dengan tidak memlihara, menjual, dan
memburu hewan dan tumbuhan langka.
Cara yang dilakukan untuk melestarikan hewan dan tumbuhan umumnya dengan
menyediakan segala kebutuhannya. Di antaranya dengan menyediakan makanan,
air, dan tempat tinggal yang memadai.Usaha pelestarian hewan dan tumbuhan
dapat dilakukan melalui pelestarian in situ dan pelestarian ex situ.
Pelestarian in situ adalah pelestarian yang dilakukan pada tempat asli
hewan atau tumbuhan tersebut berada.
Contoh pelestarian in situ adalah suaka margasatwa, hutan lindung, dan
taman nasional. Suaka margasatwa merupakan kawasan yang melindungi hewan.
Hutan lindung merupakan kawasan yang melindungi tumbuhan. Adapun taman
nasional merupakan kawasan yang melindungi hewan dan tumbuhan.
Pelestarian ex situ adalah pelestarian yang dilakukan di luar tempat
tinggal aslinya. Hal itu dilakukan karena hewan dan tumbuhan kehilangan
tempat tinggal aslinya. Selain itu, pelestarian ex situ dilakukan sebagai
upaya rehabilitasi, penangkaran, dan pembiakan hewan maupun tumbuhan
langka.
Contoh pelestarian ex situ antara lain kebun botani, seperti Taman Safari,
kebun binatang, dan penangkaran. Suaka Margasatwa Suaka Margasatwa terdiri
dari tiga kata; suaka = perlindungan, marga = keluarga, satwa = binatang.
Jadi yang dimaksud dengan suaka margasatwa adalah tempat perlindungan
keluarga hewan. Contoh dari suaka margasatwa adalah Kebun Binatang Ragunan,
Kebun Binatang Bandung dan Taman Safari.
Cagar Alam Cagar alam adalah wilayah yang memiliki ciri khusus yang
dilindungi oleh Pemerintah. Tujuan didirikannya cagar alam adalah untuk
melindungi flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang ada di dalamnya. Contoh
cagar alam diantaranya adalah Cagar Alam Gunung Tangkoko, Cagar Alam
Pananjung Pangandaran dan Cagar Alam Tangkuban Perahu.
Taman Nasional Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang
mempunyai ekosistem asli untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Contoh Taman
Nasional diantaranya adalah TN Gunung Leuseur (Aceh), TN Way Kambas
(Lampung), TN Ujung Kulon (Banten), TN Gunung Gede Pangrango (Jawa Barat),
TN Merubetiri (Jawa Timur), TN Pulau Komodo dan Taman Nasional Bunaken
apa tempat pelestarian hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan langka ?
Q:
A. Untuk menjaga kelestarian hewan dan tumbuhan langka, maka dibentuk suatu
daerah konservasi bagi hewan dan juga tumbuhan di alam. Berikut ini
beberapa daerah konservasi tersebut :1. Taman nasional
Merupakan kawasan konservasi alam dengan ciri khas tertentu baik di darat
maupun di perairan
2. Cagar alam
Merupakan kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas tumbuhan, satwa dan
ekosistem yang perkembangannya diserahkan kepada alam
3. Hutan wisata
Merupakan kawasan hutan yang karena keberadaan dan sifat wilayahnya perlu
dibina dan dipertahankan sebagai hutan, yang dapat dimanfaatkan bagi
kepentingan pendidikan, konservasi alam dan rekreasi
4. Taman hutan raya
Merupakan kawasan konservasi alam yang terutama dimanfaatkan untuk koleksi
tumbuhan dan hewan.
5. Kebun Raya
Merupakan suatu tempat yang dijadikan sebagai tempat obyek penelitian atau
objek wisata yang memiliki koleksi flora dan atau fauna yang masih hidup.
6. Taman laut
Merupakan wilayah lautan yang memiliki ciri khas berupa keindahan atau
keunikan alam.
7. Wana wisata
Merupakan kawasan hutan yang disamping fungsi utamanya sebagai hutan
produksi, juga dimanfaatkan sebagai objek wisata hutan
8. Hutan lindung
Merupakan kawasan hutan alam yang biasanya terletak di daerah pegunungan
yang dikonservasikan untuk tujuan melindungi lahan agar tidak tererosi dan
untuk mengatur tata air.
9. Suaka Margasatwa
Merupakan suatu daerah yang ditujukan untuk perlindungan yang diberikan
kepada hewan – hewan yang hampir punah.
Semoga bisa membantu
cara mencegah kepunahan hewan dan tumbuhan?
Q:
A. Untuk mencegah kepunahan dan menjaga kelestarian hewan dan tumbuhan
langka, maka dibentuk suatu daerah konservasi bagi hewan dan juga tumbuhan
di alam. Berikut ini beberapa daerah konservasi tersebut :1. Taman nasional
Merupakan kawasan konservasi alam dengan ciri khas tertentu baik di darat
maupun di perairan
2. Cagar alam
Merupakan kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas tumbuhan, satwa dan
ekosistem yang perkembangannya diserahkan kepada alam
3. Hutan wisata
Merupakan kawasan hutan yang karena keberadaan dan sifat wilayahnya perlu
dibina dan dipertahankan sebagai hutan, yang dapat dimanfaatkan bagi
kepentingan pendidikan, konservasi alam dan rekreasi
4. Taman hutan raya
Merupakan kawasan konservasi alam yang terutama dimanfaatkan untuk koleksi
tumbuhan dan hewan.
5. Kebun Raya
Merupakan suatu tempat yang dijadikan sebagai tempat obyek penelitian atau
objek wisata yang memiliki koleksi flora dan atau fauna yang masih hidup.
6. Taman laut
Merupakan wilayah lautan yang memiliki ciri khas berupa keindahan atau
keunikan alam.
7. Wana wisata
Merupakan kawasan hutan yang disamping fungsi utamanya sebagai hutan
produksi, juga dimanfaatkan sebagai objek wisata hutan
8. Hutan lindung
Merupakan kawasan hutan alam yang biasanya terletak di daerah pegunungan
yang dikonservasikan untuk tujuan melindungi lahan agar tidak tererosi dan
untuk mengatur tata air.
9. Suaka Margasatwa
Merupakan suatu daerah yang ditujukan untuk perlindungan yang diberikan
kepada hewan – hewan yang hampir punah.
Apa yang dimaksud dengan Status Kehutanan…?
Q:
A. 1. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau
ditetapkan oleh Pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan
tetap.
2.
Hutan Produksi yang dapat dikonversi yang selanjutnya disebut HPK adalah
kawasan hutan yang secara ruang dicadangkan untuk digunakan bagi
pembangunan di luar kehutanan.
3.
Hutan Produksi Tetap yang selanjutnya disebut HP adalah kawasan hutan
dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan setelah
masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai
dibawah 125, di luar kawasan lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian
alam dan taman buru.
4.
Hutan Produksi Terbatas yang selanjutnya disebut HPT adalah kawasan hutan
dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan setelah
masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai
antara 125-174, di luar kawasan lindung, hutan suaka alam, hutan
pelestarian alam dan taman buru.
5.
Hutan Lindung yang selanjutnya disebut HL adalah kawasan hutan yang
mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan
untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah
intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.
6.
Hutan Konservasi yang selanjutnya disebut HK adalah kawasan hutan dengan
ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragam
tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.
7.
Hutan Tetap adalah kawasan hutan yang akan dipertahankan keberadaannya
sebagai kawasan hutan, terdiri dari hutan konservasi, hutan lindung, hutan
produksi terbatas dan hutan produksi tetap.
8.
Areal Penggunaan Lain yang selanjutnya disebut APL adalah areal bukan
kawasan hutan
Upaya Pelestarian Flora dan Fauna
Untuk mencegah dan mengurangi kerusakan lingkungan, maka keselarasan,
keserasian , keseimbangan, dan kelestarian lingkungan perlu dipelihara.
Jika mungkin, kualitas lingkungan bahkan harus ditingkatkan sehingga daya
dukung lingkungan bagi kehidupan di muka bumi dinikmati oleh generasi
selanjutnya.
Berbagai upaya yang dilakukan untuk memelihara kelestarian alam, yaitu:
1. Penerapan Undang-undang Perlindungan Alam No. 5 Tahun 1967, yang
berisi: "Hutan suaka alam yang mencakup kawasan hutan secara khusus dibina
dan dipelihara untuk taman wisata dan taman berburu".
2. Penerapan Undang-undang perlindungan terhadap Hewan Liar dan Satwa
Langka. Upaya tersebut dilakukan melalui konservasi dengan membuka kawasan
berupa hutan lindung, suaka marga satwa, cagar alam, dan taman nasional.
Seluruh satwa dan tumbuhan yang ada di wilayah-wilayah tersebut dilindungi.
Konservasi yang dilakukan untuk melindungi hewan liar dan satwa langka
adalah sebagai berikut.
a. Hutan lindung merupakan suatu kawasan yang bertujuan melindungi
tata air dan tanah pada kawasan tersebut dan sekitarnya.
b. Cagar alam merupakan suatu kawasan untuk melindungi hewan,
tumbuhan, tempat bersejarah, dan keindahan. Beberapa cagar alam yang ada di
Indonesia misalnya cagar alam sibolangit di Sumatra Utara, cagar alam
Rafflesia di Bengkulu, cagar alam Pulau Dua di Jawa Barat, dan cagar alam
Lali Jiwo di Jawa Timur.
c. Suaka margasatwa adalah suatu kawasan suaka alam yang bertujuan
menjaga kelangsungan hidup fauna jenis tertentu agar tak punah. Beberapa
suaka margasatwa antara lain:
- Suaka margasatwa Gunung Leuseur di Nangroe Aceh Darussalam,
terdapat gajah, tapir, badak, dan harimau.
- Suaka mergasatwa Pulau Komodo di Nusa Tenggara.
d. Taman nasional, yaitu sistem pengelolaan terpadu yang meliputi
perlindungan, pengawetan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya hayati
yand terdapat di dalamnya. Taman nasional dibedakan menjadi empat wilayah,
yaitu:
- Wilayah inti (Sanctuary Zone), berbentuk cagar alam dan suaka
margasatwa untuk melindungi flora dan fauna di dalamnya dari kepunahan.
- Wilayah rimba (wilderness zone), berfungsi melindungi sumber
daya alam di dalamnya.
- Wilayah pengembangan (development zone), berfungsi untuk
pelestarian dan pemanfaatan sumber daya di dalamnya.
- Wilayah penyangga (buffer zone) berfungsi untuk pengembangan
dan pengurangan kerusakan dari wilayah luar.
3. Pengembangan daerah konservasi, yaitu dengan menggunakan kawasan
konservasi sebagai tempat peneltian, pendidikan, dan daerah wisata. Namun
demikian, dalam pengembangannya jangan sampai bertentangan dengan tujuan
utama yaitu melestarikan serta melindungi flora dan fauna dari kepunahan.
4. Pelestarian di luar kawasan konservasi, dilakukan dengan beberapa
cara berikut.
a. Perbaikan kondisi lingkungan hutan.
b. Mencegah pencurian kayu dan penebangan liar.
c. Mencegah perusakan wilayah perairan.
d. Melindungi anak ikan dari gangguan/penangkapan.
5. Penerapan Undang-undang No. 4 Tahun 1984 tentang ketentuan-ketentuan
pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Di dalam ketentuan tersebut juga diatur
pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Flora dan Fauna di Indonesia dan Upaya Pelestariannya
Pengertian Flora dan Fauna
Flora dan fauna adalah tanaman dan satwa liar, yang asli liar di wilayah
geografis yang sering disebut sebagai wilayah flora dan fauna. Kedua-duanya
adalah istilah kolektif, merujuk pada kelompok tanaman atau satwa liar
tertentu ke suatu daerah atau suatu periode waktu. Misalnya, flora dan
fauna yang hangat dapat terdiri dari daerah tropis ke sedang hangat-
tumbuhan dan jenis burung eksotis.
Definisi, flora berasal dari bahasa Latin yaitu Flora, dewi yang bunga.
Flora dapat merujuk kepada sekelompok tanaman, sebuah penyelidikan dari
kelompok tanaman, serta bakteri. Flora adalah akar kata bunga, yang berarti
menyangkut bunga. Fauna dapat merujuk pada kehidupan hewan atau binatang
klasifikasi dari daerah tertentu, jangka waktu, atau lingkungan. Fauna juga
berasal dari bahasa Latin. Dalam Mitologi Romawi Fauna adalah kakak dari
Faunus, roh yang baik dari hutan dan dataran.
Flora dan fauna di suatu wilayah yang biasanya dijelaskan dalam istilah
biologi untuk menyertakan genus dan spesies tanaman dan hewan hidup,
pilihan mereka tumbuh berkembang biak atau kebiasaan, dan sambungan ke satu
sama lain di lingkungan juga. Selain kelompok geografis, lingkungan juga
akan membantu lebih lanjut klasifikasi flora dan fauna. Misalnya, air flora
dan fauna di kawasan merujuk kepada tanaman dan hewan yang hidup di dalam
air atau sekitar satu wilayah geografis.
Biologists and environmentalists memepelajari flora dan fauna untuk
sejumlah alasan. Pelestarian dan konservasi serta mendapatkan pemahaman
baru biologi hanyalah beberapa alasan mengapa flora dan fauna yang sangat
penting bagi peneliti. Beberapa organisasi, termasuk Fauna dan Flora
International (FFI), bekerja sama untuk menggunakan mereka untuk penelitian
dan temuan lebih lanjut tentang kebijakan konservasi dan pelestarian serta
keanekaragaman hayati.
Spesies Asli dan Endemik. Sebelumnya kita perhatikan dulu pengertian flora
dan fauna asli serta perbedaannya dengan flora dan fauna endemik. Spesies
asli (Native Species) adalah spesies-spesies yang menjadi penduduk suatu
wilayah atau ekosistem secara alami tanpa campur tangan manusia. Sedangkan
spesies endemik merupakan gejala alami sebuah biota untuk menjadi unik pada
suatu wilayah geografi tertentu. Sebuah spesies bisa disebut endemik jika
spesies tersebut merupakan spesies asli yang hanya bisa ditemukan di sebuah
tempat tertentu dan tidak ditemukan di wilayah lain. Wilayah di sini dapat
berupa pulau, negara, atau zona tertentu.
Macam-macam fauna di Indonesia :
Burung Elang Jawa (Nisaetus bartelsi)
Burung Trulek Jawa (Vanellus macropterus); tidak pernah ditemukan
lagi.
Kijang (Muntiacus muntjak)
Babi Hutan (Sus scrofa)
Trenggiling (Manis javanica)
Luwak (Paradoxurus hermaphroditus)
Alap-alap Capung (Microhierax fringillarius)
Raja Udang Meninting (Alcedo meninting)
Burung Cucak Kutilang (Pycnonotus aurigaster)
Ayam Hutan Merah (Gallus gallus)
Ayam Hutan Hijau (Gallus varius)
Bondol Jawa (Lonchura leucogastroides)
Beberapa flora (tumbuhan) yang merupakan spesies asli gunung Ungaran
diantaranya adalah:
Jamuju (Dacrycarpus imbricatus)
Sarangan (Castanopsis argentea)
Waru Gunung (Hibiscus macrophyllus)
Kantil (Michelia alba)
Rengas (Gluta renghas)
Cemplonan (Drymaria cordata)
Upaya-upaya Pelestarian Flora dan FaunaBeberapa jenis flora dan fauna
kini semakin sulit ditemui karena banyak diburu untuk tujuan tertentu
(dimakan, untuk obat, perhiasan) maupun tempat hidupnya dirusak manusia
misalnya unntuk dijadikan lahan pertanian, perumahan, industri, dan
sebagainya. Flora dan fauna yang jumlahnya sangat terbatas tersebut
dinyatakan sebagai flora dan fauna langka. Untuk mencegah semakin punahnya
flora dan fauna ini maka dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:
a. Ditetapkan tempat perlindungan bagi flora dan fauna agar
perkembangbiakannya tidak terganggu. Tempat-tempat perlindungan ini berupa
cagar alam bagi flora dan suaka margasatwa bagi fauna.
b. Membangun beberapa pusat rehabilitasi dan tempat-tempat penangkaran
bagi hewan-hewan tertentu, seperti:
Pusat rehabilitasi orang utan di Bohorok dan Tanjung Putting di Sumatera.
Daerah hutan Wanariset Samboja di Kutai, Kalimantan Timur.
Pusat rehabilitasi babi rusa dan anoa di Sulawesi.
c. Pembangunan yang berwawasan lingkungan, berarti pembangunan harus
memperhatikan keseimbangan yang sehat antara manusia dengan lingkungannya.
d. Menetapkan beberapa jenis binatang yang perlu dilindungi seperti:
Soa-soa (biawak), Komodo, Landak Semut Irian, Kanguru Pohon, Bekantan,
Orang Utan (Mawas), Kelinci liar, bajing terbang, bajing tanah, Siamang,
macan Kumbang, beruang madu, macan dahan kuwuk, Pesut, ikan Duyung, gajah,
tapir, badak, anoa, menjangan, banteng, kambing hutan, Sarudung, owa, Sing
Puar, Peusing.
e. Melakukan usaha pelestarian hutan, antara lain:
mencegah pencurian kayu dan penebangan hutan secara liar.
perbaikan kondisi lingkungan hutan.
menanam kembali di tempat tumbuhan yang pohonnya di tebang.
sistem tebang pilih.
f. Melakukan usaha pelestarian hewan, antara lain:
melindungi hewan dari perburuan dan pembunuhan liar.
mengembalikan hewan piaraan ke kawasan habitatnya.
mengawasi pengeluaran hewan ke luar negeri.
g. Melakukan usaha pelestarian biota perairan, antara lain:
mencegah perusakan wilayah perairan.
melarang cara-cara penangkapan yang dapat mematikan ikan dan biota
lainnya, misalnya dengan bahan peledak.
melindungi anak ikan dari gangguan dan penangkapan.