UKL-UPL SPBU 44.551.08
BAB III KONDISI SEKITAR KEGIATAN
Operasional SPBU JOGOKARYAN 44.551.08 dapat menimbulkan dampak yang bersifat positif maupun negativ yang akan dikaji lebih lanjut sehingga didapatkan rumusan pengelolaan dan pemantauan lingkungan serta upaya perbaikan pengelolaan dan pemantauannya. Pengkajian dampak kegiatan ini dikaitkan dengan komponen lingkungan (geofisika-kimia, biotis/hayati, sosial, budaya dan kesehatan masyarakat) A. Lingkungan Geofisika-Kimia Geofisika-Kimi a 1. Iklim Lokasi operasional SPBU 44.551.08 terletak di kelurahan Mantrijeron Kecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta. Sesuai dengan kondisi termasuk daerah yang beriklim tropis dengan 2 musim
Musim Penghujan (November s.d April)
Musim Kemarau (Mei s.d Oktober)
Suhu rata-rata 30 0C sedang curah hujan antara 180-2.000mm/tahun. Berdasarkan data yang ada menunjukkan rerata bulanan dari hujan adalah 7.4 dan rerata curah hujan adalah 150.1mm. dengan perhitungan dari jumlah rerata bulan basah dibagi jumlah rerata bulan kering, bila bulan basah/curah hujan dalam satu bulan >100mm dan bila kering dcurah hujan dalam satu bulan <60mm dengan demikian wilayah kajian (kelurahan Mantrijeron Kecamatan Mantrijeron) termasuk beriklim tropis dengan tropika basah (Am) 2. Kualitas Udara Kegiatan operasional SPBU 44.551.08 secara tidak
langsung akan berpengaruh
terhadap kondisi udara seperti debu, kebisingan dan polutan udara dan meskipun kecil diperkirakan akan berpengaruh terhadap kondisi lingkungan (wilayah tapak kegiatan dan sekitarnya).
BAB III | - 1 -
UKL-UPL SPBU 44.551.08
Tabel 3.1 dampak kualitas udara
No
Parameter Yang Diukur
Baku Mutu Lingkungan
01
Kebisingan
< 60dBA
02
Sulfur Dioksida (SO2)
0.30 ppm
03
Karbon Monoksida (Co)
26.00 ppm
04
Partikel Debu
0.23 mg/m3
05
Timah Hitam (Pb)
60 Ug/m3
06
Hidro Karbon
0.24 ppm
3. Fisiologi Keseluruhan kelurahan Mantrijeron secara geografis terletak pada angka ± 144m diatas permukaan air laut, secara fisik morfologinya sebagian besar merupakan daratan yang rata 4. Hidrologi a. Kualitas Air Tanah dan Sumur Untuk kualitas air sumur di sekitar tapak kegiatan diuji dengan memakai acuan peraturan Menteri Kesehatan RI 416/MENKES/PER/IX/1990 terntang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Kondisi air tanah yang ada di kota Yogyakarta rata-rata sudah tercemar Bakteri Coli, karena sumur resapan dati septictank penduduk yang berdekatan dengan sumur gali dan
penimbunan
pencemaran.
sampah
Untuk
organik
menghambat
lainnya
yang
pertumbukan
diperkirakan
Bakteri
menimbulkan
tersebut
air
sumur
ditambahkan kaporit. Selama operasional SPBU 44.551.08 buangan limbah cair setelah dilakukan pengolahan dari STP (sewage treatment plane) hasilnya dimasukkan kedalam bak penampungan yang kemudian dialirkan ke sungai kecil terdekat. Tabel 4-3 hasil Uji Laboratorium Air Sumur SPBU “JOGOKARYAN” Jl. Parangtritis 156Yogyakarta
No 1 2 3 4 5 6 7
Parameter Warna Kekeruhan Zat padat berlarut pH Klorida (CI) Kesadahan (CaCO3) Zat organik (KMno4)
Satuan Skala TCU Skala TDN Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L
Hasil 20 96.3 809 7.27 20.26 149.50 6.33
Baku Mutu 50 25 1500 6.5-9.0 600 500 10
Spesifikasi Metode IKM/5.4.27/BLK-Y IKM/5.4.29/BLK-Y IKM/5.4.30/NLK-Y SNI 06-6989.11-2004 APHA, 4500-CL B, 2005 APHA, 2340-C-2005 IKM/5.4.35/BLK-Y
BAB III | - 2 -
UKL-UPL SPBU 44.551.08
8 9 10 11 12 13 14
Sulfat (SO4) Florida (F) Nitrit (No2-N) Nitrat (No3-N) Besi (Fe) Mangan (Mn) Sianida (CN)
Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L
32.984 0.163 0.120 0.383 0.144 0.295 <0.006
400 1.5 1.0 10 1.0 0.5 0.1
APHA, 4500-SO E,2005 SNI 06-6989.29-2005 APHA, 4500-NO B,2005 IKM/5.4.12/BLK-Y IKM/5.4.4/BLK-Y IKM/5.4.48/BLK-Y IKM/5.4.49/BLK-Y
Tabel 4-3 hasil Uji Laboratorium Air Sumur SPBU “JOGOKARYAN” Jl. Parangtritis 156 Yogyakarta
No
Parameter
1
Suhu
2 3 4 5 6 7
TSS TDS BOD COD DHL pH
Satuan 0
Hasil
C
28.3
Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L µs/cm -
3.2 1317 13.06 52.42 2.60 7.23
Baku Mutu ± 30C thd suhu udara 75 1000 75 200 6.0-9.0
Spesifikasi Metode IKM/5.4.127/BLK-Y APHA, 2540-CL B, 2005 IKM/5.4.30/NLK-Y IKM/5.4.5/NLK-Y APHA, 5220-C, 2005 Potensiometri SNI 06-6989.11-2004
b. Kuantitas Air Tanah Dari pengamatan di lapangan dan informasi penduduk di sekitar tapak kegiatan relatif masih baik, karena permukaan air dan tanah pada musim kemarau retata berkisar 5-6 meter. Kondisi permukaan air tanah pada musim penghujan akan lebih baik. Secara garis besar di wilayah permukaan air tanah , sangan tergantung muka freatik dan fluktuasinya di mana daerah tersebut. Kondisi air tanah secara regional bergerak atau mengalir menuju base levelnya yaitu menuju ke laut (dari utara ke selatan), dari lereng/tubuh gunung Merapi memancar ke bagian kaki Pemenuhan kebutuhan air SPBU 44.551.08 akan dipenuhi dengan menggunakan sumur
gali.
Sebagai
tanggung
jawab
mempetahankan
konversi
air
dalam
mengantisipasi penurunan air tanah maka dibuat SPAH, Lubang Resapan Biopori.
c. Limbah cair Pengelolaan limbah direncanakan menggunakan prinsip-prinsip mengurangi sumber limbah, menggunakan kembali, dan mendaur ulang
dari semua limbah yang
dihasilkan.
BAB III | - 3 -
UKL-UPL SPBU 44.551.08
1. Limbah Cair Sisa Minyak Limbah cair dari ceceran BBM dan sisa-sisa pelumas (oli) harus mendapatkan pengelolaan yang baik. Disamping membahayakan pelanggan juga rawan terhadap resiko kebakaran. Oleh karena itu setiap karyawan SPBU harus cepat dan tanggap apabila ada ceceran limbah tersebut. Penanganan awal dengan pemberian pasir agar meredam efek yang membahayakan limbah tersebut. 2. Sampah Sisa makanan, kertas pembungkus, kardus pembungkus, plastik pembungkus sisa-sisa pemeliharaan tanaman(daun, ranting dll). Tiap hari dengan asumsi 1 orang 3 ons (0,03kg) maka prediksinya 226 orang x 0.03kg = 6.78kg ditambah dari pemeliharaan tanaman kurang lebih 3 kg total sampah perhari sampah tersebut dimasukkan ke bak sampah
9.78kg.
yang disediakan di beberapa
tempat selanjutnya dari TPS di lokasi SPBU untuk diambil gerobak sampah dari kecamatan Mantrijeron untuk dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). 3. Limbah Air Domestik Kegiatan kamar mandi, toilet, dan sisa-sisa pembersihan alat-alat/lantai menghasilkan limbah cair yang mengandung sisa-sisa minyak dialirkan ke bak penangkap minyak diteruskan ke sumur peresapan. Penanganan limbah cair dari kamar mandi dan toilet dialirkan menuju bak control kemudian ke septic tank dan sumur peresapan. d. Tanah Wilayah kajian termasuk dalam dataran memanjang yang membentang dari Yogyakarta kearah selatan
atau termasuk daerah selatan/ daerah rendah yang
kondisinya makin ke utara semakin tinggi. Bahan utamanya terdiri dari pasir dan kerikil yang mempunyai prioritas besar dan tekstur kasar. Jenis tanah ini mempunyai struktur lemah dengan konsitensi lepas-lepas, prioritas besar dan peka terhadap erosi karena belum terbentuk agregat tanah. Kondisi tanah seperti ini memudahkan proses peresapan air hujan dalam volume yang besar dan berpotensi sebagai air tanah yang berkualitas baik. Namun sebaliknya resiko terjadinya pencemaran air melalui proses peresapan juga tinggi.
BAB III | - 4 -
UKL-UPL SPBU 44.551.08
B. Lingkungan Biologis 1. Flora Darat Keberadaan flora di wilayah tapak kegiatan sedikit, sehingga perlu penambahan beberapa flora darat berupa tanaman keras dan perdi. Jenis flora darat yang ada di tapak kegiatan meliputi : pohon ketapang, teh-tehan, pohon mangga, pohon cemara, pohon sawo. 2. Fauna Darat Keberadaan fauna darat di tapak kegiatan dan sekitarnya meliputi : katak, cicak, burung gereja, tikus, lalat, nyamuk dll. C. Lingkungan Sosial, Ekonomi, Budaya dan Kesehatan Masyarakat 1. Demografi Dengan adanya kegiatan operasional SPBU ini akan menimbulkan dampak positif maupun negativ. Dampak positif adalah adanya kegiatan ekonomi (warung makan, warung kelontong dll) berkurang nya pengangguran (menambah lapangan kerja baru), sehingga akan menambah pendapatan masyarakat disekitar lokasi tapak kegiatan. Sedangkan untuk dampak negativnya adalah keberadaan konsumen SPBU yang silih berganti keluar masuk jalan raya sehingga menimbulkan rasa was was bagi pengguna jalan serta ancaman kebocoran tangki minyak sehingga mencemari lingkungan sekitar dan juga bahaya kebakaran. 2. Sosial a. Persepsi Sosial Masyarakat Dari pengamatan lapangan dan informasi penduduk dalam hal kebersamaan masyarakat, seperti pertemuan rutin, arisan, pengajian, kerja bakti dan lain-lain di wilayah kelurahan Mantrijeron masih berjalan baik, meskipun agak terjadi pengurangan yang merupakan fenomena nasional Sifat gotong royong yang ada pada masyarakat kelurahan Mantrijeron sedikit telah berkurang karena adanya pengaruh dari kehidupan perkotaan yang cenderung individualis. Walaupun demikian kebiasaan gotong royong masih dapat dilihat dan dirasakan padawaktu ada kematuan dan kerja bakti pada peringatan HUT RI dan sebagainya. b. Sikap dan Persepsi Masyarakat Dengan adanya SPBU 44.551.08 masyarakat sekitar lokasi kegiatan menanggapi dengan positif. Karena dengan adanya SPBU maka secara tidak langsung
BAB III | - 5 -
UKL-UPL SPBU 44.551.08
memberikan peluang usaha/kerja bagi masyarakat sekitar wilayah kelurahan Mantrijeron pada khusus nya dan kecamatan Mantrijeron pada umumnya Selain sikap positif dari masyarakat disekitar lokasi kegiatan, ada juga tanggapan negativ , yaitu dengan adanya kegiatan maka mengubah kondisi lingkungan dan mencemari lingkungan. 3. Ekonomi Dengan keberadaan SPBU secara tidak langsung dapat memberikan peluang kerja, dapat memberikan tambahan penghasilan seperti tumbuhnya warung-warung kecil. Walaupun kontribusi yang diberikan masih relatif kecil namun secara keseluruhan dapat memberikan nilai tambah ekonomis masyarakat 4. Budaya Seperti pada umumnya di kelurahan-kelurahan lain di wilayah kota Yogyakarta kondisi ada istiadat dan kebiasaan yakni berupa gotong royong dan kebersamaan sedikit berkurang. Karena pengaruh dari kondisi perkotaan , tetapi kebiasaan-kebiasaan itu masih melekat pada masyarakat yang masih berada dikampung-kampung. 5. Kesehatan Masyarakat a. Sanitasi Lingkungan Berdasarkan pengamatan lapangan dan informasi penduduk kondisi sanitasi lingkungan di sekitar tapak kegiatan tertata dengan baik dan kondisi jalannya sudah berdaspal. Pada musim penghujan jarang terjadi luapan limpasan air hujan, karena kondisi saluran sudah tertata secara permanen dan mengarah ke saluran air hujan. Dan untuk keperluan MCK di tiap tiap keluarga sudah mempunyai sarana tersebtut. b. Sarana Kesehatan Sarana kesehatan di sekitar tapak kegiatan sudah cukup banyak sehingga masyarahat dapat cukup mudah mendapatkan layanan kesehatan c. Pola Pencarian Pengobatan Bagi penduduk yang mempunyai penghasilan yang relatif besar maka pengobatan penyakit biasanya ketempat praktek dokter spesialis dak dokter umum di klinik/balai kesehatan yang memiliki fasilitas yang lengkap. Sedangkan bagi penduduk yang mempunyai penghasilan relatif kecil mempunyai kebiasaan untuk mengobati penyakitnya ke puskesmas.
BAB III | - 6 -