A. JUDUL PERCOBAAN
Uji Kadar Gula (Sukrosa) Pada Minuman Kemasa Menggunakan Hand Refraktometer B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar gula (sukrosa) pada sampel minuman kemasan. 2. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip dan penggunaan alat Refraktometer
C. DASAR TEORI
Karbohidrat merupakan salah satu zat kebutuhan pokok manusia dalam kehidupan sehari-hari. Fungsinya sebagai bahan baku atau bahan sumber energi, baik untuk mikroorganisme, tumbuhan maupun hewan. Karbohidrat adalah polisakarida aldehida. Nama karbohidrat berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan senyawa
dari golongan ini
mempunyai rumus empiris yang
menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah
karbon “hidrat”. Berdasarkan
panjang rantainya, karbohidrat digolongkan menjadi monosakarida, dan
polisakarida.
Monosakarida
adalah
karbohidrat
disakarida,
paling sederhana,
dimana salah satu contohnya ialah glukosa. Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan terlarut. Misalnya gula, garam, protein, dsb. Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya adalah memanfaatkan refraksi cahaya. Refraktometer ditemukan oleh Dr. Ernest Abbe seorang ilmuan dari German pada permulaan abad 20 Indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Indeks bias berfungsi untuk identifikasi zat kemurnian, suhu pengukuran dilakukan pada suhu 20oC dan suhu tersebut harus benar-benar diatur dan dipertahankan karena sangat mempengaruhi indeks bias. Harga indeks bias dinyatakan dalam farmakope Indonesia edisi empat dinyatakan garis (D) cahaya natrium pada panjang gelombang 589,0 nm dan 589,6 nm.
Umumnya alat dirancang untuk digunakan dengan cahaya putih. Alat yang digunakan untuk mengukur indeks bias adalah refraktometer ABBE. Untuk mencapai kestabilan, alat harus dikalibrasi dengan menggunakan plat glass standart. Refraktometer Abbe adalah refraktometer untuk mengukur indeks bias cairan, padatan dalam cairan atau serbuk dengan indeks bias dari 1,300 sampai 1,700 dan persentase padatan 0 sampai 95%, alat untuk menentukan indeks bias minyak, lemak, gelas optis, larutan gula, dan sebagainnya, indeks bias antara 1,300 dan 1,700 dapat dibaca langsung dengan ketelitian sampai 0,001 dan dapat diperkirakan sampai 0,0002 dari gelas skala di dalam. Pengukurannya didasarkan atas prinsip bahwa cahaya yang masuk melalui prisma-cahaya hanya bisa melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut batas antara cairan dan alas Faktor-faktor penting yang harus diperhitungkan pada semua pengukuran refraksi ialah temperatur cairan dan jarak gelombang cahaya yang dipergunakan untuk mengukur n. Pengaruh temperatur terhadap indeks bias gelas adalah sangat kecil, tetapi cukup besar terhadap cairan dan terhadap kebanyakan bahan plastik yang perlu diketahui indeksnya. Karena pada suhu tinggi kerapatan optik suatu zat itu berkurang, indeks biasnya akan berkurang. Perubahan per oC berkisar antara 5.10-5 sampai 5.10-4. Pengukuran yang seksama sampai desimal yang ke-4 hanya berarti apabila suhu diketahui dengan seksama pula. Indeks refraksi larutan gula tergantung jumlah zat-zat yang terlarut, dan densitas suatu zat cair, meskipun demikian dapat digunakan untuk mengukur kandungan gula. Cara ini valid untuk pengukuran gula murni, karena adanya zat selain gula mempengaruhi refraksi terhadap sukrosa. Oleh sebab itu, pengukuran indeks refraksi dapat digunakan untuk memperkirakan penentuan kandungan zat kering larutan terutama sukrosa
D. PRINSIP PERCOBAAN
Prinsipnya bahwa penentuan kadar atau konsentrasi larutan gula didasarkan indeks bias larutan gula dengan menggunakan alat refraktometer yang mana jika cahaya yang masuk melalui prisma cahaya hanya bisa melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut batas antara cairan dan alas digunakan sebagai dasar pengukuran. E. ALAT DAN BAHAN
1. Alat Alat yang digunakan pada praktikum kali ini ialah Refraktometer 1 set, pipet tetes, dan gelas kimia. 2. Bahan Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini ialah tissue/lap halus, Aquades, minuman kemasan bermerek (Mountea, Teh Gelas, dan Panther).
F. PROSEDUR KERJA
1. Kalibrasi Alat Refraktometer a. Disiapkan 1 set alat Refraktometer. b. Dibuka penutup pada alat Refraktometer dan dibersikan menggunakan tissu/lap halus. c. Diteteskan 1 tetes larutan aquades diatas kaca alat dan ditutup kembali penutup pada alat Refraktometer Cat : pada saat hendak menutup penutup alat, sebaiknya pelan-pelan dan berhati-hati agar tidak terjadi gelembung yang mana dapat mempengaruhi hasil.
d. Dilihat pada cahaya terang dan diamani skala yang ada Cat : apa biala skala yang ada pada alat tidak sampai pada skala 0 maka alat
tersebut
distel
ketelitiannya
pada
bagian
bawa
alat
dengan
memutarkanya kekiri hingga skala berada pada garis 0. e. Dibersihkan kembali alat dengan tissue dan alat siap untuk digunakan pada sampel yang akan di uji kadar gulanya. 2. Uji Kadar Gula pada Sampel Minuman Kemasan a. Diteteskan 1 tetes sampel diatas kaca pada alat. b. Ditutup kembali penutup pada alat refraktometer, jangan sampai terdapat gelembung. c. Dilihat pada cahaya terang skala yang terbentuk d. Dibersihkan sisa sampel yang masi ada pada alat e. Dicatata skala yang didapat pada minuman kemasan tersebut f.
Diulangi prosedur a-e dengan sampel yang akan digunakan
g. G. HASIL PENGAMATAN
NO
Sampel
Kadar Sukrosa (%brix)
1
Panther
7,2 %brix
2
Mountea
4,8 %brix
3
Teh Gelas
5 %brix
H. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan uji kadar gula (sukrosa) pada minuman kemasan dengan menggunakan alat refraktometer, adapun sampel minuman kemasan yang digunakan pada praktikum ini adalah Panther, Mountea dan Teh Gelas. Percobaan ini berdasarkan pada prinsip bahwa penentuan kadar atau konsentrasi larutan gula didasarkan pada indeks bias larutan gula dengan
menggunakan alat refraktometer. Refraktometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar atau konsentrasi bahan terlarut dengan memanfaatkan reaksi cahaya, nilai indeks bias dengan menggunakan refreksimeter ini memiliki satuan %brix. Pada pengukuran nilai % brix larutan gula pada sampel minuman kemasan ini dilakukan dengan cara refraktometer dikalibrasi terlebih dahulu ke 0 dengan meneteskan 2 hingga 3 tetes aquades ke permukaan kaca optik. Kemudian diihat sehingga angka % brixnya menunjukkan 0. Kemudian cairan aquades tadi dibersihkan menggunakan tisu tanpa menekan permukaan kaca optik. Sampel minuman diteteskan ke permukaan kaca optik 2 hingga 3 tetes, lalu ditutup agar tidak terkena cahaya dari luar lalu dilihat nilai % brix sampel minuman tersebut. Untuk menguji nilai % brix konsentrasi sampel minuman berikutnya, maka cairan larutan gula sebelumnya dibersihkan menggunakan tisu. Semakin besar nilai konsentrasi larutan gula pada sampel minuman maka nilai %brix yang diperoleh semakin besar. Setelah dilakukan percobaan ini diperoleh bahwa pada sampel Panther memiliki indeks bias 5 % brix, lalu pada sampel Mountea indeks biasnya sebesar 4,8 % brix dan terakhir pada sampel Teh Gelas memiliki indeks bias 7,2 % brix. Adapun kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi selama praktikum ini adalah kurang memperhatikan kebersihan dari alat refraktometer terutama pada bagian kaca optik karena jika pada kaca optic tidak bersih dari sisa-sisa larutan sebelumnya maka akan dapat mempengaruhi hasil dari larutan yang akan diuji berikutnya.
I.
KESIMPULAN
Setelah dilakukan praktikum uji kadar gula (sukrosa) pada minuman kemasan menggunakan alat refraktometer dengan sampel Panther, Mountea dan Teh Gelas diperoleh bahwa pada sampel Panther memiliki indeks bias 5 % brix, lalu pada sampel Mountea indeks biasnya sebesar 4,8 % brix dan terakhir pada sampel The Gelas memiliki indeks bias 7,2 % brix. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan sampel yang memiliki kadar gula yang tinggi adalah Teh Gelas karena memiliki indeks bias yang paling tinggi sedangkan kadar gula paling rendah yaitu pada sampel Mountea karena memiliki nilai indeks bias yang paling kecil.
J.
SARAN
Sebaiknya selama praktikum ini alat refraktometer harus selalu dijaga kebersihanya serta memperhatikan setiap selesai pengujian bagian permukaan kaca optic harus selalu dibersihkan sehingga tidak akan mempengaruhi hasil pengujian untuk larutan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Barus, T. A, 2003. Pengantar Limnologi. Jurusan Biologi FMIPA USU. Medan Hidayanto, Eko dkk. 2010. Aplikasi Portable Brix Meter untuk Pengukuran Indeks Bias. Jurnal Berkala Fisika. Vol. 13. No. 4. Semarang Karyono dkk. 2010. Penyetaraan Nilai Viskositas terhadap Indeks Bias pada Zat Cair Bening.Jurnal Berkala Fisika. Vol. 13. No. 4. Yogyakarta Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik . UI Press. Jakarta. Marzuki, Ahmad dkk. 2012. Sensor Fiber Optik dari Bahan Fiber Optik P olimer Untuk Pengukuran Refracrive Index Larutan Gula. Indonesian Journal of Applied Physich. Vol. 2. No. 1. Surakarta
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS MAKANAN DAN MINUMAN (P)
UJI KADAR GULA (SUKROSA) PADA SAMPEL MINUMAN MENGGUNAKAN HAND REFRAKTOMETER
OLEH
NAMA
: ASNI
NIM
: 16 3145 453 083
KELOMPOK
: III ( TIGA)
KELAS
: 16 C
PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR 2017
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Percobaan
: Uji Kadar Gula (Sukrosa) pada Sampel Minuman Menggunakan Hand Refraktometer
Hari / Tanggal Percobaan
: Selasa / 12 Desember 2017
Nama Praktikan
: Asni
NIM
: 16 3145 453 083
Angkatan
: 2016
Kelas
: 16 C
Kelompok
: III (Tiga)
Rekan Kerja
:
1. Abner Karya Salassa
NIM : 16 3145 453 081
2. Farahz Maranthy Tuhuteru
NIM : 16 3145 453 090
3. Fitri Maulina Rezky
NIM : 16 3145 453 093
4. Khairunisa
NIM : 16 3145 453 097
5. Nur Inayah
NIM : 16 3145 453 108
Dinyatakan telah menyelesaikan laporan lengkap serta telah diperiksa dan dikoreksi oleh dosen penamggung jawab mata kuliah.
Makassar, 9 Desember 2017
Dosen Penamggung Jawab
Sulfiani S.Si., M.Pd NIDN : 09 27048003
Praktikan
Asni NIM : 16 3145 453 083