WORKFLOW
Gambar 1.General Workflow
Gambar 2.Working workflow
1.1. PRECALCULATION 1. Klik Petrophysics > Precalc (Gambar 3.) 2. Isi masing-masing nilai parameter (log / nilai) 3. Tentukan lokasi input & output( input set / output set). 4. program
Start
1.2. ENVI CORR (Gambar.4) 1. Klik Petrophysics > Environmentals 2. Tentukan perusahaan jasa logging yang digunakan (*Schlumberger) 3. Pilih modul koreksi lingkungan yang akan dijalankan * nama jasa perusahaan logging didapatkan dari Composite Log atau FWR (Final Well Report)
Gambar 3. Tampilan modul input precalculation
1.1. PRECALCULATION 1. Klik Petrophysics > Precalc (Gambar 3.) 2. Isi masing-masing nilai parameter (log / nilai) 3. Tentukan lokasi input & output( input set / output set). 4. program
Start
1.2. ENVI CORR (Gambar.4) 1. Klik Petrophysics > Environmentals 2. Tentukan perusahaan jasa logging yang digunakan (*Schlumberger) 3. Pilih modul koreksi lingkungan yang akan dijalankan * nama jasa perusahaan logging didapatkan dari Composite Log atau FWR (Final Well Report)
Gambar 3. Tampilan modul input precalculation
Gambar 4. Tampilan task bar environmentals correction
Gamma Ray ( Gambar Gambar 5) 1. Klik Petrophysics > Environmentals > Schlumberger Charts > Gamma Ray (Por7) 2. Tentukan nilai /log dari paremeter yang dibutuhkan 3. Tentukan lokasi input dan dan output( input set / output set). 4. Klik Start Neutron (Gambar 6). 1. Klik Petrophysics > Environmentals > Schlumberger Charts >Neutron > NPHI Open (Por13b, 14b) 2. Tentukan nilai / logdari paremeter yang dibutuhkan 3. Tentukan lokasi input dan dan output( input set / output set) 4. Klik Start
Gambar 5. Tampilan modul gamma ray correction
Gambar 6. Tampilan modul neutron correction
Density (Gambar 7) 1. Klik Petrophysics > Environmentals > Schlumberger Charts >Density>LDT Open (Por15a) 2. Tentukan nilai / logdari paremeter yang dibutuhkan 3. Tentukan lokasi input dan dan output( input set / output set). 4. Klik Start
Gambar 7. Tampilan modul density correction
Induction Invansion 1. Klik Petrophysics > Environmentals > Schlumberger Invasion>ILD-ILM-Rxo (Rcor4a, Rint10) 2. Tentukan nilai / logdari paremeter yang dibutuhkan 3. Tentukan lokasi input dan dan output( input set / output set). 4. Klik Start
Charts
>Induction
Gambar 8. Tampilan modul induction invasion correction 2.MINERAL DETERMINATION
Gambar 9. Tampilan task bar determin 2.1 Badhole 1. Klik Determin > Badhole 2 2. Isi masing nilai parameter (log / nilai) 3. Tentukan lokasi input dan ou-tput (input set/output set) 4. Klik Start
Gambar 10. Tampilan modul badhole
2.2Badhole Synthetic 1. Klik New > View > Xplot 2. Tentukan logyang dianggap tidak terpengaruh oleh kondisi badhole. Misal : log sonic 3. Plot log yang dianggap tidak terpengaruh badhole pada sumbu X (log sonic) sedangkan yang akan dibuat log sintetiknya berada pada sumbu Y (log neutron correction), dengan skala warna menggunakan loggamma ray correction. 4. Klik OK Gambar 11. Tampilan xplot DT vs NPHI_COR 5. Buat regresi dgn mengklik ikon (regression) pd tool bar 6. Check X plot, Linear, pd source dan order 7. Beri nama pd kolom Destination Macro 8. Klik OK (perhatikan persamaan yg didapat) 9. Masukan persamaan tsb pd perhitungan menggunakan modul evaluate (lihat pembahasan evaluate) 10. Tuliskan ekspresinya dgn for-
> 0 , (nama macro), log yg akan diubah menjadi log sintetik) 11. Simpan dgn output 12. Klik Start 13. Ulangi langkah di atas ttp dgn menggunakan log density
Gambar 12. Tampilan inputing regression
Gambar 13. Tampilan evaluate badhole synthetic
14. Plot hasil log sintetik untuk menggantikan log yang sebelumnya (lihat pembahasan layout )
Gambar 14. Tampilan xplotDT vs RHO_COR
Skala Formula hasil
Gambar 15.Tampilan evaluate badhole synthetic
Nama untuk log hasil
Gambar 16.Tampilan layout logsebelum & sesudah dilakukan sintetik log
2.3 Coal 1. Klik Determin > Coal 2. Isi masing-masing nilai parameter (log/nilai) 3. Tentukan lokasiinput dan output(input set/output set). 4. Klik Start
Gambar 17. Tampilan inputing coal
3. PARAMETER SELECTION 3.1 HISTOGRAM 1. Klik Well > View > New >Frequency 2. Klik 2 x pd daerah grafik Frequency, kmdn masukkan log GR correction. 3. Klik OK 4. Klik Insert point>tentukan titik QTZ & WC (dibantu dgn melihat composite log) 5. Klik OK
Gambar 18. Tampilan histogram GR correction
3.2 CROSSPLOT (Gambar 19.) 1. Klik Well > View > New > Xplot 2. Klik 2x pd daerah grafik Xplot , kmdian masukkan log pd sumbu X, & sumbu Y, & skala warna menggunakan log gamma ray correction. 3. Klik OK
Gambar 19. Jendela edit proper ties
Crossplot Neutron-Density 1. Klik Well > View > Xplot > 00_ND.xplot 2. Klik 2x pd xplot tsb atau dgn meng
klik ikon edit properties pd menu tool bar , kmdn masukkan log neutron pd sb X & log density pd sb Y, dgn skala warna yg digunakan yi log GR correction. 3. Klik OK 4. Buat titik Water, Ma triks, Wet Clay, & Dry Clay dgn mengklik Insert > Point atau dgn mengklik ikon (point) pd tool bar 2 5. Masukkan nilai masing ttk sesuai dgn data yg ada. 6.Klik OK
Gambar 20.Crossplot Neutron-Density Crossplot Density-Gamma Ray 1. Klik Well > View > Xplot > 00_GRD.xplot 2. Klik 2x pd xplot tsb atau dgn meng
klik ikon edit properties pd menu tool bar , kmdn masukkan log GR pd sb X & log density pd sb Y, dgn skala warna yg digunakan yaitu log GR correction. 3. Klik OK 4. Buat titik Water, Matriks, Wet Clay, & Dry Clay dgn mengklik Insert > Point atau dgn mengklik ikon (point) pd tool bar 2 5. Masukkan nilai masing titik sesuai dgn data yg ada. 6. Klik OK
Gambar 21. Jendela Edit Properties
Gambar 22.Crossplot DensityGamma Ray
Crossplot Neutron-G Ray 1. Klik Well > View > Xplot > 00_NGR.xplot 2. Klik 2x pd x plot tsb atau dgn mengklik ikon edit properties
pd menu tool bar , kmdn masukkan log neutron pd sb X & log GR pd sb Y, dgn skala warna yg digunakan yi log GR correction. 3.Klik OK 4. Buat titik Water, Matriks, Wet Clay, & Dry Clay dgn mengklik Insert > Point atau dgn mengklik ikon ( point ) pd tool bar 2 5. Masukkan nilai masing ttk sesuai dgn data yg ada. 6 Klik OK
Input sumbu X
Input sumbu Y
Input skala w
Gambar 23. Jendela Edit Properties
Pilih log yang akan digunakan
Gambar 24.Crossplot NeutronGamma Ray Crossplot Sonic-Neutron 1. Klik Well > View > Xplot > 00_DTD.xplot 2. Klik 2xi pd xplot tsb atau dgn mengklik ikonedit properties
pd menu tool bar , kmdn masukkan log sonic pd sb X & log neutron pd sb Y. Untuk skala warna yg digunakan yi log GR correction 3. Klik OK (Gambar 25)
4. Buat titik Water, Matriks, Wet Clay, & Dry Clay dgn mengklik Insert > Point atau dgn mengklik ikon (point) pd tool bar 2 5. Masukkan nilai masing titik se suai dgn data yg ada 6. Klik OK
Input sumbu X
Input sumbu Y
Input skala warna
Gambar 25.Tampilan Edit Properties
Pilih log yang akan digunakan
Gambar 26.Crossplot Sonic-Neutron Crossplot Photo electric-Neutron 1. Klik Well > View >New >Xplot 2. Klik 2x pd xplot tsb atau dgn mengklik ikon edit properties
pd menu tool bar , kmdn masukkan log photo electric pd sb X dan log neutron pd sb Y. Untuk skala warna yg digunakan yaitu log GR correction 3. Klik OK
(Gambar 27) 4. Buat titik Water, Matriks, Wet Clay, & Dry Clay dgn mengklik Insert > Point atau dgn meng klik ikon (point) pd tool bar 2 5. Masukkan nilai masing titik se suai dgn data yg ada 6. Klik OK
Input sumbu X
Input sumbu Y
Input skala warna
Gambar 27. Tampilan Edit Properties
Pilih log yang akan digunakan
Gambar 28.Crossplot Sonic-Neutron 3.1 PICKET PLOT 1. Klik Petrophysics >Parameter Picking>Pickett Plots>nphi rt gr 2. Lihat pd composite log tandai water bearing zone dgn cara mengklik tools>highlight area > pilih zona air 3. Klik 2 kali pd grs pickett plot masukkan nila a, m, n (RCAL) sedangkan nilai Rw (temperatur formasi) disesuaikan dgn gradien pd grs pickett plot. 4. Klik OK
5. Konversikan nilai Rw pertama ke 0 temperatur permukaan yaitu 77 F shg didptkan nilai Rw kedua, dgn menggunakan rumus pd Schlumberger Chart
Rw2
Tabel 1.Penentuan water bearing zone
Rw1 (T1
6.77) / (T 2
6.77)
(1)
Gambar 29. Tampilkan composite log & pickett plot 4.RUN MULTIMIN ANALYSIS I 4.1 MODEL MAINTENANCE Gambar 30. Tampilan task bar modul multimin 4.1.1 Model
1. Klik Petrophysics > Multimin > Model Maintenance akan muncul tampilan gb 30 2. Klik Model>New (Herron Defaults)
1. 2.
3.
4.
4.1.2 Unknowns Klik Unknowns+ akan muncul tampilan gb 31 Tentukan jenis mineral yg akan dimodelkan dg 2 cara mengklik nama mi neral pd bgn minerals Tentukan jenis fluida yg terkandung dlm z flush ed pd bg Flushed Zone Fluids (XZone) Tentukan jenis fluida yg terkandung dlm zona unflushed, pd bgn Un flushed Zone Fluids (UZone)
Gambar 31. Tampilan modul multimin Unknowns
4.1.3 Responses 1. Klik Unknowns+ > Respon 2 2. Tentukan nilai/ respon dr masing tools thdp min atau fluida (fraksi solid & fraksi fluida) gb 32
Gambar 32. Tampilan modul multimin Unknowns 4.1.4 Properties 1. Klik Unknowns+ > Properties 2 2. Tentukan nilai/ respon dr masing parameter thdp min ataupun fluida (fraksi solid & f- fluida) gb 33 3. Tentukan nilai wet clay porosity dgn menggunakan perumusan sbb
Øwetclay =( wetclay - dryclay) ( fluid - dryclay)
Gambar 33. Tampilan modul multimin Properties
(2)
Dari
4.1.5 Constraints 1. Klik Unknowns+> Constraints 1 2. Tentukan constraint apa saja yg akan dilibatkan ( Program Constraint atau User 2 Constraint ) dgn mengklik Yes atau No Selected 3. Tentukan nilai fraksi solid & fluida yg terlibat pd baris PROG UNITY 4. Tentukan nilai porositas fraksi solid dan fluida yang terlibat pada baris PROG POROSITY 5. Tentukan nilai fraksi fluida yang terlibat pada baris PROG WATER MUD 6. Tentukan batasan tambahan dengan mengaktifkan User Constraint*
* misal: User Constraint untuk model oil dan gas 1. Aktifkan user contstrains 1 dan 2 2. Centang pada kolom XGAS, UGAS, XOIL, dan UOIL 3. Buat user constraint 1 dengan perumusan 1 x VOL_UOIL 0.1 x VOL_UGAS = 0 dengan tool 4. Buat di user constraint 2 : 1 x VOL_XOIL 1 x VOL_UOIL = 0 tool
1
Program constraint adalah constraint yang disediakan oleh program(tidak bisa dilakukan perubahan) User constraint adalah constraint yang ditentukan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pengguna, constraint yangaktif akan memilki latar belakang warna hijau 2
Gambar 34. Tampilan modul multimin Constrains
4.1.5 Bounds 1. Klik Unknowns+ >Bounds 2 2. Tentukan nilai/ respon dr masing parameter thdp min ataupun fluida (fraksi solid & fraksi fluida) gb35
Gambar 35. Tampilan modul multimin Bounds 4.1.6 Equations 1. Klik Equations > Wireline 2. Tentukan wireline yg akan dilibatkan dlm pembuatan model dgn memilih Yes pd kolom selected . 2 3. Pilih metode yg digunakan pd masing tool dlm kolom Method (untuk Unflushed Conductivity & Flushed Conductivity, metode yg digunakan adlh metode yg mengacu pd penentuan saturasi air). 4. Tentukan nama log yg dimaksud dlm point 2 (sesuaikan dgn penamaan yg ada dlm project tsb). 5. Tentukan metode dr ketidakpastiannya, apakah berupa nilai ( VALUE ) atau berupa interval. 6. Tentukan batasan dr ketidakpastian tsb, jika memilih log, tentukan nama log yg digunakan.
Gambar 36. Tampilan modul multimin Equations
4.1.7 Saturation Parameter 1. Klik Method > Parameters 2 3 2. Tentukan metode dr masing nilai tsb, apakah nilai (value) atau log 2 3. Tentukan masing nilai dr a, m, n, & w
W = 0.75*m +0.25*n 3
Untuk menngunakan log, nama log yang mampu dibaca hanya M_EXP
(3)
Gambar 37. Tampilan Modul Inputing a, m, n, w
Menggunakan nilai dari data atau hasil pickett plot 4.1.8 Verify 2 2 1. Klik Verify > Edit Parameter. 2. Masukkan nilai dari masing parameter
Dari data log header / curve Dari ENVI Dari Pickett plot Dari data log header / curve Dari data produksi
Gambar 38. Tampilan Inputing Verification Parameters
3. Klik Verify > Verify Model untuk mengecek apakah model yg sdh dibuat dr awal bi sa digunakan atau tidak 4. Klik Verify > Display Statistics untuk melihat kesimpuan dr model scr statistik 5. Jika dianggap sdh memenuhi syarat atau sesuai, mk model ini disimpan dgn cara klik Model > Save hingga muncul jendela dialog penyimpanan. 6. Tentukan penamaan model dan direktori penyimpanannya (misal : LL7_L33_DW)
Gambar 39. Tampilan Task bar
4.2 LOG UNCERTAINTY 1. Klik Petrophysics > Multimin > Log Uncertainties > pilih tool yg akan dibuat log 4 Uncertainties nya
Gambar 40. Tampilan Task Bar Uncertanties
2. Pilih salah satu tool yang akan dibuat Log Uncertainties(misal sonic) Gambar 41. Tampilan inputing sonic Uncertainties
3. 4. 5. 6.
2
Tentukan paremater yg akan digunakan Tentukan lokasi penyimpanan set input & output Klik Start Hasilnya akan muncul bersamaan dgn layout multimin_ngt analysis.
yg digunakan pd run
4.3 RUN ANALYSIS 1. Klik Petrophysics > Multimin > Run Analysis 2 2. Isi paremeter yg dibutuh-kan 3. Tentukan model yg akan di gunakan dlm Run Analysis
Gambar 42. Tampilan Task Bar 4. Klik Start 5. Untuk melihat hasilnya, klik Well > View > Layout > Multimin_Recon.Layout, spt pd gb 44
4
Mengacu pada log-log yang akan digunakan dalam model, lihat pembahasan equation
Dari Pickett plot Dari data log header / curve Model yangakan digunakandalam run analysis
Gambar 43. Tampilan Inputing Run Analysis Parameters
Gambar 44. Tampilan Composite Log
4.4 CLAY BOUND WATER DARI JUHASZ PLOT 1. Klik Well > View > New > Xplot > 00_SWBT_CWA.xplot
2. Klik 2x pd xplot atau dgn mengklik ikon edit properties pd menu tool bar , kmdn masuk kan log saturation bound water pd sb X, log conductivity water pd sb Y, & skala warna menggunakan log GR correction. 3.Klik OK Input sumbu XIn ut sumbu
Input sumbu YIn ut sumbu Y
Input skala warnaIn ut skala
Gambar 45. Jendela Edit Properties
Pilih log yang akan digunakanPilih l og yang akan digunakan
(re 3. Buat regresi dgn mengklik ikon gression) pd tool bar 4. Cek Xplot, Linear, pd source & order 5. Beri nama pd kolom Destination Macro , misal : Cbw
Gambar 46. Jendela Edit Properties
Cbw
6. Klik OK. 7. Hasilnya akan muncul spt gb 47
Gambar 47.Crossplot Satu ration Bound Water Con ductivity Water
Nama titik bound Saturation water Conductivity
Titik bound
5. MULTIMIN FOR SECONDARY MINERAL/LITHOLOGY
Gambar 48. Menu bar model litologi/mineral sekunder
1. Klik Petrophysics > Multimin > Maintanance 2. Klik Model > New (Herron Defaults)
Model
5.1 Unknowns 1. Klik Unknowns+ akan muncul tampilan spt gb 49 2. Tentukan jenis mineral yg dimodelkan (calcite), dgn cara mengklik nama mineral pd bgn minerals 3. Tentukan jenis fluida yg terkandung dlm flushed zone, dgn cara mengklik pd bgn flushed zone fluids (X zone) 4. Tentukan jenis fluida yg terkandung dlm unflushed zone, dgn cara mengklik pd bgn unflushed zone fluids (U zone)
Gambar 49.Tampilan modul multimin Unknowns 5.2 Responses 1. Klik Unknowns+> R esponses 2 2. Tentukan nilai/ respon dr masing tools (log GR) thdp mineral ataupun fluida (fraksi solid & f- fluida), spt gb 50
Gambar 50.Tampilan modul multimin Unknowns
Response
5.3 Properties 1. Klik Unknowns+> Properties 2. Tentukan nilai/respon dr masing2 parameter thdp mineral ataupun fluida (fraksi solid & f-fluida), spt gb 51
Gambar51.Tampilan modul multimin Properties 5.4 Constraints 1. Klik Unknowns+>Constraints 2. Tentukan constraints yg akan digunakan (Prog Constraint atau User Constraint) dgn meng klik Yes atau No pd kolom 3. Tentukan nilai fraksi solid & fluida, pd bar is PROG UNITY 4. Tentukan nilai porositas fraksi solid & fluida, pd baris PROG POROSITY 5. Tentukan nilai fraksi fluida, pd baris PROG WATER MUD 6. Tentukan batasan tambahan dgn mengaktifkan User Constraint
Program constraint
User Constraint
Gambar 52.Tampilan modul multimin Constraints 5.5 Bounds
1. Klik Unknowns+ >Bounds 2 2. Tentukan nilai/ respon dr masing parameter thdp mineral ataupun fluida (fraksi solid & fraksi fluida) spt: gb 35 Gambar 53. Tampilan modul multimin Bounds 5.6 Equations
1. Klik Equations > Wireline 2. Tentukan w-line yg akan dilibatkan dlm pembuatan model dgn memilih Yes pd kolom selected. 2 3. Pilih metode yg digunakan pd masing tool dlm kolom Method (untuk Unflushed Conductivity & Flushed Conductivity, metode yg digunakan adlh metode yg mengacu pd penentuan saturasi air) 4. Tentukan nama log yg dimaksud dlm point 2 (sesuaikan dgn penamaan yg ada dlm project tsb) 5. Tentukan metode dr ketidakpastiannya, apakah berupa nilai (VALUE) atau berupa interval 6. Tentukan batasan dari ketidakpastian tsb, jika memilih log, tentukan nama log yang digunakan. Penamaan
Gambar 54. Tampilan modul multimin Equations 5.7 Saturation Parameters
Metode
1. Klik Method > Parameters 2 2. Tentukan metode dr masing nilai tsb, apakah nilai (value) atau log 2 3. Tentukan masing nilai dari a, m, n, dan w
Gambar 55.Tampilan modul multimin Saturation Parameters 6.8 Verify
1. Klik Verify>Edit Parameter 2 2 2. Masukkan nilai dr masing parameter
Dari data log header / curve Dari ENVI Dari Pickett plot Dari data log header / curve Dari data produksi
Menggunakan nilai dari data atau hasi pickett plot
Gambar 56. Menu Bar Model Litologi/ Mineral Sekunder 3. Klik Verify>Verify Model untuk mengecek apakah model yg sdh dibuat dr awal bisa diguna kan atau tidak 4. Klik Verify > Display Statistics untuk melihat kesimpuan dari model secara statisti k 5. Jika dianggap sudah memenuhi syarat atau sesuai, mk model ini disimpan dg cara klik Model > Save hingga muncul jendela dialog penyimpanan. 6. Tentukan penamaan model dan direktori penyimpanannya (misal : tight_carbonate)
Gambar 57.Tampilan Task bar
6.CLAY TYPING 6.1 Porositas Bound Water 1. Klik General >Evaluate. 2. Isi kolom expression dengan persamaan sbb : PHIT-PHIE 3. Tentukan nama untuk log hasil dr perhitungan, mis : PHIT_BW 4. Tentukan lokasi input & output (input set/ output set). 5. Klik Start.
Gambar 58. Menu bar evaluate 6.2 Volume Dry Clay 1. Klik General >Evaluate 2. Isi kolom expression dgn persamaan sbb : VOL_WETCLAYPHIT-VOL_UBNDWAT 3. Tentukan nama untuk log hasil dari perhitungan, misal : VOL_DRYCLAY 4. Tentukan lokasi input & output(input set/output set). 5. Klik Start
Gambar 59. Menu bar evaluate 6.3 Konversi Skala Limestone menjadi Skala Sandstone 1. Klik Petrophysics > Determin > Environmental > Utilies > Neutron Lithology Conversion 2 2. Tentukan nilai atau log dari masing parameter, untuk logging contractor & tool type diperoleh dr header log sdngkn untuk neutron porosity limestone diperoleh dr Raw_Data_Cor. Nphi_Cor 3. Tentukan nama untuk log hasil dr perhitungan, mis: NPHI_SS & NPHI_DL Gambar 60.Tampilan modul neutron lithology conversion
Pilihan logging contractor Pilihan tool type
4. Tentukan lokasi input & output (input set/ output set). 5.Klik Start
Dari raw data correction
6.4 Hidrogen Dry Clay 1. Klik Petrophysics > Determin > Porosity > Density 2 2. Tentukan nilai atau log dari masing parameter 3. Tentukan nama untuk log hasil dr perhitungan, misal : PHIT_DEN1 (Gambar 61) 4. Klik General >Evaluate 5. kolom expression dg persamaan sbb: (NPHI_SS-PHIT_DEN1)/(VOL_DRYCLAY) 6. Tentukan nama untuk log hasil dr perhitungan, misal : HI_DRYCLAY 7. Tentukan lokasi input dan output (input set/ output set). 8 Klik Start
Gambar 61. Tampilan modul porositas-density
Diperoleh dari crossplot Dari perhitungan porositas wet clay Dari raw data cor Gambar 62. Menu bar evaluate
Dari
Multimin
Nama untuk log hasil
6.5 QV (CEC per unit pore volume) 1. Klik General > Evaluate 2. Isi kolom expression dgn persamaan sbb: (PHI_BW*PHIT**-1)/ (0.084*2370.24**-0.5 + 0.22), untuk nilai salinitas dpt diperoleh dr mulimin edit parameters tahapan sebelumnya.
3. Tentukan nama untuk log hasil dr perhitungan, misal : QV Gambar 63. Menu bar evaluate
4. Tentukan lokasi input & output (input set/output set). 5. Klik Start 6.6 Cation Exchange Capasity 1. Klik General > Evaluate 2. Isi kolom expression dgn persamaan sbb: (QV_DW*PHIT)/(RHOG-(RHOG*PHIT)) 3. Tentukan nama untuk log hasil dr perhitungan, misal : CEC Gambar 64. Menu bar evaluate
4. Tentukan lokasi input & output(input set/output set). 5.Klik Start 6.7 Cation Exchange Capasity Correction 1. Klik General > Evaluate 2. Isi kolom expression dgn persamaan sbb: 0.1871*CEC+0.0398, untuk persamaan regeresi sumur yang ada validasi data CEC 3. Tentukan nama untuk log hasil dr perhitungan, misal : CEC_COR Gambar 65. Menu bar evaluate
4. Tentukan lokasi input dan output(input set/ output set)
5. Klik Start
6.8 Crossplot CEC-HI-DSS 1. Klik Well > View > New > Xplot
2. Klik 2 kali pd xplot tsb atau dgn mengklik ikon edit properties pd menu tool bar , kmsfian masukkan log CEC_Cor pada sumbu X dan log HI_Dry clay pada sumbu Y. Untuk skala warna yang digunakan yaitu log gamma ray correction 3. Klik OK
Input sumbu X
Input sumbu Y
Input skala warna
CLAY_TYPE.CEC
3
Pilih log yang akan digunakan
VOL_DRY
Gambar 66. Jendela Edit Properties 2 4. Masukkan nilai masing titik clay (chlo rite, illite, kaolinite, dan smectite) yg Clay Typing Based on Well Logs table 1.) dgn mengklik Insert > Point atau mengklik ikon (point) pd tool bar 5. Klik OK. 6. Hasilnya akan muncul spt gbr 67 Gambar 67.Crossplot CEC_cor
HI_dryclay
CLAY DISTRIBUTION 7.1 Volume Wet Clay Minerals 1. Klik ikon Calculator Log 2. Isi kolom method & function dgn expression 3. Klik OK 4. Isi kolom expression dg persamaan sbb: : VOL_CLAY_KAO*VOL_WETCLAY
5. Tentukan nama untuk log hasil di perhitungan, mis : VOL_WETCLAY_KAO 6. Klik Start
Gambar 68. Jendela calculator log
Gambar 69. Menu bar evaluate
7.2 Thomas Stieber Diagram 1. Klik Well > View > New > Xplot
2. Klik 2 kali pd xplot tsb atau dgn mengklik ikon edit properties masukkan log Vol_Wetclay pd sb X & log PHIT pd sb Y. 3. Klik OK In ut
In ut
pd menu tool bar , kmdn
In ut skala
Gambar 70. Jendela Edit Properties 4. Klik Thomas-Stieber Diagram 5. Tentukan nilai PHI max (dr set multimin) & PHIT (dr perhitung an) 6. Klik OK Pilih log yang akan
7. Hasilnya akan muncul spt gbr 67
Gambar 67.Crossplot CEC_cor HI_dryclay
Clean
Lamination of
Dis er
Pure shale
8. MULTIMIN RUN ANALYSIS II
1. Klik Petrophysics > Multimin > Run Analysis Gambar 68. Menu barmultimin run analysis 2
2. Isi paremeter yg dibutuhkan, spt pd gb 69 3. Tentukan model maintenance yg akan digunakan dlm Run Analysis 4. Isi pd bgn kanan dr kolom first selection, disesuaikan dgn composite log yg dipunyai, misal : RAW_DATA.NPHI_COR < 0.27 & RAW_DATA.RHOB > 2.5 5. Tentukan model tight carbonate bgn kanan dr first secondary model , mis : LL7_L35_Tight Carbonate. 6.Klik Start Gambar 69.Tampilan Inputing Run Analysis Parameters
Dari Pickett plot Dari data log header / curve Model yangakan Model digunakan mineral dalam run sekunder analysis/ tight carbonate
Gambar 70. Tampilan layout run analysis kedua
SATURATION METHOD
PERMEABILITY ESTIMATION
10.PERMEABILITY ESTIMATION
Gambar 74. Tampilan Schlumberger Chart 10.1 Coates Free Fluid Indeks 1. Klik Petrophysics > Determin > Permeability > Coates Free Fluid Indeks
Gambar 75. Tampilan Task Bar 2
2. Tentukan nilai dari masing parameter
Gambar 76. Tampilan Inputting Data 3. Tentukan set input dan output 4. Klik Start 10.2 Coates Dumanoir 1. Klik Petrophysics > Determin > Permeability > Coates Dumanoir
Gambar 77. Tampilan Inputting Data 2
2. Tentukan nilai dari masing parameter 3. Tentukan set input dan output 4. Klik Start
10.3 Coates Wyllie -Rose 1. Klik Petrophysics > Determin > Permeability > Wyllie-Rose
Gambar 77. Tampilan Inputting Data 2
2. Tentukan nilai dari masing parameter 3. Tentukan set input dan output 4. Klik Start 10.4 Xplot 1. Klik well > view > new > xplot 2. Masukan log permeability pada sumbu X dan log porosity pada sumbu Y
3. 4. 5. 6. 7. 8.
Gambar 78. Tampilan xplot porosity vs permebeality Buat persamaan dengan menggunakan regresi (lihat pembahasan regresi) Klik OK Klik General > Evaluate Isi kolom expression dengan persamaan fungsi regresi Tentukan nama untuk log hasil dari perhitungan, misal : PERM_XPLOT Klik Start Persamaan fungsi regresi
Gambar 79. Tampilan Inputting Data 9. Tampilkan hasilnya seperti pada gambar 80
Gambar 80. Tampilan composite Log
VALIDATION
11.VALIDATION Validasi Clay Typing Untuk validasi penentuan mineral clay dapat digunakan data XRD (X Ray Diffraction) seperti pada gambar berikut.
Validasi Porositas Untuk validasi porositas dapat dapat dilakukan dengan memplot data RCAL(Routine Core Analysis )yang kemudian dibandingkan dengan data porositas yang dimiliki seperti pada gambar berikut.
Gambar 69.Tampilan Inputing Run Analysis Parameters
Validasi Permebilitas Untuk validasi permeabilitas dapat dapat dilakukan dengan memplot data RCAL(Routine Core Analysis )yang kemudian dibandingkan dengan data permeabilitas yang dimiliki seperti pada gambar berikut.
Validasi Saturasi Irreducible Untuk validasi Swirr dapat dapat dilakukan dengan memplot data MICPyang dimiliki s eperti pada gambar berikut.
3500
3000
Series2 Series1
2500
Series3 Series4 Series5
2000
Series6 Series7
1500
Series8 Series9
1000
Series10 Series11 500
Series12
0 0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
CUT OFF DETERMINTION
13 CUT OFF DETERMINTION Untuk menentukan cut off dapat dilakukan dengan metode kombinasi antara permeabilitas, porositas, saturasi air (Sw) dengan data test. Pada gambar XXX ditentukan cut off dari porositas ( )=7%, permeabilitas (k) = 3 md, Sw= 70%
Jika xplot antara volume shale dan porositas dengan dasar tes sumur tidak bisa dilakukan. Dapat dilakuakn dengan membuat xplot seperti pada gambar XXXX ( contoh kasus dimana hasil t es sumur menunjukkan semuanya mengalir , biasanya pada l apangan gas)
PETROPHYSICAL SUMMARY
ADDITIONAL
14.1 ADDITIONAL 14.1.1 Evaluate 1. Klik General > Evaluate 2. Ketik formula yang akan digunakan pada kolom expression dengan acuan pada ____
3. Tentukan unit yang akan digunakan (gambar XX) 4. Tentukan nama untuk log hasil dari perhitungan ( LOG _OUT)
5. Tentukan lokasi input dan output( input set / output set)
6. Klik Start 14.1.2 Layout dari Template 1. Klik well > Layout (untuk menngunakan lay out dari template maupun hasil lay out manual yang sudah disimpan) 2. Pilih template lay out yang akan digunakan (gambar XX)
3. Klik OK, akan muncul tampilan seperti gambar XX (contoh: multimin_ngt.layout)
4. Klik dua kali pada masing-masing kotak sehingga muncul dialog dengan mengklik ikon edit properties
pada menu tool bar , seperti pada gambar XX
atau
5. Pilih tab track 6. Pada bagian Wireline Log, tentukan log yang akan digunakan dengan mengklik ikon , satuan yang akan digunakan (unit) serta skala minimum dan maksimum, skala, dan tampilan Appearance Line / Marker )
7. 8. 9. Klik OK
Baseline Left Shading
Right Shading
14.1.3 Layout Manual 1. Klik well > New > Layout
2. Akan muncul jendela kosong, masukkan komponen track dengan mengklik ikon dengan mengklik ikon
, dan lain sebagainya sesuai dengan kebutuhan
, skala
3. Tentukan jenis track atau kolom dengan mengklik dua kali pada track tersebut atau dengan mengklik ikon Edit Properties seperti gambar XX
pada menu tool bar , sehingga muncul jendela dialog
4. Insert > tipe track yang kan digunakan 5. Klik tab T nsert untuk menambahkan log pada track tersebut 6. Atur log dan tampilan di bagian wireline Log, baseline, dan Shading-nya ( lihat pembahasan layout dari template) 7. Klik OK 8. Jika ingin menyimpan hasilmodel layout tersebut, klik Layout > Save As 9. Simpan model tersebut pada direktori folder yang dikehendaki
14.1.5 Glosary B Bw a m n w CEC CEC_Cor Co Cbw Cfw Cw HI_DRYCLAY PERM
PHI_BW PHIE PHIT PHIT_SH QV RHOG Titik KAO Titik ILL Titik SMEC Titik FL
= Ekivalen konduksi dari CEC (1/liter eqivalen Ohm m) = Berat bound water (g/100 g dari batuan) = faktor turtuosity = eksponen sementasi = eksponen saturasi = faktor saturasi = Cation Exchange Capasity (meq/100 g batuan) = Cation Exchange Capasity Corrected (meq/100 g batuan) = Salinitas NaCl (ekivalen 1/liter) = Konduktivitas bound water (mho/m) = Konduktivitas free water (mho/m) = Konduktivitas water (mho/m) = Hidrogen indeks dry clay = Permeabilitas (Md) = Porositasbound water (v/v) = Porositas efektif (v/v) = Porositas total (v/v) = Porositas total dari shale (v/v) = Konsentrasi dari CEC per unit pore volume (meq 1/ml) = Berat jenis (g/cc) = Titik mineral kaolinit = Titik mineral illit = Titik mineral smektit = Titik fluida