tugas manajemen investasi dan portofolioDeskripsi lengkap
tugas budaya betawiDeskripsi lengkap
tugas m6
tugas 6 ygDeskripsi lengkap
TUGAS M5 KB1Full description
skldhhdhwwhFull description
tugasFull description
ReferensiFull description
Tugas akm2Full description
tugasFull description
Full description
35Full description
..Full description
AFull description
TUGAS
PLASTISITAS OTAK
Disusun Oleh: Robiah Al Adawiyah 110.2012.256
Preseptor : dr. Dani Kurnia, SpA
DISUSUN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK SMF ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI RSUD ARJAWINANGUN 17 APRIL – 23 23 JUNI 2017
PLASTISITAS OTAK
1. Definisi
Plastisitas otak adalah kemampuan susunan saraf untuk menyesuaikan diri berupa perubahan anatomi, kemampuan neurokimiawi atau perubahan metabolik. Plastisitas merupakan sifat yang menunjukkan kapasitas otak untuk berubah dan beradabtasi terhadap kebutuhan fungsional. Mekanisme ini termasuk perubahan kimia saraf ( neurochemical ), penerimaan saraf (neuroreceptive), perubahan struktur neuron saraf dan organisasi otak. Plastisitas juga terjadi pada proses perkembangan dan kematangan sistem saraf. Nilai positif dari adanya sifat plastisitas adalah pada pasien stroke menjadi potensi untuk dapat dikembangkan dan dibentuk sehingga dapat menghasilkan gerak yang fungsional dan normal. Nilai negatif dari adanya sufat plastisitas adalah jika metode yang diberikan tidak tepat, maka akan terbentuk pola yang tidak tepat pula.
Aktivasi bilateral dari sistem motoric Penggunaan jalur ipsilateral Perekrutan area motorik tambahan
Beberapa asumsi dasar tentang struktur dan fungsi pada otak terkait dengan plastisitas, diantaranya:
Otak memiliki struktur dan fungsi tertentu sesuai dengan penataannya Otak yang normal akan berkembang sesuai dengan kebutuhan (apabila dibutuhkan/digunakan maka otak akan berkembang dan sebaliknya). Pengaturan fungsi tertentu pada otak terdapat pada beberapa tingkat/area, sehingga bila ada satu rusak, masih ada yang mengatur fungsi yang rusak. Daerah yang tak memiliki fungsi khusus pada otak dapat belajar atau mengambil alih fungsi dari daerah yang mengalami kerusakan. Otak manusia terbukti sangat adaptif dan plastis serta dapat mengadakan perubahan struktural dan fungsional apabila diberikan stimulasi lingkungan Stimulasi lingkungan di sini berupa stimulasi baik sensoris maupun motoris, diterima oleh individu sebagai sebuah pengalaman dan respon tindakan (sensorimotor) Diketahui juga aktivitas di otak juga meningkat pada saat membayangkan gerakan (mental practice), tanpa harus melakukan aktivitas.
3. Proses Pemulihan dan Plastisitas Otak
Bedasarkan konsep plastisitas maka bila ada kerusakan pada otak dimungkinkan untuk terjadi proses recovery (pemulihan): a. Fase Diaschisis dikategorikan sbg pemulihan spontan dan reorganisasi mekanisme neural (perbaikan neurologis). Gangguan laten dari aktivitas neuronal di dekat area kerusakan, di mana terjadi penurunan suplai darah dan metabolisme Biasanya pasien menunjukkan gejala flaccid, setelah itu terjadi pemulihan dini (3-4 minggu setelah lesi/kerusakan) biasanya disebabkan oleh resolusi dari diaschisis, hilangnya edema serebri, perbaikan fungsi sel saraf daerah penumbra, serta adanya kolateral dapat terjadi dalam waktu yang tidak lama. Plastisitas Otak terjadi setelah fase diaschisis apabila dibutuhkan melalui mekanisme regeneration yang disebut Silent Synapsis Recruitment , Denervation Supersensitivity. b. Axonal Regeneration dan Collateral sprouting . Axonal Regeneration terjadi regenerasi pada serabut saraf dimulai dari proksimal menuju ke distal. c. Silent Synapsis Recruitment (pengefektifan sinapsis laten) : Pembukaan jalur yang sebelumnya telah ada tetapi secara fungsional terdepres melalui proses belajar dapat dipanggil ketika sistem yang biasa telah gagal.
d. Denervation Supersensitivity (peningkatan sensitivitas hubungan saraf) : pasca s inapsis menjadi sangatsensitif sehingga impuls saraf minimal mampu diterima, perubahan dalam konduksi dendrit termasuk peningkatan pengeluaran transmitter dan disinhibisi terminal eksitatoris. e. Collateral Sprouting (pertunasan kolateral) merupakan pertunasan dari sel yang utuh/ tidak rusak yang berdekatan dengan jaringan saraf yang rusak, ke daerah denervasi setelah sebagian/ semua input normalnya rusak. Pertunasan meningkatkan efektivitas sinaptik dan menggantikan sinaps yang rusak sinaptogenesis dinamis yang terus menerus terjadi dalam keadaan normal.