MAKALAH ETIKA PROFESI TEKNOLOGI INFORMASI
Disusun Oleh Mahasiswi Angelina Arista (15560003) Husna Zattil Hikmah (15560021) Tiara Fanny Eldiana (15560017)
Dosen Pengampu : Verdi Yasin, S.Kom.,M.Kom
JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER JAYAKARTA, JAKARTA 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Jakarta, 23 Mei 2017
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii Bab I Pendahuluan..........................................................................................................................1 1.1 Perkembangan Teknologi Informasi...................................................................1 1.2 Tujuan dan Manfaat Etika TI...............................................................................3 1.3 Motivasi Hukum Etika TI....................................................................................4 Bab II Pembahasan...............................................................................................................7 2.1 Latar Belakang Permasalahan Munculnya Etika TI...........................................7 2.2 Etika Pengembangan Etika Profesi TI................................................... ............8 2.3 Metode Dalam Etika TI.....................................................................................16 2.4 Prinsip – Prinsip Etika TI..................................................................................17 2.5 Pandangan Anda Tentang Etika TI....................................................................17 2.6 Contoh Kasus Pelanggaran Etika TI..................................................................18 Bab VII Penutup..................................................................................................................24 Daftar Pustaka.....................................................................................................................25
Lampiran Referensi
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Perkembangan Etika Teknologi Informasi Perkembangan dunia menuju dunia tanpa batas (borderless world) telah banyak merubah berbagai aspek kehidupan. Proses ini menggerakkan perdagangan bebas antar benua, perpindahan manusia, barang dan modal yang semakin leluasa, serta pemakaiaan sumber daya -sumber daya diseluruh dunia menuju efisiensi yang lebih tinggi. Salah satu penyebab hal ini adalah kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin memudahkan
manusia.Teknologi
informasi
telah
menawarkan
berbagai
macam
kemudahan seperti kecepatan akses data dan informasi, pemecahan masalah serta otomatisasi pekerjaan dan sebagainya.Penggunaan secara intensif maupun ekstensif atas komputer, internet, telepon seluler dan ATM telah mengatasi batasan ruang dan waktu. Menjadi sebuah fenomena dramatis yang disebut dengan digitalisasi. Pada perkembangannnya, beberapa faktor negatif terjadi berkaitan dengan penggunaan sistem informasi oleh manusia, mengingat dalam menggunakan komputer, pengguna berhubungan dengan sesuatu yang tidak tampak yaitu bit-bit.Dibalik kecepatan, kecermatan dan keotomatisan dalam memproses pekerjaan, ternyata teknologi informasi memuat dilema-dilema etis sebagai akibat sampingan dari adanya unsur manusia sebagai pembuat, operator dan sekaligus penggunanya. Dari hal ini dapat dilihat apapun teknologi, ia hanyalah alat. Manusia sebagai pembuat, operator dan sekaligus pengguna teknologi tersebutlah yang akhirnya menjadi faktor yang sangat menentukan kelancaran dan keamanannya.Hal-hal inilah yang kemudian memunculkan unsur etika sebagai faktor yang sangat penting kaitannya dengan penggunaan teknologi informasi. Meningkatnya jumlah interaksi manusia terhadap
Teknologi Informasi Dan
Komunikasi dari waktu ke waktu,maka etika sangat di butuhkan untuk dijadikan suatu peraturan dasar dalam pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi yang juga harus di pahami oleh masyarakat luas. Hal ini di sebabkan karena dalam pemanfatan Tegnologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) dalam kehidupan sehari-hari,tidak jarang kita
1
menemukan adanya hal-hal yang melanggar etika,hal itu dapat kita lihat dari tindakantindakan sebagian masyarakat yang memanfaatkan kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi tanpa memperhatikan etika.
Berikut perkembangannya : a. Era 1940-1950-an Munculnya etika komputer sebagai sebuah bidang studi dimulai dari professor Nobert Wiener. Selama perang Dunia II(pada awal tahun 1940-an) professor dari MIT ini membantu mengembangkan suatu meriam antipesawat yang mampu menembak jatuh sebuah pesawat tempur yang melintas diatasnya. Pada perkembangannya, penelitian dibidang etika dan teknologi tersebut akhirnya menciptakan suatu bidang riset baru yang disebut cybernetics atau the science of information feedback system. Konsep cybernetics tersebut dikombinasikan dengan computer digital yang dikembangakan pada waktu itu, membuat wiener akhirnya menarik beberapa kesimpulan etis tentang pemanfaatab teknologi yang sekarang dikenal dengan sebutan Teknologi Informasi (TI). Pada tahun 1950, Wiener menerbitkan sebuah buku yang monumental, berjudul The Human Use of Human Beings. Buku wiener ini mencakup beberapa bagian pokok tentang hidup manusia, prinsip-prinsip hokum dan etika di bidang computer. b. Era 1960-an Donn Parker dari SRI internasional Menlo Park California melakukan bebagai riset untuk menguji penggunaan computer yang tidak sah dan tidak sesuai dengan profesionalisme dibidang komputer. Parker melakukan riset dan mengumpulkan berbagai contoh kejahatan computer dan aktivitas lain yang menurutnya tidak pantas dilakukan para professional computer. Parker juga dikenal menjadi pelopor kode etik profesi bagi professional di bidang computer, yang ditandai dengan usahanya pada Kode Etik Profesional yang pertama dilakukan untuk association for computing machinery (ACM). c. Era 1970-an Era ini dimulai ketika sepanjang tahun 1960, Joseph Weizenbaum, ilmuwan computer MIT di Boston, menciptakan suatu program computer yang di sebut ELIZA. Didalam eksperimen pertamanya ELIZA ia ciptakan sebagai tiruan dari “Psychotherapist Rogerian” yang melakukan wawancara dengan pasien yang akan diobatinya. ”Model pengolahan informasi” tentang manuisa yang akan datang dan hubungannya antara manusia dengan mesin. Buku Weizenbaum, Computer Power
2
and Human Reason,1976 menyatakan banyak gagasan dan pemikir terilhami tentang perlunya etika computer. Tahun 1970 karya Walter Maner dengan istilah “computer ethic untuk mengacu pada bidang pemeriksaan yang berhadapan dengan permasalahan etis yang diciptakan oleh pemakaian teknologi computer waktu itu.1970-1980, Maner banyak menghasilkan minat pada kursus tentang etika computer setingkat universitas dan tahun 1978 mempublikasiakn Starter Kit in Computer Ethic,tentang material kurikulum dan padagogi untuk pengajar universitas dalam pengembangan etika computer.
d. Era 1980-an Tahun 1980-an sejumlah konsekuensi social dan teknologi informasi membahas tentang kejahatan computer yang disebabkan kegagalan system computer,invasi keleluasaan pribadi melalui database computer danperkara pengadilan mengenai kepemilikan perangankat lunak. Pertengahan 80-an, James Moor dari Dartmouth College menerbitkan artikel yang berjudul “What Is Computer Ethic” dan Deborah Johnson dari Rensselaer Polytechnic Institute menerbitkan buku teks Computer Ethic tahun 1985. e. Era 1970-an sampai sekarang Tahun 1990, berbagai pelatihan baru di universitas, pusat riset, konferensi, jurnal, buku teks dan artikel menunjukkan suatu keanekaragaman yang luas tenteng topic tentang etika komputer.para ahli komputer di Iggris, Polandia, Belanda, dan Italia menyelenggarakan ETHICOMP sebagai rangkaian konferensi yang di pimpin oleh Simon Rogerson.konferensi besar tentang etika computer CEPE di pimpin oleh Jeroen Van Hoven, dan di Australia terjadi riset terbesar etika computer di pimpin oleh Chris Simpson dan Yohanes Weckert.perkembangan yang sangat penting adalah peloporan Simon Rogerson dari De MontFort University (UK), yang mendirikan Centre for Computing and Social Reponsibility
1.2 Tujuan dan Manfaat Etika Teknologi Informasi Tujuan Etika dalam teknologi Informasi, yaitu Etika menjadi dasar pijakan pengembangan, pemapanan dan penyusunan instrument. Tujuannya adalah jelas bahwa etika ditujukan sebagai dasar pijakan atau patokan yang harus ditaati dalam teknologi informasi untuk melakukan proses pengembangan, pemapanan dan juga untuk menyusun instrument. Tujuan menerapkan atau mempelajari etika di masyarakat, yaitu:
3
Untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruknya perilaku atau tindakan manusia dalam ruang dan waktu tertentu. Mengarahkan perkembangan masyarakat menuju suasana yang harmonis, tertib, teratur, damai dan sejahtera. Mengajak orang bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan secara otonom. Etika merupakan sarana yang memberi orientasi pada hidup manusia. Untuk memiliki kedalaman sikap; untuk memiliki kemandirian dan tanggung jawab terhadap hidupnya. Mengantar manusia pada bagaimana menjadi baik. Sebagai norma yang dianggap berlaku. Diselidikinya apakah dasar suatu norma itu dan apakah dasar itu membenarkan ketaatan yang dituntut oleh norma itu terhadap norma yang dapat berlaku Etika mengajukan pertanyaan tentang legitimasinya, artinya norma yang tidak dapat mempertahankan diri dari pertanyaan kritis dengan sendirinya akan kehilangan haknya Etika mempersolakan pula hak setiap lembaga seperti orangtua, sekolah, negara dan agama untuk memberikan perintah atau larangan yang harus ditaati Etika memberikan bekal kepada manusia untuk mengambil sikap yang rasional terhadap semua norma Etika menjadi alat pemikiran yang rasional dan bertanggung jawab bagi seorang ahli dan bagi siapa saja yang tidak mau diombang ambingkan oleh norma-norma yang ada.
Etika Pemanfaatan Teknologi Informasi, diantaranya : Menurut James H. Moor ada tiga alasan utama mengapa masyarakat berminat untuk menggunakan komputer yaitu; Kelenturan logika (logical malleability), Memiliki kemampuan untuk membuat suatu aplikasi untuk melakukan apapun yang diinginkan oleh programmer untuk penggunannya. Faktor Transformasi (transformation factors), Memiliki kemampuan untuk bergerak dengan cepat kemanapun pengguna akan menuju ke suatu tempat. Faktor tak kasat mata (invisibility factors). Memiliki kemampuan untuk menyembunyikan semua operasi internal computer sehingga tidak ada peluang bagi penyusup untuk menyalahgunakan operasi tersebut. Jadi kesimpulannya tujuan untuk mempelajari etika adalah untuk menciptakan nilai moral yang baik. Etika harus benar-benar dimiliki dan diterapkan oleh setiap manusia, sebagai modal utama moralitas pada kehidupan di masyarakat. Etika
4
yang baik, mencerminkan perilaku yang baik, sedangkan etika yang buruk , mencerminkan perilaku kita yang buruk dan akan menciptakan suatu keluaran yaitu berupa penilaian di masyarakat. 1.3 Hukum Etika Teknologi Informasi Suatu perangkat aturan yang dibuat oleh Negara dan mengikat warga negaranya untuk mengikuti aturan tersebut agar tercapai kedamaian yang didasarkan atas keserasian antara ketertiban dengan ketentraman, yang secara umum disebut Hukum. Hukum dalam arti luas , sesungguhnya mencakup segala macam ketentuan hukum yang ada, baik materi hukum tertulis ( tertuang dalam perundang-undangan ) dan hukum tidak tertulis ( tertuang dalam kebiasaan ataupun praktek bisnis yang berkembang). Keberadaan hukum sebagai rule of law berbanding lurus dengan melihat sejauh mana pemahaman hukum dan kesadaran hukum masyarakat itu sendiri terhadap informasi hukum yang tengah berlaku. Sistem hukum yang baik belum tentu dapat terwujud dengan pembuatan perundang-undangan yang baru terus menerus, melainkan memerlukan suatu kajian yang mendalam mengenai sejauh mana sistem hukum yang berlaku dapat dioptimalkan. Pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi telah mengubah baik perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara global. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah pula menyebabkan hubungan dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan menyebabkan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan berlangsung demikian cepat. teknologi informasi saat ini memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan, dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum.. Perkembangan teknologi ini menyebabkan munculnya suatu ilmu hukum baru yang merupakan dampak dari pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang dikenal dengan hukum telematika atau cyber law. Hukum Telematika Pada saat ini banyak kegiatan sosial maupun komersial dilakukan melalui jaringan sistem komputer dan sistem komunikasi, baik dalam lingkup lokal maupun global (Internet), dimana permasalahan hukum seringkali dihadapi ketika terkait dengan adanya penyampaian informasi, komunikasi, dan/atau transaksi secara elektronik, khususnya dalam hal pembuktian dan hal yang terkait dengan perbuatan hukum yang dilaksanakan melalui sistem elektronik, untuk mengakomodasi permasalahan tersebut munculnya beberapa bidang hukum yaitu hukum informatika, hukum telekomunikasi dan hukum media yang saat ini dikenal dengan hukum telematika. Masalah – masalah yang dihadapi pada hukum telematika sangat luas, karena tidak lagi dibatasi oleh teritori suatu Negara, dan dapat diakses kapanpun dimanapun. Salah satu contoh yaitu kerugian dapat terjadi baik pada pelaku transaksi maupun pada orang lain
5
yang tidak pernah melakukan transaksi, misalnya pencurian dana kartu kredit melalui pembelanjaan di Internet. Di samping itu, pembuktian merupakan faktor yang sangat penting, mengingat informasi elektronik bukan saja belum terakomodasi dalam sistem hukum secara komprehensif, melainkan juga ternyata sangat rentan untuk diubah, disadap, dipalsukan, dan dikirim ke berbagai penjuru dunia dalam waktu hitungan detik. Dengan demikian, dampak yang diakibatkannya pun bisa demikian kompleks dan rumit, sehingga perlu diperhatikan sisi keamanan dan kepastian hukum dalam pemanfaatan teknologi informasi, media, dan komunikasi agar dapat berkembang secara optimal. Oleh karena itu, terdapat tiga pendekatan untuk menjaga keamanan di cyber space, yaitu pendekatan aspek hukum, aspek teknologi, aspek sosial, budaya, dan etika. Untuk mengatasi gangguan keamanan dalam penyelenggaraan sistem secara elektronik, pendekatan hukum bersifat mutlak karena tanpa kepastian hukum, persoalan pemanfaatan teknologi informasi menjadi tidak optimal.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik atau Undang Undang nomor 11 tahun 2008 atau UU ITE adalah UU yang mengatur tentang informasi serta transaksi elektronik, atau teknologi informasi secara umum. UU ini memiliki yurisdiksi yang berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia. Pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi telah mengubah baik perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara global. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah pula menyebabkan hubungan dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan menyebabkan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan berlangsung demikian cepat. Teknologi Informasi saat ini menjadi pedang bermata dua karena selain memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan, dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum. Saat ini telah lahir suatu rezim hukum baru yang dikenal dengan hukum siber atau hukum telematika. Hukum siber atau cyber law, secara internasional digunakan untuk istilah hukum yang terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Demikian pula, hukum telematika yang merupakan perwujudan dari konvergensi hukum telekomunikasi, hukum media, dan hukum informatika. Istilah lain yang juga digunakan adalah hukum teknologi informasi (law of information technology), hukum dunia maya (virtual world law), dan hukum mayantara. Istilah-istilah tersebut lahir mengingat
6
kegiatan yang dilakukan melalui jaringan sistem komputer dan sistem komunikasi baik dalam lingkup lokal maupun global (Internet) dengan memanfaatkan teknologi informasi berbasis sistem komputer yang merupakan sistem elektronik yang dapat dilihat secara virtual. Permasalahan hukum yang seringkali dihadapi adalah ketika terkait dengan penyampaian informasi, komunikasi, dan/atau transaksi secara elektronik, khususnya dalam hal pembuktian dan hal yang terkait dengan perbuatan hukum yang dilaksanakan melalui sistem elektronik. Yang dimaksud dengan sistem elektronik adalah sistem komputer dalam arti luas, yang tidak hanya mencakup perangkat keras dan perangkat lunak komputer, tetapi juga mencakup jaringan telekomunikasi dan/atau sistem komunikasi elektronik. Perangkat lunak atau program komputer adalah sekumpulan instruksi yang diwujudkan dalam bentuk bahasa, kode, skema, ataupun bentuk lain, yang apabila digabungkan dengan media yang dapat dibaca dengan komputer akan mampu membuat computer bekerja untuk melakukan fungsi khusus atau untuk mencapai hasil yang khusus, termasuk persiapan dalam merancang instruksi tersebut. Sistem elektronik juga digunakan untuk menjelaskan keberadaan sistem informasi yang merupakan penerapan teknologi informasi yang berbasis jaringan telekomunikasi dan media elektronik,yang berfungsi merancang,memproses, menganalisis, menampilkan, dan mengirimkan atau menyebarkan informasi elektronik. Sistem informasi secara teknis dan manajemen sebenarnya adalah perwujudan penerapan produk teknologi informasi ke dalam suatu bentuk organisasi dan manajemen sesuai dengan karakteristik kebutuhan pada organisasi tersebut dan sesuai dengan tujuan peruntukannya. Pada sisi yang lain, sistem informasi secara teknis dan fungsional adalah keterpaduan sistem antara manusia dan mesin yang mencakup komponen perangkat keras, perangkat lunak, prosedur, sumber daya manusia, dan substansi informasi yang dalam pemanfaatannya mencakup fungsi input, process, output, storage, dan communication Sehubungan dengan itu, dunia hukum sebenarnya sudah sejak lama memperluas penafsiran asas dan normanya ketika menghadapi persoalan kebendaan yang tidak berwujud, misalnya dalam kasus pencurian listrik sebagai perbuatan pidana. Dalam kenyataan kegiatan siber tidak lagi sederhana karena kegiatannya tidak lagi dibatasi oleh teritori suatu negara, yang mudah diakses kapan pun dan dari mana pun. Kerugian dapat terjadi baik pada pelaku transaksi maupun pada orang lain yang tidak pernah melakukan transaksi, misalnya pencurian dana kartu kredit melalui pembelanjaan di Internet. Di samping itu, pembuktian merupakan faktor yang sangat penting, mengingat informasi elektronik bukan saja belum terakomodasi dalam sistem hukum acara Indonesia secara komprehensif, melainkan juga ternyata sangat rentan untuk diubah, disadap, dipalsukan, dan dikirim ke berbagai penjuru dunia dalam waktu hitungan detik. Dengan demikian, dampak yang diakibatkannya pun bisa demikian kompleks dan rumit. Permasalahan yang lebih luas terjadi pada bidang keperdataan karena transaksi elektronik untuk kegiatan perdagangan melalui sistem elektronik (electronic commerce) telah menjadi bagian dari perniagaan nasional dan internasional.Kenyataan ini menunjukan bahwa konvergensi dibidang teknologi informasi,media,dan informatika (telematika) berkembang terus tanpa dapat dibendung , seiring dengan ditemukannya perkembangan baru dibidang teknologi informasi, media , dan komunikasi.
7
Kegiatan melalui media sistem elektronik, yang disebut juga ruang siber (cyber space), meskipun bersifat virtual dapat dikategorikan sebagai tindakan atau perbuatan hukum yang nyata. Secara yuridis kegiatan pada ruang siber tidak dapat didekati dengan ukuran dan kualifikasi hukum konvensional saja sebab jika cara ini yang ditempuh akan terlalu banyak kesulitan dan hal yang lolos dari pemberlakuan hukum. Kegiatan dalam ruang siber adalah kegiatan virtual yang berdampak sangat nyata meskipun alat buktinya bersifat elektronik. Dengan demikian, subjek pelakunya harus dikualifikasikan pula sebagai Orang yang telah melakukan perbuatan hukum secara nyata. Dalam kegiatan e-commerce antara lain dikenal adanya dokumen elektronik yang kedudukannya disetarakan dengan dokumen yang dibuat di atas kertas. Berkaitan dengan hal itu, perlu diperhatikan sisi keamanan dan kepastian hukum dalam pemanfaatan teknologi informasi, media, dan komunikasi agar dapat berkembang secara optimal. Oleh karena itu, terdapat tiga pendekatan untuk menjaga keamanan di cyber space, yaitu pendekatan aspek hukum, aspek teknologi, aspek sosial, budaya, dan etika. Untuk mengatasi gangguan keamanan dalam penyelenggaraan sistem secara elektronik, pendekatan hukum bersifat mutlak karena tanpa kepastian hukum, persoalan pemanfaatan teknologi informasi menjadi tidak optimal.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Permasalahan Munculnya Etika Teknologi Informasi Perkembangan dunia menuju dunia tanpa batas (borderless world) telah banyak merubah berbagai aspek kehidupan. Proses ini menggerakkan perdagangan bebas antar benua, perpindahan manusia, barang dan modal yang semakin leluasa, serta pemakaiaan sumber daya -sumber daya diseluruh dunia menuju efisiensi yang lebih tinggi. Salah satu penyebab hal ini adalah kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin memudahkan
manusia.Teknologi
informasi
telah
menawarkan
berbagai
macam
kemudahan seperti kecepatan akses data dan informasi, pemecahan masalah serta otomatisasi pekerjaan dan sebagainya.Penggunaan secara intensif maupun ekstensif atas komputer, internet, telepon seluler dan ATM telah mengatasi batasan ruang dan waktu. Menjadi sebuah fenomena dramatis yang disebut dengan digitalisasi.
8
Pada perkembangannnya, beberapa faktor negatif terjadi berkaitan dengan penggunaan sistem informasi oleh manusia, mengingat dalam menggunakan komputer, pengguna berhubungan dengan sesuatu yang tidak tampak yaitu bit-bit.Dibalik kecepatan, kecermatan dan keotomatisan dalam memproses pekerjaan, ternyata teknologi informasi memuat dilema-dilema etis sebagai akibat sampingan dari adanya unsur manusia sebagai pembuat, operator dan sekaligus penggunanya. Dari hal ini dapat dilihat apapun teknologi, ia hanyalah alat. Manusia sebagai pembuat, operator dan sekaligus pengguna teknologi tersebutlah yang akhirnya menjadi faktor yang sangat menentukan kelancaran dan keamanannya.Hal-hal inilah yang kemudian memunculkan unsur etika sebagai faktor yang sangat penting kaitannya dengan penggunaan teknologi informasi. Meningkatnya jumlah interaksi manusia terhadap Teknologi Informasi Dan Komunikasi dari waktu ke waktu,maka etika sangat di butuhkan untuk dijadikan suatu peraturan dasar dalam pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi yang juga harus di pahami oleh masyarakat luas. Hal ini di sebabkan karena dalam pemanfatan Tegnologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) dalam kehidupan sehari-hari,tidak jarang kita menemukan adanya hal-hal yang melanggar etika,hal itu dapat kita lihat dari tindakantindakan sebagian masyarakat yang memanfaatkan kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi tanpa memperhatikan etika.
2.2 Teknik Pengembangan Etika Profesi Teknologi Informasi Model pengembangan standar profesi bidang IT 1. Jenis-jenis profesi dibidang IT,deskripsi kerja profesi IT Saat ini ada banyak aneka profesi di bidang IT atau Teknologi Informasi. Perkembangan dunia IT telah melahirkan bidang baru yang tidak terlepas dari tujuan utamanya yaitu untuk semakin memudahkan manusia dalam melakukan segala aktifitas. Munculnya bidang IT yang baru juga memunculkan profesi di bidang IT yang semakin
9
menjurus sesuai dengan keahlian masing-masing. Berikut ini merupakan aneka profesi di bidang IT yang perlu kamu ketahui jika ingin berkecimpung di bidang pekerjaan IT atau Teknologi informasi. A. Programmer adalah orang yang membuat suatu aplikasi untuk client/user baik untuk perusahaan, instansi ataupun perorangan. Tugas : Membuat program baik aplikasi maupun system operasi dengan menggunakan bahasa pemrograman yang ada.
Kualifikasi : -
Menguasai logika dan algoritma pemrograman
-
Menguasai bahasa pemrograman seperti HTML, Ajax, CSS, JavaScript, C++, VB, PHP, Java, Ruby dll.
-
Memahami SQL
-
Menguasai bahasa inggris IT
B. IT Support merupakan pekerjaan IT yang mengharuskan seseorang bisa mengatasi masalah umum yang terjadi pada komputer seperti install software, perbaikan hardware dan membuat jaringan komputer. Profesi ini cukup mudah dilakukan karena bisa dilakukan secara otodidak tanpa memerlukan pendidikan khusus. Tugas : Install software, Memperbaiki hardware, Membuat jaringan
Kualifikasi: -
Menguasai bagian-bagian hardware computer
-
Mengetahui cara install program atau aplikasi software
-
Menguasai sejumlah aplikasi umum sistem operasi komputer
C. Software Engineer adalah mereka yang memiliki keahlian untuk memproduksi perangkat lunak mulai dari tahap awal spesifikasi sistem sampai pemeliharaan sistem setelah digunakan. Tugas : Merancang dan menerapkan metode terbaik dalam pengembangan proyek software
10
Kualifikasi: -
Menguasai keahlian sebagai programmer dan system analyst
-
Menguasai metode pengembangan software seperti RUP, Agile, XP, Scrum dll.
D. Database Administrator adalah mereka yang memiliki keahlian untuk mendesain, mengimplementasi, memelihara dan memperbaiki database. Tugas : -
Menginstal perangkat lunak baru
-
Mengkonfigurasi hardware dan software dengan sistem administrator
-
Mengelola keamanan database
-
Analisa data di database
Kualifikasi: -
Menguasai teknologi database seperti Oracle, Sybase, DB2, MS Access serta Sistem Operasi
-
Menguasai teknologi server dan storage.
2. Standar profesi ACM dan IEEE Standar Profesi ACM dan IEEE Dan Contoh-Contoh Sertifikasi Nasional Dan Internasional Dari Sertifikasi Software dan Database Development ACM (Association for Computing Machinery) atau Asosiasi untuk Permesinan Komputer adalah sebuah serikat ilmiah dan pendidikan computer pertama didunia yang didirikan pada tahun 1947 SIG dan ACM, mensponsori konferensi yang bertujuan untuk memperkenalkan inovasi baru dalam bidang tertentu. Tidak hanya mensponsori konferensi ACM juga pernah mensponsori pertandingan catur antara Garry Kasparov dan computer IBM DeepBlue. ACM telah menciptakan sebuah perpustakaan digital dimana ia telah membuat seluruh publikasi yang tersedia. ACM perpustakaan digital merupakan koleksi terbesar didunia informasi mengenai mesin komputasi dan berisi arsip jurnal ,majalah ,prosiding konferensi online, dan isu-isu terkini ACM publikasi. Layanan online termasuk forum yang disebut Ubiquity dan Tech News mencerna baik yang berisi informasi terbaru
11
tentang dunia IT. Pesaing utama ACM adalah IEEE Computer Society. Perbedaan antara ACM dan IEEE adalah, ACM berfokus pada ilmu komputer teoritis dan aplikasi pengguna akhir, sementara IEEE lebih memfokuskan pada masalah-masalah hardware dan standardisasi. Cara lain untuk menyatakan perbedaan yaitu ACM adalah ilmuwan komputer dan IEEE adalah untuk insinyur listrik, meskipun subkelompok terbesar adalah IEEE Computer Society. ACM memiliki empat “Boards” yaitu: 1. Publikasi 2. SIG Governing Board, 3. Pendidikan, dan Badan Layanan Keanggotaan
IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) adalah sebuah organisasi profesi nirlaba yang terdiri dari banyak ahli dibidang teknik yang mempromosikan pengembangan standar-standar dan bertindak sebagai pihak yang mempercepat teknologiteknologi baru dalam semua aspek dalam industry dan rekayasa (engineering) yang mencakup telekomunikasi, jaringan komputer, kelistrikan, antariksa, dan elektronika. Tujuan inti IEEE adalah mendorong inovasi teknologi dan kesempurnaan untuk kepentingan kemanusiaan. Visi IEEE adalah akan menjadi penting untuk masyarakat teknis global dan professional teknis dimana-mana dan dikenal secara universal untuk kontribusi teknologi dan teknis yang professional dalam meningkatkan kondisi perkembangan global. Standar dalam IEEE adalah mengatur fungsi, kemampuan dan interoperabilitas dari berbagai macam produk dan layanan yang mengubah cara orang hidup, bekerja dan berkomunikasi. Proses pembangunan IEEE standar dapat dipecah melalui tujuh langkah dasar yaitu: 1. Mengamankan Sponsor, 2. Meminta Otorisasi Proyek, 3. Perakitan Kelompok Kerja, 4. Penyusunan Standard, 5. Pemungutan suara, 6. Review Komite, 7. Final Vote.
12
Pada tahun 1980 bulan 2, IEEE membuat sebuah bagian yang mengurus standarisasi LAN (Local Area Network) dan MAN (Metropolitan Area Network). Bagian ini kemudian dinamakan sebagai 802. Angka 80 menunjukkan tahun dan angka 2 menunjukkan bulan dibentuknya kelompok kerja ini. Ada beberapa unit kerja dengan bidang yang mereka tangani diantaranya: IEEE Indonesia Section berada pada IEEE Region 10 (Asia-Pasifik). Ketua IEEE Indonesia Section tahun 2009-2010 adalah Arnold Ph Djiwatampu. Saat ini IEEE Indonesia Section memiliki beberapa chapter, yaitu: 1. Chapter Masyarakat Komunikasi (Communications Society Chapter). 2. Chapter Masyarakat Sistim dan Sirkuit (Circuits and Systems Society Chapter). 3. Chapter Teknologi Bidang Kesehatan dan Biologi (Engineering in Medicine and Biology Chapter). 4. Chapter Gabungan untuk Masyarakat Pendidikan, Masyarakat Peralatan Elektron, Masyarakat Elektronik Listrik, dan Masyarakat Pemroses Sinyal (Join Chapter of Education Society, Electron Devices Society, Power Electronics Society, Signal Processing Society). 5. Chapter Gabungan MTT/AP-S (Joint chapter MTT/AP-S)
Berikut ini contoh sertifikasi yang dikeluarkan beberapa vendor internasional yang diakui secara luas baik di Indonesia maupun di luar negeri: Sertifikasi Internasional untuk bahasa pemograman Java yang dikeluarkan oleh Sun Corporation, meliputi 3 kategori sertifikasi, yaitu: -
SCP (Sun Certified Programmer)
-
SCD (Sun Certified Developer)
-
SCA (Sun Certified Architect)
Sertifikasi lain yang juga dikeluarkan oleh Sun adalah: -
SCWCD (Sun Certified Web Component Developer)
-
SCBCD (Sun Certified Business Component Developer)
-
SCDJWS (Sun Certified Developer for Java Web Service)
-
SCMAD (Sun Certified Mobile Application Developer)
13
Sertifikasi Internasional yang dikeluarkan Microsoft menawarkan beberapa sertifikasi internasional sebagai pengakuan atas keahlian, kemampuan dan pengetahuan mereka dalam bidang tertentu, yaitu: -
MCP (Microsoft Certified Professional)
-
MCTS (Microsoft Certified Technical Solution)
-
MCSE (Microsoft Certified System Engineer)
-
MCAD (Microsoft Certification Application Development)
-
MCSD (Microsoft Certified Solution Developer)
-
MCT (Microsoft Certified Trainer)
Sertifikasi internasional yang erat kaitannya dengan networking yang dikeluarkan oleh Cisco. Dalam hal ini Cisco mengeluarkan beberapa sertifikasi internasional, yaitu Associate, Professional dan Expert, antara lain: -
CCNA (Cisco Certified Network Associate)
-
CCNP (Cisco Certified Network Professional)
-
CCIE (Cisco Certified Inrernetworking Expert)
-
CCAr (Cisco Certified Architect)
3. Standar profesi diindonesia dan regional Standar profesi di indonesia dan regional Saat ini Teknologi Informasi (TI) berkembang sangat pesat. Secara tidak langsung dinamika industri di bidang ini juga meningkat dan menuntut para profesionalnya rutin dan berkesinambungan mengikuti aktifitas menambah ketrampilan dan pengetahuan baru.Perkembangan industri TI ini membutuhkan suatu formalisasi yang lebih baik dan tepat mengenai pekerjaan profesi yang berkaitan dengan keahlian dan fungsi dari tiap jabatannya. Hal ini menimbulkan kebutuhan untuk dibentuknya suatu standar profesi di bidang tersebut. Para profesional TI, sudah sejak lama mengharapkan adanya suatu standard kemampuan yang kontinyu dalam profesi tersebut. Jika di bandingkan antara Profesi IT di Indonesia dengan negara lain contohnya jepang agak berbeda jauh dari masalah kualitasnya. Jepang membuat sendiri dan Mengadaptasi
14
aturan penggunaan Model sertifikasi dimana pemberian sertifikasi ini bisa dijelaskan dibawah :Sertifikasi berbeda dengan ujian, lisensi ataupun registrasi. Registrasi mungkin berguna untuk statistik, tetapi tidak praktis untuk diterapkan akan lebih bermanfaat dengan sertifikasi. Untuk sertifikasi, inisiatif harus lahir dari sektor industri dan untuk bidang teknologi informasi sebaiknya berfokus pada model SRIG-PS. Sertikasi pada model SRIG-PS berbeda dengan badan lain seperti IEEE. Sertifikasi pada model SRIG-PS adalah independen, obyektif, dan tugas yang regular bagi kepentingan profesional dalam satu atau lebih area di teknologi informasi. Sedangkan sertifikasi IEEE adalah suatu jaminan tertulis, yang merupakan suatu demonstrasi formal yang merupakan konfirmasi dan merupakan suatu sistem atau komponen dari suatu persyaratan tertentu dan diterima untuk keperluan operasi. Sertifikasi ini memiliki tujuan untuk: -
Membentuk tenaga praktisi TI yang berkualitas tinggi,
-
Membentuk standar kerja TI yang tinggi,
-
Pengembangan profesional yang berkesinambungan.
Sedangkan bagi tenaga TI profesional tersebut Sertifikasi ini merupakan pengakuan akan
pengetahuan
yang
kaya
(bermanfaat
bagi
promosi,
gaji),Perencanaan
karir,Profesional development,Meningkatkan international marketability. Ini sangat penting dalam kasus, ketika tenaga TI tersebut harus bekerja pada perusahaan multinasional.Perusahaan akan mengakui keahliannya apabila telah dapat menunjukkan sertifikat tersebut.
4. Model dan standar profesi di USA dan kanada Pejabat Keuangan Pemerintah Asosiasi dari Amerika Serikat dan Kanada adalah organisasi profesional pejabat publik bersatu untuk meningkatkan dan mempromosikan manajemen profesional sumber daya keuangan pemerintah dengan mengidentifikasi, mengembangkan dan memajukan strategi fiskal, kebijakan, dan praktek untuk kepentingan publik. Untuk lebih tujuan tersebut, aparat pemerintah membiayai semua diperintahkan
15
untuk mematuhi standar hukum, moral, dan profesional perilaku dalam pemenuhan tanggung jawab profesional mereka. Standar perilaku profesional sebagaimana diatur dalam kode ini diwujudkan dalam rangka meningkatkan kinerja semua orang yang terlibat dalam keuangan publik. 1. Pribadi Standar Petugas pembiayaan Pemerintah harus menunjukkan dan didedikasikan untuk cita-cita tertinggi kehormatan dan integritas dalam semua hubungan masyarakat dan pribadi untuk mendapat rasa hormat, kepercayaan, dan keyakinan yang mengatur pejabat, pejabat publik lainnya, karyawan, dan masyarakat. -
Mereka harus mencurahkan waktu, keterampilan, dan energi ke kantor mereka baik secara independen dan bekerja sama dengan profesional lainnya.
-
Mereka harus mematuhi praktek profesional disetujui dan standar yang dianjurkan.
2. Tanggung jawab sebagai Pejabat Publik Petugas pembiayaan Pemerintah harus mengakui dan bertanggung jawab atas tanggung jawab mereka sebagai pejabat di sektor publik. -
Mereka harus sensitif dan responsif terhadap hak-hak publik dan kebutuhankebutuhannya berubah.
-
Mereka harus berusaha untuk memberikan kualitas kinerja tertinggi dan nasihat.
-
Mereka akan bersikap bijaksana dan integritas dalam pengelolaan dana dalam tahanan mereka dan dalam semua transaksi keuangan.
-
Mereka harus menjunjung tinggi baik surat dan semangat undang-undang, konstitusi, dan peraturan yang mengatur tindakan mereka dan melaporkan pelanggaran hukum kepada pihak yang berwenang.
3. Pengembangan Profesional Petugas pembiayaan Pemerintah bertanggung jawab untuk menjaga kompetensi mereka sendiri, untuk meningkatkan kompetensi kolega mereka, dan untuk memberikan dorongan
16
untuk mereka yang ingin memasuki bidang keuangan pemerintah. petugas Keuangan harus meningkatkan keunggulan dalam pelayanan publik.
4. Integritas Profesional – Informasi Petugas pembiayaan Pemerintah harus menunjukkan integritas profesional dalam penerbitan dan pengelolaan informasi. -
Mereka tidak akan sadar tanda, berlangganan, atau mengizinkan penerbitan pernyataan atau laporan yang berisi salah saji atau yang menghilangkan fakta material apapun.
-
Mereka harus menyiapkan dan menyajikan laporan dan informasi keuangan sesuai dengan hukum yang berlaku dan praktek yang berlaku umum dan pedoman.
-
Mereka harus menghormati dan melindungi informasi rahasia yang mereka memiliki akses berdasarkan kantor mereka.
-
Mereka harus sensitif dan responsif terhadap pertanyaan dari masyarakat dan media, dalam kerangka kebijakan pemerintah negara bagian atau lokal.
5. Integritas Profesional – Hubungan Petugas pembiayaan Pemerintah harus bertindak dengan kehormatan, integritas, dan kebajikan dalam semua hubungan profesional. -
Mereka harus menunjukkan kesetiaan dan kepercayaan dalam urusan dan kepentingan pemerintah yang mereka layani, dalam batas-batas Kode Etik ini.
-
Mereka tidak akan sadar menjadi pihak atau membiarkan aktivitas ilegal atau tidak layak.
-
Mereka harus menghormati hak, tanggung jawab, dan integritas dari rekan-rekan mereka dan pejabat publik lainnya dengan siapa mereka bekerja dan asosiasi.
-
Mereka harus mengatur semua hal personil dalam lingkup kewenangan mereka sehingga keadilan dan ketidakberpihakan mengatur keputusan mereka.
-
Mereka akan mempromosikan kesempatan kerja yang sama, dan dengan berbuat demikian, menentang diskriminasi, pelecehan, atau praktik yang tidak adil lainnya.
6. Konflik Kepentingan
17
Petugas pembiayaan Pemerintah harus secara aktif menghindari munculnya atau kenyataan benturan kepentingan. - Mereka harus melaksanakan tugas mereka tanpa bantuan dan harus menahan diri dari terlibat dalam hal-hal di luar kepentingan keuangan atau pribadi yang tidak sesuai dengan kinerja tidak memihak dan tujuan tugas mereka. - Mereka tidak akan, secara langsung atau tidak langsung, mencari atau menerima keuntungan pribadi yang akan mempengaruhi, atau tampaknya mempengaruhi, pelaksanaan tugas resmi mereka. - Mereka tidak akan menggunakan milik umum atau sumber daya untuk keuntungan pribadi atau politik.
5. Model dan standar dieropa(inggris,jerman,dan perancis) Standar Profesi dikembangkan oleh COTEC adalah model yang dirancang untuk membantu Asosiasi Nasional untuk membangun dan mengembangkan model standar nasional sesuai dengan standar Eropa. Hal ini dimaksudkan untuk penerapan , Jika ada kelompok
ingin melakukan ini, harus diberikan kebijaksana pertimbangan informasi
karena mereka telah disertakan untuk relevansi untuk satu atau kegiatan lain dari praktek profesional, dalam menemukan SDM yang dibutuhkan. Syarat Standar Profesi Eropa 1. Kehandalan, pikiran yg terbuka & loyalitas 2. Multidisiplin dalam profesi 3. Promosi profesi, mempromosikan ke masyarakat atau organisasi profesional, dan mengatur badan-badan di nasional dan internasional dalam tingkat regional 4.Standar dari semua Profesi, yaitu Bertanggung jawab
18
Sertifikasi Keahlian Dibidang IT Sertifikasi biasa juga disebut kualifikasi, dimana sertifikasi ada banyak macamnya, namun kali ini kita akan membahas mengenai sertifikasi profesional. Sertifikasi profesional ialah suatu penetapan yang diberikan oleh suatu organisasi profesional kepada seseorang yang
menunjukkan bahwa orang tersebut mampu untuk melakukan
suatu pekerjaan atau tugas atau mempunyai keahlian yang spesifik. Dimana sertifikasi ini juga harus dan mesti diperbahurui secara berkala oleh seseorang tersebut serta hanya berlaku sampai dengan periode tertentu saja. Dan disini tujuan dari sertifikasi ialah menghasilkan sdm di bidang IT yang berkualitas, mempunyai standar dan mutu yang tinggi serta pengembangan profesional yang berkesinambungan.Sedangkan bagi orang tersebut adalah untuk menambah nilai jual dirinya dimata pemberi kerja dengan pengakuan sertifikasi yang orang tersebut punyai dan juga untuk menggapai rencana jenjang karir yang ingin dicapai oleh orang tersebut. 2.3 Metode Dalam Etika TI Metode yang dipergunakan dalam etika adalah metode pendekatan kritis . Etika pada hakekatnya mengamati realitas sifat , sikap , tingkah laku , dan perbuatan manusia secara kritis . Etika tidak memebrikan ajaran ataupun ideology , melainkan memeriksa ,merefleksi, mengevaluasi, dan menganalisa kebiasaan – kebiasaan, nilai – nilai , norma – norma , dan pandangan – pandangan moral secara kritis . Etika menuntut agar ajaran – ajaran moral tersebut dapat dipelajari dan dihayati oleh manusia , kemudian dpata dilaksanakan dalam kehidupannya secara nyata, dan dipertanggung jawabkan dihadapan dirinya , orang lain , alam semesta, dan Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu , etika dengan metode pendekatan kritisnya , berusaha untuk menjernihkan persoalan – persoalan moral secara benar dan proposional. Karena itu, metodologi yang benar dalam menguopas persoalan – persoalan etika haruslah sesuai dengan semangat nilai – nilai kebenaran ; yang menyatakan bahwa adanya peralihan dari dasar – dasar keyakinan menuju kaidah – kaidah perbuatan , dan yang menyatakan bahwa agama (keimanan ) menetukan perilaku. Kewajiban itulah , pembicara keyakinan selalu mendahului pikiran dan perbuatan . Kewajiban moral tidak mungkin muncul dari pemikiran saja , tapi ia harus diberikan keleluasan pada kehendak dalam pembentukan etika . Etiak sendiri pada dimensi
19
prakteknya , bukanlah kumpulan kebijaksanaan ,kata – kata mutiara , dan anjuran – anjuran belaka . Kehendak berbuat tak terlepas dari persoalan yang membutuhkan adanya intervensi rasioanl, sehingga keinginan baik tidak beralih menjadi keburukan. Persoalan moral tidak cukup hanya berpedoman pada prinsip – prinsip keyakinan ( metafisika ) , ada juga maslah perbuatanyang harus dimasukkan dalam kajian ini . Dengan demikian metode kajian etika menjadi sempurna selama kajian tersebut mencakupdimensi teorotis dan praktis diantara keyakinan dan prilaku .
2.4 Prinsip – Prinsip Etika TI 1. Melakukan hal untuk orang lain sesuai dengan apa yang di inginkan orang lain tersebut (The Golden Rule).Hal ini jelas sekali mengatakan bahwa kita di dalam etika dituntut untuk bekerja atau berperilaku sesuai dengan keinginan orang lain dan tentu kita tidak boleh melanggar untuk tetap melakukan sesuatu tersebut apabila tidak sesuai dengan keinginan orang lain itu. 2. Jika sebuah tindakan tidak baik untuk dilakukan oleh semua orang,maka tindakan tersebut tidak baik dilakukan oleh siapa saja. (Immanuel Kant’s Categorical Imperative). Artinya bahwa sesuatu hal yang dianggap buruk atau memang sudah difonis sebagai perilaku yang buruk oleh seseorang maka hal tersebut juga pastinya berlaku untuk setiap orang dalam arti kata hal tersebut juga seharusnya menjadi tidak layak untuk dilakukan oleh orang lain. 3.
Tidak melakukan pengulangan untuk tindakan yang tidak seharusnya di ulang (Descartes rule of change). Tidak mengulang hal yang tidak seharusnya diulang, ini mengisyaratkan bahwa hal yang sebelumnya dianggap tidak pas atau tidak sesuai dengan etika untuk seterusnya tidak harus dan tidak patut lagi untuk di ulang.
4. Ambil tindakan yang akan menimbulkan kerugian paling kecil atau biaya paling sedikit. (Risk Aversion Principle). Dengan mengambil kerugian atau biaya paling kecil tentunya kita dapat meminimalisir biaya yang kita gunakan dan apabila timbul sebuah resiko maka hal tersebut tidak menimbulkan sesuatu yang sangat berarti, tentunya hal ini juga tidak hanya berkaitan dengan masalah biaya atau sejenisnya, karena hal ini juga bisa berkaitan dengan kehidupan sehari-hari kita,
20
dalam kita bertindak sesuatu tentunya kita harus berfikir terlebih dahulu, apa yang akan menjadi resiko nantinya apabila kita melakukan hal tersebut, dan apabila kemungkinan memang pasti ada resiko carilah pemecahan yang dapat membuat resiko yang terjadi sangatlah mengecil 2.5 Pandangan Anda Tentang Etika 1. Dengan adanya penerapan etika profesi membuat orang dapat memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat karena etika profesi memiliki prinsip dasar yaitu ; .Tanggung jawab - Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya. - Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya. Keadilan Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya Prinsip Kompetensi,melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya, kompetensi dan ketekunan Prinsip Prilaku Profesional, berprilaku konsisten dengan reputasi profesi Prinsip Kerahasiaan, menghormati kerahasiaan informasi 2. Dengan adanya Etika TI Efek-efek negatif bisa dihindari dengan memberikan pedoman-pedoman etika yang jelas kepada para profesional dan pengguna teknologi ini. 3. Dengan adanya etika TI yang mengedepankan moral dan etika dapat membuat orang lebih sadar dalam penggunaan teknologi dan informasi yang bertanggung jawab demi kepentingan dan kebaikan bersama serta tidak merugikan orang lain 4. Etika TI menjadi tolak ukur atas pelanggaran – pelanggaran yang dilakukan dalam pemanfaatan teknologi yang tidak sehat. 5. Etika TI memberikan batasan dalam penggunaan teknologi sehingga orang tidak melanggar privasi atau merugikan orang lain. 6. Membuat pemanfaatan teknologi lebih maksimal .
2.6 Contoh Kasus Pelanggaran Etika TI
21
1. Komputer di gedung DPR disusupi situs porno. Sebuah alamat situs porno lengkap dengan tampilan gambar-gambar asusilanya tiba-tiba muncul di layar informasi kegiatan DPR yang diletakkan di depan ruang wartawan DPR, Senayan, Jakarta, Senin (2/8). Situs http://www.dpr.go.id berubah menjadi http://www.tube8.com dan situs porno itu tampil lebih kurang selama 15 menit, tanpa bisa ditutup ataupun dimatikan. “Wiiih gile…kok bisa muncul,” kata salah seorang wartawan yang melihat gambar-gambar asusila tersebut. Puluhan wartawan yang sedang melakukan peliputan di gedung DPR kemudian serentak mengerumuni. Beberapa terlihat tertawa dan berteriak-teriak setelah melihat gambar-gambar asusila yang silih berganti itu. Pada saat yang sama, wartawan foto juga terus sibuk mengabadikan peristiwa langka di gedung wakil rakyat tersebut. Munculnya situs porno kemudian menjadi perhatian tidak hanya para wartawan, tetapi juga para pengunjung dan tamu dewan. Sementara Kabag Pemberitaan DPR, Suratna, terlihat panik dan berusaha untuk menutup situs penyusup tersebut. Namun demikian, alamat situs porno itu tetap tak bisa dimatikan. Justru, gambar yang tadinya kecil lama-kelamaan makin besar dan nyaris memenuhi 2. Situs Jasa Pembunuh Bayaran Berikut ini merupakan kutipan dari kata kata dalam situs tersebut :"Metode eksekusi dapat direncanakan bersama atau anda langsung serahkan semuanya pada kami. Harga berbeda-beda tergantung sasaran dan tingkat kesulitan penghapusan jejak. Harga walikota tentu berbeda dengan harga pedagang alat elektronik tionghoa. Pembayaran dilakukan dengan uang tunai. Untuk sementara, kami hanya melayani sasaran di daerah kota Bandung".
22
Situs ini merupakan situs yg sempat jadi kontroversi di pemberitaan media elektronik , dan jadi bahan perbincangan semua kalangan. Marak nya jasa pembunuhan di media elektronik tersebut juga jadi PR untuk pihak kepolisian dalam menangani pelanggaran” atau hukum hukum di dunia maya atau dalam teknologi sistem informasi. Ironisnya dari hasil pencarian di google , ada segelintir orang yang berminat pada jasa tersebut dan ada yg pernah memanfaatkan situs jasa tersebut . namun masih belum dapat di klarifikasikan kasusnya.Dan yg mencengangkan sang pembunuh bayaran ini sempat menceritakan tentang target pertamanya: "Akhirnya saya pun mengadakan pertemuan langsung. Ternyata. dia adalah seorang suami yg di khianati istrinya dan meminta saya mengeliminasi laki2 selingkuhan istrinya. Lengkap dengan foto, alamat, dan uang 5 jt rupiah yg menurut saya waktu itu adalah jumlah yg banyak. Dengan gemetar terlintas dipikiran saya untuk menipu. Uang saya ambil dan saya menghilang selesai kan? tp takdir berkata lain. Saya termasuk orang yg selalu menepati janji dan bapak itu pun menjanjikan sejumlah uang bila saya berhasil melakukan tugas target saya seorang karyawan bank swasta di bandung yg saya selesaikan tgl 23 mei 2009. Itulah target pertama saya,"
23
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Perkembangan teknologi informasi dan Internet sangat pesat dan berpotensi untuk membantu mempermudah umat manusia mengarungi kehidupannya untuk mencapai keberhasilan dalam bermasyarakat. Efek-efek negatif bisa dihindari dengan memberikan pedoman-pedoman etika yang jelas kepada para profesional dan pengguna teknologi ini. Manfaat maksimal atau efek negatif dari teknologi informasi sangat tergantung pada manusia yang mengoperasikan. Kesadaran setiap insan yang didasari etika yang mengedepankan kepentingan bersama dalam pemanfaatan teknologi sebagai salah satu kunci. Keseimbangan yang adil perlu selalu dijaga dan diusahakan antara kepentingan perusahaan/pemilik modal yang menjaga agar asetnya dipergunakan semaksimal mungkin untuk keperluan perusahaan, dan kepentingan sosial, yang memberikan makna dan guna sosial baik bagi pegawai maupun masyarakat sekitarnya, dengan memberikan batas-batas/ acuan yang jelas, berangkat dari keinginan untuk saling bersinergi dengan baik dan adil antara perusahaan dan pegawai untuk memenuhi keperluan perusaaan dan tanggung jawab sosialnya.
24
DAFTAR PUSTAKA
https://csagboyz.wordpress.com/2015/11/08/pengertian-etika-profesi-sertaprofesionalisme/ https://kaaeka.wordpress.com/2011/11/15/contoh-kasus-pelanggaran-etika-dalam-duniamaya-dan-teknologi-informasi/ https://naynaimah.wordpress.com/2015/03/05/tujuan-dan-manfaat-mempelajari-etikadan-kode-etik/amhtml https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&uact =8&ved=0CGsQFjAJ&url=http%3A%2F%2Fkuliah-harian.blogspot.com%2Fp%2Ftujuanmempelajarietika.html&ei=IfH3VPI8hdq5BODJgLgF&usg=AFQjCNGsnUZCQGaSH5PMXv0Vzy2pUPpdg&sig2=RbnmYE7ukGKxYOu9gcVUrQ&bvm=bv.87519884,d.c2E |http://indahnurulw.blogspot.com/2013/11/tujuan-dan-fungsi-kode-etik-guru.html |http://etikaprofesi-fujiaturriza.blogspot.com/2011/12/tujuan-dan-fungsi-kode-etik.htm | |http://onyenkchulle.blogspot.com/2010/10/tujuan-mempelajari-etika.html |http://cybercrimeandlaw20.blogspot.com/2013/05/manfaat-etika.html
25
|https://ratni213.wordpress.com/2010/04/11/peran-dan-manfaat-etika/ |http://etikaprofesidanprotokoler.blogspot.com/2008/03/tujuan-kode-etik-profesi.html
http://fatmawati-fatmawatializaid.blogspot.co.id/2015/03/masalah-etika-dalamteknologi-informasi.html?m=1 http://www.suduthukum.com/2014/04/hubungan-antara-etika-profesiteknologi.html?m=1 http://deretaksara.weebly.com/etika-profesi-it.html http://www.suduthukum.com/2014/04/hubungan-antara-etika-profesi-teknologi.html https://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undang_Informasi_dan_Transaksi_Elektronik
26