UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
TUGAS BIOMASSA & BIOFUEL Ni Putu Rada Kurniawati / 1431010067
BIOAVTUR
Saat ini bahan bakar minyak yang berasal dari minyak bumi dengan bahan bakunya fosil-fosil, dari tahun ke tahun mengalami keterbatasan jumlah atau suplai. Bahan baku fosil tidak dapat diperbarui. Akibatnya terjadi kelangkaan bahan bakar dimana-mana. Para ahli telah menemukan solusi yang tepat yang dapat menggantikan bahan bakar minyak tersebut yaitu dengan bahan bakar nabati, dimana bahan bakunya dapat diperbarui. Menurut Sofyan (2012:32) dalam bukunya yang berjudul Panduan Membuat Sendiri Bensin dan Solar, menjelaskan bahwa bahan bakar nabati atau disebut juga biofuel didefinisikan sebagai bahan bakar yang berbasis nabati, termasuk didalamnya biodiesel, bioethanol, dan bio-oil. Indonesia diyakini memiliki sumber biofuel yang berlimpah termasuk diantaranya kelapa sawit, jarak, biji rapa, kelapa dan kemiri sunan. Indonesia merupakan Negara tropis, dimana tumbuh-tumbuhan dapat berkembang dengan baik di wilayah yang tropis. Itu artinya bahwa Indonesia memil iki potensi besar untuk memproduksi sendiri bahan bakar nabati. Tanpa harus mengimpor dari Negara lain bahan baku atau yang lainnya. Sayangnya, tidak semua jenis tumbuhan yang dapat dijadikan bahan baku BBN memberikan dampak positif. Contohnya bahan baku BBN yang juga bahan makanan untuk masyarakat adalah ketela pohon, kelapa sawit, jagung dan molase. Menurut Sofyan (2012:32) bahan-bahan tersebut memiliki potensi kompetisi dengan keamanan pangan apabila biofuel berasal dari bahan baku makanan. Seiring dengan kian populernya aneka bahan bakar nabati (BBN/biofuel) seperti bioethanol, biodiesel, dunia penerbangan yang sudah puluhan tahun menggunakan avtur yang berasal dari bahan bakar fosil, kini juga mulai tertarik untuk menggunakan bahan bakar berbasis nabati, yaitu biokerosin atau bioavtur. Biokerosin atau bioavtur adalah bahan bakar yang berbentuk cair, berasal dari tumbuhan yang memiliki viskositas dan karakteristik pembakaran mirip dengan minyak tanah. Biokerosin ini dapat diolah lanjut (ditingkatkan mutunya) menjadi bioavtur. Keunggulan Biokerosin atau Bioavtur adalah Biokerosin merupakan bahan bakar dari bahan yang lebih mudah diperbarui daripada bahan bakar jet biasa. Biokerosin dapat mereduksi emisi gas rumah kaca penyebab pemanasan global, serta lebih ramah lingkungan. Selain itu, biokerosin dikabarkan memiliki nilai lubrisitas (pelumasan) dan detergensi
(pembersihan) yang cukup baik, sehingga memiliki kemampuan untuk memperbaiki kinerja dari petrokerosin dan berkontribusi dalam pembersihan turbin. Biokerosin memiliki kecenderungan untuk membeku lebih cepat dari bahan bakar berbasis fosil biasa. (https://katamitha.wordpress.com/category/makalah/) Pemerintah Indonesia mentargetkan mulai tahun 2016 penggunaan bioavtur sebagai sumber energi pelengkap bagi bahan bakar pesawat yang disebut jet fuel. Meskipun regulasi menyebutkan penambahan bioavtur baru 2 persen ke dalam campuran bahan bakar pesawat terbang, namun demikian tetap memberikan keuntungan apabila ditinjau dari pengurangan emisi buang bahan bakar dan upaya pencarian bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.Bioavtur dapat diperoleh melalui berbagai proses diantaranya transesterifikasi, pirolisis, hidrotermal, proses enzimatik dan fermentasi. Bahan baku bioavtur dapat diperoleh dari berbagai sumber nabati seperti minyak sawit, biomassa yang mengandung serat, gula dan tepung serta dari mikroalga. Mikroalga sangat berpotensi menjadi sumber bioavtur , bahkan beberapa perusahaan di Eropa seperti Solazyme, Sapphire Energy, General Atomic, Phycal, UOP-Honeywell dan perusahaan di Jepang bernama Euglena Co. Ltd, JX Nippon Oil and Energy dan Hitachi Plant Technology, Ltd., telah memproduksi energi terbarukan jenis ini dengan menggunakan bahan baku dari mikroalga. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa harga bioavtur akan lebih mahal dibandingkan avtur karena diawali oleh proses produksi yang membutuhkan biaya yang relatif tinggi. Kendala ini dapat diantisipasi dengan cara menciptakan industri berbasis produk samping dari biomassa mikroalga yang bernilai tinggi seperti vitamin B, vitamin C, betakaroten, pigmen alami, suplemen kesehatan yang in line dalam suatu perusahaan bioenergi berbasis mikroalga. Selain itu, pemanfaatan berbagai limbah sebagai alternatif sumber nutrisi untuk budidaya mikroalga dapat mengurangi biaya operasional yang tinggi untuk menghasilkan bioenergi dari mikroalga tersebut.Sebagaimana karakteristik minyak sayur, minyak mikroalga memiliki viskositas 10 kali lebih tinggi dibandingkan jet fuel. Minyak mentah dari mikroalga dapat merusak mesin pesawat dan menyumbat filter karena viskositasnya yang tinggi, namun tingginya nilai viskositas ini dapat berkurang melalui proses transesterifikasi. Kombinasi bioenergi dari mikroalga dengan jet fuel, disebut juga bio-jet fuel, dapat digunakan dalam mesin diesel. Bioenergi dari mikroalga bersifat non-toksik, tidak mengandung cincin aromatik maupun sulfur , biodegradable dan lebih aman dipakai dibandingkan diesel maupun jet fuel itu sendiri. Chlorella vulgaris dan Euglena sp. merupakan spesies mikroalga yang sudah dikomersialisasi sebagai sumber bio-jet fuelAnda dapat membayangkan apabila bahan bakar bio-jet ini dimanfaatkan secara luas oleh
seluruh maskapai penerbangan di dunia maka selain dapat menikmati perjalanan nyaman di udara, anda pun telah merasakan jasa pesawat yang anda tumpangi terhadap terciptanya lingkungan yang sehat dan mampu mengurangi efek rumah kaca secara global. Inilah salah satu
cara
menikmati
go
green
di
angkasa.
(http://blog.sivitas.lipi.go.id/blog.cgi?cetakisiblog&1285944904&&&1036006290&&14428 22536&hani008&)