TUGAS AKHIR MODUL 2 NAMA
: I Nengah Setiawan
NO.PESERTA
: 18206084210029
KELAS
: B. Teknik Energi Terbarukan
1. R umus umus an K ompet ompetens ensii G uru S ecara ecara Ut Utuh JAWAB: 1. Kompetensi Pedogogik Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan kemampua n guru yang berkenaan dengan pemahaman terhadap peserta didik dan pengelolaan pembelajaran mulai dari merencanakan, melaksanakan sampai dengan mengevaluasi. Secara umum kompetensi inti pedagogi meliputi; (a) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual, (b) menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, (c) mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, (d) menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, (e) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, (f) memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, (g) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik, (h) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (i) memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, (j) melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Berikut diuraikan indikator masing-masing kompetensi inti pedagogi. Pertama; menguasai karakteristik serta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual, merupakan harus
dimiliki
oleh
guru.
kompetensi
inti
pertama
yang
Indikator penguasaan kompetensi ini ditunjukan
dengan kemapuan; dengan kemapuan; (a) memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosialbudaya, (b) mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran, (c) mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik dalam mata pelajaran, (d) mengidentifikasi kesulitan peserta didik.
Kedua; menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, merupakan kompetensi inti pedagogi yang selanjutnya harus dimiliki oleh seorang guru. Indikator kemampuan
guru;
(a)
penguasaan terhadap kompetensi ini ditunjukan dengan memahami
berbagai
teori
belajar
dan
prinsip-
prinsip pembelajaran yang mendidik, (b) menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif, (c) menerapkan pendekatan pembelajaran berdasarkan jenjang dan karateristik bidang studi. Ketiga;
mengembangkan
kurikulum
yang
terkait
dengan
mata
pelajaran/bidang studi yang diampu merupakan kompetensi yang sudah semestinya dikuasai
oleh
guru.
Indikatornya
seperti;
(a)
memahami
prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum, (b) menentukan tujuan pelajaran, (c) menentukan pemencapai tujuan pelajaran, (d) memilih mater pelajaran yang terkait dengan pengalaman belaja dan pembelajaran
secara
tujuan benar
pembelajaran, sesuai
(e)
menata
mater
denga pendekatan yang dipilih dan
karakteristik pesert didik, (f) mengembangkan indikator dan instrume penilaian. Kompetensi ini dilakukan oleh gu dalam bentuk penyususnan RPP. Keempat;
kemampuan
kompetensi menyelenggarakan pembelajaran
yang mendidik, indikatornya ditunjukan dengan; (a) memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik, (b) mengembangkan komponenkomponen rancangan pembelajaran, (c) menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan, (d) melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di lapangan, (e) menggunakan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh, (f) mengambil keputusan transaksional dalam pelajaran sesuai dengan situasi yang berkembang. Kelima;
memanfaatkan
teknologi
informasi
dan
komunikasi
untuk
kepentingan pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi dan komunikasi saat ini sudah menjadi keharusan bagi guru memiliki kemampuan dalam memanfaatkan TIK untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang mendidik, seperti penggunaan media dan penggalian sumber belajar. Keenam;
memfasilitasi
pengembangan
potensi
peserta
didik
untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, kompetensi ini ditunjukan guru dengan; (a) menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong
peserta didik mencapai prestasi belajar secara optimal, (b) menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya. Ketujuh;
berkomunikasi
secara
efektif, empatik, dan santun dengan
peserta didik, merupakan kompetensi pedogogi yang penting dimiliki oleh guru, seperti; (a) memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik dan santun, baik secara lisan maupun tulisan, (b) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi pembelajaran yang terbangun secara siklikal dari (1) penyiapan kondisi psikologis peserta didik, (2) memberikan pertanyaan atau tugas sebagai ajakan kepada peserta didik untuk ambil bagian, (c) respons peserta didik, (d) reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya. Kedelapan; menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses serta hasil belajar. Kompetensi evaluasi sangat penting dikuasai oleh guru, karena evaluasi menjadi alat ukur keberhasilan bagi guru dan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Indikator kompetensi ini meliputi; (a) memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu, (b) menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu, (c) menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (d) mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (e) mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan mengunakan berbagai instrument, (f) menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan, (g) melakukan evaluasi proses dan hasil belajar. Kesembilan; selain memiliki kemampuan dalam mengevaluasi seorang guru juga harus mampu untuk memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, seperti; (a) menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar, (b) menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan, (c) mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan, (d) memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kesepuluh; kompetensi terakhir dari pedogogi yaitu kemampuan guru dalam melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran, indikator kompetensi ini ditunjukkan dengan; (a) melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, (b) memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan mata pelajaran, (c) melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mata pelajaran.
a) Menguasai didik
karakteristik
dari
aspek
peserta
fisik,
moral,
spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual b) Menguasai
teori
prinsip-prinsip
belajar
dan
pembelajaran
yang
mendidik. c) Mengembangkan
kurikulum
yang
terkait dengan mata pelajaran yang diampu d) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik e) Memanfaatkan
teknologi
informasi
dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran f)
Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik
g) untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki h) Berkomunikasi
secara
efektif,
empatik, dan santun dengan peserta didik i)
Menyelenggarakan
penilaian
dan
evaluasi proses dan hasil belajar j)
Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran
untuk
kepentingan
2. Kompetensi Kepribadian Kompetensi
kepribadian
merupakan
personal
yang
mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhak mulia. Kompetensi inti kepribadian seperti (a) bertindak sesuai dengan norma agama,
hukum,
sosial,
dan
kebudayaan
nasional
Indonesia, (b) menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat, (c) menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, (d) menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri, dan (e) menjunjung tinggi kode etik profesi guru. Secara rinci kompetesi kepribadian diuraikan menjadi sub- kompetensi sebagai berikut. Pertama; bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia, seperti; (a) menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender, (b) bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan nasional Indonesia yang beragam. Kedua; menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat, seperti; (a) berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi, (b) berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia, (c) berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya. Ketiga; menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, seperti; (a) menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil, (b) menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa. Keempat; Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri, seperti; (a) menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi, (b) bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri, Bekerja mandiri secara professional. Kelima; Menjunjung tinggi kode etik profesi guru, seperti; (a) memahami kode etik profesi guru, (b) menerapkan kode etik profesi guru, (c) berperilaku sesuai dengan kode etik guru.
3. Kompetensi Sosial Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidian, orang tua masyarakat
siswa,
dan
sekitar. Kompetensi sosial penting dimiliki bagi seorang pendidik yang
profesinya senantiasa berinteraksi dengan human (manusia) lain. Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator sebagai berikut. Pertama, bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi, seperti; (1) bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran, (2) tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi. Kedua, berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat, kemampuan ini ditunjukan dengan cara; (1) berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif, (2) berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik, (3) mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik. Ketiga, beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya. Kompetensi ini penting dikuasai oleh pendidik, apalagi jika tugas tidak ditempatkan di daerah asal. Kemampuan ini ditunjukan dengan; (1) beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan efektivitas sebagai pendidik, termasuk memahami bahasa daerah setempat, (2) melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan
dan
meningkatkan
kualitas
pendidikan
di
daerah
yang
bersangkutan. Keempat, berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain, seperti; (1) berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, (2) mengkomunikasikan hasil-hasil
inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. 4. Kompetensi Professional Kompetensi professional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan
substansi
isi
materi
pembelajaran,
dan
substansi
keilmuan
yang menaungi materi dalam kurikulum, serta menambah wawasan keilmuan. Berikut dijabarkan kompetensi dan sub-kompetensi profesional. Pertama, menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu sesuai jenjang pendidikan. Kemampuan ini sangat penting dimiliki bagi seorang guru sebab apa yang akan disampaikan guru kepada siswa berupa ilmu pengetahuan yang dikuasai oleh guru. Kedua, menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, seperti; (1) memahami standar kompetensi mata pelajaran, (2) memahami kompetensi dasar mata pelajaran, (3) memahami tujuan pembelajaran mata pelajaran. Ketiga, mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif; (1) memilih materi mata pelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, (2) mengolah materi mata pelajaran secara integratif dan kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Keempat, mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, seperti; (1) melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus-menerus, (2) memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan, (3) melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan, (4) mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber. Kelima,
memanfaatkan
teknologi
informasi
dan
komunikasi
untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri, seperti; (1) memanfaatka teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi, (2) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri
2. K etrampilan B elajar Y ang Harus Dimiliki G uru Dan Sis wa JAWAB: Belajar memperdalam
mengetahui
merupakan
kegiatan
untuk
memperoleh,
dan memanfaatkan materi pengetahuan. Penguasaan materi
merupakan salah satu hal penting bagi siswa di abad ke-21. Siswa juga harus memiliki kemauan untuk belajar sepanjang hayat. Hal ini berarti siswa harus secara berkesinambungan menilai kemampuan diri tentang apa yang telah diketahui dan terus merasa perlu memperkuat pemahaman untuk kesuksesan kehidupannya kelak. Siswa harus siap untuk selalu belajar ketika menghadapi situasi baru yang memerlukan keterampilan baru. Pembelajaran di abad ke-21 hendaknya lebih menekankan pada tema pembelajaran interdisipliner. Empat tema khusus yang relevan dengan kehidupan modern adalah: 1) kesadaran global; 2) literasi finansial, ekonomi, bisnis, dan kewirausahaan; 3) literasi kewarganegaraan; dan 4) literasi kesehatan. Tema-tema ini perlu dibelajarkan di sekolah untuk mempersiapkan siswa menghadapi kehidupan dan dunia kerja di masa mendatang dengan lebih baik.
K emampuan menyelesaik an masalah Keterampilan memecahkan masalah mencakup keterampilan lain seperti identifikasi dan kemampuan untuk mencari, memilih, mengevaluasi, mengorganisir, dan
mempertimbangkan berbagai alternatif dan menafsirkan informasi. Seseorang
harus mampu mencari berbagai solusi dari sudut pandang yang berbeda-beda, dalam memecahkan masalah yang kompleks. Pemecahan masalah memerlukan kerjasama tim, kolaborasi efektif dan kreatif dari guru dan siswa untuk dapat melibatkan teknologi, dan menangani berbagai informasi yang sangat besar jumlahnya, dapat mendefinisikan dan memahami elemen yang terdapat pada pokok permasalahan, mengidentifikasi sumber informasi dan strategi yang diperlukan dalam mengatasi masalah. Pemecahan masalah tidak dapat dilepaskan dari keterampilan berpikir kritis karena keterampilan berpikir kritis merupakan keterampilan fundamental dalam memecahkan masalah. Siswa juga harus mampu menerapkan alat dan teknik yang tepat secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan permasalahan.
K omunik as i dan kolaboras i Kemampuan komunikasi yang baik merupakan keterampilan yang sangat berharga di dunia kerja dan kehidupan sehari-hari. Kemampuan komunikasi mencakup
keterampilan dalam menyampaikan pemikiran dengan jelas dan persuasif secara oral maupun tertulis, kemampuan menyampaikan opini dengan kalimat yang jelas, menyampaikan perintah dengan jelas, dan dapat memotivasi orang lain melalui kemampuan berbicara. Kolaborasi dan kerjasama tim dapat dikembangkan melalui pengalaman yang ada di dalam sekolah, antar sekolah, dan di luar sekolah (P21, 2007a). Siswa dapat bekerja bersama-sama secara kolaboratif pada tugas berbasis proyek yang autentik dan mengembangkan keterampilannya melalui pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok. Pada
dunia
kerja
di
masa
depan,
keterampilan
berkolaborasi juga harus diterapkan ketika menghadapi rekan kerja yang berada pada lokasi yang saling berjauhan. Keterampilan komunikasi dan kolaborasi yang efektif disertai dengan keterampilan menggunakan teknologi dan sosial media akan memungkinkan terjadinya kolaborasi dengan kelompok-kelompok internasional.
K reativitas dan inovasi Pencapaian kesuksesan profesional dan personal, memerlukan keterampilan berinovasi dan semangat berkreasi. Kreativitas dan inovasi akan semakin berkembang jika siswa memiliki kesempatan untuk berpikir divergen. Siswa harus dipicu untuk berpikir di luar kebiasaan yang ada, melibatkan cara berpikir yang baru, memperoleh kesempatan
untuk
menyampaikan
ide-ide
dan solusi-solusi baru, mengajukan
pertanyaan yang tidak lazim, dan mencoba mengajukan dugaan jawaban. Kesuksesan individu akan didapatkan oleh siswa yang memiliki keterampilan kreatif. Individuindividu yang sukses akan membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik bagi semuanya.
Li terasi informas i, media, dan teknolog i Literasi informasi yang mencakup kemampuan mengakses, mengevaluasi dan menggunakan informasi sangat penting dikuasai pada saat ini. Literasi informasi memiliki pengaruh yang besar dalam perolehan keterampilan lain yang diperlukan pada kehidupan abad ke-21. Seseorang yang berkemampuan literasi media adalah seseorang yang mampu menggunakan keterampilan proses seperti kesadaran, analisis, refleksi dan aksi untuk memahami pesan alami yang terdapat pada media. Kerangka literasi media terdiri atas kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan pesan dalam berbagai bentuk media, menciptakan suatu pemahaman dari peranan media pada masyarakat, dan membangun keterampilan penting dari informasi hasil penyelidikan dan ekspresi diri. Literasi media
juga mencakup kemampuan untuk menyampaikan pesan dari diri dan untuk memberikan pengaruh dan informasi kepada orang lain.
Literas i informas i, k omunikasi, dan teknologi (IC T) Kemampuan
literasi
ICT
mencakup
kemampuan
mengakses,
mengatur,
mengintegrasi, mengevaluasi, dan menciptakan informasi melalui penggunaan teknologi komunikasi digital. Literasi ICT berpusat pada keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam mempertimbangkan informasi, media, dan teknologi negara
hendaknya
menumbuhkan
di lingkungan
secara
sekitar.
Setiap
luas keterampilan ICT pada
masyarakatnya karena jika tidak, negara tersebut dapat tertinggal dari perkembangan dan
kemajuan
pengetahuan
ekonomi
berbasis
teknologi.
Terdapat
beberapa
keterkaitan antara tiga bentuk literasi yang meliputi literasi komunikasi informasi, media dan teknologi. Penguasaan terhadap keterampilan tersebut memungkinkan penguasaan terhadap keterampilan dan kompetensi lain yang diperlukan untuk keberhasilan kehidupan di abad ke-21 (Trilling & Fadel, 2009).
3. R ancang an s trategi peng embang an g uru berk elanjutan JAWAB: Strategi pengembangan keprofesian berkelanjutan meliputi 3 aspek, yaitu: a) strategi pengembangan diri, b) strategi publikasi ilmiah, dan c) strategi karya inovatif.
a. S trateg i Pengembang an Di ri Kompetensi kepribadian,
guru
meliputi:
3) kompetensi
1)
professional
kompetensi
pedagogic,
2) kompetensi
dan 4) kompetensi social. Kompetensi
pedagogic merupakan kemampuan seseorang dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
potensi
yang
dimiliki
peserta
didik.
Kompetensi
kepribadian merupakan kemampuan seseorang yang diwujudkan da lam kepribadian yang mantap dan berwibawa, stabil, dewasa dan berakhlaq mulia serta mampu sebagai teladan bagi peserta didik. Kompetensi professional merupakan kemampuan seseorang yang berkaitan dengan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam, sehingga yang bersangkutan mampu membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi
yang ditetapkan
dalam Standar
Nasional
Pendidikan.
Sedangkan kompetensi social adalah kemampuan seorang untuk berkomunikasi dan bergaul
secara
efektif
dengan
peserta
didik,
antar sesama pendidik, tenaga
pendidikan, orang tua/wali peserta didik serta masyarakat sekitar.
b. S trategi Publikas i Ilmi ah Daryanto (2011) menyebutkan ilmiah yang telah dipublikasikan guru
terhadap
pengembangan
peningkatan
bahwa publikasi ilmiah adalah karya tulis
kepada
kualitas
masyarakat
proses
sebaga i bentuk kontribusi
pembelajaran
di
dunia pendidikan secara umum. Publikasi ilmiah
kelompok yaitu: 1) presentasi pada forum ilmiah, 2) publikasi hasil
penelitian
sekolah
atau
gagasan
ilmu
meliputi
ilmiah
dan 3
berupa
b idang pendidikan formal, 3) publikasi buku
teks pelajaran, buku pengayaan, dan atau pedoman guru. Dalam presentasi forum ilmiah guru menjadi narasumber dalam kegiatan seminar,
lokakarya,
koloqium,
diskusi
ilmiah
baik
tingkat regional, nasional,
maupun internasional. Dalam publikasi ilmiah, guru menghasilkan penelitian atau makalah sesuai bidang pendidikan yang telah dipublikasikan dalam bentuk jurnal ilmiah. Selain itu, guru juga membua t buku pelajaran, modul pembelajaran, buku dalam bidang pendidikan, karya terjemahan, dan buku pedoman guru. Buku tersebut harus tersedia d i perpustakaan sekolah tempat guru bertugas. Dalam penelitian kaitannya yaitu:
dengan
satyarini (2013) disebutkan
publikasi
1) presentasi
ilmiah
pada forum
rancangan
dapat dilaksanakan ilmiah,
kegiatan PKB
dengan beberapa cara
2) melaksanakan publikasi ilmiah, 3)
membuat artikel ilmiah populer di bidang pendidikan forma, 4) membuat artikel ilmiah dalam bidang pendidikan formal, 5) melaksanakan
publikasi
buku
dan
pengayaan
dan pedoman
guru,
dicetak
buku teks pelajaran,
diterbitkan,
6)
membuat
modul/dikta t pembelajaran per semester, 7) membuat karya hasil terjemahan yang disahkan oleh kepala sekolah, 8) membuat buku pedoman guru. Syamsul Arifin dan Adi Kusrianto (2009) menerangkan bahwa menulis buku adalah sebuah keniscayaan bagi guru karena: 1) guru adalah salah satu sumber ilmu, 2) guru dalam melaksanakan tugasnya terbiasa dengan membaca, bertutur, menerangkan sesuatu sehingga seharusnya menulis buku akan bisa jadi gampang,
dan 3) disediakan
insentif
baik dalam bentuk grant-grant
maupun
promosi kenaikan pangkat bagi guru jika ia menulis buku yang diterbitkan. Dengan menulis guru dapat menuangkan ide dan pemikirannya secara konsepsional. Selain itu, mempublikasikan karya tulis guru dapat menunjukkan kredibilitas atu reputasinya sebagai pekerja yang profesional.
c. S trateg i K arya Inovatif Karya atau
inovatif
penemuan
adalah
baru
karya
sebagai
yang
kontribusi
bersifat guru
pengembangan, modifikasi
terhadap peningkatan kualitas
proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan. karya inovatif dapat berupa penemuan teknologi tepa t guna, karya
seni,
pembuatan
penemuan
atau
pengembangan
atau modifikasi alat pelajaran atau peraga atau praktikum,
penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya pada tingkat nasional maupun provinsi (Daryanto, 2011). Seorang guru dapat membangun program pembelajaran yang unik, mengembangkan software e-learning dan aplikasi terkait pembelajaran hal tertentu sebagai
bentuk
karya
inovatif
dalam
strategi
pengembangan
keprofesian
berkelanjutan. Guru sebagai individu yang selalu harus berinovasi dan meningkatkan kapasitas pembelajaran akan menjadikan guru kreatif, inovatif, dan produktif. Ketiga strategi pengembangan tersebut perlu dilaksanakan secara continue untuk menciptakan guru yang benar-benar profesional bukan hanya untuk memenuhi angka kredit. Meskipun angka kredit sudah terpenuhi guru akan terbiasa untuk mengembangkan diri sehingga tujuan pengembangan keprofesian berkelanjutan dapat tercapai. Peningkatan profesionalisme pada dasarnya guru bukan hanya men jadi tanggung
jawab guru, melainkan
pula menjadi
tanggung
jawab pemer intah,
masyarakat, sekolah dan organisasi yang terkait dengan pendidikan. Oleh karena itu, pihak-pihak terkait harus mendukung secara nyata ketika menuntu t guru menjadi pekerjaan yang profesional. Penyediaan sarana dan prasana untuk peningkatan kompetensi guru haruslah ada, karena guru di tuntut untuk selalu update terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, pentingnya dukungan kepala sekolah atau dinas pendid ikan dalam memberikan ruang dan waktu bagi guru untuk melaksanakan keg iatan pengembangan keprofesian
berkelanjutan
profesionalismenya.
akan
Sekolah
menjadikan bisa
bekerja
guru
lebih
sama
terpacu
meningkatkan
dengan perguruan tinggi
dalam mengadakan workshop atau pelatihan di sekolah. Sehingga, guru tidak perlu keluar sekolah dan bisa melanjutkan pembelajaran di kelas setelah kegiatan workshop atau pelatihan selesai.
14