TRICHURIASIS DEFINISI Trichuriasis adalah infeksi yang di sebabkan oleh Trichuris Trichiura (cacing cambuk). Penyakit ini merupakan penyakit yang endemik dan kronis dan dapat mengganggu kesehatan tubuh manusia dan menurunkan kualitas sumber daya manusia.Trichuris trichiura trichiura adalah salah satu Nematoda usus yang hidup sebagai parasit pada inangnya yaitu manusia. ETIOLOGI -
Trichuris trichiura
-
Sin. Trichocephalus trichiura
EPIDEMIOLOGI Prevalensi Trichuriasis tinggi untuk masing- masing daerah sumatra, kalimantan, dan sulawesi, Nusa Tenggara Barat, jawa barat.Prevalensi infeksi sama antara laki-laki dan perempuan.Penyebaran dari Trichuris trichiura adalah kosmopolit, terutama di daerah panas dan lembab. FAKTOR RESIKO -
Kebiasaan defekasi sekitar rumah
-
Penggunaan jamban keluarga yang minim
-
Makan tanpa cuci tangan
-
Bermain-main di tanah sekitar rumah
SIKLUS HIDUP Cacing dewasa ini hidup di kolon ascendens dan sekum dengan bagian anteriornya yang seperti cambuk masuk ke dalam mukosa usus. Seekor cacing betina diperkirakan menghasilkan telur setiap hari antara 2.000-20.000 butir. Telur yng dibuahi dikeluarkan dari hospes bersama tinja. Telur tersebut menjadi matang dalam waktu 3 sampai 6 minggu dalam lingkungan yang sesuai, yaitu pada tanah yang lembab dan tempat yang teduh. Telur matang ialah telur yang berisi larva dan merupakan bentuk infektif. Cara infeksi langsung bila secara kebetulan hospes menelan telur matang. Larva keluar melalui dinding telur dan masuk ke dalam usus halus. Sesudah menjadi dewasa cacing turun ke usus bagian distal dan masuk ke daerah colon, terutama sekum. Jadi cacing ini tidak mempunyai siklus paru. Masa pertumbuhan mulai dari telur yang tertelan sampai cacing dewasa betina meletakkan telur kira-kira30-90 hari. Cacing dewasa biasanya hidup selama sekitar 1-2 tahun dimana terjadi infeksi ulang, tetapi dapat bertahan lebih lama dalam keadaan tertentu. PATOLOGI
Cacing Trichuris trichiura pada manusia terutama hidup di sekum akan tetapi juga ditemukan di kolon ascendens. Pada infeksi be rat, terutama pada anak, cacing ini tersebar di seluruh kolon dan rektum. Kadang-kadang terlihat di mukosa rektum yang prolapsus akibat mengejannya penderita pada waktu defekasi. Cacing ini memasukkan kepalanya ke dalam mukosa usus, hingga terjadi trauma yang menimbulkan iritasi dan peradangan mukosa usus. Pada tempat perlekatannya dapat terjadi perdarahan. Di samping itu rupanya cacing ini menghisap darah hospesnya sehingga menyebabkan anemia. Penderita terutama anak dengan infeksi Trichuris trichiura yang berat dan menahun, menunjukkan gejala-gejala nyata seperti diare yang sering diselingi dengan sindrom disentri, anemia, berat badan menurun dan kadang-kadang disertai prolapsus rekktum. Infeksi berat trichuris trichiura sering disertai dengan infeksi cacing lainnya atau protozoa. Infeksi ringan biasanya tidak memberikan gejala klinis yang jelas atau sama sekali tanpa gejala. Parasit ini ditemukan pada pemeriksaan tinja secara rutin. GEJALA KLINIS Investasi cacing yang ringan tidak menimbulkan gejala klinis yang jelas. Pada infestasi yang berat (>10.000 telur/gram tinja) timbul keluhan, karena iritasi pada mukosa seperti nyeri perut, sukar buang air besar, mencret, kembung, sering flatus, rasa mual, muntah, ileus dan turunnya berat badan. Bahkan dalam keadaan yang berat sering menimbulkan malnutrisi, terutama pada anak muda, dan kadang-kadang terjadi perforasi usus dan prolaps rekti. DIAGNOSIS Trichuriasis dapat didiagnosis ketika telur trichuris trichiura terdeteksi pada pemeriksaan tinja. Telur akan mucul berbentuk gentong, tidak berembrio, memiliki penonjolan pada dua kutub yang jernih dan kulit mulus. Prolapsus rektumdapat didiagnosis dengan mudah menggunakan proctogram buang air besar dan merupakan salah satu dari banyak metode untuk pencitraan infeksi parasit. Sigmoidoskopi menunjukkan karakteristik tubuh putih dewasa menggantung pada mukosa yang meradang. PENGOBATAN Perawatan umum: Higiene pasien diperbaiki dan diberikan diet tinggi kalori, sedangkan anemia dapat diatasi dengn pemberian preparat besi. Pengobatan spesifik : -
Diltiasiamin Jodida, diberikan dengan dosis 10-15 mg/kg berat badan/hari, selama 35 hari.
-
Stilbazium Yodida, diberikan dengan dosis 10 mg/kg be rat badan/hari, 2 kali sehari selama 3 hari dan bila diperlukan dapat diberikan dalam waktu yang lebih lama. Efek samping obat ini adalah rasa mual, nyeri pada perut dan warna tinja menjadi merah.
-
Heksiresorsinol 0,2 %, dapat diberikan 500 ml dalam bentuk enema, dalam waktu 1 jam.
-
Mebendazole, diberikan dengan dosis 100 mg, 2 kali sehari dalam 3 hari atau dosis tunggal 600 mg.
PENCEGAHAN Individu : -
Mencuci bersih tangan sebelum makan
-
Mencuci sayuran yang dimakan mentah dengan air mengalir
-
Memasak sayuran dalam air mendidih
Lingkungan : -
Menggunakan jamban ketika buang air besar
-
Tidak menyiram jalanan dengan air got
-
Tidak jalan di sembarang tempat. Dalam membeli makanan harus memastikan bahwa penjual makanan memperhatikan aspek kebersihan dalam mengolah makanan.
KOMPLIKASI Bila infeksi berat dapat terjadi perforasi usus atau prolapsus rekti. PROGNOSIS Dengan pengobatan yang adekuat, prognosis baik.