LAPORAN KASUS “TONSILITIS KRONIK HIPERTROFI”
Pembimbing : dr. Satrio Prodjooe!odo" S#.THT
Pen$%!%n : N%ra!$ia &%'an!ari (ano Karim )*+),-*+/
(EPARTE0EN IL0U THT1KL FAKULTAS KE(OKTERAN UNI2ERSITAS 0UHA00A(I3AH 4AKARTA RU0AH SAKIT U0U0 (AERAH KELAS 5 6IAN4UR )*+,
5A5 I PEN(AHULUAN +.+.
Latar 5e'a7ang
Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam rongga mulut yaitu : tonsil faringeal ( adenoid ), tonsil palatina (tonsil faucial), tonsil lingual ( tosil pangkal lidah ), tonsil tonsil tuba tuba Eustac Eustachiu hiuss ( lateral lateral band dindin dinding g faring faring !erlac !erlach" h"ss tonsil tonsil ) ( #oepard #oepardi, i, Effi Effiaty aty $rsyad,dkk, %&&' ). Tonsilitis disebabkan peradangan pada tonsil yang diakibatkan oleh bakteri, irus, dan jamur. Tonsi Tonsilit litis is akut adalah adalah radang radang akut akut yang diseba disebabka bkan n oleh oleh kuman kuman strept streptococ ococcus cus beta beta hemolyticus, streptococcus iridons dan streptococcus pygenes, dapat juga disebabkan oleh irus (ansjoer,$. %&&&). Tonsilitis akut merupakan suatu inflamasi akut yang terjadi pada tonsilla palatina, yang terdapat pada daerah orofaring disebabkan oleh adanya infeksi maupun irus. (#utji *rati+i,%&&). Tonsi Tonsilit litis is -ronis -ronis secara secara umum umum diarti diartikan kan sebaga sebagaii infeks infeksii atau atau inflam inflamasi asi pada tonsil tonsilaa palatina yang menetap (Chan, %&&). Tonsilitis Tonsilitis -ronis disebabkan oleh serangan ulangan dari Tonsilitis $kut yang mengakibatkan kerusakan yang permanen pada tonsil. /rganisme patogen dapat menetap untuk sementara +aktu ataupun untuk +aktu yang lama dan mengakibatkan gejala0gejala akut kembali ketika daya tahan tubuh penderita mengalami penurunan (Colman, %&&1). Tonsilitis kronik timbul karena rangsangan yang menahun dari rokok, beberapa jenis makanan, makanan, higiene higiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca, kelelahan kelelahan fisik, fisik, dan pengobatan pengobatan tonsiliti tonsilitiss akut yang tidak adekuat.
2
5A5 II STATUS PASIEN ).+.
Identita! Pa!ien
2ama
: $n. 3
4mur
: 15 tahun
6enis -elamin
: 7aki0laki
$lamat
: -p. Cisito 3T &%3W &1, uara Cikadu, #indang 8arang.
Tanggal *emeriksaan : 5& aret %&1' 2o. 3
: '999
).).Anamne!i! Ke'%an Utama : 2yeri menelan sejak % bulan sebelum masuk rumah sakit (#3#). Ri8a$at Pen$a7it Se7arang :
*asien datang ke poli T;T 3#4< Cianjur dengan keluhan nyeri menelan sejak % bulan, nyeri menlan hilang timbul, nyeri menelan terutama dirasakan setelah pasien mengonsumsi makanan seperti snack dan makanan siap saji, tenggorokan terasa gatal (), kadang0kadang timbul demam (), saat malam hari pasien sering mengorok sejak % minggu #3#, dan pasien juga mengeluhkan suara serak. 8atuk, pilek, dan nyeri telinga disangkal. Ri8a$at Pena7it (a%'% :
*asien 1 tahun yang lalu sering merasakan keluhan yang sama dan hilang timbul. Ri8a$at Pen$a7it Ke'%arga :
0
-eluarga pasien tidak ada yang mengalami gejala seperti pasien
0
;ipertensi (0),
Ri8a$at A'ergi : $lergi udara dingin, makanan dan obat disangkal 3
Ri8a$at Pengobatan : *asien mengaku pernah berobat ke dokter namun pasien lupa nama obatnya, dan pasien
mengatakan keluhannya berkurang. ).-.
Pemeri7!aanFi!i7 0 -eadaan umum 0 -esadaran 0 8erat 8adan 0 Tanda =ital : 0 Tekanan
: Tampak sakit ringan : Compos mentis : 5 kg : 1&&'&mm;g : %1 9menit : 9menit : 5'>C
).-.+. Stat%! 9enera'i! -epala : Normochepal • ata : #klera ikterik 00, konjungtia anemis 00, refleks pupil () • Telinga : 7ihat status lokalis • ;idung : 7ihat status lokalis • ulut : 7ihat status lokalis • Tenggorok : 7ihat status lokalis • 7eher : 7ihat status lokalis • Thora9 • a. ?nspeksi : *ergerakan dada simetris b. *alpasi : =ocal fremitus kanan dengan kiri sama c. *erkusi : #onor pada seluruh lapang paru d. $uskultasi : #uara napas esikuler , rhonchi 00,wheezing 00 6antung • a. ?nspeksi : ?ctus cordis tidak terlihat b. *alpasi : ?ctus cordis di ICS = midclaicula sinistra c. *erkusi : 3edup () d. $uskultasi : 86 ? @ ?? murni , reguler , murmur (0) , gallop (0) $bdomen • a. ?npeksi : #upel b. *alpasi : 2yeri tekan (0) c. *erkusi : Timpani diseluruh lapang abdomen d. $uskultasi : 8ising usus () Ekstremitas • a. #uperior : ;angat (), edema (00), RCT A % dtk ,sianosis (00) b. ?nferior : ;angat (), edema (00), RCT A % dtk ,sianosis (00)
).-.). Stat%! Lo7a'i! THT TELIN9A 4
Tabel %.1. *emeriksaan Telinga A(
AS
$urikula 2ormotia, atresia liang telinga
2ormotia, atresia liang telinga (0), perikondritis (0)
(0), perikondritis (0) *eradangan (0), pus (0), fistula
*reaurikula
*eradangan (0), pus (0), fistula
(0), nyeri tekan (0),
(0), nyeri tekan (0),
pembesaran -!8 (0), edema
pembesaran -!8 (0), edema
(0)
(0)
.*eradangan (0), pus (0), fistula
3etroaurikula
*eradangan (0), pus (0), fistula
(0), nyeri tekan (0),
(0), nyeri tekan (0),
pembesaran -!8 (0), edema
pembesaran -!8 (0), edema
(0)
(0)
;iperemis (0), edema (0),
;iperemis (0), edema (0),
secret (0), serumen (0), massa
$E
(0), korpus alineum (0)
secret (0), serumen (0), massa (0), korpus alineum (0) ;iperemis (0), edema (0),
;iperemis (0), edema (0), secret (0), serumen (0), massa
secret (0), serumen (0), massa -$E
(0), korpus alineum (0)
(0), korpus alineum (0) embran timpani intak (), refleks cahaya ()
intak (), refle9 cahaya ()
4ji 3inne
Tidak ada lateralisasi
4ji Weber
Tidak ada lateralisasi
#ama dengan pemeriksa
4ji #ch+abach
#ama dengan pemeriksa
5
HI(UN9 a. Rino!7o#i Anterior
Tabel %.%. *emeriksaan ;idung (e7!tra
Rino!7o#i Anterior
Sini!tra
;iperemis (0)
ukosa
;iperemis (0)
(0)
#ekret
(0)
;ipertrofi (0)
-onka inferior
;ipertrofi (0)
#eptum
(0)
assa
(0)
(0)
*assase udara
(0)
a. Sin%! Parana!a' 0 ?nspeksi : *embengkakan pada pipi (00) 0 *alpasi : 2yeri tekan pada pipi (00), nyeri tekan medial atap orbita (00),
nyeri tekan kantus medius (00) b. Te! Peni%man 0 -anan : 1% cm dengan kopi, 1& cm dengan teh 0 -iri : 1% cm dengan kopi, 1& cm dengan teh 0 -esan : normosmia . Tran!i'%mina!i 0 #inus maksilaris : Tampak seperti bulan sabit di daerah pipi 0 #inus frontalis : Tampak seperti sarang ta+on di daerah dahi
TEN99OROK a. Na!o;aring
Tabel %.5. *emeriksaan 2asofaring Na!o;aring
Tidak dilakukan 6
Torus tubarius Bossa Rossenmuller *lika salfingofaringeal
Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
b. Oro;aring
Tabe %.. *emeriksaan /rofaring (e7!tra
Pemeri7!aan Oro;aring
Sini!tra
Tenang
ukosa mulut
Tenang
#imetris, bersih
7idah
#imetris, bersih
#imetris, bersih
*alatum molle
#imetris, bersih
-aries (0)
!igi geligi
-aries (0)
#imetris
4ula
#imetris
Tenang
0%7o!a
Tenang
0%'%t
Ton!i'
7
T5
T5
elebar ()
-ripta
elebar ()
()
()
(0)
*erlengketan
(0)
Tenang
0%7o!a
Tenang
(0)
!ranula
(0)
(0)
*ost nasal drip
(0)
Faring
Te! Pengea#an 0ani! A!in A!am Pait
Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
. Laringo;aring
Laringo;aring
Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan 8
0AKSILOFASIAL (e7!tra
Ner>%!
Sini!tra
I.O';a7tori%!
2ormosmia II. =
•
=
3efleks pupil O7%'omotori%! •
III. =
*enciuman O#ti7%!
•
embuka kelopak mata
•
!erakan bola mata ke
=
superior
=
inferior
=
medial •
()
ke laterosuperior Tro7'eari!
=
=
=
=
()
lateroinferior Trigemina' •
=
=
!erakan bola mata
!erakan bola mata ke 2.
=
!erakan bola mata ke
•
I2.
=
!erakan bola mata ke
•
=
2ormosmia
Tes sensoris D
Cabang oftalmikus
=
(=1) =
D
Cabang maksila (=%)
=
=
D
Cabang mandibula
=
2I.
(=5) Abd%!en
2II.
!erakan bola mata ke lateral Fa!ia'
=
=
9
= = =
•
engangkat alis
=
•
-erutan dahi
=
•
enunjukkan gigi
•
Tidak dilakukan
=
Tidak dilakukan
anterior 2III. A7%!ti7%! = I@. =
Tes garpu tala 9'o!!o;aringea' • •
Tidak dilakukan @. =
3efleks muntah
= =
Tidak dilakukan
posterior 2ag%! •
3efleks muntah dan
=
menelan <1=
•
=
= =
@II.
(0)
*ergerakan palatum A!!e!ori%! •
@I.
(0)
<1= =
•
emalingkan kepala
=
•
-ekuatan bahu
=
Hi#og'o!!%! •
Tremor lidah
(0)
•
(0)
LEHER (e7!tra *embesaran (0) *embesaran (0) *embesaran (0) *embesaran (0) *embesaran (0)
Pemeri7!aan Tiroid Ke'enjar !%bmenta' Ke'enjar !%bmandib%'a Ke'enjar j%g%'ari! !%#erior Ke'enjar j%g%'ari! media
Sini!tra *embesaran (0) *embesaran (0) *embesaran (0) *embesaran (0) *embesaran (0)
10
*embesaran (0) *embesaran (0) *embesaran (0)
Ke'enjar j%g%'ari! in;erior Ke'enjar !%#ra!terna' Ke'enjar !%#ra7'a>i7%'ar
*embesaran (0) *embesaran (0) *embesaran (0)
11
).. Re!%me *asien datang ke poli T;T 3#4< Cianjur dengan keluhan nyeri menelan sejak % bulan,
nyeri menlan hilang timbul, nyeri menelan terutama dirasakan setelah pasien mengonsumsi makanan seperti snack dan makanan siap saji, tenggorokan terasa gatal (), kadang0kadang timbul demam (), saat malam hari pasien sering mengorok sejak % minggu #3#, dan pasien juga mengeluhkan suara serak. *ada pemeriksaan fisik didapatkan: Tonsil T50T5, hiperemis, kripta melebar (),
).. Pemeri7!aan Pen%njang 1
0
Tonsilitis -ronik ;ipertrofi
0
Tumor Tonsil
).,. (iagno!aKerja Tonsilitis -ronik ;ipertrofi ).B. Tera#i 1 Claneksi forte syrup %91 cth 1 #anmol syrup 591 cth 1 $mbro9ol syrup 591 cth 1 CetiriFine syrup 191 cth 1 8isolon syrup %91 cth
12
5A5 III TIN4AUAN PUSTAKA I.
Anatomi Ton!i'
Tonsil berbentuk oal, tipis terletak pada bagian samping belakang orofaring dalam fossa tonsilaris atau sinus tonsilaris. 8agian atas fossa tonsilaris kosong dinamakan fossa supratonsiler yang merupakan jaringan ikat longgar. 8erat tonsil pada laki0laki berkurang dengan bertambahnya umur, sedangkan pada +anita berat bertambah pada masa pubertas dan kemudian menyusut kembali. *ermukaan lateral tonsil meletak pada fascia faring yang sering juga disebut capsula tonsil. *ermukaan medial tonsil bentuknya beraneka ragam dan mempunyai celah yang disebut kriptus. Epitel yang melapisi tonsil adalah epitel sGuamous yang juga meliputi kriptus.
II.
Peredaran (ara Ton!i'
13
Tonsil mendapatkan peredaran darah dari arteri tonsilaris yang merupakan cabang dari arteri maksilaris eksterna dan arteri palatina asenden. $rteri tonsilaris berjalan ke atas pada bagian luar m. konstriktor faringeus superior. $rteri palatina asenden masuk tonsil mele+ati pinggir atas atas m. konstriktor faringeus. Tonsil juga mendapatkan peredaran darah dari arteri lingualis dorsalis dan arteri palatina desenden.
III.
Per!ara;an Ton!i'
*ersarafan tonsil berasal dari saraf trigeminus dan saraf glossopharingeus. 2erus trigeminus mempersarafi bagian atas tonsil melalui cabangnya yang mele+ati ganglion sphenopaltina yaitu n. palatina. 8agian ba+ah tonsil dipersarafi n. glossopharingeus.
TONSILITIS
+. Ton!i'iti! A7%t
Tonsilitis adalah peradangan umum dan pembengkakan dari jaringan tonsila yang biasanya disertai dengan pengumpulan leukosit, sel0sel epitel mati, dan bakteri pathogen dalam kripta.
Tonsilitis bakterial supuratia akut paling sering disebabkan oleh stretokokus beta hemolitikus grup $. eskipun pneumokokus, stafilokokus dan ;aemophilus influenFae juga
14
irus patogen dapat dilibatkan. -adang0kadang streptokokus non hemolitikus atau streptokokus iridans, ditemukan pada biakan, biasanya pada kasus0kasus berat.
?nfeksi bakteri pada lapisan epitel jaringan tonsil akan menimbulkan reaksi radang berupa keluarnya lekosit polimorfonuklear sehingga terbentuk detritus.
8ercak
detritus
ini
dapat
melebar
sehingga
terbentuk
membrane
semu
(*seudomembran) yang menutupi tonsil. !ejala dan tanda yang sering ditemukan adalah nyeri tenggorokan, nyeri +aktu menelan, demam dengan suhu tubuh yang tinggi, rasa lelu, rasa nyeri pada sendi0sendi, tidak nafsu makan dan nyeri pada telinga. 3asa nyeri di telinga ini karena nyeri alih melalui n !losofaringeus. #eringkali disertai adenopati serikalis disertai nyeri tekan. *ada pemeriksaan tampak tonsil membengkak, hiperemis dan terdapat detritus berbentuk folikel, lakuna, atau tertutup oleh membrane semu. -elenjar submandibula membengkak dan nyeri tekan. *ada umumnya penderita dengan tonsillitis akut serta demam sebaiknya tirah baring, pemberian cairan adekuat serta diet ringan. $nalgetik oral efektif untuk mengurangi nyeri. Terapi antibiotik dikaitkan dengan biakan dan sensitiitas yang tepat. *enisilin masih merupakan obat 15
pilihan, kecuali jika terdapat resistensi atau penderita sensitie terhadap penisilin. *ada kasus tersebut eritromisin atau antibiotik spesifik yang efektif mela+an organisme sebaiknya digunakan. *engobatan sebaiknya diberikan selama lima sampai sepuluh hari. 6ika hasil biakan didapatkan streptokokus beta hemolitikusterapi yang adekuat dipertahankan selama sepuluh hari untuk menurunkan kemungkinan komplikasi non supuratia seperti nefritis dan jantung rematik.
). Ton!i'iti! Kroni!
Tonsilitis kronis merupakan penyakit yang paling sering terjadi dari semua penyakit tenggorokan yang berulang. Baktor predisposisi timbulnya tonsilitis kronik adalah rangsangan yang menahun dari rokok, beberapa jenis makanan, hygiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca, kelelahan fisk dan pengobatan tonslitis akut yang tidak adekuat. 3adang pada tonsil dapat disebabkan kuman Grup A Streptococcus beta hemolitikus, Pneumococcus, Streptococcus iri!ans !an Streptococcus piogenes. !ambaran klinis berariasi dan diagnosa sebagian besar tergantung pada infeksi.
-.+ Patogene!a
*ada umumnya tonsilitis kronis memiliki dua gambaran, yaitu terjadi pembesaran tonsil dan pembentukan jaringan parut. Terlihat gambaran pembesaran kripta pada beberapa kasus tonsilitis kronis. ?nfiltrasi bakteri pada lapisan epitel jaringan tonsil dalam +aktu lama akan menimbulkan reaksi radang berupa keluarnya sel limfosit dan basofil sehingga timbul detritus.
16
!ejala dan tanda yang sering ditemukan adalah nyeri tenggorok, rasa mengganjal pada tenggorokan, tenggorokan terasa kering, nyeri pada +aktu menelan, bau mulut , demam dengan suhu tubuh yang tinggi, rasa lesu, rasa nyeri di sendi0sendi, tidak nafsu makan dan rasa nyeri di telinga (otalgia). 3asa nyeri di telinga ini dikarenakan nyeri alih (referre! pain) melalui n. !lossopharingeus (n.?H). *ada pemeriksaan tampak tonsil membengkak, hiperemis dan terdapat detritus berbentuk folikel, lakuna atau tertutup oleh membran semu. -elenjar submandibula membengak dan nyeri tekan.
-.- Tera#i
$ntibotika spektrum luas, antipiretik dan obat kumur yang mengandung desinfektan. *ada keadaan dimana tonsilitis sangat sering timbul dan pasien merasa sangat terganggu, maka terapi pilihan adalah pengangkatan tonsil (tonsilektomi). ?ndikasi $bsolut Tonsilektomi : 1.Timbulnya kor pulmonale karena obstruksi jalan nafas yang kronis %. ;ipertrofi tonsil atau adenoid dengan sindroma apneu +aktu tidur 5. ;ipertofi berlebihan yang menyebabkan disfagia dengan penuruna berat badan penyerta. . 8iopsi eksisi yang dicurigai keganasan atau limfoma I. $bses perotinsiler yang berulang atau abses yang meluas pada ruang jaringan sekitarnya.
5. Kom#'i7a!i 3adang kronis tonsil dapat menimbulkan komplikasi ke daerah sekitarnya berupa 3hinitis kronis, #inusitis atau /titis media secara perkontinuitatum. -omplikasi jauh terjadi secara hematogen atau limfogen dan dapat timbul endokarditis, arthritis, miositis, nefritis, ueitis, irdosiklitis, dermatitis, pruritus, urtikaria dan furunkulosis.
III.
Progno!i! 17
Tonsilitis biasanya sembuh dalam beberapa hari dengan beristrahat dan pengobatan suportif. enangani gejala0gejala yang timbul dapat membuat penderita Tonsilitis lebih nyaman. 8ila antibiotika diberikan untuk mengatasi infeksi, antibiotika tersebut harus dikonsumsi sesuai arahan demi penatalaksanaan yang lengkap, bahkan bila penderita telah mengalami perbaikan dalam +aktu yang singkat. !ejala yang tetap ada dapat menjadi indikasi bah+a penderita mengalami infeksi saluran nafas lainnya, infeksi yang sering terjadi yaitu infeksi pada telinga dan sinus. *ada kasus yang jarang, Tonsilitis dapat menjadi sumber dari infeksi serius seperti demam rematik atau pneumonia (Edgren, %&&% ). III./
Penegaan Ton!i'iti! 8akteri dan irus penyebab Tonsilitis dapat dengan mudah menyebar dari satu penderita
ke orang lain. Tidaklah jarang terjadi seluruh keluarga atau beberapa anak pada kelas yang sama datang dengan keluhan yang sama, khususnya bila #treptokokus pyogenase adalah penyebabnya. 3isiko penularan dapat diturunkan dengan mencegah terpapar dari penderJta Tonsilitis atau yang memiliki keluhan sakit menelan. !elas minuman dan perkakas rumah tangga untuk makan tidak dipakai bersama dan sebaiknya dicuci dengan menggunakan air panas yang bersabun sebelum digunakan kembali. #ikat gigi yang talah lama sebaiknya diganti untuk mencegah infeksi berulang. /rang0orang yang merupakan karier Tonsilitis semestinya sering mencuci tangan mereka untuk mencegah penyebaran infeksi pada orang lain (Edgren, %&&%). -. Ton!i'iti! di;teri
Brekuensi penyakit ini sudah menurun berkat keberhasilan imunisasi pada bayi dan anak. *enyebab tonsillitis difteri adalah Coryne bacterium diphteriae, kuman yang termasuk gram positif dan hidup di saluran nafas bagian atas yaitu hidung faring dan laring. Tonsillitis difteri sering ditemukan pada anak berusia kurang dari 1& tahun dan frekuensi tertinggi pada usia%0I tahun +alaupun pada orang de+asa masih mungkin menderita penyakit ini. !ambaran klinik dibagi dalam 5 golongan yaitu gejala umum, gejala lokal, dan gejala akibat eksotoksin.
18
!ejala umum seperti juga gejala infeksi lainnya: kenaikan suhu tubuh biasanya subfebris, nyeri kepala, tidak nafsu makan, badan lemah, nadi lambat, serta keluhan nyeri menelan. !ejala lokal yang tampak berupa tonsil membengkak ditutupi bercak putih kotor yang makin lama makin meluas dan bersatu membentuk membrane semu. embrane ini dapat meluas ke palatum mole, uula, nasofaring,laring, trakea, dan bronkus yang dat menyumbat saluran nafas. embrane semu ini melekat erat pada dasarnya, sehingga bila diangkat akan mudah berdarah. *ada perkembangan penyakit ini bila infeksinya berjalan terus, kelenjar limfe leher akan membengkak sedemikian besarnya sehingga leher menyerupai leher sapi (bull neck) atau disebut juga 8urgemeester# hals. !ejala akibat eksotoksin yang dikeluarkan oleh kuman difteri ini akan menimbulkan kerusakan jaringan tubuh yaitu pada jantung dapat terjadi miokarditis samapi decompensasio cordis, mengenai saraf cranial menyebabkan kelumpuhan otot palatum dan otot0otot pernafasan dan pada ginjal menimbulkan albuminoria.
I2. TONSILEKTO0I
Tonsilektomi dilakukan jika terjadi infeksi yang berulang atau kronik, gejala sumbatan serta curiga adanya keganasan. ?ndikasi tonsilektomiK 1.
sumbatan
•
hyperplasia tonsil dengan sumbatan jalan nafas
•
sleep apnea
•
gangguan menalan
•
gangguan bicara
19
%. infeksi •
infeksi telinga tengah berulang
•
rhinitis dan sinusitis yang kronis
•
peritonsiler abses
•
abses kelenjar limfe leher berulang.
•
Tonsillitis kronis dengan nsafas bau
•
Tonsil sebagai fokal infeksi dari organ lain
•
Tonsillitis kronis dengan gejala n yeri tenggorok berulang. 5. kecurigaan adanya tumor jinak atau ganas.
20
(AFTAR PUSTAKA
1.
21