DAFTAR ISI
I.
II.
III.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
2
1.2. Maksud dan Tujuan
2
1.3. Lokasi Studi
3
1.4. Batasan Masalah
3
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Model Simulasi Hidrologi
4
2.2. Model Thomas Fiering
6
METODOLOGI
3.1. Metode Penelitian IV.
V.
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Hujan Bulanan dengan Panjang Data 22 Tahun
10
4.2. Bangkitan 25 Tahun Seri 1
14
4.3. Bangkitan 25 Tahun Seri 2
15
4.4. Bangkitan 25 Tahun Seri 3
16
4.5. Bangkitan 25 Tahun Seri 4
18
4.6. Bangkitan 25 Tahun Seri 5
19
4.7. Analisis Karakteristik Data Bangkitan Versus data Historik
21
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
24
5.2. Saran
24
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang memiliki manfaat bagi keberlangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Sungai merupakan tempat dan wadah serta jaringan pengaliran air dari mata air sampai ke muara. Setiap sungai memiliki beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berfungsi penting dalam mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Maka perlu dilakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi ketidakstabilan aliran sungai. Salah satunya adalah dengan peramalan curah hujan pada stasiun hujan. Salah satu metode umum dalam peramalan curah hujan adalah dengan menggunakan model Thomas dan Fiering berdasarkan Fiering berdasarkan data masa lalu yang relevan. Cuaca saat ini semakin sulit diprediksi, hal ini berakibat pula pada curah hujan yang semakin sulit diprediksi, terutama saat musim hujan. Oleh karena itu, perlu digunakan metode untuk mengestimasi parameter model Thomas dan Fiering yang bisa memprediksi curah hujan dengan meminimalkan nilai penyimpangan. Dengan menggunakan metode Thomas Fiering, ketersediaan air pada tahun-tahun mendatang dapat diketahui. Output dari pehitungan dengan metode ini ialah menghasilkan debit sintetis. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengestimasi parameter model Thomas Fiering yang bisa memprediksi curah hujan dengan meminimalkan nilai penyimpangan. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola curah hujan bulanan dengan cara membangkitkan data curah hujan tahun 1991 – 1991 – 2012 2012 dengan menggunakan Model Thomas – Thomas – Fiering
2
1.3 Lokasi Studi 470000
480000
490000
500000
510000
N
520000
530000
540000
550000
560000
570000
580000
Pati
0 0 0 0 5 2 9
W
9 2 5 0 0 0 0
E % U
S
0 0 0 0 4 2 9
% Ngampel U
4B
R006B R022
Gendongan
9 2 4 0 0 0 0
% U
Gempol
Gegersapi
Tempel
R6 Rowo
Sta. Semen
% U
Pruntusan
R023LS
Cangkring
0 0 0 0 3 2 9
% U
SE211 Tirto
Pasihan
SE220
Gedangan
SE 199
% U
SE212
SE204
% U
0 0 0 0 2 2 9
Nglumpang
% U
% U
SE213 % U
Pulo
Sono
% U
Lusi
Pandan
Pendem Ploso Rejo
Sambirejo
Dadabong
0 0 0 0 1 2 9
SE241A
Kedungrejo
Ampo SE205A % U
SE205B
Ngrandah
Bacem
Randualas Sambong Karangpung
Purwodadi
Geneng
Blora
Logender
Butuh
SE217ASE216 % U
Jomblong
% U
Lampis
Gobang
SE217 % U
Glugu 0 0 0 0 0 2 9
9 2 2 0 0 0 0
Stasiun Hujan : 1. Sta Blora (R006) 2. Sta Brati (SE 196) 3. Sta Butak (SE 217A) 4. Sta Gayam (R022) 5. Sta Gending (SE 199) 6. Sta Greneng (4B) 7. Sta Jiken (R023LS) 8. Sta Ngaringan (SE 220) 9. Sta Nglangon (SE 216) 10. Sta Pojok (SE 241A) 11. Sta Purwodadi (SE 204) 12. Sta Semen (SE 205B) 13. Sta Simo (SE 217) 14. Sta Tambakselo (SE 211) 15. Sta Tawangharjo (SE 213) 16. Sta Wirosari (SE 212) 17. Sta Wd Sanggeh (SE 205A) 18.Sta Wd Tempuran (R006B) 19. Sta Wolo (SE 198)
% U Panunggalan
% U
9 2 3 0 0 0 0
Bakah
Ngemprak
Carat
% U
SE198
% U Sambongori
Sente
SE196
Peganjing
9 2 1 0 0 0 0
9 2 0 0 0 0 0
9 1 9 0 0 0 0
0 0 0 0 9 1 9
470000
480000
490000
500000
KEMENTERIAN PEKER JAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR BALAI B ESAR WILAYAH SUNGAI PEMALI JUANA SATUAN KERJA BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI PEMALI JUANA
Pekerjaan : Studi Pengembangan dan Pengelolaan SDA di Sub DAS Lusi
510000
520000
530000
540000
550000
560000
570000
Gambar :
Keterangan : Sungai Lusi
Kab Grobogan
Stasiun Hujan
Batas Kecamatan
Kab Blora
Subdas
Batas Kabupaten
Batas DAS
580000
DAS LUSI
PETA STA HUJAN Skala : 0
5
10
15 Kilometers
Gambar 1. Peta Stasiun Hujan Semen
1.4 Batasan Masalah Batasan masalah dari studi ini adalah penulis menggunakan data curah hujan Stasiun Semen yang terletak di sekitar DAS Lusi yaitu pada Kabupaten Purwodadi, Jawa Tengah. Data debit yang tersedia 22 tahun
(1991-2012), dan data yang dianalisa adalah data debit
bulanan.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Model Simulasi Hidrologi
Sering didapati bahwa data hidrologi, terutama data debit aliran yang sangat diperlukan bagi perencanaan dan pengoperasian sumber daya air tidak memadai, tidak lengkap, atau tidak tersedia pada lokasi yang diperlukan. Permasalahan ini dapat diatasi dengan: a. Analisis stokastik untuk memperbanyak debit aliran dengan mempertahankan sifat-sifat statistika data historiknya. b. Menggunakan model simulasi hidrologi yang ada untuk memperkirakan debit suatu daerah aliran sungai dari data curah hujan yang tersedia. Model-model simulasi dalam hidrologi yang dimaksud pada wacana diatas, dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok utama. (Clarke, 1973 ) 1. Model Stokastik Konseptual (SC), antara lain : - Model Dawdy-O’Donnell (1965) - Model Layers Water Balance Nash-sutcliffe (1869) - Model SSAR oleh Rockwood (1968) -Model The Boughton used by Murray (1970) 2. Model Stokastik Empiris (SE), antara lain: - Model regresi oleh Guillot (1971) - Model Thomas Fiering (1962) - Model Bernier (1971) - Model ARIMA - Model Instaneous Unit Hydrograph 3. Model Deterministik Konseptual (DC), antara lain : - Model Freeze (1971) - Model hidraulik Wooding (1965, 1966) - Persamaan Laplace untuk steady flow.
4
4. Model Deterministik Empiris (DE), antara lain : - Model The Functional Series Amorocho dan Orlob (1961) - Model Kulandaiswamy dan Rao (1971) Model Stokastik adalah model yang dikhususkan untuk teori dan aplikasi dari kemungkinan yang muncul dalam permodelan dalam ilmu alam dan teknologi. Model ini biasanya mengkaji ulang data atau informasi terdahulu untuk menduga peluang kejadian tersebut pada keadaan sekarang atau yang akan datang dengan asumsi terdapat relevansi pada jalur waktu. Sedangkan model Deterministik adalah model kuantitatif yang tidak mempertimbangkan peluang kejadian dan memusatkan penelaahannya pada faktor-faktor kritis yang diasumsikan mempunyai nilai eksak (Eriyatno,2003). Model Stokastik Konseptual yaitu model untuk menduga peluang kejadian berdasarkan teori sedangkan Model Stokastik Empiris berdasarkan pengalaman dan percobaan. Model Deterministik Konseptual yaitu model yang tidak memiliki kemungkinan atau peluang kejadian yang berdasar pada teori yang ada sedangkan Model Deterministik Empiris berdasar kepada pengalaman atau percobaan. Proses simulasi adalah proses peniruan sebuah sistem atau kegiatan tanpa harus mendekati kenyataan sebenarnya (Varshney, 1978). Proses yang melibatkan penggunaan model pembangkitan stokastik ini menghasilkan rangkaian aliran dengan sifat sifat yang sama dengan data historik. Kata stokastik digunakan untuk mendefenisikan ketidakteraturan dalam statistik, tetapi dalam hidrologi kata ini mengacu pada rangkaian harga setengah acak. Maka data aliran air mereprentasikan data time series yang melibatkan proses stokastik. Dari sudut pandang stokastik, proses aliran sungai (Xt) dianggap terdiri dari empat komponen (McMahon, 1978) yaitu kecenderungan atau trend (Tt), periode (St), Korelasi (Kt), dan bilangan acak (εt), yang secara singkat dapat dituliskan sebagai berikut : Xt = Tt+ St+ Kt+ εt Dengan : Xt = Proses aliran sungai
5
2.2.
Model Thomas Fiering
Dalam studi ini model yang akan digunakan adalah model Thomas Fiering (Stokastik Empiris), karena data yang akan dibangkitkan berupa data debit bulanan (multiple season). Data hidrologi yang akan diperpanjang dapat diperkirakan berdasarkan tingkat kesalahan (level of error ) dan keyakinan (level of confidence) statistika yang diinginkan. Penerapan model Thomas Fiering pernah digunakan dalam menentukan debit aliran Sungai Cimanuk di Bendung Rentang (Hatmoko, 2001). Secara sederhana model Thomas Fiering menyatakan bahwa debit bulan mendatang adalah sama dengan rata-rata debit bulan mendatang; ditambah dengan suatu faktor yang bergantung pada data debit saat ini dan ditambah dengan suatu faktor inovasi yang besarnya adalah acak. Dengan demikian dapat dibuat satu set debit sintetis bulanan secara berurutan. Metode ini memiliki keunggulan antara lain adalah mengawetkan rata-rata, simpangan baku, dan korelasi antar bulan. Metode ini akan dikembangkan untuk peramalan, dengan mengurangi komponen yang bersifat acak, dan dilakukan dalam periode tengah-bulanan. Untuk membuat data debit sintetis, rumus Thomas-Fiering mempunyai bentuk umum aslinya sebagai berikut (Fiering and Jackson, 1993): qi,j = xj + r(j)sj/sj-1 (qi,j-1 - xj-1) + ti,jsj{1-r(j)2}0.5 Dengan : qi,j = debit bulan j dalam tahun i (j=1,2,...,12) xj = rata-rata debit bulan j r(j)sj/sj-1 = koefisien regresi qi,j dari qi,j-1 r(j) = koefisien korelasi bulan j dari bulan j-1 sj = simpangan baku bulan j sj-1 = simpangan baku bulan j-1 xj-1 = rata-rata bulan j-1 ti = variabel acak berdistribusi normal baku, dengan rata-rata 0 dan variansi 1, untuk bulan j dengan catatan bahwa untuk j = 1 (bulan Januari), maka j-1 = 12 (bulan Desember dari tahun yang lalu).
6
Secara sederhana persamaan Thomas Fiering di ats menyatakan bahwa debit bulan mendatang adalah sama dengan rata-rata debit bulan mendatang; ditambah dengan suatu faktor yang bergantung pada data debit saat ini dan ditambah dengan suatu faktor inovasi yang besarnya adalah acak. Dengan demikian dapat dibuat satu set debit sintetis bulanan secara berurutan. Metode ini memiliki keunggulan antara lain adalah mengawetkan ratarata, simpangan baku, dan korelasi antar bulan. Metode ini akan dikembangkan untuk peramalan, dengan mengurangi komponen yang bersifat acak, dan dilakukan dalam periode tengah-bulanan. Thomas-Fiering merupakan suatu metode yang telah lama dikenal untuk membangkitkan data debit sintetis bulanan. Hampir semua buku yang membahas aplikasi statistika di dalam ilmu hidrologi, misalnya Raudkivi (1981), Kottegoda (1980) atau Shahin (1993) mengemukakan metode Thomas-Fiering adalah metode untuk membuat data debit sintetis, jika data debit pengamatan masih kurang panjang (kurang dari 20 tahun) untuk digunakan sebagai masukan dalam simulasi perencanaan wilayah sungai. Rumus asli Thomas-Fiering dapat dibaca sebagai berikut:
- Debit bulan mendatang adalah sama dengan rata-rata debit bulan mendatang ditambah dengan suatu faktor tetap dan faktor lainnya yang bersifat acak (dinamakan faktor inovasi). - Faktor tetap merupakan fungsi dari data debit bulan ini dan statistik data (koefisien korelasi serta simpangan baku). - Faktor inovasi merupakan perkalian antara suatu faktor yang bergantung dari statistik data, dan variabel acak berdistribusi normal baku (rata-rata nol dan variansi satu).
Hatmoko (2010) juga mengatakan bahwa berdasarkan rumus Thomas-Fiering, untuk membuat debit bulan mendatang yang bersifat stokastik atau acak, dibuat modifikasi untuk meramalkan debit tengah-bulan mendatang berdasarkan nilai harapan (ekspektasi) statistika akan terjadinya suatu kejadian. Dengan demikian, maka Model Thomas-Fiering yang dimodifikasi untuk peramalan tengah-bulanan ini dapat dipandang sebagai model autoregresi yang diterapkan pada data 7
tengah-bulanan, dan memasukkan faktor musim, yaitu fluktuasi tengah-bulanan. Jadi terdapat 24 buah koefisien regresi. Seperti halnya dengan model stokastik lainnya, model ini juga memerlukan data debit bulanan pada kurun waktu yang cukup panjang. Dari runtut waktu yang panjang ini selanjutnya akan didapatkan beberapa parameter statistik yaitu rata-rata, simpangan-baku, dan koefisien korelasi. Data ini selanjutnya diolah menjadi koefisien regresi untuk meramalkan debit tengah-bulan mendatang. Jadi, pada prinsipnya, cara peramalan debit untuk tengah-bulan mendatang adalah dengan menambahkan rata-rata debit tengah-bulan mendatang dengan perkalian antara koefisen regresi dengan penyimpangan dari debit rata-rata yang terjadi pada tengah-bulan sebelumnya. Langkah-langkah pengerjaan peramalan debit dengan metode ThomasFiering dapat dibagi atas dua tahap, yaitu tahap perhitungan parameter koefisien regresi dan tahap peramalan. Penerapan metode Thomas Fiering juga pernah digunakan dalam peramalan debit aliran sungai oleh Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (DPPW) tahun 2004. Bertambahnya jumlah penduduk dan berkembangnya perekonomian menyebabkan semakin hari semakin meningkat pula kebutuhan air. Di lain pihak air yang tersedia jumlahnya tetap. Bahkan, cenderung mengalami penurunan yang disebabkan oleh perubahan tata guna lahan dan pencemaran air. Hal ini menuntut pengelolaan alokasi air yang lebih cermat, efisien, dan efektif yaitu pengelolaan alokasi dan distribusi air secara tepat waktu. Pengelolaan alokasi air secara tepat waktu terdiri atas tahap pengumpulan data kebutuhan air dan ketersediaan air saat ini, peramalan ketersediaan air pada periode mendatang, dan perencanaan alokasi air dan pelaksanaan alokasi air. Pedoman ini disusun untuk meramal debit aliran sungai yang menggambarkan ketersediaan air pada aliran rendah dalam pengelolaan alokasi air tengah-bulanan, dan memasukkan faktor musim, yaitu fluktuasi tengah-bulanan. Jadi terdapat 24 buah koefisien regresi. Seperti halnya dengan model stokastik lainnya, model ini juga memerlukan data debit bulanan pada kurun waktu yang cukup panjang. Dari runtut waktu yang panjang ini selanjutnya akan didapatkan beberapa parameter statistik yaitu rata-rata, simpangan-baku, dan koefisien korelasi. Data ini selanjutnya 8
BAB III METODOLOGI
3.1 Metode Penelitian
Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam penelitian ini, antara lain uji homogenitas data, uji validitas model, uji korelasi linier sederhana dan pembangkitan data curah hujan bulan dengan menggunakan model Thomas-Fiering.
Karakteristik Data Bangkitan ≈ Karakteristik Data Historik
Gambar 2. Diagram Alir Proses Penelitian 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Data Hujan Bulanan dengan Panjang Data 22 Tahun Tabel 1. Data hujan bulanan sta.Semen dengan panjang data 22 tahun Tahun
Jan
Feb
Mar
Aprl
Mei
Juni
Juli
Agst
Sep
Okt
Nov
Des
1991
34
112
76
67
5
0
7
0
26
21
75
46
1992
25
39
32
32
37
17
23
17
47
82
36
162
1993
208
31
85
63
32
151
3
13
53
53
72
147
1994
94
68
185
126
30
0
0
0
0
21
57
52
1995
34
53
27
21
48
52
37
0
67
47
64
53
1996
35
47
67
11
15
26
21
24
24
33
73
66
1997
78
53
46
26
17
10
15
0
0
107
26
109
1998
64
95
58
59
7
42
45
37
28
86
51
56
1999
73
58
9
27
26
9
0
38
23
82
113
35
2000
64
75
84
68
67
9
35
7
19
70
59
15
2001
32
72
3
32
52
24
22
0
21
110
52
0
2002
48
32
37
76
17
12
0
0
0
0
0
0
2003
84
59
0
0
0
0
0
0
44
41
70
90
2004
58
89
81
150
47
40
20
0
50
17
42
0
2005
33
35
95
59
21
57
16
52
56
48
38
28
2006
90
68
92
38
84
0
0
0
0
16
55
74
2007
35
117
81
41
75
32
0
0
0
37
75
111
2008
85
34
55
35
37
37
0
36
58
59
32
27
2009
27
72
35
55
25
30
11
13
2
44
45
45
2010
59
63
65
63
62
22
23
30
45
45
40
45
2011
114
75
61
88
47
85
15
0
23
53
138
0
2012
47
94
14
53
11
11
0
0
0
29
57
53
Setelah mengetahui data curah hujan bulanan 22 tahun, maka perkiraan curah hujan dapat dilakukan. Debit akan diperpanjang dengan metode Thomas Fiering
dibangkitkan 50
tahun, sampai tahun 2062 guna mengetahui ketersediaan air pada tahun mendatang.
10
Sebelum data curah hujan dibangkitkan 50 tahun, data historik sepanjang 22 tahun yaitu dari tahun 1991 – 2012 akan di hitung Karakteristik Data Historik. Karakteristik Data Historik 22 (1991-2012) dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini : Tabel 2. Karakteristik Data Historik panjang data 22 tahun (1991-2012) Bulan
Korelasi ®
Stdev
Xrt
Jan
-0.277
40.758
64.591
Feb
0.094
24.903
65.500
Mar
0.617
40.859
58.545
Aprl
0.128
35.010
54.091
Mei
0.065
23.349
34.636
Juni
0.115
34.521
30.273
Juli
0.200
13.775
13.318
Agst
0.430
16.511
12.136
Sep
0.133
22.635
26.636
Okt
0.078
29.417
50.045
Nov
-0.038
28.782
57.727
Des
0.258
45.556
55.182
Setelah mendapat Karakteristik Data Historik, langkah selanjutnya yaitu membangkitkan data curah hujan bulanan hingga 50 tahun, dengan menggunakan Persamaan pada Subbab 2.2 didapat debit sampai tahun 2062. Data hujan dari tahun 2013-2062 disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3. Data Bangkitan 50 tahun (2013-2062) Bulan
Jan
Feb
Mar
Aprl
Mei
Juni
Juli
Agst
Sep
Okt
Nov
Des
2013
64.6
12.6
0.2
55.7
43.0
79.6
19.0
16.3
57.9
74.4
42.0
115.0
2014
-7.4
23.6
98.2
62.1
14.1
-51.3
1.3
-10.2
25.9
40.1
22.0
57.9
2015
142.6
76.1
96.5
51.9
51.6
28.8
43.4
57.2
49.2
102.3
32.6
68.4
2016
85.1
69.9
25.7
47.2
64.5
37.3
4.9
22.9
35.7
73.7
27.9
79.4
2017
29.3
37.2
18.4
67.3
45.3
16.3
18.2
18.2
12.9
56.5
44.6
85.7
2018
37.6
66.0
69.6
45.2
33.1
15.2
-4.9
2019
102.2
45.9
-2.1
40.3
31.2
65.1
16.9
2020
68.4
40.2
-18.6
-1.0
47.2
17.5
2021
102.5
51.7
32.4
68.6
22.6
2022
37.4
81.0
58.1
61.4
2023
51.9
83.5
19.4
2024
81.9
75.4
13.9
13.6
37.5
66.8
63.3
138.4
18.4
15.3
47.8
93.4
55.4
8.0
21.1
66.5
9.9
30.5
102.5
-4.2
14.7
-16.9
23.8
71.9
91.7
-14.4
66.3
71.6
26.9
29.3
5.8
29.8
104.3
118.5
13.4
40.8
13.0
7.6
-12.4
-0.3
55.0
54.8
18.1
70.5
5.3
57.2
17.1
36.5
24.5
10.4
16.5
7.8
11
Bulan
Jan
Feb
Mar
Aprl
Mei
Juni
Juli
Agst
Sep
Okt
Nov
Des
2025
59.0
35.4
68.3
66.1
72.7
7.1
18.1
3.9
10.0
54.4
67.3
55.7
2026
39.4
105.5
10.4
34.9
56.1
43.9
27.3
16.1
10.2
90.4
29.3
87.1
2027
22.9
72.2
25.1
-1.2
16.1
39.2
1.3
3.9
27.2
99.7
87.2
102.9
2028
100.3
109.2
93.4
127.9
51.2
-5.0
5.6
14.7
58.4
58.7
20.7
24.3
2029
77.8
77.3
61.2
2.0
38.4
38.9
17.9
17.7
22.1
91.6
31.9
26.1
2030
115.3
74.4
60.5
66.6
75.5
47.3
32.6
35.9
89.6
87.1
30.8
89.9
2031
42.2
54.4
44.3
50.8
62.5
-11.1
20.4
3.6
-9.7
40.1
74.9
81.3
2032
44.5
90.3
84.1
77.1
29.5
61.8
29.5
19.4
37.0
-1.7
114.5
-31.6
2033
119.8
80.8
91.6
73.7
17.1
10.6
23.4
13.9
63.2
4.0
44.0
112.6
2034
97.9
82.5
31.3
23.8
8.3
58.3
-1.2
32.6
10.6
32.0
29.4
55.3
2035
103.8
32.6
40.7
38.2
54.7
97.7
4.6
-3.4
-2.8
-16.7
73.3
49.5
2036
36.2
48.0
59.3
85.9
64.6
36.9
27.8
1.3
6.7
-24.0
18.5
82.2
2037
140.0
59.6
64.0
91.8
50.4
68.4
10.1
8.2
49.1
71.8
125.7
74.1
2038
52.8
29.0
14.0
45.6
42.1
16.9
14.7
27.9
15.4
58.9
44.1
-36.9
2039
-34.5
125.2
-16.3
-7.2
10.9
13.7
16.9
8.8
53.2
41.3
32.3
45.9
2040
23.4
60.1
41.6
33.7
57.3
70.3
39.1
47.6
73.9
71.5
74.7
22.8
2041
64.5
83.6
87.4
77.2
50.7
56.4
23.4
20.6
23.7
80.4
66.2
49.6
2042
95.5
60.0
28.7
45.9
21.8
35.9
3.3
1.8
-15.0
84.3
77.9
27.5
2043
-41.2
61.1
41.2
38.6
23.5
30.5
12.0
21.6
-24.2
5.6
12.5
27.1
2044
101.9
52.8
44.8
22.9
12.3
52.6
24.1
42.9
63.6
61.2
44.8
75.4
2045
92.8
59.3
39.2
13.7
44.7
8.4
21.2
28.2
7.2
29.5
33.1
-12.2
2046
28.6
39.1
83.5
111.8
48.7
32.5
-4.6
27.5
24.6
74.4
83.7
15.3
2047
40.9
50.7
7.3
23.3
62.8
14.5
32.4
8.4
40.5
38.0
116.4
150.9
2048
71.5
84.5
61.0
59.8
68.5
51.2
4.2
-6.6
52.2
2.7
65.1
-39.0
2049
41.5
88.4
69.4
69.8
9.1
-31.3
13.2
6.4
-4.7
10.6
82.7
60.7
2050
84.5
54.1
36.0
25.7
14.7
34.6
33.1
10.7
20.3
52.8
4.9
54.8
2051
91.5
70.3
122.9
63.9
51.5
46.4
18.9
1.7
41.8
24.2
80.8
24.2
2052
32.4
101.7
79.5
58.7
65.6
28.7
13.5
36.6
10.3
13.3
46.7
21.9
2053
39.6
100.9
11.3
37.1
24.3
131.1
13.5
-5.8
35.1
76.6
28.1
115.6
2054
109.0
79.4
125.6
128.8
37.8
93.2
7.3
12.2
-16.1
78.0
52.3
52.3
2055
61.9
56.5
48.8
-21.9
8.0
27.0
32.8
36.0
13.0
32.4
57.8
50.8
2056
60.1
52.0
108.5
79.4
62.9
28.7
1.4
-25.3
-27.2
18.6
20.4
50.0
2057
51.8
126.0
111.4
71.1
24.9
11.9
28.8
1.0
7.7
29.2
56.2
31.3
2058
55.9
58.0
5.7
6.3
69.9
19.6
7.9
16.4
-2.1
54.8
57.3
62.9
2059
40.1
34.1
44.9
51.2
5.0
1.0
1.6
-2.5
28.1
4.9
70.5
8.8
2060
19.0
22.2
36.8
14.6
81.1
-7.1
-19.7
-24.6
-6.0
58.6
49.8
-12.8
2061
94.9
71.9
51.3
100.7
54.0
60.8
-24.8
-8.1
16.0
17.9
58.7
8.0
2062
89.3
48.2
-40.7
25.8
48.5
28.1
17.9
9.6
80.1
59.4
71.3
22.7
12
Setelah data dibangkitkan 50 tahun, langkah selanjutnya adalah menguji data historic dan data bangkitan. Pengujian yang dilakukan berupa membandingkan kedua data dalam bentuk grafik, agar dapat terlihat apakah data stasioner atau tidak. Grafik perbandingan data historic dan data bangkitkan akan disajikan apada Gambar 3 dibawah ini.
Ploting Data Historik dan Bangkitan Seri 80.000 70.000 60.000 50.000 40.000
bangkitan
30.000
Historik
20.000 10.000 0.000 0
5
10
15
20
25
Gambar 3. Grafik Data Historik dan Bankitan Seri 1
Sebelum data curah hujan dibangkitkan lagi selama 25 tahun sampai diperoleh 5 seri, data historik sepanjang 25 tahun terakhir yaitu dari tahun 2038 – 2062 akan di hitung Karakteristik Data Historik. Karakteristik Data Historik 25 (2038-2062) dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini : Tabel 4. Karakteristik Data Historik panjang data 25 tahun (2038-2062) Bulan
korelasi
stdev
Xrt
Jan
0.00
28.77
61.90
Feb
0.04
27.44
67.64
Mar
0.34
31.26
56.83
Aprl
0.25
25.57
59.77
Mei
0.16
20.64
41.46
Juni
0.25
30.82
35.32
Juli
0.37
11.33
10.60
Agst
0.22
16.57
9.11
Sep
0.26
24.71
27.68
Okt
-0.02
26.93
47.74
Nov
0.09
25.65
52.28
Des
-0.08
37.62
51.98
13
4.2. Bangkitan 25 Tahun Seri 1
Setelah mendapat Karakteristik Data Historik pada Tabel 3, langkah selanjutnya yaitu membangkitkan data curah hujan bulanan hingga 25 tahun, dengan menggunakan Persamaan pada Subbab 2.2 didapat debit sampai tahun 2087. Deata hujan bangkitan dari tahun 2063-2087 disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4. Data Bangkitan 25 tahun (2063-2087) Seri 1 Bulan
Jan
Feb
Mar
Aprl
Mei
Juni
Juli
Agst
Sep
Okt
Nov
Des
2063
63.2
73.8
46.8
59.8
45.2
88.9
41.1
17.2
13.6
19.2
79.3
29.5
2064
3.7
84.8
59.1
82.7
34.0
-26.7
15.0
27.0
35.4
22.4
80.3
52.1
2065
74.4
73.0
42.7
15.2
39.2
66.2
-11.1
4.3
30.5
80.2
8.7
19.7
2066
28.3
61.4
47.1
18.8
12.2
20.7
2.9
4.3
-2.0
56.6
85.4
62.5
2067
52.5
90.2
60.3
96.6
22.9
-19.2
26.4
12.2
37.5
35.4
39.8
22.7
2068
98.5
44.7
50.6
20.6
-1.6
-28.1
12.3
12.0
24.7
30.2
116.5
100.9
2069
23.8
77.6
122.1
24.2
21.5
67.9
7.8
12.6
20.8
30.9
-9.4
50.0
2070
-20.6
59.1
65.3
73.7
35.1
25.4
3.5
20.4
15.4
31.8
49.5
97.9
2071
93.0
72.2
98.4
105.7
62.5
35.9
20.3
20.1
17.2
81.9
24.6
92.6
2072
97.2
33.0
23.4
6.7
-11.2
56.1
-2.9
17.5
48.5
146.9
46.7
154.3
2073
120.5
30.9
84.8
82.2
30.1
23.2
12.8
6.2
14.0
56.3
65.8
112.5
2074
58.3
71.6
16.9
39.5
13.6
69.6
-3.5
21.0
35.1
37.4
123.5
91.1
2075
52.5
7.4
8.1
29.5
7.3
-29.8
19.9
17.8
9.8
46.7
47.8
94.9
2076
30.4
76.1
110.3
128.9
27.0
-15.1
10.1
-12.6
49.4
113.4
101.0
42.1
2077
79.9
75.8
126.1
86.5
9.7
20.0
7.4
30.4
44.0
94.5
58.1
31.2
2078
38.7
81.8
-6.0
15.8
5.0
-18.7
-5.6
16.8
12.2
87.8
36.2
-6.9
2079
117.8
74.4
22.0
25.4
43.6
12.0
-4.8
-13.3
41.3
76.6
69.1
15.8
2080
35.2
87.3
198.7
145.3
56.5
15.7
5.8
14.8
37.7
58.5
41.7
65.0
2081
9.7
101.8
139.9
79.8
46.5
39.9
8.8
33.0
13.2
35.9
61.4
61.6
2082
56.1
44.6
78.9
76.0
38.6
5.1
7.1
28.9
33.7
0.9
42.0
87.7
2083
119.7
62.9
38.9
92.3
87.2
34.7
34.3
17.0
20.7
92.0
84.3
74.7
2084
7.5
66.9
58.9
91.5
54.7
-3.5
-7.4
-4.1
25.6
49.9
41.4
50.4
2085
61.3
101.1
94.1
132.5
20.0
85.5
12.7
29.4
16.4
35.3
94.2
116.7
2086
16.5
98.3
1.6
30.1
42.9
-24.2
3.3
17.4
31.1
15.5
19.0
30.5
2087
68.7
74.6
-5.9
22.9
15.8
50.8
12.7
33.2
31.0
71.8
71.3
46.8
Setelah data dibangkitkan 25 tahun, langkah selanjutnya adalah menguji data historic dan data bangkitan. Pengujian yang dilakukan berupa membandingkan kedua data dalam bentuk grafik, agar dapat terlihat apakah data stasioner atau tidak. Grafik dapat dilihat pada Gambar 4.
14
Plotting Data Historik dan Bangkitan Seri 1 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0
HISTORIK
30.0
BANGKITAN
20.0 10.0 0.0 0
5
10
15
20
25
30
Gambar 4. Grafik Data Historik dan Bankitan Seri 1
4.3. Bangkitan 25 Tahun Seri 2
Setelah mendapat Karakteristik Data Historik Pada Tabel 3, langkah selanjutnya yaitu membangkitkan data curah hujan bulanan hingga 25 tahun, dengan menggunakan Persamaan pada Subbab 2.2 didapat debit sampai tahun 2087. Deata hujan bangkitan dari tahun 2063-2087 disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5. Data Bangkitan 25 tahun (2063-2087) Seri 2 Bulan
Jan
Feb
Mar
Aprl
Mei
Juni
Juli
Agst
Sep
Okt
Nov
Des
2063
70.1
102.1
118.5
77.2
23.2
24.0
19.8
16.7
35.2
82.3
56.3
41.1
2064
72.3
71.9
44.5
-3.1
24.1
36.8
10.3
14.6
45.1
11.2
21.5
66.1
2065
12.5
117.8
136.2
103.7
52.8
92.5
11.7
17.5
18.2
-7.8
53.8
59.0
2066
56.8
109.4
90.5
74.8
24.7
13.7
-1.5
-4.3
25.9
17.9
56.7
38.3
2067
112.9
44.1
96.8
48.7
59.8
55.2
7.8
-14.6
13.6
9.8
84.0
106.6
2068
110.5
70.6
102.9
49.1
23.0
29.2
21.1
22.6
49.3
30.2
99.0
95.0
2069
88.4
31.2
47.5
75.7
35.5
16.9
26.2
10.4
54.3
55.4
40.8
121.0
2070
75.3
74.7
49.1
28.4
25.0
30.5
32.0
12.1
48.3
78.6
65.5
83.2
2071
42.0
83.3
74.0
-6.2
28.5
50.6
13.7
9.3
45.9
19.3
69.9
73.2
2072
82.9
42.8
79.4
21.9
10.5
8.2
34.7
-12.2
-8.4
41.2
65.0
-30.7
2073
42.7
64.3
44.2
61.3
30.3
4.4
7.6
6.9
-4.2
24.2
45.2
131.2
2074
123.4
47.4
57.9
68.1
26.1
44.6
-3.2
22.0
55.2
24.9
-3.7
25.0
2075
100.9
56.9
29.8
33.0
16.7
81.2
15.2
7.7
1.0
61.3
96.4
105.5
2076
90.3
51.4
59.3
49.7
32.9
57.6
30.2
18.6
37.7
31.7
40.9
22.9
2077
25.0
58.8
76.9
75.6
53.7
9.9
21.9
18.3
66.7
27.1
75.3
11.2 15
Bulan
Jan
Feb
Mar
Aprl
Mei
Juni
Juli
Agst
Sep
Okt
Nov
Des
2078
27.2
29.5
59.5
28.4
-3.1
31.0
-0.8
-10.8
11.9
83.7
53.7
58.0
2079
65.2
41.6
76.5
52.8
33.5
37.1
26.5
-6.5
2.1
70.8
92.9
121.6
2080
-18.7
150.5
111.1
95.3
65.5
17.4
-3.9
-0.2
-14.8
97.9
96.5
6.4
2081
17.6
102.2
32.8
64.1
25.2
-14.6
15.0
-38.6
24.3
55.9
27.1
42.7
2082
150.4
84.6
112.0
81.1
27.5
76.3
23.1
31.2
43.5
82.7
76.3
109.9
2083
-1.3
53.7
93.9
55.3
62.5
7.4
4.6
21.0
41.8
0.9
5.6
43.5
2084
57.4
75.7
3.5
41.1
-1.7
84.9
11.9
11.0
20.0
59.7
25.7
42.5
2085
98.2
76.8
42.5
60.1
19.3
68.6
5.8
-11.5
29.4
100.1
80.7
29.4
2086
135.1
62.3
9.8
29.6
36.3
64.5
18.3
29.3
37.9
80.6
32.1
18.7
2087
79.0
49.6
23.3
66.4
-0.9
-19.8
28.8
35.5
78.3
47.5
58.6
-13.3
Setelah data dibangkitkan 25 tahun, langkah selanjutnya adalah menguji data historic dan data bangkitan. Pengujian yang dilakukan berupa membandingkan kedua data dalam bentuk grafik, agar dapat terlihat apakah data stasioner atau tidak. Grafik dapat dilihat pada Gambar 5.
Plotting Data Historik dan Bangkitan Seri 2 70.0 60.0 50.0 40.0
HITORIK
30.0
BANGKITAN
20.0 10.0 0.0 0
5
10
15
20
25
30
Gambar 5. Grafik Data Historik dan Bankitan Seri 2
4.4. Bangkitan 25 Tahun Seri 3
Setelah mendapat Karakteristik Data Historik Pada Tabel 3, langkah selanjutnya yaitu membangkitkan data curah hujan bulanan hingga 25 tahun, dengan menggunakan Persamaan pada Subbab 2.2 didapat debit sampai tahun 2087. Deata hujan bangkitan dari tahun 2063-2087 disajikan dalam Tabel 6.
16
Tabel 6. Data Bangkitan 25 tahun (2063-2087) Seri 3 Bulan
Jan
Feb
Mar
Aprl
Mei
Juni
Juli
2063
57.0
72.0
76.3
71.4
-2.4
29.4
-0.4
2064
-24.2
87.5
64.3
21.9
47.5
-6.8
2065
71.6
65.9
94.2
75.8
28.1
2066
15.6
94.3
136.9
71.5
2067
18.3
50.5
54.0
2068
27.8
51.5
2069
100.1
2070
Agst
Sep
Okt
Nov
Des
28.4
55.5
32.8
14.8
31.0
12.6
-26.8
-15.6
28.9
45.7
50.1
28.3
31.4
10.1
33.2
45.6
68.6
88.2
13.4
8.0
14.3
-16.9
5.8
57.0
139.6
62.1
106.3
56.6
32.2
20.1
35.9
36.1
61.1
54.4
54.7
41.0
52.2
32.0
2.9
21.1
31.7
27.0
51.1
87.3
56.1
86.3
88.9
49.2
36.9
43.7
19.7
21.3
38.5
43.0
46.4
39.2
30.1
68.1
90.6
63.2
32.6
8.3
11.5
14.4
58.0
78.3
88.2
125.3
2071
10.9
107.9
107.6
77.9
32.0
-8.0
42.2
-0.6
-9.0
44.4
16.1
79.8
2072
153.5
58.1
33.7
29.6
49.6
35.5
27.7
14.2
29.6
46.0
88.9
35.7
2073
11.1
87.8
16.5
45.9
27.8
34.1
17.9
-10.7
25.5
33.7
45.1
75.3
2074
21.6
57.9
107.9
66.7
44.4
16.1
8.4
9.2
-12.6
-18.7
38.5
-17.5
2075
38.5
46.9
21.8
37.9
59.6
13.5
25.0
5.5
24.8
60.5
32.8
79.4
2076
43.2
64.1
67.3
76.4
13.2
-8.6
6.5
24.1
66.3
-10.4
76.2
46.3
2077
85.3
59.3
-2.2
42.5
11.5
14.6
16.5
29.2
80.4
55.9
60.0
58.3
2078
31.8
63.0
23.5
92.8
25.0
35.0
10.4
10.4
-2.9
17.1
76.4
-10.3
2079
85.1
110.8
92.6
69.6
29.9
79.9
16.0
13.3
30.5
89.0
114.2
17.5
2080
40.9
79.7
9.4
33.8
38.0
44.6
-1.0
-9.0
24.0
72.5
33.8
7.5
2081
8.5
94.2
59.1
76.3
9.8
40.0
8.2
-6.7
42.9
48.3
14.3
119.2
2082
90.0
52.9
25.4
42.5
71.0
42.4
6.7
11.5
-6.7
-8.4
23.1
14.1
2083
56.2
116.5
101.8
124.0
36.6
-1.4
20.5
4.2
38.4
82.9
53.6
103.2
2084
50.8
80.7
77.5
57.6
21.4
8.8
13.2
7.9
32.6
18.1
53.2
72.9
2085
26.8
76.6
143.5
111.5
24.2
62.5
7.4
0.7
8.0
70.1
75.6
98.8
2086
54.5
89.4
101.1
74.0
32.4
27.0
13.6
25.5
40.9
66.7
77.5
50.8
2087
88.4
71.1
77.4
69.8
14.1
-0.3
34.1
33.8
17.8
42.8
52.3
69.7
Setelah data dibangkitkan 25 tahun, langkah selanjutnya adalah menguji data historic dan data bangkitan. Pengujian yang dilakukan berupa membandingkan kedua data dalam bentuk grafik, agar dapat terlihat apakah data stasioner atau tidak. Grafik dapat dilihat pada Gambar 6.
17
Plotting Data Historik dan Bangkitan Seri 3 70.0 60.0 50.0 40.0 HISTORIK 30.0 BANGKITAN 20.0 10.0 0.0 0
5
10
15
20
25
30
Gambar 6. Grafik Data Historik dan Bankitan Seri 3
4.5. Bangkitan 25 Tahun Seri 4
Setelah mendapat Karakteristik Data Historik Pada Tabel 3, langkah selanjutnya yaitu membangkitkan data curah hujan bulanan hingga 25 tahun, dengan menggunakan Persamaan pada Subbab 2.2 didapat debit sampai tahun 2087. Deata hujan bangkitan dari tahun 2063-2087 disajikan dalam Tabel 7. Tabel 7. Data Bangkitan 25 tahun (2063-2087) Seri 4 Bulan
Jan
Feb
Mar
Aprl
Mei
Juni
Juli
Agst
Sep
Okt
Nov
Des
2063
63.9
93.3
35.3
70.6
53.5
-36.4
-4.2
-2.2
38.2
59.0
61.3
59.8
2064
79.1
44.0
57.3
62.4
-11.4
26.4
17.1
21.5
23.3
57.8
120.4
98.6
2065
34.6
20.0
85.5
77.9
38.5
103.5
7.6
14.2
-19.2
20.2
82.2
46.5
2066
108.5
60.0
124.6
176.9
55.9
-10.2
15.3
18.0
40.5
10.0
29.7
97.8
2067
63.9
61.3
88.6
88.1
50.2
-12.4
-9.7
25.2
48.8
14.6
46.6
81.2
2068
33.3
86.4
44.3
55.0
38.3
5.7
7.2
4.8
13.5
82.5
71.7
89.1
2069
54.0
61.6
39.4
28.2
-16.6
23.6
19.9
0.8
4.6
51.8
106.7
36.6
2070
60.1
74.4
63.7
35.1
58.3
36.9
20.2
21.6
70.1
41.5
49.0
-10.3
2071
59.6
42.6
19.9
43.5
59.6
28.1
23.1
22.4
67.0
52.2
74.6
74.8
2072
67.3
92.5
88.2
40.0
19.5
5.6
20.2
31.1
48.2
94.5
73.8
42.2
2073
53.9
59.1
39.7
40.8
62.9
38.4
18.8
23.4
23.3
31.6
30.1
53.5
2074
90.2
90.5
62.3
48.0
21.0
25.1
18.6
-2.3
10.8
22.4
57.1
19.1
2075
6.2
44.3
-10.8
51.8
53.5
35.4
47.2
17.3
33.5
53.7
17.2
10.4
2076
-2.3
107.0
-32.6
3.2
31.7
48.4
3.9
-13.1
34.3
52.7
92.6
30.3 18
Bulan
Jan
Feb
Mar
Aprl
Mei
Juni
Juli
Agst
Sep
Okt
Nov
Des
2077
12.5
60.0
65.9
115.6
24.6
19.0
2.6
18.3
47.4
34.3
59.6
77.9
2078
72.6
54.4
86.6
99.5
24.4
10.7
17.9
12.9
19.9
35.0
66.2
17.9
2079
15.5
98.8
111.3
50.4
10.8
91.9
11.6
-8.0
-30.2
31.2
-4.3
19.1
2080
45.6
77.9
17.4
83.3
20.0
10.9
5.2
25.2
38.7
106.6
91.4
-3.5
2081
58.7
47.6
51.9
77.5
47.2
24.6
-12.3
2.3
33.3
78.4
68.4
-3.7
2082
13.0
93.4
53.7
49.8
68.0
-32.0
-0.1
17.1
59.6
65.4
23.4
66.5
2083
30.1
98.3
85.7
39.7
6.8
-3.8
39.7
28.4
33.1
106.6
45.5
72.7
2084
-10.9
73.5
62.1
95.6
56.8
55.7
4.6
33.8
30.5
24.3
64.9
31.3
2085
9.0
63.8
69.0
117.1
68.1
10.8
13.3
50.3
67.1
77.3
91.6
82.1
2086
85.4
106.2
95.1
79.3
19.4
-33.4
22.4
9.0
21.6
68.4
56.9
112.7
2087
105.1
61.4
18.2
60.6
3.9
13.5
13.2
23.4
30.1
58.8
93.4
3.5
Setelah data dibangkitkan 25 tahun, langkah selanjutnya adalah menguji data historic dan data bangkitan. Pengujian yang dilakukan berupa membandingkan kedua data dalam bentuk grafik, agar dapat terlihat apakah data stasioner atau tidak. Grafik dapat dilihat pada Gambar 7.
Plotting Data Historik dan Bangkitan Seri 4 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0
HISTORIK
30.0
BANGKITAN
20.0 10.0 0.0 0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
Gambar 7. Grafik Data Historik dan Bankitan Seri 4 4.6. Bangkitan 25 Tahun Seri 5
Setelah mendapat Karakteristik Data Historik Pada Tabel 3, langkah selanjutnya yaitu membangkitkan data curah hujan bulanan hingga 25 tahun, dengan menggunakan Persamaan pada Subbab 2.2 didapat debit sampai tahun 2087. Deata hujan bangkitan dari tahun 2063-2087 disajikan dalam Tabel 8. 19
Tabel 8. Data Bangkitan 25 tahun (2063-2087) Seri 5 Bulan
Jan
Feb
Mar
Aprl
Mei
Juni
Juli
Agst
Sep
Okt
Nov
Des
2063
68.5
49.3
75.1
36.2
-7.1
21.1
15.7
3.6
13.8
24.7
42.0
-28.6
2064
33.9
68.9
70.6
14.4
21.0
36.0
12.6
40.4
58.2
73.7
76.7
-7.9
2065
93.2
52.9
70.7
21.3
-27.1
-36.1
2.7
10.8
26.4
53.8
98.9
-9.0
2066
97.8
60.5
4.5
1.9
-0.8
66.9
10.3
3.4
23.5
103.8
89.5
150.1
2067
77.3
91.0
45.5
-1.0
33.2
-56.2
-5.9
12.3
18.5
146.9
18.3
88.9
2068
47.4
46.3
0.9
30.8
27.0
9.7
12.8
32.1
43.0
41.0
83.6
8.9
2069
65.2
43.6
43.9
120.3
50.5
89.7
29.1
33.8
74.9
34.7
86.8
13.9
2070
106.2
16.9
89.9
70.2
64.8
51.3
-10.5
26.0
-12.2
34.9
36.4
-4.1
2071
116.9
45.2
50.8
90.8
45.7
10.5
15.1
29.1
38.4
-13.0
64.6
67.5
2072
52.4
79.5
98.2
96.8
45.8
32.2
9.3
-12.9
13.3
70.8
47.4
60.8
2073
73.6
-0.3
-12.4
22.2
81.7
44.2
18.8
45.1
48.1
47.5
72.9
85.1
2074
26.9
100.4
51.3
37.0
53.5
4.0
22.5
25.0
30.3
64.9
43.6
12.2
2075
0.5
78.7
30.6
30.2
50.0
-51.5
-1.8
-7.9
7.9
53.2
108.7
96.9
2076
108.7
89.2
68.8
42.1
27.7
1.6
-2.6
8.3
58.3
41.3
38.6
18.1
2077
35.8
56.4
-17.2
12.1
23.9
28.6
20.7
12.9
20.4
35.5
60.6
63.5
2078
50.9
125.8
68.5
100.1
58.8
22.7
22.4
42.1
39.6
78.9
34.0
52.8
2079
64.9
33.7
63.9
15.0
58.6
85.6
2.7
12.4
11.8
72.5
26.9
142.9
2080
16.9
34.7
73.8
7.3
25.8
-26.1
16.5
21.5
37.5
74.7
85.6
-30.2
2081
80.3
37.6
55.5
22.5
5.6
40.8
31.9
20.3
47.1
-14.5
48.5
-68.3
2082
70.9
69.2
4.3
18.5
5.4
36.5
10.9
-5.4
33.4
56.8
106.7
93.4
2083
63.9
102.4
61.4
72.2
35.0
-2.1
4.4
-17.5
5.4
35.6
82.7
50.4
2084
139.2
28.3
8.4
29.8
15.0
78.8
7.6
22.3
14.6
6.6
46.8
13.8
2085
75.0
28.3
66.4
44.8
16.0
21.4
19.8
0.6
-0.9
29.6
65.2
67.8
2086
71.5
81.9
64.3
25.3
31.6
98.2
-8.3
-16.4
44.0
55.5
24.1
84.0
2087
-7.1
78.2
-5.7
34.1
31.1
11.2
39.4
32.3
23.6
124.0
57.4
-26.3
Setelah data dibangkitkan 25 tahun, langkah selanjutnya adalah menguji data historic dan data bangkitan. Pengujian yang dilakukan berupa membandingkan kedua data dalam bentuk grafik, agar dapat terlihat apakah data stasioner atau tidak. Grafik dapat dilihat pada Gambar 8.
20
Plotting Data Historik dan Bangkitan Seri 5 70.0 60.0 50.0 40.0 HISTORIK
30.0
BANGKITAN 20.0 10.0 0.0 0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
Gambar 8. Grafik Data Historik dan Bankitan Seri 5
4.7 . Analisis Karakteristik Data Bangkitan Versus data Historik Tabel 9. Analisis Nilai Korelasi Korelasi
Bulan
CH Historik
CH Bangkitan Seri 1
CH Bangkitan Seri 2
CH Bangkitan Seri 3
CH Bangkitan Seri 4
CH Bangkitan Seri 5
Jan
-0.259
-0.125
-0.410
-0.173
-0.125
-0.333
Feb
-0.049
0.036
0.405
0.482
0.036
0.170
Mar
0.570
0.530
0.455
0.550
0.530
0.372
Aprl
-0.002
0.257
0.393
-0.262
0.257
0.418
Mei
-0.094
-0.098
0.006
0.102
-0.098
0.146
Juni
0.098
0.081
-0.091
-0.321
0.081
0.103
Juli
0.378
0.204
0.230
0.141
0.204
0.483
Agst
0.509
0.546
0.594
0.520
0.546
0.450
Sep
0.048
0.252
-0.187
0.301
0.252
-0.073
Okt
0.134
0.300
0.331
0.324
0.300
-0.103
Nov
0.037
0.031
0.237
-0.005
0.031
0.029
Des
0.381
0.089
0.198
-0.220
0.089
0.114
Sebagian korelasi mendekati nol, yang berarti hubungan antara tiap data sangatlah rendah.
21
Tabel 10. Analisis Nilai Standart Deviasi Standart Deviasi
Bulan
CH Historik
CH Bangkitan Seri 1
CH Bangkitan Seri 2
CH Bangkitan Seri 3
CH Bangkitan Seri 4
CH Bangkitan Seri 5
Jan
38.717
38.694
43.073
37.917
33.250
35.322
Feb
26.318
22.710
28.987
19.580
22.900
29.913
Mar
38.335
50.158
35.081
39.518
36.591
33.648
Aprl
31.802
41.419
27.283
25.437
35.709
32.970
Mei
20.548
22.324
18.612
17.127
24.504
24.806
Juni
28.907
37.100
30.722
22.536
33.674
41.171
Juli
12.476
12.581
11.361
10.327
13.467
12.562
Agst
17.346
12.610
17.125
16.389
14.370
18.358
Sep
25.692
13.254
23.918
24.729
24.189
20.467
Okt
26.691
34.188
31.510
28.255
27.358
37.017
Nov
35.141
32.362
28.304
30.872
29.310
26.347
Des
29.080
38.013
44.124
36.948
36.145
55.510
Standar deviasi adalah nilai statistik yang digunakan untuk menentukan bagaimana sebaran data dalam sampel, dan seberapa dekat titik data individu ke mean atau rata-rata. Sebuah standar deviasi dari kumpulan data sama dengan nol menunjukkan bahwa semua nilai-nilai dalam himpunan tersebut adalah sama. Sebuah nilai deviasi yang lebih besar akan memberikan makna bahwa titik data individu jauh dari nilai rata-rata. Pada Tabel 10 terlihat bahwa nilai standar deviasi tidak begitu besar, sehingga data rata-rata bangkitan tidak jauh dengan rata-rata historic.
Tabel 11. Analisis Nilai Rata-rata Rata-rata
Bulan
CH Historik
CH Bangkitan Seri 1
CH Bangkitan Seri 2
CH Bangkitan Seri 3
CH Bangkitan Seri 4
CH Bangkitan Seri 5
Jan
59.546
55.479
68.633
47.731
48.355
65.218
Feb
61.508
69.013
70.123
75.704
70.897
59.951
Mar
65.033
63.326
66.893
68.401
56.889
45.276
Aprl
51.044
63.291
53.274
65.614
67.601
39.791
Mei
28.192
30.335
29.233
31.403
34.601
30.904
Juni
43.407
22.098
36.327
23.271
19.441
24.758
Juli
10.100
9.148
15.065
16.144
12.931
11.839
Agst
16.080
15.344
8.240
10.428
15.820
14.966
Sep
32.311
26.263
30.329
26.753
31.525
28.749 22
Rata-rata
Bulan
CH Historik
CH Bangkitan Seri 1
CH Bangkitan Seri 2
CH Bangkitan Seri 3
CH Bangkitan Seri 4
CH Bangkitan Seri 5
Okt
42.552
56.324
47.470
44.340
53.228
53.327
Nov
58.401
59.143
56.625
59.076
62.800
61.853
Des
66.308
63.844
56.323
56.288
48.249
39.852
Dari Tabel 11 dapat dilihat bahawa penyebaran rata-rata antara data bangkitan dan historic tidak terlalu besar.
23
BAB V PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan curah hujan bulanan tahun 1991-2012 dilakukan perkiraan debit untuk tahun 2013-2087 dan diperoleh curah hujan bulanan maksimum sebesar 198 mm pada dan curah hujan bulanan minimum sebesar 0,00 mm serta rata-rata curah hujan bulanan perkiraan tahun 2013-2087 yaitu sebesar 42,9 mm.
5.2.
Saran
Pada penelitian ini menggunakan data program Ms.excel untuk mengelolah data. Maka disarankan pada penelitian selanjutnya menggunakan software-sofware yang telah tersedia untuk untuk menganalisa parameter atau karakteristik data.
24