Thalassia hemprichii
Local: Settu/gusungi A.
Klasifikasi Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili
: Plantae : Angiospermae : Liliopsida : Hydrocharitales : Hydrocharitaceae
Genus Spesies
: Thalassia : Thalassia hemprichii
Thalassia hemprichii ; Paling banyak di jumpai, biasa tumbuh dengan jenis lain dan dapat tumbuh hingga kedalaman 25 meter, sering di jumpai pada substrat berpasir. B.
Morfologi 1. 2. 3. 4.
Daun bercabang dua ( distichous ), Tidak terpisah, Akar tidak tertutupi dengan jaringan hitam, dengan serat – serat kasar. Rimpangnya berbuku – buku dan berwarna coklat atau hitam dengan ketebalan 1 – 4 mm dan panjang 3 – 6 cm. 5. Setiap nodus ditumbuhi oleh satu akar dimana akar dikelilingi oleh rambut kecil yang padat. Setiap tegakan mempunyai 2 – 5 helaian daun dengan apeks daun yang membulat, panjang 6 – 30 cm dan lebar 5 – 10 mm. 6. Panjang daun Thalassia hemprichii antara 100-300 mm dan lebarnya 4-10 mm, C.
Anatomi
Untuk menjelaskan struktur anatomi lamun maka digunakan spesies Syringodium isoetifolium untuk mewakili . Akar S. issoetifolium berupa akar serabut dan memiliki struktur anatomi berupa lapisan epidermis yang mempunyai trikhoblast, lapisan eksodermis, lapisan korteks, lapisan endodermis, dan berkas pembuluh utama yang terletak secara radial. Akar dari S. isoetifolium memiliki struktur anatomi yang hampir sama dengan akar pada tumbuhan air pada umumnya. Lapisan luarnya ialah lapisan epidermis, yang ditunjukkan dengan selapis sel yang susunan selnya rapat yang memiliki diameter 41,4 μm. Beberapa sel epidermis menonjol d alam bentuk rambut akar uniseluler yang tubular disebut trikhoblast. Di bawah lapisan epidermis terdapat lapisan eksodermis yang ditunjukkan dengan selapis sel berbentuk bulat yang berpenebalan pada luar dan samping sel. Di bawah lapisan eksodermis terdapat lapisan korteks, yang ditunjukkan dengan adanya beberapa lapisan parenkim yang tersusun rapatsatu sama lain, selnya berbentuk lonjong danberukuran besar. Di bawah lapisan korteks terdapat lapisan endodermis yang d itunjukkan dengana danya selapis sel berbentuk bulat yang memiliki penebalan di sekeliling sel. Di bawah lapisan endodermis terdapat berkas pembuluh utama yang ditandai dengan sel berbentuk agak membulat yang terletak secara radial, yaitu letak xilem berada di dalam floem dan memiliki diameter 175,95μm. Batang S. isoetifolium merebah, struktur anatomi batang dari S.isoetifolium berupa lapisan epidermis selapis, lapisan korteks yang mempunyai berkas pembuluh kecil yangmenyebar secara melingkar bertipe konsentris amfikribal, berkas pembuluh utama terletak secara konsentris amfikribal. Struktur anatomi daun berupa lapisan kutikula yang tipis dan berklorofil, lapisan epidermis, jaringan mesofil yang kaya akan kloroplas dan terdapat berkas pembuluh
kecil yang menyebar sebanyak delapan terletak secara konsentris amfikribal. D.
buah, serta berkas pembuluh utama
Fisiologi
Reproduksi lamum Lamun menunjukkan adanya bentuk keseragaman yang tinggi pada reproduksi vegetatifnya. Hampir semua marga lamun memperlihatkan perkembangan yang baik dari rimpang (rhizome) dan bentuk daun yang pipih dan memanjang, kecuali pada marga Halophila. Jadi umumnya lamun akan menjadi kelompok homogen dengan tipe pertumbuhan "enhalid". Bentuk vegetatif lamun memperlihatkan karakter tingkat keseragaman yang tinggi. Hampir semua genera memiliki rhizoma yang sudah berkembang dengan baik dan bentuk daun yang memanjang (linear ) atau berbentuk sangat panjang seperti ikat pinggang (belt ), kecuali jenis Halophila memiliki bentuk lonjong. Berbagai bentuk pertumbuhan tersebut mempunyai kaitan dengan perbedaan ekologik lamun. Menurut Den Hartog (1967) karakteristik pertumbuhan lamun dapat dibagi enam kategori yaitu; 1. Parvozosterids, dengan daun memanjang dan sempit: Halodule, Zostera sub-marga Zosterella. 2. Magnozosterids, dengan daun memanjang dan agak lebar: Zostera sub-marga Zostera, Cymodocea dan Thalassia. 3. Syringodiids, dengan daun bulat seperti lidi dengan ujung runcing: Syringodium 4. Enhalids, dengan daun panjang dan kaku seperti kulit atau berbentuk ikat pinggang yang kasar Enhalus, Posidonia, Phyllospadix. 5. Halophilids; dengan daun bulat telur, elips, berbentuk tombak atau panjang, rapuh dan tanpa saluran udara: Halophila 6. Amphibolids, daun tumbuh teratur pada kiri dan kanan: Amphibolis, Thalassodendron, dan Heterozostera E. Habitat
Habitat dari lamun Thalassia hemprichii antara lain, yaitu terdapat di perairan pantai yang landai, di dataran lumpur/pasir untuk mengokohan perakarannya, dan hidup pada batas terendah daerah pasang surut agar suplai air dan nutrisi bisa terpenuhi serta dekat hutan bakau atau di dataran terumbu karang. F.
Manfaat Lamun Dugong (thalassia hemprachii) merupakan salah satu jenis lamun (seagrass) yang secara tradisional telah dimanfaatkan sebagai obat dan makanan kesehatan.
Sumber https://serdaducemara.wordpress.com/2013/02/11/ciri-ciri-tumbuhan-lamun/ https://prakbiolatik.files.wordpress.com https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/49816