TERAPI KOGNITIF PADA LANSIA DENGAN PANIK Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik Dosen Mata Ajar : Suyamto A.Kep MPH
KELAS 3A Kelompok : 1
Anisa Risky Wulandari
(2520142426)
Eni Ernawati
(2520142435)
Ni Jero Kadek Widiasih
(2520142448)
Nia Fajar Meirawati
(2520142450)
Riska Destriana
(2520142456)
Tatang Hendra Kurniawan
(25201424)
AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO YOGYAKARTA 2017
TERAPI KOGNITIF LANSIA PANIK
A. DEFINISI Terapi kognitif adalah suatu bentuk psikoterapi yang dapat melatih klien untuk mengubah cara klien menafsirkan dan memandang segala sesuatu pada saat klien mengalami kekecewaan, sehingga klien merasa lebih baik dan dapat bertindak lebih produktif. Terapi kognitif dikembangkan oleh Aaron Beck. Melalui terapi ini individu diajarkan/ dilatih untuk mengontrol distorsi pikiran/gagasan/ide dengan
benar–benar mempertimbangkan faktor dalam berkembangnya dan
menetapnya gangguan mood. (Townsend, 2005). Panik atau panic attack adalah timbulnya rasa takut berintensitas tinggi yang datang secara tiba-tiba tanpa penyebab yang nyata.Serangan panik dapat hilang dan bisa dialami hanya 1-2 kali sepanjang hidup seseorang, namun dapat juga terjadi secara berulang kali. Serangan ini lebih banyak dialami oleh wanita berusia remaja hingga dewasa dibanding laki-laki, anak-anak, dan lansia.Pada kondisi serangan panik yang terjadi secara berulang-ulang dan disertai perasaan
takut
terus-menerus
terhadap
terjadinya
serangan
lanjutan
menandakan sebuah kondisi yang bernama gangguan panik (panic disorder).
B. TUJUAN 1. Tujuan terapi ini mengubah pikiran negatif menjadi positif, mengetahui penyebab perasaan negatif yang dirasakan, membantu mengendalikan diri, pencegahan serta perkembangan pribadi (Burn, 1980). 2. Menjadikan atau melibatkan klien subjek terhadap realitas. 3. Memodifikasi proses pemikiran yang salah dengan membantu klien mengubah cara berfikir atau mengembangkan pola pikir yang rasional. 4. Memperoleh keringanan gejala secepat mungkin, untuk membantu klien dalam mengidentifikasikan dysfunctional pola pemikiran dan tindakan serta untuk memandu klien pada bukti serta logika yang secara efektif menguji
kebenaran dari dysfunctional thingking. Terapi memfokuskan pada mengubah “pemikiran otomatis”. (Townsend, 2005 p. 198). 5. Mengubah kepercayaan (anggapan) tidak logis, penalaran salah, dan pernyataan negatif yang mendasari permasalahan perilaku (Stuart & Laraia, 2005 p. 656).
C. PROSES PELAKSANAAN Sesi 1
: Bina Hubungan Saling Percaya dengan klien
Sesi 2
: Mengungkapkan pikiran negatif yang menyebabkan panik
Sesi 3
: Mengungkapkan alasan penyebab panik yang dialami
Sesi 4
: Mengajarkan teknik relaksasi pernafasan
Sesi 5
: Penyelesaian masalah agar tidak terjadi panik yang terus menerus
Sesi 6,7,8 : Manfaat tanggapan, ungkapkan hasil dan membuat buku harian
D. PETUNJUK PELAKSANAAN TERAPI KOGNITIF Sesi 1 : Bina Hubungan Saling Percaya dengan Klien 1. Tujuan Pasien percaya dengan perawat agar pasien dapat terbuka untuk bekerjasama dalam melakukan kegiatan terapi kognitif. 2. Setting Pasien dengan perawat saling berhadap-hadapan, tatap muka dan berada pada ruangan yang tenang. Bila suasana memungkinkan pasien diajak duduk bersama. 3. Alat a. Diri perawat dan kemampuan untuk membina hubungan saling percaya dengan pasien. b. Tempat duduk. 4. Metode a. Perkenalan antara perawat dengan pasien b. Sharing untuk meyakinkan pasien
5. Langkah kegiatan a. Persiapan 1) Membuat kontrak dengan pasien 2) Mempersiapkan tempat yang kondusif dan alat b. Orientasi 1) Salam terapeutik -
Salam dari terapis kepada pasien
-
Perkenalkan nama dan nama panggilan terapis (pakai papan nama)
-
Menanyakan nama dan panggilan pasien
2) Evaluasi/validasi -
Menanyakan apakah yang dirasakan pasien saat ini
-
Menanyakan bagaimana perasaan pasien saat ini
3) Kontrak -
Menjelaskan tujuan sesi terapi yaitu, membina hubungan saling percaya antara pasien dengan perawat untuk melaksanakan terapi kognitif.
-
Menjelaskan peraturan terapi : pasien dan perawat saling berhadapan / tatap muka sampai terapi selesai.
c. Tahap kerja 1) Terapis memperkenalkan diri kepada pasien. 2) Pasien memperkenalkan diri dan menyebutkan nama panggilan yang ia sukai. 3) Sharing beberapa pengalaman terapis mengenai masalah panik. 4) Meyakinkan pasien bahwa terapis mampu menjaga rahasia pasien yang diungkapkan pada terapis.
d. Tahap terminasi 1) Evaluasi - Terapis menanyakan perasaan klien setelah bercakap-cakap dengan terapis
2) Tindak lanjut - Menganjurkan pada pasien untuk mengidentifikasi pikiran yang perlu untuk didiskusikan 3) Kontrak yang akan datang - Menyepakati topik yang akan datang - Menyepakati waktu dan tempat e. Evaluasi dan Dokumentasi 1) Evaluasi a) Ekspresi pasien pada saat dilakukan BHSP b) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi 2) Dokumentasi a) Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang dilakukan b) Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah dirumuskan.
Sesi 2 : Mengungkapkan Pikiran Negatif yang Menyebabkan Panik 1. Tujuan Pasien mampu mengungkapkan pikiran negatif pada perawat tentang penyebab kepanikan yang dialaminya 2. Setting Pasien dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan nyaman. 3. Alat a. Diri perawat dan kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara terapeutik kepada pasien yang mengalami panik b. Tempat duduk, alat tulis dan kertas 4. Metode 1) Sharing 2) Diskusi dan tanya jawab 5. Langkah kegiatan a. Persiapan
1) Membuat kontrak dengan pasien 2) Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif
b. Orientasi 1) Salam terapeutik - Salam dari terapis kepada pasien - Perkenalkan nama dan nama panggilan terapis (pakai papan nama) - Menanyakan nama dan panggilan pasien 2) Evaluasi/Validasi - Menanyakan perasaan klien pada saat ini - Menanyakan
apa
yang sudah
dilakukan
untuk
mengatasi
perasaannya 3) Kontrak - Menjelaskan tujuan sesi terapi, yaitu meningkatkan kemampuan pasien mengenal
pikiran otomatis dan hal yang mendasari
pemikiran tersebut - Menjelaskan peraturan terapi : klien berhadapan dengan terapis dari awal sampai selesai. c. Tahap kerja 1) Terapis mengidentifikasi masalah what, where, when, who 2) Diskusikan sumber masalah 3) Diskusikan pikiran dan perasaan serta yang menyebabkan hal tersebut timbul 4) Catat pikiran otomatis, perawat mengklasifikasikan dalam distorsi kognitif 5) Memberikan pujian terhadap keberhasilan pasien. d. Tahap terminasi 1) Evaluasi - Terapis menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi. - Terapis memberikan pujian yang sesuai
2) Tindak lanjut - Menganjurkan pada pasien untuk mengidentifikasi pikiran yang belum didiskusikan - Positif thinking terhadap diri sendiri 3) Kontrak akan datang - Menyepakati topic yang akan datang - Menyepakati waktu dan tempat e. Evaluasi dan Dokumentasi a) Evaluasi 1) Ekspresi pasien pada saat terapi 2) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi b) Dokumentasi 1) Terapis
mendokumentasikan
pencapaian
hasil
terapi
yang
dilakukan 2) Dokumentasikan
rencana
klien
sesuai
dengan
yang telah
dirumuskan.
Sesi 3 : Mengungkapkan Alasan Penyebab Panik yang dialami 1. Tujuan Pasien mampu mengungkapkan penyebab panik yang dialami. 2. Setting Pasien dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan nyaman. 3. Alat a. Diri perawat dan kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara terapeutik. b. Tempat duduk, alat tulis dan kertas 4. Metode a. Sharing b. Diskusi dan tanya jawab 5. Langkah kegiatan a. Persiapan
1) Membuat kontrak dengan pasien 2) Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif
b. Orientasi 1) Salam terapeutik Salam dari terapis kepada pasien 2) Evaluasi/Validasi - Menanyakan perasaan klien pada saat ini - Menanyakan apa telah mencoba mengidentifikasi penyebab panik yang lainnya c. Kontrak 1) Menjelaskan tujuan sesi terapi, yaitu meningkatkan kemampuan pasien mengenal hal yang mendasari timbulnya perasaan panik. 2) Mejelaskan lama kegiatan yaitu 45 menit 3) Menjelaskan peraturan terapi : klien berhadapan dengan terapis dari awal sampai selesai. d. Tahap kerja 1) Diskusikan pikiran otomatis 1. Tanyakan penyebabnya 2. Beri respon terhadap pernyataan pasien 3. Tanyakan tindakan pasien 4. Anjurkan pasien menuliskan pernyataannya e. Tahap terminasi 1) Evaluasi - Terapi menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi. - Terapis memberikan pujian yang sesuai. 2) Tindak lanjut - Menganjurkan pada pasien untuk mengidentifikasikan tindakannya terhadap pikiran otomatis 3) Kontrak akan datang
- Menyepakati topic yang akan datang yaitu mengenai keuntungan dan kerugiannya panik berlebihan - Menyepakati waktu dan tempat f. Evaluasi dan Dokumentasi 1) Evaluasi a) Ekspresi pasien pada saat terapi b) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi 2) Dokumentasi a) Terapis
mendokumentasikan
pencapaian
hasil
terapi
yang
dilakukan b) Dokumentasikan
rencana
klien
sesuai
dengan
yang telah
dirumuskan.
Sesi 4 : Mengajarkan Teknik Relaksasi Pernafasan 1. Tujuan Klien dapat melakukan teknik relaksasi pernafasan untuk menghilangkan panik. 2. Setting Klien dan terapis saling berhadap-hadapan/tatap muka di dalam suatu ruangan yang tenang dan nyaman. 3. Alat a. Diri perawat dan kemampuan untuk mengajarkan teknik relaksasi pernafasan. b. Tempat duduk. 4. Metode a. Memberi contoh relaksasi pernafasan b. Diskusi 5. Langkah kegiatan a. Persiapan 1) Mengingatkan kontrak dengan pasien 2) Mempersiapkan tempat yang kondusif
b. Orientasi 1) Salam terapeutik Salam dari terapis kepada pasien 2) Evaluasi/Validasi - Menanyakan perasaan klien pada saat ini - Menanyakan apa telah mencoba melakukan teknik relaksasi pernafasan sebelumnya c. Kontrak - Menjelaskan tujuan terapi, yaitu pasien mampu menenangkan panik dengan teknik relaksasi pernafasan - Menjelaskan lama kegiatan yaitu 30 menit - Menjelaskan peraturan terapi yaitu : pasien duduk dengan terapis berhadapan dari awal sampai selesai d. Tahap kerja 1) Anjurkan klien pada posisi yang nyaman 2) Anjurkan klien untuk mulai latihan dengan cara menarik nafas dalam melalui hidung dengan bibir tertutup. 3) Kemudian anjurkan klien untuk menahan napas sekitar 1-2 detik dan disusul dengan menghembuskan napas melalui bibir dengan bentuk mulut seperti orang meniup (purse lips breathing). 4) Lakukan beberapa kali hingga klien merasa lebih rileks. 5) Beri reinforcement positif terhadap apa yang sudah klien coba lakukan. e. Tahap terminasi 1) Evaluasi - Terapis menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi. - Terapis memberikan pujian yang sesuai f. Tindak lanjut - Menganjurkan klien untuk menggunakan relaksasi pernafasan saat timbul kepanikan g. Kontrak akan datang
- Menyepakati topic yang akan datang - Menyepakati waktu dan tempat h. Evaluasi dan Dokumentasi 1) Evaluasi - Ekspresi pasien pada saat terapi - Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi 2) Dokumentasi - Terapis
mendokumentasikan
pencapaian
hasil
terapi
yang
dilakukan - Dokumentasikan
rencana
klien
sesuai
dengan
yang telah
dirumuskan.
Sesi 5 : Penyelesaian Masalah Agar Tidak Terjadi Panik yang Terusmenerus 1. Tujuan a. Meningkatkan komunikasi perawat dengan pasien b. Pasien tidak mengalami panik secara terus-menerus 2. Setting Pasien dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan nyaman. 3. Alat 1) Diri perawat dan kemampuan untuk dapat terapeutik. 2) Tempat duduk 4. Metode Diskusi dan tanya jawab 5. Langkah kegiatan a. Persiapan 1) Mengingatkan kontrak dengan pasien 2) Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif b. Orientasi 1) Salam terapeutik
berkomunikasi secara
- Salam dari terapis kepada pasien 2) Evaluasi/Validasi - Menanyakan perasaan klien pada saat ini - Menanyakan apa telah mencoba metode 3 kolom dalam menyelesaikan masalah 3) Kontrak - Menjelaskan tujuan terapi, yaitu agar pasien tidak panik terus menerus. - Menjelaskan lama kegiatan yaitu 45 menit - Menjelaskan peraturan terapi yaitu : pasien duduk dengan terapis berhadapan dari awal sampai selesai c. Tahap kerja 1) Tanyakan masalah baru dan respon penyelesaiannya 2) Tanyakan kemampuan menanggapi pikiran otomatis negatif 3) Beri penguatan positif d. Tahap terminasi 1) Evaluasi - Terapis menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi - Terapis memberikan pujian yang sesuai 2) Tindak lanjut - Menganjurkan pada pasien untuk menuliskan setiap apa yang dipikirkannya dan mengomentari isi tulisannya - Memasukkan kegiatan pada jadwal kegiatan harian 3) Kontrak akan datang - Menyepakati topic yang akan datang - Menyepakati waktu dan tempat e. Evaluasi dan Dokumentasi 1) Evaluasi a) Ekspresi pasien pada saat terapi b) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi
2) Dokumentasi a) Terapis
mendokumentasikan
pencapaian
hasil
terapi
yang
dilakukan b) Dokumentasikan
rencana
klien
sesuai
dengan
yang telah
dirumuskan.
Sesi 6,7,8 : Manfaat tanggapan, ungkapkan hasil dan membuat buku harian 1. Tujuan a. Meningkatkan kemampuan pasien mengungkapkan hasil b. Pasien mampu menyelesaikan masalah 2. Setting Pasien dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan nyaman. 3. Alat a. Diri perawat dan kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara terapeutik. b. Tempat duduk, alat tulis dan kertas 4. Metode Diskusi dan tanya jawab 5. Langkah kegiatan a. Persiapan 1) Mengingatkan kontrak dengan pasien 2) Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif b. Orientasi 1) Salam terapeutik - Salam dari terapis kepada pasien 2) Evaluasi/validasi - Menanyakan perasaan klien pada saat ini - Menanyakan apa sudah mencoba menanggapi pikiran negatif otomatis
3) Kontrak - Menjelaskan tujuan terapi - Menjelaskan lama kegiatan yaitu 45 menit - Menjelaskan peraturan terapi yaitu : pasien duduk dengan terapis berhadapan dari awal sampai selesai c. Tahap kerja 1) Diskusikan perasaan setelah menggunakan tahapan rasional 2) Beri umpan balik 3) Diskusikan manfaat tanggapan rasional 4) Tanyakan apakah dapat menyelesaikan masalah 5) Tanyakan hambatan yang dialami 6) Beri persepsi perawat 7) Diskusiakan cara mengatasi masalah 8) Anjurkan untuk mengatasi sesuai kemampuan 9) Mengungkapkan hasil yang diperoleh 10) Membuat buku harian setiap timbul pikiran negative dan tanggapan rasionalnya atau membaca catatan pikiran otomatis dan tanggapan rasional yang telah dibuat saat timbul pikiran negative 11) Beri reinforcement positif d. Tahap terminasi 1) Evaluasi - Terapi menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi. - Terapis memberikan pujian yang sesuai. 2) Tindak lanjut - Menganjurkan pada pasien selalu menggunakan pikiran rasional dalam menyelesaikan masalah - Menganjurkan untuk menuliskan kegiatan yang dilakuakan pada buku kegiatan harian 3) Kontrak akan datang - Menyepakati topic yang akan datang - Menyepakati waktu dan tempat
e. Evaluasi dan Dokumentasi 1) Evaluasi a) Ekspresi pasien pada saat terapi b) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi 2) Dokumentasi a) Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang dilakukan b) Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah dirumuskan.
Sesi 9 : Support system 1. Tujuan a. Meningkatkan komunikasi perawat dengan pasien b. Pasien mendapat support system c. Keluarga dapat menjadi support system bagi pasien 2. Setting Pasien, keluarga dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan nyaman 3. Alat a. Diri perawat dan kemampuan menggunakan diri secara terapeutik dengan berkomunikasi secara terapeutik. b. Tempat duduk, alat tulis dan kertas 4. Metode Diskusi dan tanya jawab 5. Langkah kegiatan a. Persiapan 1) Mengingatkan kontrak dengan pasien 2) Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif b. Orientasi 1) Salam terapeutik - Salam dari terapis kepada pasien dan keluarga
2) Evaluasi/validasi - Menanyakan perasaan klien dan keluarga pada saat ini - Menanyakan apa sudah dilakukan untuk mengatasi perasaannya 3) Kontrak - Menjelaskan tujuan terapi, yaitu meningkatkan kemampuan bersosialisasi pasien - Menjelaskan lama kegiatan yaitu 45 menit - Menjelaskan peraturan terapi yaitu : pasien duduk dengan terapis berhadapan dari awal sampai selesai c. Tahap kerja 1) Jelaskan pada keluarga tentang terapi kognitif 2) Libatkan keluarga 3) Diskusikan dengan keluarga kemampuan yang telah dimiliki pasien 4) Anjurkan keluarga untuk siap mendengarkan dan mendengarkan masalah pasien 5) Beri reinforcement positif d. Tahap terminasi 1) Evaluasi - Terapi menanyakan perasaan klien dan keluarga setelah setelah menjalani terapi. - Terapis memberikan pujian yang sesuai 2) Tindak lanjut - Menganjurkan pada keluarga untuk dapat menerima dan merawat pasien dirumah - Menganjurkan untuk melaksanakan jadwal kegiatan yang telah dibuat bersama pasien 3) Kontrak akan datang - Membuat kesepakatan dengan keluarga untuk dapat menjadi support system bagi pasien - Menyepakati waktu dan tempat
e. Evaluasi dan Dokumentasi 1) Evaluasi a) Ekspresi pasien pada saat terapi b) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi 2) Dokumentasi a) Terapis
mendokumentasikan
pencapaian
hasil
terapi
yang
dilakukan b) Dokumentasikan dirumuskan
rencana
klien
sesuai
dengan
yang telah