PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SESI 2: STIMULASI PERSEPSI: MENGONTROL HALUSINADI DENGAN MENGHARDIK RUANG GATOT KACA RUMAH SAKIT MARZOEKI MAHDI BOGOR
Disusun oleh Fany Arighi Suhandi 1206218644 Program Profesi Ners 2016
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA 2016
A. Topik : Mengontrol halusinasi dengan menghardik B. Tujuan
1. Tujuan umum : Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
2. Tujuan khusus : a. Klien dapat menjelaskan cara yang biasa dilakukan untuk mengatasi halusinasinya b. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi yang telah diajarkan c. Klien dapat mempraktikkan cara menghardik halusinasi
C. Pengertian/ Landasan Teori
Halusinasi, merupakan respon neurobiologis maladaptif dari hasil persepsi sensorik palsu tidak terkait dengan rangsangan eksternal yang nyata, yang kemungkinan melibatkan salah satu panca indra (Towsend, 2014 ; Stuart & Sundeen, 2012). Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan karakteristik tertentu, diantaranya. 1) Halusinasi pendengaran yaitu karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara-suara orang, biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu. 2) Halusinasi penglihatan yaitu hal visual dapat terdiri dari gambar terbentuk, seperti orang, atau gambar berbentuk, seperti kilatan cahaya. 3) Halusinasi penciuman yaitu karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang menjijikkan seperti darah, urine atau feses. 4) halusinasi peraba yaitu persepsi yang salah dari rasa sentuhan, sering sesuatu pada atau di bawah kulit. 5) Halusinasi pengecap/gustatory yaitu persepsi yang salah dari rasa.
Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan/atau kehidupan untu didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesain masalah (Keliat, 2015). Tujuan umum TAK stimulasi persepsi adalah klien memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya. Sementara tujuan khususnya adalah klien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya secara tepat dan klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang dialami.
D. Klien
Semua klien di ruang Gatot Kaca diikutsertakan dalam kegiatan TAK ini. Namun, lebih difokuskan kepada klien yang memiliki masalah halusinasi. Pemilihan klien dengan masalah halusinasi berdasarkan karakteristik yang ada pada klien. 1. Karakteristik/Kriteria: a. Klien dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi. b. Klien yang mengikuti TAK dalam keadaan tenang dan dapat diajak kerjasama. 2. Proses seleksi anggota kelompok a. Hasil dari pengkajian melalui interaksi secara langsung b. Hasil observasi klien setiap hari c. Informasi dan keterangan perawat atau rekam med is d. Mengadakan kontrak dengan klien, yaitu kesediaan klien untuk mengikuti kegiatan berdasarkan kesepakatan mengenai kegiatan, tempat, dan waktu.
E. Pengorganisasian
1. Waktu
a. Hari / Tanggal
: Senin, 31 Oktober 2016
b. Waktu
: 09.00 s/d 09.30 WIB (30 menit)
c. Tempat
: Ruang Gatot Kaca
2. Tim Terapis a. Leader: Fany Arighi Suhandi Tugas:
Menyusun rencana, membuka, dan menutup TAK.
Memperkenalkan diri, fasilitator, observer dalam TAK.
Menjelaskan tujuan dan peraturan dalam TAK.
Memfasilitasi peserta TAK untuk memperkenalkan diri.
Mengarahkan proses TAK dalam mencapai tujuan dengan cara memberikan motivasi kepada peserta yang terlibat dalam kegiatan.
Memfasilitasi setiap peserta TAK untuk menceritakan halusinasinya dan memperagakan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik.
Sebagai role model.
Mengkondisikan TAK berjalan lancar dan kondusif.
b. Co-Leader: Devi Sahputra Tugas:
Membantu leader dalam mengorganisasi peserta TAK.
Membantu mengobservasi kemampuan peserta dalam TAK.
Mengingatkan leader jika kegiatan tidak sesuai.
Membantu menggerakkan peserta untuk aktif dalam TAK.
c. Fasilitator: M. Dwi Anggara, Tuti Hariyani, Entin Sutini, Entin Prakartini, Galih Widyasmoro
Tugas :
Memfasilitasi peserta TAK untuk berperan aktif menceritakan halusinasinya dan memperagakan cara menghardik halusinasi
Membantu peserta TAK memperagakan cara menghardik halusinasi yang benar
Mempertahankan kehadiran peserta TAK
d. Observer: Devina Rivanti Tugas:
Mencatat dan mengidentifikasi jumlah peserta TAK dan seluruh proses jalannya TAK
Mengobservasi dan mencatat setiap respon klien dalam kegiatan TAK
Memberi umpan balik kepada kelompok.
Mengidentifikasi strategi yang digunakan leader.
3. Metode, Media serta Setting Tempat
-
-
Metode
Diskusi dan tanya jawab
Simulasi
Alat
Kursi
Tape recorder
Lagu yang gembira dan semangat
Bola kecil
Buku catatan dan pulpen
-
Jadwal kegiatan harian
Setting Tempat 1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran 2. Ruangan nyaman dan tenang
-
Sketsa
L
O
CL
K
K
F2 F1 K K F3 F4 K
F5
K
Keterangan : L
: Leader
CL
: Co-Leader
F1-4
: Fasilitator 1-5
K
: Klien
O
: Observer
F. Proses Pelaksanaan
1. Persiapan a. Mempersiapkan klien untuk berkumpul dan duduk melingkar b. Membuat kontrak dengan klien. c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi a. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien.
Perkenalkan nama dan panggilan terapis
Menanyakan nama dan panggilan semua klien
b. Evaluasi/Validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu, situasi, dan perasaan.
c. Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu dengan latihan cara mengontrol halusinasi
Terapis menjelaskan aturan main berikut.
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis.
Lama kegiatan 30 menit.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja a. Terapis meminta klien yang mengalami halusinasi untuk menunjuk tangan dan menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami halusinasi dan bagaimana hasilnya.
b. Memberikan pujian pada klien yang selesai bercerita c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi saat halusinasi muncul d. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi, yaitu memfokuskan diri dan mengatakan “pergi jangan ganggu saya, saya tidak mau mendengar suara palsu” e. Musik dihidupkan dan minta klien mengedarkan bola searah jarum jam f. Pada saat musik dihentikan, klien yang memegang bola mendapatkan kesempatan untuk memperagakan cara menghardik halusinasi, sampai semua klien mendapatkan giliran. g. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk pandu positif setiap klien memperagakan menghardik halusinasi.
4. Tahap terminasi a. Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak Lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari jika halusinasi muncul
c. Kontrak yang akan datang
Terapis dan klien membuat kesepakatan tentang TAK selanjutnya, yaitu mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
Terapis dan klien membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya
G. EVALUASI DAN DOKUMENTASI
1. Evaluasi a. Evaluasi struktur
Semua media telah tersedia dengan lengkap
Tempat dan waktu pelaksanaan sesuai dengan perencanaan dan kesepakatan
Klien dan mahasiswa hadir tepat waktu.
b. Evaluasi proses
Sebanyak 90% klien yang ada di ruangan Gatot Kaca hadir dalam kegiatan TAK
Semua peserta TAK mengikuti acara hingga selesai
Terapis mengetahui alur jalannya kegiatan dan menguasai materi yang disampaikan kepada klien serta mendampingi klien yang kesulitan mengikuti kegiatan.
c. Evaluasi hasil
Sebanyak 75% klien dengan halusinasi dapat menceritakan halusinasinya dan memperagakan cara menghardik halusinasi.
Formulir evaluasi sebagai berikut.
Sesi 2: TAK Stimulasi persepsi: halusinasi
Kemampuan menghardik halusinasi Menyebut cara yang selama No.
Nama klien
Menyebutkan Memperagakan
ini digunakan mengatasi
efektivitas
menghardik
halusinasi
cara
halusinasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Petunjuk:
Tulis nama panggilan klien dengan halusinasi yang ikut TAK pada kolom nama klien.
Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi, waktu situasi, dan perasaan. Beri tanda () jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak mampu.
2. Dokumentasi Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi Sesi 2. Klien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi.
H. ANTISIPASI MASALAH
Berikut adalah masalah yang mungkin terjadi pada kegiatan TAK beserta antisipasinya: -
Terdapat klien yang pergi meninggalkan TAK sebelum kegiatannya berakhir. Hal ini diantisipasi dengan cara mengingatkan kembali peraturan dan kontrak yang sudah disepakati diawal sesi dan menin gkatkan peran aktif fasilitator.
-
Terdapat klien kurang aktif selama kegiatan TAK dan kurang kooperatif dalam berpartisipasi mengungkapkan masalah atau pendapatnya dari topik yang sudah ditentukan. Hal ini diantisipasi dengan cara memaksimalkan peran fasilitator untuk memotivasi dan menjelaskan isi dari TAK itu sendiri klien.
I. Daftar Pustaka
Townsend. M.C, (2014) Buku saku diagnosa keperawatan psikiatri rencana asuhan keperawatan dan medikasi psikotropik . Ed 5. Jakarta : penerbit
buku kedokteran EGC Keliat, B.A. (2015). Keperawatan jiwa: Terapi aktivitas kelompok . Jakarta: EGC