MAKALAH FALSAFAH KEPERAWATAN TEORI KEPERAWATAN OREM
Disusun oleh : 1. Wiwik 2. Vista 3. Yuniska A.P (010216A059) 4. Zakkiya
S1 KEPERAWATAN TRANSFER SEMESTER I KELAS IB UNIVERSITAS UNIVERSITA S NGUDI WALUYO TAHUN 2016
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Keperawatan merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang profesional, bersifat holistik dan komprehensif yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik dalam k eadaan sehat maupun sakit melalui kiat-kiat keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Pelayanan keperawatan yang diberikan oleh seorang perawat sangat mempengaruhi mutu asuhan keperawatan yang akan diterima oleh klien. Oleh karena itu untuk dapat memberikan asuhan
keperawatan
yang
berkualitas
maka
perawat
perlu
mengembangkan ilmu dan praktik keperawatan salah satunya melalui penggunaan model konseptual dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien. Berbagai model konseptual keperawatan yang telah dikembangkan oleh para ahli, salah satunya adalah Self Care Defisit oleh Dorothea Orem. Fokus utama dari model konseptual ini adalah kemampuan seseorang untuk merawat dirinya sendiri secara mandiri sehingga tercapai
kemampuan
untuk
mempertahankan
kesehatan
dan
kesejahteraannya. Teori ini juga merupakan suatu landasan bagi perawat dalam memandirikan klien sesuai tingkat ketergantungannya bukan menempatkan klien dalam posisi dependent, karena menurut Orem, self care itu bukan proses intuisi tetapi merupakan suatu prilaku yang dapat dipelajari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Selama
tahun
1958-1959
Dorothea
Orem
sebagai
seorang
konsultan pada bagian pendidikan Departemen Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan dan berpartisipasi dalam suatu proyek pelatihan peningkatan praktek perawat (vokasional). Pekerjaan ini menstimulasi Orem untuk membuat suatu pertanyaan : “Kondisi apa dan kapan seseorang membutuhkan pelayanann keperawatan?” Orem kemudian menekankan ide bahwa seorang perawat itu adalah “Diri sendiri”. Ide inilah yang kemudian dikembangkan dala m konsep keperawatannya “Self Care”. Pada tahun 1959 konsep keperawatn Orem ini pertama sekali dipublikasikan. Tahun 1965 Orem bekerjasama dengan beberapa anggota fakultas dari Universitas di Amerika untuk membentuk suatu Comite Model Keperawatan (Nursing Model Commitee). Tahun 1968 bagian dari Nursing Model Commitee termasuk Orem melanjutkan pekerjaan mereka melalui Nursing Development Conference Group (NDCG). Kelompok ini kemudian dibentuk untuk menghasilkan suatu kerangka kerja konseptual dari keperawatan dan menetapkan disiplin
keperawatan.
Orem
Kemudian
mengembangkan
konsep
keperawatanya “self care” dan pada tahun 1971 dipublikasikan Nursing; Concepts of Practice. Pada edisi pertama fokusnya terhadap individu, sedangkan edisi kedua (1980), menjadi lebih luas lagi meliputi multi person unit (keluarga, kelompok dan masyarakat). Edisi ketiga (1985) Orem menghadirkan General Theory Keperawatan dan pada edisi keempat (1991) Orem memberikan penekanan yang lebih besar terhadap anak-anak, kelompok dan masyarakat. Orem mengembangkan teori Self Care Deficit meliputi 3 teori yang berkaitan yaitu : 1). Self Care, 2). Self care defisit dan 3) nursing system. Ketiga teori tersebut dihubungkan oleh enam konsep sentral yaitu; self care, self care agency, kebutuhan self care therapeutik, self care defisit, nursing agency, dan nursing system, serta satu konsep perifer yaitu basic conditioning factor (faktor kondisi dasar). Postulat self care teori mengatakan bahwa self care tergantung
dari prilaku yang telah dipelajari, individu berinisiatif dan membentuk sendiri untuk memelihara kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya. Keperawatan mandiri (selfcare) menurut Orem adalah suatu pelaksanaan kegiatan yang di prakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai keadaan, baik sehat maupun sakit. (Orem 1980) pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan-kebutuhan selfcare dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebutuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu. Di bawah ini merupakan contoh kasus identifikasi kebutuhan selfcare pada individu sebagai berikut. Konsep keperawatan Orem mendasari peran perawat dalam memenuhi
kebutuhan
perawatan
dari
klien
untuk
menerapkan
kemandirian dan kesehatan yang optimal, Orem mengembangkan teori yang saling berhubungan yaitu teori “Self Care Deficit”, Teori “Self Care”, dan teori “Nursing System”, ketiga teori tersebut berfokus pada manusia menyeimbangkan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya dengan merawat diri mereka sendiri.
B. Model teori Orem 1. Teori Self care Deficite Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di mana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan. Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau terbatas untuk melakukan self carenya secara terus menerus. Inti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai
penerima
perawatan
yang
tidak
mampu
memenuhi
kebutuhan keperawatan dirinya dan memeliki berbagai keterbatasanketerbatan dalam mencapai dalam mencapai taraf kesehatannya, perawatn yang diberikan didasarkan kepada tingkat ketergantungan, yaitu ketergantungan total atau parsial. Deficit perawatan diri menjelaskan
hubungan
antar
kemampuan
seseorang
dalam
bertindak/beraktivitas dengan tuntutan kebutuhan tentang perawatan
diri, sehingga bila tuntutan lebih besar dari kemampuan, maka ia akan memngalami penurunan deficit perawat diri . Merupakan hal utama dari teori general keperawatan menurut Orem. Dalam teori ini keperawatan diberikan jika seorang dewasa (atau pada kasus ketergantungan) tidak mampu atau terbatas dalam melakukan self care secara efektif. Keperawatan diberikan jika kemampuan merawat berkurang atau tidak dapat terpenuhi atau adanya ketergantungan. Orem mengidentifikasi lima metode yang dapat digunakan dalam membantu self care: a. Tindakan untuk atau lakukan untuk orang lain. b. Memberikan petunjuk dan pengarahan. c. Memberikan dukungan fisik dan psychologis. d.
Memberikan
dan
memelihara
lingkungan
yang
mendukung
pengembangan personal. e. Pendidikan. Perawat dapat membantu individu dengan menggunakan beberapa atau semua metode tersebut dalam memenuhi self care. Orem menggambarkan hubungan diantara konsep yang telah dikemukakannya.
2. Teori Self Care Teori Self Care adalah tindakan yang matang dan mementingkan orang lain yang mempunyai potensi untuk berkembang, serta mengembangkan kemampuan yang dimiliki agar dapat menggunakan secara tepat, nyata dan Valid untuk mempertahankan fungsi dan berkembang dengan stabil dalam perubahan lingkungan, Self Care digunakan untuk mengontrol atau faktor external dan internal yang mempengaruhi aktifitas seseorang untuk menjalankan fungsinya dan berperanan untuk mencapai kesejahteraannya. Untuk memahami teori self care sangat penting terlebih dahulu memahami konsep self care, self care agency, basic conditioning factor dan kebutuhan self care therapeutik. Self care adalah performance atau praktek kegiatan individu untuk berinisiatif dan membentuk prilaku mereka dalam memelihara kehidupan, kesehatan
dan kesejahteraan. Jika self care dibentuk dengan efektif maka hal tersebut akan membantu membentuk integritas struktur dan fungsi manusia dan erat kaitannya dengan perkembangan manusia. Teori self care meliputi : a.
Self Care Self Care merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksananakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan.
b. Self Care Agency
Self
Care Agency merupakan suatu kemampuan individu
dalam melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oeh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain. Self
care
agency
adalah
kemampuan
manusia
atau
kekuatan untuk melakukan self care. Kemampuan individu untuk melakukan self care dipengaruhi oleh basic conditioning factors seperti; umur, jenis kelamin, status perkembangan, status kesehatan, orientasi sosial budaya, sistem perawatan kesehatan (diagnostik, penatalaksanaan modalitas), sistem keluarga, pola kehidupan, lingkungan serta ketersediaan sumber. Tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat. Kebutuhan self care therapeutik (Therapeutic self acre demand) adalah merupakan totalitas dari tindakan self care yang diinisiatif dan dibentuk untuk memenuhi kebutuhan self care dengan menggunakan metode yang valid yang berhubungan dengan tindakan yang akan dilakukan. c.
Self Care Requisites Kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya mepertahankan fungsi tubuh. Self Care Reuisites terdiri dari beberapa jenis, yaitu: Universal Self
Care Requisites (kebutuhan universal manusia yang merupakan kebutuhan
dasar),
Developmental
Self
Care
Requisites
(kebutuhan yang berhubungan perkembangan indvidu) dan Health Deviation Requisites (kebutuhan yang timbul sebagai hasil dari kondisi pasien). Konsep lain yang berhubungan dengan teori self care adalah self care requisite. Orem mengidentifikasikan tiga katagori self care requisite : 1) Universal meliputi; udara, air makanan dan eliminasi, aktifitas
dan istirahat, solitude dan interaksi sosial, pencegahan kerusakan hidup, kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia. 2) Developmental, lebih khusus dari universal dihubungkan
dengan kondisi yang meningkatkan proses pengembangan siklus kehidupan seperti; pekerjaan baru, perubahan struktur tubuh dan kehilangan rambut. 3) Perubahan kesehatan (Health Deviation) berhubungan dengan
akibat terjadinya perubahan struktur normal dan kerusakan integritas individu untuk melakukan self care akibat suatu penyakit atau injury.
Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan oleh perawat pada saat memberikan pelayanan keperawatan dapat digambarkan sebagi domain keperawatan. Orem (1991) mengidentifikasikan lima area aktifitas keperawatan yaitu: 1. Masuk kedalam dan memelihara hubungan perawat klien
dengan individu, keluarga, kelompok sampai pasien dapat melegitimasi perencanaan keperawatan. 2. Menentukan jika dan bagaimana pasien dapat dibantu melalui
keperawatan. 3. Bertanggungjawab terhadap permintaan pasien, keinginan dan
kebutuhan untuk kontak dan dibantu perawat. 4.
Menjelaskan,
memberikan
dan melindungi
langsung dalam bentuk keperawatan.
klien secara
5. Mengkoordinasikan dan mengintegrasi keperawatan dengan
kehidupan sehari-hari klien, atau perawatan kesehatan lain jika dibutuhkan serta pelayanan sosial dan edukasional yang dibutuhkan atau yang akan diterima.
3. Teori Nursing System. Nursing system didesain oleh perawat didasarkan pada kebutuhan self care dan kemampuan pasien melakukan self care. Jika ada self care defisit, self care agency dan kebutuhan self care therapeutik maka keperawatan akan diberikan. Nursing agency adalah suatu properti atau atribut yang lengkap diberikan untuk orang-orang yang telah didik dan dilatih sebagai perawat yang dapat melakukan, mengetahui dan membantu orang lain untuk menemukan kebutuhan self care terapeutik mereka, melalui pelatihan dan pengembangan self care agency Orem mengidentifikasi tiga klasifikasi nursing system yaitu: a. WHOLLY COMPENSATORY SYSTEM Tindakan Perawat : 1) Menyelesaikan therapeutik self care klien 2) Kompensasi ketidakmampuan untuk self care 3) Pendukung dan melindungi klien Wholly
Compensatory
system,
suatu
situasi
dimana
individu tidak dapat melakukan tindakan self care, dan menerima self care secara langsung serta ambulasi harus dikontrol dan pergerakan dimanipulatif atau adanya alasanalasan medis tertentu. Ada tiga kondisi yang termasuk dalam kategori ini yaitu; tidak dapat melakukan tindakan self care misalnya koma, dapat membuat keputusan, observasi atau pilihan tentang self care tetapi tidak dapat melakukan ambulasi dan pergerakan manipulatif, tidak mampu membuat keputusan yang tepat tentang self carenya.
b. PARTLY COMPENSATORY SYSTEM Tindakan Perawat:
1) Menjalankan beberapa kegiatan self care 2) Kompensasi keterbatasan klien untuk selfcare 3) Membantu klien sesuai kebutuhan 4) Menjalankan self care measure Tindakan Pasien : 1) Menjalankan self care measure 2) Mengatur kemampuan self care 3) Menerima asuhan dan bantuan nurse Partly compensatory nursing system , suatu situasi dimana antara perawat dan klien melakukan perawatan atau tindakan lain dan perawat atau pasien mempunyai peran yang besar untuk mengukur kemampuan melakukan self care.
c. SUPPORTIVE - EDUCATIVE SYSTEM Melakukan/menyelesai kan self care
Tindakan pasien Mengatur latihan dan perkembangan
Tindakan
kemampuan self care
pasien
Supportive educative system, pada sistem ini orang dapat membentuk atau dapat belajar membentuk internal atau external self care tetapi tidak dapat melakukannya tanpa bantuan. Hal ini juga dikenal dengan supportive develop mental system.
Sistem keperawatan, ketika perawat menentukan, mendisain, dan menyediakan perawatan yang mengatur individu dan mencapai pemenuhan kebutuhan perawatan diri
C. Aplikasi Self Care Adapun proses keperawatan menurut Dorothea Orem yaitu: 1. Tahap Pengkajian Pengkajian data dasar (nama, umur, sex, status kesehatan, status perkembangan,
orientasi
sosio-kultural,
riwayat
diagnostik
dan
pengobatan, faktor sistem keluarga), pola hidup, faktor lingkungan. 2. Observasi status kesehatan klien Untuk menemukan masalah keperawatan berdasarkan self-care defisit ,maka perawat perlu melakukan pengkajian kepada klien melalui observasi berdasarkan klasifikasi tingkat ketergantungan klien yang terdiri dari Minimal Care, Partial Care, Total Care.
Pengembangan teori Orem dengan masalah fisiologis. Secara rinci pengembangan teori Orem mengenai kebutuhan dasar adalah sebagai berikut: a. Pemenuhan kebutuhan udara/oksigen. b. Pemeliharaan kebutuhan air/cairan. c. Pemeliharaan kebutuhan makanan/nutrisi. d. Perawatan proses eliminasi dan ekskresi. e. Pemeliharaan keseimbangan aktifitas dan istirahat. f.
Pemeliharaan keseimbangan privasi dan interaksi sosial.
g. Pencegahan resiko yang mengancam kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan. h.
Peningkatan
kesehatan
dan
pengembangan
potensi
dalam
hubungan sosial.
3. Tahap Diagnosa Diagnosa keperawatan sesuai dengan s elf care defis it yang dialami oleh klien. Mengacu pada diagnosa keperawatan yang aktual, resiko tinggi dan kemungkinan. Teori Orem masih lebih berfokus pada masalah fisiologis, namun diagnosa dapat dikembangkan ke masalah lain sesuai hirarki kebutuhan dasar yang dikembangkan Maslow.
4. Tahap Intervensi Dibuat sesuai dengan dignosa keperawatan, berdasarkan s elf
care demand dan meningkatkan kemampuan s elf care. Membuat metode yang sesuai untuk membantu klien.
5. Tahap Implementasi a. Merumuskan,memberikan dan mengatur bantuan langsung pada klien dan orang-orang terdekat dalam bantuan keperawatan. b. Membimbing dan mengarahkan. c. Memberi dukungan fisik dan psikologis d. Memberikan dan mempertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan individu e. Pendidikan f.
Berespon terhadap permintaan, keinginan dan kebutuhan klien akan kontak bantuan keperawatan.
g. Kalaborasi, pelimpahan wewenamg. h. Melibatkan anggota masyarakat. i.
Lingkungan
6. Tahap Evaluasi Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perkembangan pasien atas tindakan yang telah dilakukan sehingga dapat disimpulkan apakah tujuan asuhan keperawatan tercapai atau belum. Menilai keefektifan tindakan perawatan dalam: meningkatkan kemampuan self care,
memenuhi kebutuhan self care, dan menurunkan self care deficitnya. Kasus penerapan teori self care pada tahap pengkajian-evaluasi sesuai dengan tingkat kebutuhan self care tiap individu. a. Minimal Care Dua orang perawat sedang melakukan penyuluhan kepada ibu hamil. Perawat itu menerangkan tentang ASI eksklusif yang mencakup: 1) Manfaat ASI bagi ibu dengan mengurangi pendarahan dan memberi rangsangan supaya pendarahan cepat berhenti.
2) Manfaat ASI untuk bayi sebagai nutrisi, meningkatkan daya daya tahan tubuh bayi, dan meningkatkan kesehatan tubuh bayi. 3) Cara menyimpan ASI ibu dalam botol jika ibu sedang bekerja. b. Partial Care Tn. Martin yang berumur 50 tahun bertempat tinggal di Sukabumi. Menurut data yang diperoleh Tn. Martin mengalami daire sehingga cairan di dalam tubuh berkurang untuk itu perawat memberikan tindakan pemasangan infus. Sebelum melakukan tindakan keperawatan, perawat mencuci tangan setelah itu perawat menyiapkan alat kemudian menjelaskan kepada pasien tentang prosedur tindakan yang akan di lakukan kepada pasien, setelah
pasien
bersedia
untuk
di
infus,
perawat
memulai
memasang infus dan setelah perawat selesai melakukan tindakan perawat mencuci tangan dan berpamitan. c. Total Care Perawat
membersihkan
luka
pasien
yang
mengalami
Diabetes Melitus dengan obat cutisoft , natrium klorida, sabun antiseptik dan kapas.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Kondisi yang sering dijumpai di lapangan adalah belum adanya penerapan yang optimal tentang konsep self care, dimana perawat sepertinya lebih senang memberikan bantuan kepada klien yang seharusnya sudah mampu dilakukan secara mandiri baik oleh klien maupun keluarganya, seperti; memandikan klien ditempat tidur, membantu pemberian makanan, eliminasi dan personal hygiene lainnya. Keadaaan ini kemungkinan dikarenakan belum adanya standar yang baku dalam memandirikan klien dan masih kurangnya kemampuan serta rendahnya tingkat pendidikan tenaga keperawatan.
B. Saran Memahami teori self care sangat penting terlebih dahulu memahami konsep self care, self care agency, basic conditioning factor dan kebutuhan self care therapeutik. Self care adalah performance atau praktek kegiatan individu untuk berinisiatif dan membentuk prilaku mereka dalam memelihara kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Jika self care dibentuk dengan efektif maka hal tersebut akan membantu membentuk integritas struktur dan fungsi manusia dan erat kaitannya dengan perkembangan manusia.
DAFTAR PUSTAKA Alligood, M.R., & Tomey, A.M. (2006). Nursing Theory: Utilization and application3rd edition. St Louis: Mosby Elsevier. Alligood, M.R., & Tomey, A.M. (2007). Nursing Theory and Their Works 6rd edition. St Louis: Mosby Elsevier. Chinn Peggy L, et al (1987), Theory and Nursing , The C.V. Mosby Company, St Louis Fitzpatrick, JJ dan Whall, All (1989). Conceptual Models of Nursing : Analysis and Application. Appleton& Lange, California. George, JB (1995). Nursing Theories : The Base for Professional Nursing Practice. Appleton & Lange. California. Maher, A.B., Salmond, S.W., & Pellino, T.A. (2002). Orthopaedic Nursing 3rd Edition. Philadelphia: Saunders Company. Marriner Ann, (1986) Nursing Theorist and Their Work, The C.V. Mosby Company St Louis. Mentro, A.M. (1999). Medically Fragile Children in The Home: Application of Orem’s Self Care Framework Orem, DE (2001). Nursing Concept of Practice. The C.V. Mosby Company. St Louis
Schmidt, A.R. (2008). Evidence Based Nursing: Outcome trends following inpatient rehabilitation. Tomey, A.M., & Alligood, M.R. (2008). Nursing theorists and their work. 6th ed. Toronto: Mosby