PENDAHULUAN Latar Belakang Perkutut merupakan salah satu burung pemakan biji-bijian dan termasuk dalam keluarga merpati ( Columbidae) yang mempunyai kemampuan dan kelebihan dibandingkan dengan burung lainnya. Kemampuan tersebut diantaranya mampu hidup dan berkembang biak pada kandang yang relatif kecil, baik berlantai tanah maupun berlantai kayu yang dapat dengan mudah dipindahkan. Adapun kelebihannya adalah perkutut mampu mengemisikan suara yang terdengar merdu. Saat ini, penggemar perkutut di Indonesia terus berkembang dan banyaknya pemunculan peternakan perkutut memotivasi peternak, selain sebagai hobi, juga mendatangkan keuntungan karena perkutut memiliki nilai komersial yang relatif tinggi bila mampu bersuara dengan alunan merdu. Maraknya kegiatan kontes perkutut pada tingkat lokal maupun nasional menunjukkan respon dari masyarakat untuk mendapatkan dan mengupayakan penangkaran melalui proses pemeliharaan serta penerapan manejemen yang baik hingga dapat menghasilkan perkutut berkualitas prima, yakni perkutut yang mampu bersuara merdu yang umumnya dihasilkan oleh perkutut berjenis kelamin jantan. Manejemen pemeliharaan yang dilakukan salah satunya adalah melalui cara pemberian pakan yang disukai oleh perkutut dan mengandung nilai gizi yang cukup. Selain itu, faktor kesehatan dari ternak tersebut perlu diperhatikan sehingga ternak dapat mengkonsumsi pakan dengan baik dan menghasilkan penampilan (performan) yang menarik. Pakan yang kurang menarik dan bernilai gizi rendah secara tidak langsung berdampak terhadap defisiensi nilai gizi pakan perkutut dan mengakibatkan menurunnya konsumsi. Jika terjadi defisiensi nilai gizi pakan dalam tubuh t ubuh perkutut maka akan mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh sehingga mudah terserang penyakit dan individu perkutut jantan tidak dapat memperlihatkan kemampuan dan kelebihan memproduksi suara yang berkualitas. Pada umumnya, peternak seringkali melakukan penambahan daun-daunan misalnya daun saga ( Abrus precatorius Linn), Linn) , daun sambiloto ( Andrographis paniculata Ness) dan daun pare ( Momordica charantia L.) pada perkutut yang
masih muda atau dikategorikan baru belajar bersuara dengan maksud untuk
1
menghasilkan suara yang merdu. Selain itu, peternak pada Bird Farm Perkutut Prima juga memberikan penambahan daun saga sebanyak 30 lembar dengan tujuan memperbaiki dan menghasilkan suara perkutut sehingga terdengar lebih jelas (bening), bersih, dan merdu. Untuk pemberian daun saga, daun sambiloto, dan daun pare sebagai pakan tambahan pada perkutut masih sangat terbatas informasinya yang terpenting lagi efek pemberiannya pada diferensiasi sel-sel leukosit, kandungan mineral Fe dan Zn, hormon testosteron, dan suara. Oleh karena itu, tesis ini menjelasakan mengenai pengaruh pemberian ekstrak daun saga, daun sambiloto, dan daun pare terhadap diferensiasi sel-sel leukosit, kandungan mineral Fe dan Zn dan hormon testosteron yang selanjutnya mempengaruhi produksi suara. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun saga, sambiloto dan pare terhadap diferensiasi sel-sel leukosit, kandungan mineral (Fe dan Zn) dan hormon testosteron sebagai faktor yang bertanggung jawab pada kualitas produksi suara. Manfaat Kualitas suara perkutut diharapkan dapat meningkat melalui pemberian daun-daunan berdasarkan pengukuraan terhadap diferensiasi sel-sel leukosit, kandungan mineral (Fe dan Zn) dan hormon testosteron yang terjadi akibat perlakuan pakan yang menghasilkan perubahan suara perkutut ke arah yang lebih baik sehingga memberikan manfaat yang besar bagi pengembangan peternakan perkutut.
2