T E L E C O M MU T I N G Makalah Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Komunikasi Data Tahun Ajaran 2010/2011
Disusun Oleh:
HABIB MUNIR 2010140685
TEKNIK INFORMATIKA II B / MALAM
UNIVERSITAS PAMULANG 2011
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala karunaia- Nya sehingga makalah yang berjudul Telecommuting “ “ dapat diselesaikan. Salam dan Taslim ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan petunjuk bagi kita semua agar tetap beraktivitas sebagai seorang hamba yang di ridhoi oleh Allah SWT. Dalam pengumpulan data selama penyusunan makalah ini. Keberhasilan penyusunan makalah ini takkan ada tanpa restu dan dorongan kedua orang tua saya tercinta. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya. Makalah ini disusun guna melengkapi salah satu tugas Mata Kuliah Komunikasi Data. Terimakasih juga saya ucapkan kepada Beliau Bpk. Shandi Noris, S.Komp, selaku pengajar Komunikasi Data yang telah memberikan wawasan kepada penulis. Disadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritikan yang konstruktif senantiasa diharapkan demi perbaikan. Akhirnya kepada Allah SWT. penulis memohon doa restu atas segala jasa-jasa mereka dapat dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Amin.
Pamulang, Juni2011
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................
i
KATA PENGANTAR ...........................................................................................
ii
DAFTAR ISI
iii
.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .....................................................................
1
B. Rumusan Masalah...............................................................................
2
C. Manfaat Penulisan ..............................................................................
3
BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Telecommuting .....................................................................
3
B. Sejarah Telecommuting ......................................................................
3
C. Statistik Telecommuting .....................................................................
4
D. Keuntungan Telecommuting ..............................................................
5
1.
Keuntungan dari Sisi Lingkungan ...............................................
6
2.
Kepuasan Karyawan ....................................................................
6
E. Permasalahan yang Mungkin Timbul .................................................
7
F.
8
Perangkat Wajib Untuk Telecommuting ............................................
G. Telecommuting: Alternatif Untuk Lebih Ramah Lingkungan ...........
10
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan .........................................................................................
13
B. Saran ...................................................................................................
13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
14
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia saat ini, sangatlah berbeda dengan Indonesia tempo dulu. Disaat ini di Indonesia khususnya di Ibu Kota Jakarta sudah sangat padat sekali dengan kendaraan, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Semakin padatnya kendaraan-kendaraan tersebut sehingga mengakibatkan kemacetan terutama pada jam-jam tertentu atau jam kerja. Kemacetan yang dihasilkan akan sangat berdampak pada langsung kepada para pengguna jalan, apalagi bagi mereka yang disibukkan dengan aktifitas kantor. Kemunculan teknologi mungkin perlu dipertimbangkan untuk memecahkan atau mengatasi masalah tersebut yaitu diantaranya dengan Telecommuting dimana para pekerja tidak repot-repot diharuskan pergi ke kantor, namun para pekerja bisa bekerja dimana mereka suka, termasuk di rumah asalkan terdapat fasilitas untuk berkomunikasi misalkan: internet, atau yang lainnya. Dengan
adanya
Telecommuting
ini
diharapkan
dapat
memberikan
kenyamanan serta solusi bagi para pekerja yang biasanya harus berjuang melawan macetnya jalan, sekarang bisa duduk santai di rumah, mungkin sambil menonton tv atau apapun. Telecummuting juga memungkinkan seseorang untuk bekerja ganda dalam waktu yang bersamaan. Karena telecommuting member kebebasan baik waktu, tempat dalam bekerjanya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu: 1. Pengertian dari telecommuting. 2. Keuntungan-keuntungan yang bisa didapatkan dari telecommuting. 3. Permasalahan yang timbul dari telecommuting. 4. Kepuasan karyawan dengan adanya metode telecommuting. 5. Alat serta keamanan yang dibutuhkan selama Proses Telecommuting.
1
C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah: 1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan telecommuting. 2. Bisa memberikan gambaran telecommuting dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengetahui keuntungan serta kemudahan yang didapatkan dari telecommuting.
2
BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Telecommuting
Telecommuting atau Telework adalah model atau perjanjian kerja di mana karyawan memperoleh fleksibilitas bekerja dalam hal tempat dan waktu kerja dengan bantuan teknologi telekomunikasi. Dengan kata lain, kegiatan bepergian ke kantor atau tempat kerja digantikan dengan hubungan telekomunikasi. Dengan sistem ini, banyak karyawan yang pada akhirnya bekerja di rumah, sementara lainnya, yang lazim disebut pekerja nomaden (nomad workers) atau web commuters menggunakan teknologi komunikasi untuk bekerja dari kafe atau tempat lain yang nyaman bagi mereka. Telework, di sisi lain, merupakan istilah yang bermakna lebih luas lagi. Telework merujuk pada penggantian segala bentuk teknologi telekomunikasi yang terkait dengan pekerjaan-yang-perlu-bepergian, yang pada akhirnya mengurangi hambatan jarak dengan telecommuting. Seseorang yang ber-telecommuting biasa disebut dengan “telecommuter”. Motto yang sering didengungkan oleh para telecommuter adalah “pekerjaan adalah sesuatu yang kita lakukan, bukan dan bukan tujuan bepergian.”
Agar telecommuting dapat berjalan dengan baik, diperlukan gaya manajemen yang baik, yang didasarkan dan ditujukan pada hasil, bukan pengamatan yang mendetil dari masing-masing karyawan secara individual. Hal ini menunjuk pada manajemen berbasis tujuan (management by objectives) yang bertolakbelakang
dengan
manajemen
berbasis
observasi
(management
by
observation). Istilah telecommuting dan telework sendiri mulai berkembang pada tahun 1973. Penggagasnya bernama Jack Nilles
B. Statistik Telecommuting
Di Amerika Serikat, diperkirakan lebih dari lima puluh juta karyawan (kurang lebih 40% dari keseluruhan populasi dapat bekerja dari rumah, setidaknya untuk beberapa hari dalam seminggu hari kerja). Pada tahun 2008, hanya 2,5 juta
3
karyawan (di luar angka wirausahawan) menganggap rumah sebagai tempat utama melakukan pekerjaan dan bisnisnya. Hingga kini, sangat sedikit perusahaan yang mempekerjakan sebagian besar karyawannya dari rumah sehari penuh. Perkecualian perlu diberikan pada industri call center yang mempekerjakan ribuan pekerja rumahan. Bagi mayoritas karyawan, pilihan untuk bekerja di rumah dilihat sebagai sebuah keuntungan; kendati sebagian besar mereka tidak setiap hari dalam seminggu melakukannya. Pada tahun 2009, Kantor Manajemen Personil melaporkan sekitar 102.000 karyawan Federal melakukan telework. Hingga tiga tahun berikutnya, baik sektor publik maupun swasta, menurut pembuat kebijakan Teknologi Informasi di Amerika Serikat memprediksi adanya peningkatan telework hingga 65% untuk sektor publik dan 33% untuk sektor swasta atau privat.
C. Sejarah Telecommuting
Gagasan telecommuting berawal mula pada berkembangnya teknologi era 1970-an awal yang dapat menyambungkan kantor-kantor satelit ke perkotaan dan perumahan dengan dumb terminals dari saluran telepon sebagai jembatan jaringan (network bridge). Penyusutan biaya yang signifikan dan peningkatan performa serta kegunaan dari komputer pribadi menyebabkan desentralisasi lebih lanjut, dengan memindahkan kantor ke rumah-rumah. Pada tahun 1980 awal, kantorkantor cabang dan pekerja rumahan dapat terhubung dengan perusahaan inti dengan menggunakan komputer pribadi dan emulasi terminal. Ihwal telework jarak jauh, proses ini difasilitasi oleh groupware, jaringan virtual privat, panggilan konferensi, video conferencing dan VoiceoverIP (VoIP). Akan sangat efisien dan bermanfaat bagi perusahaan manakala karyawannya diperbolehkan bekerja dengan jarak jauh. Hal ini membuat perusahaan bisa menekan pengeluaran dan mendapat pemasukan. Sebagaimana koneksi internet saat ini sudah menjadi sangat jamak di masyarakat, semakin banyak karyawan memiliki bandwidth yang memadai di rumah untuk digunakan sebagai sarana penghubung mereka dengan fasilitas intranet kantor dan jaringan telepon internal.
4
LAN yang diadopsi mempromosikan keterbagian sumber daya, dan komputasi
server-klien
membuat
lebih
banyak
lagi
desentralisasi.
Kini,
telecommuters bisa menggunakan laptop bersama mereka untuk bekerja, baik di kantor maupun di rumah (dan hampir mungkin, di segala tempat). Meroketnya komputasi awan (cloud computing) dan ketersediaan teknologi Wi-Fi kian mempermudah akses ke server yang jauh melalui kombinasi dari hardware dan software yang bisa digunakan di mana saja.
D. Keuntungan Telecommuting
Aplikasi telecommuting menawarkan keuntungan yang besar bagi komunitas,
karyawan,
dan
perusahaan.
Bagi
komunitas,
telecommuting
memungkinkan pengerjaan yang lebih utuh dan penuh (dengan meningkatkan kemampuan bekerja di lingkungan yang dekat, khususnya bagi mereka para orang tua yang bekerja di rumah, para penjaga, penyandang cacat, dan penduduk yang tinggal di tempat yang sangat jauh), mengurangi kemacetan dan kemungkinan kecelakaan, melegakan lalu lintas, mengurangi jumlah gas rumah kaca (GRK), menghemat bahan bakar, mengurangi penggunaan energi, memperbaiki kesiapan bencana, dan mereduksi target terorisme. Namun,
untuk
perusahaan,
telecommuting
bisa
memperluas
dan
mengembangkan bakat karyawan, mengurangi atau menghambat penyebaran penyakit, mereduksi biaya, meningkatkan produktivitas, dan mengurangi jejak keluaran karbon dan penggunaan energi, serta menawarkan metode yang terjangkau untuk melaksanakan Americans with Disabilities Act (ADA) tahun 1990, mengurangi pergantian dan absensi, memperbaiki moral karyawan, menawarkan kesinambungan operasionalisasi strategi, meningkatkan kemampuan karyawan untuk menangani pekerjaan melewati batas waktu, dan menguatkan kemampuan adaptasi budaya karyawan. Pekerja telework tetap dapat menghemat pengeluaran hingga USD 20.000 per karyawan. Guna
telecommuting
bagi
individu,
antara
lain
menciptakan
keseimbangan antara bekerja dengan pekerjaan rumah dengan lebih baik, mengurangi pengeluaran karbon, menekan penggunaan bahan bakar, menciptakan
5
libur baru dari 15 hingga 25 hari setahun, dan menghemat sekitar USD 4.000 hingga USD 21.000 per tahun untuk keperluan bepergian dalam kepentingan pekerjaan. Ketika harga bahan bakar diasumsikan rata-rata USD 3 per galon, karyawan yang rata-rata bekerja 5 hari dalam seminggu menghabiskan sekitar USD 138,8 per bulan hanya untuk biaya bahan bakar. Bilamana 53% dari seluruh pekerja kerah-putih tersebut bekerja telework selama 2 hari dalam seminggu, maka secara kolektif mereka melakukan penghematan 9,7 galon bahan bakar dan USD 38,2 milyar setahun. Telecommuting paruh-waktu dengan pekerjaan yang tepat (40%) dan keinginan untuk melakukannya (79%) akan menyelamatkan dan banyak membantu perusahaan, komunitas, dan karyawan lebih dari USD 650 milyar per tahunnya. Ini merupakan hasil dari peningkatan produktivitas, berkurangnya pengeluaran kantor, menurunnya absensi dan pergantian, berkurangnya aktivitas bepergian untuk kepentingan pekerjaan, berkurangnya kebutuhan perbaikan jalan, konsumsi bahan bakar semakin berkurang dan berbagai penghematan lainnya. 1.
Keuntungan dari Sisi Lingkungan
Telecommuting mulai mendapat perhatian di Amerika Serikat setelah pada tahun 1996 dikeluarkan amandemen Clean Air Act yang ditujukan untuk mengurangi karbon dioksida dan perbaikan ozon hingga 25%. Perjanjian tersebut
meminta
penggunaan
perusahaan
kendaraan
mendorong
pribadi,
lebih
karyawannya
memilih
mengurangi
kendaraan
umum,
mempersingkat hari kerja dalam seminggu, dan melakukan telecommuting. Di tahun
2004,
agen-agen
negara
Federal
Amerika
Serikat
mendorong
implementasi telecommuting. Akan tetapi, peraturan tersebut terancam sebab agen Federal tak dapat menyediakan pilihan-pilihan telecommuting bagi seluruh karyawan. 2.
Kepuasan Karyawan
Fleksibilitas
telework
merupakan
keuntungan
tambahan
yang
diinginkan karyawan. Riset Robert Half International Financial Hiring Index pada tahun 2008, yang mensurvei 1.400 CFO menemukan 13% responden menganggap telework sebagai insentif perekrutan terbaik saat ini untuk
6
akuntan profesional. Pada survei sebelumnya, 33% menganggap telework sebagai insentif perekrutan terbaik dan separuh (50%) menganggap telework sebagai insentif perekrutan terbaik kedua.
E. Permasalahan yang Mungkin Timbul
Kekhawatiran terbesar terkait telecommuting adalah: ketakutan akan kehilangan kontrol; 75% manajer menyatakan mempercayai karyawannya, namun sepertiganya mengaku perlu melihat kinerja karyawannya untuk memastikan segalanya baik-baik saja. Hambatan yang menghambat gagasan telecommuting terus tumbuh adalah ketidakpercayaan terhadap karyawan dan ketidakterhubungan personal di antara para karyawan. Telecommuting, bagi sebagian orang dilihat sebagai sebuah pelengkap dari bekerja di kantor dan bukan kegiatan utama. Masalah keamanan juga perlu diperhatikan ketika mengimplementasikan telecommuting. Pada tahun 2006 terdapat kasus pencurian laptop salah seorang anggota departemen Federal Amerika Serikat. Meski anggota departemen tersebut bukan seorang telecommuter, kasus ini memunculkan kekhawatiran bekerja di luar tempat kerja. Sembilan puluh persen eksekutif menganggap telecommuting sebagai satu konsep yang sangat kurang dalam hal keamanan. Para eksekutif pun mempermasalahkan pekerjaan kecil yang dibawa dan dikerjakan di luar kantor oleh para non-telecommuter karena kurangnya pelatihan, alat, dan teknologi yang mereka miliki. Beberapa manajer mungkin melihat telecommuting akan menurunkan performa kerja karyawan di bulan-bulan awal, sebab mereka harus menyesuaikan diri dengan kondisi kerja yang baru. Menurunnya kinerja karyawan saat melakukan telecommuting juga diduga diakibatkan oleh kurang memadainya fasilitas perkantoran di luar kantor. Dapat dikatakan hampir 70 menit setiap harinya di kantor akan dihabiskan dengan gangguan, bolak-balik ke tempat foto kopi, dan gangguan lainnya. Meski demikian, di sisi lain produktivitas telecommuter meningkat. Lebih dari dua pertiga karyawan dilaporkan mengalami peningkatan
7
produktivitas manakala ber-telecommuting. Hasil survey CompTIA terhadap 212 pekerja dari berbagai sektor (Oktober, 2008). Manajer lapangan tradisional umumnya tak terbiasa dengan hasil. Hal ini menyebabkan hambatan yang serius bagi perusahaan yang berupaya mengadopsi telecommuting di kantornya. Tanggung jawab dan kompensasi pekerja akan menjadi masalah utama pula. Perusahaan-perusahaan yang akan mengadopsi telecommuting hendaknya memeriksa masalah hukum lokal, isu-isu persatuan, dan hukum wilayah. Telecommuting pun memerlukan pelatihan dan pengembangan yang mencakup evaluasi, simulasi program, pertemuan tim, materi tertulis, dan forum. Pembagian informasi harus diselaraskan dengan kantor virtual dan proses penyelesaian konflik harus dikembangkan. Dukungan operasional dan administratif perlu didesain ulang untuk mendukung lingkungan kantor virtual. Fasilitas-fasilitas pun perlu ditinjau dan dikoordinasikan dengan baik. Kesimpulan manajer untuk mengimplementasikan telecommuting pada organisasi adalah untuk menerapkan pendekatan yang bertujuan “mengevaluasi, mengedukasi, mengorganisasi, dan menginformasi para karyawan”.
Bekerja secara telecommuting juga dapat berdampak negatif pada karir seseorang. Survei terkini terhadap 1.300 eksekutif di 71 negara mengindikasikan gagasan telecommuting tidak terlalu didukung. Karyawan yang lebih sering bekerja dengan telecommuting akan kurang dipromosikan dalam pekerjaaannya. Perusahaan tidak akan mempromosikan seseorang hingga seseorang tersebut secara konstan terlihat dan dapat diukur performanya.
F.
Perangkat Wajib Untuk Telecommuting
Telecommuting, atau bekerja dari rumah merupakan praktik yang sudah populer dilakukan di luar negeri, terutama pada perusahaan yang bergerak di bidang IT. Menurut sebuah survey yang dilakukan oleh Computing Technology Industry Association (COMPTIA), 67% responden menyatakan bahwa organisasi mereka mengalami produktivitas yang lebih tinggi setelah membolehkan karyawan untuk
telecommuting,
baik
full-time
8
maupun
part-time.
Alasan
utama
meningkatnya produktivitas karyawan adalah berkurangnya waktu yang dihabiskan di jalan. Lalu, bagaimana karyawan bisa produktif seperti halnya dengan bekerja di kantor, sementara mereka berada di rumah. Produktivitas yang tinggi selama telecommuting akan sangat ditentukan oleh dukungan dari teknologi. Anda harus menyiapkan perangkat teknologi yang handal sebelum memutuskan untuk menerapkan telecommuting bagi karyawan. Faktor utama yang harus diperhatikan pertama kali adalah masalah keamanan. Telecommuting meningkatkan risiko keamanan terhadap jaringan, karena semakin banyak koneksi luar yang ikut mengakses jaringan. Virtual Private Network akan menyediakan enkripsi antara koneksi
internet karyawan yang bekerja dari rumah dengan jaringan internal kantor. Misalnya dengan menggunakan two-factor authentication, sehingga tingkat keamanan lebih tinggi. Two-factor authentication yakni menerapkan dua layer keamanan, dengan mengajukan lebih dari satu pertanyaan kepada user. Selanjutnya perangkat NAC akan bertugas untuk melakukan pengecekan kepada koneksi yang mencoba masuk ke jaringan internal kantor. Ketika user melakukan login, NAC akan memastikan bahwa user punya antivirus firewall atau software tertentu yang up-to-date. Jika sejumlah criteria tidak terpenuhi, maka computer tidak akan diizinkan mengakses jaringan. Selain itu, perusahaan juga bisa menginstall aplikasi yang dapat mendisable perangkat USB eksternal ketika user mengakses jaringan lewat VPN. Aplikasi ini mengamankan data-data perusahaan yang sensitive, sehingga karyawan tidak dapat mengunduhnya. Jika software mendeteksi adanya perangkat USB eksternal, maka koneksinya akan terputus. Selain tools untuk keamanan jaringan, tools untuk kolaborasi dengan karyawan lainnya juga penting. Telecommuting tidak berarti bekerja sendiri, bukan tidak mungkin pekerjaan tim dilakukan secara telecommuting. Web Conference, sangat dibutuhkan oleh tim yang ingin melakukan meeting secara telecommuting. Banyak pilihan software yang Anda gunakan untuk
9
melakukan web conference, seperti Microsoft Live Meeting, WebEx hingga GoToMeeting. Application Sharing, yang memungkinkan Anda untuk menunjukkan apa yang tengah Anda kerjakan kepada orang lain. Misalnya menggunakan perangkat web conference, Microsoft NetMeeting, Google Docs dan sejumlah aplikasi lainnya. Penyimpanan dokumen secara online juga dibutuhkan, sehingga Anda dapat berbagi dokumen dengan rekan kerja. Misalnya menggunakan shared drive ataupun sharead email. Kemudian, instant messaging juga sangat penting terutama untuk memperlancar komunikasi dengan rekan kerja. Meskipun lokasi berjauhan, namun yang penting Anda tetap `Available` untuk dikontak lewat instant message. BlackBerry, PDA ataupun smartphone yang memungkinkan karyawan untuk terus terkoneksi secara online juga menjadi sangat penting untuk telecommuting.
G. Telecommuting: Alternatif Untuk Lebih Ramah Lingkungan
Aktivitas yang kerap kali dilakukan korporat adalah melaksanakan berbagai Corporate Social Responsibility (CSR) demi tanggung jawab sosial terhadap masyarakat maupun lingkungan. Salah satu bentuk CSR yang dilakukan terhadap lingkungan adalah melawan perubahan iklim. Telecommuting adalah salah satu alternatif yang baik dalam melakukannya. Telecommuting merupakan gaya kerja fleksibel, dimana karyawan tidak perlu datang ke kantor dan bisa bekerja dengan rumah. Telecommuting lebih berfokus pada hasil kerja, dan tidak mengharuskan kehadiran seseorang di kantor. Sementara itu, mengapa disebut telecommuting, yakni karena telekomunikasi antara atasan atau supervisor dengan Anda dan pekerjaan Anda tetap berjalan dengan teknologi yang kini sudah makin berkembang, misalnya melalui email, instant message hingga video conference. Studi terbaru yang dirilis oleh Sun Microsystems pada tahun 2008 menunjukkan bahwa hal yang menjadi perusak iklim adalah perjalanan sehari-hari karyawan dari rumah menuju kantor. Studi tersebut menemukan bahwa sekitar
10
98% emisi karbon yang dihasilkan oleh karyawan bahkan berasal sejak sebelum mereka tiba di kantor. Tentu yang dimaksud adalah emisi karbon dari penggunaan kendaraan selama di perjalanan. Selain emisi karbon dari kendaraan, penggunaan fasilitas kantor lainnya juga mengkonsumsi energi, antara lain lampu, komputer, Air Conditioner, dan lainnya.
Meskipun
energi
yang
dihabiskan
untuk
menyalakan
perlengkapan/peralatan di kantor hanya mengambil proporsi sebanyak 1.7% dari emisi karbon karyawan, namun jika dalam panjang bisa dikurangi, maka dampaknya bisa jadi signifikan. Sun Microsystems merupakan salah satu pengadopsi sistem telecommuting, seperti halnya IBM. Sekitar 56% karyawan Sun dilaporkan bekerja dari rumah untuk satu atau dua hari per minggu. Dengan melakukannya, maka Sun menyatakan bahwa mereka bisa memangkas emisi CO2 sebanyak 29 ribu metrik ton pada tahun 2007 lalu. Kemudian pada tahun tersebut mereka juga berhasil menghemat biaya properti sebesar $68 juta. Semakin banyak karyawan yang melakukan telecommuting, maka tentunya semakin sedikit ruangan yang dibutuhkan, dan semakin kecil pula biaya energi yang perlu dikeluarkan. Namun perlu diperhatikan, bahwa tanpa karyawan telecommuting dengan jumlah signifikan, maka tentunya konsumsi energi dan penghematan ruangan tidak akan berdampak banyak. Oleh karena itu, perusahaan harus menjadikan telecommuting sebagai aktivitas reguler dan melibatkan sebagian besar karyawan. Teelcommuting juga menguntungkan bagi karyawan yang melakukannya, karena artinya mereka juga bisa menghemat, terutama dalam hal konsumsi energi, biaya parkir, dan utamanya menghemat waktu, apalagi jika diterapkan di Jakarta yang punya tingkat kemacetan luar biasa dan sungguh membunuh produktivitas. Jika bekerja di rumah, bukan tidak mungkin karyawan bisa menjadi lebih produktif. Telecommuting juga memungkinkan mereka untuk bekerja lebih fleksibel, sehingga tercipta work and life balance, dimana terjadi keseimbangan antara kehidupan profesional dan pribadi. Sayangnya, di Indonesia tren telecommuting ini masih kurang digunakan. Padahal, jika dimanfaatkan dapat menghemat energi dalam jumlah besar, dan lebih
11
lagi, ramah terhadap lingkungan. Maka, apa yang menjadikan perusahaan enggan untuk menerapkan telecommuting? Mungkin perusahaan tidak siap untuk kehilangan kontrol terhadap anak buahnya. Artinya, mereka belum siap mengelola karyawan dengan sistem telecommuting. Telecommuting jelas membutuhkan skill yang tersendiri dari pemimpin, karena ini tidak semudah seperti yang dibayangkan. Bayangkan saja, pemimpin harus bisa mengelola masing-masing anak buahnya yang berkomunikasi dengan mereka hanya melalui telepon atau internet. Tidak sembarangan orang yang bisa menerapkannya dengan baik. Memang tidak semua jenis bisnis bisa menerapkan telecommuting, manufaktur, misalnya, dimana pekerja jelas harus hadir ke kantor untuk mengerjakan produksi. Namun, bagi bisnis lain, telecommuting jelas merupakan alternatif yang perlu dipertimbangkan. Selain menghemat konsumsi energi bagi perusahaan dan karyawan, telecommuting juga berkontribusi besar dalam mengurangi dampak terhadap lingkungan.
12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Telecommuting atau Telework adalah model atau perjanjian kerja di mana karyawan memperoleh fleksibilitas bekerja dalam hal tempat dan waktu kerja dengan bantuan teknologi telekomunikasi. Telecommuting memungkinkan kita untuk menghemat dari segi waktu, biaya, serta kita bisa lebih nyaman saat bekerja. Hal ini juga memberi efek positif bagi perusahaan yaitu mengurangi keterlambatan para karyawannya. Tapi disamping kelebihan, telecommuting juga mempunyai kelemahan yaitu, seorang Leader atau pimpinan haruslah bisa mengerti tentang proses telecommuting melalui internet, memang tidak mudah seperti menjadi Leader dalam pekerjaan yang bukan telecommuting. Telecommuting juga memungkinkan kita untuk bisa bekerja ganda ataupun bekerja sama dengan orang luar negeri tanpa harus pergi ke negeri mereka.
B. Saran
Untuk mempermudah jalannya proses telecommuting maka kita seharusnya mempunyai fasilitas-fasilitas yang mendukung. Diantaranya yaitu Internet, Komputer atau PC, serta keamanan. Keamanan disini sangatlah penting karena menyangkut data-data perusahaan. Seorang Leader haruslah ahli dalam bidang Telecommuting agar bisa memimpin bawahannya serta bisa memantau jalannya proses telecommuting agar tidak terjadi masalah, mengingat banyaknya penjahat didalam dunia maya.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Telecommuting http://henry.gultom.or.id/2011/04/30/telecommuting-job/ http://www.infogue.com/viewstory/2009/11/19/perangkat_wajib_it_untuk_telecommuti ng/?url=http://managementfile.com/column.php?sub=ict&id=1808&page=ict http://www.managementfile.com/journal.php?id=167&sub=journal&awal=110&page= hr
14