Tugas : Kuliah Management Management Investasi Investasi dan Resiko Resiko Dosen Dosen : Dr. Dr. H. Muchdie, Muchdie, MS Mahasiswa: Beni Hendriyadi Lintang A. Ferawati
- 1108026004 - 1108026020
Bedah Buku Judul : The Cashflow Quadrant Penulis : Robert T. Kiyosaki
Buku Bestseller ini akan memperlihatkan mengapa beberapa orang bekerja lebih sedikit, tapi menghasilkan lebih banyak dan lebih aman secara finansial dari pada orang lain. Ini hanya masalah mengetahui dari kuadran mana Anda harus bekerja dan kapan. Apakah Anda masuk kuadra kuadran n employ employee ee (pegaw (pegawai), ai), self-emp self-employ loyeed eed (peker (pekerja ja lepas), lepas), busine business ss owner owner (pemil (pemilik ik usaha), atau sebagai investor (penanam modal). Buku ini akan memberikan peta jalan menuju keberhasilan dan kebebasan finansial. Daftar Isi Pendahuluan Anda berada di kuadran mana? Apakah kuadran itu sudah tepat bagi anda? Bagian 1: Cashflow Quadrant “ Kok Kalian Tidak Cari Kerja?” Kuadran berbeda … orang berbeda Mengapa orang lebih memilih aman daripada bebas 3 jenis sistem bisnis 7 tingkat investor Anda tidak bisa melihat uang dengan mata anda Bagian 2: Membangkitkan Kemampuan Terbaik Anda Bagaimana cara saya menjadi kaya Jadilah bank.. bukan bankir Bagian 3: Cara Menjadi B dan I Yang Sukses Ambil langkah kecil 7 langkah menuju jalur cepat finansial anda 1. Urusi bisnis anda 2. Kenalikan cashflow anda 3. Ketahui perbedaan antara risiko dan berisiko 4. Tentukan anda ingin menjadi investor tipe apa 5. Cari pembimbing 6. Jadikan kekecewaan anda kekuatan anda 7. Kekuatan keyakinan Rangkuman The Cashflow Quadrat adalah kuadran yang menggambarkan berbagai macam pekerjaan yang dilakukan orang-orang di seluruh dunia. Cashflow Quadrant diciptakan oleh Robert T. Kiyosaki dalam buku “The Cashflow Quadrant” yang diterbitkan oleh Gramedia.
PENDAHULUAN Anda Berada di Kuadran Mana? Apakah Kuadran Itu Sudah Tepat untuk Anda?
Apakah Anda bebas secara finansial? The CASHFLOW Quadrant ditulis bagi Kita yang sudah sampai di persimpangan finansial. Jika ingin memegang kendali atas apa yang Kita lakukan hari ini untuk mengubah masa depan finansial Kita, Kita sebaiknya memetakan langkah Kita. Ini adalah CASHFLOW Quadrant.
Huruf dalam masing-masing kuadran mewakili: E untuk employee (pegawai), S untuk self-employed (pekerja lepas), B untuk business owner (pemilik usaha), I untuk investor (penanam modal).
Kita masing-masing menempati sedikitnya satu dari keempat kuadran CASHFLOW Quadrant. Tempat kita ditentukan oleh sumber pemasukan kita. Kebanyakan dari kita mengandalkan slip gaji dan karenanya termasuk employee, sementara yang lain selfemployed. Kedua kelompok individu ini menempati sisi kiri CASHFLOW Quadrant. Sisi kanan CASHFLOW Quadrant untuk para individu yang menerima pemasukan dari bisnis atau investasi milik mereka. The CASHFLOW Quadrant adalah tentang keempat jenis orang berbeda yang ada dalam dunia bisnis, tentang siapa diri mereka dan apa yang membuat individu di masing-masing kuadran unik. Kita akan dibantu menentukan di mana posisi Kita sekarang dalam Quadrat, dan Kita akan dibantu memetakan arah untuk mencapai yang posisi yang diinginkan di masa depan ketika memilih jalan Kita sendiri menuju kebebasan finansial. Walaupun kebebasan finansial bisa ditemukan dalam keempat kuadran ini, keterampilan “B” atau “I” akan membantu mencapai target finansial Kita dengan lebih cepat. Seorang “E” yang berhasil seharusnya menjadi seorang “I” yang berhasil juga. E singkatan dari Employee. Artinya pegawai. Pegawai adalah orang yang bekerja untuk orang lain baik di pemerintahan maupun perusahaan swasta, jabatan tinggi maupun rendah, sipil mapun militer. Yang jelas mereka punya gaji bulanan/ per periode yang tetap dengan
jam kerja tetap. Mereka sangat mencintai kenyamanan kerja dan kestabilan ekonomi. Mereka takut resiko dan mengharap kontrak hitam di atas putih. Harus bekerja terus menerus tidak ada kebebasan waktu. Eight to Five ( istilah tementemen ), harus dalam penjara yang tidak ada jeruji besinya, diawasi terus menerus, bahkan bagi karyawati untuk menunaikan tugas keibuannya harus menggunakan taktik yang jitu ( itupun kalau ada fasilitasnya). Pokoknya serba terbatas baik waktu, pendapatan, hubungan sosial dan sebagainya. Tetapi kenapa mayoritas masyarakat di quadrant ini? yang paling banyak mempengaruhi menurut hemat kami adalah hambatan budaya. Baik cara berfikir, cara bertindak, manajemen resiko, kerja keras ( kebalikan dari budaya priyayi yang santai tetapi kaya ), presepsi masyarakat, penghargaan terhadap proses, penghargaan dari pemerintah, support pemerintah, hambatan birokrasi, dan sebagainya. Hambatan budaya ( Cara berfikir ): pada umumnya kita dibentuk oleh kebiasan yang simple ( instan ), malas berfikir keras agar kreatifitasnya keluar, tidak komperehensif alias sepotongsepotong. Kebiasaan yang demikian akan lebih cocok pada quadrant employee. Karena syarat dari interpreneur adalah berfikir kritis, komprehensif, berfikir dan bekerja sangat keras untuk menghasilkan pendapatan yang tidak terbatas. Hambatan budaya ( Cara bertindak ) : Ini paling banyak ditemui dilapangan juga, bagaimana secara keilmuan dan pengetehauan cukup, referensi cukup, peluang ada, tetapi hambatannnya tidak berani atau mau melakukan ( Just Do IT ! ). Kalau-kala terus pikiran negatif yang paling banyak mewarnai, akhirnya hanya berkhayal saja dan tidak ada hasil apapun. Fokus yang dilihat adalah yang gagal tuh lihat si Eko gagal susah sekarang hidupnya, padahal semua itu proses. Kalau lihat keberhasilan orang akan dicari alibi ” wajar kalau orang itu sukses ” dan kalau kita wajar tidak sukses. Hambatan budaya ( Manajemen resiko ): Mereka umumnya tidak memahami manajemen resiko, seakan interpreneur adalah terjun bebas dan all risk dipertaruhkan. Ini juga dialami penulis cara berfikir seperti ini. Padahal tidak, resiko bisa kita kelola dengan apik tetapi dengan tetap gigih menjalankan usaha sampai tingkat res iko bisa seminimal mungkin dalam ” mempengaruhi “kehidupan kita. Secara detail setiap orang akan berbeda karena latar belakang, assets, jenis usaha yang sangat bervariasi. Hambatan budaya ( Kerja keras ) : Bahwa sesungguhnya secara umum kita ini seharusnya termasuk bangsa yang pekerja keras, karena kita ini termasuk bangsa agraris. Lihat petani, pagi buta sehabis subuh sudah berangkat pulang petang. Datanglah bangsa penjajah yang dengan sengaja mengkebiri ” budaya kerja keras” dengan menciptakan strata-strata dalam masyarakat. Salah satu strata yang terhormat adalah strata priyayi yang tidak harus kerja keras, asal berkolaborasi dengan penjajah maka hisupnya akan sejahtera. Hambatan-hambatan budaya yang lain : Presepsi masyarakat, support pemerintah, hambatan birkrasi. Pada umumnya dimasyarakat definisi bekerja adalah harus jelas berangkat pagi pulang petang, dengan pakain resmi. Baru dikatakan bekerja. Sementara bagi interpreneur jam kerja tidak mengikuti umumnya. Waktu harus dikelola sendiri dan dengan sunngguhsungguh sehingga efektif dan efisien. Dengan semboyan ” Efisien or Die “. Belum lagi menghadapi hambatan birokrasi & support pemerinyah. Kalau kita lihat dinegara tetangga ” Australia “. Kalau ada warganya yang sedang mengembangkan suatu unit usaha dan memperkerjakan tenaga kerja maka pemerintah akan mensupport karena sudah membantu
pemerintah dalam mengurangi pengangguran. ” Apa yang bisa dibantu ” kata petugas dinegara sana. S singkatan dari Self-employeed atau pekerja untuk diri mereka sendiri. Contoh dokter, pengacara, akuntan publik, seniman, wiraswasta pemilik bisnis kecil dan lain-lain. Mereka menyukai kebebasan ekspresi dan berusaha melakukan segalanya sendiri menurut cara mereka sendiri. Oleh karena itu mereka perfeksionis. Sayangnya mereka kurang mampu mendelegasikan pekerjaan kepada orang lain.
Pada intinya pada quadran ini orang masih harus bekerja keras sendiri dan tidak bisa diwakilkan. Jadi besar pendapatan tergantung waktu yang harus dialokasikan untuk melaksanakan jobnya tersebut. Biasanya untuk mencapai posisi ini harus melewati jenjang pendidikan yang khusus. Proporsi dalam masyarakat umumnya relatif sedikit pada quadran ini. B singkatan dari Business owner, yaitu pemilik bisnis yang besar, yang memiliki sistem sehingga tidak menuntut kehadiran mereka untuk berjalan. Sistem dari perusahaan sudah berjalan tanpa campur tangan B sehingga B bisa memiliki kebebasan uang dan waktu karena dibiayai aset mereka berupa perusahaan bersistem tersebut.
Semua berpulang pada manajemen diri. Ciri -ciri pada quadrant ini adalah berfikir kraetif memaksimalkan otak kiri dan kanan. kecerdasan Intelegensia, Emosional dan spiritual sangat diperlukan. Manajemen resiko yang apik, mental yang tangguh, mempunyai jejaring yang luas. Tujuan para pemain di quadran ini adalah membangun assets. Ini tidak akan mungkin dilakukan oleh quadran-quadran lain. Karena dengan terbangunnya assets maka bisa memasuki quadran IV, yakni kemerdekaan waktu dan kebebasan finansial. Quadran ini betul - betul merupakan tantangan. Kata orang bisa membikin hisup lebih hidup. Semangat tanpa kenal lelah. Sangat berbeda pada posisi kita sebagai employe. Mudah capek, malas, karena hanya menunggu waktu gajian. Disini menjanjikan matahari yang bersinara terang. Kalau dalam istilah kapitalis ” Pensiun muda pensiun kaya “.Usia berapakah kita akan pensiun ? I singkatan dari Investor , yaitu orang yang menginvestasikan uang mereka dalam jumlah sedikit ke dalam sistem perusahaan lalu mendapat laba yang besar berkali lipat. Banyak orang menduga Investor terkait bursa saham, obligasi. Namun ternyata investasi juga terkait manajemen usaha perusahaan dengan melibatkan kecerdasan finansial. Investasi adalah area bermain orang kaya di mana uang berputar menghasilkan uang.
Pada quadrant ini bukan lagi kita bekerja untuk mencari asset. Tetapi Assets yang telah bekerja untuk kita. Otomatis kita tidak perlu bekerja lagi tetapi penghasilan akan terus bertambah. Kita bisa melakukan apapun tanpa dibatasi oleh waktu. Melakukan wisata, ibadah atau apapun yang kita inginkan. Definisi kaya menurut Robert Kyosaki adalah apabila kita esok menyatakan berhenti bekerja apakah kekayaan kita akan terus bertambah. Jadi pada saat itulah kita bisa menyatakan diri kita pensiun dan bisa menimati apapun. Kuadran E dan S disebut kuadran kiri adalah kerja mencari uang langsung sehingga jika mereka bekerja, mereka akan mendapat uang. Sebaliknya, jika tidak bekerja, penghasilan
mereka juga berhenti. Oleh karena itu mereka terpaksa selamanya bekerja (walau ada pensiun). Resiko semua orang adalah kecelakaan, sakit dan meninggal. Tambahan resiko kuadran kiri adalah PHK dan bangkrut. Jika itu terjadi bencana ekonomi akan terjadi kepada mereka. Kuadran B – I disebut kuadran kanan . Di kuadran ini pelakunya tidak langsung mencari uang, namun membangun aset dulu. Setelah aset mereka jadi, aset itu yang kerja sehingga mereka dapat penghsilan pasif. Kalau punya penghasilan pasif, mereka punya bebas uang dan waktu. Jadi bisa libur kerja, liburan. Jika ada resiko kecelakaan mereka bisa antisipasi dengan pengobatan dan perawatan hidup luxs seperti di TV. Jika aset mereka berkembang, mereka tak perlu khawatir masa depan mreka, keluarga mereka dan keturunan mereka.
Menurut Robert T. Kiyosaki kebebasan finansial terdapat di kuadran kanan karena aset mampu memberikan penghasilan pasif untuk membantu masalah ekonomi kehidupan semua orang. Oleh karena itu disarankan semua orang ke kuadran kanan (walau kenyataannya tiap orang suka bermacam-macam kuadran). Untuk masuk kuadran kanan, disarankan masuk kuadran B dulu untuk mempersiapkan uang dan keterampilan finansial. Kuadran I butuh uang banyak untuk modal. Untuk masuk kuadran B ada beberapa cara: 1. Membangun sistem . Yaitu merintis perusahaan sampai menyusun sistem yang kuat dan stabil. 2. Membeli waralaba. Yaitu membeli hak waralaba yang sudah memiliki sistem teruji kemudian mengembangkan orang-orang yang menjelankannya. 3. Membeli pemasaran jaringan. Yaitu waralaba penjualan produk dengan sistem tertentu secara berjenjang (multilevel marketing) sampai rantai tertentu sistem berjalan sehinggad istributor bisa pensiun. Setelah menujukkan bermacam-macam tujuan dalam masalah ekonomi, Robert T. Kiyosaki juga memberikan langkah-langkah dasar menuju kebebasan finansial. Langkah-langkah itu adalah awal dan selanjutnya terserah pembaca. KAU INGIN JADI APA KALAU SUDAH BESAR? Buku ini lebih merupakan Bagian II dari buku Rich Dad Poor Dad. Bagi Kita yang mungkin belum membacanya, buku itu tentang berbagai pelajaran berbeda yang diberikan kedua ayah saya dalam hal uang dan pilihan hidup. Yang satu adalah ayah asli saya dan yang lain adalah ayah sahabat saya. Yang satu berpendidikan tinggi dan yang lain dropout SMU. Yang satu miskin dan yang lain kaya. Setiap kali saya mendapat pertanyaan, “Kau mau jadi apa kalau sudah besar?” Ayah saya yang berpendidikan tinggi tapi miskin selalu menyarankan, “Sekolah, dapat nilai bagus, dan lalu cari pekerjaan yang aman dan menjamin.” Ia menyarankan jalan hidup seperti ini.
Ayah miskin menganjurkan supaya saya menjadi pegawai “E” dengan bayaran tinggi, atau “S” berpenghasilan tinggi, seperti misalnya dokter medis, pengacara, atau akuntan. Ayah miskin saya sangat mementingkan slip gaji yang teratur, tunjangan, dan keamanan pekerjaan. Ini sebabnya ia bekerja sebagai pegawai pemerintah berpenghasilan tingi; kepala departemen pendidikan untuk Negara Bagian Hawaii. Ayah saya yang kaya, tapi tidak berpendidikan, sebaliknya, menawarkan saran yang sangat berbeda. Ia menganjurkan, “ Sekolah, lulus, bangun usaha, dan jadilah penanam modal yang berhasil .” Ia menyarankan jalan hidup seperti ini.
Buku ini tentang proses mental, emosional, dan pendidikan yang saya jalani dalam mengikuti saran ayah kaya saya. UNTUK SIAPA BUKU INI DI TULIS Buku ini ditulis untuk orang-orang yang siap berganti kuadran. Buku ini khususnya untuk para individu yang sekarang berada dalam kategori “E” dan “S”, dan yang berniat menjadi “B” atau “I”. Buku ini untuk mereka yang siap bergerak maju meninggalkan keamanan pekerjaan dan mulai meraih keamanan finansial. Ini bukan jalan hidup yang mudah, tapi imbalan di akhir perjalanan akan setimpal dengan usaha yang kita curahkan. Ini adalah perjalanan menuju kebebasan finansial.
Ayah Kaya mengisahkan sebuah cerita sederhana ketika saya berusia 12 tahun, cerita yang membimbing saya menuju kekayaan besar dan kebebasan finansial. Cerita ini merupakan
cara Ayah Kaya menjelaskan perbedaan antara sisi kiri CASHFLOW Quadrant, kuadran “E” dan “S”, dengan yang kanan atau kuadran “B” dan “I”. Inilah kisahnya: “Zaman dahulu kala ada sebuah desa kecil yang indah. Tempat itu sangat menyenangkan, sayangnya di sana ada sebuah masalah. Desa itu tak punya air jika hujan tidak turun. Untuk menuntaskan masalah itu selamanya, para tetua desa memutuskan menawarkan kontrak bagi pengiriman air harian ke sana. Dua orang mengajukan diri melakukan tugas itu dan para tetua memberikan kontrak itu kepada mereka berdua. Mereka merasa bahwa persaingan akan menekan harga hingga tetap rendah dan menjamin cadangan air. Orang pertama yang mendapat kontrak itu, Ed, langsung berlari pergi, membeli dua ember baja dan mulai berlari bolak-balik menyusuri jalan setapak menuju danau yang jaraknya satu setengah kilometer dari desa. Ia langsung mulai menghasilkan uang saat bekerja keras dari pagi hingga petang, mengangkut air dari danau dengan kedua embernya. Ia menuangnya ke dalam penyimpanan terbuat dari beton yang telah dibangun penduduk desa itu. Setiap pagi ia harus bangun sebelum yang lain supaya bisa memastikan ada cukup air bagi penduduk desa saat mereka memerlukannya. Ia harus bekerja keras, tapi ia sangat senang karena bisa menghasilkan uang dan karena mendapatkan salah satu kontrak eksklusif dalam bisnis air itu. Pemegang kontrak kedua, Bill, beberapa saat menghilang. Ia tidak terlihat selama berbulan bulan, yang membuat Ed sangat bahagia karena ia jadi tidak mempunyai saingan. Ed mendapatkan semua pemasukan. Bukannya membeli dua ember untuk bersaing dengan Ed, Bill membuat rencana usaha, mendirikan pemsahaan, mendapatkan empat penanam modal, mengangkat seorang presiden eksekutif untuk melakukan pekerjaannya, dan kembali enam bulan kemudian dengan kru bangunan. Dalam waktu satu tahun timnya telah membangun jaringan pipa baja antikarat bervolume besar yang menyambungkan desa dengan danau. Pada pesta pembukaan, Bill mengumumkan bahwa airnya lebih bersih daripada air Ed. Bill tahu ada banyak keluhan tentang kotoran dalam air Ed. Bill jug mengumumkan bahwa ia bisa memasok air untuk desa selama 24 jam sehari, tujuh hari seminggu. Ed hanya bisa mengantarkan air pada hari kerja… ia tidak bekerja pada akhir pekan. Lalu Bill mengumumkan bahwa ia akan memberikan harga 75% lebih murah daripada Ed untuk sumber airnya yang berkualitas lebih tinggi dan lebih bisa diandalkan. Penduduk desa bersorak sorai dan langsung berlari ke kran di ujung saluran pipa Bill. Supaya bisa bersaing, Ed langsung menurunkan harganya s ebanyak 75%, membeli dua ember lagi, menambahkan penutup pada ember-embernya, dan mulai mengangkut empat ember satu kali jalan. Untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, ia mempekerjakan kedua anak lakilakinya untuk membantunya melakukan giliran kerja malam dan pada akhir pekan. Ketika mereka pergi bersekolah di perguruan tinggi, ia berkata kepada mereka, ‘Cepatlah kembali karena suatu saat bisnis ini akan menjadi milik kalian.’ Entah kenapa, setelah lulus perguruan tinggi, kedua putranya tak pernah kembali. Akhirnya Ed mendapat masalah-masalah kepegawaian. Serikat buruh menuntut kenaikan gaji, peningkatan tunjangan, dan ingin anggotanya hanya mengangkut satu ember sekali jalan.
Bill, di lain pihak, sadar bahwa jika desa itu membutuhkan air berarti desa-desa yang lain juga membutuhkannya. Ia menulis ulang rancangan bisnisnya dan pergi untuk menjual sistem penyaluran air bersihnya yang berkecepatan tinggi, bervolume besar, dan berbiaya rendah ke desa-desa di seluruh dunia. Ia hanya mendapat keuntungan satu penny untuk setiap ember air yang disalurkan, tapi ia mengirimkan miliaran ember air setiap hari, dan semua uang itu mengalir ke dalam rekening banknya. Bill telah membangun saluran pipa untuk mengalirkan uang bagi dirinya sendiri selain untuk menyalurkan air ke desa-desa. Bill hidup bahagia selamanya, dan Ed bekerja keras seumur hidupnya dan selalu mempunyai masalah finansial. Tamat.” Kisah tentang Bill dan Ed itu telah membimbing saya selama bertahun-tahun. Cerita itu membantu saya pada proses pengambilan keputusan dalam hidup. Saya sering bertanya kepada diri sendiri, “Apakah aku membangun saluran pipa atau mengangkuti ember?” “Apakah aku bekerja dengan keras atau dengan cerdik?” Dan jawaban untuk semua pertanyaan itu telah membuat saya bebas secara finansial. Dan itulah isi buku ini. Buku ini tentang apa yang diperlukan untuk menjadi “B” dan “I”. Buku ini untuk mereka yang sudah lelah mengangkuti ember dan siap membangun saluran pipa agar uang bisa mengalir ke dalam kantong mereka… bukan ke luar kantong mereka. Buku ini dibagi menjadi tiga bagian Bagian Satu: Bagian pertama buku ini tentang perbedaan inti antara orang-orang di keempat kuadran. Bagian ini tentang mengapa orang tertentu cenderung menempati kuadran tertentu dan sering terjebak di sana tanpa menyadarinya. Bagian ini akan membantu Anda mengetahui di mana tempat Anda saat ini dalam Quadrant dan di mana Anda berada lima tahun mendatang. Bagian Dua: Bagian kedua buku ini tentang perubahan pribadi. Yaitu lebih tentang “siapa” diri Anda nantinya daripada “apa” yang harus Anda lakukan. Bagian Tiga: Bagian ketiga buku ini memaparkan ketujuh langkah yang bisa Anda ambil dalam perjalanan menuju sisi kanan Quadrant. Saya akan membagi lebih banyak rahasia ayah kaya saya dalam hal ke-terampilan yang dibutuhkan untuk menjadi “B” dan “I” yang sukses. Bagian ini akan membantu Anda memilih jalan Anda sendiri menuju kebebasan finansial.
Di seluruh The Cashflow Quadrant saya selalu menekankan pentingnya kecerdasan finansial. Jika ingin beroperasi di sisi kanan kuadran, sisi “B” dan “I”, seseorang harus lebih pandai daripada jika memilih diam di sisi kiri sebagai “E” dan “S”. Untuk menjadi “B” dan “I”, Anda harus bisa mengendalikan ke arah mana cash flow Anda mengalir. Buku ini ditulis untuk orang-orang yang sudah siap membuat perubahan dalam hidup mereka. Buku ini ditulis untuk orang-orang yang sudah siap bergerak meninggalkan keamanan pekerjaan dan mulai membangun jaringan pipa mereka sendiri untuk mencapai kebebasan finansial. Kita berada di fajar Era Infomasi dan abad ini akan menawarkan lebih banyak kesempatan untuk mendapatkan keuntungan finansial daripada sebelumnya. Para individu dengan keterampilan “B” dan “I”-lah yang akan dapat melihat dan merebut kesempatan itu. Supaya
bisa berhasil dalam Era Informasi, seseorang akan memerlukan informasi dari keempat kuadran. Sayangnya, sistem pendidikan kita masih dalam Era Industri dan hanya menyiapkan para muridnya untuk sisi kiri Quadrant. Jika Kita sedang mencari jawaban-jawaban baru untuk melangkah maju ke dalam Era Infromasi, maka buku ini ditulis untuk Kita. Buku ini ditulis untuk membimbing Kita dalam perjalanan ke dalam Era Informasi. Buku ini tidak menawarkan semua jawaban… tapi di dalamnya ada pengetahuan penuntun dan pribadi yang sangat dalam, yang saya dapatkan ketika bergerak dari sisi “E” dan “S” CASHFLOW Quadrant menuju sisi “B” dan “I”.
Robert T. Kiyosaki, lahir dan dibesarkan di Hawaii, adalah orang Amerika keturunan Jepang dari generasi keempat. Setelah lulus dari kolose di New York, Robert bergabung dengan Korps Marinir dan pergi ke Vietnam sebagai seorang perwira dan pilot helikopter tempur. Sepulangnya dari medan tempur, Rober bekerja pada Xerox Corporation dan pada 1977 mendirikan sebuah perusahaan yang untuk pertama kalinya membawa dompet peselancar yang terbuat dari nilon dan Velcro ke pasar. Pada 1985, ia mendirikan sebuah perusahaan pendidikan internasional yang mengajarkan bisnis dan investasi pada puluhan ribu murid di seluruh dunia. Pada 1994, Robert menjual perusahaannya dan pensiun pada usia 47 tahun .