TANATOLOGI
dr.H Agus M . Algozi Alg ozi SpF SpF(K), (K), DFM DFM ,S ,SH H
Bagian Ilmu Kedokte Kedokteran ran Forensik Fakultas Kedokteran Kedokteran Universitas Airlangga
1
PENDAHULUAN
Thanatology
ilmu pengetahuan yang mempelajari perubahan-perubahan pada tubuh seseorang yang telah meninggal
2
1
Pengetahuan ini berguna untuk : • Menentukan seseorang benar-benar telah meninggal atau belum. • Menentukan Menentukan kapan kapan seseorang seseorang telah telah meninggal. meninggal. • Membedakan perubahan-perubahan post mortal dengan kelainan-kelainan yang terjadi pada waktu korban masih hidup
3
Kapan seseorang dikatakan meninggal ? Fungsi system system pernapasan perna pasan system system peredaran darah
Berhenti secara lengkap dan permanen
4
2
Perkembangan Ilmu Kedokteran penentuan mati ??? 1968 dicetuskan dicetus kan DECLARATION OF SYDNEY • Penentuan seseorang seseorang telah telah meninggal harus berdasarkan berdasarkan atas pemeriksaan klinis, dan bila perlu dibantu dengan pemeriksaan laboratoris. • Apabila hendak dilakukan transplantasi jaringan, maka penentuan bahwa seseorang telah meninggal harus dilakukan oleh 2 orang dokter atau lebih, dan dokter ini bukanlah dokter yang akan mengerjakan transplantasi nanti
5
MAT I
Somatic death (systemic death/ clinical death)
pernapasan dan peredaran darah telah berhenti
Cellu Cellu lar death (molecular death)
Kematian pasti (kematian tingkat sel)
6
3
SOMATIC DEATH •
Fungsi pernapasan dan peredaran darah berhenti anoxia yg lengkap dan menyeluruh dalam jaringan.
•
Akibatnya proses proses aerobik dalam sel-sel berhenti, sedangkan proses anaerobic masih berlangsung.
•
Beberapa jaringan yg yg masih dapat hidup terus selama beberapa waktu al. :
– Sel-sel syaraf syaraf masih hidup selama 5 menit. – Jaringan otot 3 jam setelah orang meninggal masih dpt dirangsang mekanik / elektrik.
– Mata dlm 4 jam jam ditetesi Atropin midriasis
7
Tanda-tanda kematian yang dapat diperiksa dalam stadium somatic death :
• Hilang pergerakan dan sensibilitas. • Berhenti pernapasan. • Berhen Berhenti ti denyut denyut jantun jantung g dan peredar peredaran an darah.
8
4
Tanda-tanda cellular death : 1.
Menu Menuru runn nny ya suh suhu u may maya at (ARGOR MORTIS ). 2. Timb Timbul uln nya leb lebam am may mayat (LIVOR MORTIS ). 3. Terja erjadi din nya kak kaku may mayat (RIGOR MORTIS ) 4. Peruba rubah han pada pada kulit ulit 5. Peruba rubah han pada pada mata 6. Pros Proses es pem pembu busu suka kan n dan kad kadan ang-k g-kad adan ang g ada proses mummifikasi dan adipocere
9
SOMATIC DEATH •
Hilangnya sensibilitas
EEG (electro Enchephalograpy).
•
Berhentinya pernapasan :
– Auscultatoir : dengan stetoskop didaerah larynx dan didengarkan terus menerus selama 5 sampai 10 menit. – Test dari WINSLOW : Gelas berisi air diletakkan didaerah epigastrium bila permukaan air b ergerak, ergerak, berarti korban masih hidup. – Mirror test letakkan sebuah cermin didepan lubang hidung dan mulut, bila cermin menjadi buram, berarti korban masih bernafas.
10
5
SOMATIC DEATH Berhentinya denyut jantung dan peredaran darah diperiksa dengan cara : – Auscultatoir stetoskop pada precardial dengar terus-menerus selama 5 sampai 10 menit. – Test MAGNUS MAGNUS : Jari tangan diikat dengan seutas tali aliran darah venous (-), tetapi aliran darah arterial (+), bendungan distal dari ikatan syanotic & pada daerah ikatan tampak pucat. Sebaliknya bila tidak terjadi perubahan warna, berarti peredaran darah sudah tidak ada. – Test ICARD dengan menyuntikkan larutan icard secara subcutan. Bila circulasi masih ada, maka daerah sekitar suntikan berwarna kuning kehijauan. – Arteri Radialis diincisi. Bila circulasi masih ada, maka darah akan keluar secara pulsatif
11
MATI MA TI SURI SURI / APP APPARENT ARENT DEA DEATH Terjadi karena proses vital dalam tubuh menurun sampai taraf minimum untuk kehidupan klinis sama dengan orang mati. – Terkena aliran listrik atau petir. – Kedinginan – Tenggelam – Anestesi yang dalam – Acute heart failure – Neonatal anoxia – Menderita catalepsy 12
6
PENURUNAN SUHU JENASAH (ARGOR MORTIS) Setelah seseorang meninggal : • Produksi panas berhenti • Pengeluaran panas berlangsung terus
suhu jenasah akan turun Dipakai untuk memperkirakan saat kematian yaitu dengan memakai rumus berikut :
98,40 F – suhu rectal jenasah (0F)1,50F 13
PENURUNAN SUHU JENASAH (ARGOR MORTIS) Kecepatan penurunan suhu jenasah dipengaruhi faktor-faktor : • Suhu Udara • Pakaian • Aliran udara dan kelembaban. • Keadaan tubuh korban • Aktifitas. • Sebab kematian
14
7
LEBAM MAYAT (LIVOR MORTIS/POST MORTIS/POST MORTEM LIVIDITY) LIVIDITY) Orang g meni eningg nggal peredaran darah stop • Oran timbul timbul stagn stagnasi asi.. aya gravi ravita tasi si darah mencari tempat yang • Gaya terendah mengendap terli terlihat hat binti bintik-bi k-binti ntik k berw berwarn arna a merah merah ke kebi birua ruan n (LEBA (LEBAM M MAYA MAYAT) T) • Pad Pada umum umumny nya a leba lebam m maya mayatt sud sudah timb timbul ul dalam alam waktu 15 sampai 20 menit setelah orang meninggal. • Leba Lebam m maya mayatt miri mirip p deng engan luka luka mema memarr (ha (haru rus s dibedakan)
15
Beda Lebam mayat & luika memar Lebam Lebam mayat mayat
Luka Luka memar memar
Lokasi Lokasi
Bagian Bagian ttubuh u bu h terendah
Sembarang tempat
Bila Bila ditekan ditekan
Lazi La Lazim zim h hila hiillang an ng g
Tidak Tidak hilang hilang
Ada Ada
Tidak Tidak ada ada
Bila Bila d dii iiris ris
Darah Darah intravasculer
Darah extravasculer
Tanda intravital
Tidak Tidak ada ada
Ada Ada
Pembengkaka n
16
8
LEBAM MAYAT (LIVOR MORTIS/POST MORTIS/POST MORTEM LIVIDITY) LIVIDITY) •
•
Jenasah dgn posisi terlentang bagian : – Kuduk – Punggung
– Pantat flexor tungkai – bagian flexor Jenazah pada posisi p osisi telungkup pada bagian : – Dahi, Pipi & Dagu – Dada – Perut – bagian extensor tungkai
lebam mayat ditemukan pada
lebam mayat ditemukan
17
LEBAM MAYAT (LIVOR MORTIS/POST MORTIS/POST MORTEM LIVIDITY) • Kadang-kadang stagnasi darah demikian hebat, sehingga pembuluh darah dalam rongga hidung pecah perdarahan perdarahan dari hidung. hidung. • Pada korban yang menggantung terdapat pada bagian :
lebam mayat
– ujung extremitas atas – Ujung extremitas bawah – genitalia externa externa (scrotum)
18
9
LEBAM MAYAT (LIVOR MORTIS/POST MORTIS/POST MORTEM LIVIDITY) • Empat jam setelah meninggal hemolysa pigmen darah keluar dan masuk ke dalam jaringan sekitarnya lebam mayat akan menetap. • Lebam mayat dapat juga ditemukan pada Organ-2 tubuh, misalnya : – Bagian belakang otak – Bagian belakang paru – Bagian belakang hati – Bagaian belakang lambung
•
Keadaan ini perlu dibedakan d ibedakan dengan keadaan patologis seperti Pneumonia atau lambung yang mengalami keracunan.
19
LEBAM MAYAT (LIVOR MORTIS/POST MORTIS/POST MORTEM LIVIDITY) • Lebam mayat warna merah kebiruan. • Korban yg meninggal krn keracunan CO/HCN lebam mayat mayat berwarna berwarna cherry red. • Pada korban yang meninggal karena keracunan Nitro Benzena atau Potassium Chlorat maka lebam mayat berwarna chocolate brown • Pada korban yang meninggal akibat asphyxia lebam mayat mendekati kebiruan. • Dan jenasah yang disimpan dalam kamar pendingin lebam mayat berwarna merah terang atau pink
20
10
KAKU MAYAT (RIGOR MORTIS)
• Orang meninggal, terjadilah perubahan dari ATP ADP. • Selama dalam tubuh ada glycogen, masih dapat terjadi resintesa ADP ATP, TP, sehingga otot-otot masih dalam keadaan lemas. resintesa ADP • Bila persediaan glycogen habis, maka resintesa ATP tidak ada, • Akibatnya semua ATP dirobah menjadi ADP, maka terjadilah kaku.
21
Perubahan pada otot-otot orang meninggal : 1. Primary flaccidity. flaccidity. Dalam fase ini otot-otot lemas, dan masih dapa t dirangsang secara mekanik, maupun elektrik. Terjadi dalam stadium somatic death. Berlangsung selama 2 sampai 3 jam. 2. Rigor mortis. Dalam fase ini otot-otot tidak dapat d apat berkontraksi meskipun dirangsang secara mekanik maupun maupu n elektrik. Terjadi dalam stadium cellular death 3. Secondary Flaccidity (fase lemas)
22
11
KAKU MAYAT (RIGOR MORTIS) Fase rigor mortis ini dibagi dalam 3 bagian : 1. Kaku mayat belum lengkap. Mula-mula kaku kaku mayat terlihat pada Mm. Orbicularis occuli, kemudian otot-otot rahang bawah, otot-otot leher, leher, extremitas atas, thoraxs, abdomen dan extremitas bawah. Fase ini berlangsung 3 jam. 2. Kaku mayat lengkap. Kaku mayat mayat lengkap ini dipertahankan selama 12 jam. 3. Kaku mayat mulai menghilang. Urut-urutan hilangnya kaku kaku mayat sama seperti pada waktu timbulnya, terkecuali otot rahang bawah yang yang paling akhir menjadi lemas. Fase ini berlangsung selama 6 jam.
23
KAKU MAYAT (RIGOR MORTIS)
Fakto-faktor yang mempengaruhi terjadi rigor mortis :
•
Suhu sekitarnya
•
Keadaan otot saat meninggal
•
Umur dan gizi
24
12
Keadaan yang mirip dengan rigor mortis : 1. Heat stiffening Terjadi karena koagulasi protein protein otot akibat suhu yang tinggi. Otot yang telah menjadi kaku akibat heat stiffening ini tidak dapat mengalami rigor mortis. m ortis. Sebaliknya heat stiffening dapat terjadi pada otot yang sudah mengalami rigor mortis. Heat stiffening stiffening terdapat pada : • korban yang mati terbakar • korban yang tersiram cairan panas • jenasah yang dibakar
25
Keadaan yang mirip dengan rigor mortis : 2. Freezi Freezing ng (cold (cold stiff stiffeni ening) ng) Yaitu kaku sendi yang disebabkan oleh karena cairan synovial synovial membeku. membeku. Bila sendi tersebut digerakkan, akan terdengar suara crepitasi. Untuk Untuk membe membeda daka kan n deng dengan an rigo rigorr mort mortis is,, jenas jenasah ah dile dileta takk kkan an dala alam ruang angan deng dengan an suhu uhu yang lebih bih tinggi nggi,, maka otototot otot akan akan menja menjadi di lemas lemas akibat akibat menca mencair irny nya a kemb kembal alii beku bekuan an cairan cairan synovial synovial
26
13
Keadaan yang mirip dengan rigor mortis : 3. Cadaveric spasm (INSTANTENOUS (INSTANTENOUS RIGOR Yaitu Yaitu kontraksi otot dalam stadium somatic death p ada saat otot-otot lain dalam fase primary flaccidity, dan berlangsung terus sampai timbul secondary flaccidity. Biasanya ditemukan ditemukan pada : – Korban yg bunuh diri dengan senjata api. – Korban yang bunuh diri dengan pisau – Korban yang meninggal sewaktu mendaki gunung tinggi. – Korban pembunuhan yang menggenggam robekan pakaian si pembunuh.
27
PERUBAHAN PERUBA HAN PADA PADA KULIT
• Hilangnya elastisitas kulit • Lebam mayat yang berwarna merah kebiruan • Kelainan yang dikenal sebagai CUTIS ANSERINA sebagai akibat kontraksi Mm. Erector Pillae.
28
14
PERUBAH PER UBAHAN AN PADA PADA MATA MATA • Refelex cornea dan reflex cahaya hilang • Cornea menjadi keruh. • Bulbus Oculi melunak dan mengkerut akibat tekanan tekanan intra intra oculer turun. turun. • Pupil dapat berbentuk bulat, lonjong atau ireguler sebagai sebagai akibat akibat menjad menjadii lemas otot-ot otot-otot ot iris. Tanda • Perubahan pada pembuluh darah retina ini timbul beberapa menit setelah orang meninggal
29
PEMBUSUKAN (DECOMPOSITON/PUTREFACTION)
• Proses pembusukan disebabkan oleh pengaruh enzim proteolitik dan micro organisme. • Lazim proses proses pembusukan pembusukan dimulai 18 sampai 24 jam setelah seseorang meninggal
30
15
Adapun tanda-tanda pembusukan : • Warna kehijauan pada dinding perut p erut daerah caecum, yang disebabkan reaksi haemoglobin dengan H2S menjadi Sulfmet-hemoglobin • Wajah dan bibir membengkak • Scrotum dan vulva membengkak • Abdomen membengkak akibat adanya gas pembusukan dalam usus, sehingga mengakibatkan keluarnya faeces dari anus dan keluarnya isi lambung dari mulut dan lubang hidung. 31
Adapun tanda-tanda pembusukan : • Vena-vena superfisialis pada kulit berwarna kehijauan dan disebut MARBLING. • Pembentukan gas-gas gas-gas pembusukan di bawah lapisan epidermis sehingga timbul BULLAE. • Akibat tekanan tekanan gas-gas pembusukan, pembu sukan, maka gas dalam paru akan terdesak terdesak sehingga menyebabkan menyebabkan darah keluar dari mulut dan hidung. • Bola mata menonjol keluar keluar akibat gas pembusukan pembu sukan dalam orbita. • Kuku dan rambut dapat terlepas, serta dinding perut dapat pecah.
32
16
Adapun tanda-tanda pembusukan : Alat-alat dalam tubuh juga mengalami proses pembusukan • Golongan yang cepat membusuk : – jaringan otak – lambung dan usus – uterus yang hamil atau post partum • Golongan yang lambat membusuk : – Jant Jantun ung g - paru paru – Ginjal - diafragma • Golongan yang paling lambat membusuk : – prostat – uterus yang tidak hamil
33
Faktor-2 yg mempenagruhi pembusukan :
• Sterilitas • Suhu sekitar • Kelembaban • Medium
Udara : air : tanah = 1:2:8
• Faktor dari dalam • Umur • Keadaan tubuh Jenis kelamin
34
17
MUMMIFIKASI • Mummifikasi adalah proses pengeringan dan pengisutan alat-alat tubuh akibat penguapan. • Syarat untuk dapat terjadi mummifikasi : – Suhu udara harus tinggi – Udara harus kering – Harus ada aliran udara yang terus menerus • Proses mummifikasi lengkap dalam waktu 1 sampai 3 bulan, dan jenasah yang mengalami mummifikasi ini dapat bertahan lama sekali.
35
MUMMIFIKASI Gejala-gejala yang tampak :
– Tubuh kurus,kering dan d an mengkerut – Warna coklat muda - coklat kehitaman. kehitaman. – Kulit melekat erat pada jaringan dibawahnya – Susunan anatomi alat-2 tubuh masih baik Kepentingannya Kepentingannya bagi kedokteran forensic :
– Untuk identifikasi korban, sebab bentuk wajahnya hampir tidak berubah – Tanda-2 kekerasan masih tetap ada.
36
18
ADIPOCERE ATAU SAPONIFICA SAPONIFIC ATION
• Terjadinya proses hydrogenisasi dari asam lemak tak jenuh asam lemak jenuh, dan asam lemak jenuh ini bereaksi dengan alkali membentuk sabun. • Syarat untuk terjadinya adipocere : – Tempat harus basah, artinya harus mengandung air – Tempat harus mengandung alkali
37
ADIPOCERE ATAU SAPONIFICA SAPONIFIC ATION Tanda-2 yang tampak : – Tubuh berwarna putih sampai putih kekuningan diraba terasa seperti s eperti sabun – Bila diraba – Pada pemanasan akan meleleh – Berbau tengik Manfaat bagi kedokteran forensic : – Untuk kepentingan identifikasi – Adanya tanda-tanda kekerasan masih dapat ditemukan
38
19
PENENTUAN SAA SA AT KEMATIAN KEMATIAN • Sampai sekarang belum ada cara yang dapat dipakai untuk menentukan dengan tepat saat kematian seseorang, jadi selalu masih ada “range” “range” hanya hanya saja makin sempit “range” ini makin baik. • Perlu diingat bahwa saat kematian seorang korban terletak diantara saat korban terakhir dilihat dalam keadaan masih hidup dan saat korban ditemukan setelah keadaan mati.
39
Tanda-tanda yg dapat dipakai untuk memperkirakan saat kematian :
• Penurunan suhu mayat. • Lebam mayat • Kaku mayat • Proses pembusukan • Hal-hal lain yang ditemukan baik pada pemeriksaan di TKP maupun pada waktu melakukan otopsi.
40
20
Yang dapat ditemukan di TKP : Pemeriksaan TKP dalam ruangan : – Tanggal pada surat pos atau surat kabar – Keadaan sisa makanan yang di temukan – Derajat coagulasi susu dalam botol – Keadaan parasit pada tubuh korban korban mayat masih dapat hidup 3 – 6 hari • Kutu pada mayat • Bila semua kutu sudah mati, berarti korban sudah mati lebih dari 6 hari dari saat kematian Pemeriksaan TKP TKP di ruang terbuka : – Tanaman/rumput dibawah jenasah bila tampak pucat ( warna chlorophil atau atau hijau daun menghilang) lebih dari 8 hari.
41
Yang dapat ditemukan pada waktu Otopsi : 1. Larva lalat
– Siklus : jam)) • Telur (8 – 14 jam hari) • Larva (9 – 12 hari)
• Kepompong ( >12 hari) • Lalat dewasa. – Syarat pemeriksaan : Tidak boleh ada kepompong kepompong /dewasa /dewasa • Tidak
• Dicari larva lalat yang paling besar 42
21
Yang dapat ditemukan pada waktu Otopsi : 1. Larva lalat
– Bila umur larva sudah ditentukan maka dapat ditentukan ,lama korban telah meninggal. Misalnya : Didapatkan larva yang berumur 3 hari. Saat kematian korban adalah : (3 hari + 1 hari) = 4 hari yang lalu
43
Yang dapat ditemukan pada waktu Otopsi : 2. Proses pencernaan makanan dalam lambung. – Bila ditemukan : • Lambung tak berisi makanan • Rectum penuh dengan feces • Kandung seni penuh
Diperkirakan Diperkirakan korban meninggal waktu masih pagi sebelum bangun 44
22
Yang dapat ditemukan pada waktu Otopsi : 2. Proses pencernaan makanan dalam lambung.
– Bila lambung ditemukan berisi makanan kasar artinya korban meninggal dalam waktu 2 – 4 jam setelah setelah makan terakhir. – Bila ditemukan lambung tak terisi makanan, duodenum dan ujung atas usus halus berisi makanan yang telah tercerna, berarti korban meninggal dalam waktu > 2 - 4 jam setelah setelah makan makan terakhi terakhirr.
45
Yang dapat ditemukan pada waktu Otopsi : 3. Rambut dan jenggot – Harus diketahui saat terakhir korban mencu kur rambut/jenggot. hidu p mempunyai kecepatan tumbuh 0,5 – Rambut pada orang hidup mm/hari dan setelah meninggal tidak tumbuh lagi. Pemeriksaan ini hrs hrs dilakukan dilakukan dlm 24 24 jam pertama pertama bila > 24 jam – Pemeriksaan kulit mengkerut dan rambut dapat lebih muncul diatas kulit sehingga seolah-2 rambut masih tumbuh. – Rambut lepas setelah 14 hari 4. Keadaan kuku : kuku akan terlepas setelah 21 hari
46
23
47
24