1. Tahapan Laktogenesis
a. Laktogenesis I Pada fase ini, lobulus alveolos jumlahnya akan bertambah dan ukurannya juga akan bertambah besar. Proses penambahan jumlah lobulus alveolus dan pembesaran ini terjadi pada akhir masa kehamilan. Pada masa penambahan dan pembesaran lobulus alveolus, payudara juga memproduksi sebuah cairan kental yang berwarna b erwarna kekuning-kuningan atau disebut dengan istilah kolostrum. Dalam proses pembentukan kolostrum, akan membuat hormon progesteron dalam payudara meningkat jumlahnya sehingga hal ini akan menghambat atau mencegah produksi asi. Munculnya kolostrum dalam payudara sebenarnya bukanlah menjadi masalah atau bahkan menjadi indikasi sedikit atau banyaknya jumlah asi yang diproduksi oleh payudara. b. Laktogenesis II Pada tahap laktogenesis II, terjadi pengeluaran plasenta yang mengakibatkan menurunnya kadar hormon progesteron, esterogen dan HPL. Turunnya ketiga kadar horomon ini mengakibatkan terjadinya pembentukan atau produksi asi besarbesaran karena kadar hormon prolaktin tetap tinggi. Jika terjadi rangsangan pada payudara, misalnya hisapan bayi hal ini akan membuat kadar prolaktin dalam darah ikut meningkat dan akan mencapai pucak produksi dalam periode kurang lebih sekitar 45 menit kemudian kembali normal. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa seorang ibu hendaknya menyusui bayinya sesegera mungkin setelah melahirkan. Hormon prolaktin yang menstimulasi sel dalam alveoli dan merangsangnya untuk memproduksi asi juga akan keluar tercampur dalam asi itu sendiri saat bayi menghisapnya.
Pada penelitian yang yang telah dilakukan, hormon hormon prolakti akan akan
meningkat jumlahnya atau lebih tinggi jumlahnya dan memproduksi asi lebih banyak pada waktu sekitar pukul 2 hingga 6 pagi. Ketika payudara terasa penuh dengan ASI, maka secara otomatis kadar hormon prolaktin juga akan ikut berkurang. Proses laktogenesisi dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, namun pada umumnya, ibu yang baru saja melahirkan akan merasakan payudaranya penuh setelah 2-3 hari pasca melahirkan. Artinya, ASI memang tidak bisa langsung keluar sesaat setelah melahirkan, diperlukan sebuah rangsangan agar ASI dapat keluar.
c. Laktogenesis III Pada proses laktogenesisi III terjadi pembentukan sebuah sistem kontrol dengan peran utama yaitu hormon endokrin. Hormon endrokin yang terdapat dalam payudara akan mengatur produksi asi selama kehamilan dan beberapa hari setelah melahirkan. Hormon endrokin mulai bekerja setelah produksi asi sudah mulai stabil. Dalam sebuah penelitian, ketika payudara dikosongkan secara menyluruh, maka produksi asi selanjutnya juga aka meningkat. Jadi, produksi asi juga dipengaruhi oleh seberapa sering seorang ibu menyusui sebara banyak bayi menghisap. Jadi bagi seorang ibu yang merasa asi nya tidak mau keluar, jangan sedih dan teruslah untuk menyusui, karena menyusui merupakan sebuah cara sederhana melancarkan pengeluaran asi itu sendiri.
2. Tahapan Pembentukan ASI
a. Kolostrum Kolostrum adalah ASI yang keluar pada beberapa hari pertama kelahiran, biasanya berwarna kuning kental. Air susu ini sangat kaya protein, dan zat kekebalan tubuh / immunoglobulin ( Ig G, Ig A, dan Ig M ), mengandung lebih sedikit lemak dan karbohidrat. Pada awal menyususi, kolostrum yang keluar mungkin hanya sebanyak 1 sendok teh. Namun, ibu tidak perlu khawatir dengan jumlah kolostrum yang sedikit itu. Pada hari pertama, bayi tidak memerlukan banyak makanan karena masih ada cadangan makanan yang dibawa sejak didalam kandungan. Kolostrum berperan melapisi dinding usus bayi dan melindungi dari bakteri. Kolostrum juga merupakan pencahar ideal yang berperan mengeluarkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi baru lahir serta mempersiapkan saluran percernaan untuk bisa menerima makanan bayi berikutnya. Produksi kolostrum akan berkurang perlahan saat ASI keluar pada hari ke – 3 hingga hari ke – 5. Jumlah kolostrum memang sangat sedikit, 3 volumenya hanya 150 – 300 ml/24 jam. Kandungan ASI pada stadium kolostrum antara lain : energi 57,0 kgkal, laktosa 6,5 gr/100ml, lemak 2,9 gr/100ml, protein 1,195 gr/100ml, mineral 0,3 gr/100ml. Immunoglobulin: Ig A 335,9 mg/100ml, Ig G 5,9 mg/100ml, Ig
M 17,1 mg/100ml, lisozym 14,2 – 16,4 mg/100ml, laktoferin 450 – 520 (Riksani, 2012 ). b. ASI transisi / peralihan ASI transisi / peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum ASI matur yaitu sejak hari ke – 4 sampai hari ke – 10. Selama 2 minggu, volume air susu bertambah banyak dan berubah warna, serta komposisinya, kadar immunoglobulin dan protein menurun, sedang lemak dan laktosa meningkat. Kandungan ASI pada ASI transisi antara lain : energy 63,0 kgkal, laktosa 6,7 gr/100ml, lemak 3,6 gr/100ml, protein 0,965 gr/100ml, mineral 0,3 gr/100ml( Nanny&Sunarsih, 2011). c. ASI Matur ASI Matur disekresi pada hari ke – 10 dan seterusnya. ASI matur nampak berwarna putih. Kandungan ASI matur relatif konstan, tidak mengumpal bila dipanaskan. ASI yang mengalir pertama kali atau saat 5 menit pertama disebut foremilk. Foremilk lebih encer dan mempunyai kandungan rendah lemak dan tinggi laktosa, gula protein, mineral dan air. Air susu yang berubah menjadi hindmilk. Hindmilk kaya akan lemak dan nutrisi. Hindmilk membuat bayi akan lebih cepat kenyang. Dengan demikian, bayi akan membutuhkan keduanya, baik foremilk maupun handmilk ( Marni, 2012)
3. Kandungan ASI
a. Kolostrum Zat kolostrum adalah air susu kental yang keluar pertama kali setelah proses melahirkan. Warnanya kekuningan. ‘Cairan emas’ ini diproduksi mulai masa
kehamilan hingga sekitar 2 minggu setelah melahirkan. Para ahli menganjurkan sebisa mungkin bayi yang baru lahir mendapatkan kolostrum mengingat manfaatnya yang sangat besar. Manfaat yang diperoleh dari memberikan kolostrum:
Meningkatkan kekebalan bayi (antibodi) terhadap serangan penyakit yang mungkin terjadi pada periode perkembangan selanjutnya. Bahkan, kolostrum dapat mencegah bayi dari sindrom kematian mendadak (Sudden Infant Death Syndrome) hingga 22 persen. Di sisi lain, statistik kematian bayi karena sindrom ini adalah 87:3, di mana ada tiga bayi yang mati mendadak dari 87 bayi. Sindrom ini salah satunya disebabkan penundaan menyusui dini.
Mengajarkan bayi untuk menyusu, melatih ibu terampil menyusui. Saat bayi lahir tidak serta merta dia bisa langsung menemukan puting susu ibunya. Dia masih perlu dibimbing dan diarahkan. Demikian juga sang ibu yang masih belum pernah menyusui sebelumnya. Di sinilah peran inisiatif menyusui sejak dini memiliki nilai penting. Di samping sebagai titik awal asupan nutrisi bayi, juga sebagai sarana pembelajaran bagi keduanya. Menyusui adalah keterampilan yang dapat dipelajari dan juga dilatih dengan dukungan sang ayah sebagai penunjang kesuksesannya.
Mempengaruhi pertumbuhan sel-sel otaknya. Pada bayi yang baru lahir dikenal dengan istilah ‘ golden age’, di mana periode ini terjadi
pada 1.000 hari pertama sejak kehamilan hingga lahirnya bayi. Pada periode inilah perkembangan otaknya mengalami perkembangan yang sangat pesat ( growth spurt ), seperti semburan air dari dalam
mulut. Terjadi sangat cepat dan pesat. Setelah itu akan kembali berkembang normal seperti biasanya di atas usia dua tahun.
Untuk peremajaan tulang maupun penggantian sel kulit yang telah mati. Dalam kolostrum terdapat kandungan kalsium dan vitamin D serta vitamin C yang berfungsi terhadap penguatan tulang, khusunya pada usia 1-6 bulan pertama.
b. Karbohidrat Karbohidrat merupakan salah satu sumber nutrisi penting yang terkandung dalam ASI. Zat ini utamanya bersumber dari laktosa dan memiliki peran dalam meningkatkan pertumbuhan badan dan jaringan otaknya. Di dalam ASI kandungan laktosa hampir dua kali lipat dari pada susu formula atau susu sapi. Kemungkinan bayi menderita diare juga kecil karena penyerapan oleh pencernaan lebih optimal dibanding dengan susu formula buatan. Kesimpulannya, karbohidrat adalah ‘tameng’ dari serangan bakteri jahat dan meningkatkan pertumbuhan bakteri baik
di dalam pencernaan. c. Protein Kebutuhan kadar protein bayi sangat besar. Manfaat dari cukupnya asupan nutrisi ini adalah sebagai pembentuk dan pengganti sel-sel tubuh yang telah mati. Kandungan protein yang ada dalam ASI jauh lebih besar dari kandungan protein yang ada di dalam susu sapi. Disamping secara kualitas lebih baik protein ASI, penyerapan oleh tubuh juga lebih mudah protein ASI dibanding susu sapi. Hal ini disebakan kandungan protein (whey dan kasein) keduanya berbeda, baik dari segi porsi maupun daya serapnya oleh tubuh.
d. Lemak Zat ini adalah bagian utama dari pada lemak yang berfungsi sebagai pendukung nutrisi utama otak. Biasanya, ada lagi nutrisi lain yang disebutkan, yakni DHA dan ARA. Fungsi kedua nutrisi adalah sebagai pembentuk jaringan saraf dan retina mata. Yang perlu dicermati adalah tidak semua susu formula atau susu sapi buatan akan memasukkan komposisi ASI ke dalam satu susu saja. Ada kelebihan-kelebihan dan ciri khas tertentu yang ditonjolkan. Misalnya, yang satu memfokuskan pada pencernaan saja, yang lainnya pada perkembangan otak saja, atau ada yang hanya pada pertumbuhan tubuh saja. Namun semua itu tetap tidak akan menandingi kualitas ASI. e. Vitamin Kandungan vitamin dalam ASI adalah vitamin D, A, B, C dan E. Masingmasing dari vitamin tersebut memiliki fungsi dan manfaat tertentu. Vitamin D untuk kekuatan tulangnya, meskipun kadarnya dalam ASI tidak terlalu banyak. Namun, ini bisa disiasati dengan menyinari bayi dengan matahari di pagi hari sebagai pencegahan untuk masalah tulang pada periode usia 0-6 bulan kelahiran. Vitamin A berfungsi utamanya untuk indera penglihatan bayi. Kandungan vitamin A sangat besar pada kolostrum dan mulai berkurang saat sudah memasuki periode transisi ASI matang, di mana sebagian besar porsi ASI sudah dalam bentuk cairan air, namun tetap mengandung zat-zat penting bagi bayi. Selain untuk penglihatan, menurut IDAI, vitamin A juga memiliki peran dalam kekebalan tubuh, pembelahan sel, dan pertumbuhan. Vitamin B merupakan zat yang mudah larut dalam cairan. Di dalam ASI, fungsi
dari
vitamin
ini
adalah
sebagai
pelengkap
dalam
mencegah
dari anemia (kekurangan darah), terlambatnya perkembangan, kurang
nafsu
makan dan iritasi kulit. Dalam perkembangan saraf dan peremajaannya vitamin C memilik fungsi besar. Selain itu vitamin C berpengaruh pada pertumbuhan gigi, tulang dan kolagen, ia juga mampu mencegah bayi anda dari serangan penyakit. Namun,
terlalu banyak konsumsi vitamin juga tidak baik karena efek samping yang ditimbulkan. Beberapa konsumsi buah jeruk atau buah lain yang mengandung vitamin C bisa menjadi pilihan alami dalam suplai vitamin ini ke dalam ASI. Hindari mengkonsumsi vitamin C buatan. Vitamin E utamanya untuk kesehatan kulit. Selain itu, vitamin E sebagai penambah sel darah merah bayi yang bernama hemoglobin sehingga melindunginya dari anemia (kekurangan darah). Vitamin E juga membantu untuk melindungi retina dan paru-paru. f. Mineral Kalsium merupakan mineral utama yang ada dalam ASI. Yang menjadi poin penting dari mineral ini adalah daya serapnya terhadap tubuh. Meskipun kadarnya lebih rendah dibanding susu formula, namun daya serapnya mencapai 20-50 persen. Sedangkan susu formula hanya 4-7 persen. Menurut IDAI, kekurangan mineral dapat menyebabkan gejala kulit merah dan terlambatnya pertumbuhan. Kesimpulannya, daya serap ke dalam tubuh bayi lebih penting dari pada kadar mineral yang diberikan.
K
Kandungan lain yang dimili oleh ASI diantaranya;
a.
Kandungan Taurin, DHA dan AA pada ASI Taurin adalah asam amino kedua terbanyak dalam ASI yang berfungsi dalam proses maturasi jaringan otak. DHA (Decosahexanoic Acid) dan AA (Arachidonic Acid) adalah asam lemak tak jenih rantai panjang yang diperlukan untuk
pembentukan sel sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi dalam menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. b. Aspek Imunologi/kekebalan tubuh
ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi
Sekretori Immunoglobulin A (SigA) dalam ASI kadarnya cukup tinggi, tidak diserap namun dapat melumpuhkan bakteri dan virus dalam sistem pencernaan bayi dan berperan dalam menjaga ketahanan mukosa
Laktoferin, semacam protein zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan
Lysozym, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri dan virus. Jumlahnya pada ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi
Sel darah putih pada ASI 2 minggu pertama sebanyak >4000 sel/ml. Terdiri dari 3 macam yang masing masing merupakan kekebalan untuk sistem pernafasan (BALT), sistem pencernaan (GALT) dan dari MALT
Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yg mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri Lactobacillus bifidus yang menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna menghambat pertumbuhan bakteri yg merugikan