Standar Akuntansi Akuntansi Keuangan (SAK)
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) dan Dewan Standar Syariah Ikatan Akuntan Indonesia (DSAS (DSAS IAI) IAI) serta serta peratura peraturan n regulat regulator or pasar pasar mod modal al untuk untuk entitas entitas yang berada berada di bawah bawah pengawasannya. Efektif !anuari "#$ yang berlaku di Indonesia se%ara garis besar akan kon&ergen dengan International 'inan%ial eporting Standards (I'S) yang berlaku efektif !anuari "#. DSAK IAI telah berhasil meminimalkan meminimalkan perbedaan antara kedua standar* dari tiga tahun di +anuari "#" men+adi satu tahun di !anuari "#$. Ini merupakan suatu bentuk komitmen Indonesia melalui DSAK IAI dalam memainkan perannya selaku satu,satunya anggota -"# di kawasan Asia enggara. Selain Selain SAK yang berbasis berbasis I'S* I'S* DSAK DSAK IAI telah menerbi menerbitkan tkan PSAK dan ISAK ISAK yang merupakan produk non,I'S antara lain* seperti PSAK "/ dan PSAK 0/* PSAK $* ISAK "$ dan ISAK 0. (cr: iaiglobal.or.id) Perusahaan syari’ah atau yang memiliki unit syari’ah, sebelum tahun 20!, la"oran Keuangan dila"orkan dengan #rasa $sesuai dengan Standar Keuangan yang berlaku di %ndonesia&. Sedangkan standar akuntansi syari’ah baru diatur mulai tahun 20!, yang berarti, sebelum tahun 20!, "enyusunan 'a"oran Keuangan nit Syari’ah bekum ada standarnya, standarnya, karena SAK yang berlaku saat itu tidak sesuai untuk konteks unit Syari’ah (Konte (Konteks ks un unga ga *#e *#ekti kti#) #) sehin sehingga gga bisa bisa dikat dikataka akan n bah+a bah+a la"or la"oran an keu keuang angan an yang yang disusun tidak +aar. Princi"le-ased Princi"le-ased Accounting s /uleased Accounting Accounting
Dalam rangka kon&ergensi I'S ada perubahan mendasar dalam akuntansi* yaitu perubahan dari rule,bas rule,based ed a%ountin a%ounting g men+ad men+adii prin%ipl prin%iple,bas e,based ed a%%ounti a%%ounting. ng. Konsep Konsep prin%ipl prin%iple1ba e1based sed a%%ounting a%%ounting ini merupakan merupakan konsep yang meletakkan tu+uan kun%i dalam pelaporan keuangan* kemudia kemudian n menyedik menyedikan an landasan landasan untuk untuk men+el men+elaska askan n tu+uan tu+uan tersebu tersebut. t. !ika timbul timbul keragu1 keragu1 raguan mengenai sebuah aturan* pemba%a diarahkan kembali ke landasan prinsip tersebut. . Sayangnya* kelemahan dari konsep prin%iple,based a%%ounting ini adalah dalam kondisi tidak adanya petun+uk dapat menyebabkan ketidakakuratan dan ketidakkonsistenan informasi. . Sedangkan Sedangkan konsep rule1based a%%ounting a%%ounting merupakan merupakan konsep yang memberikan daftar aturan yang harus diikuti dalam menyiapkan pelaporan keuangan. Dengan memiiki aturan yang +elas* dapat meningkatkan akurasi dan mengurangi keragu,raguan yang dapat memi%u pelaporan yang agresif ag resif dari mana+emen. . Kekurangan dari konsep rule1based a%%ounting ini adalah dapat menyebabkan kompleksitas yang tidak dibutuhkan dalam menyiapkan pelaporan keuangan. ambahan lagi* persyaratan atau atau aturan aturan yang ketat dapat dapat memaksa memaksa mana+er mana+er untuk untuk memani memanipula pulasi si laporan laporan agar dapat memenuhi kewa+ibannya. Seorang sahabat bertanya kepada saya untuk men+elaskan apa sebenarnya yang dimaksud dengan principle based dalam dalam I'S dan bedanya dengan rule based yang dianut oleh 2S -AAP -AAP. Saya Saya mengern mengernyitk yitkan an dahi karena bahasan bahasan ini sudah sudah sering sering sekali sekali dibahas dibahas dalam dalam
kegiatan,kegiatan seminar dan kuliah umum tentang I'S terutama pada tahun "##3,"##. Ketika saya membongkar koleksi tulisan,tulisan saya terdahulu* ternyata saya belum pernah menuliskan isu penting ini se%ara detil. 4anyak orang yang sudah mendengar bahwa salah satu karakter penting dalam I'S adalah principle based dan ini yang men+adi pembeda I'S dengan 2S -AAP. 5amun bagaimana sebenarnya standar akuntansi yang principle based itu6 Apakah 2S -AAP yg katanya rule based bisa dikatakan tidak memiliki prinsip6 Sulit untuk menarik garis se+arah kapan istilah principle based digunakan para penggiat I'S* namun istilah ini menurut beberapa akuntan senior yang pernah saya a+ak diskusi tidak pernah mun%ul di era /# dan 3# an. Sehingga dugaan saya istilah ini mun%ul baru,baru sa+a seiring dengan difusi I'S ke seluruh dunia. Kata principle based kemudian men+adi nilai +ual I'S dan seakan,akan men+adi sesuatu yang lebih baik daripada rule based . Principle based vs rule based : analogi rese" kue donat
Apakah principle based itu6 Sering dibi%arakan tapi +arang diilustrasikan dengan terang. idak ada definisi yang +elas di dalam I'S itu sendiri tentang principle based . Dalam berbagai kesempatan seminar saya sering mengilustrasikan principle based vs rule based dengan resep kue donat. Kabetulan donat adalah salah satu kue kesukaan anak,anak saya yang saya hapal resepnya. Standar akuntansi bisa disamakan dengan resep kue donat* hanya sa+a produk akhirnya adalah laporan keuangan* bukan kue bundar dengan lubang ditengah yang legit. Suatu resep kue donat yang rule based akan sangat detil men+elaskan bagaimana kue donat ini dibuat. 2kuran,ukurannya sangat +elas* semisal terigu satu kilogram menggunakan empat kuning telur* susu ## ml dan ragi instant 7 gr. Semua ukuran dan %ara membuatnya detil* sampai berapa lama kue tersebut digoreng dengan suhu berapa* misalnya digoreng selama $ menit bolak balik dengan minyak panas bersuhu /# dera+at. Dengan resep yang sangat detil tersebut* dalam praktiknya kemudian orang bisa bertanya* nah kalau saya gak mau pakai telor gimana6 Kalau saya mengganti susu dengan santan* apakah masih bisa kue tersebut dibilang donat6 Sehingga mungkin sa+a kemudian berkembang aneka kue yang rasa dan bentuknya mirip donat tapi tidak bisa dikatakan donat karena pembuatannya tidak memenuhi kaidah resep donat tadi. 8isalnya sa+a ada yang berusaha mengganti bahan penun+angnya (semisal susu diganti santan) kemudian menyebut 9donat: nya sebagai sebuah kue baru dan tidak mau menyebutnya sebagai donat dengan dalih ;kan kalau donat resepnya pakai susu* saya pakai santan lho* +adinya ini bukan donat dong<. esep kue yang principle based akan berbeda. esep kue donat principle based akan membuat definisi %ukup luas tentang apa yang dimaksud dengan donat. 8ungkin didefinisikan sebagai ; kue serupa roti berbasis terigu yang biasanya memiliki lubang ditengah* biasanya digoreng dan berasa manis<. esepnya pun tidak terlalu detil* misalnya ;untuk satu kilo terigu* %airan yg digunakan se%ukupnya sampai adonan bisa dipulung. =airan ini bisa menggunakan susu* air atau santan.< !uga untuk proses pematangan tidak detil melainkan ;donat digoreng dampai matang keemasan< Dengan resep kue yang prin%iple based ini maka kategori donat lebih menitikberatkan pada substansinya. Akibatnya mungkin akan banyak &ariasi donat di pasaran dengan resep yang sedikit berbeda,beda. 4ila anda tiba,tiba menemukan sebuah kue yang mirip donat* sebutlah kue %in%in ala betawi yang +uga rasanya manis dan digoreng. Penganut resep principle based akan lebih mudah memutuskan bahwa ia bukan donat karena ketika di%i%ipi kue %in%in
tidak berstektur seperti roti karena dibuat dari tepung beras* tanpa perlu melihat resep kuenya. Sebaliknya bila ada kue yang substansinya adalah donat tapi disebut bukan donat karena tidak berlubang misalnya* penganut prin%iple based tetap memandang kue itu sebagai donat karena persyaratan lubang ditengah dalam definisi tidak wa+ib* kan definisinya bilang ;biasanya memiliki lubang di tengah* +adi yang tidak memiliki lubangpun masih bias diketagorikan donat bila substansinya sama. Duh> +adi tiba,tiba ingin makan donat dan se%angkir kopi ya6 ?e he he Standar Principle based dalam Praktik
Dalam kegiatan kuliah umum atau seminar yang saya berikan* saya sering men%ontohkan perbedaan principle based vs rule based dengan standar sewa dan konsolidasi. Dalam standar sewa ala rule based * yang +uga dianut oleh PSAK 0# kita sebelum mengadopsi I'S* pemisahan antara sewa operasi dan sewa pembiayaan sangat tegas dan detil. Suatu sewa masuk kategori sewa pembiayaan bila memenuhi beberapa syarat* misalnya masa sewa melingkupi minimal 7$@ dari total umur ekonomis barang sewaan. Karena batasan yang +elas ini* maka mereka yang ingin mengkategorikan sewa sebagai sewa operasi untuk menghindari pengakuan liabilitas sewa di nera%a bisa ;mengakali< kontrak sewa men+adi 7@ dari umur ekonomis barang sewaan. Dengan demikian mengkategorikan sewa ini sebagai sewa operasi tidaklah salah karena tidak bertentangan dengan standar akuntansi. Dalam standar sewa yang principle based * batas 7$@ tidak disebutkan tapi yang ditekankan adalah substansi sewa. Sewa diketagorikan sebagai sewa pembiayaan bila manfaat dan risiko dari barang sewaan se%ara substansial berpindah ke penyewa. 8asa sewa bisa men+adi salah satu indikasi* tapi tidak ada garis batas +elas 7$@ melainkan menggunakan pen+elasan ;masa sewa adalah untuk sebagaian besar umur ekonomis aset<* dengan demikian yang memiliki umur sewa 7@ bisa dipastikan bahwa bisa dikategorikan sebagai sewa pembiayaan. Perbedaan standar sewa ini men+adi salah satu perbedaan utama I'S dan 2S -AAP sehingga kedua dewan standar ini membuat ker+asama dalam pembuatan standar sewa yang baru. Saat ini pembahasan tentang leasing masih hangat diperdebatkan karena kedua dewan standar belum bersepakat dalam beberapa hal. Salah satu %ontoh principle based vs rule based adalah standar tentang konsolidasi. I'S menekankan pada definisi pengendalian. 4ila ada pengendalian (walaupun kepemilikannya dibawah $#@ dari total saham) maka harus dikonsolidasi (de facto control). Sedangkan standar akuntansi rule based akan menekankan pada voting rights sehingga sulit bila memiliki kepemilikan dibawah $#@ untuk mengkonsolidasi anak perusahaan karena tidak memiliki voting rights mayoritas. Standar berbasis prinsip lainnya yang dikembangkan oleh IAS4 bersama dengan 'AS4 adalah standar tentang pendapatan. Dalam joint project ini* langkah,langkah pengakuan pendapatan diatur dalam lima tahapan berurutan. Dihaprapkan dengan prinsip ini maka pengakuan pendapatan dapat memiliki prinsip yang sama dalam setiap industri* terutama di 2S -AAP karena banyak sekali pengaturan tentang pengakuan pendapatan yg berbeda,beda tiap industry. 1am"ak Principle Based ke"ada akuntan
4anyak yang salah kaprah bahwa 2S -AAP adalah standar rule based sehingga tidak memiliki prinsip. 2S -AAP +uga memiliki kerangka konseptual* bahkan banyak yg berpendapat kualitas kerangka konseptual 2S -AAP lebih baik daripada IAS4. 4anyak
faktor yang membuat perkembangan standar akuntansi 2S -AAP yang men+adi detil dan rumit seperti sekarang ini. 2S -AAP dikembangkan lebih dari $# tahun dengan pendekatan bottom-upsesuai dengan kebutuhan dan permintaan pengguna standar. Sehingga standar 2S -AAP memang makin lama semakin rumit karena perkembangan transaksi dan kompleksitas bisnis yang semakin berkembang. Ada +uga yang berpendapat standar I'S nantinya akan semakin rumit dan detil seiring dengan banyak permintaan dari pengguna standar untuk klarifikasi dan petun+uk penggunaan. Sekarang sudah mulai banyak keluhan bahwa I'I= (IFRS Interpretation Committee) beker+a terlalu lamban dalam men+awab kebingungan para pengguna standar I'S. Standar yang berbasis prinsip menuntuk pertimbangan professional para pengguna standar. 8enilik %ontoh resep donat di atas* mereka yang belum pernah membuat donat sebelumnya* tentunya akan lebih mudah untuk menggunakan resep kue donat yang detil* terperin%i dan +elas langkah,langkahnya. Di lain pihak standar yang bersifat principle based lebih mudah dipela+ari dan dipahami karena lebih ringkas dan tidak rumit. 5amun ketika ter+adi banyak &ariasi praktik dalam bisnis* akuntan harus per%aya diri dalam mengiterpretasikan standar yang prin%iple based tersebut. Permasalahannya adalah* pertimbangan professional (professional judgement) sangat sulit dipela+ari di bangku kuliah formal. Pendidikan akuntansi keuangan le&el sar+ana* bukan hanya di Indonesia tapi +uga di banyak negara* menekankan pada penga+aran rule based . aporan keuangan dihasilkan setelah melalui langkah,langkah tertentu. Akibatnya ketika para akuntan ter+un ke lapangan* mereka gamang dalam membuat pertimbangan profesional. 8engasah pertimbangan professional akuntan biasanya di%apai melalui praktik ker+a atau melalui studi kasus* namun studi kasus yang baik di rumpun keilmuan akuntansi +uga susah didapatkan karena biasanya studi kasus lebih banyak di rumpun ilmu mana+emen seperti marketing atau mana+emen strategi. Profesi akuntan di Indonesia memasuki babak baru dengan disahkannya P8K 5o "$B"# tentang akuntan beregister. Akuntan professional dituntut patuh terhadap etika profesi dan +uga memiliki pertimbangan professional yang kuat. Adalah tantangan besar para penyusun kurikulum dan materi pendidikan =hartered A%%ountant Indonesia untuk membangun kompetensi ini. Studi kasus,studi kasus yang membutuhkan pertimbangan profesional harus diperbanyak untuk meningkatkan kualitas pendidikan profesi akuntan di Indonesia. !angan sampai nanti akuntan mudah galau ketika melihat donat>. eehh> melihat permasalahan akuntansi>. Princi"al ase 1an /ule ase Juli 3! "#" $ msta%imch
Seperti yang kita ketahui saat ini terdapat dua standar akuntansi yang diterima untuk digunakan se%ara internasional -AAP A.S dan International 'inan%ial eporting Standards (I'S) 5amun pada perkembangannya nanti di dunia akan menggunakan satu standar sa+a yakni I'S. Indonesia sebelum berkomitmen untuk menggunakan I'S menggunakan standar akuntansi keuangan (PSAK) yang berkiblat pada 2S -AAP yang menga%u pada rule base& Sementara dalam standar yang digunakan dalam I'S ini* tidak lagi menga%u pada rule base* melainkan prin%ipal base. Implikasi dari prin%ipal base ini* akuntan akan dituntut untuk lebih menggunakan professional +udgement nya.
Perbedaan antara principal base dan rule base aporan keuangan yang selama ini dibuat menggunakan PSAK yang berkiblat pada 2S -AAP sudah tidak lagi digunakan oleh Indonesia. Saat ini standar yang digunakan telah Kon&ergen dengan I'S* dimana standar akuntansi men+adi berbasis prinsip (principle based ) bukan lagi berbasis aturan (rule based ). Pengaturan berbasis prinsip bertu+uan untuk memenuhi tu+uan dari I'S yaitu meningkatkan transparansi* akuntabilitas* dan keterbandingan laporan keuangan antar entitas se%ara global. Perbedaan rules,based system dan prin%ipal base adalah pada rules,based system akuntan dapat memperoleh petun+uk implementasi se%ara detail sehingga mengurangi ketidakpastian dan menghasilkan aplikasi aturan,aturan spesifik dalam standar se%ara mekanis. Sementara principles-based s'stem * akuntan akan membuat se+umlah estimasi yang harus dia pertanggung+awabkan dan mensyaratkan semakin banyak judgment professional (S%hipper* "##0). 2ntuk lebih mudah memahami* berikut pen+elasannya sederhananya. Kita menganalogikan seorang pembuat donat kentang. Pada saat pembuat donat menggunakan prin%ipal base* pembuat donat membuat donat tanpa melihat buku resep tentang pembuatan donat* dia telah memahami bahwa bahan,bahan yang diperlukan adalah terigu* kentang* ragi* telur* dan gula. 2ntuk takarannya* pembuat donat akan menakarnya sesuai seleranya. %ara menggoreng pun +uga sesuai selera* boleh sangat garing atau sedikit basah. 5amun* ketika pembuat menggunakan rule base* pembuat donat membuatnya dengan melihat resep yang telah ada* berikut detail proses pembuatan donat tersebut. Dengan kata lain* mulai dari bahan hingga proses pembuatannya sudah ditentukan. 4egitu pula dalam akuntansi. dengan rule base* akuntan akan men+alankan keputusan sesuai dengan aturan* sedangkan dengan principal base* akuntan akan diberi kewenangan untuk menentukan suatu proses akuntansi dan disinilah letak profesional judgement dibutuhkan. Sebagaimana yang dikatakan oleh 4enneth et al. ("##C) bahwa principles-based standardsmensyaratkan judgment professional baik pada le&el transaksi maupun pada le&el laporan keuangan. 'leksibilitas dalam standar I'S yang bersifat principles-based akan berdampak pada tipe dan +umlah skill professional yang seharusnya dimiliki oleh akuntan dan auditor. Pengadopsian I'S mensyaratkan akuntan maupun auditor untuk memiliki pemahaman mengenai kerangka konseptual informasi keuangan agar dapat mengaplikasikan se%ara tepat dalam pembuatan keputusan. Pengadopsian I'S mensyaratkan akuntan memiliki pengetahuan yang %ukup mengenai ke+adian maupun transaksi bisnis dan ekonomi perusahaan se%ara fundamental sebelum membuat +udgment.
4eberapa penelitian telah dilakukan untuk mengidentifikasi beberapa keunggulan dan kelemahan dari rules-based dan principles-based standard . 2ntuk rule based yang detail memiliki beberapa manfaat. S%hipper ("##0) mengidentifikasi manfaatnya sebagai berikut* () meningkatkan komparabilitas* (") meningkatkan &erifiabilitas (konsensus antar pengukur)* (0) mengurangi kemungkinan perselisihan mengenai suatu perlakuan akuntansi* dan () mengurangi risiko litigasi. 5amun* rule base +uga bukan tanpa kelemahan. Standar yang detail tidak dapat memenuhi tantangan perubahan kondisi keuangan yang kompleks dan %epat dan sering menyediakan benchmar% untuk menentukan kesesuaian dengan aturan tapi tidak merefleksi ke+adian ekonomi yang mendasarinya se%ara substansial ('innerty 3//* dalam AAA 'inan%ial A%%ounting Standard =ommittee* "##0). Standar berbasis prinsip memiliki keunggulan dalam hal memungkinkan mana+er memilih perlakuan akuntansi yang merefleksikan transaksi atau ke+adian ekonomi yang mendasarinya* meskipun hal sebaliknya dapat ter+adi. Standar berbasis prinsip memungkinkan mana+er* anggota komite audit* dan auditor menerapkan +udgment profesionalnya untuk lebih fokus
pada merefleksi ke+adian atau transaksi ekonomi se%ara substansial* tidak sekedar melaporkan transaksi atau ke+adian ekonomi sesuai dengan standar. Implikasinya* I'S memang lebih fleksibel dan memberikan keleluasaan yang lebih besar terhadap akuntan untuk menggunakan pertimbangan profesional professional ( judgment ). Implikasi inilah yang di+adikan alasan* I'S +ustru akan mempersulit komparabilitas laporan keuangan dan menyuburkan manipulasi laporan keuangan. 4andingkan misalnya dengan 2S -AAP yang sangat ketat. Pertimbangan profesional telah tereduksi men+adi pohon keputusan (decision tree)* dalam kondisi apa harus melakukan apa. !adi kesimpulan baik atau buruknya penerapan I'S yang berbasis prinsip silahkan anda simpulkan sendiri* tapi yang perlu men+adi perhatian anda sekarang bukan lagi mengenai baik buruknya atau suka tidak sukanya terhadap I'S karena tahun "#" ini Indonesia telah resmi menerapkan I'S dan sudah seharusnyalah anda mempersiapkan diri anda sebagai %alon akuntan untuk memahami I'S yang berbasis pirnsip. 4aik kalangan mahasiswa* praktisi maupun akademisi di bidang akuntansi untuk sungguh,sungguh menguasai prinsip,prinsip akuntansi untuk dapat bersaing apabila masih ingin bersaing. (iem) Principal Based dan Rules Based Perdebatan mengenai principal based dan rules based telah berlangsung selama lebih dari satu de%ade. Proses kon&ergensi IAS4 dengan 'AS4 terus ber+alan untuk menghilangkan perbedaan mendasar dari dua standar akuntansi dunia tersebut. Saat ini masih ada perbedaan antara standar keluaran IAS4 dan 'AS4. 5amun* pengaruh 'AS4 yang bersifat ; Rule ased < di dalam standar,standar keluaran IAS4 mulai terasa. Pengaruh 2S -AAP sangat terasa pada standar,standar mengenai instrument keuangan (IAS 0"* IAS 03) dimana 2S -AAP memang memiliki standar mengenai instrument keuangan lebih dahulu sehingga standarnya dalam hal ini lebih matang. -aris 4esar ?aluan Standar Akuntansi (-4?SA) terbesar antara lain adalah penyusunan standar akan standar berbasis aturan (Rule based ) atau standar berbasis prinsip ( rinciple based ). I'S oard memilih untuk menga%u pada standar berbasis prinsip. Perbedaan Standar erbasis Prinsi" dan Standar erbasis Aturan Keterangan
Principle Based Standard
Rule Based Standard
Sifat
2mum
Spesifik dan in%i
Isi
8enguraikan apa yang harus dilakukan
8en+elaskan bagaimana yang harus dilakukan
Karakteristik
=enderung ringkas dan bernomor sedikit
=enderung lebih elaborati&e dan bernomor lebih banyak
Diukur dengan tingkat kepatuhan
Diukur dengan ukuran patuh atau melanggar peraturan
Kepatuhan
Keunggulan standar berbasis "rinsi" ( Principle Based Standart ) rinciple ased Standard memiliki beberapa keunggulan dibanding Rule ased standard * antara lain . Kosakata yang digunakan ;standar< berarti kata yang digunakan dalam rinciple ased Standard adalah prinsip,prinsip yang terpilih. ". Standar berbasis prinsip lebih mudah dipahami. 0. ?ubungan antara satu prinsip dengan prinsip lain men+adi lebih +elas.
. Konsistensi antar prinsip dan antar standar indi&idual dapat lebih di+amin $. Kontradiksi prinsip lebih mudah ditengarai dan disempurnakan oleh para penyusun standar. Kelemahan Standar erbasis Peratutan ( Rule Based standart ) 4eberapa kelemahan dari standar yang berbasis aturan antara lain . Standar berbasis aturan selalu dirasa kurang lengkap. ". Karena eksplesit* standar akuntasi berbasis aturan beresiko berumur pendek karena turbulensi perubahan lingkungan akuntansi. 0. erasa over-regulated atau berlebihan oleh pengguna standar.
-aris 4esar ?aluan Standar Akuntansi (-4?SA) terbesar antara lain adalah penyusunan standar akan standar berbasis aturan ( Rule based ) atau standar berbasis prinsip ( rinciple based ). Perdebatan mengenai principal based dan rules based telah berlangsung selama lebih dari satu de%ade. Proses kon&ergensi IAS4 dengan 'AS4 terus ber+alan untuk menghilangkan perbedaan mendasar dari dua standar akuntansi dunia tersebut. ?asil penelitiannya e& (3//) yang men+elaskan bahwa pengukuran yang dapat diamati dari likuiditas pasar digunakan untuk mengidentifikasi le&el asimetri dalam menghadapi partisipan di pasar modal. e& menyatakan bahwa pengungkapan yang penuh (full dis%losure) seharusnya mengurangi ketidakadilan diantara para in&estor karena adanya penurunan asimetri informasi melaiui akses yang sama terhadap informasi. Disini dapat dilihat bahwa masih banyak perdebatan dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap dis%losure laporan keuangan. Dis%lore sangat penting dalam laporan keuangan* apalagi sekarang dengan mulai diterapkannya I'S* dis%losure merupakan hal yang begitu banyak dibahas didalamnya. Dalam peraturan International A%%ounting Standar (IAS) disebutkan bahwa pengungkapan (dis%losure)* merupakan syarat mutlak bagi panya+ian informasi yang diperlukan untuk berlangsungnya pasar modal yang efisien se%ara optimal. Penelitian 4ank Dunia baru,baru ini menun+ukkan bahwa salah satu faktor ter+adinya krisis di kawasan Asia belakangan ini adalah karena kurangnya keterbukaan dan transparansi atas aporan Keuangan Emiten. *3/%*3/% /*4'AS% 1A5 PASA/ *AS
?aruskah Kita 8eregulasi Akuntansi6 Pihak yang tidak menginginkan regulasi menggunakan teori agensi untuk mempertanyakan mengapa harus ada insentif untuk pembuatan laporan yang andal dan sukarela bagi pemilik. 2ntuk menyelesaikan konflik antara pemilik dan mana+emen* laporan keuangan digunakan untuk memonitor hubungan ker+a* untuk menilai dan menentukan kompensasi mana+er. Perusahaan dituntut untuk menya+ikan laporan se%ara sukarela dan pengguna informasi dapat memaksa pihak,pihak terkait untuk menya+ikan informasi tersebut. Pihak yang menginginkan regulasi menggunakan argumentasi kepentingan umum. Pada dasarnya kegagalan pasar maupun kebutuhan untuk men%apai tu+uan sosial memaksa adanya regulasi akuntansi.
Kegagalan pasar sebagai isu alokasi yang belum optimal dapat disebabkan oleh
Keengganan perusahaan mengungkapkan informasi. Adanya penyelewengan. Penya+ian informasi akuntansi se%ara tidak semestinya. Kebutuhan untuk men%apai tu+uan sosial yang memuaskan +uga mendukung perlunya regulasi akuntansi. u+uan ini men%akup kewa+aran laporan* informasi yang disa+ikan se%ara seimbang (information symmetry) dan perlindungan in&estor.
Pendekatan Pasar ebas
Pendekatan pasar bebas dalam menghasilkan standar akuntansi dimulai dari asumsi dasar bahwa informasi akuntansi merupakan sebuah produk yang bersifat ekonomis* sama seperti barang atau +asa lainnya. Atas dasar tersebut informasi akuntansi merupakan sub+ek kekuatan permintaan dari para pengguna dan disediakan oleh para penya+i. ?asilnya adalah se+umlah pengungkapan informasi yang optimal pada tingkat harga yang optimal pula. Kapan suatu informasi diperlukan dan se+umlah harga tertentu ditawarkan untuk itu* pasar akan menyediakan informasi asalkan harga yang ditawarkan melebihi biaya informasi tersebut. Pendukung pendekatan regulator (baik swasta maupun publik) menyatakan bahwa ada kegagalan pasar baik se%ara eksplisit maupun implisit dalam pasar informasi swasta.
Kegagalan pasar eksplisit ter+adi pada informasi akuntansi saat kuantitas dan kualitas dari barang yang disa+ikan berbeda dengan biaya dan manfaat yang diperoleh dari barang tersebut. Kegagalan pasar ter+adi dalam pasar khusus informasi akuntansi* dengan asumsi kuantitas dan kualitas informasi akuntansi berbeda dari manfaat sosial maksimum yang dapat diperoleh. Informasi akuntansi dipandang sebagai barang umum dan terkait dengan ketidakmampuan untuk mengeluarkan pihak yang terlibat dalam pen+ualan (non, pur%haserB free rider). eori kegagalan pasar implisit menekankan pada satu atau lebih kondisi berikut sehingga terdapat gangguan dalam pasar informasi akuntansi.
Pengendalian atas informasi yang bersifat monopoli oleh mana+emen. In&estor yang naif. 5aif dihipotesiskan bahwa para in&estor tidak memahami dengan baik kompleksitas teknik,teknik transformasi akuntansi. Ketakutan akan kegagalan fungsional (fun%tional fiFation). Dalam kondisi tertentu in&estor mungkin tidak mampu mengubah proses pembuatan keputusannya untuk merespon data yang dihasilkan oleh perubahan yang ter+adi dalam proses akuntansi. Penyimpangan perhitungan. Keanekaragaman prosedur. Kurangnya ob+ekti&itas. 4erdasarkan dugaan tersebut* pendukung regulasi atas akuntansi mengkritik bahwa pendekatan pasar tidak efektif dan menyarankan regulasi untuk meningkatkan produk akuntansi.
antangan terhada" teori kegagalan "asar
eori kegagalan pasar mengandung kesalahan yang fatal. Keluaran yang diperoleh teori tersebut diidentifikasi sebagai optimal hanya sekedar istilah dan istilah ini dapat diidentifikasikan sendiri,sendiri oleh ketentuan setiap lembaga yang menghasilkan keluaran tersebut. Kripke menga+ukan dua kemungkinan yang akan ter+adi dengan tidak adanya regulasi yang diinginkan
Akan ada pengungkapan informasi akuntansi yang %ukup dan berkesinambungan. Keseragaman akuntansi semakin berkurang karena perbedaan pandangan dalam menginterprestasikan dan menggambarkan suatu ke+adian akan disembunyikan oleh sistem yang diberi kewenangan untuk melalukan hal tersebut. 5amun tekanan dan pengungkapan akan semakin memadai sehingga memungkinkan para pemba%anya untuk membuat kebi+akan sendiri.
/egulasi Standar Akuntansi oleh Sektor S+asta Penyusunan standar se%ara swasta di Amerika Serikat meliputi =ommittee on A%%ounting Pro%edures (303,3$3)* A%%ounting Pri%iples 4oard (3$3,370) dan 'inan%ial A%%ounting Standar 4oard (370,sekarang).
Argumen yang digunakan pendukungnya antara lainG 'AS4 terlihat lebih responsif terhadap berbagai konstituen. 'AS4 tampak mampu menarik* sebagai anggota atau staf* orang,orang yang memiliki pengetahuan teknis yang diperlukan untuk mengembangkan* mengimplementasikan sistem pengukuran dan pengungkapan alternatif 'AS4 terlihat sukses dalam memperoleh tanggapan dari berbagai konstituensinya dan dalam menanggapi se+umlah masukan.
Argumen yang digunakan penentangnya antara lainG 'AS4 tidak memiliki statutori dan kekuatan untuk memaksakan aturan yang dibuatnya* serta menghadapi penolakan oleh Kongres maupun oleh lembaga pemerintah lainnya. 'AS4 sering dituduh tidak independen dari dari konstituennya yang besar* kantor akuntan publik dan korporasi. 'AS4 sering dituduh lamban dalam menanggapi isu,isu utama yang krusial bagi se+umlah konstituennya.
Para pendukung dewan tetap mempertahankan bahwa pertimbangan yang mendalam akan memungkinkan 'AS4 memperbaiki akibat yang tidak diinginkan dari suatu pernyataan. ?al ini menimbulkan persoalan tambahan* karena standar yang ditawarkan akan memiliki kesempatan yang ke%il untuk diterapkan apabila se%ara umum tidak memperoleh dukungan.
%AS s 6AS: A"a Perbedaannya7 Kategori: standar akuntansi global
SE= diharapkan dapat menerbitkan rekomendasi sebelum akhir tahun yang kemungkinan memerlukan perusahaan publik untuk mengadopsi standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International A%%ounting Standards 4oard (IAS4). !ika hal ini ter+adi* hal tersebut men+adi tidak +elas bagaimana IAS4 dan 'inan%ial A%%ounting Standards 4oard ('AS4) akan beker+a sama untuk mendukung dan menerbitkan standar akuntansi internasional di masa mendatang. Dalam pidatonya baru,baru* F*S chair eslie '. Seidman menyatakan bahwa 'AS4 ;harus terus memiliki peran yang kuat dalam mempengaruhi apa yang ter+adi di dalam agenda internasional* proses dimana masalah ini dianalisis* tingkat pembinaan pelaksanaan tersedia* dan pen+angkauan yang dilakukan di Amerika Serikat. * ;8eskipun IAS4 dan 'AS4 mirip* baik dalam hal membangun dan meningkatkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan masih terdapat beberapa perbedaan. 'AS4 merupakan bagian dari 'inan%ial A%%ounting 'oundation ('A')* yang diawasi oleh dewan pengawas* dan independen dari semua bisnis dan organisasi profesional. ?al ini didanai oleh biaya yang dibayarkan oleh emiten. IAS4 diawasi oleh pengawas +uga* tetapi bertanggung +awab kepada Dewan Pengawasan dari otoritas pasar modal. ?al ini +uga didanai oleh pelaku pasar* tetapi didanai oleh pihak regulator yang berwenang +uga. 'AS4 saat ini memiliki tu+uh anggota dewan yang ditun+uk oleh dewan pengawas 'A'* dan masing,masing dapat melayani dari dua sampai dengan lima tahun. IAS4 saat ini memiliki $ anggota yang ditun+uk oleh pengawas melalui proses yang terbuka dan ketat yang men%akup lowongan iklan dan konsultasi organisasi terkait. Perbedaan erbesar: Pasca"elaksanaan
8ungkin perbedaan yang paling +elas antara kedua organisasi terletak di area pas%a, penerapan standar. 'AS4 tidak memiliki proses formal untuk menin+au efek dari standar akuntansi yang baru diterbitkan. Isu pas%a,pelaksanaan dapat ditangani melalui tindakan SE= (Staf A%%ounting 4ulletin) atau Ameri%an Institute of =ertified Publi% A%%ountants a%tion (EI')* yang dapat mengakibatkan update ke =ode. IAS4* di sisi lain* memiliki formal* dua tahun ka+ian pas%a implementasi pada semua standar yang diterbitkan. erakhir* anggaran operasional pada tahun "# untuk dua organisasi ini sangat berbeda. 2ntuk 'AS4* anggaran sebesar H $0.0##.### 2SD. 2ntuk IAS4* anggarannya sebesar "#* +uta (sekitar H 0.##.###). !umlah ini kongruen mengingat ukuran relatif dari masing,masing dewan organisasi. A"a artinya semua ini7
Kami tidak benar,benar tahu bagaimana pergerakan standar internasional* dengan pengawasan petugas IAS4* akan mempengaruhi perusahaan publik AS. IAS4 memang memiliki tu+uan yang sama dengan 'AS4* tapi saya akan perhatikan IAS4 memiliki struktur yang lebih ketika menge&aluasi pernyataan akuntansi baru. Saya pikir struktur tambahan ini adalah sesuatu yang akan disambut oleh perusahaan publik. ?al ini +uga menun+ukkan bahwa IAS4 mampu beroperasi se%ara efisien.