LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL “Sediaan Steril SVP Famotidine 1%
Di!"!"n ole#$
Noia Andriani P1&''(11)*+) Do!en Pem,im,in- $ .ani/a Ra#ma0 MSi0 A2t
POLITEKNIK KESE.ATAN KEMENKES 3ANDUNG 4URUSAN FARMASI +*1(
IN4EKSI SVP Famotidine 1 % I TU4U TU4UAN AN PRAK PRAKTI TIKU KUM M
Mampu Mampu membua membuatt formula formulasi, si, pembua pembuatan tan sediaan sediaan dan mengev mengevalu aluasi asi sediaan sediaan dalam pembuatan pembuatan sediaan sediaan Small Volume Parenteral dengan dengan bahan aktif Famotidine 1%. II PENDA.ULUAN
Pada Pada zaman zaman sekaran sekarang g tidak tidak dipung dipungkir kirii bahwa bahwa pemberi pemberian an obat obat dengan dengan cara inje injeks ksii cuku cukup p dimi dimina nati ti kare karena na dapa dapatt member memberik ikan an efek efek ang ang segera segera dan dan dapa dapatt membantu pengobatan pada pasien ang tak sadarkan diri atau pada pasien ang tidak memung memungkin kinkan kan untuk untuk mengko mengkonsu nsumsi msi obat obat secara secara peroral peroral,, meskip meskipun un tidak tidak semua semua orang suka suka melakukan melakukan pengobatan pengobatan secara parenteral parenteral karena pemberian pemberian obat obat secara injeksi injeksi ini memiliki kekurangan kekurangan salah satuna aitu jika obat sudah diberikan diberikan secara parenteral, sulit untuk membalikan atau mengurangi efek fisiologisna !"goes,#$1&. !"goes,#$1&. Paren Parenter teral al seper seperti ti ang umum umum digu diguna naka kan, n, menu menunj njuk ukan an pemb pemberi erian an lewa lewatt suntikan seperti berbagai sediaan ang diberikan dengan disuntikkan. 'ata ini berasal dari dari kata kata (unani, nani, para dan enteron enteron berarti diluar usus halus dan merupakan rute pemberian lain dari rute oral. !"nsel, 1)*)& +njeksi adalah sediaan steril ang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau melalui selaput lendir. +njeksi dapat berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk steril ang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu dah ulu seb sebelu elum m digunakan digunakan !"nief, #$1$&. #$1$&. Small Volume Volume Parenteral Parenteral adalah sediaan parenteral ang dikemas dalam wadah mengandung kurang kurang dari 1$$ ml. !-P $ th & Penak Penakit it tukak tukak lambun lambung g merupa merupakan kan penak penakit it ang ang banak banak di derita derita oleh oleh masarakat ang disebabkan bila produksi asam lambung dan pepsin ang bersifat korosif tidak berimbang dengan sistem pertahanan gastroduodenal maka akan terjadi tukak peptik di esofagus, lambung danatau duodenum. !Farmakologi dan /erapeutik F' + 0disi , #$1#&. Pada Pada sedi sediaa aan n small volume parenteral ini menggunaka menggunakan n Famotidin Famotidin sebagai bahan aktif ang dapat digunakan untuk terapi tukak lambung maupun duodenum sebag sebagai ai anta antago goni niss resep resepto torr hist histami amin n 2# ang ang dapa dapatt meng mengham hamba batt sekre sekresi si asam asam lambun lambung g pada pada keadaa keadaan n basal, basal, malam malam dan akibat akibat distim distimula ulasi si oleh oleh pentag pentagastr astrin. in. Famotidine tiga kali lebih poten daripada ranitidin dan #$ kali lebih poten daripada
simetidin !Farmakologi dan /erapeutik F' + 0disi , #$1#&. Manfaat untuk praktikan melakukan praktikum ini ialah agar praktikan dapat mengetahui permasalahan berikut penelesaianna terhadap bahan aktif Famotidine lalu dapat menentukan bahan3bahan tambahan ang tepat sehingga dapat memberikan efek ang maksimal untuk pengobatan dan juga agar praktikan dapat mensimulasikan bagaimana membuat sediaan di dunia industri walaupun dalam skala kecil
III
TIN4AUAN PUSTAKA FAMOTIDIN
Famotidin merupakan bahan aktif ang dapat digunakan untuk terapi tukak lambung maupun duodenum
sebagai antagonis reseptor histamin 2# ang dapat
menghambat sekresi asam lambung pada keadaan basal, malam dan akibat distimulasi oleh pentagastrin. Famotidine tiga kali lebih poten daripada ranitidin dan #$ kali lebih poten daripada simetidin. 0fektifitas obat ini untuk tukak lambung dan tukak duodenum setelah * minggu pengobatan sebanding dengan ranitidin dan simetidin. Pada peneliti an berpembanding selama 4 bulan, famotidine juga mengurangi kekambuhan tukak duodenum ang secara klinis bermakna. Famotidin sama efektif dengan "2# lainna pada pasien sindrom 5olinger30llison , meskipun untuk keadaan ini omeprazol merupakan obat terpilih. 0fektifitas famotidine tidak jauh beda dengan dengan antagonis reseptor 2 # lainna. 0fek samping famotidin biasana ringan dan jarang terjadi, misalna sakit kepala, pusing, konstipasi dan diare. -eperti halna dengan ranitidin, famotidine nampakna lebih baik dari pada simetidin karena tidak menimbulkan antiandronergik !Farmakologi dan /erapeutik F' + 0disi , #$1#&. 6osis ang digunakan pada sediaan ini ditujukan untuk pengobatan pada tukak lambung atau tukak lambung aktif 7$ mghari pada saat akan tidur. Pada pasien hipersekresi asam lambung tertentu atau pada pasien ang tidak dapat diberikan sediaan oral, famotidine diberikan +8 #$ mg1# jam. 6osis obat untuk pasien harus dititrasi berdasarkan jumlah asam ang disekresi. !Farmakologi dan /erapeutik F' + 0disi , #$1#&.
IN4EKSI
+njeksi adalah sediaan steril ang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau melalui selaput lendir. +njeksi dapat berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk steril ang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan !"nief, #$1$&. +njeksi diracik dengan melarutkan, mengemulsikan atau mensuspensikan sejumlah obat ke dalam sejumlah pelarut atau dengan mengisikan sejumlah pelarut atau dengan mengisikan sejumlah obat ke dalam wadah dosis tunggal atau wadah dosis ganda. !"nief, #$1$& +njeksi dapat digolongkan sebagai berikut !"goes,#$1& 9 •
+ntradermal !id& Pada pemberian secara intradermak, atau dapat pula intrakutan, obat disuntikkan pada lapisan superfisial kulit. Melalui rute ini, volume larutan ang disuntian, biasana dalam jumlah kecil, hana $.1 ml untuk sekali pakai. "bsorbsi melalui
•
rute ini lambat, menebabkan hasil kerja onset obat pun lambat. -ubkutan !sc& +njeksi volume kecil dilakukan pada jaringan longgar dibawah kulit, biasana pada permukaan terluar dari lengan atau paha. :espons dari obat ang diberikan dengan
•
cara ini lebih cepat daripada diberikan secara +ntradermal. +ntramuskular !im& +njeksi pada pemberian obat secara intramuskular dapat dilakukan pada massa otot seperti otot deltoid !segi tiga& pada lengan bagian atas sebanak # ml larutan obat, otot gluteal medial dari setiap penonjolan sebanak ml. absorbsi melalui rute
•
intramuskular berlansung lebih cepat daripada rute subkutan. +ntravena !iv& ;arutan bervolume besar atau kecil dapat diberikan ke dalam vena untuk mendapatkan efek lebih cepat, tetapi pemberian melalui rute ini potensial
•
berbahaa karena tidak dapat mundur begitu obat sudah diberikan. :ute intraarteri :ute ini tidak sering digunakan. +njeksi obat pada terminat arteri merupakan sasaran ang dapat merupakan suatu organ.
•
:ute lain 3 +ntrakardiak !penuntikan ke dalam bilik jantung& 3 +ntrartikular !penuntikan ke dalam persendian& 3 2ipodermoklisis !injeksi volume besar larutan ke dalam jaringan subkutan& 3 +ntraspinal ! penuntikaan ke dalam kolon spinal& 3 +ntrasinovial !penuntikan ke daerah cairan persendian& 3 +ntratekal !penuntikan ke dalam cairan spinal obat parenteral ang diberikan
dalam bentuk larutan& 'euntungan pemberian obat secara parenteral !"goes,#$1& 1. :espons fisiologis segera dapat dicapai jika diperlukan. #. /erapi parenteral dipersaratkan atau diperlukan untuk obat ang tidak efektif secara oral atau akan dirusak oleh sekresi salur cerna, seperti cerna, seperti insulin, hormon lain, dan antibiotika. . Pengobatan untuk pasien ang tidak kooperatif, meloa, atau tidak sadar harus diberikan melalui injeksi. 7.
=entuk sediaan parenteral !"goes,#$1&. 1. -ediaan parenteral volume kecil /ermasuk dalam kategori ini adalah ampul 13#$ ml serta vial # ml > $ ml. -ediaan dapat digunakan untuk penuntikan secara +ntramuskular, intravena, intradermal,subkutan, intraspinal, dan intrasisternal atau intratekal. #. -ediaan parenteral volume besar 'emasan ang berisi larutan injeksi 1$$ ml atau lebih dinamakan sebagai volume besar, dan biasana digunakan melalui rute intravena. 0lektrolit 9 larutan ?a@l dan '@l ?onelektrolit 9 6ekstrosa dan Manitol . -ediaan parenteral berbentuk serbuk -ediaan ini dapat didefinisikan sebagai produk kering, melarut atau tidak melarut !suspensi&, untuk dikombinasikan dengan suatu pelarut atau pembawa sebelum digunakan. =iasana tersedia dialam vial, contohna injeksi penisilin, ampisilin,
amoksisilin, streptomisin, dsb. Menurut -P, obat suntik dibagi dalam jenis ang secara umum didefinisikan sebagai berikut !"nsel, 1)*)& 9 1. Abat larutan atau emulsi ang sesuai untuk obat suntik. BCCC Injection” #. -erbuk kering atau larutan pekat, tidak mengandng dapar, pengencer atau zat tambahan lain dan bila ditambah pelarut lain ang sesuai memberikan larutan ang memenuhi semua aspek persaratan untuk obat suntik. B Sterile ……….” . -eperti no # kecuali bahwa mereka mengandung satu atau lebih dapar, pengencer atau zat tambahan lainna. “…….. for Injection” 7. Padatan ang disuspensikan di dalam media cair ang sesuai dan tidak untuk disuntikkan intravena atau kedalam ruang spinal. “Sterile ……. Suspension” . Padatan kering, ang bila ditambahkan pembawa ang sesuai menghasilkansediaan ang memenuhi semua aspek persaratan untuk Sterile suspension. “Sterile…….. for Suspension” 'arakteristik khusus dan persaratan sediaan parenteral !"goes,#$1&. 1. "man secara toksikologi #. -teril, bebas dari kontaminasi mikroorganisme, baik bentuk begetatif, spora, . 7. . 4.
pathogen maupun nonpatogen. =ebas dari kontaminasi pirogenik !termasuk endotoksin& =ebas dari partikel partikulat asing -tabil secara fisika, kimia, biologi dan mikrobiologi 'ompatibel jika dicampur dengan sediaan parenteral lain ang akan diberikan
secara intravena D. +sotonis, dalam pengertian ada rentang isotonis, jadi tidak selalu secara absolut isotonis. =ahaa klinik pemberian parenteral !"goes,#$1&. 1. 0mboli udara. /erbatas pada penggunaan secara iv atau ia. #. Perdarahan !biasana terkasit dengan kondisi pasien& . 6emam dan toksisitas, baik secara local maupun sistemik 7. 2ipersensitivitas . +nkompatibilitas 4. +nfiltrasi dan ekstravasasi& D. 6osis berlebih !over dosage) *. Partikel partikulat. 6apat menebabkan timbulna reaksi benda asing dari tubuh. ). Flebitis, biasana terjadi pada penggunaan iv 1$. -epsis dan trombosis. -ediaan injeksi pada umumna digunakan air sebagai pembawa ataudalam bentuk larutan. Pelarut ang sering digunakan untuk pada pembuatan obat suntik secara besar3besaran adalah air untuk obat suntik. !Water For Injectiones, -P&. "ir ang dimurnikan dengan cara penulingan
atau reverse osmosis dan memenuhi
standar ang sama dengan Purified Water, SP dalam hal jumlah zat padat ang ada
aitutidak lebih dari 1 mg 1$$ m;. Water for Injection, SP dan tidak boleh mengandung zat penambah. Ealaupun air untuk obat suntik tidak disaratkan steril tetapi harus bebas pirogen. "ir tersebut dimaksudkan untuk pembuatan ang disuntikkan ang akan di sterilkan sesudah dibuat. "ir untukobat suntik harus disimpan dalam wadah ang tertutup rapat pada temperatur dibawah atau di atas kisaran temperatur di mana mikroba dapat tumbuh. "ir untuk obat suntik dimaksudkan untuk digunakan dalam waku #7 jam sesudah penampungan. /entuna harus ditampung dalam wadah ang bebas pirogen dan steril. Eadah umumna dari gelas atau dilapisi gelas !"nsel, 1)*)&
IV FORMULASI
1 Famotidine Pemerian
Putih hingga putih kekuningan, serbuk 'ristal atau
'elarutan
'ristal !=P #$1rd, p. 1$1#& -angat sedikit larut dalam air, larut dalam asam asetat glasial, sangat sedikit larut dalam etanol anhidrat, praktis tidak larut dalam etil asetat. ;arut dalam asam mineral encer. !=P #$1, p. 1$1#&
-tabilitas Panas • 2idrolisis • @ahaa • p2 •
Penimpanan
/erdekomposisi pada suhu 147@ !
. !
Ke!im2"lan $
=entuk zat aktif ang digunakan !basaasamgaramester& 9 =ase =entuk sediaan !larsuspemulsiserbuk rekonstitusi& 9 ;arutan @ara sterilisasi sediaan 9 Panas lembab !"utoklaf 1#1@, 1 psi, selama 1 menit. 'emasan 9 =otol kaca! vial& coklat #
2@l !"sam 2idroklorida&
Pemerian
"sam hidroklorida, larutan bening, tidak berwarna, berbau tajam dan 2@l berbau menusuk. !2AP0 4 th 0d
'elarutan
#$$), p $*& 6apat bercampur dengan air, larut dalam dietileter, etanol !)%& dan methanol. !2AP0 4 th 0d #$$), p $*&
-tabilitas
/idak ditemukan dalam pustaka !=P,
'egunaan
Pelarut bahan aktif
HCl bereaksi dengan alkalis, evolusi dari jumlah panas, bereaksi dengan banyak logam dan melepaskan hidrogen. !2AP0 4th 0d
+nkompatibilitas
#$$), p $*& =enzalkonium 'lorida Pemerian
Gel kental atau potongan seperti gelatin, putih atau putih kekuningan, biasana berbau aromatik lemah. ;arutan dalam air berasa pahit.
'elarutan
aseton, ethanol )%, methanol, propanol dan air !2AP0 4th ed. #$$) p.D&. =enzalkonium klorida bersifat higroskopik sehingga
-tabilitas
dapat terpengaruh oleh cahaa, udara dan logam !2AP0 4th ed. #$$) p.D&. p2 aktivitas antimikroba 9 'egunaan +nkompatibilitas
7,$ > 1$,$ !2AP0 4th ed. #$$) p.)&. Pengawet antimikroba !2AP0 4th ed. #$$) p. D&. +nkompatibel dengan alumunium, surfraktan anionik, surfraktan nonionik dalam konsentrasi tinggi, lanolin, hidrogen peroksida, permanganat, protein, salisilat !2AP0 4th ed. #$$) p. D&.
7
?atrium 'lorida
Pemerian
2ablur bentuk kubus, tidak berwarna atau serbuk hablur
'elarutan
putih, rasa asin !F+ 8 hlm. )1D&. Mudah larut dalam air, sedikit lebih mudah larut dalam air mendidih, larut dalam gliserin, sukar larut dalam ethanol !F+ 8 hlm. )1D&. ;arutan natrium klorida dapat terjadi pemisahan partikel
-tabilitas
pada wadah kaca tertentu. ;arutan dapat disterilkan dengan cara panas basah autoclave atau dengan cara filtrasi !2AP0 4th ed. #$$) p. 4)&. /ahan pemanasan, stabil didalam air sehingga tidak 'egunaan +nkompatibilitas
terjadi reaksi hidrolisis dan reaksi oksidasi. Pengisotonis !2AP0 4th ed. #$$) p. 4)&. ;arutan natrium klorida bersifat korosif untuk besi. =ereaksi membentuk endapan dengan garam perak, timbal, dan merkuri. Aksidator kuat dapat melepaskan klorin dari larutan natrium klorida asam. 'elarutan dari Metilparaben sebagai pengawet menurun dalam larutan natrium klorida dan mengurangi viskositas gel karbomer atau hidroksipropil !2AP0 4th ed. #$$) p. 4)&.
Eater for +njection
Pemerian
@airan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
'elarutan
berasa !2AP0 4th ed. #$$) p. D44& 6apat bercampur dengan sebagian besar pelarut polar
-tabilitas 'egunaan +nkompatibilitas
!2AP0 4th ed #$$) p. D44& -tabil disemua keadaan fisik !2AP0 4th ed. #$$) p. D44& Pembawa dan Pelarut =ahan "ir dapat bereaksi dengan obat dan berbagai eksipien ang rentan akan hidrolisis !terjadi dekomposisi jika terdapat
air
atau
kelembapan&
pada
peningkatan
temperatur. "ir bereaksi secara kuat dengan logam alkali dan bereaksi cepat dengan logam alkali tanah dan oksidana seperti kalsium oksida dan magnesium oksida. "ir juga bisa bereaksi dengan garam anhidrat menjadi bentuk hidrat. !2AP0 4th 0d #$$), p.D44&
VPENDEKATAN FORMULA No
4"mla#
Ke-"naan
Famotidine
1,$1 % bv
=ahan "ktif
2@l $.1 ?
7,*% bv
Pelarut =ahan "ktif
.
?ao2 $.1 ?
Hs
"djust p2
7.
=enzalkonium 'lorida
$.$1% bv
=ahan Pengawet
.
?a@l
$.##7% bv
Pengisotonis
4.
EF+
"d 1$$% bv
Pembawa
1. #.
VI
Nama 3a#an
PER.ITUNGAN a Per#it"n-an Kadar 5at A6ti/
'adar untuk injeksi )*.% 3 1$1% !-P $ th 0d, p.#11$& 'adar Famotidine 1% dilebihkan 1%. 1g I 100 ml J $ ml I $. g K ! 1% J $. g& I $.$ g 0.505 g I J 1$$ % I 1.$1% Famotidine 50 ml
, Per#it"n-anToni!ita!
Famotidine
=enzalkonium 'lorida
I@J0
I@J0
I 1.$1% J
(
)
17 x 1,9 337.5
I $.$1% J
(
17 x 0.18 360
I 1,$1% J $.$)D
I $.$1% J $.$$*
I $.$)4D %
I $.$$$$* %
)
2@l 2@l
I
g BE J g
$.1?
I
36.46
1000
V
J
#.7 ml I $.$$*D g $.4 % I@J0
1000 2.4 ml
I $.4% J
(
36.46
4.74 I 714.4D g
I $.4% J 1.*%
g
I $.D)%
I $.$$*D
)
17 x 3.4
I $.$)4D % K $.D) % K $.$$$$*% I $.4D4 % ! 2ipotonis &
?a@l ang dibutuhkan 9 $.)% 3 $.4D4% I $.##7%
7 Per#it"n-an Do!i! #$ mg 1# jam I 7$ mg hari !Farmakologi dan /erapeutik F' + 0disi , #$1#&. 'adar Famotidine 1.$1% 1.01 g I 100 ml J 1$. ml I $.1$4 g 1$. ml
I $.$1 g ml I 1$ mg ml 1 J pakai I #$ mg I # ml sediaan 1$. ml # ml I kali pakai. ! 6osis Ganda & VII PENIM3ANGAN
Penimbangan 6ibuat vial !L 1$ ml& I $ ml /iap vial dilebihkan $. ml ! F+ 8, hal 1$77 & 8 I J 1$. ml K 4 ml I D. ml $ ml Penimbangan dibuat sebanak $ ml berdasarkan pertimbangan volume terpindahkan dan kehilangan selama proses produksi. No
Nama 3a#an
4"mla# 8an- ditim,an-
1.
Famotidine
1,$1 g1$$ ml J $ ml I $.$ g
#.
2@l $.1 ?
7,* g1$$ ml J $ ml I #.7 ml
.
?aA2 $.1 ?
Hs
7.
=enzalkonium 'lorida
$.$1 g1$$ ml J $ ml I $.$$ g
.
?a@l
$.##7 g1$$ ml J $ ml I $.11# g
4.
EF+
"d 1$$% bv
VIII
STERILISASI a Alat
?o ?ama alat .
@ara -terilisasi
Eaktu sterilisasi
1.
Gelas kimia 1$$ ml
Panas lembab !"utoklaf, 1#1°@, 1 psi&
1 menit
1
#.
Gelas kimia $ ml
Panas lembab !"utoklaf, 1#1°@, 1 psi&
1 menit
.
Gelas ukur 1$ ml
Panas lembab !"utoklaf, 1#1°@, 1 psi&
1 menit
#
7.
0rlenmeer 1$$ ml
Panas lembab !"utoklaf, 1#1°@, 1 psi&
1 menit
#
.
-patel
Panas kering !Aven, 1D$ °@&
1 jam
4
4.
=atang pengaduk
Panas kering !Aven, 1D$ °@&
1 jam
7
D.
@orong gelas
Panas lembab !"utoklaf, 1#1°@, 1 psi&
1 menit
1
*.
'aca arloji
Panas kering !Aven, 1D$ °@& 1 jam
1 jam
4
).
=uret
Panas lembab !"utoklaf, 1#1°@, 1 psi&
1 menit
1
1$.
Pipet tetes
Panas lembab !"utoklaf, 1#1°@, 1 psi&
1 menit
11.
/utup pipet tetes
6esinfeksi !"lkohol D$%&
#7 jam
1 menit
1N#
1#.
,
?o . 1. #. .
Membran filter $.## & 0.45 µm
Panas lembab !"utoklaf, 1#1°@, 1 psi&
9ada#
?ama Eadah
@ara -terilisasi
8ial @okelat
/utup 8ial "lumunium @ap
1
Panas basah !"utoklaf, 1#1 °@, 1 psi& 1 menit 6esinfeksi !"lkohol D$%& #7 jam Panas kering !Aven, 1D$ °@& 1 jam
7 3a#an
?o ?ama Eadah . 1. Famotidine #. 2@l $.1? .
?aA2 $.1?
7.
=enzalkonium 'lorida ?a@l EF+
. 4.
I:
@ara -terilisasi
$.$ g #.7 ml
Panas kering !Aven, 1D$ °@& 1 jam Panas basah !"utoklaf, 1#1 °@, 1 menit Panas basah !"utoklaf, 1#1 °@, 1 menit Panas basah !"utoklaf, 1#1 °@, 1 menit Panas kering !Aven, 1D$ °@& 1 jam Panas basah !"utoklaf, 1#1 °@, 1 menit
Hs $.$$ g $.11# g "d $ ml
psi& 1 psi& 1 psi& 1
psi& 1
PROSEDUR PEM3UATAN
:"?G !re" #rea !:uang
P:A-06: 1 #
!:uang Penimbangan&
-emua "lat dan Eadah sterilisasi dengan cara ang sesuai. -etelah sterilisasi, semua alat dan wadah dimasukkan ke dalam $%ite area melalui transfer &o'.
-teriliasi&
!re" #rea
1 3 3 3 3 #
=ahan ang dibutuhkan ditimbang diatas kaca arloji steril Famotidine I $.$ g 2@l I #.7 ml =enzalkonium 'lorida I $.$$ g ?a@l I $.11# g 'aca arloji ang berisi bahan ang telah ditimbang, ditutup dengan aluminium foil beri label !nama bahan dan jumlah& dan
W%ite #rea !rade ( !:uang Pencampuran&
dimasukkan ke $%ite area melalui transfer &o'. 1. -iapkan aHua pro injeksi #. Famotidine sebanak $.$ g dilarutkan dengan #.7 ml 2@l $.1 ? dalam gelas kimia $ ml. 'aca arloji diblas # kali dengan 1 ml aHua p.i . =enzalkonium sebanak $.$$ g diencerkan dengan 1 ml aHua p.i dalam gelas kimia $ ml. 'aca arloji diblas # kali dengan 1 ml aHua p.i 7. ?a@l sebnaak $.11# g dilarutkan dengan 1 ml aHua p.i dalam gelas kimia $ ml. 'aca arloji diblas # kali dengan 1 ml aHua p.i . -etelah zat aktif dan semua zat tambahan larut, masukkan masing3masing larutan tersebut kedalam gelas kimia 1$$ ml
ang telah dikalibrasi sebanak $ ml. 6iaduk ad homogen dengan batang pengaduk. 4. ;arutan digenapkan ad *$%. ;akukan pengecekan p2, adjust p2 menggunakan ?aA2 $.1 ? D. ;arutan disaring dengan membran
filter
$.7 µm
ang
dilanjutkan dengan membran filter $.## µm !duplo& dan ditampung dalam 0rlenmeer steril *. -iapkan buret steril dan lakukan pembilasan bagian dalam buret dengan ml larutan sebanak # kali. ;akukan pembilasan sampai semua bagian dalam buret terbasahi ). ;arutan dituang ke dalam buret steril. jung bagian atas buret ditutup dengan allumunium foil. 1$. -ebelum diisikan ke dalam vial, jarum buret dibersihkan dengan tissue ang telah dibasahi oleh alkohol D$% 11. +sisetiap vial dengan larutan sebanak $.ml 1#. 8ial ditutup dengan tutup karet vial. 6ibawa ke ruang penutupan melalui transfer boJ W%ite #rea !rade ( !:uang
1. -ediaan ditutup dengan menggunakan tutup karet vial lalu di seal dengan aluminium cap
penutupan& !re" #rea !:uang -terilisasi&
!re" #rea !:uang 0valuasi&
1. -ediaan di sterilisasi menggunakan autoklaf dalam gelas kimia ang telah dialasi kapas !1#1 °@, 1 psi, 1 menit&
1. -etelah sterilisasi akhir, lakukan evaluasi sediaan #. -ediaan diberi etiket dan brosur kemudian dikemas dalam wada sekunder.
: DATA PENGAMATAN DAN EVALUASI SEDIAAN
4eni! Eal"a!i Dan Prin!i2 Eal"a!i
No
1.
4"mla# Sam2el Eal"a!i Fi!i6a vial
Peneta2an 2.
6engan
menggunakan
p2
.a!il 2en-amatan
S8arat
p2 9 .7$
p2 7.) > .
!/M-&
meter #.
vial
U;i 6e;erni#an
-ediaan
dimasukkan
ke
-ediaan jernih
-ediaan jernih
!M-&
dalam beaker glass bening, kemudian dengan .
dibandingkan
pembawana
aitu
aHua pro injeksi. U;i 6e!era-aman ol"me
vial
6ispensasi
-ediaan dalam vial diletakan
8olume sediaan seragam
pada permukaan ang rata dan
sejajar
lalu
keseragaman 7.
dilihat
volumena
secara visual. U;i 6e,o7oran
vial
/idak terjadi
/idak terjadi
6engan membalikan posisi
kebocoran
kebocoran pada
vial
pada vial
vial sediaan
menjadi
bagian
penutupna berada di bawah.
sediaan
;etakan di atas tisu, jika tisu
!M-&
basah berarti vial mengalami .
kebocoran. Peneta2an ol"me in;e6!i
8olume
8olume dalam
dalam
sediaan dalam
vial tidak kurang
Pilih satu atau lebih wadah,
vial 1$ ml
dari 1$ ml
bila volume 1$ ml, ambil isi
!M-&
tiap
wadah
menggunakan
vial
dengan alat
suntik
berukuran tidak lebih dari kali volume ang akan diukur dan dilengkapi dengan jarum suntik nomor #1.Pindahkan isi
ke
dalam
gelas
ukur
kering. ;ihat volume ang 4.
terbaca dalam gelas ukur. 3a#an 2arti6"lat dalam in;e6!i
-ediaan
dimasukkan
dalam
beaker
ke glass
vial
-ediaan bebas
-ediaan bebas
partikulat dan
partikulat dan
pengotor
pengotor
!M-&
:I
PEM3A.ASAN
Pada praktikum kali ini membuat sediaan +njeksi. -ediaan +njeksi adalah sediaan steril ang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau melalui selaput lendir. +njeksi dapat berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk steril ang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan. +njeksi diracik dengan melarutkan, mengemulsikan atau mensuspensikan sejumlah obat ke dalam sejumlah pelarut atau dengan mengisikan sejumlah pelarut atau dengan mengisikan sejumlah obat ke dalam wadah dosis tunggal atau wadah dosis ganda. !"nief, #$1$&. -ediaan parenteral terdiri dari berbagai macam salah satuna aitu Small Volume Parenteral atau sering disebut juga dengan injeksi volume kecil ang termasuk dalam kategori ini adalah ampul 13#$ ml serta vial # ml > $ ml. -ediaan dapat digunakan untuk penuntikan secara +ntramuskular, intravena, intradermal, subkutan, intraspinal, dan intrasisternal atau intratekal. !"goes,#$1&. -alah satu keuntungan dari sediaan injeksi ini aitu respons fisiologis segera dapat dicapai jika diperlukan, selain itu juga dapat digunakan untuk pasien ang tidak kooperatif, meloa, atau tidak sadar harus diberikan melalui injeksi dan juga sediaan injeksi dapat menggantikan cairan tubuh ang hilang. "dapun kekurangan dari sediaan injeksi ini aitu sediaan harus diberikan oleh personel ang terlatih, kadang3 kadang rasa neri ang timbul pada pemberian obat secara parenteral tidak dapat dihindarkan. =egitu obat sudah diberikan secara parenteral, sulit untuk membalikkan atau menguramgi efek fisiologisna. !"goes,#$1& Penakit tukak lambung merupakan penakit ang cukup banak di derita oleh masarakat ang disebabkan bila produksi asam lambung dan pepsin ang bersifat korosif tidak berimbang dengan sistem pertahanan gastroduodenal maka akan terjadi tukak peptik di esofagus, lambung danatau duodenum. !Farmakologi dan /erapeutik F' + 0disi , #$1#&. Famotidin sebagai bahan aktif ang dapat digunakan untuk terapi tukak lambung maupun duodenum
sebagai antagonis reseptor histamin 2# ang dapat
menghambat sekresi asam lambung pada keadaan basal, malam dan akibat distimulasi oleh pentagastrin. Famotidine tiga kali lebih poten daripada ranitidin dan #$ kali lebih poten daripada simetidin !Farmakologi dan /erapeutik F' + 0disi , #$1#&. 6osis ang digunakan pada sediaan ini ditujukan untuk pengobatan pada tukak lambung
atau tukak lambung aktif 7$ mghari pada saat akan tidur. Pada pasien hipersekresi asam lambung tertentu atau pada pasien ang tidak dapat diberikan sediaan oral, famotidine diberikan +8 #$ mg1# jam. 6osis obat untuk pasien harus dititrasi berdasarkan jumlah asam ang disekresi. !Farmakologi dan /erapeutik F' + 0disi , #$1#&. 6emi memberikan efek ang maksimal agar mendapatkan biovailabilitas 1$$% dalam tubuh maka perlu diperhatikan stabilitas dari bahan aktif. 6engan menggunakan bahan aktif famotidine, terdapat beberapa permasalahan untuk mencapai sediaan ang memenuhi persaratan sediaan injeksi. -ediaan injeksi diharapkan dalam bentuk larutan tetapi Famotidin sangat sedikit larut dalam air, larut dalam asam asetat glasial, sangat sedikit larut dalam etanol anhidrat, praktis tidak larut dalam etil asetat. ;arut dalam asam mineral encer. !=P #$1, p. 1$1#&. Aleh karena itu bahan aktif dilarutkan dalam 2@l $.1?, kadar untuk melarutkan bahan aktif tidak ditemukan dalam kompendial, sehingga dilakukan estimasi untuk melarutkan bahan aktif tersebut. 6idapatkan hasil bahwa $.$ g Famotidin dapat larut dengan #.7 ml 2@l $.1?. -elanjutna dilakukan perhitungan berapa g !gram& 2@l ang terkandung dalam #.7 ml 2@l $.1?, aitu sebesar $.4% bv. p2 stabilitas dari famotidin sebesar 7.) > .. 6engan nilai p2 tersebut secara teori dikatakan bahwa rentang p2 O # maka perlu ditambahkan dapar agar sediaan stabil dan mencapai p2 stabilitasna. /etapi karena dalam pembuatan sediaan ini digunakan 2@l ang bersifat asam maka jika ditambahkan dapar mungkin dapar tersebut tidak akan efektif. Maka untuk mencapai p2 stabilitasna, sediaan di adjust menggunakan ?aA2 $.1?, tetapi dalam praktikna p2 pada saat sediaan *$% didapatkan sangat asam maka untuk mencapai p2 stabilitasna perlu ditambahkan ?aA2 $.1? ang cukup banak sehingga p2 ang didapat hana sebesar .7$. 'adar pada sediaan ini 1% !1$$ mg1$ ml& sedangkan dosis ang digunakan untuk terapi tukak lambung dan tukak duodenum digunakan dengan rute +8 aitu #$ mg1# jam, sediaan ini merupakan sediaan dosis ganda. -ediaan dosis ganda perlu ditambahkan bahan pengawet antimikroba untuk mecegah pertumbuhan mikroba, bahan pengawet antimikroba ang digunakan aitu =enzalkonium 'lorida dengan kadar $.$1%. =enzalkonium 'lorida mempunai rentang p2 efektifitas pengawet ang cukup luas !p2 9 731$& !:owe,#$$)& masuk kedalam rentang p2 stabilitas bahan aktif ! p2 97.) > .&.
'emurnian famotidin dalam sediaan injeksi )*.% 3 1$1% bahan aktif ang tersedia dalam laboratorium 1$$%. ntuk memenuhi persaratan kadar sediaan injeksi maka perlu ditambahkan 1 % dari kadar sediaan !1.$1%& /onisitas adalah ukuran gradien tekanan osmotik dua larutan ang dipisahkan oleh membran semipermeabel. Persaratan sediaan injeksi salah satuna harus isotonis dengan darah. -ediaan ini setelah dihitung tonisitasna,. sediaan ini merupakan sediaan ang hipotonis. -ediaan hipotonis dapat menebabkan sel darah mengembung karena air dari lingkungan disekitar larutan garam memasuki eritrosit menebabkan pemelaran dan akhirna dapat menebabkan sel darah merah pecah dengan membebaskan hemoglobin, keadaan tersebut dikenal sebagai Bhemolisis !"goes,#$1&. ntuk mendapatkan sediaan ang isotonis maka perlu ditambahkan pengisotonis aitu ?a@l $.)% bv. ?a@l dinatakan isotonik dan secara esensial mempunai konsentrasi garam ang sama seperti konsentrasisel darah merah. !"goes, #$1& -ediaan dibuat sebanak vial masing3masing berisi 1$ ml, untuk mendapatkan keseragaman volume agar sesuai dengan etiket maka tiap vial untuk sediaan 1$ ml dan sediaan ang cair tidak kental maka dilebihkan $. mlvial !'emenkes :+,#$17&. 'arena mempertimbangkan kehilangan volume pada saat proses pembuatan sediaan maka dilebihkan 1$% dari jumlah total sediaan. /otal sediaan ang dibuat sebanak $ ml.
Proses pencampuran bahan 3 bahan tersebut hingga proses pengisian kedalam vial proses dilakukan di dalam W%ite #rea !rade (, karena akan dilakukan sterilisasi akhir. -ediaan injeksi merupakan sediaan ang secara langsung dimasukkan pada kedalam pembuluh darah oleh karena itu sediaan harus -teril, bebas dari kontaminasi mikroorganisme, baik bentuk begetatif, spora, pathogen maupun nonpatogen.. Aleh karena itu sediaan perlu dilakukan sterilisasi. -terilisasi adalah menghilangkan semua bentuk kehidupan, baik patogen, nonpatogen, vegetatif , maupun nonvegetatif dari suatu objek atau material.
2al tersebut dapat dicapai melalui cara penghilangan
secara fisika semua organisme hidup, misalna penaringan atau pembunuhan organisme dengan panas, bahan kimia, atau dengan cara laina. 6alam sediaan ini digunakan cara sterilisasi akhir panas lembab dengan menggunakan "utoklaf pada suhu 1#1@,
dengan tekanan 1 psi, selama 1 menit karena bahan aktif tahan
pemanasan hingga suhu 147@ dan juga tahan kelembaban. -etelah sediaan dilakukan sterilisasi akhir. -elanjutna dilakukan evaluasi sediaan meliputi ji 'ebocoran, =ahan Partikulat dalam +njeksi, ji kejernihan larutan, ji kejernihan dan warna, penetapan volume sediaan injeksi, dan penetapan p2. -ediaan dinatakan tidak memenuhi sarat karena p2 ang didapatkan .7$ !tidak memenuhi spesifikasi sediaan&. :II
KESIMPULAN
Formulasi ang tepat untuk sediaan steril injeksi infus adalah sebagai berikut. No
4"mla#
Ke-"naan
1,$1 % bv
=ahan "ktif
2@l $.1 ?
7,*% bv
Pelarut =ahan "ktif
.
?ao2 $.1 ?
Hs
"djust p2
7.
=enzalkonium 'lorida
$.$1% bv
=ahan Pengawet
.
?a@l
$.##7% bv
Pengisotonis
4.
EF+
"d 1$$% bv
Pembawa
1.
Nama 3a#an
Famotidine
#.
DAFTAR PUSTAKA
"goes, Goeswin. #$1. Sediaan Farmasi Steril. =andung 9 Penerbit +/= "nief, Moh., #$1$, Ilmu eraci* +&at . (ogakarta 9 niversitas Gadjah Mada Press "nsel,2.@., !1)*)&. Pengantar entu* sediaan Farmasi. 0disi 7. + Press.
:owe, :amond @.#$$). and&oo* of P%armaceutical /'cipients. 4th ed., ;ondon 9 Pharmaceutical Press -weetman, -.@., #$$), artindale -%e (omplete 0rug 1eference, 4th 0dition, ;ondon 9 Pharmaceutical Press. nited -tates Pharmacopeia @onvention. #$$D. nited States P%armacopoeia 2ational Formular", SP 3452F 67. /winbrook Parkwa9 nited -tates Pharmacopeial @onvention.
:IV LAMPIRAN Kema!an Eti6et 3ro!"r
Famocine® Injeksi Famotidine 1%
Komposisi : Tiap ml mengandung Famotidin……………………….10 mg Dosis : 20 mg 2 ml! setiap 12 jam Cara Kerja Obat : "ntagonis "H 2, #enghambat produksi asam lambung. Indikasi : $igunakan pada Tukak lambung dan tukak duodenum. Kontra Indikasi : %anita hamil dan menyusui Efek samping : &akit kepala, pusing, konstipasi susah '"'! dan diare. Interaksi Obat : Famotidin tidak mengganggu oksidasi dia(epam, teo)lin, *ar+arin, atau +enitoin, di hati. etokona(ol membutuhkan pH asam untuk bekerja sehingga kurang e+ekti+ bila diberikan bersama "ntagonis "H 2. HA!" DE#$A# E"E DOK&E "I'A# DI &E'A& "E(!K DA# KEI#$ &E)I#D!#$ DAI CAHA*A HI#DAI DAI "!'+E KO#&A'I#A#
-o. egistrasi / $10000234"1 5T.5H""F"# F"#" '"-$6-7 8 9-$:-;&9"