PERAN TREATMENT DAN STANDAR Terhadap Ketahanan Hidup Penderita Kanker Paru * Iswandi (0806470421), email :
[email protected] [email protected]
Metodologi 111111111111111111111111111111111i
Hasil 111111111111111111111111111111111111111
Desain penelitian ini adalah Randomized Clinical Trial
Rata-rata Survival dan Median Survival
(RCT). Tujuan utama penelitian ini adalah untuk
Dengan melihat rata-rata survival dan median survival
melihat peran antara treatment dan standar terhadap
didapatkan beberapa interpretasi. Misalnya pada
ketahanan hidup penderita kanker paru. Selain itu juga
variabel
ingin melihat apakah Karnofsky Performance Score dan
survival kelompok treatment test lebih panjang
tipe sel besar ( large cell type) berpengaruh terhadap
dibandingkan
peran treatment dan standar. Selanjutnya juga ingin
standar mempunyai rata-rata survival 115.14 hari
dicari model yang paling parsimoni variable apa saja
sedangkan kelompok treatment test lebih panjang
yang paling mempengaruhi waktu ketahanan hidup
128.21 hari. Perbedaan rata-rata survival pada kedua
penderita kanker paru dari beberapa factor tersebut.
kelompok ini -setelah dilakukan uji t- ternyata tidak
Data yang akan diolah dan dianalisis adalah “vets.dta”
menunjukkan perbedaan secara signifikan (t=-0.48 ; p
yaitu data waktu survival perhari pada 137 pasien dari
value=0.629). Perbandingan median survival kedua
Veteran’s Administration Lung Cancer Trial (Kalbfleisch
kelompok juga terlihat berbeda yaitu 52.5 hari pada
and Prentice, 1980). Beberapa variabel yang ada dalam
kelompok treatment test dan 97 hari pada kelompok
file ini adalah :
standar.
1. Terapi yaitu jenis pengobatan yang diberikan,
Sementara pada variabel lain, misalnya tipe sel 1
terbagi atas standar (coding=1) dan treatment test
menunjukkan hal yang yang sama yaitu walaupun walaupun antara
(coding=2).
pasien
2. Tipe sel 1, terbagi atas besar (coding=1) dan selainnya (coding=0). 3. Tipe sel 2, terbagi atas adeno (coding=1) dan selainnya (coding=0). 4. Tipe sel 3, terbagi atas kecil (coding=1) dan selainnya (coding=0). 5. Tipe sel 4, terbagi atas squamous (coding=1) dan selainnya (coding=0)
terapi
memperlihatkan
bahwa
rata-rata
kelompok standar. Pada kelompok
dengan tipe sel besar dengan yang tidak
memiliki perbedaan rata-rata survival dan perbedaan median survival, namun hasil uji perbedaan dua mean antara kelompok penderita dengan tipe sel besar dengan kelompok yang tanpa sel besar ternyata menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan. Pada penderita dengan tipe sel besar memiliki rata-rata survival 166.11 hari dan median survival 156 hari, sedangkan pada penderita tanpa sel besar rata-rata
6. Survival time yaitu waktu ketahanan hidup (hari).
survival 110.71 hari dan median survival 55 hari. Uji t
7. Performance status yaitu nilai skor Karnofsky
untuk kedua kelompok tersebut dihasilkan nilai -1.64
Performance (0=terburuk…100=terbaik).
dengan nilai p value=0.102.
8. Durasi penyakit (bulan) 9. Usia (tahun) 10. Terapi terdahulu yang terbagi atas tidak pernah (coding=0) dan beberapa (coding=10) 11. Status yakni status penderita kanker paru, terbagi atas sensor (coding=0) dan mati (coding=1).
* Sebagai tugas mata kuliah Analisis Survival, Program Pasca Sarjana FKM-UI, Dosen pengajar : Pandu Riono, MD, MPH. Ph.D
[email protected]
-1
-1
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Analisis Survival Variabel Terapi (tx)
Peranan variabel large cell type (ct1) pada pengaruh
Pada awal, variabel terapi terlihat bahwa usia survival
terapi terjadinya kematian kanker paru dijelaskan pada
pasien dengan treatment dan standar terlihat tidak
table 3 dan grafik 2. Pada pasien dengan large cell type
begitu berbeda. Namun selanjutnya treatment lebih
nilai hazard ratio 1.536 (95% CI: 0.692-3.409), namun
baik dibandingkan dengan standar pada awal hari,
nilai HR tersebut tidak signifikan karena p value > 0.05
dimana probabilitas untuk survive pada
kelompok
dan convidence interval nya nya melewati nilai 1. Tidak
treatment lebih besar dibandingkan kelompok standar.
adanya perbedaan yang signifikan dalam estimasi
Setelah menginjak hari ke 200an terlihat adanya titik
survival antara pemberian treatment dan pemberian
perpotongan yang menunjukkan adanya persamaan
standar pada pasien large CT juga terlihat pada grafik
probabilitas usia survival kelompok treatment test dan
2, dimana walaupun pada awal Nampak terlihat
standar. Berdasarkan perhitungan didapatkan bahwa
perbedaan, namun selanjutnya kedua garis tersebut
pasien yang diberikan treatment pada hari ke-249
(treatment dan standar) saling bersilangan satu sama
masih memiliki estimasi survival 16,5%, sedangkan
lain. Hal ini berarti pemberian terapi baik treatment
pada standar 15.9%. Dari hasil log-rank test terlihat
maupun
bahwa p-valuenya > 0.05 yaitu 0.93 (chi2=0.01)
memberikan perbedaan yang berarti.
mengindikasikan bahwa usia survival pada kedua
Sementara pada pasien non large CT nilai hazard rasio
kelompok tidak terdapat perbedaan yang cukup
variabel terapi sebesar 0.899, dari nilai p value dan CI
signifikan.
menunjukkan juga tidak adanya perbedaan yang
Grafik 1 : Estimasi survival antara kelompok treatment dengan kelompok standar pada variabel terapi Kaplan-Meier survival estimates
standar
pada
pasien
large
CT
tidak
signifikan. Dari grafik juga terlihat kedua garis Nampak berhimpit dan bersilangan satu sama lain. Tabel 3 : Beberapa nilai hazard rasio (HR Crude) pada peran Large CT dalam pengaruh terapi terhadap terjadinya kematian kanker paru
.
.
.
* HR adjusted terapi dimana factor large CT sudah dikendalikan **HR adjusted large CT dimana factor terapi sudah dikendalikan
.
.
0
200
400 600 analysis time tx = 1
800
1000
tx = 2
Hazard ratio kasar dari variabel terapi didapatkan nilai sebesar 1.016 (95% CI: 0.713-1.448). Ini berarti pasien yang diberikan obat standar memiliki ratio bahaya untuk terjadinya kematian kanker paru sebesar 1.016
Untuk
kali dibandingkan dengan pasien yang diberikan
merupakan
treatment. Nilai hazard ratio ini diperoleh tanpa
antara variabel terapi terhadap terjadinya kematian
melakukan pengendalian terhadap factor large cell
kanker paru, maka harus dilihat prosentase selisih HR
type (tc1) dan performance status (perf).
crude dengan HR adjusted terhadap HR crude itu
melihat
apakah
factor
variabel
confounding
large dalam
CT
(ct1)
hubungan
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Peranan variabel performance status juga perlu dikaji
Untuk melihat apakah variabel status performance
pada pengaruh terapi terhadap terjadinya kematian
merupakan
kanker
dengan
antara variabel terapi terhadap terjadinya kematian
performance status buruk dan sedang nilai hazard ratio
paru, maka harus dilihat prosentase selisih HR crude
variabel terapi masing-masing sebesar 1.373 dan 1.113
dengan HR adjusted terhadap HR crude itu sendiri. Dari
namun dari p-value dan CI menunjukkan tidak adanya
table 4, didapatkan prosentase selisih tersebut sebesar
signifikansi. Tidak adanya perbedaan yang signifikan
12.60%, yang menunjukkan bahwa variabel status
dalam estimasi survival antara pemberian treatment
performance ada kemungkinan sebagai confounding
dengan pemberian standar pada pasien performance
terhadap hubungan antara terapi dengan terjadinya
status buruk dan sedang dapat terlihat pada grafik 3
kematian kanker paru.
paru
(table
4).
Pada
pasien
factor
confounding
dalam
hubungan
dimana kedua grafik memperlihatkan kedua garis (treatment dan standar) dari kedua grafik tersebut saling berhimpitan satu sama lain. Hal ini berarti pemberian terapi baik treatment maupun standar pada pasien status performance buruk dan status performance sedang tidak memberikan perbedaan yang berarti. Sementara
pada
pada
pasien
dengan
status
performance baik nilai hazard ratio variabel terapi sebesar 0.364 dan dari p-value dan CI menunjukkan adanya signifikansi. Perbedaan estimasi survival antara pasien
status
performance
baik
yang
diberikan
treatment dengan pasien status performance baik
Selain itu perlu dilihat apakah rata-rata skor Karnofsky
yang
3
Performance pada kelompok treatment dan kelompok
(band)
standar berbeda maka perlu dilakukan uji t. Dari
tersebut cukup lebar dan terlihat bahwa pasien dengan
perhitungan didapatkan bahwa rata-rata skor status
status performance baik yang diberikan treatment
performance pada kelompok treatment sebesar 59.20
memiliki estimasi survival yang lebih kecil. Dengan
sedangkan pada kelompok standar sebesar 57.93.
demikian status performance baik merupakan factor
Perbedaan tersebut ternyata tidak signifikan, karena
protektif umtuk terjadinya kematian kanker paru
dari uji t didapatkan p-value=0.710 (> 0.05) dan nilai
interpretasinya semakin tinggi skor performance status
t=0.371. Dihitung juga median performance status
maka ratio bahaya untuk terjadinya kematian kanker
(perf) pada kelompok treatment dan standar yang
paru semakin kecil.
ternyata sama sebesar 60. Hal ini dapat disimpulkan
Tabel 4 : Beberapa nilai hazard rasio (HR Crude) pada peran performance status (perf1) dalam pengaruh terapi terhadap terjadinya kematian kanker paru
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
diberikan
standar
memperlihatkan
terlihat
perbedaan
pada
kedua
grafik
garis
tentang jumlah skor Karnofsky Performance pada kelompok treatment dan kelompok standar. Analisis Survival Variabel Large Cell Type (ct1)
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
waktu survival sekitar 250 hari. Pada waktu survival
waktu survival 121 hari memiliki estimasi survival lebih
antara 1 sampai 249 hari pasien kelompok large CT
tinggi yaitu 47.62% sedangkan pada non large CT
memiliki
tinggi
estimasi survivalnya hanya 18.86%. Dari uji log rank
dibandingkan pasien non large CT, namun setelah
juga didapatkan nilai Pr>chi2 signifikan yaitu 0.0146
menginjak
titik
(chi2=5.97). Berikutnya pada waktu survival 250 – 999
perpotongan yang menunjukkan adanya persamaan
hari didapatkan hasil sebaliknya bahwa pada pasien
probabilitas usia survival kelompok CT other dan cell
non large CT pada waktu survival 529 hari memiliki
type large.
estimasi survival yang lebih tinggi yaitu 25% sedangkan
estimasi hari
survival
ke
250an
yang terlihat
lebih adanya
Grafik 4 : Estimasi survival antara pasien kelompok large CT dan pasien kelompok non large CT pada variabel ct1
Kaplan-Meier survival estimates
0 0 . 1
pasien large CT survivalnya hanya 16.67%. Dari uji log rank didapatkan nilai Pr>chi2 tidak signifikan 0.0679 (chi2=3.33).
5 7 . 0
Grafik 5 : Gambaran estimasi survival variabel large CT (ct1) pada kelompok waktu survival 1-249 hari dengan kelompok waktu survival 250 – 999 hari
0 5 . 0
5 2 . 0
0 0 . 0
0
200
400 600 analysis time ct1 = 0
800
1000
ct1 = 1
Dari hasil log-rank test terlihat didapatkan nilai Pr>ch2 yang tidak bermakna. Uji log rank didapatkan nilai Pr>ch2=0.082
(ch2=3.02),
yang
mengindikasikan
bahwa usia survival pada kedua kelompok tidak terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Sedangkan asumsi yang dibangun oleh test of proportional hazard assumption(global test) tidak dapat diteruskan, karena
nilai Pr>ch2=0.0074 (time : rank(t)) yang berarti bermakna. Karena ketidaklaziman kurva estimasi survival di atas perlu dilakukan analisis lanjutan dengan membagi menjadi dua kelompok yang memakai patokan cut of point titik persilangan kedua kurva di atas. Analisis ini
untuk melihat apakah pada waktu survival antara 1249 hari pasien dengan large CT secara signifikan memiliki estimasi survival yang lebih tinggi dari pasien non large CT atau tidak? Dan bagaimana pula kondisi tersebut pada waktu survival antara 250 sampai 999 hari?.
Pada table 2, hazard ratio kasar dari variabel ct1 didapatkan nilai sebesar 0.681 (95% CI: 0.440 – 1.054). Namun demikian nilai HR ini tidak signifikan karena pvalue>0.05 dan CI-nya melewati angka 1. Berarti secara umum -tanpa melakukan pembagian waktu survivaltidak ada perbedaan hazard ratio pada pasien large CT maupun non large CT terhadap terjadinya kematian kanker paru. Analisis Survival Variabel Performance Status (perf) Sebelum melakukan analisis variabel perf (performance status), karena datanya merupakan data kontinu maka terlebih dahulu dilakukan kategorisasi. Sebagaimana yang dilakukan sebelumnya, perf dibagi menjadi 3 kelompok yaitu buruk 0-59, sedang 60-74 dan baik 75-100. Pada analisis variabel perf terlihat bahwa pasien dengan skor performance status buruk memiliki estimasi survival lebih pendek jika dibandingkan dengan pasien skor performance status sedang dan baik. Sementara pasien dengan skor performance
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
panjang (gambar 6). Berdasarkan perhitungan didapatkan bahwa pasien dengan performance status baik pada waktu survival 249 hari memiliki estimasi survival yang paling tinggi yaitu 24.38%, sedangkan pasien dengan performance status sedang estimasi survival-nya sebesar 20.76% dan pasien dengan performance status buruk estimasi survivalnya 5.77%.
Selanjutnya dilakukan uji confounding, walaupun sebenarnya uji ini ini telah dilakukan di awal.
Untuk
mengetahui factor confounding maka harus dilihat prosentase selisih HR crude dengan HR adjusted terhadap HR crude itu sendiri pada variabel kandidat confounding.
Pada
model
ke-3,
variabel
ct1
dikeluarkan didapatkan prosentase selisihnya sebesar Grafik 6 : Estimasi survival antara kelompok performance status buruk 0-59, sedang 60-74 dan baik 75-100 pada variabel performance status.
dengan
demikian
variabel
ct1
bukan
confounding dan harus dikeluarkan dari model.
Kaplan-Meier survival estimates
0 0 . 1
1.24%,
Selanjutnya pada saat variabel perf dikeluarkan diperoleh prosentase selisih sebesar 13.49%, untuk itu
5 7 . 0
variabel perf harus tetap ikut dalam model sebagai
0 5 . 0
confounding hubungan antara pemberian terapi dan waktu ketahanan hidup penderita kanker paru.
5 2 . 0
Tabel 5 : Tahapan pembuatan model the cox proportional hazard (PH) pada masing-masing variabel terhadap terjadinya kematian kanker paru
0 0 . 0
0
200
400 600 analysis time perf1 = 1 perf1 = 3
800
1000
perf1 = 2
Dari uji log rank didapatkan nilai Pr>chi2 signifikan yaitu 0.0000 (chi2=29.18). sedangkan Pada table 2, hazard ratio kasar dari variabel performance status tanpa pengelompokan- didapatkan nilai sebesar 0.967 (95% CI: 0.958-0.927). Ini berarti semakin tinggi skor performance
status
maka
ratio
bahaya
untuk
terjadinya kematian kanker paru semakin kecil sebesar 0.967 kali. The Cox Proportional Hazard (PH) Model
Dengan menggunakan The Cox Proporsional Hazard, kita ingin melihat interaksi berbagai variabel sebagai upaya
untuk
menentukan
sebuah
model
yang
Sehingga dapat disimpulkan bahwa model akhir dari modeling ini adalah antara terapi dengan performance status yang secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :
sederhana dan lengkap. Dalam analisis ini, pertamatama disusun sebuah model yang mencakup semua
Model akhir : h(t,X) = h o (t) e
β1 terapi + β2 performance status
variabel dan variabel interaksi. Selanjutnya dilakukan penilaian interaksi. Variabel dikatakan berinteraksi bila p-valuenya < 0.05, seleksinya dengan mengeluarkan secara bertahap dari variabel interaksi yang p valuenya terbesar. Dari model 1 interaksi tx*ct1 dikeluarkan.
Kesimpulan 11111111111111111111111111111111 Pertama, studi ini tidak dapat membuktikan terapi dengan pemberian treatment dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandindingkan dengan pemberian standar. Kedua, large cell type nampaknya tidak
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
kanker paru. Keempat , tidak terdapat perbedaan yang signifikan tentang jumlah skor Karnofsky Performance pada kelompok treatment dan kelompok standar. Kelima, secara umum tidak ada perbedaan estimasi survival pada pasien large CT maupun non large CT, namun sebelum memasuki hari ke 250an terlihat jarak dua garis hingga adanya titik perpotongan. Keenam, semakin tinggi skor performance status maka ratio bahaya untuk terjadinya kematian kanker paru semakin kecil sebesar. Ketujuh, dalam analisis The Cox Proportional Hazard Model dihasilkan sebuah model yang parsimoni yaitu model antara terapi dan performance status. Daftar Pustaka11 Pustaka11 111111111111111111111111111111 1. Kleinbaum and Klein. 2005. Survival Analysis A SelfLearning Text , Springer. 2. Kleinbaum et.all. 1998. Applied regression analysis and Other Multivariable Method s, Duxbury Press. 3. Rabe, Hesketh and Everitt. 2004. A Handbook of Statistical Analyses Using Stata . Chapman & Hall/CRC. 4. Materi Kuliah Survival Analysis oleh Dr. Steve Selvin (Dep of Biostatistics, Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health).2005. Diunduh dari http://www.biostat.jhsph.edu/~beglesto/survival2005.ht m 5. Statistical Computing Seminars Survival Analysis with Stata. Diunduh dari www.ats.ucla.edu/stata/survival_ucla.htm