STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] 1. LATIHAN FUNGSIONAL ICD-9
93.36 Terapi latihan untuk Jantung
PENGERTIAN
Latihan yang melibatkan grup otot untuk melakukan aktivitas aktivita s sehari hari melalui gerak fungsional
TUJUAN
Memaksimalkan kemandirian dalam melakukan aktifitas keseharian
KEBIJAKAN
PMK No 65 Tahun 2015 Standar Pelayanan Fisioterapi
INDIKASI
a. Gangguan jantung dengan kapasitas fungsional 1-3 METs b. Pasien mampu diajak komunikasi
KONTRA INDIKASI
a. Angina tidak stabil b. hipertensi tidak terkontrol c.
aritmia berat
d. Hb < 8 e. saturasi O2 < 95% f. PROSEDUR PELAKSANAAN
skala borg RPE > 13 /20
a. Persiapan: 1. Melihat rekam medis pasien 2. Cuci tangan 3. Memperkenalkan diri 4. Anamnesis (keluhan) 5. Memeriksa hemodinamik 6. Memposisikan pasien senyaman mungkin 7. Menjelaskan prosedur kepada pasien dan meminta persetujuan b. Pelaksanaan: Batas peningkatan HR maksimal 20x/ menit 1. Memegang , pengulangan 10 kali 2 set, repetisi 20-30x/ menit 2. Menggenggam, pengulangan 10 kali 2 set, repetisi 20-30x/ menit 3. Meraih, pengulangan 10 kali 2 set, repetisi 10-20x/ menit 4. Mengambil, pengulangan 10 kali 2 set, repetisi 20-30x/ menit 5. Mengayuh, pengulangan 10 kali 2 set, repetisi 20-30x/ menit 6. Transfer supine tidur miring duduk berdiri
PROSEDUR TERKAIT
Pemasangan IABP, CVVH, pemasangan drainase, pemasangan arteri/vena line, pemasangan kateter urin.
REFERENSI
1. WHO | International Classification of Functioning, Disability and
Health (ICD-9). 2. Boldt C, Grill E, Wildner M, et al. ICD-9 Core Set for patients with
cardiopulmonary conditions in the acute hospital. Disabil Rehabil . 2005;27(7-8):375-380. 3. Papaioannou TG, Stefanadis C. Basic Principles of the Intraaortic
Balloon Pump and Mechanism Affecting Its Performance. ASAIO Journal . 2005;51(3):296-300 4. Perez M, Shaw D. Are inpatient upper extremity movement
precautions following median sternotomy justified? Cardiopulmonary Physical Therapy . 2003;14(4):28.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] 2. LATIHAN KESEIMBANGAN PADA KONDISI JANTUNG ICD-9
93.36 Terapi latihan untuk Jantung
PENGERTIAN
Latihan menstimulasi sensomotorik integrasi meliputi visual, vestibular.
TUJUAN
Mengurangi resiko jatuh
KEBIJAKAN
PMK No 65 Tahun 2015 Standar Pelayanan Fisioterapi
INDIKASI
Gangguan jantung dengan gangguan keseimbangan
KONTRA INDIKASI
a. Angina tidak stabil b. hipertensi tidak terkontrol c.
aritmia berat
d. Hb < 8 e. saturasi O2 < 95% f. PROSEDUR
skala borg RPE > 13 /20
A. Persiapan:
PELAKSANAAN
1. Melihat rekam medis pasien 2. Cuci tangan 3. Memperkenalkan diri 4. Anamnesis (keluhan) 5. Memeriksa hemodinamik 6. Memposisikan pasien senyaman mungkin 7. Menjelaskan
prosedur
kepada
pasien
dan
meminta
persetujuan B. Pelaksanaan: Batas peningkatan HR maksimal 20x/ menit 1. Pasien duduk diam ditepi bed, kedua tangan dipaha 2. Pasien Duduk ditepi bed, tangan kanan pasien meraih kekanan 3. Pasien Duduk ditepi bed tangan kiri pasien meraih kekiri 4. Pasien Duduk ditepi bed meraih kekanan silang 5. Pasien Duduk ditepi bed meraih kekiri silang 6. Pasien Berdiri diam 7. Pasien Berdiri meraih kekanan 8. Pasien Berdiri meraih kekiri 9. Pasien Berdiri meraih kekanan silang 10. Pasien Berdiri meraih kekiri silang 11. Pasien Jalan ditempat *Durasi latihan minimal 15 menit* PROSEDUR TERKAIT
Pemasangan drainase, pemasangan arteri/vena arteri/v ena line, pemasangan kateter urin.
REFERENSI
1. WHO | International Classification of Functioning, Disability and
Health (ICD-9). 2. Boldt C, Grill E, Wildner M, et al. ICD-9 Core Set for patients with
cardiopulmonary conditions in the acute hospital. Disabil Rehabil . 2005;27(7-8):375-380. 3. Papaioannou TG, Stefanadis C. Basic Principles of the Intraaortic
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] 2. LATIHAN KESEIMBANGAN PADA KONDISI JANTUNG ICD-9
93.36 Terapi latihan untuk Jantung
PENGERTIAN
Latihan menstimulasi sensomotorik integrasi meliputi visual, vestibular.
TUJUAN
Mengurangi resiko jatuh
KEBIJAKAN
PMK No 65 Tahun 2015 Standar Pelayanan Fisioterapi
INDIKASI
Gangguan jantung dengan gangguan keseimbangan
KONTRA INDIKASI
a. Angina tidak stabil b. hipertensi tidak terkontrol c.
aritmia berat
d. Hb < 8 e. saturasi O2 < 95% f. PROSEDUR
skala borg RPE > 13 /20
A. Persiapan:
PELAKSANAAN
1. Melihat rekam medis pasien 2. Cuci tangan 3. Memperkenalkan diri 4. Anamnesis (keluhan) 5. Memeriksa hemodinamik 6. Memposisikan pasien senyaman mungkin 7. Menjelaskan
prosedur
kepada
pasien
dan
meminta
persetujuan B. Pelaksanaan: Batas peningkatan HR maksimal 20x/ menit 1. Pasien duduk diam ditepi bed, kedua tangan dipaha 2. Pasien Duduk ditepi bed, tangan kanan pasien meraih kekanan 3. Pasien Duduk ditepi bed tangan kiri pasien meraih kekiri 4. Pasien Duduk ditepi bed meraih kekanan silang 5. Pasien Duduk ditepi bed meraih kekiri silang 6. Pasien Berdiri diam 7. Pasien Berdiri meraih kekanan 8. Pasien Berdiri meraih kekiri 9. Pasien Berdiri meraih kekanan silang 10. Pasien Berdiri meraih kekiri silang 11. Pasien Jalan ditempat *Durasi latihan minimal 15 menit* PROSEDUR TERKAIT
Pemasangan drainase, pemasangan arteri/vena arteri/v ena line, pemasangan kateter urin.
REFERENSI
1. WHO | International Classification of Functioning, Disability and
Health (ICD-9). 2. Boldt C, Grill E, Wildner M, et al. ICD-9 Core Set for patients with
cardiopulmonary conditions in the acute hospital. Disabil Rehabil . 2005;27(7-8):375-380. 3. Papaioannou TG, Stefanadis C. Basic Principles of the Intraaortic
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] Balloon Pump and Mechanism Affecting Its Performance. ASAIO Journal . 2005;51(3):296-300 4. Perez M, Shaw D. Are inpatient upper extremity movement
precautions following median sternotomy justified? Cardiopulmonary Physical Therapy . 2003;14(4):28.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] 3. LATIHAN BERJALAN PADA KONDISI JANTUNG ICD-9
93.36 Terapi latihan untuk Jantung
PENGERTIAN
Latihan berjalan dengan melibatkan otot-otot besar yang berkontraksi secara ritmik dalam durasi tertentu.
TUJUAN
Meningkatkan tingkat konsumsi oksigen maksimal (VO2max)
KEBIJAKAN
PMK No 65 Tahun 2015 Standar Pelayanan Fisioterapi
INDIKASI
a. Gangguan jantung dengan kapasitas fungsional 1,5 - 3 METs b. Pasien mampu diajak komunikasi
KONTRA INDIKASI
Angina tidak stabil, hipertensi tidak terkontrol, aritmia berat, Hb < 9, saturasi O2 < 95%, skala borg ERP > 13 / 20
PROSEDUR
1. Persiapan:
PELAKSANAAN
2. Melihat rekam medis pasien 3. Melihat hasil test kemampuan pasien terakhir ( Talk test /6MWT dengan sub maksimal/ tanpa gejala/ peningkatan HR dibawah 20) 4. Cuci tangan 5. Memperkenalkan diri 6. Anamnesis (keluhan) 7. Memeriksa hemodinamik 8. Memposisikan pasien berdiri tegak dengan nyaman 9. Menjelaskan
prosedur
kepada
pasien
dan
meminta
persetujuan Pelaksanaan: 1. Pasien diinstruksikan untuk berjalan sesuai dosis talk test 2. Pasien diinstruksikan untuk berjalan sesuai dosis 6 MWT PROSEDUR TERKAIT
Pemasangan drainase, pemasangan arteri/vena line, pemasangan kateter urin.
REFERENSI
1.
WHO | International Classification of Functioning, Disability and Health (ICD-9).
2.
Boldt C, Grill E, Wildner M, et al. ICD-9 Core Set for patients with cardiopulmonary conditions in the acute hospital. Disabil Rehabil . 2005;27(7-8):375-380.
3.
Papaioannou TG, Stefanadis C. Basic Principles of the Intraaortic Balloon Pump and Mechanism Affecting Its Performance. ASAIO Journal . 2005;51(3):296-300
4.
Perez M, Shaw D. Are inpatient upper extremity movement precautions following median sternotomy justified? Cardiopulmonary Physical Therapy . 2003;14(4):28.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] 4.. EDUKASI PASIEN/ KELUARGA ICD-9
93.36 Terapi latihan untuk Jantung
PENGERTIAN
Proses komunikasi terapeutik dengan memberikan pengetahuan baru dan memodifikasi perilaku
TUJUAN
Pasien dan keluarga mampu mengadaptasikan diri sesuai dengan kondisi pasien
KEBIJAKAN
PMK No 65 Tahun 2015 Standar Pelayanan Fisioterapi
INDIKASI
a. Gangguan jantung dengan ketidak tahuan terhadap kondisinya b. Gangguan jantung dengan kecemasan
KONTRA INDIKASI
-
PROSEDUR
a.
Persiapan:
PELAKSANAAN
1. Melihat rekam medis pasien 2. Memperkenalkan diri 3. Anamnesis (keluhan) 4. Memposisikan pasien senyaman mungkin 5. Menjelaskan prosedur kepada pasien/ keluarga dan meminta persetujuan b.
Pelaksanaan:
1. Menjelaskan anatomi dan fisiologi sesuai dengan problemnya 2. Menjelaskan faktor resiko penyakit jantung 3. menjelaskan patofisiologi penyakit jantung 4. Menjelaskan latihan/aktifitas fisik yang boleh di lakukan sesuai dosis 5. menjelaskan latihan/aktifitas fisik yang tidak boleh dilakukan 6. Memberikan motivasi kepada pasien untuk kembali beraktivitas sesuai dengan kondisinya 7. Memberikan motivasi untuk berserah diri pada Tuhan YME PROSEDURTERKAIT
suku, agama, ras, strata sosial, pendidikan, usia
REFERENSI
BRIGHAM AND WOMEN’S HOSPITAL.
2009. Standard of Care: Cardiac
.Inpatient Physical Therapy Management of the Surgical and Non-Surgical Patient with Cardiac Disease. Department of Rehabilitation Services.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] 5.. AEROBIC ENDURANCE TRAINING ON ERGOCYCLE ICD-9
93.36 Terapi latihan untuk Jantung
PENGERTIAN
Latihan dengan melibatkan otot-otot besar yang berkontraksi secara ritmik menggunakan sepeda statis
TUJUAN
Meningkatkan tingkat konsumsi oksigen maksimal (VO2max)
KEBIJAKAN
PMK No 65 Tahun 2015 Standar Pelayanan Fisioterapi
INDIKASI
Pasien dengan kemampuan/ kapasitas aerobik minimal 3 METs
KONTRA INDIKASI
Angina
tidak
stabil,
hipertensi
tidak
terkontrol,
aritmia
(VES
>6x/TAVB/sinus tachicardi/sinus bradicardi /VT/VF/ST elevasi / ST depresi > 2 mm), Hb < 9, saturasi O2 < 95%, skala borg RPE > 13 / 20 PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Persiapan Tempat :
cahaya cukup terang
suhu 25 - 30
2. Persiapan a. Melihat rekam medis pasien b. Melihat hasil test kemampuan pasien terakhir (VO2 max/ METs) c.
Cuci tangan
d. Memperkenalkan diri e. Anamnesis (keluhan) f.
Memeriksa hemodinamik
g. Menjelaskan prosedur kepada pasien dan meminta persetujuan h. Prasarat latihan terpenuhi i.
Pasien menggunakan pakaian latihan yang nyaman dan alas kaki yang sesuai
3. Persiapan alat : a. Pengecekan fungsi ergocycle / sepeda statis b. Atur ketinggian sadel sepeda statis sesuai dengan tinggi trochanter mayor c.
Mengatur beban sesuai dosis
4. Pelaksanaan : a. Memposisikan pasien senyaman mungkin diatas ergocycle b. Pasien
diminta
melakukan
pemanasan,
latihan
inti
pendinginan sesuai dengan intensitas dan durasi dibawah ini :
dan
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected]
Untuk latihan intinya frekuensi dan durasinya disesuaikan dengan tabel dibawah ini :
c.
Monitor Keluhan
d. minimal pemantauan meliputi HR, BP, Saturasi O2 Prosedur Terkait
Hidrasi Monitor hemodinamik
REFERENSI
Niebauer, J. (2011) Cardiac Rehabilitation Manual. British Library Cataloguing in Publication Data. ISBN 978-1-84882-793-6
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] 6.. LATIHAN BEBAN ICD-9
93.36 Terapi latihan untuk Jantung
PENGERTIAN
Latihan
aktif
aerobic
berupa
kontraksi
otot
dinamik
dengan
menggunakan tahanan dari luar baik manual atau mekanik TUJUAN
Untuk meningkatkan kekuatan otot terkait dengan kardiorespirasi
KEBIJAKAN
PMK No 65 Tahun 2015 Standar Pelayanan Fisioterapi
INDIKASI
Pasien dengan kemampuan/ kapasitas aerobik minimal 6 METs
KONTRA INDIKASI
Angina
tidak
stabil,
hipertensi
tidak
terkontrol,
aritmia
(VES
>6x/TAVB/sinus tachicardi/sinus bradicardi /VT/VF/ST elevasi / ST depresi > 2 mm), Hb < 9, saturasi O2 < 95%, skala borg RPE > 13 / 20 PROSEDUR
Persiapan Tempat :
PELAKSANAAN
1. Ruang gymnasium dengan penerangan yang cukup 2. Suhu ruangan tidak panas Persiapan Pasien : 1. Posisi pasien nyaman dan memudahkan untuk dilakukan tindakan 2. Perhatikan hal-hal yang berhubungan dengan kontra indikasi 3. Menjelaskan kepada pasien tujuan dan proses dari tindakan terapi latihan secara singkat dan jelas Persiapan Alat : Sediakan barbel/ sand bag 1 kg dan 2 kg atau theraband Pelaksanaan : 1. Mencuci tangan 2. Pada tahap awal, semua pasien harus memulai pelatihan dengan intensitas yang sangat rendah (<30% 1-RM) 3. Pada tahap lanjut beban harus ditingkatkan secara bertahap dari 30% menjadi 50%. Sementara pasien usia lanjut dan / atau pasien dengan toleransi latihan rendah (yaitu, pasien gagal jantung) harus mulai pelatihan di sangat rendah Intensitasnya (<30%), pasien dengan toleransi latihan yang baik dapat memulai latihan di moderat Intensitas (50%), beban harus bertahap meningkat 4. Mencuci tangan
Prosedur Terkait REFERENSI
Niebauer, J. (2011) Cardiac Rehabilitation Manual. British Library Cataloguing in Publication Data. ISBN 978-1-84882-793-6
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] 7.. MANUAL TERAPI PADA KONDISI KARDIORESPIRASI ICD-9
93.36 Terapi latihan untuk Jantung
PENGERTIAN
Tehnik terapi yang menggunakan tangan berupa penguluran
TUJUAN
Memperbaiki sifat fisiologi otot
KEBIJAKAN
PMK No 65 Tahun 2015 Standar Pelayanan Fisioterapi
INDIKASI KONTRA INDIKASI PROSEDUR PELAKSANAAN
1. GCS < 8 fraktur, luka terbuka 1. Persiapan Tempat : a. Ruangan bersih, nyaman b. 2. Persiapan pasien : a. Pengaturan posisi b. 3. Pelaksanaan : a. Mencuci tangan b. Menjelaskan prosedur kepada pasien dan meminta persetujuan c.
Memposisikan pasien senyaman mungkin
d. Melakukan stretching intercosta, dosis e. Melakukan stretching diafragma, dosis f.
Melakukan stretching otot otot bantu nafas, dosis
g. mencuci tangan setelah selesai terapi Prosedur Terkait
anatomi dan biomekanik
REFERENSI
Niebauer, J. (2011) Cardiac Rehabilitation Manual. British Library Cataloguing in Publication Data. ISBN 978-1-84882-793-6
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] 8.. STIMULASI LISTRIK PADA KONDISI JANTUNG ICD-9 PENGERTIAN
Tehnik intervensi dengan menggunakan stimulasi listrik
TUJUAN
Untuk memfasilitasi , memelihara tonus otot, memperbaiki sirkulasi, mencegah atrofi otot
KEBIJAKAN
PMK No 65 Tahun 2015 Standar Pelayanan Fisioterapi
INDIKASI
Kasus bed rest total lebih dari 4 hari dengan aritmia (VES >6x/TAVB/sinus tachicardi/sinus bradicardi /VT/VF/ST elevasi / ST depresi > 2 mm)
KONTRA INDIKASI
Pasien dengan trombosit rendah (dibawah 60.000) Luka bakar
PROSEDUR
Persiapan Tempat :
PELAKSANAAN
1. Bersihkan dan rapikan tempat tidur (bed) pasien 2. Sediakan bantal dan guling 3. Siapkan kursi dan tangga tempat tidur Persiapan Pasien : 4. Posisi pasien nyaman dan memudahkan untuk dilakukan tindakan 5. Bagian yang akan diterapi terbebas dari pakaian 6. Perhatikan hal-hal yang berhubungan dengan kontra indikasi 7. Menjelaskan kepada pasien tujuan dan proses dari tindakan ES secara singkat dan jelas Persiapan Alat : 8. Siapkan washlap kecil/spon basah untuk pelapis pad electrode 9. Siapkan tali/sabuk(belt) atau pemberat (sand bag) 10. Pastikan tombol intensitas pada posisi netral 11. Posisikan alat untuk kemudahan pelaksanaan tindakan 12. Kabel tidak boleh kontak dengan kulit pasien 13. Pastikan kabel power, kabel elektrode tersambung baik pada alat Pelaksanaan : 14. Mencuci tangan 15. Tancapkan steker pada stop kontak dengan sempurna 16. Hidupkan alat dengan menekan tombol power “ON” 17. Tekan Tombol Utama (Data Selector) untuk memilih sub menu yang dikehendaki 18. Pilih Menu Indikasi atau Program Individu sesuai kondisi pasien 19. Tempatkan elektrode pada daerah yang akan diterapi 20. Ikat/beri pemberat agar elektrode menempel di kulit dengan sempurna 21. Naikkan intensitas dengan memutar Tombol Intensitas 1 dan 2 22. Selama terapi lakukan kontrol minimal sekali untuk memastikan proses sudah sesuai 23. Bila waktu terapi selesai putar tombol intensitas ke posisi netral 24. Kembali ke Menu Awal (Display) dengan menekan tanda panah
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] (Back) 25. Lepas elektrode dari tubuh pasien 26. Perhatikan efek yang diharapkan sekaligus efek samping yang mungkin timbul 27. Matikan alat dengan menekan tombol power “OFF” 28. Cabut steker dari stop kontak Rapikan alat dan kembalikan ke tempat semula Prosedur Terkait
pacu jantung
REFERENSI
Niebauer, J. (2011) Cardiac Rehabilitation Manual. British Library Cataloguing in Publication Data. ISBN 978-1-84882-793-6
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] 9.. SPO INCENTIVE SPIROMETRI ICF
93.36 Terapi latihan untuk Jantung
PENGERTIAN
Latihan peningkatan volume inspirasi
dengan menggunakan alat
incentive spirometri TUJUAN
Meningkatkan/mengembalikan volume paru
KEBIJAKAN
PMK No 65 Tahun 2015 Standar Pelayanan Fisioterapi
INDIKASI
gangguan inspirasi masalah pengembangan paru
KONTRA INDIKASI
Sesak nafas, hipertensi tidak terkontrol, aritmia
PERSIAPAN ALAT
1. Cuci tangan (hand higiens) 2.
Posisikan pasien nyaman
3. Siapkan alat insentive spirometri 4. Jelaskan prosedur pelaksanaan latihan PROSEDUR
1. Duduk di tempat tidur, ditepi tempat tidur atau duduk
PELAKSANAAN
2. Pegang spirometer insentif dalam posisi tegak. 3. Tempatkan mouthpiece di mulut
dan menutup bibir erat di
sekitarnya. 4. Tarik napas perlahan dan sedalam mungkin. Perhatikan piston kuning naik ke bagian atas kolom. 5. buang napas perlahan 6. Istirahat selama 15 detik dan ulangi langkah 1-5, dilakukan 10 kali setiap jam. PROSEDUR TERKAIT
Hygiene issue/nosokomial
REFERENSI
Niebauer, J. (2011) Cardiac Rehabilitation Manual. British Library Cataloguing in Publication Data. ISBN 978-1-84882-793-6
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] 10. SPO LATIHAN FUNGSIONAL ICF
93.36 Terapi latihan untuk Jantung
PENGERTIAN
Latihan yang melibatkan grup otot untuk menghasilkan gerakan dengan tujuan tertentu dengan pendekatan interval untuk meningkatkan denyut jantung
TUJUAN
Memaksimalkan kemandirian dalam melakukan aktifitas keseharian
KEBIJAKAN
PMK No 65 Tahun 2015 Standar Pelayanan Fisioterapi
INDIKASI
Gagal jantung, kardiomiopati, jantung koroner, infark miokard, jantung katub, miokarditis, endokarditis, perikarditis, bedah pintas coroner (CABG), PTCA/PCI, reparasi atau pergantian katub jantung, koreksi kelainan kogenital, transplantasi jantung
KONTRA INDIKASI
Angina tidak stabil, hipertensi tidak terkontrol, aritmia berat, Hb < 8, saturasi O2 < 95%, skala borg > 13
PROSEDUR
c.
PELAKSANAAN
Persiapan: 8. Melihat rekam medis pasien 9. Cuci tangan 10. Memperkenalkan diri 11. Anamnesis (keluhan) 12. Memeriksa hemodinamik 13. Memposisikan pasien senyaman mungkin 14. Menjelaskan
prosedur
kepada
pasien
dan
meminta
persetujuan d. Pelaksanaan: 7. Memegang, repetisi 10 kali 2 set 8. Menggenggam, repetisi 10 kali 2 set 9. Meraih, repetisi 10 kali 2 set 10.Mengambil, repetisi 10 kali 2 set 11.Mengayuh, repetisi 10 kali 2 set 12.Transfer supine tidur miring duduk berdiri PROSEDUR TERKAIT
Pemasangan IABP, CVVH, pemasangan drainase, pemasangan arteri/vena line, pemasangan kateter urin.
REFERENSI
1.
WHO | International Classification of Functioning, Disability and Health (ICF).
2. Boldt C, Grill E, Wildner M, et al. ICF Core Set for patients with
cardiopulmonary conditions in the acute hospital. Disabil Rehabil . 2005;27(7-8):375-380. 3. Papaioannou TG, Stefanadis C. Basic Principles of the Intraaortic
Balloon Pump and Mechanism Affecting Its Performance. ASAIO Journal . 2005;51(3):296-300 4. Perez M, Shaw D. Are inpatient upper extremity movement
precautions following median sternotomy justified? Cardiopulmonary Physical Therapy . 2003;14(4):28.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] 11. SPO LATIHAN KESEIMBANGAN ICF
93.36 Terapi latihan untuk Jantung
PENGERTIAN
Latihan khusus untuk membantu meningkatkan kekuatan otot pada anggota gerak bawah dan meningkatkan respon sesomotorik integrasi
TUJUAN
Menurunkan resiko jatuh
KEBIJAKAN
PMK No 65 Tahun 2015 Standar Pelayanan Fisioterapi
INDIKASI
Gagal jantung, kardiomiopati, jantung koroner, infark miokard, jantung katub, miokarditis, endokarditis, perikarditis, bedah pintas coroner (CABG), PTCA/PCI, reparasi atau pergantian katub jantung, koreksi kelainan kogenital, transplantasi jantung
KONTRA INDIKASI
Angina tidak stabil, hipertensi tidak terkontrol, aritmia berat, Hb < 8, saturasi O2 < 95%, skala borg > 13
PROSEDUR
C. Persiapan:
PELAKSANAAN
8. Melihat rekam medis pasien 9. Cuci tangan 10. Memperkenalkan diri 11. Anamnesis (keluhan) 12. Memeriksa hemodinamik 13. Memposisikan pasien senyaman mungkin 14. Menjelaskan
prosedur
kepada
pasien
dan
meminta
persetujuan D. Pelaksanaan: 12. Duduk diam 13. Duduk meraih kekanan 14. Duduk meraih kekiri 15. Duduk meraih kekanan silang 16. Duduk meraih kekiri silang 17. Berdiri diam 18. Berdiri meraih kekanan 19. Berdiri meraih kekiri 20. Berdiri meraih kekanan silang 21. Berdiri meraih kekiri silang 22. Jalan ditempat *Durasi latihan 15 menit* PROSEDUR TERKAIT
Pemasangan drainase, pemasangan arteri/vena line, pemasangan kateter urin.
REFERENSI
1.
WHO | International Classification of Functioning, Disability and Health (ICF).
2. Boldt C, Grill E, Wildner M, et al. ICF Core Set for patients with
cardiopulmonary conditions in the acute hospital. Disabil Rehabil . 2005;27(7-8):375-380.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] 3. Papaioannou TG, Stefanadis C. Basic Principles of the Intraaortic Balloon Pump and Mechanism Affecting Its Performance. ASAIO Journal . 2005;51(3):296-300 4. Perez M, Shaw D. Are inpatient upper extremity movement
precautions following median sternotomy justified? Cardiopulmonary Physical Therapy . 2003;14(4):28.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] 12. SOP LATIHAN BERJALAN ICF
93.36 Terapi latihan untuk Jantung
PENGERTIAN
Latihan gerakan bipedal dengan melibatkan otot-otot besar yang berkontraksi secara ritmik dalam durasi tertentu.
TUJUAN
Meningkatkan tingkat konsumsi oksigen maksimal (VO2max)
KEBIJAKAN
PMK No 65 Tahun 2015 Standar Pelayanan Fisioterapi
INDIKASI
Gagal jantung, kardiomiopati, jantung koroner, infark miokard, jantung katub, miokarditis, endokarditis, perikarditis, bedah pintas coroner (CABG), PTCA/PCI, reparasi atau pergantian katub jantung, koreksi kelainan kogenital, transplantasi jantung
KONTRA INDIKASI
Angina tidak stabil, hipertensi tidak terkontrol, aritmia berat, Hb < 9, saturasi O2 < 95%, skala borg > 13
PROSEDUR
a. Persiapan:
PELAKSANAAN
13. Melihat rekam medis pasien 14. Cuci tangan 15. Memperkenalkan diri 16. Anamnesis (keluhan) 17. Memeriksa hemodinamik 18. Memposisikan pasien berdiri tegak dengan nyaman 19. Menjelaskan
prosedur
kepada
pasien
dan
meminta
persetujuan b. Pelaksanaan: 1. Pasien diinstruksikan untuk berjalan sesuai dosis talk test 2. Pasien diinstruksikan untuk berjalan sesuai dosis 6 MWT PROSEDUR TERKAIT
Pemasangan drainase, pemasangan arteri/vena line, pemasangan kateter urin.
REFERENSI
1. WHO | International Classification of Functioning, Disability and Health (ICF). 2. Boldt C, Grill E, Wildner M, et al. ICF Core Set for patients with cardiopulmonary conditions in the acute hospital. Disabil Rehabil . 2005;27(7-8):375-380. 3. Papaioannou TG, Stefanadis C. Basic Principles of the Intraaortic Balloon Pump and Mechanism Affecting Its Performance. ASAIO Journal . 2005;51(3):296-300
4. Perez M, Shaw D. Are inpatient upper extremity movement precautions
following
median
sternotomy
Cardiopulmonary Physical Therapy . 2003;14(4):28.
justified?
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] 13. SOP EDUKASI & KONSELING PASIEN/KELUARGA ICF PENGERTIAN
93.36 Terapi latihan untuk Jantung Proses pemberian bantuan dari fisioterapis kepada pasien/keluarga berupa proses interaktif dengan memberikan pengetahuan baru, sikap dan memodifikasi perilaku dalam mengatasi masalah keterbatasan kapasitas fungsional
TUJUAN
Pasien mampu melakukan aktifitas fungsional secara mandiri
KEBIJAKAN
PMK No 65 Tahun 2015 Standar Pelayanan Fisioterapi
INDIKASI
Gagal jantung, kardiomiopati, jantung koroner, infark miokard, jantung katub, miokarditis, endokarditis, perikarditis, bedah pintas coroner (CABG), PTCA/PCI, reparasi atau pergantian katub jantung, koreksi kelainan kogenital, transplantasi jantung
KONTRA INDIKASI
Penurunan kesadaran
PROSEDUR
a.
Persiapan:
PELAKSANAAN
1.
Melihat rekam medis pasien
2.
Cuci tangan
3.
Memperkenalkan diri
4.
Anamnesis (keluhan)
6.
Memposisikan pasien senyaman mungkin
7.
Menjelaskan prosedur kepada pasien dan meminta persetujuan
b.
Pelaksanaan:
1.
Menjelaskan anatomi dan fisiolgi
2.
Menjelaskan factor resiko penakit jantung
3.
menjelaskan patofisiologi penyakit jantung
4. Menjelaskan latihan/aktifitas fisik yang boleh di lakukan sesuai dosis 5.
menjelaskan latihan/aktifitasfisik yang tidak boleh dilakukan
PROSEDURTERKAIT REFERENSI
Niebauer, J. (2011) Cardiac Rehabilitation Manual. British Library Cataloguing in Publication Data. ISBN 978-1-84882-793-6
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] 14. LATIHAN PERNAFASAN DIAFRAGMA ICD
93.18
PENGERTIAN
Suatu teknik latihan pernafasan dengan menggunakan otot diafragma
TUJUAN
a.
Memperbaiki fungsi diafragma
b.
Memperbaiki ventilasi
c.
Memperbaiki pola napas
d.
Mengurangi sesak napas
KEBIJAKAN
PMK No. 65 TAHUN 2015 tentang Standar Pelayanan Fisioterapi
INDIKASI
a. Sesak nafas b. Gangguan pola pernafasan c. Penurunan ventilasi paru d. Inaktivitas diafragma
KONTRA INDIKASI
PROSEDUR PELAKSANAAN
a.
Sesak nafas berat
b.
Nilai FEV1 < 50%
15. Persiapan Pasien a. Menjelaskan prosedur kepada pasien dan meminta persetujuan b. Memposisikan pasien senyaman mungkin, dimana otot perut rileks (Posisi yang disarankan semi fowler) 16. Pelaksanaan a. Terapis berada di samping sebelah kanan pasien c.
Tangan pasien yang dominan di letakkan diatas perut dan tangan yang lain diatas dada
d. Pasien diminta tarik napas lewat hidung dengan perut dikembungkan kemudian ditahan selama 2-3 detik e. Kemudian
dihembuskan
melalui
mulut
dengan
perut
dikempeskan f.
Diulang 3-4 kali
g. Apabila pasien tidak mampu menggunakan otot diafragma selama inspirasi, maka pasien diminta untuk bernafas beberapa kali berturut-turut melalui hidung seperti gerakan ”mengendus” untuk menfasilitasi diafragma PROSEDUR TERKAIT
a. OXYGEN THERAPY b. ACBT c. Deep breathing exercise d. FET e. Coughing exercise/latihan batuk efektif f. Postural Drainage
REFERENSI
a. Pryor, J and Webber, B.A.2001; Physiotherapy for Respiratory and Cardiac Problem. Churchil Livingstone. b. Carolyn Kisner, MS PT & Lynn Allen Colby,MS,PT, Therapeutic exercise (Foundations and techniques) 1996
third edition,FA Davis, Philadelphia:
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] 15. TEKNIK SIKLUS PERNAPASAN AKTIF (ACBT)
ACTIVE CYCLE OF BREATHING TECHNIQUE (ACBT) ICD-9
93.99. Prosedur penanganan pernapasan lainnya Posisi pengasatan
PENGERTIAN
Siklus gabungan dari breathing control, latihan ekspansi thoraks dan forced expiratory technique.
TUJUAN
a.
memobilisasi dan membersihkan kelebihan sekresi jalan nafas
b.
meningkatkan ventilasi
KEBIJAKAN
PMK no. 65 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Fisioterapi
INDIKASI
a. Retensi sekret. b. Atelektasis c. Mencegah komplikasi paru pasca operasi d. Batuk tidak efektif. e. Penurunan fungsi ventilasi pernafasan
KONTRA INDIKASI
a. Pasien tidak bernapas spontan b. Pasien tidak sadar c. Pasien tidak dapat mengikuti petunjuk fisioterapis
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Persiapan pasien a. Menjelaskan prosedur kepada pasien dan meminta persetujuan b. Memposisikan pasien senyaman mungkin (Posisi yang paling baik adalah duduk tegak) dan meletakkan tangan pasien secara relaks di lower thorax sehingga dapat merasakan gerakan lower thorax pada saat bernafas 2. Pelaksanaan a. Pasien diminta untuk
mengontrol pernapasan biasa dengan
memperhatikan gerakan perut. b. Kemudian
pasien diminta untuk menarik nafas dalam dan
ditahan 2-3 detik kemudian menghembuskan nafas secara gentle. Diulang 2-3 kali. c.
Pasien diminta untuk
mengontrol pernapasan biasa dengan
memperhatikan gerakan perut. d. Pasien diminta melakukan huffing 2 kali dengan interval 15-30 detik e. Teknik diulang sampai 3 kali siklus f.
Untuk terapi selanjutnya dilaksanakan dengan siklus yang lebih kompleks (gambar1)
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected]
PROSEDUR TERKAIT
a. Breathing Exercise b. Postural Drainage
REFERENSI
a. Pryor, J and Webber, B.A.2001; Physiotherapy for Respiratory and Cardiac Problem. Churchil Livingstone. b. Efficacy of Pursed Lip Breathing with Forced Expiration Techniques and Active Cycle of Bteathing Technique on Pulmonary Mucus Clearance in Health Subjects. 2010. J.Phys.Ther Sci (2) : 247-254
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] 16. Latihan Batuk Efektif/coughing Exercise ICD-9
93.99
PENGERTIAN
Suatu teknik latihan untuk mengaktifkan fungsi batuk
TUJUAN
Mengeluarkan sekret dari saluran pernafasan bagian atas
KEBIJAKAN
PMK No. 65 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Fisioterapi
INDIKASI
Retensi sekret
KONTRA INDIKASI
a. Sesak nafas berat b. paska bedah cranial c. Peningkatan tekanan intra cranial d. Jumlah trombosit < 60.000
PROSEDUR
1. Persiapan pasien
PELAKSANAAN
Menjelaskan prosedur kepada pasien dan meminta persetujuan 2.
Persiapan alat Siapkan tissue dan bengkok tempat sputum
3. Pelaksanaan : a. Terapis di sebelah kanan pasien b. Pasien diposisikan duduk condong ke depan dan leher sedikit fleksi c.
Pasien diminta meletakkan ke dua tangan diatas perut
d. Terapis memberikan contoh batuk efektif e. Pasien
diminta
untuk
melakukan
pernafasan
diafragma/
abdominal breathing 3 x f.
Ditahan 2 – 3 detik kemudian batuk 2 kali
g. Pasien diminta nafas biasa h. Ulangi maneuver ini 2 – 3 kali PROSEDUR TERKAIT
a. FET b. Postural Drainage c. ACBT
REFERENSI
a. Pryor, J and Webber, B.A.2001; Physiotherapy for Respiratory and Cardiac Problem. Churchil Livingstone. b. Carolyn Kisner, MS PT & Lynn Allen Colby,MS,PT, Therapeutic exercise (Foundations and techniques) 2007
5 th edition,FA Davis, Philadelphia:
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] 17. HUFFING/TEKNIK EKSPIRASI PAKSA HUFFING/FORCED EXPIRATORY TECHNIQUE (FET) ICD-9
93.99. Prosedur penanganan pernapasan lainnya Posisi pengasatan
PENGERTIAN
Suatu teknik yang dilakukan dengan menghembuskan nafas secara paksa
TUJUAN
a. Memobilisasi secret b. Meningkatkan volume ekspirasi c. mencegah kolapsnya paru d. Mengurangi spasme bronchus e. Mencegah komplikasi paru pasca operasi
KEBIJAKAN INDIKASI
PMK No.65 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Fisioterapi a. Penurunan kemampuan ekspirasi b. Penumpukan sekret c.
Spasme bronchus
d. Penurunan kemampuan untuk batuk KONTRA INDIKASI
a. Hemoptoe b. Hemaptomisis c.
Peningkatan tekanan intra kranial
d. Sesak nafas berat PROSEDUR PELAKSANAAN
a. Tarik nafas perlahan dan dalam sebanyak 3 kali melalui hidung , kemudian menghembuskan melalui mulut. Pada saat menarik nafas, kembungkan perutnya (diaphragmatic breathing) b. Lanjutkan dengan menarik nafas dalam dan ditahan selama 1-3 detik c. Hembuskan nafas secara perlahan dengan mengkontraksikan otot perut (ekspirasi paksa) dan mulut terbuka d. Pasien diminta menarik nafas biasa (normal) dan menghembuskannya secara tiba-tiba dengan mengkontraksikan otot perut dan otot dinding dada dengan mulut dan glottis terbuka e. Lakukan 3 – 4 kali istirahat dengan diselingi istirahat 15 detik
PROSEDUR TERKAIT
a. Postural Drainage b. Breathing Exercise c. Huffing d. Coughing exercise
UNIT TERKAIT
a. ICU b. PoliklinikFisioterapi c. Unit Rehabilitasi d. PoliklinikParu e. PerawatanParu
REFERENSI
c. Pryor, J and Webber, B.A.2001; Physiotherapy for Respiratory and Cardiac Problem. Churchil Livingstone. d. Efficacy of Pursed Lip Breathing with Forced Expiration Techniques and Active Cycle of Bteathing Technique on Pulmonary Mucus Clearance in Health Subjects. 2010. J.Phys.Ther Sci (2) : 247-254
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] 18. LATIHAN PENGEMBANGAN THORAKS ICD-9
93.99 Prosedur penanganan pernapasan lainnya Posisi pengasatan
PENGERTIAN
Teknik latihan nafas dalam dengan penekanan pada inspirasi berupa inspirasi aktif
TUJUAN
a. Mengembangkan thoraks b. mencegah kolapsnya jaringan paru c. Mencegah komplikasi paru pasca operasi
KEBIJAKAN
PMK No. 65 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Fisioterapi
INDIKASI
a. Gangguan pengembangan thoraks b. Penumpukan sekret
KONTRA INDIKASI
Sesak nafas berat
PROSEDUR
4. Persiapan pasien
PELAKSANAAN
a. Menjelaskan prosedur kepada pasien dan meminta persetujuan b. Memposisikan pasien senyaman mungkin 5. Pelaksanaan a. Pasien diminta untuk menarik nafas dalam, menahannya selama 3 detik kemudian menghembuskannya secara perlahan
PROSEDUR TERKAIT
f. Segmental breathing exercise g. ACBT
REFERENSI
e. Pryor, J and Webber, B.A.2001; Physiotherapy for Respiratory and Cardiac Problem. Churchil Livingstone. f. Efficacy of Pursed Lip Breathing with Forced Expiration Techniques and Active Cycle of Bteathing Technique on Pulmonary Mucus Clearance in Health Subjects. 2010. J.Phys.Ther Sci (2) : 247-254
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] 19. LATIHAN MOBILISASI DADA
CHEST MOBILITY EXERCISE ICD-9 PENGERTIAN
Suatu teknik latihan yang merupakan kombinasi dari gerak aktif trunk atau ekstemitas dengan nafas dalam
TUJUAN
Mempertahankan dan meningkatkan mobilitas dinding dada, trunk, dan shoulder girdle
KEBIJAKAN
PMK No. 65 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Fisioterapi
INDIKASI
Gangguan pengembangan dinding dada
KONTRA INDIKASI
Nilai FEV1 < 50%
PROSEDUR
1. Persiapan pasien
PELAKSANAAN
a.
Menjelaskan prosedur kepada pasien dan meminta persetujuan
b.
Memposisikan pasien senyaman mungkin dengan meletakkan tangan terapis/pasien pada segmen yang mengalami gangguan pengembangan
2. Pelaksanaan
a.
Mobilisasi dada unilateral 1) Pasien diminta meletakkan tangan yang menggenggam pada sisi dada yang mengalami gangguan mobilisasi 2) Pasien menggerakkan badan ke arak lateral fleksi homolateral sambil menghembuskan nafas 3) Pasien diminta menarik nafas sambil menggerakkan badan kearah lateral fleksi kontralateral 4) Pasien diminta menggerakkan badan kearah lateral fleksi homolateral lagi sambil menghembuskan nafas dan melakukan penekanan pada sisi homolateral dengan tangan yang menggenggam. 5) Gerakan ditingkatkan : pada saat gerakan kontra lateral, lengan di atas kepala dan kembali ke posisi no.4
b. Mobilisasi dada bagian atas dan stretching otot pectoralis 1) Pasien diminta meletakkan kedua tangan dibelakang kepala 2) Pasien menggerakkan fleksi leher dan protraksi bahu
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] sambil menghembuskan nafas 3) Pasien diminta menarik nafas sambil menggerakkan ekstensi leher dan retraksi bahu 4) Gerakan ditingkatkan : pada saat ekspirasi, disertai dengan fleksi trunk dan kedua lengan ke bawah, dan pada saat inspirasi disertai dengan menegakkan badan kembali dan lengan ke atas membentuk huruf V
PROSEDUR TERKAIT
h. Breathing Exercise i.
REFERENSI
Postural Drainage
g. Pryor, J and Webber, B.A.2001; Physiotherapy for Respiratory and Cardiac Problem. Churchil Livingstone. h. Carolyn Kisner, MS PT & Lynn Allen Colby,MS,PT, Therapeutic exercise (Foundations and techniques) Philadelphia: 1996
third edition,FA Davis,
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] 20. Postural Drainage (Posisi Pengasatan) ICD-9
93.99
PENGERTIAN
Pengaturan posisi untuk mempermudah mengalirkan sekret
dengan
bantuan gravitasi TUJUAN
Memobilisasi dan membersihkan kelebihan sekret
KEBIJAKAN
PMK No. 65 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Fisioterapi
INDIKASI
Pasien dengan peningkatan produksi sekret
KONTRA INDIKASI
d. Hipertensi sistole > 140 mmHg diastole >100 mmHg e. Hipotensi sistole < 80 mmHg f. Cidera kepala akut g. Batuk darah berat (haemoptysis) h. Gagal jantung i. Aritmia (VES > 6 x/menit) j. Paska bedah gastro esophangeal
PROSEDUR PELAKSANAAN
6. Persiapan pasien a. Menjelaskan prosedur kepada pasien dan meminta persetujuan b. Longgarkan/lepaskan baju 7. Persiapan tempat a. Siapkan tempat sputum b. Siapkan beberapa bantal 8. Pelaksanaan a. Menjelaskan prosedur terapi kepada pasien b. Memposisikan pasien relaks dan nyaman sesuai dengan letak sekretnya c.
Pertahankan posisi 5 – 10 menit pada setiap bagian
d. Berikan perkusi, vibrasi atau shaking ditempat yang dibutuhkan e. Pasien diminta deep breathing, huffing dan coughing f.
Dilakukan 2- 4 x / hari untuk sputum banyak dan 1-2 x / hari untuk pencegahan
PROSEDUR TERKAIT
j. Oxygen Therapy k. ACBT l. Huffing m. Coughing n. FET
REFERENSI
i. Pryor, J and Webber, B.A.2001; Physiotherapy for Respiratory and Cardiac Problem. Churchil Livingstone. j. Carolyn Kisner, MS PT & Lynn Allen Colby,MS,PT, Therapeutic exercise (Foundations and techniques) 1996
third edition,FA Davis, Philadelphia:
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] 21. SOP SEGMENTAL BREATHING EXERCISE ICD-9
93.18 Latihan Pernafasan
PENGERTIAN
Suatu teknik latihan pernafasan pada bagian/segmen tertentu dari paru
TUJUAN
Mengembangkan paru per segmen
KEBIJAKAN
PMK No. 65 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Fisioterapi
INDIKASI
Gangguan pengembangan segmen paru
KONTRA INDIKASI
a. Sesak nafas berat b. FEV1 < 50% c. Hipertensi systole > 160 mmHg dan diastole > 100 mmHg
PROSEDUR PELAKSANAAN
9. Persiapan pasien c.
Menjelaskan prosedur kepada pasien dan meminta persetujuan
d. Memposisikan pasien senyaman mungkin dengan meletakkan tangan terapis/pasien pada segmen yang mengalami gangguan pengembangan 10. Pelaksanaan a. Diawali
dengan
pasien
menghembuskan
nafas
dengan
merasakan costa bergerak downward dan inward. b. Pada saat ekspirasi, terapis memberikan penekanan secara perlahan dengan tangan terapis/pasien c.
Pada akhir ekspirasi terapis memberikan tekanan dengan cepat kearah downward dan inward
d. Pasien diminta menarik nafas dalam dengan mengembangkan bagian yang mengalami gangguan e. Terapis memberikan tahanan ringan f.
Kemudian pasien diminta untuk menghembuskan nafas lagi dengan terapis memberikan tekanan downward dan inward
g. Maneuver tersebut diulangi 3-4 kali Note: Ajarkan pasien untuk melakukan maneuver tersebut secara mandiri dengan menempatkan tangan di atas thoraks dan dapat menggunakan handuk atau belt sebagai pengganti tahanan PROSEDUR TERKAIT
o. Oxygen Therapy p. Breathing Exercise q. Postural Drainage
REFERENSI
k. Pryor, J and Webber, B.A.2001; Physiotherapy for Respiratory and Cardiac Problem. Churchil Livingstone. l. Efficacy of Pursed Lip Breathing with Forced Expiration Techniques and Active Cycle of Bteathing Technique on Pulmonary Mucus Clearance in Health Subjects. 2010. J.Phys.Ther Sci (2) : 247-254
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] 22. TEKNIK DEBRIDEMENT ICD-9 PENGERTIAN
Serangkaian teknik yang dilakukan sebagai bagian dari kesehatan integritas jaringan kulit
TUJUAN
Untuk melindungi dan mendukung reparasi kulit serta mencegah terjadinya komplikasi yang muncul akibat penekanan menetap ( pressure sore)
KEBIJAKAN
PMK NO 65 Thn 2015 tentang Standar Pelayanan Fisioterapi
INDIKASI
Pasien tirah baring dengan risiko pressure sore
PERHATIAN
Teknik ini dilakukan secara bekerjasama dengan tim tenaga kesehatan dalam menjaga higienis kulit
PROSEDUR PERSIAPAN TEMPAT
1. Ruangan
bersih, tenang, cahaya lampu sedang, suhu ruangan
sedang 2. Bed bersih, rapi, tidak berbau tajam 3. Melakukan tindakan hand hygiene PERSIAPAN PASIEN
4. Mengidentifikasi identitas pasien 5. Menjelaskan kepada pasien mengenai tujuan dan prosedur tindakan. 6. Meminta ijin dari pasien untuk pelaksanaan tindakan. Apabila pasien tidak bersedia dilakukan tindakan, sampaikan risiko yang dapat terjadi. Bila pasien tetap menolak, terminasi tindakan
PELAKSANAAN
7.
Mengobservasi potensi risiko gangguan higienis kulit
8.
Melaporkan kepada tim tenaga kesehatan terkait informasi
9.
Menginformasikan agar teknik pembersihan kulit maupun terapi tidak melibatkan menggunakan media air hangat dan atau alkohol untuk menghindari peningkatan panas inti tubuh dan atau menghilangkan kelembaban kulit.
10. Menggunakan pelembab untuk membersihkan kelembaban kulit. 11. Menghindari infeksi 12. Merawat kulit yang mengalami abrasi, gigitan serangga, lepuh, atau luka bakar 13. Melindungi area yang berpotensi mengalami pressure sore dengan menggunakan bantal dingin atau bantal lunak PROSEDUR TERKAIT
1. Pengaturan posisi 2. Unit Keperawatan
REFERENSI
1.
Kisner
C,
Colby
LA:
Therapeutic
Exercise —Foundation
and
Technique, ed 5. FA Davis Company: 2007. 2.
Boissonault: Pathology —Special Implications for Physical Therapist
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] 23. MANUAL LYMPH DRAINAGE PHYSIOTHERAPY ICD-9
Manual therapy
PENGERTIAN
Teknik menggunakan tangan yang ditujukan searah aliran limfatik secara spesifik dengan tekanan yang sangat ringan
TUJUAN
1. Meningkatkan aliran dan membuka nodus limfatik 2. Meningkatkan sistem imun, 3. Meningkatkan respon parasimpatis,
KEBIJAKAN INDIKASI
PMK NO 65 Thn 2015 tentang Standar Pelayanan Fisioterapi 1. Gangguan aliran limfatik, 2. Gangguan sirkulasi vena kronis, 3. Meningkatkan penyembuhan luka, 4. Meningkatkan imunitas
KONTRAINDIKASI
1. Ada luka terbuka 2. Kasus neurologis akut 3. Mudah terjadi perdarahan/trombosit/platelet rendah 4. Kekurangan vit K Additional warning: pada metastasis keganasan lakukan kajian
PROSEDUR PERSIAPAN TEMPAT
1. Ruang tindakan bersih, tenang, cahaya lampu sedang, suhu ruangan sedang 2. Bed bersih, rapi, tidak berbau tajam 3. Melakukan tindakan hand hygiene
PERSIAPAN PASIEN
4. Mengidentifikasi identitas pasien 5. Menjelaskan kepada pasien mengenai tujuan dan prosedur tindakan. 6. Mendapatkan ijin dari pasien untuk pelaksanaan tindakan. Apabila pasien tidak bersedia dilakukan tindakan, sarankan alternatif lain yang dapat dilakukan. 7. Apabila pasien setuju dengan pelaksanaan tindakan, minta pasien berganti pakaian dengan sarung yang telah disediakan. 8. Minta pasien berbaring terlentang di atas tempat tidur.
PELAKSANAAN
9. Menghangatkan tangan, lalu mulai pemijatan dari ujung jari tangan sampai ke bagian dalam ketiak. Lakukan pada sisi kanan dan kiri secara bergantian.
PROSEDUR TERKAIT
1. Vasculotaping 2. Bandaging
REFERENSI
1. Korosec B: Manual Lymphatic Drainage Therapy. Home health care management & practice vol 16:6, 499-511, 2004. 2.
Piller NB, Douglass J: Manual Lymphatic Drainage —an effective treatment for lymphoedemas.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] 24. BANDAGING ICD-9 PENGERTIAN
Metode pembebatan yang dilakukan dengan menggunakan bebat elastis dalam pola sirkuler silang
TUJUAN
Untuk meningkatkan sirkulasi balik (vena dan limfatik) jaringan setempat
KEBIJAKAN INDIKASI
PMK NO 65 Thn 2015 tentang Standar Pelayanan Fisioterapi 1. Pencegahan edema 2. Edema pada ekstremitas
KONTRAINDIKASI
Gangguan sirkulasi arteri
PROSEDUR PERSIAPAN TEMPAT
1. Ruang tindakan bersih, tenang, cahaya lampu sedang, suhu ruangan sedang 2. Bed bersih, rapi, tidak berbau tajam 3. Melakukan tindakan hand hygiene
PERSIAPAN PASIEN
4. Mengidentifikasi identitas pasien 5. Menjelaskan kepada pasien mengenai tujuan dan prosedur perawatan tindakan. 6. Mendapatkan ijin dari pasien untuk pelaksanaan tindakan. Apabila pasien tidak bersedia dilakukan tindakan, sarankan alternatif lain yang dapat dilakukan. 7. Apabila pasien setuju dengan pelaksanaan tindakan, minta pasien membuka area yang akan ditindakan. Apabila terdapat luka, tutup area luka dengan pembalutan yang memadai. 8. Apabila tidak terdapat luka terbuka, bersihkan area yang akan ditindakan dengan alcohol swab. Bersihkan area yang akan diterapi. 9. Hitung luas area yang akan diterapi
PERSIAPAN ALAT
10. Pilih ukuran perban elastis sesuai dengan luas area yang akan ditindak.
Guideline ukuran 11. Pilih tipe elastisitas perban sesuai dengan tujuan terapi
Guideline tipe elastisitas 12. Perhatikan bahwa perban dilengkapi dengan pengunci perban. PELAKSANAAN
13. Pasang jangkar dengan memasang perban melingkar 2 kali. Perban dipasang dengan regangan 75% dari panjang normal perban. 14. Pasang perban melingkar ke atas dalam pola sirkuler yang saling menyilang sehingga bentuk akhirnya akan menyerupai bentuk rebung bambu.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected]
15. Jarak antar lingkar perban adalah setengah dari lebar perban sebelumnya. Teruskan pembebatan hingga perban habis. 16. Setelah selesai, tunggu 5 menit untuk melihat respon jaringan. Lakukan tes sirkulasi arteri. Apabila terjadi gangguan sirkulasi, lepaskan bebat dan ulangi dari tahap 7. 17. Apabila bebat terlalu longgar, lepaskan bebat dan ulangi dari tahap 7. 18. Sampaikan kepada pasien bahwa bebat dapat melonggar akibat kegiatan, berkurangnya edema, atau elastisitas bebat yang berkurang. Ulangi pembebatan bila hal tersebut terjadi atau setelah 24 jam penggunaan bebat. PROSEDUR TERKAIT
1. Teknik debridement
REFERENSI
1. MacDonald R: Pocketbook of TapingTechnique. Elsevier, 2010. 2. Kisner C, colby LA: Therapeutic Exercise —Foundation and Technique, ed 5. FA Davis Company: 2007.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] 25. VASCULOTAPING ICD-9 PENGERTIAN
Teknik pemasangan elastic taping pada kondisi gangguan vaskularisasi perifer
TUJUAN
Untuk mengurangi edema atau hematoma melalui peningkatan sirkulasi balik (vena dan limfatik)
KEBIJAKAN INDIKASI
PMK NO 65 Thn 2015 tentang Standar Pelayanan Fisioterapi 1. Gangguan sirkulasi limfatik/limfedema 2. Gangguan sirkulasi vena/edema
KONTRAINDIKASI
1. Luka terbuka 2. Riwayat hipersensitifitas terhadap tape
PROSEDUR PERSIAPAN TEMPAT
1. Ruang tindakan bersih, tenang, cahaya lampu sedang, suhu ruangan sedang 2. Bed bersih, rapi, tidak berbau tajam 3. Melakukan tindakan hand hygiene
PERSIAPAN PASIEN
4. Mengidentifikasi identitas pasien 5. Menjelaskan kepada pasien mengenai tujuan dan prosedur tindakan. 6. Mendapatkan ijin dari pasien untuk pelaksanaan tindakan. Apabila pasien tidak bersedia dilakukan tindakan, sarankan alternatif lain yang dapat dilakukan. 7. Apabila pasien setuju dengan pelaksanaan tindakan, minta pasien membuka area yang akan ditindak. Bersihkan area tersebut dengan alcohol swab
PERSIAPAN ALAT
8. Ukur tape sesuai dengan luas area yang akan ditindak. Gunting tape menjadi 5 bagian masing-masing 1 cm dengan menyisakan jangkar pada salah satu ujung tape.
PELAKSANAAN
9. Posisikan area yang akan dilakukan tindakan dalam posisi peregangan sedang. 10. Pasang jangkar, kemudian pasang tape satu per satu tanpa menimbulkan penguluran tape. 11. Gerakan area yang ditindak hingga batas lingkup gerak akhir untuk 5 kali gerakan. 12. Tunggu 3 menit. Bila terjadi peningkatan reaksi inflamasi, lepaskan tape dan jangan diulangi untuk hari ini.
13. Tape dilepas ketika terjadi reaksi alergi atau setelah 3 hari PROSEDUR TERKAIT
Gangguan sensibilitas
REFERENSI
MacDonald R: Pocketbook of TapingTechnique. Elsevier, 2010.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
[email protected] 26. VACUUM COMPRESSION THERAPY ICD-9 PENGERTIAN
Penggunaan tekanan positif dan negatif secara bergantian
TUJUAN
Melancarkan sirkulasi
KEBIJAKAN
PMK NO 65 Thn 2015 tentang Standar Pelayanan Fisioterapi
INDIKASI
Gangguan sirkulasi
KONTRAINDIKASI
1. Perdarahan berat 2. Potensial perdarahan/trombosit/platelet rendah
PROSEDUR PERSIAPAN TEMPAT
1. Ruang tindakan bersih, tenang, cahaya lampu sedang, suhu ruangan sedang 2. Bed bersih, rapi, tidak berbau tajam 3. Melakukan tindakan hand hygiene
PERSIAPAN PASIEN
4. Mengidentifikasi identitas pasien 5. Menjelaskan kepada pasien mengenai tujuan dan prosedur vaccuum compression therapy. 6. Mendapatkan ijin dari pasien untuk pelaksanaan tindakan. Apabila pasien tidak bersedia dilakukan tindakan, sarankan alternatif lain yang dapat dilakukan. 7. Apabila pasien setuju dengan pelaksanaan tindakan, minta pasien mengambil posisi yang tepat
PERSIAPAN ALAT
8. Pastikan unit vaccuum compression dalam keadaan siap 9. Nyalakan mesin untuk memastikan dapat berfungsi dengan baik
PELAKSANAAN
10. Masukkan ekstremitas yang mengalami gangguan. 11. Sesuaikan modus mesin sesuai dosis terapi. 12. Nyalakan mesin.
PROSEDUR TERKAIT
ADDITIONAL WARNING