PELAYANAN OBSTETRI NEONATAN EMERGENCY KOMPREHENSIF No Dokumen 04.J.01.45 Tanggal Terbit STANDAR PROSEDUR
No Revisi 0
Halaman 1/5 Ditetapkan, Direktur
16 Maret 2016
OPERASIONAL dr. Herti Silalahi, M.Kes Ph.D
Pengertian
Tujuan
Kebijakan Prosedur
Merupakan suatu kegiatan untuk menelusuri sebab kesakitan dan kematian ibu dan periatal dangan maksud mencegah kesakitan dan kematian dimana yang akan datang 1. Umum Meningkatkan mutu pelayanan KIA diseluruh wilayah dalam rangka penurunan angka kematian ibu dan perinatal 2. Khusus a. Menenrapkan pembahasan analitik mengenai kasusu kebidanan dan perinatal secara teratur dan berkesinambungan b. Menentukan intervensi dan pembinasaan untuk masing-masing pihak yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan dalam pembahasan kasus Pelayanan obstetri neonatal emergency komprehensif Di RSCC A. Persiapan Bahan Dan Alat Materi kasus kematian maternal perinatan. B. Langka-Langka prosedur 1. Persiapan a. Penelusuran kasus dan melengkapi data yang telah dilaporkan puskesmas b. Menentukan penyebab masalah kematian/ c. kesakitan Faktor kondisi dan kesehatan bayi Faktor sosial dan lingkungan
PELAYANAN OBSTETRI NEONATAN EMERGENCY KOMPREHENSIF No Dokumen 04.J.01.45 Tanggal Terbit STANDAR PROSEDUR
No Revisi 0
Halaman 2/5 Ditetapkan, Direktur
16 Maret 2016
OPERASIONAL dr. Herti Silalahi, M.Kes Ph.D
Faktor pelayanan kesehatan Pengesian format analisa penyebab kematian/kesakitan Menentukan rencana tindak lanjut masalah Menentukan lokasi audit perinatal Menentukan bentuk dan materi pengkayaan Menentukan narasumber Menyiapkan format yang akan akan dipakai Menyiapkan dan mengirim undangan Output dari persiapan AMP adalah sebagai berikut 1. Format otopsi format verbal perinatal yang sudah lengkap terisi 2. Materi presentasi kasus 3. Format analisa penyebab kematian atau kesakitan ibu dan perinatal (format AMP 1) yang sudah lengkap 4. Format analisa penyebab masalah dan upaya pemecahan masalah (format AMP2) yang sudah diisi lengkap 5. Jenis AMP : Medis atau sosial 6. Waktu dan tempat pelaksanaak AMP 7. Keangka acuan dan jadwal pertemuan 8. Materi pengkayan (sesuai dengan penyebab masalah pada analisis kasusu dengan formt AMP 1) 9. Alat bantu pengkayaan 10. Presentan
PELAYANAN OBSTETRI NEONATAN EMERGENCY KOMPREHENSIF No Dokumen 04.J.01.45 Tanggal Terbit STANDAR PROSEDUR
No Revisi 0
Halaman 3/5 Ditetapkan, Direktur
16 Maret 2016
OPERASIONAL dr. Herti Silalahi, M.Kes Ph.D 11. Narasumber 12. Moderator 13. Peserta yang akan diundang 14. Fasilittor 15. Notulis dan buku notulen 16. Format evaluasi pelaksanaan AMP (format AMP 3) 17. Daftar hadir 18. RTL dan rekomendasi AMP yang lalu 19. Undangan 2. Pelaksanaan Pelaksanaan audit perinatal hendaknya mengikuti hal-hal berikut : a. Peserta pertemuan sebaiknya untuk kabupaten /kota dan provinsi paling banyak adalah 40 orang paling sedikit 30 orang sedangkan di puskesmas antra 20 s/d 30 orang b. Tempat pertemuan sebaiknya tempt yang nyaman dengan ventilasi dan penerangan yang sesuai c. AVA dan alat bantu untuk penyajian dan pengkayaan sudah dipersiapakan dengan rapih d. Makalah dan materi sudah diperbanyak sesuai dengan jumlah peserta yang hadir e. Presentasi kasus sebaiknya oleh tim pengkaji (tidak langsung oleh tenaga kesehatan atau individu yang terkena kasus) menyajikan kronilogis kejadian secara lengkap f. Pelaksanaan diskusi g. Pembahsan rencana tindak lanjut h. Pengkayaan oleh narasumber
PELAYANAN OBSTETRI NEONATAN EMERGENCY KOMPREHENSIF No Dokumen 04.J.01.45 Tanggal Terbit STANDAR PROSEDUR
No Revisi 0
Halaman 4/5 Ditetapkan, Direktur
16 Maret 2016
OPERASIONAL dr. Herti Silalahi, M.Kes Ph.D i. Pelaksanaan dan pengkayaan evaluasi j. Lama pertemuan sebaiknya3-4 jam Output dari pelaksanaan AMP adalah a. Notulen dan pertemuan b. Aftar hadir pertemuan c. Format AMP 1 yang diisi lengkap d. Format AMP 2 yang diisi lengkap e. Format AMP 3 yang diisi lengkap 3. Pemantauan dan evaluasi AMP 1) Pemantauan Pemantauan dilaksanakan secara berjenjang dengan tujuan menilai apakah kegiatan rencana tindak lanjut AMP dilaksanakan atau tidak dan apakah di tindaklanjuti dengan upaya peningkatan kualitas pelayanan dan pengelolaan program KIA di wilayah kabupaten Pemntauan dan evaluasi AMP Kabupaten puskesmas i. Pelaporan dari puskesmas diolah dan dianalisis untuk digunakan sebagai masukan dalam pencegahan program KIA ii. Pertemuan konsultasi rutin dikabupaten Dapat dipakai untuk saling bertukar informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan audit atau upaya peningkatan kualitas pelayanan dan pengelolaan
PELAYANAN OBSTETRI NEONATAN EMERGENCY KOMPREHENSIF No Dokumen 04.J.01.45 Tanggal Terbit STANDAR PROSEDUR
No Revisi 0
Halaman 5/5 Ditetapkan, Direktur
16 Maret 2016
OPERASIONAL dr. Herti Silalahi, M.Kes Ph.D program KIA, umpan balik tentang hasil audit dan kasusu yang dirujuk ke RS. iii supervisi di puskesmas bila ada keterbatasan tenaga, dana, sarana, maka supervisi dilakukan secara acak, disesuaikan dengan permasalahan atau peluang yang di puskesmas, supervisi ini bertujuan memberikan bimbingan teknis yang menilai : Administrasi, misalnya merujjuk dengan memakai formulir Teknis, yaitu persiapan terhadap pasien-pasien untuk dirujuk dan tata laksanan kasusu dilapangan Pelaksanaan proses, misalnya pelaksanaan otopsi verbal 2) Evaluasi Pencatatan dan pelaporan AMP 1. Pencatatan a. Tingkat pukesmas b. RS kabupaten Form MP (formulir maternal dan perinatal) Formulir ini dicatat data dasar ibu bersalin/ nifas/ perinatal yang masuk ke RS Form MA (formulir medical audit) Maternal/perinatal yang megisi formulir ini adalah dokter yang bertugas dibagian kandungan atau anak
PELAYANAN OBSTETRI NEONATAN EMERGENCY KOMPREHENSIF No Dokumen 04.J.01.45 Tanggal Terbit STANDAR PROSEDUR
No Revisi 0
Halaman 6/5 Ditetapkan, Direktur
16 Maret 2016
OPERASIONAL dr. Herti Silalahi, M.Kes Ph.D 2. Pelaporan Pelaporan hasil kegiatan dilakukan secara berjenjang, yaitu : a. Laporan dari RS kabupaten ke Dinkes b. Laporan dari puskesmas ke dinas kesehatan kabupaten lain
Unit Terkait
Unit Gawat Darurat, Rawat Inap, Kamar Bersalin, Ruang Operasi