SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN
METERISASI DAN PEMASANGAN TRAVO PLN UNTUK 3 LOKASI PAB KABUPATEN ROKAN HULU
DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN ROKAN HULU
TAHUN 2018
SPESIFIKASI TEKNIS 1.1
PENDAHULUAN
Spesifikasi ini merupakan pelengkap dan harus di baca bersama-sama dengan gambar-gambar, yang keduanya secara bersama menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Istilah pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan peralata n dan material yang harus dipadukan dalam konstruksi-konstruksi yang di perlukan menurut dokumen-dokumen kontrak, serta semua tenaga kerja yang di butuhkan untuk memasang dan menjalankan peralatan dan material tersebut. Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus di laksanakan dan material yang harus di pakai, harus di terapkan baik pada bagian dimana spesifikasi tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain dari pekerjaan dimana pekerjaan atau material tersebut di jumpai. 1.2
LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pengadaan pekerjaan yang akan dilaksanakan terletak di Kabupaten Rokan Hulu dengan rincian lokai PAB sebagai berikut : 1
IPA Pematang Berangan
2
Intake Pematang Berangan
3
IPA Lenggopan
4 5
IPA IKK Tambusai IPA IKK Tandun
6
IPA IKK Kunto Darussalam
1.3
PERSIAPAN
1.3.1 Mobilisasi dan Demobilisasi Kegiatan mobilisasi dan demobilisasi,meliputi hal sebagai berikut : a) Pembelian atau sewa atas tanah guna keperluan pangkalan kontraktor dan kegiatan-kegiatan kegiatan-kegiat an
pelaksanaan.
b) Mobilisasi personil inti, tenaga kerja dan peralatan sesuai daftar personil dan peralatan yang di perlukan dalam kontrak , termasuk
pemasangan
kontrak,
termasuk
peralatan
yang
pemasangan
diperlukan peralatan
dalam lokasi 1
Spesifikasi Teknis
pekerjaan/pelabuhan/gudang
ditempat
yang
di
gunakan
sesuai ketentuan kontrak. c) Pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan kantor, akomodasi staf yang akan di pakai oleh Direksi Teknik. d) Mobilisasi harus dilaksanakan paling lambat 14 hari sejak tanggal SPMK. e) Demobilisasi
personil
dan
membongkar
kembali
seluruh
instalasi-instalasi/peralatan, termasuk pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan pada daerah kerja, sehingga kondisinya sama dengan keadaan sebelum perjaan dimulai.
1.3.2 Fasilitas Pekerjaan Kontraktor
harus
mengusahakan
sendiri
pengadaan
perawatan fasilitas yang bersifat sementara yang
dan
diperlukan,
antara lain: a) Pengadaan
daya
listrik
termasuk
jaringan
dan
lampu
penerangan, baik untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan maupun untuk pengujian, sebelum daya listrik yang permanen tersedia. b) Pengadaan sarana air bersih, sampah, limbah, air kotor, drainase, sarana komunikasi,dll. Biaya yang timbul untuk fasilitas sementara ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor. c) Pemasangan fasilitas tersebut di atas harus sesuai kebutuhan kelancaran pekerjaan dan harus mendapat persetujuan Direksi atau konsultan. d) Semua fasilitas sementara ini harus tersedia selama masa kontrak.
2
Spesifikasi Teknis
1.3.3 Gambar-gambar dan Perlengkapan di Lapangan Kontraktor harus menyimpan di lapangan, satu set lengkap copy gambar-gambar, jadwal pelaksanaan, Network planning dan dokumen kontrak lainnya yang telah di sahkan disetujui. Perlengkapan lain adalah: a) Topi/helm dan spatu lapangan untuk staf direksi dan konsultan. b) Buku tamu dan buku instruksi. Barang-barang tersebut harus di sediakan dalam ukuran-ukuran yang ditentukan oleh Direksi dan harus di ganti dengan yang baru jika menjadi usang ketika dipakai dalam masa kontrak. 1.3.4 Perlindungan Terhadap Cuaca Pemborong
harus
mengusahakan
langkah-langkah dan peralatan
atas
tanggungan
sendiri,
yang perlu untuk melindungi
pekerjaan dan bahan-bahan yang digunakan agar tidak rusak atau berkurang mutunya karena pengaruh cuaca, dan harus disetujui oleh direksi. 1.3.5 Peralatan, Pengukuran dan Pengujian Kontraktor
harus
menyediakan
dan
mengelola
peralatan-
peralatan untuk di pakai oleh Direksi atau orang yang diberi wewenang oleh Direksi selama pelaksanaan proyek, dengan perincian minimum adalah sbb: a) Roll Meter, ukuran 5 m dan 50 m. b) Jangka Sorong c) Tang Ampere d) Ohm Meter/Merger e) Kamera f) Alat-alat lain yang mungkin di perlukan oleh direksi untuk dipakai oleh direksi untuk memeriksa setting out pengujian pekerjaan. 3
Spesifikasi Teknis
Semua alat ini akan tetap menjadi milik kontraktor. 1.3.6 Pengukuran dan Pembayaran a) Pengukuran Pengukuran atas kemajuan Mobilisasi akan ditentukan oleh direksi Teknik, berdasarkan atas hasil kemajuan pekerjaan mobilisasi yang telah di capai dan telah disetujui seperti yang diuraikan dalam sub pasal di atas. b) Dasar dan Pembayaran Pembayaran pekerjaan mobilisasi harus di bayar dalam tiga ansuran secara harga borongan (lump sum) dibawah ini, dimana dalam pembayaran ini sudah harus diperhitungkan segala
biaya
yang
diperlukan
untuk
pengadaan
dan
penempatan saluran peralatan, dan untuk persiapan dan pengadaan
seluruh
buruh-buruh,
bahan-bahan,
perlengkapan-perlengkapan dan kebutuhan-kebutuhan biaya tak terduga lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan seperti diuraikan dalam sub pasal di atas. i. 50% (lima puluh persen) apabila pekerjaan mobilisasi telah selesai 50% ii. 20% (dua puluh persen) bila seluruh peralatan yang diperlukan
sesuai
dengan
daftar
peralatan
dalam
penawaran kontraktor telah lengkap berada seluruhnya di lapangan
serta
seluruh
gambar
survey,
ketentuan-
ketentuan, laporan dan data-data lainnya yang diperlukan untuk
menyelesaikan
rincian
rancangan
akhir
telah
diserahkan pula dan diterima oleh direksi Teknik. iii. 30% (tiga puluh persen) setelah pekerjaan demobilisasi rampung seluruhnya.
4
Spesifikasi Teknis
1.4
PRESTASI/KEMAJUAN PEKERJAAN
Prestasi pekerjaan ditentukan dengan jumlah presentase pekerjaan yang telah diselesaikan. Presentase pekerjaan ini dihitung dari nilai/harga kontrak, yang mana jumlah tertentu dalam satuan volume pekerjaan yang telah diselesaikan. Pembayaran akan di lakukan sesuai dengan prestasi/kemajuan pekerjaan tersebut dengan harga satuan sesuai dengan volume pekerjaan, yaitu harga satuan yang telah mencakup harga bahan, tenaga kerja dan angkutan serta pekerjaan-pekerjaan lainnya yang perlu dilakukan agar tercapai hasil pekerjaan yang sebaik-baiknya. Untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu, yang mana harga satuan telah diuraikan dan diterima walaupun seluruh presentase pekerjaan tertentu tersebut belum selesai.
1.5
PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN
Pemborong
diharuskan
untuk
memberikan
penjelasan
tertulis
selengkapnya, apabila direksi memerlukan tempat-tempat asal mula material yang didatangkan untuk suatu tahap pekerjaan yang akan di mulai pelaksanaannya dalam keadaan apapun, tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang bersifat permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dari direksi. Pemberitahuan
yang
lengkap
dan
jelas
harus
terlebih
dahulu
disampaikan pada direksi, tenaga kerja, peralatan dan rencana-rencana serta metode dan tahapan pelaksanaan pekerjaan yang akan di laksanakan. Pemberitahuan agar di ajukan dalam waktu yang cukup sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan itu, agar direksi mempunyai waktu yang cukup apabila di pertimbangkan perlu mengadakan penelitian dan pengujian terlebih dahulu atas persiapan pekerjaan tersebut.
5
Spesifikasi Teknis
1.6
PERIJINAN
Setelah pemborong di tunjuk, bila pekerjaan ini memerlukan ijin dari instansi lain yang berwenang, maka pemborong bersangkutan harus menyelesaikan
perijinan
kewenangannya
akan
tersebut.
memmbantu
Direksi untuk
dalam
menyiapkan
batas-batas surat-surat
resminya, tetapi segala biaya yang di keluarkan untuk perijinan tersebut merupakan tanggung jawab pemborong. Pekerjaan dilapangan tidak diperkenankan dimulai jika ijin-ijin yang di perlukan belum diperoleh, apabila pada saat meleksanakan pekerjaan ini terdapat suatu bangunan atau material yang menghalangi pekerjaan, harus membongkar bangunan/material tersebut akan memerlukan dan biaya tambahan maka hal tersebut terlebih dahulu harus di bicarakan dengan Direksi untuk mencari jalan keluarnya.
1.7
PEMATOKAN
Pemborong
harus
mengerjakan
pematokan
untuk
menentukan
kedudukan dan peil bangunan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini harus seluruhnya telah disetujui oleh Direksi sebelum memulai pekerjaan selanjutnya. Direksi dapat melakukan revisi pemasangan patok tersebut bila pandang perlu. Pemborong harus mengerjakan revisi tersebut sesuai dengan petunjuk Direksi dalam bentuk shop drawing yang disetujui dan disepakati Bersama. Pekerjaan pematokan yang telah selesai ,diukur oleh pemborong untuk kemudian disetujui oleh Direksi. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui oleh Direksi dapat digunakan sebagai dasar untuk pembayaran. Semua tanda-tanda dilapangan yang diberikan oleh Direksi atau dipasang sendiri oleh pemborong, harus tetap dipelihara dan di jaga dengan baik. Apabila ada yang rusak, harus segera diganti dengan yang baru dan yang disetujui pemasangannya kembali oleh Direksi.
6
Spesifikasi Teknis
1.8
STANDAR SPESIFIKASI
Kecuali apabila diperinci lain, semua bahan dan mutu kerja hendaknya sesuai dengan Standar Jaringan PLN wilayah Sumatera Bagian Utara, dan dengan
Standar
Konstruksi
Jaringan
Listrik
Distribusi
PT.
PLN
(PERSERO) WILAYAH III Untuk tujuan inspeksi atau pengujian, kontraktor akan diminta membuat Salinan dari standar yang diusulkan untuk Direksi atau wakilnya dalam Bahasa
Indonesia.
Dimana
digunakan
singkatan-singkatan
berikut
ini,maka singkatan ini mempunyai arti sbg berikut : TM-1
: Konstruksi Tiang Penyangga
TM-2
: Konstruksi Tiang Penyangga Ganda
TM-3
: Konstruksi Tiang Awal
TM-4
: Konstruksi Tiang Ahir
TM-5
: Konstruksi Tiang Tarik Ganda
TM-7
: Konstruksi Percabangan Pada Tiang Existing
TM-8
: Konstruksi Percabangan
TM-9
: Konstruksi Tiang Penyangga Side Arm
TM-10
: Konstruksi Tiang Belokan/Sudut
E1
: Konstruksi Down Guy/Trekschoor
E2
: Konstruksi Span Guy/Kontramast
E3
: Konstruksi Druckschoor
GD-1
: Konstruksi Trafo Tiang Konstruksi Dua Tiang
PUIL
: Peraturan Umum Instalasi Listrik
SNI
: Standar Nasional Indonesia
LMK
: Lembaga Masalah Kelistrikan
SPLN
: Standar PT PLN (Persero) 7
Spesifikasi Teknis
IEC
: Standard Internasional Electrotechnical Commision
SPM
: Sistem Pengawasan Mutu
Pemborong
dengan
persetujuan
oleh
direksi
diperbolehkan
untuk
menyediakan material-material yang sesuai dengan suatu standard yang equivalen dengan standard Nasional atau Internasional yang diakui, asalkan dapat mencantumkan standard mana yang akan dipakai pada saat tender dan menyerahkan standard dalam Bahasa Indonesia untuk digunakan oleh Direksi.
1.9
UKURAN-UKURAN GAMBAR
Ukuran-ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran sebenarnya dan gambarnya sendiri adalah gambar skala. Jika tidak ada kesamaan antara ukuran dan gambarnya, maka segera pertimbangan dari para ahli untuk menetapkan mana yang benar.
1.10 GAMBAR-GAMBAR KERJA Gambar-gambar rencana untuk proyek ini akan diberikan kepada Pemborong dan gambar tersebut merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen kontrak. Gambar-gambar tersebut adalah gambar-gambar yang paling akhir setelah diadakan perubahan-perubahan dan merupakan patokan
bagi
pelaksanaan
pekerjaan.
Pemborong
wajib
untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasispesifikasi lain yang berhubungan dengan hal tersebut. Tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan, kekurangankekurangan pada gambar atau perbedaan ketentuan antara gambar rencana dan isi spesifikasi teknis. Apabila ternyata terdapat kekurangan dan hal lain yang meragukan, Pemborong diharuskan mengajukan kepada Direksi secara tertulis, dan Direksi akan mengoreksi dan mejelaskan gambar-gambar rencana tersebut. Untuk kelengkapan yang telah disebutkan dalam spesifikasi 8
Spesifikasi Teknis
teknis, penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan ditentukan selanjutnya oleh Direksi, dan akan disampaikan kepada pemborong secara tertulis. Paling
lambat
dua
minggu
sebelum
pekerjaan,
pemborong
harus
menyerahkan gambar-gambar kerja atau shop drawing sebanyak tiga kop kepada Direksi dan juga perhitungan apabila diminta oleh Direksi. Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan dilapangan. Gambar-gambar tersebut harus ada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan sudah menjalani revisi terakhir. Pemborong juga harus menyiapkan
gambar-gambar
yang
menunjukkan
perbedaan
antara
gambar-gambar rencana dan gambar-gambar kerja, semua biaya untuk menyiapkan dan mencetak akan ditanggung oleh pemborong. 1.10.1
Gambar-gambar Perancanaan dan Hasil Pelaksanaan
a) Gambar-gambar yang diprlukan dalam pelaksanaan adalah : i. Gambar yang termasuk dalam Dokumen Tender ii. Gambar Revisi/perubahan yang disetujui Direksi iii. Gambar
kerja
(Shop
Drawing)
dan
gambar
lain
yang
disediakan dan disetujui Direksi. b) Kontraktor harus menyimpan satu set copy gambar di lapangan untuk dipergunakan setiap saat apabila diperlukan. c) Pada penyerahan terahir pekerjaan yakni sesudah selesainya masa pemeliharaan harus disertai Gambar hasil pelaksanaan (As built drawing). d) Semua ukuran dinyatakan dalam system matrik. e) Kalau terdapat perbedaan antara yang tertera pada gambar dengan spesifikasi maka yang benar dan berlaku adalah yang ditetapkan oleh Direksi.
1.10.2
Gambar-gambar Pelaksana Rinci
Gambar
kerja
konstruksi, dan
rinci terinci termasuk rencana kerja, material papan nama proyek, harus disediakan oleh 9
Spesifikasi Teknis
kontraktor demi untuk kemajuan pekerjaan dan untuk memenuhi pelaksanaan
program
tepat
pada
waktunya,
sesuai
dengan
persyaratan kontrak. Kontraktor tidak berhak untuk menuntut sesuatu pembayaran tambahan berkenan dengan kekurangan-kekurangan yang ada pada gambar-gambar terinci tersebut, kecuali jika Direksi telah memberikan perintah perubahan.
1.10.3
Pemindahan Data Gambar.
Semua data perubahan yang terlihat pada perangkat kerja Gambar catatan harus dipindahkan secara seksama pada gambar asli yang bersangkutan dari Gambar catatan akhir. Suatu uraian lengkap dari semua perubahan yang dibuat selama pembangunan dan lokasi yang sebenarnya dari semua jenis harus di tunjukkan dengan jelas. Perhatian harus diberikan pada setiap catatan dengan tanda disekitar daerah atau daerah-daerah yang dipengaruhi. Semua catatan perubahan harus dibuat pada gambar asli secara rapi dan konsisten dengan menggunakan tinta (bukan pensil) 1.10.4 Gambar-gambar Terlaksana (As built drawing) Kontraktor wajib membuat gambar terlaksana (As built drawing atas
pekerjaan-pekerjaan
yang
telah
terpasang
sesuai
data
pelaksanaan sebenarnya tau perubahan gambar terakhir. Sekiranya terdapat gambar-gambar yang tidak sesuai dengan persyaratan-persyaratan kontrak setelah persetujuan diberikan oleh direksi, maka berbagai perubahan dan tambahan yang di anggap perlu harus dilakukan oleh kontraktor dan pekerjaan tersebut
harus
dilaksanakan
Kontraktor
tanpa
memerlukan
tambahan pembayaran .
10
Spesifikasi Teknis
1.11 PEKERJAAN-PEKERJAAN SEMENTARA 1.11.1
Umum
Jalan masuk ke lokasi pekerjaan, termasuk pada sarana pelengkap lain, seperti jembatan darurat, Gudang , dan sebagainya yang bersifat sementara harus disiapkan oleh Pemborong. Pada akhir pekerjaan, atas perintah direksi maka segala sarana tersebut kalua tidak diperlukan lagi , harus di bongkar dan dirapikan seperti semula. 1.11.2
Pengangkutan dan Pemeliharaan Jasa Kerja
Apabila diperlukan penanganan material , pengangkutan Tiang, Kabel,Accessories, material dan peralatan, maka pelaksanaannya harus dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a) Proses kerja harus dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Nasional, Provinsi dan Pemerintah Daerah yang mengatur pekerjaan seperti persyaratan
untuk
perlindungan
sumber
daya
alam
dan
lingkungan. b) Kontraktor harus di perhatikan kemungkinan diperlukan untuk mengadakan pekerjaan
koordinasi
yang
sedang
operasi
pengangkutan
dilaksanakan
baik
maupun
yang
dalam akan
dilaksanakan dengan pengelola utilitas dan instansi terkait lainnya sebagaimana diperlukan. c) Bilamana terjadi gangguan diantara operasi berbagai Kontraktor, Direksi mempunyai kekuasaan/wewenang untuk menentukan urutan pekerjaan yang diperlukan guna mempercepat penyelesaian seluruh proyek tersebut, dan dalam semua keputusannya harus diterima sebagai keputusan akhir dan tidak ada alasan untuk mengadakan tuntutan. d) Jika diperlukan, direksi dapat mengenakan pembatasan berat muatan guna perlindungan terhadap setiap jalan atau struktur yang ada di sekitar proyek. e) Kontraktor
harus
bertanggung
jawab
atas
setiap
kerusakan
terhadap jalan atau struktur yang diakibatkan oleh operasi pembangunannya. 11
Spesifikasi Teknis
1.11.3
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Kontraktor harus memenuhi syarat-syarat dan undang-undang yang berlaku didalam Negara Republik Indonesia selama masa berlakunya kontrak, yang menyangkut syarat-syarat keselamatan kerja, kesehatan dan kesejahteraan dari karyawan kontraktor, Direksi atau Pemberi Tugas. Kontraktor harus mematuhi peraturan keselamatan kerja yang berlaku. Peraturan-peraturan keselamatan kerja hendaknya diberikan kepada karyawan Kontraktor sebelum pekerjaan dimulai.Syarat-syarat ini perlu diperhatikan : (a) Semua pekerja yang melaksanakan, mengunjungi atau memeriksa sesuatu bagian bagian dari pekerjaan hendaknya diberi dan diharuskan mamakai perlengkapan pengaman yang sesuai. Ini bisa terdiri dari : topi/helm pengaman ,sepatu lapangan, Safety Belt, dan alat pelindungan lain yang dinyatakan perlu oleh direksi. (b) Semua petujuk-petunjuk dan rekomendasi-rekomendasi pabrik untuk penggunaan, aplikasi atau pemanfaatan atau mesin-mesin hendaknya dipatuhi. Perlu perhatian khusus untuk melindungi semua karyawan bila menggunakan peralatan elektris atau material yang menimbulkan debu halus, khususnya produk -produk yang bahan dasarnya dari asbes. Operator hendaknya berada di tempattempat yang aman dan memakai alat pelindung pemasangan yang baik dan kaca mata . baju lapangan juga harus di sediakan bila perlu. (c) Tiap derek/alat pengankat, lift , sling,rantai,tambang “pulley block” dan lain-lain alat pengangkat, yang dipergunakan di dalam pekerjaan hendaknya diperiksa dengan seksama oleh ahlinya paling tidak 6 bulan sekali dan hendaknya diberi beban hingga 150% dari beban kerja yang aman dan hendaknya diberi catatan mengenai tanggal pengujian dan beban kerja yang aman .
12
Spesifikasi Teknis
1.12 KEBERSIHAN 1.12.1
Kebersihan Dalam Masa Pembangunan
Selama periode pembangunan Pemborong harus : (a) Melaksanakan operasi pembersihan yang teratur untuk menjamin bahwa tempat kerja, struktur kantor dan tempat tinggal sementara, dipelihara agar bebas dari penimbunan bahan-bahan yang tak terpakai, sampah, dan puing lainnya, yang dihasilkan dari operasi pekerjaan di tempat kerja, Pemborong harus memelihara tempat kerja dalam suatu kondisi yang rapi dan teratur sepanjang waktu. (b) Membasahi bahan -bahan kering dari sampah untuk mencegah debu atau pasir beterbangan. (c) Menyediakan
wadah-wadah
drum
di
tempat
kerja
untuk
mengumpulkan bahan-bahan yang tak terpakai, puing dan sampah yang menunggu pembuangannya dari tempat kerja. (d) Membuang bahan-bahan yang tak terpakai, puing sampah pada daerah-daerah pembuangan yang ditunjuk, dan sesuai dengan peraturan Nasional, Propinsi dan kota serta undang-undang anti pencemaran. (e) Tidak menguburkan sampah dan bahan-bahan yang tak terpakai ditempat kerja proyek tanpa persetujuan Direksi. (f) Tidak membuang bahan-bahan yang tak terpakai yang mudah menguap seperti minyak atau pengencer cat kedalam saluran buanagan hujan atau sanitasi. (g) Tidak membuang bahan-bahan yang tak terpakai ke dalam aliran atau saluran.
1.12.2
Pembersihan Akhir
Pada penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus ditinggalkan dalam keadaan bersih dan siap digunakan oleh pemberi pekerjaan. Pemborong juga harus memulihkan pada kondisi semula, pada semua bagian di lokasi pekerjaan serta bagian/tempat yang terkena akibat pekerjaan Pemborong. Pada waktu pembersihan akhir, semua saluran dan struktur harus diperiksa dari kerusakan fisik 13
Spesifikasi Teknis
sebelum penyerahan akhir. Daerah tempat kerja yang diperkeras dan semua dan semua daerah umum yang diperkeras yang langsung berdampingan dengan tempat kerja harus dibersihkan dan semua puing-puing yang ada disingkirkan seluruhnya.
1.13 LAPORAN DAN DOKUMENTASI PROYEK Selama periode pekerjaan di lapangan Pemborong harus membuat laporan berkala mengenai kemajuan kerja. Laporan kemajuan kerja ini harus memuat sekuran-kurang nya seperti di bawah ini ; a) Laporan harian i. Uraian
mengenai
pekerjaan
yang
dilaksanakan
sampai
menjelang akhir minggu. ii. Jumlah
personil
kontraktor
dan
tenaga
kerja
yang
dipekerjakan selama seminggu tersebut. iii. Material dan barang-barang yang di suplai. iv. Kondisi cuaca dan jumlah jam kerja yang dapat dimanfaatkan dalam sehari. v. Informasi atau permasalahan yang timbul. b) Laporan mingguan i.
Uraian kemajuan pekerjaan dalam skala bobot prosentase ,baik secara keseluruhan maupun perinciannya .
ii.
Back up data kuantitas pekerjaan (sket dan perhitungan).
iii.
Back up data kualitas (hasil uji lapangan dan lab).
iv.
Ringkasan isi laporan harian selama satu minggu kegiatan dengan mengisi formulir evaluasi kemajuan pekerjaan sesuai dengan petunjuk Direksi].
v. Lampiran laporan harian selama satu minggu, baik ada maupun tidak ada kegiatan. vi. Lampiran jadwal pelaksanaan pekerjaan (platting realisasi terhadap rencana),dalam bentuk barchat dan S curve.
14
Spesifikasi Teknis
c) Laporan khusus Laporan ini bersifat insidentil, apabila terjadsi masalah diluar rencana, seperti bencana alam, kecelakaan, demonstrasi, dll, serta pemecahan dan tindakan sementara yang telah dilakukan.
1.14 PEMOTRETAN DAN DOKUMENTASI Dari awal sampai akhir pelaksanaan pekerjaan, Pemborong diwajibkan melakukan pemotretan dan membuat dokumentasi dengan ketentuan sebagai betrikut: (a) Album dokumentasi kemajuan pekerjaan fisik dibuat secara berkala dalam bentuk potret-potret dan diserahkan kepada direksi sesuai uraian dalam syarat-syarat umum kontrak. (b) Judul potret, nomor urutan tanggal pengambilan harus di cantumkan dalam album pada bagian bawah masing-masing potret. (c) Foto-foto
harus
memperlihatkan
kemajuan
pekerjaan,ciri-ciri
tertentu dari pekerjaan, peralatan atau hal-hal lain yang menarik perhatian sehuibungan dengan pekerjaan atau lingkungannya harus di buat sedikitnya tiga kali, yakni : i. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan ii. Selama berlangsung pekerjaan iii. Setelah selesai pekerjaan atau selesai perioda pemeliharaan iv. Kejadidan dan keadaan yang khusus atau yang diminta oleh direksi. Foto ini harus di lakukan sedikitnya dari tiga posisi (depan, belakang dan samping),serta pada posisi yang sama untuk masing-masing kejadian. (d) Ukuran dari foto-foto tersebut tidak boleh kurang dari 130 x 90 dan empat lembar hasil cetak masing-masing foto (dialbumkan), dengan membubuhkan nomor seri tanggal pengambilan dan keterangan ringkasnya harus disampaikan kepada Direksi. (e) Negative film dari potret-potret yang dibuat menjadi milik pemberi tugas dan setiap orang yang ingin
mendapat cetaknya harus
dengan persetujuan dari Direksi. 15
Spesifikasi Teknis
(f) Semua kilse /negative filmnya harus diberi nomor,di tempatkan didalam arsip dan disimpan dilokasi dan mejadi milik Pemberi proyek. Biaya foto-foto tersebut ditanggung oleh Pemborong dan harus dianggap termasuk dalam lump sum disajikan dalam daftar pengajuan biaya.
1.15 PENYEDIAAN MATERIAL 1.15.1
Umum
Pemborong harus menyediakan sendiri semua material, seperti yang disebutkan dalam daftar volume pekerjaan kecuali materialmaterial yang akan di sediakan oleh direksi atau pemberi tugas dan akan ditentukan tersendiri didalam syarat-syarat khusus atau dalam
rapat
penjelasan.
Untuk
material-material
yang
akan
disediakan oleh Pemberi tugas, pemborong harus mengusahakan transportasi dari Gudang yang ditentukankan kelokasi pekerjaan. Pemborong harus memeriksa dulu material-material tersebut dan harus bertanggung jawab atas pengangkutan sampai dilokasi pekerjaan. Pemborong harus mengganti jikalau material tersebut rusak yang diakibatkan oleh cara pengangkutan yang salah ataupun hilang atau kurangnya material yang diangkut akibat kelalaian Pemborong. Semua peralatan dan material yang di sediakan dan pekerjaan yang dilakukan oleh pemborong harus sesuai untuk kondisi-kondisi lapangan. Nama-nama produsen material dan peralatan yang diusulkan
untuk
pekerjaan,
bersama
dengan
cara
kerja
kemampuan, laporan-laporan pengujian dan informasi penting lainnya mengenai hal ini harus disediakan bila diminta untuk dipertimbangkan oleh Direksi. Bila menurut pendapatnya hal-hal tersebut diatas tidak memuaskan atau tidak sesuai dengan spesifikasi,
maka
bagian-bagian
tersebut
harus
diganti
oleh
pemborong tanpa meminta biaya tambahan kepada pemberi tugas. Semua peralatan harus disuplai dengan urutan dan waktu sedemikian sehingga dapat menjamin lancarnya pelaksanaan 16
Spesifikasi Teknis
proyek dengan memperhitungkan jadwal waktu untuk pekerjaan lainnya.
1.15.2
Contoh-Contoh Material
Contoh-contoh yang dibutuhkan harus segera ditentukan tanpa menunggu pembayaran dari Pemborong, dan harus di ambil dengan cara pengambilan contoh dan standard yang disetujui. Contohcontoh tersebut harus menggambarkan dengan nyata dari kualitas material yang akan dipakai pada pelaksanaan pekerjaan. Contoh-contoh yang telah disetujui harus di simpan tersendiri dan sama
sekali
tidak
boleh
dicampur
atau
di
kotori,
shingga
menyebabkan berkurangnya kualitas dari material tersebut. Penawaran dari Pemborong
harus sudah termasuk biaya yang
dikeluarkan untuk pengujian material. Jika dalam spesifikasi ini tidak disebutkan menggunakan material-material dari jenis dan merek tertentu, maka pemborong harus meminta petunjuk Direksi untuk menentukan jenis-jenis material yang baik dan boleh dipakai. Pemborong
boleh
mengganti
mempunyai
kualitas
dengan
minimum
sama
produk
tertentu
yang
dengan
kualitas
yang
ditentukan oleh Direksi.
1.16 PENGUJIAN HASIL PELAKSANAAN PEKERJAAN Kontraktor
harus
mengadakan
beberapa
pengujian
yang
tidak
merusak (“non destructive test”) sesuai kehendak Direksi untuk memastikan bahwa standard yang telah ditentukan benar-benar terpenuhi. Jika kualitas dan kuantitas telah memasukkan pihak pemberi tugas dalam segala aspek yang sesuai dengan spesifikasi, maka
Direksi
akan
mengeluarkan
“berita
acara
penerimaan”
(acceptance) sebagai lampiran pengajuan permintaan pembayaran tahap akhir sesuai dengan aturan yang dinyatakan dalam kontrak. Khususnya inpeksi dana tau pengujian berikut ini harus dilaksanakan oleh kontraktor hingga diterima oleh Direksi.
17
Spesifikasi Teknis
1.17 PEKERJAAN KONSTRUKSI Semua pekerjaan konstruksi harus sesuai dengan Standar Konstruksi Jaringan Tegangan Menengah dan PUIL.
1.18 PENGUJIAN SETELAH SELURUH PEKERJAAN SELESAI Inspeksi dan pengujian setelah pekerjaan selesai harus dilakukan oleh Pemborong beserta Lembaga yang bisa Mengeluarkan SLO (Standar Laik Operasi) dengan didampingi oleh Direksi dan PLN. Bagian pekerjaan yang wajib memiliki SLO adalah : a) Jaringan Tegangan Menengah (SLO JTM) b) Gardu istribusi (SLO Trafo) c) Tegangan Rendah (SLO Instalasi Listrik) Slo tersebut merupakan syarat pengoperasian Jaringan Listrik yang merupakan dasar untuk KSO dengan Pihak PLN dan SLO tersebut diserahkan kepada Direksi.
1.19 PENYELESAIAN PEKERJAAN Pekerjaan harus mencakup semua elemen yang walaupun tidak diuraikan secara khusus dalam spesifikasi dan gambar-gambar, tetapi diperlukan agar instalasi, Jaringan dan Konstruksi dapat berfungsi dengan baik secara keseluruhan sesuai dengan kontrak. Pemborong harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dana atau secara keseluruhan sesuai dengan spesifikasi teknis yang bersangkutan.
Dalam hal sesuatu dari pekerjaan selama pengujian tidak memenuhi syarat, kontraktor dengan biaya sendiri harus mengadakan perbaikanperbaikan, sampai dalam pengujian ulang berhasil secara memuaskan.
1.20 KEGAGALAN DALAM USAHA MEMENUHI KETENTUAN Aspek-aspek
berikut
harus
dinyatakan
sebagai
kegagalan
pekerjaan,yaitu :
18
Spesifikasi Teknis
(a) Kegagalan masing-masing komponen dalam memenuhi ketentuan dalam spesifikasi (b) Kegagalan untuk mencapai standard ”performance” pengoperasian Jika kontraktor lalai untuk memperbaiki keadaan yang tidak sempurna atas kesalahan yang menjadi tanggung jawabnya selama waktu yang dianggap wajar, sesudah pemberitahuan oleh pemberi tugas, maka pemberi tugas dapat melakukan usaha-usaha sendiri. Biaya yang terjadi akan dikeluarkan oleh pemberi tugas akan dipotong dari uang yang menjadi hak kontraktor. Pemberi tugas berhak untuk memutuskan alternative mana yang dianggap terbaik, pada saat itu.
1.21 PENERIMAAN.(ACCEPTANCE) Jika kualitas dan kuantitas hasil pelaksanaan pekerjaan telah memuaskan pihak pemberi tugas dalam segala aspek yang sesuai dengan spesifikasi, maka direksi akan mengeluarkan berita acara penerimaan dan pembayaran tahap akhir sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan didalam kontrak dan dokumen.
1.22 RAPAT-RAPAT Apabila dipandang perlu, pemberi tugas dapat mengadakan rapatrapat yang mengundang direksi dan Pemborong maupun pihak-pihak tertentu yang yang bersangkutan dengan pembahasan permasalahan dalam rapat tertentu.
1.23 SPESIFIKASI PEKERJAAN 1.23.1
Pekerjaan Jaringan Tegangan Menengah
1.23.1.1 Pekerjaan Pemasangan Tiang Pada pekerjaan pemasangan tiang ini ada beberapa hal yang haris diperhatikan, antara lain: a) Tiang yang digunakan adalah Tiang Beton Ukuran 13 dan 12 Meter dengan Kekuatan 200 daN untuk Konstruksi Penyangga, dan 350 daN untuk Konstruksi Gardu Distribusi 19
Spesifikasi Teknis
b) Tiang yang digunakan mempunyai sertifikak LMK c) Penanaman Tiang sedalam 1/6 dari Panjang Tiang d) Pemasangan tiang harus sesuai dengan patok yang sudah dipasang dan sesuai dengan konstruksi yang sudah direncanakan e)
Semua
akar-akar
pohon,
ilalang,
atau
sampah
sampah, harus dikeluarkan dari lobang f)
Kedalaman lobang yang akan di gali harus 1/6 dari panjang tiang yang akan dipasang
g)
Setelah tiang dimasukkan kedalam lobang, maka lobang tersebut harus dipadatkan
1.23.1.2
Pekerjaan Pemasangan Konstruksi
a) Konstruksi Tiang Penyangga (TM-1) digunakan pada sudut 0-15 derajat b) Konstruksi Tiang Penyangga (TM-2) digunakan pada sudut 15-30 derajat c) Konstruksi Tiang Penyangga (TM-5) digunakan pada sudut 0-45 derajat d) Konstruksi tiang Sudut ( TM-2,TM-5,TM-10) harus ditambahkan dengan konstruksi peregang e) Konstruksi tiang awal ( TM-3 ) harus ditambahkan dengan konstruksi peregang. f) Konstruksi tiang akhir ( TM-4 ) harus ditambahkan dengan konstruksi peregang. g) Konstruksi Tiang Percabangan (TM-7, dan TM-8) harus ditambahkan dengan konstruksi peregang h) Konstruksi yang dipasang harus sesuai dengan Standar Konstruksi
Jaringan
Listrik
Distribusi
PT.
PLN
(PERSERO) WILAYAH III i)
Semua material yang digunakan harus mempunyai kualitas yang baik, kondisi baru dan mengutamakan produksi dalam negeri 20
Spesifikasi Teknis
1.23.1.3 Isolator Isolator yang dipakai adalah: a) Jenis Penopang PIN/PIN post/ post Isolator untuk Tiang Tengah. b) Jenis Isolator penegang, Umbrela type/model payingpiring atau long rot non puncher. c) Jenis TOEI Isolator Untuk kawat Penegang (Guy wire) d) Mempunyai standar mutu SNI-LMK e) Semua material yang digunakan harus mempunyai kualitas yang baik, kondisi baru dan mengutamakan produksi dalam negri
1.23.1.4 Pekerjaan Penebangan a) Untuk penebangan pohon terlebih dahulu pemborong harus meminta izin kepada pemiliknya b) Pekerjaan
penebangan
pohon
dilakukan
sebelum
penarikan kabel dilaksanakan c) Semua pohon pohon yang akan mengganggu dalam penarikan kabel harus dibersihkan d) Semua pohon-pohon yang termasuk dalam jarak aman jaringan tegangan menengah harus dibersihkan.
21.23.1.5
Pekerjaan Penarikan Kawat A3C
a) Kawat
penghantar
yang
digunakan
adalah
kabel
Alluminium Alloy Conduktor (AAAC) dengan luas penampang 150 mm² b) Mempunyai
standar
mutu
SNI-LMK
dan
mengutamakan produksi dalam negri c) Jarak minimum lendutan penghantar (kawat) terhadap Tanah adalah 10 Meter d) Pemasangan kawat harus dilaksanakan sesuai dengan batas toleransi yang dibenarkan secara teknis 21
Spesifikasi Teknis
e) Semua material yang digunakan harus mempunyai kualitas yang baik, kondisi baru dan mengutamakan produksi dalam negri 1.23.2
Pekerjaan Gardu Distribusi
a) Trafo yang digunakan memakai komponen D3 b) Trafo yang digunakan harus memiliki sertifikasi SPLN 2007 c) Grounding Pentanahan Harus dibawah
5 Ohm yang
merupakan tanggung Jawab Penyedia untuk mencapai nilai pentanahan tersebut d) Lightining Arrester dan Cut Out yang digunakan harus mempunyai standar mutu SNI-LMK e) Semua material yang digunakan harus mempunyai kualitas yang baik, kondisi baru dan mengutamakan produksi dalam negri
1.23.3
Pekerjaan Tegangan Rendah
1.23.3.1 Pekerjaan Pemasangan KWH Meter a) Pemasangan KWH Meter harus dilengkapi dengan panel Outdoor yang dipasang disamping Lemari bagi Gardu istribusi b) Setiap rangkaian Kabel pada Ujungnya harus dipasang Skun kabel Skun kabel yang digunakan harus sama besar dengan luas Penampang kabel yang digunakan c) Skun kabel yang digunakan harus berbahan sama dengan kabel d) Pemasangan skun kabel harus menggunakan hidrolik press e) Skun kabel yang dipasang harus dilapisi dengan Kondom Skun f) Untuk menghubungkan Skun kabel dengan
Bus
bar
dugunakan baut yang pas dengan diameter Skun dan Lobang Bus bar dan dikencangkan (Tidak boleh Longgar) agar tidak terjadi loss Kontak dan panas 22
Spesifikasi Teknis
1.23.3.2 Pekerjaan Pemasangan Kabel FYGBY a) Pemasangan kabel FYGBY harus pada galian
lobang
dengan kedalaman minimal 60 cm b) Setelah kabel diletakkan pada lobang maka kabel tersebut harus ditimbun dengan
tanah bekas galian lobang dan
dipadatkan c) Kabel yang digunakan harus kabel baru dan tidak boleh ada sambungan dengan teknis dan alasan apapun d) Setiap Ujung kabel harus dipasang Skun kabel e) Skun kabel yang digunakan harus sama besar dengan luas Penampang kabel yang digunakan f) Skun kabel yang digunakan harus berbahan sama dengan kabel g) Pemasangan skun kabel harus menggunakan hidrolik press h) Skun kabel yang dipasang harus dilapisi dengan Kondom Skun i) Untuk menghubungkan Skun kabel dengan Bus bar dugunakan baut yang pas dengan diameter Skun dan Lobang Bus bar dan dikencangkan (Tidak boleh Longgar) agar tidak terjadi loss Kontak dan panas
1.23.3.3 Pekerjaan Pemasangan Change Over Switch a) Change Over Switch yang dipasang adalah Change Over Switch
Dengan
tipe
Tekan
(Magnetik),
Bukan
tipe
Engkol/Lidah b) Change Over switch harus dilengkapi dengan Box Panel Indoor c) Pemasangan Change Over Switch ditempatkan sedekat mungkin dengan Panel Induk PAB dengan ketinggian minimal 1 meter d) Pemasangan kabel pada Change Over Switch harus menggunakan skun kabel 23
Spesifikasi Teknis
e) Setiap Ujung kabel harus dipasang Skun kabel f) Skun kabel yang digunakan harus sama besar dengan luas Penampang kabel yang digunakan g) Skun kabel yang digunakan harus berbahan sama dengan kabel h) Pemasangan skun kabel harus menggunakan hidrolik press i) Skun kabel yang dipasang harus dilapisi dengan Kondom Skun j) Untuk menghubungkan Skun kabel dengan Bus bar dugunakan baut yang pas dengan diameter Skun dan Lobang Bus bar dan dikencangkan (Tidak boleh Longgar) agar tidak terjadi loss Kontak dan panas
Pasir Pengaraian, 16 April 2018 Dibuat Oleh : KEPALA BIDANG CIPTA KRYA SELAKU PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
HAMDANI, ST. NIP. 19741005 200604 1 012
24
Spesifikasi Teknis