Pengertian Pemulangan Pasien(discharge planning) Perencanaan pemulangan merupakan proses perencanaan sistematik yang dipersiapkan bagi pasien untuk meninggalkan instansi perawatan (rumah sakit) dan untuk mempertahankan kontinuitas perawatan. Dalam pelaksanaan proses perencanaan sistematik tersebut perawat memiliki peranan penting. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi bagaimana peran perawat dalam perencanaan pemulangan pasien di RumahSakit . Peran perawat dalam perencanaan pemulangan pasien luka bakar dapat dilihat dari bagaimana perawat melakukan pengkajian kebutuhan persiapan pulang pasien luka bakar memberikan edukasi bagi pasien dan keluarga, melatih pasien dan keluarga untuk mempersiapkan pasien kembali ke masyarakat, serta dalam menginformasikan rujukan. Hal ini menunjukkan bahwa perencanaan pemulangan pada pasien luka bakar dilakukan dengan baik di Rumah Sakit . Untuk itu, perawat di Rumah Sakit harus lebih memperhatikan pentingnya perencanaan pemulangan yang optimal bagi pasien luka bakar . Perawat juga harus lebih menyadari bahwa perencanaan pemulangan adalah hal yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup pasien luka bakar setelah dipulangkan dari rumah sakit
Persiapan sebelum kepulangan pasien
Anjurkan cara-cara untuk merubah pengaturan fisik di rumah sehingga kebutuhan pasien dapa terpenuhi dengan baik. Berikan informasi tentang sumber –sumber pelayanan di masyarakat kepada pasien Lakukan pendidikan untuk pasien dan keluarga informasi tentang pemberian obat yang benar seperti pengaturan diet, dan hal yang harus di hindari. Pada hari pemulangan pasien Berikan peluang kepada pasien dan keluarga untuk bertanya cara perawatan di rumah Periksa order pulang dari dokter tentang resep , perubahan tindakan pengobatan , atau alat –alat khusus yang di perlukan . Pastikan kepada pasien untuk transportasi pulang Tawarkan kepada pasien dan keluaraga untuk minta bantu jika di butuhkan Hubungi kantor keuangan lembaga untuk menentukan apakah masih ada sisa pembayaran yang harus di lunasi.
Kewajiban Pasien adalah sebagai berikut : 1. Mentaati segala peraturan dan tata tertib di Rumah Sakit 2. Mematuhi segala instruksi Dokter dan Perawat dalam
pengobatannya;
3. Memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang
penyakit yang diderita kepada Dokter yang merawat; 4. Melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan Rumah Sakit dan/atau
Dokter; 5. Mematuhi hal-hal yang telah disepakati/diperjanjikan
K3 dalam Pelayanan Kesehatan Puskesmas Puskesmas merupakan tempat kerja serta tempat berkumpulnya orang-orang sehat (petugas dan pengunjung) dan orang-orang sakit (pasien), sehingga puskesmas merupakan tempat yang mempunyai resiko kesehatan mapun kecelakaan kerja resiko tertinggi. Berdasarkan Kepmenkes Nomer 128/MENKES/SK/II/2004 tentang kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) menyatakan bahwa puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaken/kota yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya. (Silalahi bennet dkk, manajemen keselamatan dan keselamatan kerja, jakarta, sbdodadi, 1995) 1. Puskesmas Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerja nya dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes RI, 1991).
Dengan kata lain puskesmas mempunyai wewenang dan
tanggungjawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya. Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 puskesmas merupakan Unit Pelayanan Teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. a. Perencanaan Puskesmas Arah perencanaan puskesmas adalah mewujudkan kecamatan sehat 2010. Dalam perencanaan puskesmas hendaknya melibatkan masyarakat sejak awal sesuai kondisi kemampuan masyarakat di wilayah kecamatan. Pada dasarnya ada 3 langkah penting dalam penyusunan perencanaan yaitu :
1)
identifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan
kesehatan tentang cakupan dan mutu pelayanan 2) identifikasi potensi sumber daya masyarakat dan provider, dan 3) menetapkan kegiatan -kegiatan untuk menyelesaikan masalah. Hasil perencanaan puskesmas adalah Rencana Usulan Kegiatan (RUK) tahun yang akan datang setelah dibahas bersama dengan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Setelah mendapat kejelasan dana alokasi kegiatan yang tersedia selanjutnya puskesmas membuat Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK). Proses perencanaan dapat menggunakan instrumen Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) yang telah disesuaikan dengan kondisi setempat atau dapat memanfaatkan instrument lainnya. b. Penggerakkan Pelaksanaan Puskesmas melaksanakan serangkaian kegiatan yang merupakan penjabaran lebih rinci dari rencana pelaksanaan kegiatan. Penyelenggaraan penggerakan pelaksanaan puskesmas melalui instrumen lokakarya mini puskesmas yang terdiri dari : 1) Lokakarya mini bulanan adalah alat untuk penggerakan pelaksanaan kegiatan bulanan dan juga monitoring bulanan kegiatan puskesmas dengan melibatkan lintas program intern puskesmas. 2) Lokakarya mini tribulanan dilakukan sebagai penggerakan pelaksanaan dan monitoring kegiatan puskesmas dengan melibatkan lintas sektoral, Badan Penyantun Puskesmas atau badan sejenis c.
dan mitra yang lain puskesmas sebagai wujud tanggung jawab puskesmas perihal kegiatan. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Untuk terselenggaranya proses pengendalian, pengawasan dan penilaian diperlukan
instrumen yang sederhana. Instrumen yang telah dikembangkan di puskesmas adalah: 1) Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) 2) Penilaian/Evaluasi Kinerja Puskesmas sebagai pengganti dan stratifikasi. 2. Kesehatan kerja puskesmas Risiko petugas puskesmas terhadap kesehatan dan kecelakaan kerja dapat digambarkan sebagai hasil penelitian di Jakarta Timut thn 2004, menunjukkan bahwa rendahnya perilaku petugas kesehatan di puskesmas terhadap kepatuhan melaksanakan setiap prosedur tahapan kewaspadaan universal dengan benar hanya 18,3% status vaksinasi Hepatitis B petugas kesehatan puskesmas masih rendah sekitar 12,5% riwayat pernah tertusuk jarum bekas sekitar 84,2 %. Dalam puskesmas terdapat beberapa kerugian yang didapat jika tidak terlalu memperhatikan Kesehatan dan
keselamatan Petugas ataupun pasien. Kerugian Akibat
Kecelakaan Kerja dalam Puskesmas antara lain Kerugian Langsung yaitu Penderitaan pribadi, rasa kehilangan dari anggota keluarga korban dan Kerugian Tak langsung (tersembunyi) yaitu Kerusakan mesin dan peralatan, terganggunya produksi, terganggunya waktu kerja prtugas
Kesehatan dll. (Silalahi bennet dkk, manajemen keselamatan dan keselamatan kerja, jakarta, sbdodadi, 1995) a.
Upaya Kesehatan Kerja di Puskesmas Upaya Kesehatan Kerja Di Puskesmas Ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerja. Upaya kesehatan kerja yang dimaksud meliputi pekerja disektor fomal dan informal dan berlaku bagi setiap orang selain pekerja yang berada dilingkungan tempat kerja. Berdasarkan Kepmenkes Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar puskesmas menyatakan bahwa puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya termasuk upaya kesehatan kerja. Menurut International Labaour Organisation (ILO) diketahui bahwa 1,2 juta orang meninggal setiap tahun karena kecelakaan kerja atau penyakit akibat hubungan kerja (PAHK). Dari 250 juta kecelakaan, 3000.000 orang meninggal dan sisanya meninggal karena PAHK oleh sebab itu diperkirakan ada 160 juta PAHK baru setiap tahunnya. Melihat data tersebut maka sangat perlu diberikan perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja kepada masyarakat pekerja di wilayah kerja puskesmas dengan tujuan meningkatkan kemampuan pekerja untuk menolong dirinya sendiri sehingga terjadi peningkatan status kesehatan dan akhirnya peningkatan produktivitas kerja . Adapun sasaran dari program ini adalah pekerja di sektor kesehatan antara lain masyarakat pekerja di puskesmas, balai pengobatan/poliklinik, laboraturium kesehatan, Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK), Jaringan dokter perusahaan bidang kesehatan kerja, masyarakat pekerja diberbagai sektor pembangunan, dunia usaha dan lembaga swadaya masyarakat. Untuk menerapkan pelayanan kesehatan kerja di puskesmas, secara umum kita dapat melihat langkah-langkah yang dapat diterapkan sebagaimana yang tertuang dalam pedoman pelayanan kesehatan kerja yang meliputi perencanaan, pelaksanaaan dan evaluasi serta memperhatikan aspek indikator yang harus dipenuhi. Strategi yang dikembangkan adalah dengan cara terpadu dan menyeluruh dalam pola pelayanan kesehatan puskesmas dan rujukan, dilakukan melalui pelayanan kesehatan paripurna, yang meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerja, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Serta peningkatan pelayanan kesehatan kerja dilaksanakan melalui peran serta aktif masyakarat khususnya
masyarakat pekerja. (Suma’mur, keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan, jakarta, gunung agung, 1986). b. Sebab-sebab kecelakaan di Puskesmas a. Tindak perbuatan manusia baik pasien, pengunjung ataupun ptugas kesehatan yang tidak memenuhi standar keselamatan (unsafe human acts). b. Keadaan- keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe conditions) 80-85% kecelakaan disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan manusia Suatu pendapat: Langsung atau tidak langsung semua kecelakaan disebabkan oleh semua manusia yang terlibat dalam suatu kegiatan. (International Labour Office, Geneva, pencegahan kecelakaan , Buku pedoman, PT. Pustaka Binaan Presindo. Jakarta, 1989.)