SOP
Fahmiridho MZ, SKM NIP.196908021992031008
PUSKESMAS SULIKI 1.
Pengertian
2.
Tujuan
3.
Kebijakan
4. 5.
6.
Referensi Alat dan bahan Prosedur/ Langkahlangkah.
PROGRAM P2M KUSTA No.Dokumen No.Dokumen : No.Revisi : Tgl Terbit : Halaman :
Penyakit yang merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh kuman Mycobactorium Leprae yang menyerang saraf tepi, kulit, organ lain kecuali susunan saraf pusat. Menemukan penyakit kusta secara dini, Memutus rantai penularan , mengobati dengan lengkap, mencegah terjadinya kecacatan dan reaksi berulang. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Suliki No. 800/ /SK.A.Pusk.SLK /2017 ,tentang Koordinator Upaya Kesehatan Perorangan, Koordinator Upaya Kesehatan Masyarakat, Penanggung Jawab Program Upaya Kesehatan Masyarakat dan Penanggung Jawab ruangan pelayanan kesehatan Puskesmas Suliki Pedoman Nasional Pemberantasan Kusta tahun 2003. 1. Kapas 2. Buku pemeriksaan kusta 3. Buku penderita kusta. Penemuan penderita dan suspek dilakukan dengan melakukan kegiatan kontak penderita, RVS dan skrening pada anak sekolah. Pasien datang ke ruang informasi untuk mengambil nomor antrian. Pasien mendaftar di ruang pendaftara. Petugas Pendaftaran membawa/ menyerahkan Status rawat jalan ke petugas poli umum. Di poli umum dilakukan pemeriksaan pandang dan raba. Diagnosa kusta didasarkan pemeriksaan pandang dan periksa raba. Pasien dilihat ada kelainan kulit atau tidak, jika ada dilakukan tes sensitifitas pada bercak tersebut. Ada 3 tanda utama penyakit kusta yang disebut Cardinal Sign yaitu lesi (kelainan,bercak) kulit yang yang mati rasa, penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi saraf berupa mati rasa dan kelemahan / kelumpuhan pada otot otot tangan, tangan, kaki dan mata, mata, pemeriksaan kerokan jaringan kulit (slit-skin smears) smears) didapatkan adanya kuman M.leprae. Jika sudah ditemukan maka pasien dibuatkan buku register pasien dan buku pengobatan kusta. Tipe kusta ada 2 : Tipe PB dan MB. Tipe PB bila jumlah bercak mati rasa 1-5, 1 -5, hanya satu saraf yang terganggu tergan ggu dan basil tahan asamnya negarive Tipe MB bila jumlah bercak mati rasa lebih dari 5, saraf yang terganggu lebih dari satu saraf dan basil tahan asamnya asamn ya positip. Pengobatan tipe PB dengan MDT selama 6-9 bulan,tipe MB dengan MDT selama 12-18 bulan. Pasien sebelum pengobatan, selama dan sesudah pengobatan bisa terjadi reaksi. Jika timbul reaksi pengobatan dengan system tapering off prednison 40 mg/hari selama 2 minggu, 30 mg/hari selama 2 minggu,20 mg/hari selama 2 minggu, 15 mg/hari selama 2 minggu, 10 mg selama 2 minggu dan 5 mg selama 2 minggu. Setiap ambil obat prednison harus dilakukan pemeriksaan POD, untuk mengetahui kemajuan terapi. Pasien dinyatakan RFT jika sudah pengobatan MDT untuk PB selama 6 bulan, MB selama 12 bulan. Pasien dinyatakan OOC jika sudah diamati selama 5 tahun dari awal pengobatan Pasien datang ke loket minta nomor antrian di arahkan ke BP umum.
SOP
PROGRAM P2M KUSTA No.Dokumen : No.Revisi : Tgl Terbit : Halaman :
Fahmiridho MZ, SKM NIP.196908021992031008
PUSKESMAS SULIKI 7.
Bagan alir
PASIEN
AMBIL NOMOR
RUANG
DATAN
ANTRIAN
PENDAFTARAN
POLI UMUM UTK PEMERIKSAAN CARDINAL SIGN
ADA TANDA
RAGU
TIDAK ADA
PERIKSA LABOR BERI PENGOBATAN ( PB / MB )
POSITIF
NEGATIF
PERIKSA ULANG 3-6 BULAN
PASIEN PULANG
8.
9.
Hal - hal yang 1. Menentukan rejimen dan dosis obat sesuai dengan jenis klasifikasi dan umur perlu 2. Melakukan Perawatan sehari-hari untuk penderita dengan kerusakan saraf. diperhatikan 3. Kalau terjadi gejala reaksi untuk segera diobati. Unit terkait
10. Dokumen
terkait
11. Rekaman
historis perubahan
1. Pendaftaran. 2. BP umum. 3. Laboratorium. 4. Apotik. 1. Kartu penderita. 2. Kartu pengobatan. 3. Kartu register/monitoring penderita. 4. Formulir pencegahan cacat (POD). 5. Kartu pemberian prednison (untuk penderita reaksi). 6. Kartu pencatatan tersangka.
SOP
PUSKESMAS SULIKI
1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan
4. Referensi 5. Alat dan bahan
6.Prosedur/ Langkah-langkah.
PROSEDUR DIAGNOSIS KUSTA No.Dokumen : No.Revisi : Tgl Terbit : Halaman :
Fahmiridho MZ, SKM NIP.196908021992031008
Suatu pemeriksaan yang dilakukan pada pasien rawat jalan sehingga dapat ditegakkan diagnosa sebagai pasien kusta. * Mengetahui secara jelas nama penyakit yang diderita oleh individu. * Menentukan terapi dan tindakan yang sesuai. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Suliki No. 800/ /SK.A.Pusk.SLK /2017 ,tentang Koordinator Upaya Kesehatan Perorangan, Koordinator Upaya Kesehatan Masyarakat, Penanggung Jawab Program Upaya Kesehatan Masyarakat dan Penanggung Jawab ruangan pelayanan kesehatan Puskesmas Suliki 1. Sistim Manajemen Mutu ISO 90001-2008 2. Buku Panduan Pelaksanaan Program P2 Kusta 1. Buku Rekam Medik 2. Kapas 3. Buku pemeriksaan kusta 4. Buku penderits kusta. 1. Petugas mempersiapkan alat tulis,kartu penderita dan register kohort kusta. 2. Petugas mengamati hasil pemeriksaan yang dilakukan pada pasien kusta yang telah dicatat pada kartu penderita.. 3. Petugas mengamati tanda-tanda tersangka kusta pada pasien kusta yaitu : A. Tanda-tanda pada kulit - Kulit dengan bercak putih atau kemerahan disertai mati rasa / anastesi. - Bercak yang tidak gatal. - Adanya kelainan kulit yang tidak berkeringat dan atau tidak berambut. B. Tanda-tanda pada saraf - Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf berupa mati rasa - Kelemahan / kelumpuhan pada otot tangan , kaki dan mata. 4. Petugas membandingkantanda-tanda kusta tersebut dengan penyakit kulit lainnya, seperti panu, kurap, vitiligo dan lainn ya . 5. Petugas menetapkan diagnosis penyakit kusta pada pasien dengan Memperhatikan tanda-tanda utama atau cardinal sighn, yaitu : a. Kelainan ( Lesi ) kulit yang mati rasa. Kelainan kulit / lesi dapat berbentuk bercak putih ( hipopigmentasi ) atau kemerahan ( eritema ) yang mati rasa. b. Penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi saraf, Gangguan saraf tepi ini merupakan akibat dari peradangan saraf tepi ( neuritis perifer ) kronis. Gangguan fungsi saraf ini bisa berupa : - Gangguan fungsi saraf sensoris, seperti mati rasa. - Gangguan fungsi motoris, seperti kelemahan ( paresis ) atau kelumpuhan otot ( paralisis ), - Gangguan fungsi otonom, seperti kulit kering. 6. Jika penetapan diagnosis kusta masih ragu, petugas menyarankan pasien untuk kembali lagi setelah 3-6 bulan , untuk diperiksa kembali adanya tanda utama atau pasien harus di rujuk. 7. Petugas mencatat diagnosa kusta yang telah ditetapkan di dalam kartu penderita dan register kohort kusta.
SOP
PROSEDUR DIAGNOSIS KUSTA No.Dokumen : No.Revisi : Tgl Terbit : Halaman :
Fahmiridho MZ, SKM NIP.196908021992031008
PUSKESMAS SULIKI
7. Bagan alir Cari Cardinal Sign
PASIEN
Tidak Jelas
DATANG
Rujuk ke Laboratorium
Jelas
Lakukan Skin POSITIF
Smears
Melakukan charting dan dokumentasi
Lihat Hasil
Menjelaskan prosedur pengobatan
Negatif
Rujuk ke spesialis
Beri MDT
kulit
PASIEN PULANG
8. Hal - hal yang 1. Menentukan rejimen dan dosis obat sesuai dengan jenis klasifikasi dan umur perlu diperhatikan 2. Melakukan Perawatan sehari-hari untuk penderita dengan kerusakan saraf. 3. Kalau terjadi gejala reaksi untuk segera melaporkan ke Puskesmas 9. Unit terkait
10.Dokumen terkait
11.Rekaman historis perubahan
1. Pendaftaran. 2. BP umum. 3. Laboratorium. 4. Apotik. 1.Kartu penderita. 2.Kartu pengobatan. 3.Kartu register/monitoring penderita. 4.Formulir pencegahan cacat (POD). 5.Kartu pencatatan tersangka.