PEMBERIAN IMUNISASI POLIO
SOP
No. Dokumen No. Revisi Tanggal terbit Halaman
UPT. PUSKESMAS KARANG ANYAR
1
Pengertian
SUDIBYO Nip. 19620518 198502 1 002
Suatu tindakan pemberian vaksin polio pada bayi umur (0-11 bulan) pada imunisasi rutin dan umur 0-59 bulan saat PIN.
2
Tujuan
Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi polio agar anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit polio.
3
Kebijakan
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Karang Anyar nomor:
/
/ 2016 4
Referensi
1. Kemenkes No. 75 th. 2014 tentang Puskesmas 2. SOP Penyelenggaraan Imunisasi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tahun 2012
5
Prosedur
1. Pinset/Gunting keci 2. Vaksin Polio 3. Pipet Polio
6
Langkah – langkah
1. Petugas mencuci tangan 2. Pastikan Vaksin polio dalam keadaan baik (Perhatikan nomor, kadaluarsa dan VVM/Vaksin Vial Monitor) 3. Buka tutup vaksin dengan menggunakan pinset/gunting kecil 4. Pasang pipet diatas botol vaksin. 5. Letakkan anak pada posisi senyaman mungkin. 6. Buka mulut anak dan teteskan vaksin polio sebanyak 2 tetes. 7. Pastikan vaksin yang telah diberikan ditelan oleh anak yang di imunisasi. 8. Jika dimuntahkan atau dikeluarkan oleh anak, ulangi lagi penetesannya. 9. Saat meneteskan vaksin ke mulut, agar vaksin tetap dalam kondisi steril.
10. Rapikan alat. 11. Petugas mencuci tangan.
7
Bagan Alur
Mencuci tangan Memastikan vaksin dalam keadaan baik
Posisikan anak senyaman mungkin Teteskan vaksin sebanyak 2 tetes pada mulut anak
Pastikan vaksin telah ditelan oleh anak Jika vaksin dimuntahkan atau dikeluarkan berikan ulang Rapihkan alat dan cuci tangan
8
Hal yang
Observasi pasien 5-15 menit setelah diberikan imunisasi polio.
perlu diperhatikan
9
10
Unit terkait
Bidan Desa
Dokumen
1. Rekam medis
Terkait
2. Catatan tindakan
11 Rekaman Historis perubahan
NO
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal Mulai diberlakukan
PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK No. Dokumen No. Revisi Tanggal terbit Halaman
SOP UPT. PUSKESMAS KARANG ANYAR
1
Pengertian
SUDIBYO Nip. 19620518 198502 1 002
Suatu tindakan pemberian vaksin campak pada bayi umur 9-11 bulan untuk imunisasi rutin dan umur 15-36 bulan saat booster.
2
Tujuan
Sebagai acuan dalam pemberian Vaksin campak agar anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit campak.
3
Kebijakan
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Karang Anyar nomor:
/
/ 2016 tentang 4
Referensi
1. Kemenkes No. 75 th. 2014 tentang Puskesmas 2. SOP Penyelenggaraan Imunisasi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tahun 2012
5
Prosedur
Alat : 1. Pinset 2. Dispossible Spuit 5 cc 3. Dispossible Spuit 0,5 cc Bahan : 1. Vaksin 2. Pelarut vaksin 3. Kapas 4. Air hangat
6
Langkah – langkah
1. Petugas mencuci tangan. 2. Pastikan vaksin dalam keadaan baik (no. Back/exp/VVM). 3. Pakai Handscoon. 4. Buka tutup vaksin dengan pinset. 5. Larutkan vaksin dengan pelarut yang sudah ada dengan dispossible spuit 5 cc. 6. Ambil 0,5 cc vaksin campak yang telah dilarutkan tadi.
7. Bersihkan lengan kiri bagian atas anak dengan kapas yang telah dibasahi air bersih dan hangat. 8. Suntikkan vaksin secara subcuttan. 9. Rapikan alat 10.
7
Cuci tangan petugas.
Bagan Alur Cuci tangan dan memastikan Vaksin dalam keadaan baik
Siapkan vaksin masukkan kedalam spuit
Bersihkan lengan kiri atas anak dengan kapas yang telah dibasahi air hangat.
Berikan vaksin secara subcuttan Setelah selesai, rapihkan alat dan cuci tangan
8
Hal yang perlu diperhatikan
9
Unit terkait
Dokumen 10 Terkait
11 Rekaman Historis perubahan
1. Observasi pasien 5-15 menit setelah diimunisasi. 2. Sebelum menekan reservoir (Gelembung vaksin) pastikan tidak ada darah yang keluar. 3. Jangan sekali-kali menyuntikkan vaksin ketika ada darah yang keluar dari tempat yang akan dilakukan penyuntikkan. Unit KIA
1. Rekam medis 2. Catatan tindakan
NO
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal Mulai diberlakukan
PEMBERIAN IMUNISASI BCG No. Dokumen No. Revisi Tanggal terbit Halaman
SOP UPT. PUSKESMAS KARANG ANYAR
SUDIBYO Nip. 19620518 198502 1 002
1
Pengertian
Suatu tindakan pemberian vaksin BCG pada bayi umur 0-11 bulan.
2
Tujuan
Sebagai acuan dalam pemberian Vaksin Bacillus Calmete-Guerin (BCG) agar anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit Tuberculosis (TBC).
3
Kebijakan
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Karang Anyar nomor:
/
/ 2016 tentang................................... 4
Referensi
1. Kemenkes No. 75 th. 2014 tentang Puskesmas 2. SOP Penyelenggaraan Imunisasi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tahun 2012
5
Prosedur
Alat : 1. Spuit Dispossible 1 ml 2. Spuit Dispossible 5 ml Bahan : 1. Vaksin BCG 2. Pelarut vaksin BCG 3. Kapas 5. Air hangat
6
Langkah – langkah
1. Petugas mencuci tangan. 2. Pastikan vaksin, pelarut dan spuit yang digunakan dalam kondisi baik. 3. Pakai Handscoon. 4. Larutkan vaksin BCG dengan pelarut BCG dengan spuit 5 ml. 5. Pastikan anak belum pernah diberi BCG dengan menanyakan pada orang tua anak tersebut 6. Ambil 0,05 cc vaksin BCG yang sudah dilarutkan dengan spuit 1 ml.
7. Bersihkan lengan atas bayi dengan kapas yang telah dibasuhiair hangat. 11.
Suntikkan vaksin sepertiga lengan kanan atas (Insertio Musculus
Deltoideus
7
Bagan Alur Petugas mencuci tangan dan memastikan Vaksin BCG dengan pelarut BCG dan spuit dalam keadaan baik . Larutkan Vaksin BCG dengan pelarut BCG masukkan ke dalam spuit.
Memastikan anak belum mendapat BCG
Berikan Vaksin dengan cara menyuntikkan pada sepertiga lengan akanan secara IC
Bereskan alat dan cuci tangan
8
Hal yang
Observasi pasien 5-15 menit setelah Vaksin diberikan
perlu diperhatikan
9
10
Unit terkait
Unit KIA
Dokumen
1. Rekam medis
Terkait
2. Catatan tindakan
11 Rekaman Historis perubahan
NO
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal Mulai diberlakukan
PELAPORAN KIPI No. Dokumen No. Revisi Tanggal terbit Halaman
SOP UPT. PUSKESMAS KARANG ANYAR
1
Pengertian
SUDIBYO Nip. 19620518 198502 1 002
Suatu tindakan pelayanan yang dilakukan untuk melaporkan saat ada kejadian kasus KIPI.
2
Tujuan
Sebagai acuan dalam pelayanan yang dilakukan untuk melaporkan saat ada kejadian kasus KIPI.
3
Kebijakan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 tahun 2013.
4
Referensi
Petunjuk teknis kampanye imunisasi campak tahun 2006, subdit imunisasi, Departemen Kesehatan RI
5
Prosedur
1. KIPI non serius : a. Puskesmas : Formulir KIPI non serius b. Kabupaten / Kota dan Provinsi : EPI Info 2. KIPI serius : a. Formulir KIPI serius b. Formulir Investigasi/Otopsi Verbal
6
Langkah –
Tahapan
langkah
1. KIPI non serius : a. Puskesmas 1) Lakukan rekapitulasi laporan KIPI dari setiap tempat pelayanan imunisasi dengan menggunakan formulir KIPI non serius. 2) Laporkan rekapitulasi tersebut ke Kabupaten / Kota setiap tanggal 5 bersamaan dengan laporan bulanan rutin cakupan imunisasi. b. Kabupaten/Kota 1) Lakukan rekapitulasi laporan KIPI dari setiap Puskesmas 2) Masukkan rekapitulasi tersebut ke dalam program EPI info 3) Laporkan ke Provinsi setiap tanggal 10 bersamaan dengan
laporan bulanan rutin cakupan imunisasi. c. Provinsi 1) Lakukan rekapitulasi laporan KIPI dalam EPI info dari setiap Kabupaten/Kota 2)
Laporkan ke pusat setiap tanggal 15 bersamaan dengan laporan bulanan rutin cakupan imunisasi
3)
Bila diperlukan, lakukan analisa dari laporan KIPI yang diterima (misalnya apabila terdapat perubahan pola KIPI berdasarkan lokasi dan waktu) dan kemudian laporkan hasilnya.
2.KIPI Serius a. Lakukan laporan sementara via telepon secara berjenjang dalam waktu 24 jam setelah laporan KIPI serius diterima (mulai dari penerimaan laporan-kepala puskesmas/koordinator imunisasi puskesmas-seksi
imunisasiDinkes
Kabupaten/Kota-seksi
imunisasi dinkes provinsi-subdit imunisasi kemkes RI) b. Lakukan pelacakan oleh tim pelacakan c. Lengkapi laporan KIPI serius dan formulir investigasi d. Lakukan koordinator dengan komda PP-KIPI Provinsi untuk menganalisa
laporan
yang
telah
diisi
dan
menentukan
klasifikasi lapangan laporan KIPI tersebut e. Membuat kesimpulan hasil pelacakan f.
Lakukan penilaian pelayanan imunisasi
g. Buat saran perbaikan untuk kasus karena kesalahan prosedur h. Mengirimkan laporan hasil pelacakan tersebut ke Subdit Imunisasi Kemkes RI sebagai bahan kajian kausalitas yang akan dilakukan oleh Komnas PP-KIPI
7
Hal yang perlu diperhatikan
1. KIPI non serius : setiap bulan bersamaan dengan waktu pelaporan laporan rutin cakupan imunisasi. 2. KIPI serius : laporan dibuat secepatnya sehingga pelacakan segera dapat dilakukan kurun waktu pelaporan mengacu pada tabel di bawah ini. Pada keadaan tertentu, laporan satu kasus KIPI dapat dilaporkan beberapa kali sampai didapatkan kesimpulan akhir.
8
9
Unit terkait
Ruangan KIA
Dokumen
1. Rekam medis
Terkait
3. Buku pencatatan kasus KIPI
10 Rekaman Historis perubahan
NO
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal Mulai diberlakukan
JAMINAN PEMBIAYAAN KIPI
SOP
No. Dokumen No. Revisi Tanggal terbit Halaman
UPT. PUSKESMAS KARANG ANYAR
1
Pengertian
SUDIBYO Nip. 19620518 198502 1 002
Suatu tindakan pelayanan yang dilakukan untuk jaminan pembiayaan KIPI.
2
Tujuan
Suatu tindakan pelayanan yang dilakukan untuk jaminan pembiayaan KIPI.
3
Kebijakan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 tahun 2013.
4
Referensi
Petunjuk teknis kampanye imunisasi campak tahun 2006, subdit imunisasi diktorat epim dan kesma, diktorat jendral PP dan PL Departemen Kesehatan RI
5
Prosedur
1. Surat keterangan rawat 2. Formulir KIPI
6
Langkah – langkah
1. Tahapan : a. Tentukan
apakah
pasien
memiliki
jaminan
pembiayaan
kesehatan b. Bila ada, pembiayaan KIPI mengacu pada jaminan tersebut. c. Bila tidak ada, lakukan koordinasi dengan pengelola program imunisasi dan yankes di dinkes kabupaten/kota atau dinkes provinsi, agar memuat surat permohonan jaminan pembiayaan KIPI, yang ditujukan kepada direktur bina upaya kesehatan rujukan Kemenkes RI, ditembuskan kepada Ka Subdit RSU publik dan Ka Subdit Imunisasi.
7
Hal yang perlu diperhatikan
8
Unit terkait
-
Dokumen
9
Terkait
Catatan pengambilan vaksin
10 Rekaman Historis perubahan
NO
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal Mulai diberlakukan
PEMELIHARAAN LEMARI ES
SOP
No. Dokumen No. Revisi Tanggal terbit Halaman
UPT. PUSKESMAS KARANG ANYAR
1
Pengertian
SUDIBYO Nip. 19620518 198502 1 002
Suatu tindakan dalam memelihara lemari es vaksin untuk menjaga kualitas daya kerja sehingga vaksin tidak rusak dan dalam kondisi baik.
2
Tujuan
Sebagai acuan dalam pemeliharaan lemari es vaksin.
3
Kebijakan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 tahun 2013.
4
Referensi
Buku acuan vaksin dan cold chain untuk puskesmas, direktorat jendral PP-PL Kementrian Kesehatan RI.
5
Prosedur
1. Pulpen 2. Obeng 3. Kuas lembut/spon busa 4. Lap kering, sabun
6
Langkah –
Cara melakukan pemeliharaan lemari es :
langkah
1. Pemeliharaan harian a. Lakukan pengecekan suhu dengan menggunakan thermometer atau alat pemantau suhu digital setiap pagi dan sore, termasuk hari libur. b. Periksa apakah terjadi bunga es dan periksa ketebalan bunga es apabila bunga es lebih dari 0,5 cm lakukan defrosing. Sesuai dengan SOP defrosing c. Lakukan pencatatan langsung setelah pengecekan suhu pada kartu pencatatan suhu setiap pagi dan sore.
2. Pemeliharaan mingguan a. Periksa steker jangan sampai kendor, bila kendor kencangkan baut dengan obeng b. Perhatikan adanya tanda-tanda steker hangus dengan melihat
perubahan warna pada steker, jika itu terjadi gantilah steker dengan yang baru c. Sebelum membersihkan badan lemari es cabut steker terlebih dahulu agar tidak terjadi konsleting d. Bersihkan seluruh badan lemari es dengan menggunakan lap basah, kuas yang lembut/spon busa dan sabun e. Keringkan kembali badan lemari es dengan lap kering f. Selama membersihkan lemari es jangan membuka pintu lemari es untuk menjaga suhu tetap 2-8 ⁰C g. Colokkan kembali steker setelah selesai h. Catat
kegiatan
pemeliharaan
mingguan
pada
kartu
pemeliharaan lemari es
3. Pemeliharaan bulan a. Sehari sebelum pemeliharaan bulanan, kondisikan cool pack (kotak dingin cair), vaksin carrier atau cold box b. Pindahkan vaksin ke dalam vaksin carrier atau cold box yang telah berisi cool pack (kotak dingin cair) c. Cabut steker untuk melakukan defrosting, sesuai dengan SOP defrosting d. Lakukan pembersihan kondensor, pada model terbuka gunakan sikat yang lembut atau dengan tekanan udara, pada model tertutup tidak perlu dilakukan pembersihan. e. Periksa kerapatan pintu menggunakan selembar kertas, bila kertas sulit ditarik berarti karet pintu masih baik, sebaliknya bila kertas mudah ditarik berarti karet pintu sudah mengeras dan beri bedak, f. Bila ditemukan baut kendor pada engsel pintu kencangkan dengan menggunakan obeng. g. Colokkan kembali steker setelah selesai i.
Setelah suhu mencapai 2-8 ⁰C, susun kembali vaksin kedalam lemari es.
7
Hal yang perlu
diperhatikan
8
Unit terkait Dokumen
9
Buku Suhu
Terkait
10 Rekaman Historis perubahan
NO
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal Mulai diberlakukan
PEMBERIAN IMUNISASI PENTAVALENT(DPT-HB-HIB)
SOP
No. Dokumen No. Revisi Tanggal terbit Halaman
UPT. PUSKESMAS KARANG ANYAR
SUDIBYO Nip. 19620518 198502 1 002
1
Pengertian
Suatu tindakan pemberian vaksin pentavalent (DPT -HB-HIB)
2
Tujuan
Sebagai acuan dalam pemberian vaksin pentavalent( DPT-HB-HIB) agar anak mendapat daya tahan terhadap penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, dan HIB (Haemofilus influenzae Type B)
3
Kebijakan
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Karang Anyar nomor:
/
/ 2016 tentang 4
Referensi
1. Kemenkes No. 75 th. 2014 tentang Puskesmas 2. SOP Penyelenggaraan Imunisasi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tahun 2012
5
Prosedur
Alat 1. Spuit 0,5 ml Bahan 1. Vaksin Pentavalent 2. Kapas 3. Air Hangat
6
Langkah – langkah
1. Petugas mencuci tangan 2. Pastikan Vaksin dan Spuit dispossible yang digunakan dalam kondisi baik 3. Jelaskan pada orang tua tindakan yang akan dilakukan dan manfaatnya 4. Pakai handscoon 5. Ambil 0,5 cc Vaksin Pentavalent dengan Spuit 0,5 cc Dispossible 6. Bersihkan 1/3 paha luar anak dengan kapas air hangat. 7. Suntikan secara Intra Muscular (IM)
8. Rapikan Alat 9. Petugas mencuci tangan
7
Bagan Alur
Pasian mencuci tangan
Pastikan Vaksin dan Spuit d alam keadaan baik
Jelaskan manfaat dan tindakan yang akan dilakukan
Masukkan Vaksin Kedalam Spuit
Berikan Vaksin dengan cara menyuntikkan s ecara IM pada 1/3 pada luar anak
Pastikan Vaksin dan Spuit d alam keadaan baik
8
Hal yang
1. Observasi pasien 5-15 menit anak setelah Vaksin
perlu
diberikan. 2. Berikan antipiretik untuk mencegah panas
diperhatikan
3. Jarak antara penyuntikan Pentavalent yang pertama dan selanjutnya minimal 4 minggu dan pasien dalam kondisi sehat.
9
10
Unit terkait
KIA
Dokumen
1. Rekam medis
Terkait
2. Catatan tindakan
11 Rekaman Historis perubahan
NO
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal Mulai diberlakukan
PEMBERIAN IMUNISASI TT (TETANUS TOXOID) No. Dokumen No. Revisi Tanggal terbit Halaman
SOP UPT. PUSKESMAS KARANG ANYAR
1
Pengertian
SUDIBYO Nip. 19620518 198502 1 002
Suatu tindakan pemberian vaksin TT (Tetanus Toxoid) kepada Calon Pengantin dan ibu hamil dan WUS.
2
Tujuan
Sebagai acuan untuk melaksanakan suntikan TT untuk memberikan kekebalan ektif terhadap penyakit tetanus
3
Kebijakan
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Karang Anyar nomor:
/
/ 2016 tentang 4
Referensi
1. Kemenkes No. 75 th. 2014 tentang Puskesmas 2. SOP Penyelenggaraan Imunisasi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tahun 2012
5
Prosedur
Alat a. Spuit 0,5 ml Bahan a. Vaksin Pentavalent b. Kapas c. Air Hangat
6
Langkah –
1. Petugas mencuci tangan
langkah
2. Pastikan Vaksin dan Spuit dispossible yang digunakan dalam kondisi baik 3. Buka Tutup Vaksin dengan pinset 4. Pakai Handscoon 5. Ambil 0,5 cc Vaksin TT dengan spuit 0,5 cc Dispossible. 6.
Bersihkan lengan kiri bagian atas pasien dengan kapas dan air hangat bersih
7. Suntikkan Vasin secara Intra Muscular (IM) 8. Rapihkan alat
10. Petugas Mencuci tangan.
7
Bagan Alur
Pasien mencuci tangan
Pastikan Vaksin dan Spuit d alam keadaan baik
Jelaskan manfaat dan tindakan yang akan dilakukan
Masukkan Vaksin Kedalam Spuit
Berikan Vaksin dengan cara menyuntikkan secara IM pada lengan kiri bagian atas
Rapihkan alat dan cuci tangan
8
Hal yang
1. Observasi pasien 5-15 menit anak setelah Vaksin
perlu
diberikan. 2. Berikan antipiretik untuk mencegah panas
diperhatikan
3. Jarak antara penyuntikan Pentavalent yang pertama dan selanjutnya minimal 4 minggu dan pasien dalam kondisi sehat.
9
10
Unit terkait
KIA
Dokumen
1. Rekam medis
Terkait
2. Catatan tindakan
11 Rekaman Historis perubahan
NO
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal Mulai diberlakukan
PEMBERIAN IMUNISASI HBO No. Dokumen No. Revisi Tanggal terbit Halaman
SOP UPT. PUSKESMAS KARANG ANYAR
1
Pengertian
SUDIBYO Nip. 19620518 198502 1 002
Suatu tindakan pemberian vaksin Hepatitis B pada bai baru lahir 0-7 hari.
2
Tujuan
Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B.
3
Kebijakan
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Karang Anyar nomor:
/
/ 2016 tentang 4
Referensi
1. Kemenkes No. 75 th. 2014 tentang Puskesmas 2. SOP Penyelenggaraan Imunisasi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tahun 2012
5
Prosedur
Alat a.Sarung tangan b.Alat Suntik Prefililed Injection Device (PID), jenis alat suntik yang telahberisi vaksin tunggal dari pabriknya berisi vaksin Hepatitis B 0,5 ml Bahan a. Kapas b Air Panas
6
Langkah – langkah
Persiapan 1. Memberikan ibu dan keluarga bahwa bayinya akan diberikan vaksin hepatitis B dengan cara disuntik. 2. Posisikan bayi telentang. Pelaksanaan 1. Pakai Handscoon 2. Keluarkan PID dari kemasan. 3. Dorong dan tekan dengan ceat penutup jarum kedalam post.
4. Jarak anatara penutup jarum dengan post akan hilang dan terasa ada klik. 5. Oleskan kapas air hangat di 1/3 paha luar bayi sebelah kanan. 6. Pegang paha bayi sebelah kanan dengan ibu jari dan jari telunjuk. 7. Keluarkan penutup jarum. 8. Pegang PID pada post dan suntikkan jarum dengan sudut 90° di 1/3 paha luar bayi sebelah kanan. 9. Tekan reservoir (Gelembung Vaksin) untuk mengeluarkan vaksin.. 10. Sesudah reservoir kempes, tarik PID keluar. 11. Tekan dengan kapas, bekas tempat suntikan.
7
Bagan Alur
Bagan Alur Beritahu ibu dan keluarga bayi aka diberikan vaksin hepatitis B dengan cara disuntik.
Lalusiapkan vaksin dan PID
Oleskan kapas air hangat pada 1/3 paha luar bayi sebelah kanan
Lakukan penyuntikan dengan sudut 90º
Tekan dengan kapas bekas tempat suntikan
8
Hal yang
1. Observasi Pasien antara 5 sampai 15 menit setelah imunisasi.
perlu
2. Sebelum menekan reservoir (gelembung vaksin) pastikan tidak ada
diperhatikan
darah yang keluar. 3. Jangan sekali-kali menyuntikkan vaksin ketika adadarah yang keluar dar tempat yang akan dilakukan penyuntikan.
9
Unit terkait
KIA
10
Dokumen
1. Rekam medis
Terkait
2. Catatan tindakan
11 Rekaman Historis perubahan
NO
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal Mulai diberlakukan
PENCAIRAN BUNGA ES (DESFROSTING)
SOP
No. Dokumen No. Revisi Tanggal terbit Halaman
UPT. PUSKESMAS KARANG ANYAR
1
Pengertian
SUDIBYO Nip. 19620518 198502 1 002
Suatu tindakan untuk mencairkan bunga es agar lemari es berfungsi dengan baik sehingga vaksin tidak rusak dan dalam kondisi baik.
2
Tujuan
Sebagai acuan dalam tindakan pencairan bunga es (desfrosting)
3
Kebijakan
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Karang Anyar nomor:
/
/ 2016 tentang 4
Referensi
Buku acuan vaksin dan cold chain untuk puskesmas, direktorat jendral PP-PL Kementrian Kesehatan RI
5
Prosedur
1. Lap kering 2. Vaksin carrier atau Cold Box 3. Cool Pack
6
Langkah – langkah
1. pencairan bunga es dilakukan minimal 1 bulan sekali atau ketika bunga es mencapai ketebalan 0,5 cm 2. sehari sebelum pencairan bunga es kondisikan col pack, vaksin carrier atau cold box 3. pindahkan vaksin delam vaksin carrier atau cold box yang telah berisi cool pack 4. cabut steker untuk melakukan desfrosting 5. biarkan bunga es mencair sendiri atau siram dengan air hangat 6. setelah bunga es mencair, keringkan bagian dalam lemari es termasuk evaporator dengan lap kering 7. pasang kembali steker dan tunggu suhu mencapai 2-8°C, tanpa merubah posisi termostat 8. Setelah suhu mencapai 2-8º C, susun kembali vaksin kedalam
lemari es
7
Hal yang perlu
Bunga es terjadi karena sering nya buka tutup, karet sel tidak rapat dan setting termostat terlalu rendah, hal ini menyebabkan bo ros listrik,
diperhatikan
8
Unit terkait Dokumen
9
Terkait
Catatan pengambilan vaksin
10 Rekaman Historis perubahan
NO
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal Mulai diberlakukan
PELACAKAN KIPI
No. Dokumen No. Revisi Tanggal terbit Halaman
SOP UPT. PUSKESMAS KARANG ANYAR
SUDIBYO Nip. 19620518 198502 1 002
1
Pengertian
Suatu tindakan pelayanan yang dilakukan untuk melacak kasus KIPI.
2
Tujuan
Sebagai acuan dalam tindakan pelacakan kasus KIPI
3
Kebijakan
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Karang Anyar nomor:
/
/ 2016 tentang 4
Referensi
Petunjuk teknik kampanye imunisasi campak tahun 2006 Subdit imunisasi Direktorat Pim dan Kesma Direktorat Jendral PP dan PL Departemen Kesehatan RI
5
Prosedur
1. Formulir KIPI serius 2. Formulir Investigasi/Otopsi Verbal
6
Langkah – langkah
Tahapan a. Pastikan kebenaran laporan KIPI b. Laporkan informasi KIPI pasa pimpinan setempat c. Lakukan penilaian untuk melakukan apakah pelacakan dengan ti atau tidak d. Bila diperlukan pelacakan segera lakuakn koordinasi dengan Tim pelacakan e. Lakukan pelacakan segera setelah menerima laporan dengan membawa formulir KIPI serius dan formulir investigasi f.
Kumpulkan data umum
g. Kumpulkan data kejadian penyakit h. Kumpulkan data penunjangdiagnosa penyakit i.
Kumpulkan data tentang tersangka vaksin
j.
Kumpulkan data tentang sasaran yang mendapatkan imunisasi dari vial yang sama
k. Kumpulkan data orang lain yang tidak mendapatkan imunisasi dengan penyakit yang sama l.
Kumpulkan data masalah medikolegal
m. Isilah formulir KIPI serius dan formulir investigasi dengan data yang terkumpul n. Lakukan koordinasi denga Komda PP-KPI Provinsi untuk menganalisa laporan yang telah diisi dan menentukan klasifikasi lapangan laporna KIPi tersebut o. Membuat kesimpulan hasil pelcakan. p. Lakukan penilaian pelayan imunisasi q. Buat saran perbaikan untuk kasus kesalahan prosedur r.
Mengirimkan hasil pelacakan tersebut ke Komnas PP-KIPI untuk dilakuakn kajian kausalitas.
7
Hal yang perlu diperhatikan
1.Pelacakan dilakukan segera seelah laporan KIPI diterima (baik melalui lisan, SMS,atau telfon) 2.Pelacakan dilakukan pada : a) KIPI serius, yaitu setiap KIPI yang menyebabkan kematian, rawat inap, atau perpanjang rawat inap, kecacatan yang menetap atau signifikan, atau yang mengancam kehidupan, dan b) KIPI yang menimbulkan perhatian serius / rumor pada keluarga atau masyarakat. 3.Pelacakan dapat diulangi beberapa kali sesuai kebutuhan
8
Unit terkait
Ruangan KIPI 1. Rekam medis
9
Dokumen Terkait
10 Rekaman Historis perubahan
2. Buku pencatatan KIPI NO
Yang dirubah
Isi perubahan
Tanggal Mulai diberlakukan