Dislipidemia
SOP
No. Dokumen
:
No. Revisi
:
Tanggal Terbit
: 02/01/2015
Halaman
: Rohadi Fatwa, SKM, S.Kep
UPTD PUSKESMAS SUKAMAJU
NAMA PEKERJAAN
TUJUAN KETERAMPIL AN PETUGAS PERALATAN
NIP. 19741230 199603 1 003
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunanfraksi lipid dalam darah. Beberapa kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan atau trigliserida, serta penurunan kolesterol HDL. Dislipidemia merupakan faktor risiko terjadinya aterosklerosis sehingga dapat menyebabkan stroke, Penyakit Jantung Koroner (PJK), Peripheral Arterial Disease (PAD), Sindroma Koroner Akut (SKA). Sebagai acuan dalam penanganan Pasien menderita lipidemia di poli UPTD Puskesmas Sukamaju. 1. Dokter Umum 2. Perawat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Tensimeter Thermometer Timbangan Injak Ranjang Periksa Stetoskop Senter Handscoen spatel Buku Register pasien
URAIAN UMUM
1. Pada umumnya dislipidemia tidak bergejala dan biasanya ditemukan pada saat pasien melakukan pemeriksaan rutin kesehatan (medical check-up). 2. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan tanda-tanda vital 2. Pemeriksaaan antropometri (lingkar perut dan IMT/Indeks Massa Tubuh). Cara pengukuran IMT(kg/m2)= BB(kg)/TB2(m) 3. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium memegang peranan penting dalam menegakkan diagnosa. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan: 1. Kadar kolesterol total 2. Kolesterol LDL 3. Kolesterol HDL 4. Trigliserida plasma Penegakan Diagnostik (Assessment) Diagnosis Klinis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
Dislipidemia
SOP
No. Dokumen
:
No. Revisi
:
Tanggal Terbit
: 02/01/2015
Halaman
: Rohadi Fatwa, SKM, S.Kep
UPTD PUSKESMAS SUKAMAJU
NIP. 19741230 199603 1 003
dan penunjang. 4. Komplikasi Biasanya terjadi pada minggu kedua dan ketiga demam. Komplikasi antara lain perdarahan, perforasi, sepsis, ensefalopati, dan infeksi organ lain: a.
Tifoid toksik (Tifoid ensefalopati) Penderita dengan sindrom demam tifoid dengan panas tinggi yang disertai
dengan
kekacauan
mental
hebat,
kesadaran
menurun, mulai dari delirium sampai koma. b. Syok septik Penderita dengan demam tifoid, panas tinggi serta gejala-gejala toksemia yang berat. Selain itu, terdapat gejala gangguan hemodinamik seperti tekanan darah turun, nadi halus dan cepat, keringat dingin dan akral dingin.
c. Perdarahan dan perforasi intestinal (peritonitis) Komplikasi perdarahan ditandai dengan hematoschezia. Dapat juga diketahui dengan pemeriksaan feses (occult blood test). Komplikasi ini ditandai
dengan
gejala akut
abdomen
dan
peritonitis. Pada foto polos abdomen 3 posisi dan pemeriksaan klinis bedah didapatkan gas bebas dalam rongga perut. d. Hepatitis tifosa Kelainan berupa ikterus, hepatomegali, dan kelainan tes fungsi hati. e. Pankreatitis tifosa Terdapat tanda pankreatitis akut dengan peningkatan enzim lipase dan amylase. Tanda ini dapat dibantu dengan USG atau CT Scan. f. Pneumonia. Didapatkan tanda pneumonia yang Diagnosisnya dibantu dengan
Dislipidemia
SOP
No. Dokumen
:
No. Revisi
:
Tanggal Terbit
: 02/01/2015
Halaman
: Rohadi Fatwa, SKM, S.Kep
UPTD PUSKESMAS SUKAMAJU
NIP. 19741230 199603 1 003
foto polos toraks. 3. Penatalaksanaan a. Terapi suportif dapat dilakukan dengan: 1. Istirahat tirah baring dan mengatur tahapan mobilisasi. 2. Diet tinggi kalori dan tinggi protein. 3. Konsumsi obat-obatan secara rutin dan tuntas. 4. Kontrol dan monitor tanda vital (tekanan darah, nadi,suhu, kesadaran), kemudian dicatat dengan baik di rekam medik pasien. b. Terapi
simptomatik
untuk
menurunkan
demam
(antipiretik) dan mengurangi keluhan gastrointestinal. c. Terapi definitif dengan pemberian antibiotik. Antibiotik lini
pertama untuk demam tifoid adalah kloramfenikol,
ampisilin atau amoksisilin (aman untuk sedang
hamil),
atau
penderita
yang
trimetroprim- sulfametoxazole
(kotrimoksazol). d. Bila pemberian salah satu antibiotik lini pertama dinilai tidak efektif, dapat diganti dengan antibiotik lain atau dipilih antibiotik lini kedua yaitu Ceftriaxone, Cefotaxime (diberikan untuk dewasa dan anak), Kuinolon (tidak dianjurkan untuk anak <18 tahun karena dinilai mengganggu pertumbuhan tulang).
Dislipidemia
SOP
No. Dokumen
:
No. Revisi
:
Tanggal Terbit
: 02/01/2015
Halaman
: Rohadi Fatwa, SKM, S.Kep
UPTD PUSKESMAS SUKAMAJU
NIP. 19741230 199603 1 003
Antibiotik dan dosis penggunannya ANTIBIOTIKA Kloramfenikol
D Dewasa: 4x500 mg selama 10 hari
KETE Merupakan obat yang sering
Anak 50-100
dikenal efektif untuk tifoid
mg/kgBB/har, maks 2 gr Dewasa: 2-4gr/hari selama 3-5 hari
Murah dan dapat diberikan Cepat menurunkan suhu, lama
Ampicil
Anak: 80 mg/kgBB/hari Dewasa: (1.5-2) gr/hr
dosis tunggal serta cukup aman Aman untuk penderita hamil
lin &
selama 7-10 hari
Amoksi
Sering dikombinasi dengan
silin Cotrimoxazole
Anak: 50 –100 mg/kgbb/hari kloramfenikol pada pasien Dewasa: 2x(160-800) Tidak mahal
(TMP-SMX)
selama 7-10 hari
Pemberian per oral
Quinolone
Anak: TMP 6-19 Ciprofloxacin 2x500 mg
Pefloxacin dan Fleroxacin
selama 1 minggu
lebih cepat menurunkan
Ofloxacin 2x(200-400)
suhu
selama 1 minggu Anak: 1.5-2 mg/kgbb/hari
Efektif mencegah relaps dan Aman untuk anak
Ceftriaxone
Cefixime
digunakan dan telah lama
pemberian pendek dan dapat
dibagi 2 dosis selama 10
Thiamfenikol Dewasa: 4x500 mg/hari
Efektif Dapat dipakai untuk anak dan Anak: 50 mg/kgbb/hari selama 5-7 hari bebas panas dewasa
Indikasi demam tifoid dilakukan perawatan di rumah atau rawat jalan: a) Pasien
dengan
gejala
klinis
yang
ringan,
tidak
ada
tanda-tanda komplikasi serta tidak ada komorbid yang membahayakan. b) Pasien dengan kesadaran baik dan dapat makan minum dengan baik. c) Pasien dengan keluarganya cukup mengerti tentang caracara merawat serta
cukup
paham
tentang
bahaya yang akan timbul dari tifoid. d) Rumah tangga pasien memiliki melaksanakan
atau
petanda dapat
sistem pembuangan ekskreta (feses, urin,
muntahan) yang mememenuhi syarat kesehatan. e) Dokter bertanggung jawab penuh terhadap pengobatan f)
dan perawatan pasien. Dokter dapat memprediksi
pasien
tidak
akan
menghadapi bahaya- bahaya yang serius. g) Dokter dapat mengunjungi pasien setiap hari. Bila tidak bisa
Dislipidemia
SOP
No. Dokumen
:
No. Revisi
:
Tanggal Terbit
: 02/01/2015
Halaman
: Rohadi Fatwa, SKM, S.Kep
UPTD PUSKESMAS SUKAMAJU
NIP. 19741230 199603 1 003
harus diwakili oleh seorang perawat yang mampu merawat demam tifoid. h) Dokter mempunyai
hubungan komunikasi
yang lancar
dengan keluarga pasien. Kriteria Rujukan a. Telah mendapat terapi selama 5 hari namun belum tampak perbaikan. b. Demam tifoid dengan tanda-tanda kedaruratan c. Demam tifoid dengan tanda-tanda komplikasi dan fasilitas tidak mencukupi.
Perawat / Bidan Melakukan Pengkajian awal klinis sesuai SOP Pengkajian awal klinis
Pasien masuk UGD
Lakukan pemeriksaan laboratorium
Ya
ada indikasi pemeriksaan penunjang
Tida k Dokter menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang mengacu pada standar profesi dan standar asuhan (PMK no 5
Pasien membutuhkan pelayanan atau tindakan lebih lanjut
DIAGRAM ALIR
Pasien rawat inap
Ya
Tida
Paien baring ditempat pemeriksaan
Dokter melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
Dislipidemia
SOP
No. Dokumen
:
No. Revisi
:
Tanggal Terbit
: 02/01/2015
Halaman
: Rohadi Fatwa, SKM, S.Kep
UPTD PUSKESMAS SUKAMAJU
NIP. 19741230 199603 1 003
Pasien diberikan resep obat sesuai dengan Diagnosa yang mengacu pada standar profesi dan standar asuhan (PMK no 5 tahun 2014)
Perawat mencatat hasil pemeriksaan, laboratorium dan terapi, maupun rujukan kedalam buku register harian pasien UGD. Pasien diresepkan obat pulang
UNIT TERKAIT
CATATAN MUTU
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4.
UGD Puskesmas Pembantu. Ruang Rawat Inap Poli Umum
Buku Family Folder Buku register harian pasien UGD Kertas resep Surat Rujukan
Rekaman historis perubahan Yang diubah
Isi Perubahan
Tanggal mulai diberlakukan