PENGERTIAN : Radang yang timbul secara mendadak pada apendik, penyebab obstruksi lumen , erosi mukosa usus. Penyebab : a. Obstruksi lumen merupakan faktor penyebab dominan apendisitis akut b. Erosi mukosa usus karena parasit Entamoeba hystolitica dan benda asing lainnya TUJUAN : Sebagai pedoman tindakan penanganan appensitis akut DASAR HUKUM / REFERENSI : PERMENKES RI NO 5 TAHUN 2014 PROSEDUR: ANAMNESE Nyeri perut kanan bawah, mula-mula daerah epigastrium kemudian menjalar ke Mc Burney. Apa bila telah terjadi inflamasi (> 6 jam) penderita dapat menunjukkan letak nyeri, karena bersifat somatik. Gejala Klinis: a. Muntah (rangsangan viseral) akibat aktivasi n.vagus. b. Anoreksia, nausea dan vomitus yang timbul beberapa jam sesudahnya, merupakan kelanjutan dari rasa nyeri yang timbul saat pe rmulaan. c. Disuria juga timbul apabila peradangan apendiks dekat dengan vesika urinaria. d. Obstipasi sebelum datangnya rasa nyeri dan beberapa penderita mengalami diare, timbul biasanya pada letak apendiks pelvikal yang merangsang daerah rektum. e. Gejala lain adalah demam yang tidak terlalu tinggi, yaitu suhu antara 37,50C - 38,50C tetapi bila suhu lebih tinggi, diduga telah terjadi perforasi. f. Variasi lokasi anatomi apendiks akan menjelaskan keluhan nyeri somatik yang beragam. PEMERIKSAAN FISIK Inspeksi Penderita berjalan membungkuk sambil memegangi perutnya yang sakit, kembung (+) bila terjadi perforasi, penonjolan perut kanan bawah terlihat pada appendikuler abses. Palpasi a. Terdapat nyeri tekan Mc.Burney b. Adanya rebound tenderness (nyeri lepas tekan) c. Adanya defens muscular. d. Rovsing sign positif e. Psoas sign positif f. Obturator Sign positif Perkusi Nyeri ketok (+) Auskultasi Peristaltik normal, peristaltik (-) pada illeus paralitik karena peritonitis generalisata akibat appendisitis perforata. Auskultasi tidak banyak membantu dalam menegakkan diagnosis apendisitis, tetapi kalau sudah terjadi peritonitis maka tidak terdengar bunyi peristaltik usus. Rectal Toucher / Colok dubur Nyeri tekan pada jam 9-12 Tanda Peritonitis umum (perforasi) : a. Nyeri seluruh abdomen b. Pekak hati hilang c. Bising usus hilang PEMERIKSAAN PENUNJANG : Periksaan darah rutin, leukosit dan netrofil meningkat, foto polos abdomen
PENANGANAN APENDISITIS
SOP
Dinkes.Kabupa ten Deli Serdang Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Talun Kenas
PENATALAKSANAAN Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan) Pasien yang telahterdiagnosisAppendisitis akutharus segera dirujuk ke layanan sekunder untuk dilakukan operasi cito a. Non-farmakologis 1. Bed rest total posisi fowler (anti Trandelenburg) 2. Pasien dengan dugaan apendisitis sebaiknya tidak diberikan apapun melalui mulut. 3. Penderita perlu cairan intravena untuk mengoreksi jika ada dehidrasi. 4. Pipa nasogastrik dipasang untuk mengosongkan lambung dan untuk mengurangi bahaya muntah pada waktu induksi anestesi. 5. Anak memerlukan perawatan intensif sekurang-kurangnya 4-6 jam sebelum dilakukan pembedahan. 6. Pipa nasogastrik dipasang untuk mengosongkan lambung agar mengurangi distensi abdomen dan mencegah muntah. b. Tata Laksana Farmakologi 1. Bila diagnosis klinis sudah jelas maka tindakan paling tepat adalah apendiktomi dan merupakan satu-satunya pilihan yang terbaik. 2. Penundaan apendektomi sambil memberikan antibiotik dapat mengakibatkan abses atau Komplikasi : - Perforasi appendix - Peritonitis umum - Sepsis Kriteria Rujukan Pasien yang telah terdiagnosis harus dirujuk kelayanan sekunder untuk dilakukan operasi cito Sarana Prasarana: a. Cairan parenteral b. Antibiotik Prognosis Prognosis pada umumnya bonam