SOAL 1. Persekutuan 3K dengan anggota sekutu Kwik, Kwek dan Kwak. Adapun susunan modal dan pembagian laba rugi sebagai berikut : Nama sekutu Modal per 31 des 2004 % laba rugi Kwik Rp 50 juta 40% Kwek Rp 50 juta 10% Kwak Rp 50 juta 50% Pada tanggal 1 Januari 2005 Donal ingin bergabung dalam persekutuan tersebut dengan menyetorkan investasi ke dalam persekutuan berupa uang kas sebesar Rp 50 juta untuk mendapatkan 20% dari total modal persekutuan baru. Diminta : A. Metode Bonus B. Metode Goodwill 2. Miki, Mikha dan Mila setuju untuk membentuk persekutuan pada tangggal 1 Januari 2005. Modal awal masing-masing (semua uang kas) Rp 140 juta; Rp 160 juta;; dan dan Rp 100 juta. juta. Selama tahun pertama pertama operasi, Miki melakukan melakukan pengambilan pribadi sebanyak Rp 30 juta dan persekutuan melaporkan adanya laba bersih Rp 60 juta. Anggota persekutuan setuju untuk membagi laba rugi dengan rasio sesuai persentase modal awal investasi. Pada awal tahun kedua, anggota sekutu setuju untuk melakukan likuidasi. Adapun aktiva dan kewajiban pada tanggal 2 Januari 2006 adalah adalah sebagai berikut: Kas Rp 37 juta; Piutang Usaha Rp 129 juta; Sediaan Rp 188 juta; Tanah Rp 85 juta; Bangunan (bersih) Rp 180 juta; Peralatan (bersih) Rp 30 juta; Utang Dagang Rp 74 juta; Utang Hipotek Rp 145 juta. Selama triwulan pertama proses likuidasi, dapat dijual dan ditagih : - Sediaan dapat dijual dengan nilai buku - Peralatan dapat dijual senilai Rp 10 juta - Piutang dapat ditagih sebesar Rp 92 juta, sisa piutang tidak dapat ditagih - Bangunan diberikan kepada kreditor untuk menutup hutang hipotek. Diminta : A. Buatlah laporan posisi modal dari ketiga anggota sekutu pada tanggal 31 Desember 2005 B. Buatlah jurnal untuk pengambilan pribadi dan pembagian laba rugi pada tahun 2005 C. Buatlah laporan likuidasi dan jurnal yang diperlukan. 3. PT Batik adalah perusahaan pakaian wanita dan anak-anak. Produk perusahaan dijual secara konsinyasi pada PT Matahari. Dalam perjanjian yang dibuat antara kedua belah pihak dikatakan bahwa PT Matahari akan mendapatkan
komisi sebanyak 20% dari nilai penjualan, PT Batik akan mengganti biaya angkut serta biaya gaji pegawai yang berhubungan dengan penjualan pakaian PT Batik oleh PT Matahari, selain biaya tersebut PT Batik tidak menanggung biayanya. Adapun transaksi yang dilakukan PT Batik dan PT Matahari untuk bulan Juli 2004 adalah sebagai berikut: 4 Juli 2004 Dikirimkan 100 unit pakaian wanita kepada PT Matahari, harga jual adalah Rp 100.000,- per unit (Harga pokok adalah Rp 75.000,-), biaya angkut dibayar PT Batik sebesar Rp 100.000,7 Juli 2004 Dibayar biaya angkut oleh PT Matahari untuk membawa pakaian PT Batik dari gudang ke counter penjualan Rp 50.000,8 Juli 2004 Dijual pakaian oleh PT matahari sebanyak 40 unit secara tunai. 10 Juli 2004 PT Matahari membayar biaya untuk peragaan busana demi peningkatan penjualan senilai Rp 1.000.000,- tunai 15 Juli 2004 Dijual pakaian oleh PT Matahari sebanyak 50 unit tunai 20 Juli 2004 Dikembalikan sebanyak 10 unit pakaian oleh PT Matahari ke PT Batik karena cacat, biaya angkut untuk membawa dari PT Mataahari ke PT Batik sebesar Rp 10.000,- dibayar oleh PT Matahari 25 Juli 2004 Dibayar biaya pegawai untuk pakaian PT Batik oleh PT Matahari sebesar Rp 400.000,Diminta : Buatlah jurnal untuk PT Batik dan PT Matahari dengan pencatatan akun konsinyasi yang terpisah dari akun regular pada bulan Juli 2004.
Jawab:
TUGAS MID & FINAL TEST ( AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN ) DI S U
S U N OLEH : Anwar C 0209026 “A” AKUNTANSI
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT TAHUN AJARAN 2011
TUGAS MID TEST 1. A. METODE BONUS MODAL KWIK = 50.000.000 X 40% = Rp. 20.000.000 MODAL KWEK = 50.000.000 X 10% = Rp. 5.000.000 MODAL KWAK = 50.000.000 X 50% = Rp. 25.000.000 MODAL DONAL = 200.000.000 X 20% = Rp. 40.000.000 JURNAL Keterangan Kas
D Rp. 90.000.000
Modal kwik Modal kwek Modal kwak Modal donal B. METODE GOOD WILL = Rp, 200.000.000 X 20% = Rp, 40.000.000 = Rp 50.000.000 - 40.000.000
K Rp. 20.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 25.000.000 Rp. 40.000.000
= Rp 10.000.000 JURNAL KETERANGAN Good will
D
K
Rp, 10.000.000
Modal
Rp, 10.000.000
donal
2. Laba rugi dibagi menurut perbadingan modal NAMA
MODAL
SEKUTU
SEKUTU
MIKHI
Rp,
PERSENTASE LABA YANG
35%
140.000.000 MIKHA
Rp,
40%
160.000.000 MILA
Rp,
25%
100.000.000
BAGIAN
DI PEROLEH
LABA
Rp,
Rp,
60.000.000
40.000.000
Rp,
Rp,
60.000.000
24.000.000
RP,
Rp,
60.000.000
15.000.000
Laporan posisi modal Taggal 31 Desember 2005 KETERANGAN
MIKHI
MIKHA
MILA
1 Januari 2005
Rp, 140.000.000
Rp, 160.000.000
Rp, 100.000.000
Prive
(30.000.000) Rp, 110.000.000 21.000.000 Rp,
89.000.000
24.000.000 Rp, 136.000.000
15.000.000 Rp, 85.000.000
B.
Jurnal untuk pengambilan pribadi Tanggal
Keterangan
d
31/12/2005 Cadangan perubahan madal
K
rp.30.000 Rp.30.000
sekutu mikhi Kas (untuk mencat pegambila prive mikhi secara tunai) Modal sekutu mikhi
Rp.30.000 Rp.30.000
Cadangan perubahan modal sekutu mikhi Jurnal untuk pembagian laba TANGGAL 31/12/2005
D Iktisar laba rugi
K
Rp, 60.000.000
Modal sekutu
Rp, 21.000.000
mikhi Modal sekutu
Rp, 24.000.000
mikha Modal sekutu
Rp, 15.000.000
mila
C.
Persekutuan mikhi, mikha, dan mila Neraca per 31 desember 2006
Aktiva lancer:
Utang:
Kas
Rp. 37.000
Piutang usaha
Rp. 129.000
Sediaan
Jumlah aktiva lancar:
Rp. 384.000
Utang hipotik
Rp. 145.000
Jumlah utang :
Tanah
Rp. 85.000
Rp. 219.000
Modal Modal sekutu
Rp. 180.000
Rp. 265.000
Jumlah :
Rp.
430.000
Jumlah aktiva
aktiva
74.000
Rp. 30.000
Aktiva tetap:
tetap:
Rp.
Rp. 188.000 Peralatan
Bangunan
Utang dagang
Rp.649.000
Jumlah utang dan modal :
Rp.649.000
Laporan likuiditas Periode 1 januari s.d. 31 januari 2006 Uang tunai
Aktiva non
Utang
Utang
Modal
kas
eksternal
hipotik
sekutu
Rp.145.000
Rp.430.000
Saldo per
Rp. 37.000
Rp.612.000
31 januari
Rp.188.000
(Rp.188.000)
2006
Rp.74,000
0
Penjualan sediaan peralatan
Penagihan
Rp.225.000
Rp.424.000
Rp.430.000
Rp. 10.000
(Rp. 30.000)
(Rp. 20.000)
Rp.235.000
Rp.394.000
Rp.410.000
Rp. 29.000
(Rp.129.000)
(Rp.100.000)
Rp.264.000
Rp.265.000
Rp,310.000
(RP.74.000)
(Rp.265.000) (Rp.74.000)
(Rp.310.000)
piutang
Rp.190.000 (Rp.145.000) Rp. 45.000 (Rp.45000) 0
0
0
0
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I. PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN DAN USAHANYA 1. Pengertian dan Karakteristik Persekutuan 1.1. Pengertian Persekutuan Persekutuan (Partnership) adalah suatu penggabungan diantara dua orang (badan) atau lebih untuk memiliki bersama-sama dan menjalankan suatu perusahaan guna mendapatkan keuntungan atau laba. Didalam persekutuan pemisahan pemilik dan manajemen hampir tidak ada, namun demikian penyelenggaraan akuntansi harus berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang diatur oleh prinsip-prinsip yang lazim. Dari segi akuntansinya, persekutuan sebagai suatu unit usaha harus dianggap mempunyai kedudukan terpisah dengan para pemiliknya.
1.2. Karakteristik Persekutuan Secara umum ada 5 yang menjadi karakteristik persekutuan yaitu : a.
Berusaha Bersama-sama (Mutual Agency) Setiap anggota merupakan agen dari pada persekutuan untuk mencapai tujuan usahanya
b. Jangka waktu terbatas (Limited life) Persekutuan tetap ada selama orang-orang (badan-badan) yang mengadakan persekutuan itu ada dan masing-masing masih tetap menghendakinya. Setiap perubahan yang berhubungan dengan maksud mengkahiri penjanjian dari para anggota berarti membubarkan persekutuan. Penarikan modal atau kaitan seorang anggota otomatis membubarkan persekutuan. c.
Tanggung jawab tidak terbatas (Unlimited Liability ) Tangung jawab seorang anggota terbatas pada jumlah yang ditanam di dalam usaha persekutuan. Apabila di dalam keadaan tertentu persekutuan tidak dapat membayar hutanghutangnya karena jumlah kekayaan tidak cukup, maka kreditur berhak menagih pada salah satu seorang dari anggota persekutuan tersebut.
d. Memiliki suatu bagian/hak di dalam persekutuan (Ownership of an Interest in a Partnership) Kekayaan yang ditanam di dalam perusahaan tidak lebih dari hak milik yang terpisah dari anggota
yang menjadi kekayaan persekutuan. Anggota yang menanamkan kekayaan ke
dalam persekutuan berarti menyerahkan haknya untuk mengusahakan dan menggunakan kekayaannya itu, dan sepenuhnya rela untuk dipakai guna mencapai tujuan-tujuan
persekutuan. Hak yang diberikan kepada persekutuan ini memberikan hak yang sama dengan anggota lainnya untuk memimpin dan menjalankan usaha persekutuan. e.
Pengembalian bagian keuntungan persekutuan Setiap anggota mendapat bagian dari keuntungan persekutuan. Suatu persetujuan yang dibuat untuk membagi keuntungan itu sendiri, tidak merupakan suatu bentuk persekutuan.
2. Bentuk-Bentuk Persekutuan dan Perjanjian dalam Persekutuan 2.1. Bentuk-Bentuk Persekutuan Persekutuan dapat diklasifikasikan ke dalam : a. Persekutuan Perdagangan Adalah persekutuan yang usaha pokoknya adalah pembuatan, pembelian, dan penjualan barang dagangan. b. Persekutuan Jasa-jasa Adalah persekutuan yang bertujuan untuk memberikan jasa-jasa karena keahliannya, misalnya persekutuan antara akuntan, advokat dll. Selain itu persekutuan dapat pula dibedakan antara : a. Persekutuan Umum Adalah suatu bentuk persekutuan dimana semua anggotanya dapat bertindak atas nama perusahaan dan kepadanya dapat diminta pertanggung jawaban atas kewajiban-kewajiban persekutuan. Masing-masing anggota disebut sekutu umum. b. Persekutuan Terbatas Suatu persekutuan dimana aktivitas angota tertentu dibatasi dan sebaliknya tanggung jawab masing-masing anggota akan dibatasi samapi jumlah tertentu, yang mungkin sejumlah investasi yag telah diberikannya. Angota tersebut disebut sekutu terbatas. c. Join Stock Companies Adalah bentuk persekutuan dimana struktur modalnya berupansaham-saham yang dapat dipindah tangankan. Perpindahan hak atas saham-saham tersebut tidak boleh mengganggu kontinuitas usaha persekutuan. Tanggung jawab para anggota tidak terbatas seperti halnya pada persekutuan umum. 2.2. Perjanjian Dalam Persekutuan
Dalam persekutuan tentu harus da perjanjian sebagai dasar pijakan pembentukan persekutuan tersebut. Pada perjanjian persektuan berisi tentang, nama persekutuan, anggota, tanggal berdiri, sifat serta bidang usaha, dan beberapa hal yang harus ada yaitu a; -
Besarnya investasi dari masing-masing anggota
-
Hak dan kewajiban anggota
-
Buku-buku catatan dan laporan keuangan
-
Pembagian keuntungan
-
Hal-hal khusus yang
menyangkut masalah pembebanan dan penerimaan imbalan jasa
tertentu diantara para anggota. -
Penarikan kembali modal yang disetor
-
Asuransi jiwa kematian salah satu anggota
-
Penyelesaian apabila ada perselisihan ddiantara para anggota dan lain-lain.
2.3. Penyertaan Modal dalam Persekutuan Proses
akuntansi yang spesifik pada persekutuan adalah masalah pencatatan
pengakuan dan pengukuran milik atau penyertaan (hak) masing-masing anggota dalam persekutuan. Hak masing-masing angota diikhtisarkan dalam rekening modal masing-masing anggota sekutu. 2.3.1. Pembentukan Awal Persekutuan Contoh : Tuan Petruk, Gareng dan Semar sepakat mendirikan sebuah persekutuan dengan investasi masing-masing sebesar Rp. 7.500.000, Rp. 6.000.000 dan Rp. 8.000.000. dalam persekutuan tersebut mereka sepakat untuk melakuka pembagian keuntungan dengan perbandingan yang sama. Pada tahun pertama persekutuan mendapat keuntungan sebesar Rp. 3.000.000,-. Pencatatan atas modal dan kuntungan masing-masing sekutu adalah sebagai berikut : Modal Petruk
Modal gareng
Modal Semar
Kekayaan
Keterangan
Bersih 7.500.000
6.000.000
8.000.000
21.500.000 Investasi awal
1.000.000
1.000.000
1.000.000
3.000.0000 Keuntungan
8.500.000
7.000.000
9.000.000
24.500.000
Bentuk jurnal yang dibuat adalah : Uraian
D
Kas
K
21.500.000
Modal Gareng
7.500.000
Modal Petruk
6.000.000
Modal Semar
8.000.000
Laba Rugi
6.000.000
Pribadi Gareng
1.000.000
Pribadi Petruk
1.000.000
Pribadi Semar
1.000.000
Apabila persekutuan tersebut menderita kerugian kerugian sebesar Rp. 18.000.000, dengan porsi pembagian rugi di bagi dengan perbandingan yang sama, maka : Modal Petruk
Modal gareng
Modal Semar
7.500.000
6.000.000
8.000.000
(6.000.000)
(6.000.000)
(6.000.000)
1.500.000
0
2.000.000
Kekayaan Bersih
Keterangan
21.500.000 Investasi awal (18.000.0000) Rugi 3.500.000
Pada saat persekutuan akan dilkuidasi, maka Gareng tidak akan mendapatkan pengembalian modal karena modal tersebut sudah habis untuk membayar kerugian persekutuan, sedangkan Petruk dan Semar akan mendapatkan pengembalian sebesar sisa masing-masing modal setelah di potong dengan kerugian persekutuan. 2.3.2. Pembentukan dengan Menggabungkan Perusahaan yang Sudah Berja lan Dalam kasus ini ada dua permasalahan yang bisa timbul yaitu yaitu : 1. Apabila persekutuan akan melanjutkan pembukuan dari salah satu perusahan yang sudah ada atau membentuk pembukuan tersendiri. 2. Apakah perubahan atau penilaian tertentu terhadap posisi aktiva, hutang dari masingmasing perusahaan yang akan digabungkanperlu diadakan atau tidak perlu diadakan.
Contoh : Tuan Petruk, dan Gareng masing-masing sepakat untuk membentuk persekutuan
Petruk telah memiliki perusahaan yang sudah berjalan, dimana Gareng bermaksud akan menggabungkan diri ke dalam perusahaan tersebut dengan setoran modal Gareng sebesar Rp. 10.000.000,-. Adapaun neraca perusahaan yang dimiliki oleh Petruk adalah : PETRUK NERACA, PER 31 DESEMBER 2007 URAIAN D Kas 4,500,000 Piutang Dagang 12,000,000 Cadangan Kerugian Piutang (1,200,000) Persediaan Barang Dagangan 14,000,000 Suplies Kantor 1,500,000 Peralatan Kantor Kendaraan Akumulasi Penyusutan Pralatan Akumulasi peyusutan Kendaraan Hutang
K
5,000,000 15,000,000 2,000,000 4,500,000
Modal Petruk
37,300,000 20,000,000
Jumlah ………….. 57,300,000 57,300,000 Dalam pembentukan persekutuan tersebut ke dua belah pihak sepakat dengan perjanjian sebagai berikut : 1. Uang kas diambil seluruhnya oleh Petruk 2. Dari seluruh piutang dagang yang ada, sebesar Rp 4.000.000 dianggap tidak bisa tertagih dan cadangan kerugian ditetapkan sebesar Rp. 10% dari saldo piutang yang baru. 3. Setelah diadakan penilian kembali terhadap persediaan barang dagangan berdasarkan harga pasar, nilai persediaan menjadi Rp. 18.000.000 4. Kendaraan dinilai sebesar Rp. 20.000.000 tetapi telah disusutkan sebesar 50%, sehingga menjadi Rp. 10.000.000 5. Good wil diberikan kepada Petruk atas prestasi perusahaannya sebesar Rp. 15.000.000
Persekutuan yang baru dibentuk melanjutkan pembukun yang sudah ada
a. Mencatat penilaian kembali berbagai macam aktiva : Cadangan Kerugian piutang ………
800.000
Persediaan Barang Dagangan …….. 4.000.000 Akumulasi Peny. Kendaraan ……… 4.500.000 Good Will ………………………… 15.000.000 Piutang Dagang ………………………………..
4.000.000
Kendaraan ……………………………………...
5.000.000
Modal Petruk …………………………………… 15.300.000 b. Mencatat Setoran Modal Gareng Kas ……………………………… 10.000.000 Modal Gareng ………………………………….. 10.000.000 c. Mencatat pengambilan uang kas oleh Petruk Modal Petruk …………………… 4.500.000 Kas ……………………………………………. 4.500.000 Pencatatan dengan membentuk buku-buku baru tersendiri
a. Mencatata kekayaan Petruk sebagai setoran modal Piutang dagang …………. ….. 14.000.000,Persed. Brg. Dagangan ……… 18.000.000 Suplies kantor ……………….
1.500.000
Peralatan Kantor ……………
5.000.000
Kendaraan …………………... 10.000.000 Goodwil ……………………. 15.000.000 Cadangan Kerugian …………………….
400.000,-
Hutang ………………………………….
37.300.000
Modal Petruk ……………………………
25.800.000
b. Mencatat setoran modal Gareng Kas ………………………… 10.000.000 Modal Gareng ………………………….. 10.000.000
Maka neraca persekutuan Petruk dan Gareng dalah sebagai berikut :
PERSEKUTUAN PETRUK DAN GARENG NERACA, PER JANUARI 2008 URAIAN D Kas 10,000,000 Piutang Dagang 14,000,000 Cadangan Kerugian Piutang (400.00) Persediaan Barang Dagangan 18,000,000 Suplies Kantor 1,500,000 Peralatan Kantor Kendaraan Akumulasi Penyusutan Pralatan Akumulasi peyusutan Kendaraan Goodwill Hutang Modal Gareng
5,000,000 10,000,000 0 0 15.000.000 37,300,000 10.000.000
Modal Petruk Jumlah …………..
K
25,800,000 73.100.000
73.100.000
2.4. Pembagian Laba dalam Persekutuan Dalam perjanjian pembentukan persekutuan biasanya dicantumkan tata cara pembagian laba bagi para anggota sekutu. Tetapi apabila tata cara ini tidak terdapat dalam perjanjian, maka pembagian laba bisa dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut : 1. Laba dibagi sama 2. Dengan perbandingan atas dasar kesepakatan bersama 3. Dengan perbandingan penyertaan modal 4.
Mula-mula ditentukan bunga modal dari masing-masing anggota, selebihnya di bagi atas dasar perjanjian.
5.
Mula-mula diberikan gaji sebagai pemilik dan bonus kepada anggota yang aktif bekerja, sisanya dibagi atas dasar perjanjian.
6.
Mula-mula ditetpkan bunga modal dari angota, kemudian gaji untuk anggota-angota yang dianggap berjasa sisanya dibagi atas dasar perjanjian.
Contoh : Petruk, Gareng dan Semar telah mendirikan sebuah perusahaan bersama, pada akhir tahun 2007, perusahaan tersebut mendapatkan laba sebesar Rp. 30.000.000,-. Pada akhir tahun 2007 komposisi modal dan prive masingmasing sekutu adalah sebagai berikut :
Modal Petruk 01 Jan
Setoran
2.500.000
01 Juli
Setoran
3.500.000
Modal Gareng 01 Jan
Setoran
2.000.000
01 Mei
Setoran
2.000.000
01 Jan
Setoran
3.000.000
01 Agustus
Setoran
5.000.000
Modal Semar
1. Berdasarkan kesepakatan bersama laba akan di sama
Pencatatannya adalah sbb : Laba Rugi …………………. Rp. 30.000.000,Pribadi Petruk ………………………………… Rp. 10.000.000 Pribadi Gareng ……………………………….. Rp. 10.000.000 Pribadi Semar ………………………………… Rp. 10.000.000 2. Disetujui laba dibagi dengan perbandingan
10 bag utk Petruk, 8 Bag untuk Gareng dan 12 bag untuk Semar (10:8:12) Laba Petruk 10/30 x 30.000.000 = 10.00.000 Laba Gareng 8/30 x 30.000.000 = 8.000.000 Laba Semar 12/30 x 30.000.000 = 12.000.000 Laba Rugi …………………. Rp. 30.000.000,Pribadi Petruk ………………………………… Rp. 10.000.000 Pribadi Gareng ……………………………….. Rp.
8.000.000
Pribadi Semar ………………………………… Rp. 12.000.000 3. Pembagian didasarkan pada jumlah penyertaan modal
a. Sesuai dengan perbandingan jumlah modal awal Nama Sekutu
Saldo Modal Awal
Rasio Pembagian
Hak atas laba
Petruk
2.500.000
25/75x30.000.000
10.000.000
Gareng
2.000.000
20/75x30.000.000
8.000.000
Semar
3.000.000
30/75x30.000.000
12.000.000
Jumlah
7.500.000
75/75x30.000.000
30.000.000
Laba Rugi …………………. Rp. 30.000.000,Pribadi Petruk ………………………………… Rp. 10.000.000 Pribadi Gareng ……………………………….. Rp.
8.000.000
Pribadi Semar ………………………………… Rp. 12.000.000
b. Sesuai dengan perbandingan jumlah modal akhir Nama Sekutu
Saldo Modal Akhir
Rasio Pembagian
Hak atas laba
Petruk
6.000.000
6/18x30.000.000
10.000.000
Gareng
4.000.000
4/18x30.000.000
6.700.000
Semar
8.000.000
8/18x30.000.000
13.300.000
Jumlah
18.000.000
18/18x30.000.000
30.000.000
Laba Rugi …………………. Rp. 30.000.000,Pribadi Petruk ………………………………… Rp. 10.000.000 Pribadi Gareng ……………………………….. Rp.
6.700.000
Pribadi Semar ………………………………… Rp. 13.300.000
c. Laba dibagi sesuai dengan modal rata-rata tahunan Nama Sekutu
Tgl
Mutasi
Saldo Modal
Mutasi Petruk
Gareng
Semar
Jk. Wkt
Jmlh Mdal dalam
Mdl
Jk. Waktunya
01 Jan
2.500.000
2.500.000
6 bln
15.000.000
01 Juli
3.500.000
3.500.000
6 bln
21.000.000
12 bln
36.000.000
01 Jan
2.000.000
2.000.000
4 bln
8.000.000
01 Mei
2.000.000
2.000.000
8 bln
16.000.000
12 bln
24.000.000
01 Jan
3.000.000
3.000.000
7 bln
21.000.000
01 Agst
5.000.000
5.000.000
5 bln
25.000.000
Rasio Pemb. Laba
Hak atas Laba
36/106x30.000.000
10.188.000
24/106x30.000.000
6.792.000
46/106x30.000.000
13.020.000
12 bln Jumlah
46.000.000 106.000.000
30.000.000
Laba Rugi …………………. Rp. 30.000.000,Pribadi Petruk ………………………………… Rp. 10.188.000 Pribadi Gareng ……………………………….. Rp.
6.792.000
Pribadi Semar ………………………………… Rp. 13.020.000
4. Pembagian Laba dibagi dengan menghitung bunga modal terlebih dahulu lalu sisanya dibagi sesuai dengan kesepakatan yaitu 35 %: 25%:40% untuk Petruk, Gareng dan Semar. (Bunga modal ditetapkan sebesar 8%).
Nama
Bunga Modal
RasioPembagian
Hak atas laba
Sekutu Petruk
8%
8% x (36.000.000/12)
240.000
Gareng
8%
8% x (24.000.000/12)
160.000
Semar
8%
8% x (106.000.000/12)
706.660
Jumlah
1.106.600
Sisa laba yang akan di bagi berdasarkan perjanjian yang telah disepakati yaitu : 30.000.000 – 1.106.600 = 28.893.400 Maka pembagian sisa laba yaitu : Petruk = 35% x 28.893.400 = 10.112.690 + 240.000 = 10.352.690 Gareng = 25% x 28.893.400 = 7.223.350 + 160.000 = 7.383.350 Semar = 40% x 28.893.400 = 11.557.360 + 706.000 = 12.263.360 Laba Rugi …………………. Rp. 30.000.000,Pribadi Petruk ………………………………… Rp. 10.352.690 Pribadi Gareng ……………………………….. Rp.
7.383.350
Pribadi Semar ………………………………… Rp. 12.263.360
5. Pembagian laba dilakukan dengan menghitung gaji terlebih dahulu kemudian sisanya di bagi sesuai dengan perbandingan modal akhir. Ditetapkan gaji kepada masing-masing sekutu adalah : Petruk : 750.000 x 12 = 9.000.000 Gareng : 600.000 x 12 = 7.200.000
Semar : 850.000 x 12 = 10.200.000 Total gaji sekutu
= 26.400.000
Nama
Saldo Modal
Rasio Pembagian
Hak
atas Gaji
Total
Sekutu
Akhir
Petruk
6.000.000
6/18x3.600.000
1.200.000
Gareng
4.000.000
4/18x3.600.000
800.000
Semar
8.000.000
8/18x3.600.000
1.600.000 10.200.000 11.800.000
Jumlah
18.000.000
18/18x3.600.000
3.600.000 26.400.000 30.000.000
laba 9.000.000 10.200.000 7.200.000 8.000.000
Laba Rugi …………………. Rp. 30.000.000,Pribadi Petruk ………………………………… Rp. 10.200.000 Pribadi Gareng ……………………………….. Rp.
8.000.000
Pribadi Semar ………………………………… Rp. 11.800.000
6. Apabila pembagian laba disetujui dengan perjanjiansebagai berikut : a. Bunga Modal ditetapkan sebesar 8% setahun dari modal rata-rata b. Untuk Petruk diberikan bonus sebesar 10 % dari jumlah laba yang diterima setelah di kurangi dengan bunga modal. c. Sisa Laba di bagi dengan perbandingan 35:25:40. Perhitungan pembagian laba untuk masing-masing seukutu adalah sbagai berikut :
Nama
Bunga
Rasio Pembagian
Hak
atas
Bonus
Pemb. Sisa
Total
Sekutu
Modal
Petruk
8%
8% x (36.000.000/12)
240.000
2.889.340
Gareng
8%
8% x (24.000.000/12)
160.000
0
Semar
8%
8% x (106.000.000/12)
706.660
0 10.401.624 11.108.284
laba
Jumlah Laba Rugi …………………. Rp. 30.000.000,Pribadi Petruk ………………………………… Rp. 12.230.761 Pribadi Gareng ……………………………….. Rp.
6.661.015
Pribadi Semar ………………………………… Rp. 11.108.284
9.101.421 12.230.761 6.501.015
6.661.015